• Tidak ada hasil yang ditemukan

Wrap Up Vaksin skenario 1 MPT

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Wrap Up Vaksin skenario 1 MPT"

Copied!
34
0
0

Teks penuh

(1)

B B B

BLLLOLOOK OK K  K K  K K K EESEESSESEEIEIIMIMMBMBABBAAANNNGNGGAGAANAN MNN MMMEEEK EK K AK AAANNINNIISISSMSMMEMEE PE PPEPEER ER TR R TTATAAHAHAHHAANANNANAANANN TN TTTUUUBUBBUBUUHUHHH

WRAP UP SKENARIO 1 WRAP UP SKENARIO 1

MENCEGAH PENYAKIT DENGAN VAKSINASI MENCEGAH PENYAKIT DENGAN VAKSINASI

Kelompok

Kelompok : : A-10A-10 Ketua

Ketua : : Fitraninda Fitraninda Ravidian Ravidian W W 11020131131102013113 Sekretaris

Sekretaris : : Astrindita Astrindita Ayu Ayu Wirasti Wirasti 11020130461102013046 Anggota

Anggota : : Auditya Auditya Widyasari Widyasari 11020130471102013047 Aulia

Aulia Anjasari Anjasari 11020130481102013048 Ayuningtyas

Ayuningtyas Tri Tri Handini Handini 11020130501102013050 Fawzia

Fawzia Devi Devi Fitriani Fitriani 11020131101102013110 Fega

Fega Arabela Arabela 11020131111102013111 Firdaus

Firdaus Saleh Saleh 11020131121102013112 Gesti

Gesti Pratiwi Pratiwi Herlambang Herlambang P P 11020131181102013118

FAKULTAS KEDOKTERAN UMUM FAKULTAS KEDOKTERAN UMUM

UNIVERSITAS YARSI UNIVERSITAS YARSI

JL. LET. JEND. SUPRAPTO CEMPAKA PUTIH, JL. LET. JEND. SUPRAPTO CEMPAKA PUTIH,

JAKARTA PUSAT, 10510 JAKARTA PUSAT, 10510

MEI, 2014 MEI, 2014

(2)

MENCEGAH PENYAKIT DENGAN VAKSINASI MENCEGAH PENYAKIT DENGAN VAKSINASI

Seorang bayi berumur 2 bulan mendapat vaksinasi BCG di lengan kanan atas untuk Seorang bayi berumur 2 bulan mendapat vaksinasi BCG di lengan kanan atas untuk mencegah penyakit dan mendapatkan kekebalan. Empat minggu kemudian bayi tersebut dibawa mencegah penyakit dan mendapatkan kekebalan. Empat minggu kemudian bayi tersebut dibawa kembali ke RS karena timbul benjolan di ketiak kanan. Setelah Dokter melakukan pemeriksaan kembali ke RS karena timbul benjolan di ketiak kanan. Setelah Dokter melakukan pemeriksaan didapatkan pembesaran nodus limfatikus di region aksila dekstra. Hal ini disebabkan adanya didapatkan pembesaran nodus limfatikus di region aksila dekstra. Hal ini disebabkan adanya reaksi terhadap antigen yang terdapat dalam vaksin tersebut menimbulkan respon imun tubuh. reaksi terhadap antigen yang terdapat dalam vaksin tersebut menimbulkan respon imun tubuh.

(3)

HIPOTESIS HIPOTESIS VAKSIN VAKSIN ANTIGEN ANTIGEN SISTEM IMUN SISTEM IMUN SISTEM LIMFATIK SISTEM LIMFATIK Jenis dan Efek Vaksin

Jenis dan Efek Vaksin Hukum VaksinHukum Vaksin

Je

Jeninis As Antntii enen Si

Sifafat At Antntii enen F

Fuunn ssi i AAnnttii eenn

Sifat

Sifat Sistem Sistem Imun Imun SistemSistem

ORGAN LIMFOID ORGAN LIMFOID ANTIBODI ANTIBODI Sifat Antibodi Sifat Antibodi Jenis Antibodi Jenis Antibodi

Struktur Molekul Antibodi Struktur Molekul Antibodi Fu

(4)

SASARAN BELAJAR SASARAN BELAJAR 1.

1. Memahami dan Mempelajari Anatomi Organ LimfoidMemahami dan Mempelajari Anatomi Organ Limfoid 1.1.

1.1. Memahami dan Mempelajari Makro Anatomi Organ LimfoidMemahami dan Mempelajari Makro Anatomi Organ Limfoid 1.2.

1.2. Memahami dan Mempelajari Mikro Anatomi Organ LimfoidMemahami dan Mempelajari Mikro Anatomi Organ Limfoid 2.

2. Memahami dan Mempelajari Mekanisme ImunMemahami dan Mempelajari Mekanisme Imun 2.1.

2.1. Memahami dan Mempelajari Sifat umum untuk respon imun kekebalan alami, buatan,Memahami dan Mempelajari Sifat umum untuk respon imun kekebalan alami, buatan, aktif, dan pasif Mekanisme Imun

aktif, dan pasif Mekanisme Imun 2.2.

2.2. Memahami dan Mempelajari Sistem imun humoral, seluler, spesifik, dan nMemahami dan Mempelajari Sistem imun humoral, seluler, spesifik, dan n on spesifikon spesifik Mekanisme Imun

Mekanisme Imun 3.

3. Memahami dan Mempelajari AntigenMemahami dan Mempelajari Antigen 3.1.

3.1. Memahami dan Mempelajari Definisi AntigenMemahami dan Mempelajari Definisi Antigen 3.2.

3.2. Memahami dan Mempelajari Jenis AntigenMemahami dan Mempelajari Jenis Antigen 3.3.

3.3. Memahami dan Mempelajari Fungsi AntigenMemahami dan Mempelajari Fungsi Antigen 3.4.

3.4. Memahami dan Mempelajari Sifat AntigenMemahami dan Mempelajari Sifat Antigen 3.5.

3.5. Memahami dan Mempelajari Immunogen AntigenMemahami dan Mempelajari Immunogen Antigen 4.

4. Memahami dan Mempelajari AntibodiMemahami dan Mempelajari Antibodi 4.1.

4.1. Memahami dan Mempelajari Definisi AntibodiMemahami dan Mempelajari Definisi Antibodi 4.2.

4.2. Memahami dan Mempelajari Jenis AntibodiMemahami dan Mempelajari Jenis Antibodi 4.3.

4.3. Memahami dan Mempelajari Fungsi AntibodiMemahami dan Mempelajari Fungsi Antibodi 4.4.

4.4. Memahami dan Mempelajari Struktur molekul AntibodiMemahami dan Mempelajari Struktur molekul Antibodi 4.5.

4.5. Memahami dan Mempelajari Sifat AntibodiMemahami dan Mempelajari Sifat Antibodi 5.

5. Memahami dan Mempelajari Vaksin dan imunisasiMemahami dan Mempelajari Vaksin dan imunisasi 5.1.

5.1. Memahami dan Mempelajari Vaksin (jenis-jenis, efek)Memahami dan Mempelajari Vaksin (jenis-jenis, efek) 5.2.

5.2. Memahami dan Mempelajari ImunisasiMemahami dan Mempelajari Imunisasi 6.

(5)

1.

1. Memahami dan Mempelajari Anatomi Organ LimfoidMemahami dan Mempelajari Anatomi Organ Limfoid

Organ Limfoid terbagi 2 ada organ limfoid primer atau sentral ada juga organ limfoid Organ Limfoid terbagi 2 ada organ limfoid primer atau sentral ada juga organ limfoid sekunder. Organ limfoid primer tempat pematangan limfosit yang terdiri atas sumsum sekunder. Organ limfoid primer tempat pematangan limfosit yang terdiri atas sumsum tulang dan timus. Sedangkan organ limfoid sekunder adalah limpa,nodus limfatikus, plak tulang dan timus. Sedangkan organ limfoid sekunder adalah limpa,nodus limfatikus, plak  peyer dan MALT(BALT,GALT,NALT,CALT,O-MALT, D-MALT) .

 peyer dan MALT(BALT,GALT,NALT,CALT,O-MALT, D-MALT) .

1.1.

1.1. Memahami dan Mempelajari Makro Anatomi Organ LimfoidMemahami dan Mempelajari Makro Anatomi Organ Limfoid 1.

1. LimfonodusLimfonodus

Terletak disekitar pembuluh darah yang berfungsi untuk memproduksi Terletak disekitar pembuluh darah yang berfungsi untuk memproduksi limfosit dan anti bodi untuk mencegah penyebaran infeksi lanjutan, menyaring aliran limfosit dan anti bodi untuk mencegah penyebaran infeksi lanjutan, menyaring aliran limfatik sekurang-kurangnya oleh satu nodus sebelum dikembalikan kedalam aliran limfatik sekurang-kurangnya oleh satu nodus sebelum dikembalikan kedalam aliran darah melalui duktus torasikus, sehingga dapat mencegah penyebaran infeksi lebih darah melalui duktus torasikus, sehingga dapat mencegah penyebaran infeksi lebih luas.Terdapat permukaan cembung dan bagian hillus (cekung) yang merupakan luas.Terdapat permukaan cembung dan bagian hillus (cekung) yang merupakan tempat masuknya pembuluh darah dan saluran limfe eferen yang membawa aliran tempat masuknya pembuluh darah dan saluran limfe eferen yang membawa aliran limfe keluar dari limfonodus.Saluran afferen memasuki limfonodus pada daerah limfe keluar dari limfonodus.Saluran afferen memasuki limfonodus pada daerah sepanjang permukaan cembung.

sepanjang permukaan cembung. a.

a. Bentuk LimfonodusBentuk Limfonodus

Oval seperti kacang tanah atau kacang merah dengan pinggiran cekung (hillus) Oval seperti kacang tanah atau kacang merah dengan pinggiran cekung (hillus)  b.

 b. Ukuran LimfonodusUkuran Limfonodus

Sebesar kepala peniti atau buah kenari, dapat diraba pada daerah leher, axilla, dan Sebesar kepala peniti atau buah kenari, dapat diraba pada daerah leher, axilla, dan inguinal dalam keadaan infeksi.

inguinal dalam keadaan infeksi.

Daerah tubuh yang terdapat limfonodus Daerah tubuh yang terdapat limfonodus

1.

1. Dilihat dari letaknya pada tubuhDilihat dari letaknya pada tubuh a.

a. Limfonodus superfisialLimfonodus superfisial  b.

(6)

c.

c. Limfonodus axilla (ketiak)Limfonodus axilla (ketiak) d.

d. Limfonodus inguinal (lipat paha)Limfonodus inguinal (lipat paha) 2.

2. Limfonodus profundusLimfonodus profundus a.

a. Limfonodus iliaka (berkenaan dengan ilium)Limfonodus iliaka (berkenaan dengan ilium)  b.

 b. Limfonodus lumbal (sepanjang vertebra lumbalis)Limfonodus lumbal (sepanjang vertebra lumbalis) c.

c. Limfonodus torasikus (pada pangkal paru)Limfonodus torasikus (pada pangkal paru) d.

d. Limfonodus mesenterikus (melekat pada mesenterium usus halusLimfonodus mesenterikus (melekat pada mesenterium usus halus e.

e. Limfonodus portal (pada fissura portal hepar/ celah porta hati)Limfonodus portal (pada fissura portal hepar/ celah porta hati) 3.

3. Menurut Snell’s letak limfonodus terbagi atasMenurut Snell’s letak limfonodus terbagi atas a.

a. Kepala dan leher bagian lateral dan belakang yaitu di sepanjangKepala dan leher bagian lateral dan belakang yaitu di sepanjang m.sternocleidomastoideus, lingual, pharynx, cavum nasi, palatum, muka, m.sternocleidomastoideus, lingual, pharynx, cavum nasi, palatum, muka, mandibular/dasar mulut.

mandibular/dasar mulut.  b.

 b. Extremitas superior yaitu manus, antebrachii, brachii, dan region Extremitas superior yaitu manus, antebrachii, brachii, dan region axillaris.axillaris. c.

c. Kelenjar mammae yaitu dibawah musculo pectoKelenjar mammae yaitu dibawah musculo pectoralis meliputi kulit dan otot.ralis meliputi kulit dan otot. d.

d. Thorax yaitu meliputi dinding thorax, jantung, pericardium dan paru, pleura,Thorax yaitu meliputi dinding thorax, jantung, pericardium dan paru, pleura, esophagus menuju aliran limfe thorax dan kelenjar mamae masuk ke dalam esophagus menuju aliran limfe thorax dan kelenjar mamae masuk ke dalam node limfaticus abterior dan posterior.

node limfaticus abterior dan posterior. e.

e. Abdomen dan pelvis yaitu meliputi daerah peritoneum dan disekitar aorta,Abdomen dan pelvis yaitu meliputi daerah peritoneum dan disekitar aorta, vena cava inferior serta pembuluh darah intestinum. Aliram limfe superficialis vena cava inferior serta pembuluh darah intestinum. Aliram limfe superficialis  bagian

 bagian depan depan dan dan lateral lateral dan dan belakang belakang diatas diatas pusat pusat masuk masuk menuju menuju nn nn IIII axillaris anterior dan posterior dan dibawah pusat ke nn llmfatisi inguinalis axillaris anterior dan posterior dan dibawah pusat ke nn llmfatisi inguinalis superficialis.

superficialis. f.

f. Extremitas inferior yaitu disepanjang a,v tibialis, region popliteal, regionExtremitas inferior yaitu disepanjang a,v tibialis, region popliteal, region inguinale. Aliran limfe masuk limfonodus inguinale.

inguinale. Aliran limfe masuk limfonodus inguinale.

2.

2. LienLien

Merupakan organ limfoid yang terbesar, lunak, rapuh, vaskular berwarna Merupakan organ limfoid yang terbesar, lunak, rapuh, vaskular berwarna kemerahan karena banyak mengandung darah dan berbentuk oval.Pembesaran limpa kemerahan karena banyak mengandung darah dan berbentuk oval.Pembesaran limpa disebut dengan splenomegali.Pembesaran ini terdapat pada keaadan leukimia, cirrosis disebut dengan splenomegali.Pembesaran ini terdapat pada keaadan leukimia, cirrosis hepatis, dan anemia berat.

hepatis, dan anemia berat. a.

(7)

Regio hipochondrium sinistra intra peritoneal.Pada proyeksi costae 9, 10, dan Regio hipochondrium sinistra intra peritoneal.Pada proyeksi costae 9, 10, dan 11.Setinggi vertebrae thoracalis 11-12.

11.Setinggi vertebrae thoracalis 11-12.  b.

 b. Ukuran LienUkuran Lien

Sebesar kepalan tangan masing-masing individu. Sebesar kepalan tangan masing-masing individu. c.

c. FiksasiFiksasi 1.

1. Fiksasi lien ke renal melalui ligamentum renolienalis.Fiksasi lien ke renal melalui ligamentum renolienalis. 2.

2. Fiksasi lien ke gaster melalui ligamentum gastrolienalis.Fiksasi lien ke gaster melalui ligamentum gastrolienalis. 3.

3. Fiksasi lien ke colon melalui ligamentum colicFiksasi lien ke colon melalui ligamentum colic d.

d. Aliran darahAliran darah

Aliran darah akan masuk kedaerah hillus lienalis yaitu arteri lienalis dan keluar Aliran darah akan masuk kedaerah hillus lienalis yaitu arteri lienalis dan keluar melalui vena lienalis ke vena porta menuju hati.

melalui vena lienalis ke vena porta menuju hati. e.

e. Batas anatomis :Batas anatomis : Anterior

Anterior = Gaster, = Gaster, cauda pankreas, cauda pankreas, fleksura cfleksura colli sinistrolli sinistra, renalis a, renalis sinistrasinistra Posterior = Diaphragma, pleura dan pulmo sinistra, costae 9

Posterior = Diaphragma, pleura dan pulmo sinistra, costae 9 -12-12

Lien dibungkus oleh jaringan perlekatan peritoneum pada permukaan yang disebut Lien dibungkus oleh jaringan perlekatan peritoneum pada permukaan yang disebut kapsula lienalis dan lien memiliki serat otot polos yang membantu pengaturan volume kapsula lienalis dan lien memiliki serat otot polos yang membantu pengaturan volume darah didalam lien, juga serat kolagen dan elastis.

darah didalam lien, juga serat kolagen dan elastis. 3.

3. ThymusThymus

Timus tumbuh terus hingga pubertas. Setelah mulai pubertas, timus akan Timus tumbuh terus hingga pubertas. Setelah mulai pubertas, timus akan mengalami involusi dan mengecil seiring umur kadang sampai tidak ditemukan. akan mengalami involusi dan mengecil seiring umur kadang sampai tidak ditemukan. akan tetapi masih berfungsi untuk menghasilkan limfosit T yang baru dan darah. Mempunyai 2 tetapi masih berfungsi untuk menghasilkan limfosit T yang baru dan darah. Mempunyai 2  buah

 buah lobus, lobus, mempunyai mempunyai bagian bagian cortex cortex dan dan medulla, medulla, berbentuk berbentuk segitiga, segitiga, gepeng gepeng dandan kemerahan. Thymus mempunyai 2 batasan, yaitu :

kemerahan. Thymus mempunyai 2 batasan, yaitu : a.

a. Batasan anterior : manubrium sterni dan rawan coBatasan anterior : manubrium sterni dan rawan costae IVstae IV  b.

 b. Batasan atas : Regio colli inferior (trachea)Batasan atas : Regio colli inferior (trachea) a.

a. Letak TimusLetak Timus

Terdapat pada mediastinum superior, dorsal terhadap sternum.Dasar timus bersandar Terdapat pada mediastinum superior, dorsal terhadap sternum.Dasar timus bersandar  pada

 pada perikardium, perikardium, ventral ventral dari dari arteri arteri pulmonalis, pulmonalis, aorta, aorta, dan dan trakea.Batas trakea.Batas anterior anterior yaituyaitu manubrium sterni, dan rawan costae IV.Batas Atas yaitu regio colli inf

manubrium sterni, dan rawan costae IV.Batas Atas yaitu regio colli inf erior (trachea).erior (trachea).  b.

 b. Perdarahan TimusPerdarahan Timus

Berasal dari arteri thymica cabang dari arteri thyroidea inferior dan mammaria Berasal dari arteri thymica cabang dari arteri thyroidea inferior dan mammaria interna.Kembali melalui vena thyroidea inferior dan vena mammaria interna.

(8)

4.

4. TonsilTonsil

Tonsil terletak dalam satu lekukkan yang dikenal sengan Fossa Tonsilaris yamh Tonsil terletak dalam satu lekukkan yang dikenal sengan Fossa Tonsilaris yamh dibatasi 2 otot yang melengkung berbentuk arcus Palatoglosus dan arcus dibatasi 2 otot yang melengkung berbentuk arcus Palatoglosus dan arcus Palatopharyngeus.Dasar fossa tonsilaris dinamakan dengan istilah Tonsila bed dan tonsil Palatopharyngeus.Dasar fossa tonsilaris dinamakan dengan istilah Tonsila bed dan tonsil termaksud salah satu dari organ limfoid yang terdiri atas 3 buah tonsila yaitu Tonsila termaksud salah satu dari organ limfoid yang terdiri atas 3 buah tonsila yaitu Tonsila Palatina, Tonsila Lingualis, Tonsila Pharyngealis. Ketiga tonsil tersebut membentuk Palatina, Tonsila Lingualis, Tonsila Pharyngealis. Ketiga tonsil tersebut membentuk cincin pada saluran limf yang dikenal dengan “

cincin pada saluran limf yang dikenal dengan “Ring of WaldeyerRing of Waldeyer” hal ini yang” hal ini yang menyebabkan jika salah satu dari ketiga tonsila ini terinfeksi dua tonsila yang lain juga menyebabkan jika salah satu dari ketiga tonsila ini terinfeksi dua tonsila yang lain juga ikut meradang. Organ limfoid yang terdiri atas 3 buah

ikut meradang. Organ limfoid yang terdiri atas 3 buah tonsila, yaitu :tonsila, yaitu : a.

a. Tonsila palatineTonsila palatine 1.

1. Terletak pada dinding lateralis, orofaring dekstra dan sinistraTerletak pada dinding lateralis, orofaring dekstra dan sinistra 2.

2. Terletak dalam satu lekukan yang dikenal dengan fossa tonsilaris, dasar dariTerletak dalam satu lekukan yang dikenal dengan fossa tonsilaris, dasar dari lekukan itu adal tonsil bed

lekukan itu adal tonsil bed 3.

3. Tonsil membuka ke cavum Tonsil membuka ke cavum oris terdiri dari 12-15 crypta tonsilarisoris terdiri dari 12-15 crypta tonsilaris 4.

4. Ditutupi oleh selapis jaringan ikat fibrosa yang berbentuk cDitutupi oleh selapis jaringan ikat fibrosa yang berbentuk c apsulaapsula 5.

5. Persyarafan tonsil oleh N IX (Glossopharyngues) dan N palatinus (N V2)Persyarafan tonsil oleh N IX (Glossopharyngues) dan N palatinus (N V2) 6.

6. Pendarahan berasal dari arteria tonsilaris cabang a.maxillaris externa (facialis)Pendarahan berasal dari arteria tonsilaris cabang a.maxillaris externa (facialis) dan arteria tonsilaris vabang a.pharyngica ascendens lingualis

dan arteria tonsilaris vabang a.pharyngica ascendens lingualis  b.

 b. Tonsila inguialisTonsila inguialis 1.

1. Terletak dibelakang lidah, 1/3 bagian posterior, tidak mempunya papillaTerletak dibelakang lidah, 1/3 bagian posterior, tidak mempunya papilla sehingga terlihat permukaan berbenjol-benjol (folikel).

sehingga terlihat permukaan berbenjol-benjol (folikel). 2.

2. Pendarahan tonsil berasal dari arteria dorsalis lingue (cabang arteria lingualis),Pendarahan tonsil berasal dari arteria dorsalis lingue (cabang arteria lingualis), arteria carotis eksterna

arteria carotis eksterna c.

c. Tonsila pharyngealisTonsila pharyngealis 1.

1. Terdapat di daerah nasofaring dibelakang pintu hidung belakangTerdapat di daerah nasofaring dibelakang pintu hidung belakang 2.

2. Bila membesar disebut adenoid, dapat menyebabkan sesak nafas karena dapatBila membesar disebut adenoid, dapat menyebabkan sesak nafas karena dapat menyumbat pintu nares posterior (choanae), terletak di daerah nasopharynx, menyumbat pintu nares posterior (choanae), terletak di daerah nasopharynx, tepatnya diatas torus tobarius dan OPTA

(9)

Perdarahan tonsil yaitu aliran darah berasal dari arteri tonsillaris yang merupakan Perdarahan tonsil yaitu aliran darah berasal dari arteri tonsillaris yang merupakan cabang dari arteri maxillaris externa (fascialis) dan arteri pharyngica ascendens lingualis. cabang dari arteri maxillaris externa (fascialis) dan arteri pharyngica ascendens lingualis. 1.2. Memahami dan Mempelajari Mikro Anatomi Organ Limfoid

1.2. Memahami dan Mempelajari Mikro Anatomi Organ Limfoid 1.

1. LimfonodusLimfonodus A.

A. KorteksKorteks a.

a. Korteks luar : - susunan limfosit membentuk nodulus limfatikus.Korteks luar : - susunan limfosit membentuk nodulus limfatikus.

-- Terlihat terang, ada limfosit besar dan mikrofag : germinalTerlihat terang, ada limfosit besar dan mikrofag : germinal center. Germinal center adalah terjadi diferensiasi limfosit B center. Germinal center adalah terjadi diferensiasi limfosit B menjadi sel plasma.

menjadi sel plasma.  b.

 b. Korteks dalam : - limfosit difus, dan didominasi oleh limfosit T.Korteks dalam : - limfosit difus, dan didominasi oleh limfosit T. B.

B. MedulaMedula

Terdapat korda medularis (sel B dan sel plasma) yang menjadi dinding dari Terdapat korda medularis (sel B dan sel plasma) yang menjadi dinding dari sinus-sinus medularis(limfe, makrofag).

sinus medularis(limfe, makrofag).

2.

2. LienLien

Lien berwarna merah tua karena banyak mengandung darah. Lien berwarna merah tua karena banyak mengandung darah. 

 Tampak bintik2 putih dlm parenkimTampak bintik2 putih dlm parenkim   nodulus limfatikus (pulpa putih/pulpa  nodulus limfatikus (pulpa putih/pulpa alba)

alba) 

 Pulpa alba tdp dlm jaringan merah tua yg penuh dg darahPulpa alba tdp dlm jaringan merah tua yg penuh dg darah pulpa  pulpa merah/pulpamerah/pulpa rubra.

rubra.

Pulpa rubra tda bangunan memanjang yaitu Korda limpa (korda billroth) yg tdpt Pulpa rubra tda bangunan memanjang yaitu Korda limpa (korda billroth) yg tdpt diantara sinusoid

(10)

3.

3. ThymusThymus a.

a. Cortex : zona merah yang gelap dan terdapat banyak limfosit T.Cortex : zona merah yang gelap dan terdapat banyak limfosit T.  b.

 b. Medula : zona pusat yang terang, dan terdapat badan hassal.Medula : zona pusat yang terang, dan terdapat badan hassal.

4.

4. TonsilTonsil a.

a. Tonsil lingualisTonsil lingualis 

 Epitel berlapis gepeng tanpa lapisan tanduk.Epitel berlapis gepeng tanpa lapisan tanduk. 

 Terdapat di 1/3 bagian posterior lidah.Terdapat di 1/3 bagian posterior lidah. 

 Limfonodulus umumnya mempunyai germinal center yang umumnya terisiLimfonodulus umumnya mempunyai germinal center yang umumnya terisi limfosit dan sel plasma.

limfosit dan sel plasma. 

 Lebih kecil dan banyak dan masing mempunyai kriptus.Lebih kecil dan banyak dan masing mempunyai kriptus.

 b.

(11)

 Epitel berlapis gepeng tanpa lapisan tanduk.Epitel berlapis gepeng tanpa lapisan tanduk. 

 Terletak di dinding lateral faring.Terletak di dinding lateral faring. 

 Bagian melipat jauh masuk kedalam disebut “kriptus”Bagian melipat jauh masuk kedalam disebut “kriptus” 

 Terdapat germinal centerTerdapat germinal center

c.

c. Tonsila faringea atau adenoidTonsila faringea atau adenoid 

 Epitel bertingkat torak bersilia dengan sel goblet.Epitel bertingkat torak bersilia dengan sel goblet. 

 Terletak dipermukaan medial dari dinding dorsal nasofaringTerletak dipermukaan medial dari dinding dorsal nasofaring

2.

2. Memahami dan Mempelajari Mekanisme ImunMemahami dan Mempelajari Mekanisme Imun

2.1. Memahami dan Mempelajari Sifat umum untuk respon imun kekebalan alami, 2.1. Memahami dan Mempelajari Sifat umum untuk respon imun kekebalan alami,

buatan, aktif, dan pasif Mekanisme Imun buatan, aktif, dan pasif Mekanisme Imun

Tubuh kita secara terus-menerus terpapar oleh mikroorganisme yang dapat Tubuh kita secara terus-menerus terpapar oleh mikroorganisme yang dapat

menyebabkan penyakit. Namun kita belum tentu sakit, hal ini dikarenakan adanya peran menyebabkan penyakit. Namun kita belum tentu sakit, hal ini dikarenakan adanya peran dari sistem imun. Respon tubuh terhadap imun pada dasarnya berupa proses pengenalan dari sistem imun. Respon tubuh terhadap imun pada dasarnya berupa proses pengenalan dan eliminasi.Ketika ada antigen masuk, sistem imun (spesifik dan non

dan eliminasi.Ketika ada antigen masuk, sistem imun (spesifik dan non-spesifik)-spesifik) merespon, mengeliminasi benda asing.Kegagalan eliminiasi menyebabkan patologis merespon, mengeliminasi benda asing.Kegagalan eliminiasi menyebabkan patologis

Fase respon imun: Fase respon imun: 1.

1. Fase pengenalanFase pengenalan

Terjadi ikatan antara antigen asing dengan

Terjadi ikatan antara antigen asing dengan reseptor yang ada di leukosit maturereseptor yang ada di leukosit mature (makrofag)

(makrofag) 2.

2. Fase aktivasiFase aktivasi

Terjadi proliferasi dan diferensiasi sel imunokompeten Terjadi proliferasi dan diferensiasi sel imunokompeten 3.

3. Fase efektorFase efektor

Terjadi eliminasi dari antigen yang masuk. Fase in

(12)

imunokompeten. Misal: imunokompeten. Misal:

o pada makrofag : terjadi kematian sel o pada makrofag : terjadi kematian sel o sel T : membentuk sitokin/interleukin o sel T : membentuk sitokin/interleukin o Sel B : produksi antibody

o Sel B : produksi antibody

o Sel NK : terjadi lisis sel tumor atau sel yan

o Sel NK : terjadi lisis sel tumor atau sel yang terinfeksi virusg terinfeksi virus

A.

A. Imunitas aktif, akibat kontak langsung dengan mikroorganisme sehingga tubuhImunitas aktif, akibat kontak langsung dengan mikroorganisme sehingga tubuh memproduksi sendiri antibodinya.

memproduksi sendiri antibodinya. 1.

1. Imunitas aktif didapat secara alami, jika terpapar suatu penyakit dan systemImunitas aktif didapat secara alami, jika terpapar suatu penyakit dan system imun memproduksi antibody serta limfosit khusus. Bisa bersifat sementara imun memproduksi antibody serta limfosit khusus. Bisa bersifat sementara atau seumur hidup.

atau seumur hidup. 2.

2. Imunitas aktif didapat secara buatan, hasil vaksinasi, vaksin dapatImunitas aktif didapat secara buatan, hasil vaksinasi, vaksin dapat merangsang respon imun, tetapi tidak menyebabkan penyakit.

merangsang respon imun, tetapi tidak menyebabkan penyakit. B.

B. Imunitas pasif, terjadi jika antibody dipindah dari satu individu Imunitas pasif, terjadi jika antibody dipindah dari satu individu ke individu lainnnya.ke individu lainnnya. 1.

1. Imunitas pasif alami, terjadi pada janin saat antibody IgG ibu masuk keImunitas pasif alami, terjadi pada janin saat antibody IgG ibu masuk ke  plasenta.

 plasenta. 2.

2. Imunitas pasif buatan, diberikan melalui injeksi antibody yang diproduksiImunitas pasif buatan, diberikan melalui injeksi antibody yang diproduksi oleh orang yang kebal karena terpapar suatu antigen

oleh orang yang kebal karena terpapar suatu antigen

2.2. Memahami dan Mempelajari Sistem imun humoral, seluler, spesifik, dan non 2.2. Memahami dan Mempelajari Sistem imun humoral, seluler, spesifik, dan non

spesifik Mekanisme Imun spesifik Mekanisme Imun A.

A. Sistem imun non spesifikSistem imun non spesifik

Sistem imun non-spesifik merupakan pertahanan tubuh terdepan dalam Sistem imun non-spesifik merupakan pertahanan tubuh terdepan dalam menghadapi serangan berbagai mikroorganisme, oleh karena dapat memberikan menghadapi serangan berbagai mikroorganisme, oleh karena dapat memberikan respon langsung. Sistem ini disebut non-spesifik karena tidak ditujukan untuk respon langsung. Sistem ini disebut non-spesifik karena tidak ditujukan untuk mikroorganisme tertentu, telah ada pada tubuh kita dan siap berfungsi sejak lahir mikroorganisme tertentu, telah ada pada tubuh kita dan siap berfungsi sejak lahir yang dapat berupa permukaan tubuh dan berbagai komponennya. Yang meliputi yang dapat berupa permukaan tubuh dan berbagai komponennya. Yang meliputi sistem imun non-spesifik antara lain:

sistem imun non-spesifik antara lain: 1.

(13)

kulit, selaput lendir, silia saluran napas, batuk dan bersin : garis pertama kulit, selaput lendir, silia saluran napas, batuk dan bersin : garis pertama terdepan terhadap infeksi.

terdepan terhadap infeksi. 2.

2. Pertahanan BiokimiaPertahanan Biokimia a.

a. As.lemak pada kel.sebaseus di kulit : mempunyai efek denaturasi terhadapAs.lemak pada kel.sebaseus di kulit : mempunyai efek denaturasi terhadap  protein membran

 protein membran  b.

 b. Lisozim dalam keringat, ludah, air mata, dan air susu ibu : hancurkan lapisanLisozim dalam keringat, ludah, air mata, dan air susu ibu : hancurkan lapisan  peptidoglikan dinding bakteri positif gram

 peptidoglikan dinding bakteri positif gram c.

c. ASI-->laktooksidase dan as.neuraminik : antibakterial terhadap e.coli danASI-->laktooksidase dan as.neuraminik : antibakterial terhadap e.coli dan stapilococus

stapilococus d.

d. Saliva-->laktooksidase : merusak dinding dan menimbulkan kebocoranSaliva-->laktooksidase : merusak dinding dan menimbulkan kebocoran sitoplasma , dan berfungsi sebagai opsonin dalam l

sitoplasma , dan berfungsi sebagai opsonin dalam l isis sel mikrobaisis sel mikroba e.

e. HCL , enzim proteolitik, antibodi, empedu dalam usus halus, menciptakanHCL , enzim proteolitik, antibodi, empedu dalam usus halus, menciptakan lingkungan yang dapat mencegah infeksi banyak mikroba

lingkungan yang dapat mencegah infeksi banyak mikroba f.

f. Mukus yang kental melindingi sel epitel mukosa dapat menangkap bakteri danMukus yang kental melindingi sel epitel mukosa dapat menangkap bakteri dan  bahan lainnya --> dikeluarkan oleh silia

 bahan lainnya --> dikeluarkan oleh silia 3.

3. Pertahanan HumoralPertahanan Humoral

Molekul larut yang diproduksi ditempat infeksi atau cedera d

Molekul larut yang diproduksi ditempat infeksi atau cedera d an berfungsi lokalan berfungsi lokal a.

a. KomplemenKomplemen

Berbagai bahan dalam sirkulasi seperti lektin, interferon, CRP. Berperan Berbagai bahan dalam sirkulasi seperti lektin, interferon, CRP. Berperan sebagai opsonin yang meningkatkan fagositosis, sebagai faktor kemotaktik sebagai opsonin yang meningkatkan fagositosis, sebagai faktor kemotaktik dan juga menimbulkan lisis bakteri dan p

dan juga menimbulkan lisis bakteri dan parasitarasit  b.

 b. Protein Fase AkutProtein Fase Akut

APP : kadar beberapa protein dan serum APP : kadar beberapa protein dan serum

APRP : bila protein naik atau turun selama fase akut APRP : bila protein naik atau turun selama fase akut

Berperan sebagai antimirobial dalam serum yang meningkat dengan cepat Berperan sebagai antimirobial dalam serum yang meningkat dengan cepat setelah sistem imun nonspesifik diaktifkan.

setelah sistem imun nonspesifik diaktifkan. Contoh ;CRP , Lektin

Contoh ;CRP , Lektin c.

c. Protein fase akut lainProtein fase akut lain

mengurangi cedera jaringan dan meningkatkan resolusi, dan perbaikan mengurangi cedera jaringan dan meningkatkan resolusi, dan perbaikan cedera inflamasi.

cedera inflamasi. Contoh; Contoh; haptoglobin, amiloid haptoglobin, amiloid serum A.serum A. d.

d. Mediator asal fosfolipidMediator asal fosfolipid

Untuk produksi PG dan LTR --> meningkatkan permeabilitas vaskular dan Untuk produksi PG dan LTR --> meningkatkan permeabilitas vaskular dan vasodilatasi.

vasodilatasi. e.

e. Sitokin IL-1 , IL-6 , IL-aSitokin IL-1 , IL-6 , IL-a

Sebagai proinflamasi : merangsang hati untuk mengeluarkan protein fase Sebagai proinflamasi : merangsang hati untuk mengeluarkan protein fase akut.

akut. 4.

4. Pertahanan SelulerPertahanan Seluler a.

(14)

Terdiri atas monosit dalam sirkuasi dan makrofag dalam jaringan. Pada Terdiri atas monosit dalam sirkuasi dan makrofag dalam jaringan. Pada dasarnya, monosit dan makrofag sama-sama mempunyai fungsi yg sama, dasarnya, monosit dan makrofag sama-sama mempunyai fungsi yg sama, yaituuntuk fagositosis mikroba patogen, melepas mediator inflamasi dan sitokin, yaituuntuk fagositosis mikroba patogen, melepas mediator inflamasi dan sitokin, sertamempresentasikan antigen dari patogen yg dicerna kepada sel limfosit T. sertamempresentasikan antigen dari patogen yg dicerna kepada sel limfosit T. Penghancurankuman(fagosit) dilakukan dengan membentuk fagolisoson, yaitu Penghancurankuman(fagosit) dilakukan dengan membentuk fagolisoson, yaitu fusi antar fagosom ygdidalamnya terdapat patogen dan lisosom, yg akan fusi antar fagosom ygdidalamnya terdapat patogen dan lisosom, yg akan mendestruksi patogen, baik dengan mengunakan enzim pencernaan dari lisosom mendestruksi patogen, baik dengan mengunakan enzim pencernaan dari lisosom maupun menggunakan spesies oksigen reaktif.Hal ini juga mengawali maupun menggunakan spesies oksigen reaktif.Hal ini juga mengawali  pengelepasan mediator inflamasi maupun sitokin yg akanmenginduksi baik sel-sel  pengelepasan mediator inflamasi maupun sitokin yg akanmenginduksi baik sel-sel

imun spesifik maupun nonspesifik lainnya. imun spesifik maupun nonspesifik lainnya.  b.

 b. Fagosit Polimorfonuklear atau GranulocyteFagosit Polimorfonuklear atau Granulocyte

Merupakan 60-70% dari seluruh jumlah darah putih normal dan dapat Merupakan 60-70% dari seluruh jumlah darah putih normal dan dapat keluar dari pembuluh darah(kemotaksis/responinflamasi). Granulosit dibagi keluar dari pembuluh darah(kemotaksis/responinflamasi). Granulosit dibagi menurut pewarnaan histologiknya menjadi neutrofil, eosinofildan basofil.Sel-sel menurut pewarnaan histologiknya menjadi neutrofil, eosinofildan basofil.Sel-sel ini mempunyai granul-granul yg mengandung enzim pencernaan.

ini mempunyai granul-granul yg mengandung enzim pencernaan. c.

c.  Neutrofil Neutrofil

Merupakan sel pertama yg dikerahkan ketempat bakteri masuk.Fungsi Merupakan sel pertama yg dikerahkan ketempat bakteri masuk.Fungsi utamaneutrofil adalah fagositosis, baik dengan jalur oksigen dependen dan utamaneutrofil adalah fagositosis, baik dengan jalur oksigen dependen dan independen.Neutrofil jgdapat mengenal patogen scr langsung.

independen.Neutrofil jgdapat mengenal patogen scr langsung. d.

d. EosinofilEosinofil

Merupakan 2-5% dari sel darah putih orangsehat. Eosinofil jg berfungsi Merupakan 2-5% dari sel darah putih orangsehat. Eosinofil jg berfungsi sebagai fagosit, dengan cara melepaskan isi granul nya yg bersifat toksik ke sel sebagai fagosit, dengan cara melepaskan isi granul nya yg bersifat toksik ke sel sasaran. Sel ini berperan penting pada infeksi pa

sasaran. Sel ini berperan penting pada infeksi pa rasit.rasit. e.

e. BasofilBasofil

Berjumlah sangat sedikit,sekitar<0,5% dari seluruh sel darah putih. Berjumlah sangat sedikit,sekitar<0,5% dari seluruh sel darah putih. Basofil dapat berfungsi sebagai fagosit dengan memiliki enzim Basofil dapat berfungsi sebagai fagosit dengan memiliki enzim  pencernaan(protease)

 pencernaan(protease) tapi tapi fungsi fungsi utamanyadengan utamanyadengan melepas melepas mediator mediator inflamasi,inflamasi, seperti histamin,leukotrien,heparin, dll.

seperti histamin,leukotrien,heparin, dll. f.

f. Sel mastSel mast

Sel mast adalah sel yg dalam struktur, fungsi dan proliferasinya serupa Sel mast adalah sel yg dalam struktur, fungsi dan proliferasinya serupa dengansel basofil, bedanya adalah sel mast hanya ditemukan dalam jaringan yg dengansel basofil, bedanya adalah sel mast hanya ditemukan dalam jaringan yg  berhubungan dengan

 berhubungan dengan pembuluh darah. pembuluh darah. Sel mast diaktifkan Sel mast diaktifkan dengan pengaruh dengan pengaruh PAF,PAF, C3a,C5a dan mediator lainnya.Bila sudah teraktivasi, maka sel mast akan C3a,C5a dan mediator lainnya.Bila sudah teraktivasi, maka sel mast akan degranulasi mengeluarkan berbagai sitokin yg berperan dalam

degranulasi mengeluarkan berbagai sitokin yg berperan dalam proses inflamasi.proses inflamasi. g.

g. Sel Natural Killer (NK)Sel Natural Killer (NK)

Termasuk sel limfosit karena berkembang dari sel asal progenitor yg sama Termasuk sel limfosit karena berkembang dari sel asal progenitor yg sama dengan sel B dan T. Sel NK dapatmengenali dan membunuh berbagai selyg sudah dengan sel B dan T. Sel NK dapatmengenali dan membunuh berbagai selyg sudah terinfeksi tanpa bantuan tambahan untuk aktivasinya. Sel NK mengandung terinfeksi tanpa bantuan tambahan untuk aktivasinya. Sel NK mengandung  perforinyg

(15)

sama seperti Th. Selini memproduksi

IFN-sama seperti Th. Selini memproduksi IFN-γ dan TNFγ dan TNF--α yg merupakan sitokinα yg merupakan sitokin  proinflamasi serta berperan dalam pengaktifan makrofag dan regulator sel Th  proinflamasi serta berperan dalam pengaktifan makrofag dan regulator sel Th

h.

h. Sel Dendritik(SD)Sel Dendritik(SD)

Merupakan antigen presenting cell(APC) paling efektif karenaletaknya yg Merupakan antigen presenting cell(APC) paling efektif karenaletaknya yg strategis di tempat-tempat mikroba masuk tubuh. SD mengenali strategis di tempat-tempat mikroba masuk tubuh. SD mengenali antigen,mengawali respon imunitas seluler dan humoral yg mengaktifkan sel T antigen,mengawali respon imunitas seluler dan humoral yg mengaktifkan sel T dan sel B. APCmempresentasikan peptida antigen ke sel T CD4 melalui MHC-II dan sel B. APCmempresentasikan peptida antigen ke sel T CD4 melalui MHC-II atau ke sel T CD* melaluiMHC-I, sehingga dapat mengaktifkan kedua sel atau ke sel T CD* melaluiMHC-I, sehingga dapat mengaktifkan kedua sel tersebut.

tersebut. B.

B. Sistem imun spesifikSistem imun spesifik

Sistem imun spesifik merupakan sistem pertahanan tubuh lapis kedua, jika sistem Sistem imun spesifik merupakan sistem pertahanan tubuh lapis kedua, jika sistem imun non-spesifik tidak mampu mengeliminasi agen penyakit. Hal ini terjadi jika imun non-spesifik tidak mampu mengeliminasi agen penyakit. Hal ini terjadi jika fagosit tidak mengenali agen infeksius, karena hanya sedikit reseptor yang cocok fagosit tidak mengenali agen infeksius, karena hanya sedikit reseptor yang cocok untuk agen infeksius atau agen tersebut tidak bertindak sebagai faktor antigen untuk agen infeksius atau agen tersebut tidak bertindak sebagai faktor antigen terlarut

terlarut(aoluble antigen)(aoluble antigen)yang aktif. Sistem imun spesifik pada umumnya terjalinyang aktif. Sistem imun spesifik pada umumnya terjalin kerjasama antara antibodi-komplemen-fagosit dan antara sel T-makrofag. Ciri utama kerjasama antara antibodi-komplemen-fagosit dan antara sel T-makrofag. Ciri utama sistem imun spesifik adalah : 1) Spesifitas, 2) Diversitas, 3) Memory, 4) Spesialisasi sistem imun spesifik adalah : 1) Spesifitas, 2) Diversitas, 3) Memory, 4) Spesialisasi , 5) Membatasi diri, 6) Membatasi

, 5) Membatasi diri, 6) Membatasi self self daridarinon-self.non-self. 1.

1. Sistem imun spesifik humoralSistem imun spesifik humoral

Sel B melepas antibodi untuk menyingkirkan mikroba ekstraselular Sel B melepas antibodi untuk menyingkirkan mikroba ekstraselular 2.

2. Sistem imun spesifik selularSistem imun spesifik selular

Sel T mengaktifkan makrofag sebagai efektor untuk menghancurkan Sel T mengaktifkan makrofag sebagai efektor untuk menghancurkan mikroba atau mengaktifkan sel CTC/Tc sebagai efektor yang mikroba atau mengaktifkan sel CTC/Tc sebagai efektor yang menghancurkan sel terinfeksi.

menghancurkan sel terinfeksi.

 Non spesifik

 Non spesifik SpesifikSpesifik Sel-sel

Sel-sel penting penting Fagosit, Fagosit, sel sel NK,NK, makrofag/monosit, sel makrofag/monosit, sel mast, dll mast, dll Sel B Sel B Mediator terlarut

Mediator terlarut Interferon α, interferon βInterferon α, interferon β

dan TNF (Tumor dan TNF (Tumor  Necrosis Factor)  Necrosis Factor) Interferon γ Interferon γ 3.

3. Memahami dan Mempelajari AntigenMemahami dan Mempelajari Antigen

3.1. Memahami dan Mempelajari Definisi Antigen 3.1. Memahami dan Mempelajari Definisi Antigen 

 Antigen adalah molekul asing besar yang unik yang memicu respon imun spesifikAntigen adalah molekul asing besar yang unik yang memicu respon imun spesifik terhadap dirinya jika masuk ke dalam tubuh. (Sherwood, L. Fisiologi Manusia ed. 6 terhadap dirinya jika masuk ke dalam tubuh. (Sherwood, L. Fisiologi Manusia ed. 6 hal 458)

(16)

 Antigen adalah bahan yang berinteraksi dengan produk respons imun yangAntigen adalah bahan yang berinteraksi dengan produk respons imun yang dirangsang oleh imunogen spesifik seperti antibody dan atau TCR / T Cell Receptor. dirangsang oleh imunogen spesifik seperti antibody dan atau TCR / T Cell Receptor. (Imunologi Dasar Ed.11)

(Imunologi Dasar Ed.11)

3.2. Memahami dan Mempelajari Jenis Antigen 3.2. Memahami dan Mempelajari Jenis Antigen

a.

a. Pembagian antigen menurut epitopPembagian antigen menurut epitop 1.

1. Unideterminan, univalent = hanya satu jenis determinan/epitop pada satuUnideterminan, univalent = hanya satu jenis determinan/epitop pada satu molekul

molekul 2.

2. Unideterminan, multivalent = hanya satu jenis determinan tetapi dua atauUnideterminan, multivalent = hanya satu jenis determinan tetapi dua atau lebih determinan tersebut ditemukan pada satu molekul

lebih determinan tersebut ditemukan pada satu molekul 3.

3. Multideterminan, univalent = banyak epitop yang bermacam-macam tetapiMultideterminan, univalent = banyak epitop yang bermacam-macam tetapi hanya satu dari setiap macamnya (kebanyakan protein)

hanya satu dari setiap macamnya (kebanyakan protein) 4.

4. Multideterminan, multivalent = banyak macam determinan dan banyak dariMultideterminan, multivalent = banyak macam determinan dan banyak dari setiap macam pada satu molekul (antigen dengan berat molekul yang tinggi setiap macam pada satu molekul (antigen dengan berat molekul yang tinggi dan kompleks secara kimiawi)

dan kompleks secara kimiawi)  b.

 b. Pembagian antigen menurut spesifiksitasPembagian antigen menurut spesifiksitas 1.

1. Heteroantigen = dimiliki oleh banyak spesiesHeteroantigen = dimiliki oleh banyak spesies 2.

2. Xenoantigen = dimiliki spesies tertentuXenoantigen = dimiliki spesies tertentu 3.

3. Aloantigen (isoantigen) = spesifik untuk individu dalam satu spesiesAloantigen (isoantigen) = spesifik untuk individu dalam satu spesies 4.

4. Antigen organ spesifik = dimiliki organ tertentuAntigen organ spesifik = dimiliki organ tertentu 5.

5. Autoantigen = dimiliki alat tubuh sendiriAutoantigen = dimiliki alat tubuh sendiri c.

c. Pembagian antigen menurut ketergantungan terhadap sel TPembagian antigen menurut ketergantungan terhadap sel T 1.

1. T dependent = memerlukan pengenalan oleh sel T terlebih dahulu untukT dependent = memerlukan pengenalan oleh sel T terlebih dahulu untuk dapat menimbulkan respons antibody. Kebanyakan antigen protein dapat menimbulkan respons antibody. Kebanyakan antigen protein termasuk dalam golongan ini

termasuk dalam golongan ini 2.

2. T independent = dapat merangsang sel B tanpa bantuan sel T untukT independent = dapat merangsang sel B tanpa bantuan sel T untuk membentuk antibody. Kebanyakan antigen golongan ini berupa molekul membentuk antibody. Kebanyakan antigen golongan ini berupa molekul  besar

 besar poliremik poliremik yang yang dipecah dipecah di di dalam dalam tubuh tubuh secara secara perlahan-lahan,perlahan-lahan, misalnya lipopolisakarida, ficcol, dekstran, levan dan flagelin polimerik misalnya lipopolisakarida, ficcol, dekstran, levan dan flagelin polimerik  bakteri

 bakteri d.

d. Pembagian antigen menurut sifat kimiawiPembagian antigen menurut sifat kimiawi 1.

1. Hidrat arang (polisakarida) = pada umumnya imunogenik, glikoproteinHidrat arang (polisakarida) = pada umumnya imunogenik, glikoprotein yang merupakan bagian permukaan sel banyak mikroorganisme dapat yang merupakan bagian permukaan sel banyak mikroorganisme dapat menimbulkan respon imun terutama pembentukan antibody. Contoh lain menimbulkan respon imun terutama pembentukan antibody. Contoh lain adalah respon imun yang ditimbulkan golongan darah ABO, sifat antigen adalah respon imun yang ditimbulkan golongan darah ABO, sifat antigen dan spesifitas imunnya berasal dari polisakarida pada permukaan sel darah dan spesifitas imunnya berasal dari polisakarida pada permukaan sel darah merah

merah 2.

2. Lipid = biasanya tidak imunogenik, tetapi menjadi imunogenik bila diikatLipid = biasanya tidak imunogenik, tetapi menjadi imunogenik bila diikat  protein pembawa. Lipid dianggap hapten, contohnya adalah sfingolipid  protein pembawa. Lipid dianggap hapten, contohnya adalah sfingolipid 3.

3. Asam nukleat = tidak imunogenik, tetapi bisa menjadi imunogenik bilaAsam nukleat = tidak imunogenik, tetapi bisa menjadi imunogenik bila diikat protein molekul pembawa. DNA dalam bentuk heliksnya biasanya diikat protein molekul pembawa. DNA dalam bentuk heliksnya biasanya tidak imunogenik. Respons imun terhadap DNA terjadi pada penderita LES tidak imunogenik. Respons imun terhadap DNA terjadi pada penderita LES

(17)

4.

4. Protein = biasanya imunogenik dan umumnya multideterminan danProtein = biasanya imunogenik dan umumnya multideterminan dan univalent

univalent

3.3. Memahami dan Mempelajari Fungsi Antigen 3.3. Memahami dan Mempelajari Fungsi Antigen

Untuk merangsang sistem imun (kekebalan) untuk menimbulkan

Untuk merangsang sistem imun (kekebalan) untuk menimbulkan respons spesifikrespons spesifik 3.4. Memahami dan Mempelajari Sifat Antigen

3.4. Memahami dan Mempelajari Sifat Antigen 1.

1. Hidrat arang (polisakarida) = pada umumnya imunogenik, glikoprotein yangHidrat arang (polisakarida) = pada umumnya imunogenik, glikoprotein yang merupakan bagian permukaan sel banyak mikroorganisme dapat menimbulkan merupakan bagian permukaan sel banyak mikroorganisme dapat menimbulkan respon imun terutama pembentukan antibody. Contoh lain adalah respon imun respon imun terutama pembentukan antibody. Contoh lain adalah respon imun yang ditimbulkan golongan darah ABO, sifat antigen dan spesifitas imunnya yang ditimbulkan golongan darah ABO, sifat antigen dan spesifitas imunnya  berasal dari polisakarida pada permukaan sel darah merah

 berasal dari polisakarida pada permukaan sel darah merah 2.

2. Lipid = biasanya tidak imunogenik, tetapi menjadi imunogenik bila diikat proteinLipid = biasanya tidak imunogenik, tetapi menjadi imunogenik bila diikat protein  pembawa. Lipid dianggap hapten, contohnya adalah sfingolipid

 pembawa. Lipid dianggap hapten, contohnya adalah sfingolipid 3.

3. Asam nukleat = tidak imunogenik, tetapi bisa menjadi imunogenik bila diikatAsam nukleat = tidak imunogenik, tetapi bisa menjadi imunogenik bila diikat  protein

 protein molekul molekul pembawa. pembawa. DNA DNA dalam dalam bentuk bentuk heliksnya heliksnya biasanya biasanya tidaktidak imunogenik. Respons imun terhadap DNA terjadi pada penderita LES

imunogenik. Respons imun terhadap DNA terjadi pada penderita LES 4.

4. Protein = biasanya imunogenik dan umumnya multideterminan dan univalentProtein = biasanya imunogenik dan umumnya multideterminan dan univalent 3.5

3.5 Memahami dan Mempelajari Immunogen AntigenMemahami dan Mempelajari Immunogen Antigen

Imunogen, yaitu molekul besar (disebut molekul pembawa). Bagian dari Imunogen, yaitu molekul besar (disebut molekul pembawa). Bagian dari molekul antigen besar yang dikenali oleh sebuah antibodi (oleh reseptor sel-T) atau molekul antigen besar yang dikenali oleh sebuah antibodi (oleh reseptor sel-T) atau  bagian

 bagian antigen antigen yang yang dapat dapat membuat membuat kontak kontak fisik fisik dengan dengan reseptor reseptor antibodi,antibodi, menginduksi pembentukan antibodi yang dapat diikat dengan spesifik oleh bagian dari menginduksi pembentukan antibodi yang dapat diikat dengan spesifik oleh bagian dari antibodi atau oleh reseptor antibodi, bisa juga disebut determinan antigen atau epitop. antibodi atau oleh reseptor antibodi, bisa juga disebut determinan antigen atau epitop.

4.

4. Memahami dan Mempelajari AntibodiMemahami dan Mempelajari Antibodi 4.1.

4.1. Memahami dan Mempelajari Definisi AntibodiMemahami dan Mempelajari Definisi Antibodi 

 Antibodi adalah molekul immunoglobulin yang bereaksi dengan antigen spesifikAntibodi adalah molekul immunoglobulin yang bereaksi dengan antigen spesifik yang menginduksi sintesisnya dan dengan molekul yang sama; digolongkan yang menginduksi sintesisnya dan dengan molekul yang sama; digolongkan menurut cara kerja seperti agglutinin, bakteriolisin, hemolisin, opsonin, atau menurut cara kerja seperti agglutinin, bakteriolisin, hemolisin, opsonin, atau  presipitin.

 presipitin. Antibodi Antibodi disintesis disintesis oleh oleh limfosit limfosit B B yang yang telah telah diaktifkan diaktifkan dengandengan  pengikatan

 pengikatan antigen antigen pada pada reseptor reseptor permukaan permukaan sel. sel. Antibodi Antibodi biasanya biasanya disingkatdisingkat  penulisaanya menjadi Ab. (Dorland).

 penulisaanya menjadi Ab. (Dorland). 4.2.

4.2. Memahami dan Mempelajari Jenis AntibodiMemahami dan Mempelajari Jenis Antibodi 1.

1. Immunoglobin G (IgG)Immunoglobin G (IgG)

Adalah immunoglobin utama pada serum manusia yang meliputi sekitar Adalah immunoglobin utama pada serum manusia yang meliputi sekitar 70

70 –  – 80% dari seluruh immunoglobin.Setiap molekul IgG terdiri dari 2 rantai, yaitu80% dari seluruh immunoglobin.Setiap molekul IgG terdiri dari 2 rantai, yaitu rantai L dan 2 rantai H yang dihubungkan oleh ikatan sulfida (formula molekul rantai L dan 2 rantai H yang dihubungkan oleh ikatan sulfida (formula molekul

(18)

H2L2).Karena mempunyai 2 tempat pengikatan yang identik, immunoglobulin H2L2).Karena mempunyai 2 tempat pengikatan yang identik, immunoglobulin  bersifat

 bersifat divalen.Berdasarkan divalen.Berdasarkan pada pada perbedaan perbedaan anigenik anigenik rantai rantai H H dan dan pada pada jumlahjumlah dan lokasi ikatan disulfida, ada 4 sub kelas IgG, yaitu IgG1, IgG2, IgG3, dan dan lokasi ikatan disulfida, ada 4 sub kelas IgG, yaitu IgG1, IgG2, IgG3, dan IgG4.Sebagian besar IgG adalah IgG1 (65%).Antibodi IgG2 ditunjukkan pada IgG4.Sebagian besar IgG adalah IgG1 (65%).Antibodi IgG2 ditunjukkan pada antigen polisakarida yang merupakan bagian sistem pertahanan penting terhadap antigen polisakarida yang merupakan bagian sistem pertahanan penting terhadap  bakteri berkapsul.

 bakteri berkapsul.

IgG merupakan antibodi terpenting pada respons imun sekunder dan juga IgG merupakan antibodi terpenting pada respons imun sekunder dan juga merupakan antibodi penting untuk pertahanan terhadap bakteri dan virus. IgG merupakan antibodi penting untuk pertahanan terhadap bakteri dan virus. IgG adalah satu-satunya antibodi yang dapat melewati plasenta karena ukurannya adalah satu-satunya antibodi yang dapat melewati plasenta karena ukurannya kecil dan terdapat reseptor. Antibodi ini memberikan imunitas pasif yang tinggi kecil dan terdapat reseptor. Antibodi ini memberikan imunitas pasif yang tinggi  pada bayi baru lahir (neonatal).

 pada bayi baru lahir (neonatal).

IgG yang tersebar merata di intravaskular dan ekstravaskular merupakan IgG yang tersebar merata di intravaskular dan ekstravaskular merupakan satu-satunya kelas antibodi yang bersifat antitoksin. IgG dapat mengopsonosasi satu-satunya kelas antibodi yang bersifat antitoksin. IgG dapat mengopsonosasi karena mempunyai reseptor rantai gama H pada permukaan fagosit, sedangkan karena mempunyai reseptor rantai gama H pada permukaan fagosit, sedangkan IgM tidak dapat secara langsung mengopsonisasi karena tidak mempunyai IgM tidak dapat secara langsung mengopsonisasi karena tidak mempunyai reseptor rantai mikro H pada permukaan fagosit.

reseptor rantai mikro H pada permukaan fagosit. 2.

2. Immunoglobin A (IgA)Immunoglobin A (IgA)

Merupakan immunoglobin utama pada sekret, seperti kolostrum dan ASI, Merupakan immunoglobin utama pada sekret, seperti kolostrum dan ASI, saliva, air mata, dan sekret saluran perrnapasan, gastrointestinal, dan genitalia.IgA saliva, air mata, dan sekret saluran perrnapasan, gastrointestinal, dan genitalia.IgA melindungi membran mukosa dari bakteri dan virus.Setiap molekul IgA melindungi membran mukosa dari bakteri dan virus.Setiap molekul IgA sekretonik (berat molekul 400.000) terdiri dari 2 unit H2L2, satu molekul rantai J sekretonik (berat molekul 400.000) terdiri dari 2 unit H2L2, satu molekul rantai J (joining, penghubung), dan komponen sekretonik.Komponen sekretonik adalah (joining, penghubung), dan komponen sekretonik.Komponen sekretonik adalah suatu polipeptida yang disintesis oleh sel-sel epitel yang dilewati perjalanan IgA suatu polipeptida yang disintesis oleh sel-sel epitel yang dilewati perjalanan IgA ke permukaan mukosa.Komponen sekretonik ini juga memproteksi IgA dari ke permukaan mukosa.Komponen sekretonik ini juga memproteksi IgA dari degradasi di saluran intestinal. Dalam serum, IgA berada dalam bentuk monomer degradasi di saluran intestinal. Dalam serum, IgA berada dalam bentuk monomer H2L2 (BM 170.000)

H2L2 (BM 170.000) 3.

3. Immunoglobin M (IgM)Immunoglobin M (IgM)

Adalah immunoglobin utama yang diproduksi pada awal respons Adalah immunoglobin utama yang diproduksi pada awal respons  primer.IgM dapat ditemukan sebagai monomer pada permukaan

 primer.IgM dapat ditemukan sebagai monomer pada permukaan hampir semua selhampir semua sel B dan tempatnya berfungsi sebagai reseptor pengikatan antigen.Pada serum, IgM B dan tempatnya berfungsi sebagai reseptor pengikatan antigen.Pada serum, IgM merupakan pentamer yang terdiri dari 5 unit H2L2 ditambah satu molekul rantai J merupakan pentamer yang terdiri dari 5 unit H2L2 ditambah satu molekul rantai J (joining, penghubung).Pentamer ini mempunyai 10 tempat pengikatan antigen dan (joining, penghubung).Pentamer ini mempunyai 10 tempat pengikatan antigen dan 5-10 valensi. IgM merupakan immunoglobin paling penting untuk aglutinasi, 5-10 valensi. IgM merupakan immunoglobin paling penting untuk aglutinasi, fiksasi komplemen, dan reaksi antibodi lain. IgM merupakan antibodi penting fiksasi komplemen, dan reaksi antibodi lain. IgM merupakan antibodi penting untuk pertahanan terhadap virus dan bakteri.IgM dapat diproduksi oleh janin pada untuk pertahanan terhadap virus dan bakteri.IgM dapat diproduksi oleh janin pada  beberapa

 beberapa infeksi infeksi tertentu.IgM tertentu.IgM mempunyai mempunyai aviditas aviditas tertinggi tertinggi karena karena interaksinyainteraksinya dengan antigen dapat melibatkan ke tempat terikatnya sekaligus.

dengan antigen dapat melibatkan ke tempat terikatnya sekaligus. 4.

(19)

Sejauh ini belum diketahui fungsi antibodi immunoglobulin ini.Yang Sejauh ini belum diketahui fungsi antibodi immunoglobulin ini.Yang diketahui hanyalah fungsinya sebagai reseptor antigen karena dapat ditemukan diketahui hanyalah fungsinya sebagai reseptor antigen karena dapat ditemukan  pada permukaan beberapa limfosi B. Jumlahnya dalam serum sangat terbatas.  pada permukaan beberapa limfosi B. Jumlahnya dalam serum sangat terbatas.

5.

5. Immunoglobulin E (IgE)Immunoglobulin E (IgE)

Regio Fc IgE berikatan dengan permukaan sel mast dan basofil.IgE yang Regio Fc IgE berikatan dengan permukaan sel mast dan basofil.IgE yang terikat berfungsi sebagai reseptor antigen (alergen) dan kompleks terikat berfungsi sebagai reseptor antigen (alergen) dan kompleks antigen-antibodinya memicu terjadinya respons alergi melalui pelepasan mediator.Jumlah antibodinya memicu terjadinya respons alergi melalui pelepasan mediator.Jumlah IgE pada serum normal sangat sedikit (sekitar 0,004%), tetapi penderita reaksi IgE pada serum normal sangat sedikit (sekitar 0,004%), tetapi penderita reaksi alergi dapat mempunyai IgE dalam jumlah yang sangat meningkat.IgE juga dapat alergi dapat mempunyai IgE dalam jumlah yang sangat meningkat.IgE juga dapat dijumpai pada sekresi eksterna.Konsentrasi IgE serum juga meningkat pada dijumpai pada sekresi eksterna.Konsentrasi IgE serum juga meningkat pada infeksi cacing.IgE tidak dapat memfiksasi komplemen maupun melewati

infeksi cacing.IgE tidak dapat memfiksasi komplemen maupun melewati plasenta.plasenta.

4.3.

4.3. Memahami dan Mempelajari Fungsi AntibodiMemahami dan Mempelajari Fungsi Antibodi 5.

5. Antibodi molekul sendiri memiliki dua fungsi terpisah. Pertama, antibodiAntibodi molekul sendiri memiliki dua fungsi terpisah. Pertama, antibodi memiliki kemampuan unik untuk mengenali dan menempel pada zat yang memiliki kemampuan unik untuk mengenali dan menempel pada zat yang menyebabkan penyakit. Kedua, dalam mengenali dan melekatkan diri dengan menyebabkan penyakit. Kedua, dalam mengenali dan melekatkan diri dengan molekul-molekul patogen, mereka bertindak sebagai penanda, mengirimkan molekul-molekul patogen, mereka bertindak sebagai penanda, mengirimkan sinyal ke bagian lain dari sistem kekebalan tubuh untuk menyerang dan sinyal ke bagian lain dari sistem kekebalan tubuh untuk menyerang dan menghilangkan zat penyakit terkait.

menghilangkan zat penyakit terkait.

4.4.

4.4. Memahami dan Mempelajari Struktur molekul AntibodiMemahami dan Mempelajari Struktur molekul Antibodi

Keterangan gambar : Keterangan gambar :

(20)

unit dasar antibody yang terdiri dari 2 rantai berat dan 2 rantai ringan yang identic diikat unit dasar antibody yang terdiri dari 2 rantai berat dan 2 rantai ringan yang identic diikat  jadi satu oleh ikatan disulfide.

 jadi satu oleh ikatan disulfide.

2 jenis rantai ringan (kappa dan lambda) terdiri dari 230 asam amino. 2 jenis rantai ringan (kappa dan lambda) terdiri dari 230 asam amino.

5 jenis rantai berat, yg tergantung pada kelima jenis immunoglobulin : IgM, IgG, IgE, 5 jenis rantai berat, yg tergantung pada kelima jenis immunoglobulin : IgM, IgG, IgE, IgA, IgD yg terdiri dari 450-600 asam amino. (sehingga panjang rantai berat adalah dua IgA, IgD yg terdiri dari 450-600 asam amino. (sehingga panjang rantai berat adalah dua kali rantai ringan).

kali rantai ringan). 4.5.

4.5. Memahami dan Mempelajari Sifat AntibodiMemahami dan Mempelajari Sifat Antibodi 

 Antibodi hanya dapat mengikat antigen tertentu karena setiap struktur dariAntibodi hanya dapat mengikat antigen tertentu karena setiap struktur dari antibodi berbeda-beda sehingga karateristik dan fungsi dari antibodi pun menjadi antibodi berbeda-beda sehingga karateristik dan fungsi dari antibodi pun menjadi  beragam.

 beragam. 

 Opsonin adalah antibodi yang bersifat merangsang serangan leukosit terhadapOpsonin adalah antibodi yang bersifat merangsang serangan leukosit terhadap antigen atau kuman

antigen atau kuman 

 Lisin adalah antibodi yang bersifat menghancurkan antigen atau kumanLisin adalah antibodi yang bersifat menghancurkan antigen atau kuman 

 Presipitin adalah antibodi yang bersifat mengendapkan antigen atau kumanPresipitin adalah antibodi yang bersifat mengendapkan antigen atau kuman 

 Aglutinin adalah antibodi yang bersifat menggumpalkan antigen, aglutinogen,Aglutinin adalah antibodi yang bersifat menggumpalkan antigen, aglutinogen, atau kuman.

atau kuman. 5.

5. Memahami dan Mempelajari Vaksin dan imunisasiMemahami dan Mempelajari Vaksin dan imunisasi 5.1.

5.1. Memahami dan Mempelajari Vaksin (jenis-jenis, efek)Memahami dan Mempelajari Vaksin (jenis-jenis, efek)

Vaksin adalah suatu obat yang diberikan untuk membantu mencegah suatu Vaksin adalah suatu obat yang diberikan untuk membantu mencegah suatu  penyakit.

 penyakit. Vaksin Vaksin membantu membantu tubuh tubuh untuk untuk menghasilkan menghasilkan antibodi. antibodi. Antibodi Antibodi ini ini berfungsiberfungsi melindungi terhadap penyakit. Vaksin tidak hanya menjaga agar anak tetap sehat, tetapi melindungi terhadap penyakit. Vaksin tidak hanya menjaga agar anak tetap sehat, tetapi  juga

 juga membantu membantu membasmi membasmi penyakit penyakit yang yang serius serius yang yang timbul timbul pada pada masa masa kanak-kanak.kanak-kanak. Vaksin secara umum cukup aman. Keuntungan perlindungan yang diberikan vaksin jauh Vaksin secara umum cukup aman. Keuntungan perlindungan yang diberikan vaksin jauh lebih besar daripada efek samping yang mungkin timbul. Dengan adanya vaksin maka lebih besar daripada efek samping yang mungkin timbul. Dengan adanya vaksin maka  banyak

 banyak penyakit penyakit masa masa kanak-kanak kanak-kanak yang yang serius, serius, yang yang sekarang sekarang ini ini sudah sudah jarangjarang ditemukan.

ditemukan.

Tujuan vaksin: Tujuan vaksin: a.

a. Mencegah terjadinya penyakit tertentu pada seseorangMencegah terjadinya penyakit tertentu pada seseorang  b.

 b. Menghilangkan penyakit tertentu pada populasiMenghilangkan penyakit tertentu pada populasi

Vaksin berasal dari bibit penyakit yang dilemahkan atau dimatikan sehingga tidak Vaksin berasal dari bibit penyakit yang dilemahkan atau dimatikan sehingga tidak  berbahaya bagi manusia. Sebagian besar vaksin mengandung zat-zat seperti :

 berbahaya bagi manusia. Sebagian besar vaksin mengandung zat-zat seperti : a.

a. Antigen imunisasi aktif yang akan berperan aktif merangsang pembentukanAntigen imunisasi aktif yang akan berperan aktif merangsang pembentukan antibody

(21)

 b.

 b. Cairan suspense atau pelarut yang dapat mengandung protein atau derivate lainCairan suspense atau pelarut yang dapat mengandung protein atau derivate lain dari media dimana vaksin tersebut dibiakan, misalnya antigen telur adatu dari dari media dimana vaksin tersebut dibiakan, misalnya antigen telur adatu dari  biakan jaringan

 biakan jaringan c.

c. Pengawet, stabilizier, dan antibiotic yang digunakan untuk mencegahPengawet, stabilizier, dan antibiotic yang digunakan untuk mencegah  pertumbuhan

 pertumbuhan bakteri bakteri atau atau untuk untuk menstabilkan menstabilkan antigen. antigen. Zat-zat Zat-zat ini ini hanyahanya dibutuhkan dalam jumlah sedikit

dibutuhkan dalam jumlah sedikit d.

d. Adjuvant, adalah zat untuk meningkatkan derajat antigen dan untukAdjuvant, adalah zat untuk meningkatkan derajat antigen dan untuk memperpanjang efek stimulasi antigen. Adjuvant yang sering digunakan adalah memperpanjang efek stimulasi antigen. Adjuvant yang sering digunakan adalah adjuvant alumunium.

adjuvant alumunium.

Hal-hal yang dapat merusak vaksin yaitu panas (semua jenis vaksin), sinar matahari Hal-hal yang dapat merusak vaksin yaitu panas (semua jenis vaksin), sinar matahari (vaksin BCG dan vaksin campak), pembekuan (vaksin yang dibuat dari toksid, vaksin (vaksin BCG dan vaksin campak), pembekuan (vaksin yang dibuat dari toksid, vaksin DPT), dan desinfekatan atau antiseptic.

DPT), dan desinfekatan atau antiseptic.

Vaksin yang diberikan secara subkutan dan intaramuskular biasanya disuntikan pada Vaksin yang diberikan secara subkutan dan intaramuskular biasanya disuntikan pada sisi anterolateral paha atau daerah deltoidnlengan atas, karena daerah tersebut paling sisi anterolateral paha atau daerah deltoidnlengan atas, karena daerah tersebut paling terhindar dari pembuluh darah besar atau serabut saraf utama. Vaksin yang mengandung terhindar dari pembuluh darah besar atau serabut saraf utama. Vaksin yang mengandung adjuvant harus disuntikan secaraIM yang dalam. Bila diberikan vaksin secara bersamaan, adjuvant harus disuntikan secaraIM yang dalam. Bila diberikan vaksin secara bersamaan, tiap suntikkan harus disuntikan pada sisi yang berbedadan dengan menggunakan spuit tiap suntikkan harus disuntikan pada sisi yang berbedadan dengan menggunakan spuit yang berbeda.

yang berbeda.

Klasifikasi vaksin Klasifikasi vaksin Jenis

Jenis vaksin vaksin Penyakit Penyakit Keuntungan Keuntungan KerugianKerugian

Vaksin hidup Vaksin hidup

Campak, parotitis, Campak, parotitis,  polio(sabin), virus rota,  polio(sabin), virus rota, rubella, yellow fever, rubella, yellow fever,

tuberkolosis tuberkolosis

Respon imun kuat, sering Respon imun kuat, sering

seumur hidup dengan seumur hidup dengan

 bebrapa dosis  bebrapa dosis Memerlukan alat Memerlukan alat  pendingin untuk  pendingin untuk menyimpan dan dapat menyimpan dan dapat  berubah menjadi bentuk  berubah menjadi bentuk

virulen virulen Vaksin mati Vaksin mati Kolera, influenza, Kolera, influenza, hepatitis A, pes, polio, hepatitis A, pes, polio,

(salk), rabies (salk), rabies

Stabil, aman dibanding Stabil, aman dibanding

vaksin hidup, tidak vaksin hidup, tidak memerlukan alat pendingin. memerlukan alat pendingin.

Respons imun lebih Respons imun lebih lemah dibanding vaksin lemah dibanding vaksin

hidup, biasanya hidup, biasanya diperlukan suntikan diperlukan suntikan  booster.  booster. Toksoid

Toksoid Difteri, Difteri, tetanustetanus Respons imun dipacu untukRespons imun dipacu untuk mengenal toksin bakteri mengenal toksin bakteri

(22)

Vaksin Virus Vaksin Virus Kelas

Kelas vaksin vaksin Virus Virus CatatanCatatan

Virus vaksin hidup Virus vaksin hidup

Adenovirus Adenovirus Cacar air Cacar air Campak Campak Parotitis Parotitis Polio Polio Rotavirus Rotavirus Rubella Rubella

Cacar, Yellow fever Cacar, Yellow fever

Imunisasi aktif menggunakan Imunisasi aktif menggunakan

galur tidak virulen yang galur tidak virulen yang dilemahka. Efektif memacu dilemahka. Efektif memacu respons antibodi dan limfosit respons antibodi dan limfosit

sitotoksit sitotoksit

Virus vaksin mati Virus vaksin mati

Hepatitis A Hepatitis A Influenza Influenza Polio Polio Rabies Rabies

Imunisasi aktif menggunakan Imunisasi aktif menggunakan  partikel virus panas atau kimia  partikel virus panas atau kimia

yang tidak aktif. Vaksinasi yang tidak aktif. Vaksinasi dapat dikombinasikan dengan dapat dikombinasikan dengan

virus lainnya (polivalen) virus lainnya (polivalen) Subunit (eksotoksin Subunit (eksotoksin yang diinaktifkan) yang diinaktifkan) Hepatitis B, pertusis, S. Hepatitis B, pertusis, S.  pneumoni  pneumoni Antigen spesifik Antigen spesifik menurunkan kemungkinan menurunkan kemungkinan efek samping efek samping Sulit untuk Sulit untuk dikembangkan dikembangkan Konjugat

Konjugat H. influenza B, S.H. influenza B, S. Pneumoni Pneumoni

Memacu sistem imun bayi Memacu sistem imun bayi

untuk mengenak sistem untuk mengenak sistem

tertentu tertentu

DNA

DNA Dalam Dalam uji uji klinisklinis

Respons imun humoral dan Respons imun humoral dan

selular kuat, relatif tidak selular kuat, relatif tidak

mahal untuk mahal untuk Manufaktur Manufaktur Belumdiperoleh Belumdiperoleh Vektor

Vektor rekombinan rekombinan Dalam Dalam uji uji klinisklinis

Menyerupai infeksi Menyerupai infeksi alamiah,menghasilkan alamiah,menghasilkan respon imun yang kuat respon imun yang kuat

Belumdiperoleh Belumdiperoleh

(23)

Vaksin

Vaksin subunit subunit AdenovirusAdenovirus Imunisasi aktif menggunakanImunisasi aktif menggunakan  protein yang dimurnikan  protein yang dimurnikan

Vaksin

Vaksin polipeptida polipeptida Hepatitis Hepatitis BB

Imunisasi aktif menggunakan Imunisasi aktif menggunakan

sintesa urutan protein sintesa urutan protein

 polipeptida  polipeptida Vaksin DNA

Vaksin DNA (hanya evaluasi)

(hanya evaluasi) HIVHIV

Penelitian: bermanfaat untuk Penelitian: bermanfaat untuk

memacu respon Tc memacu respon Tc Antibodi pasif Antibodi pasif Hepatitis A Hepatitis A Hepatitis B Hepatitis B Campak Campak Parotitis Parotitis Rabies Rabies RSV RSV Rubella Rubella Varisella zoster Varisella zoster

Penyuntikan antibodi yang Penyuntikan antibodi yang dimurnikan hasil dari sumber dimurnikan hasil dari sumber lainnya. Hanya sementara dan lainnya. Hanya sementara dan

hanya sedikit bermanfaat hanya sedikit bermanfaat diberikan setelah awitan diberikan setelah awitan

 penyakit.  penyakit.

5.2.

5.2. Memahami dan Mempelajari ImunisasiMemahami dan Mempelajari Imunisasi Imunisasi adalah pemberian

Imunisasi adalah pemberian vaksinvaksin  untuk mencegah terjadinya penyakit  untuk mencegah terjadinya penyakit tertentu.

tertentu.

a.

a. Imunisasi BCGImunisasi BCG 

 Vaksinasi BCG memberikan kekebalan aktif terhadap penyakitVaksinasi BCG memberikan kekebalan aktif terhadap penyakit tuberkulosistuberkulosis ((TBC TBC ). BCG diberikan 1 kali sebelum anak berumur 2 bulan. BCG ulangan tidak). BCG diberikan 1 kali sebelum anak berumur 2 bulan. BCG ulangan tidak dianjurkan karena keberhasilannya diragukan.

dianjurkan karena keberhasilannya diragukan. 

 Vaksin disuntikkan secaraVaksin disuntikkan secara intrakutanintrakutan  pada lengan atas, untuk bayi berumur  pada lengan atas, untuk bayi berumur kurang dari 1 tahun diberikan sebanyak 0,05 mL dan untuk anak berumur lebih kurang dari 1 tahun diberikan sebanyak 0,05 mL dan untuk anak berumur lebih dari 1 tahun diberikan sebanyak 0,1 mL.

dari 1 tahun diberikan sebanyak 0,1 mL. 

 Vaksin ini mengandung bakteriVaksin ini mengandung bakteri  Bacillus  Bacillus Calmette-GuerrinCalmette-Guerrin  hidup yang  hidup yang dilemahkan, sebanyak 50.000-1.000.000 partikel/dosis.

dilemahkan, sebanyak 50.000-1.000.000 partikel/dosis. 

 Kontraindikasi untuk vaksinasi BCG adalah penderita gangguan sistemKontraindikasi untuk vaksinasi BCG adalah penderita gangguan sistem kekebalan (misalnya penderita

kekebalan (misalnya penderita leukemialeukemia, penderita yang menjalani pengobatan, penderita yang menjalani pengobatan steroid jangka panjang, penderita infeksi

Referensi

Dokumen terkait

Di antaranya yaitu dapat memenuhi kebutuhan makan sehat pada masyarakat perkotaan di masa yang akan datang, meningkatkan hasil produksi pertanian, serta melindungi tumbuhan

Guru dan pebelajar di dalam pembelajaran sastra di sekolah membutuhkan karya sastra kanon untuk dipelajari sebab mereka yang terlibat di dalam pembelajaran sastra

Serat kasar adalah bagian dari bahan pangan yang tidak dapat dihidrolisis oleh bahan-bahan kimia yang digunakan dalam analisis proksimat makanan atau sisa bahan pangan yang

Menggunakan kriteria yang sama dengan pemeriksaan cara LC pada marmut (ya- itu potensi serendah-rendahnya 60 IU/ ml), diketahui bahwa ke 7 batch toksoid yang

Peserta kelompok mata pelajaran dibagi kelompok kecil (2 – 3 orang) masing-masing menyusun rencana pembelajaran yang sesuai dengan mata pelajaran dan kelas masing-masing (satu

Sama-sama menempatkan Inflation (Inflasi) sebagai variabel makro ekonomi yang mempengaruhi IHSG - 3 Dian Fordian(201 6) Pengaruh Makro Ekonomi dan Pemilihan Presiden

Untuk mengetahui pandangan konsep politik Islam Ahlusunnah Wal Jama’ah Partai Kebangkitan Nasional Ulama (PKNU) terhadap konsep politik Ahlusunnah Wal Jama’ah dalam berbangsa

Dan Perspektif Hukum Ekonomi Syariah terhadap bisnis Multi Level Marketing (MLM) adalah boleh dilakukan karena termasuk dalam kategori muamalah yang hukum asalnya muba