• Tidak ada hasil yang ditemukan

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SOSIOLOGI SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP) PGRI SUMATERA BARAT PADANG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SOSIOLOGI SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP) PGRI SUMATERA BARAT PADANG"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

KONTROL SOSIAL ORGANISASI RESIBER (RENAH SUNGAI BESAR)

TERHADAP PERILAKU MENYIMPANG DI DESA RENAH SUNGAI

BESAR KECAMATAN LIMBUR LUBUK MENGKUANG

KABUPATEN BUNGO PROVINSI JAMBI

ARTIKEL

IDRIS

NIM. 09070053

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SOSIOLOGI

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

(STKIP) PGRI SUMATERA BARAT

PADANG

(2)
(3)

Social Control Resiber Organization (Renah Sungai Besar) on Deviant Behavior in

Renah Sungai Besar village District of Limbur Lubuk Mengkuang Bungo Jambi

Oleh :

Idris*Rinel Fitlayeni**Rio Tutri**

* The Sosiology education student of STKIP PGRI Sumatera west. ** The Sosiology staff of sosiology education of STKIP PGRI Sumatera west

ABSTRACT

Thesis examines the social control organization Resiber (Renah Sungai Besar) on deviant behavior in Renah Sungai Besar village District of Limbur Lubuk Mengkuang Bungo Jambi. The purpose of this study was to describe how the organization Resiber to function in social control of deviant behavior and constraints faced by the organization Resiber in conducting social control of deviant behavior in in Renah Sungai Besar village District of Limbur Lubuk Mengkuang Bungo Jambi. Theory used that control theory. Reckless (in Henslins, 2007: 154). Control theory emphasizes the existence of two control systems that curb our motivation to deviate. The first inner control (inner control) include a morality that we have internalized conscience, religious principles, ideas about right and wrong. Inner control also includes powers of punishment, feelings of integrity, and a desire to be someone who is goo". Both outside our own control over people like family, and that affects our position in order not to deviate. Informants were taken by purposive sampling, that the board organisari Resiber 2015, members Resiber ever take precautions and actions to the members performing a behavior deviate, member Resiber ever get penalized, founder of the organization Resiber 2002, traditional authorities, religious leaders and heads of Renah Sungai Besar village period between 2002 and 2015. the type of data is a primary data comes from interviews with informants and secondary data obtained from the relevant reference. Data were collected through observation, interviews and documentation. Data analysis was performed using data reduction, data presentation and draw conclusions. These results indicate that: 1) Resiber organization to function in social control is prevention and action. Form of prevention is the socialization of the board members, supervisory members, forbade selling liquor when there was a party and counsel members. Resiber organizations undertake actions that deviate behavior is sanctioned money and married and 2) organizational constraints do social control of deviant behavior that many members who committed violations, the variation of a place to perform deviant behavior such as in secret, and trouble paying the fines that have been set.

Key Words: social control, prevention, action PENDAHULUAN

Pada setiap masyarakat, baik masyarakat yang tergolong masih bersahaja maupun masyarakat yang sudah maju dan kompleks, senantiasa menginginkan suatu ketertiban dan keamanan, dengan demikian biasanya komponen kehidupan manusia di dalam eksistensinya sebagai makluk sosial nampak relatif bertahan. Dalam kehidupan bermasyarakat, semua tindakan manusia

senantiasa diatur dan dibatasi oleh berbagai norma sosial. Tujuannya adalah agar setiap tindakan manusia tidak saling bertentangan dan tidak merugikan pihak lain, sebagaimana telah digariskan dalam norma-norma sosial yang telah disepakati bersama, agar norma sosial itu tetap terjaga dan sekaligus kehidupan masyarakat aman serta tentram, maka perlu pengendalian sosial (Abdulsyani, 1994:60).

(4)

Kehidupan sehari-hari memerlukan adanya sistem pengendalian sosial (social control) terhadap berbagai gejala perilaku menyimpang di masyarakat sering kali diartikan sebagai pengawasan yang dilakukan oleh pemerintah beserta aparaturnya saja. Memang ada benarnya bahwa di era globalisasi sekarang ini kontrol sosial oleh pemerintah yang memiliki sanksi-sanksi tegas terhadap anggota suatu masyarakat yang melanggar norma-norma yang berlaku lebih banyak dipakai dalam mengontrol dan mengawasi berbagai gejala perilaku menyimpang di masyarakat (Abdulsyani, 1994: 61).

Roucek (dalam Soekanto, 1990: 1-2) mengatakan bahwa, arti sesungguhnya dari kontrol sosial jauh lebih luas, karena dalam pengertian tersebut tercakup segala proses baik yang direncanakan maupun tidak, bersifat mendidik, mengajak bahkan memaksa warga-warga masyarakat agar mematuhi kaidah-kaidah dan nilai sosial yang berlaku, baik yang dilakukan oleh pribadi terhadap pribadi, kelompok terhadap kelompok, kelompok terhadap anggotanya.

Kontrol sosial yang dilakukan dalam bentuk aturan oleh berbagai pihak kepada masyarakat, selain dapat memberikan pedoman kepada individu tentang bagaimana seharusnya berperilaku dalam kehidupan masyarakat dan bagaimana seharusnya sikap yang harus diambil oleh masyarakat agar tidak terpengaruh oleh sekelompok orang tertentu, juga kontrol sosial yang dilakukan tersebut seharusnya dianggap sebagai sesuatu yang sangat menguntungkan masyarakat khususnya individu.

Desa Renah Sungai Besar merupakan salah satu desa di Kecamatan Limbur Lubuk Mengkuang, Kabupaten Bungo, Provinsi Jambi. Kecamatan Limbur Lubuk Mengkuang merupakan daerah terisolir, berjarak ± 7 km dari pusat pemerintahan kecamatan Limbur Lubuk Mengkuang dan ± 63 km dari pusat pemerintahan Kabupaten Bungo. Jumlah penduduk Desa Renah Sungai Besar pada tahun 2014 adalah 790 jiwa, terdiri 412 laki-laki dan 378 orang perempuan (Sumber: Limbur Lubuk Mengkuang dalam Angka 2014, BPS).

Desa Renah Sungai Besar sebagai salah satu kesatuan masyarakat memiliki organisasi tersendiri. Organisasi lembaga di Desa Renah Sungai Besar merupakan kumpulan individu dalam suatu wadah untuk menyalurkan aspirasi dan mengasah kreativitas pemuda dan pemudi. Organisasi Resiber (Renah Sungai Besar) merupakan organisasi pemuda dan pemudi yang ada di Desa Renah Sungai Besar. Anggota Resiber merupakan pemuda yang berumur

antara 15-25 tahun dan terdiri dari laki-laki dan perempuan. Sedangkan penduduk yang berumur kurang dari 15 tahun masih berada dalam pengawasan orang tua (Wawancara dengan pengurus Resiber, Dedi Putra).

Organisasi Resiber (Renah Sungai Besar) berawal dari adanya kesadaran dari pemuda Desa Renah Sungai Besar, pemuda yang sudah banyak melakukan pelanggaran norma dan etika. Tahun 2002, ide tentang organisasi pemuda di Desa Renah Sungai Besar ini diwujudkan menjadi Organisasi Resiber, dimotori oleh Mawardi dan Ardon. Kedua orang motor pendiri ini sekaligus menjadi ketua yaitu Mawardi, Wakil ketua Ardon, ditambah Ketua Bujang yaitu Tami. Tujuan dari organisasi Resiber (Renah Sungai Besar) ini adalah sebagai tempat bernaung pemuda dan pemudi yang ada di Desa Renah Sungai Besar. Keanggotaan Resiber ini meliputi remaja berumur 15 tahun ke atas dan batas keanggotaan adalah ketika aggota tersebut telah menikah. Kontrol yang dilakukan terhadap pelaku pelanggaran norma dan etika adalah dengan memberikan sanksi sesuai dengan kesepakatan anggota dan resiber.

Organisasi Resiber berfungsi sebagai alat kontrol sosial bagi perilaku remaja di Desa Renah Sungai Besar. Organisasi resiber memiliki aturan yang mengatur pergaulan muda-mudi agar tidak terjerumus ke hal-hal yang dilarang. Peraturan tersebut harus dipatuhi oleh seluruh remaja di Desa Renah Sungai Besar, salah satunya adalah peraturan tentang pergaulan remaja. Remaja tidak diperbolehkan berdua di tempat yang gelap, atau lewat dari pukul 21:00 jika kedapatan langsung dinikahkan atau denda Rp 5.000.000. Peraturan yang dibuat untuk anggota Resiber diantaranya adalah menegakkan aturan tentang perilaku remaja, dimana peraturan ini berfungsi untuk mencegah terjadinya pelanggaran etika dan norma di tengah masyarakat. Peraturan berlaku semenjak masuk dan diketahui oleh seluruh masyarakat Desa Renah Sungai Besar. Apabila ada anggota yang dikeluarkan dari Resiber karena melanggar peraturan, maka kedudukan mereka sebagai anggota Resiber (Renah Sungai Besar) sudah tidak dianggap lagi dan mereka dikucilkan dalam pergaulan (Wawancara dengan pengurus Resiber, Dedi Putra). Pihak yang berhak untuk menjatuhkan hukuman bagi anggota adalah ketua Resiber (Renah Sungai Besar) melalui hasil rapat seluruh anggota Resiber.

Berdasarkan data yang didapat, organisasi Resiber yang ada di Desa Renah Sungai Besar

(5)

telah menjalankan fungsinya sebagai alat kontrol sosial, yaitu memberi sanksi kepada pemuda yang melakukan perilaku menyimpang, seperti berkelahi, mabuk-mabukan, judi dan pencurian. Data empat tahun terakhir, Resiber telah menjatuhkan sanksi kepada pemuda Desa Renah Sungai Besar

Tabel 1.1 Perilaku Menyimpang Anggota Resiber yang terjadi di Desa Renah Sungai Besar Tahun 2011-2015 N

o

Tahun Penyimpangan Pelaku Total

1 2011 Pacaran Marjono dan Dewi

Putri Anasri dan Liza Nasir dan Asri Solly dan Lili

8 orang Pencurian Heri Afrizal K Abu Bakar Muksin Aan Syahputra 5 orang

Perjudian Erwan Syahputra

Mi’an Agusni Juhardi Lubis Muslimin 6 orang Perkelahian Hendri Budi 2 orang

2 2012 Pacaran Maskur dan Eka 2

orang Pencurian Erwan Syaputra

Anasri 2 orang Perjudian Bedoris Mi’an Muslimin Agusni 4 orang

3 2013 Pacaran Perdi dan Liotin

Ridwan dan Halimatun Yahya dan Timus

6 orang Pencurian Anasri Lubis 3 orang Perjudian Hendri Riadi Putra Mi’an Agusni 4 orang Perkelahian Juliyus Arsin 2 orang

4 2014 Pacaran Usman Rianto dan

Sintia Sidun dan Siti Halimah

4 orang

Pencurian Asoi Syahputra Anasri Erwan Syaputra

3 orang

Perjudian Abu Bakar

Mi’an Agusni Bedoris

4 orang

5 2015 Pencurian Abu Bakar

Mi’an Bedoris Anasri Hendri 5 orang

Sumber: Dokumentasi Resiber, 2015

Data di atas terlihat jumlah masyarakat Desa Renah Sungai Besar banyak yang melakukan penyimpangan dalam bentuk pacaran, pencurian, perjudian dan perkelahian. Remaja sebagai anggota Resiber (Renah Sungai BEsar) Desa Renah Sungai Besar yang melakukan penyimpangan atau melanggar aturan akan mendapatkan sanksi. Bentuk sanksi berupa denda, yaitu denda Rp 2.500.000 bagi anggota Resiber yang melakukan perjudian, dimana jumlah sanksi bagi anggota Resiber yang berjudi tahun 2011-2015 sebanyak 18 sanksi dengan denda masing-masing Rp 2.500.000, denda Rp 5.000.000 bagi anggota yang melanggar jam berkunjung pacaran, jumlah sanksi yang dijatuhkan sebanyak 20 orang, 18 orang diantaranya dinikahkan dan 2 orang tidak dinikahkan.

Selanjutnya denda Rp 2.500.000 bagi anggota yang melakukan pencurian, dimana anggota yang menerima sanksi sebanyak 18 orang dari tahun 2011-2015. Sanksi dikeluarkan dari anggota bagi anggota yang berkelahi, dimana sanksi tersebut diberikan kepada 4 orang anggota . Hal ini sesuai dengan wawancara awal dengan salah seorang anggota Resiber yang melakukan pelanggaran, Abu Bakar (22 tahun). Abu Bakar pernah melakukan pelanggaran yaitu tahun 2011, tahun 2014 dan tahun 2015 dengan kasus perjudian. Dari wawancara diketahui bahwa sanksi yang diterima berupa denda sebesar Rp 7.500.000, yaitu denda tahun 2011 untuk pelanggaran pencurian sebesar Rp 2.500.000, denda tahun 2014 untuk perjudian sebesar Rp 2.500.000 dan tahun 2015 juga untuk perjudian sebesar Rp 2.500.000.

Berdasarkan pembatasan masalah di atas maka dapat dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut:1) Bagaimanakah kontrol sosial Resiber terhadap anggota yang memiliki perilaku menyimpang di Desa Renah Sungai Besar, Kecamatan Limbur Lubuk Mengkuang, Kabupaten Bungo, Jambi? Dan 2) Apakah kendala yang dihadapi organisasi Resiber dalam melakukan kontrol sosial terhadap perilaku menyimpang di Desa Renah Sungai Besar, Kecamatan Limbur Lubuk Mengkuang, Kabupaten Bungo, Jambi?

METODOLOGI PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, yang berusaha mengungkapkan dan memahami realitas yang ada di lapangan sesuai dengan kondisi riil di lapangan. Tipe penelitian adalah deskriptif, yang berupaya untuk menjelaskan dan menggambarkan fenomena tertentu

(6)

Informan penelitian diambil dengan teknik Purposivesampling. Informan ditentukan adalah orang-orang yang memiliki pengetahuan tentang kontrol sosial Resiber. Informan penelitian terdiri dari: (1) Pengurus organisari Resiber tahun 2015 yang terdiri dari ketua dan wakil ketua organisasi Resiber tahun 2015, berjumlah 2 orang, (2) Anggota Resiber yang pernah menegakkan peraturan, yaitu anggota Resiber yang pernah melakukan pencegahan dan tindakan kepada anggota yang melakukan prilaku menyimpang, berjumlah 6 orang, (3) Anggota Resiber yang pernah mendapatkan sanksi dari Resiber yaitu melakukan prilaku menyimpang seperti remaja yang pernah melakukan perjudian, pencurian, pacaran dan perkelahian, berjumlah 2 orang, (4) Pendiri organisasi Resiber yaitu tokoh pemuda yang mendirikan organisasi Resiber tahun 2002, sekaligus ketua dan wakil ketua organisasi Resiber tahun 2002, berjumlah 2 orang, (5) Tokoh masyarakat Desa Renah Sungai Besar, terdiri dari tokoh adat dan tokoh agama, berjumlah 2 orang dan (6) Kepala Desa Renah Sungai Besar periode tahun 2002 dan periode tahun 2015 berjumlah 2 orang.

Analisis Data dilakukan dengan reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Penelitian dilakukan di Nagari Koto Taratak Kecamatan Sutera.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Sejarah Organisasi Resiber (Renah Sungai Besar)

Tahun 2002, ide tentang organisasi pemuda di Desa Renah Sungai Besar telah dipikirkan oleh para pemuda dan masyarakat Desa Renah Sungai Besar. Mengingat organisasi ini penting, maka yang mempelopori terbentuknya organisasi Resiber ini adalah para pemuda/remaja. Orang yang mempelopori berdirinya organisasi Resiber adalah warga masyarakat Desa Renah Sungai Besar yang masih berusia remaja/pemuda. Rata-rata pendiri Resiber berumur 20 – 22 tahun. Keinginan mendirikan organisasi ini didukung oleh elemen masyarakat lain, seperti tokoh masyarakat dan kepala desa.

Organisasi Resiber resmi berdiri tanggal 12 Juni 2002, ditandai dengan dibentuknya kepengurusan. Kepegurusan pertama Resiber terdiri dari Ketua yaitu Mawardi, Wakil Ketua yaitu Ardon dan Ketua Bujang yaitu Tami. Kepengurusan ini dikeluarkan oleh Kepala Desa Renah Sungai Besar dan diakui oleh pemangku adat Desa Renah Sungai Besar (Dokumentasi Organisasi Resiber).

Organisasi ini memiliki visi kreatifitas, jauh dari narkoba,taqwa dan semangat yang tinggi dalam berbuat kebaikan. Kemudian misinya adalah menjadikan pemuda pemudi di Desa Renah Sungai Besar menjadi lebih mempunyai pengalaman dalam berorganisasi dan mempererat silaturrahmi diantara mereka serta membantu masyarakat yang membutuhkan tenaga dan kreatifitas golongan muda. Visi dan misi dari organisasi ini sudah terealisasikan karena mereka benar-benar menjadikan citra pemuda- pemudi sebagai bagian dari masyarakat yang tidak bisa lagi dipandang sebelah mata. Dari bentuk struktur sederhana yang dibuat oleh badan kepengurusan organisasi Resiber dapat kita lihat masih terbilang sangat minimalis. Anggota dari organisasi ini hampir 80% adalah teman sepermainan sejak kecil hingga dewasa saat ini dan bertempat tinggal di Desa Renah Sungai Besar. Organisasi ini juga menjalin hubungan yang baik dengan organisasi yang ada di kampung tetangga.

Organisasi Resiber berawal dari adanya kesadaran dari pemuda Desa Renah Sungai Besar, pemuda yang sudah banyak melakukan pelanggaran norma dan etika. Banyaknya remaja yang melakukan pelanggaran dikhawatirkan akan menimbulkan keresahan di tengah masyarakat. Bentuk perilaku yang menyimpang lainnya seperti perjudian dan pencurian serta pergaulan muda-mudi.

Sebab dibentuknya organisasi Resiber di Desa Renah Sungai Besar karena telah munculnya berbagai bentuk perilaku remaja yang kurang baik, diantaranya perkelahian, pergaulan muda-mudi, perjudian dan pencurian. Untuk itu, pemuda berinisiatif membentuk organisasi yang dapat mencegah berkembangnya perilaku yang kurang baik tersebut di Desa Renah Sungai Besar.

Anggota Organisasi Resiber Tahun 2015 Anggota Resiber sesuai dengan peraturan organisasi Resiber No. 04 tahun 2002 adalah remaja Desa Renah Sungai Besar berumur 15 – 25 tahun. Jumlah anggota organisasi Resiber tahun 2015 adalah sebanyak 51 orang, terdiri dari 29 laki-laki dan 22 orang perempuan. Syarat Menjadi Anggota Organisasi Resiber

Desa Renah Sungai Besar sebagai salah satu kesatuan masyarakat memiliki organisasi yang disebut Resiber. Anggota Resiber merupakan pemuda yang berumur antara 15-25 tahun dan terdiri dari laki-laki dan perempuan. Syarat untuk menjadi anggota Resiber berdasarkan Peraturan Organisasi Resiber No. 03 tahun 2002 sebagai berikut: (1) Remaja

(7)

dengan umur minimal 15 tahun dan maksimal 25 tahun dan (2) Mematuhi peraturan sebagai anggota Resiber.

1. Penyimpangan yang Sering Terjadi di Desa Renah Sungai Besar

Banyak prilaku menyimpang yang pernah dilakukan remaja di Desa Renah Sungai Besar. a. Pencurian

Bentuk-bentuk prilaku menyimpang yang sering terjadi diantaranya pencurian, mesum, perjudian, perkelahian dan mabuk-mabukan. Prilaku menyimpang yang paling sering terjadi dan berulang setiap tahun adalah pencurian. Pelaku pencurian merupakan anggota organisasi Resiber dan melakukan pencurian di wilayah Desa Renah Sungai Besar. Pencurian yang dilakukan oleh anggota Resiber di Desa Renah Sungai Besar ini tidak dilaporkan ke polisi, tetapi penyelesaiannya diusahakan di luar prosedur peradilan.

Kasus pencurian yang terjadi di Desa Renah Sungai Besar dilakukan secara berkelompok atau perorangan dan terjadi tiap tahun Prilaku menyimpang pencurian ini dilakukan oleh orang yang berbeda-beda dan ditempat yang berbeda pula. Pelaku pencurian adalah anggota organisasi Resiber yang belum memiliki pekerjaan tetap dan melakukan pencurian secara berkelompok atau perorangan. Kasus prilaku menyimpang pencurian ini tidak dilaporkan ke polisi karena pelaku merupakan tanggungjawab organisasi Resiber sehingga diselesaikan secara organisasi.

b. Mesum

Prilaku menyimpang pacaran melewati batas yang ditetapkan yaitu jam 9 malam dan berpacaran di tempat sunyi termasuk prilaku mesum. Hal ini memang belum dapat dibuktikan, tetapi untuk menjaga norma sosial di Desa Renah Sungai Besar, prilaku ini merupakan prilaku terlarang.

Prilaku pacaran melewati batas jam 9 malam serta berpacaran di tempat sunti disebut perbuatan mesum di Desa Renah Sungai Besar. Prilaku mesum maksudnya adalah pacaran yang melewati batas-batas aturan yaitu di tempat sepi dan lewat dari jam 9 malam, dikhawatirkan akan menimbulkan perbuatan dosa yaitu zina, apalagi mereka melakukan pacaran di tempat sepi. c. Perjudian

Penyimpangan dalam bentuk perjudian juga termasuk sering dilakukan oleh anggota organisasi Resier. Perjudian ini dilakukan secara

berkelompok dan juga dilakukan secara berulang dan disengaja.

Perjudian di Desa Renah Sungai Besar ini dilakukan oleh remaja dan biasanya ditempat-tempat khusus.

Penyimpangan dalam bentuk perjudian dilakukan secara terencana, berulang dengan pelaku yang sama, dilakukan secara berkelompok dan dilakukan di tempat tersembunyi. Bentuk permainan judi yang dilakukan oleh remaja tersebut diantaranya judi kartu dan domino dengan taruhan uang. d. Mabuk-mabukan dan Perkelahian

Penyimpangan selanjutnya adalah mabuk-mabukan dan perkelahian. Mabuk-mabuk-mabukan ini sering berujung perkelahiran. Sejak organisasi Resiber berdiri, penyimpangan ini dapat dikurangi.

Adanya remaja desa Renah Sungai Besar yang suka mabuk-mabukan dan berkelahi karena adanya kesempatan. Prilaku mabuk-mabukan remaja biasanya terjadi malam hari dan prilaku ini kadang memicu pertengkaran antar remaja yang berujung ke perkelahian.

Penyimpangan dalam bentuk mabuk-mabukan dan perkelahian adalah prilaku menyimpang yang berjalan beriringan di Desa Renah Sungai Besar. Prilaku mabuk-mabukan ini karena adanya kesempatan, sedangkan mabuk-mabukan menyebabkan seseorang tidak dapat mengontrol prilakunya sehingga sering berujung pada perkelahian antar remaja. 2. Sanksi terhadap Penyimpangan

Kontrol sosial yang dilakukan organisasi Resiber terhadap anggota yang telah melakukan prilaku menyimpang adalah tindakan berupa sanksi. Sanksi yang diberikan disesuaikan dengan bentuk prilaku menyimpang yang dilakukan oleh anggota.

a. Sanksi Uang

Bentuk sanksi bagi pelaku prilaku menyimpang yang dilakukan oleh anggota organisasi Resiber salah satunya adalah denda uang. Sanksi ini sudah dibuat dalam peraturan organisasi Resiber, termasuk besarnya denda uang yang harus dibayar untuk penyimpangan yang dilakukan.

Sanksi merupakan bentuk hukuman kepada para pelaku pelanggaran, terutama anggota Resiber yang melakukan pelanggaran perturan yang telah ditetapkan. Untuk memberikan sanksi, Resiber mengadakan rapat pengurus.

(8)

Sanksi dalam bentuk uang sudah disepakati oleh seluruh anggota Resiber apabila mereka melakukan pelanggaran.

Besarnya denda yang harus dibayar oleh anggota organisasi Resiber bervariasi, denda paling kecil Rp 500.000 (lima ratus ribu rupiah) dan paling besar Rp 5.000.000 (lima juta rupiah). Besarnya denda uang yang harus dibayar telah diatur oleh peraturan organisasi Resiber untuk masing-masing prilaku menyimpang yang dilakukan. cara Resiber menjatuhkan sanksi bagi anggota yang melakukan perilaku menyimpang adalah dengan mengumpulkan bukti, mengadakan rapat dan memutuskan sanksi dihadapan anggota.

b. Dinikahkan

Tindakan pemberian sanksi sebagai bentuk kontrol sosial terhadap prilaku menyimpang remaja di Desa Renah Sungai Besar adalah bentuk penegakan peraturan organisasi Resiber. Sanksi organisasi Resiber terhadap anggota yang melakukan prilaku menyimpang tidak selalu dalam bentuk uang, tetapi juga dalam bentuk tindakan.

Adanya sanksi terhadap anggota organisasi Resiber yang melakukan pacaran di luar batas ini karena akibat dari perbuatan tersebut akan berdampak terhadap masyarakat. Sanksi terhadap remaja yang berpacaran terhadap dalam Peraturan Organisasi Resiber Nomor. 4 tahun 2002, point 7 yang berbunyi “Bagi anggota organisasi Resiber pemuda pemudi yang pacaran di luar rumah, batas waktu disepakati bersama yaitu hanya sampai pukul 21.00 Wib dan tidak diperbolehkan pacaran di tempat yang gelap, apabila kedapatan maka langsung dinikahkan dan di denda Rp 5.000.000,- (Lima juta rupiah).

Sanksi bagi anggota yang melakukan pelanggaran bentuknya berupa denda dan dinikahkan bagi remaja yang pacaran melewati batas yaitu di tempat sepi dan melewati batas jam yang telah ditentukan. Tindakan yang diambil organisasi Resiber sebagai bentuk kontrol sosial organisasi Resiber terhadap pelaku pacaran ini juga sesuai dengan kaidah agama yang dianut oleh masyarakat Desa Renah Sungai Besar yaitu agama Islam. Anggota organisasi Resiber yang dinikahkan dari tahun 2011-2015 ini sebanyak 7 pasang. Apabila pelanggaran ini dibiarkan maka akan berakibat buruk kepada seluruh masyarakat Desa Renah Sungai Besar. Tindakan ini diambil agar kondisi Desa Renah Sungai Besar tidak terganggun dan masyarakat dapat menjalankan aktivitas mereka secara normal tanpa adanya gangguan.

Tindakan organisasi Resiber dalam dalam menjalankan fungsi melakukan kontrol sosial

tidak hanya sanksi berupa denda dan dinikahkan. Sanksi yang paling tegas bagi remaja yang melakukan prilaku menyimpang adalah dikeluarkan dari organisasi Resiber.

Sanksi yang paling berat dari tindakan kontrol sosial organisasi Resiber adalah dikeluarkan dari keanggotaan. Anggota yang dikeluarkan ini disebabkan tidak mau mematuhi sanksi yang telah diberikan organisasi terhadap pelanggaran yang mereka lakukan. Remaja yang dikeluarkan dari organisasi Resiber ini akan mendapatkan sanksi dari masyarakat.

3. Kontrol Sosial Organisasi Resiber terhadap Anggota yang Memiliki Prilaku Menyimpang

Organisasi Resiber diharapkan menjalankan fungsi dalam menjalankan kontrol sosial terhadap perilaku menyimpang anggota. Kontrol sosial yang dijalankan organisasi Resiber Desa Renah Sungai Besar terhadap prilaku menyimpang remaja salah satunya adalah melakukan pencegahan. Pencegahan dilakukan terhadap seluruh anggota organisasi Resiber

a. Sosialisasi

Sosialisasi peraturan bagi seluruh anggota Resiber merupakan salah satu bentuk kontrol sosial. Cara menjalankan fungsi kontrol sosial adalah sosialisasi tentang bentuk-bentuk prilaku menyimpang yang sudah ditetapkan dalam peraturan organisasi Resiber.

Kontrol sosial terhadap anggota organisasi Resiber dirasakan oleh remaja, terutama yang menjadi anggota organisasi Resiber. Peraturan organisasi Resiber bukan merupakan batasan untuk berkreasi, tetapi menjelaskan batasan yang boleh dilakukan remaja. Kegiatan sosialisasi merupakan bentuk kontrol sosial. Prilaku menyimpang yang sering dilakukan oleh anggota Resiber perlu dicegah dengan mensosialisasikan peraturan organisasi kepada seluruh anggota.

b. Pengawasan

Pengawasan yang dilakukan oleh organisasi Resiber untuk menghindari terjadinya prilaku menyimpang oleh anggota Resiber. Setiap remaja yang menjadi organisasi Resiber memiliki potensi untuk melakukan prilaku menyimpang, untuk itulah perlu diadakan pengawasan yang ketat kepada remaja tersebut tanpa menghalangi kreativitas mereka.

Organisasi Resiber menyediakan tempat untuk pengawasan anggota. Pengawasan organisasi Resiber terhadap anggota merupakan upaya agar prilaku menyimpang tidak dilakukan

(9)

oleh anggota. Kontrol sosial terhadap anggota organisasi Resiber dirasakan oleh remaja, terutama yang menjadi anggota organisasi Resiber. Peraturan organisasi Resiber bukan merupakan batasan untuk berkreasi, tetapi menjelaskan batasan yang boleh dilakukan remaja.

Kegiatan yang dilakukan oleh Resiber dalam mencegah terjadinya perilaku menyimpang didukung oleh oleh pemerintahan/Rio Desa Renah Sungai Besar. Stabilitas keamanan dan kenyamanan masyarakat merupakan dasar dari kepala desa untuk mendukung kegiatan ini dan bentuk kegiatan diserahkan kepada organisasi. c. Melarang menjual minuman keras ketika

ada pesta

Minuman keras merupakan penyebab terjadinya prilaku mabuk-mabukan. Namun adanya kebiasaan masyarakat Desa Renah Sungai Besar saat ada pesta untuk menyediakan minuman keras mengakibatkan prilaku ini sering muncul. Pergaulan remaja berpotensi menimbulkan keresahan sosial karena tidak sedikit para remaja yang terlibat pergaulan negatif mabuk-mabukan. Tindakan ini selain mengganggu ketertiban sosial juga sangat merugikan kesehatan mereka sendiri. Organisasi Resiber selaku pihak yang dapat melakukan kontrol terhadap prilaku menyimpang remaja di Desa Renah Sungai Besar perlu melakukan pencegahan agar anggota Resiber tidak melakukan prilaku yang merugikan diri sendiri serta menganggu ketertiban sosial masyarakat

Kebiasaan masyarakat yang kurang baik dan agak bertentangan dengan peraturan organisasi Resiber susah untuk dihilangkan. Namun secara perlahan, organisasi Resiber memberi penyadaran kepada semua pihak, salah satunya pemilik warung untuk tidak menyediakan minuman keras.

Adanya larangan Organisasi Resiber didukung oleh oleh pemerintahan/Rio Desa Renah Sungai Besar. Stabilitas keamanan dan kenyamanan masyarakat merupakan dasar dari kepala desa untuk mendukung kegiatan ini dan bentuk kegiatan diserahkan kepada organisasi.

Bentuk kontrol sosial yang dilakukan organisasi Resiber adalah larangan menjual minuman keras. Adanya kebiasaan masyarakat yang melakukan pesta untuk menyediakan minuman keras membuat pemilik warung dan pedagang memiliki kesempatan untuk menjual minuman keras, sehingga perlu diberikan larangan

d. Menasehati

Norma yang berlaku di Desa Renah Sungai Besar merupakan norma yang sesuai dengan adat Melayu yang dijalankan. Kontrol sosial terhadap anggota Resiber, diantaranya adalah menegakkan aturan kepada seluruh anggota yang melakukan prilaku menyimpang. Organisasi Resiber bertanggungjawab dalam menjalankan kontrol sosial terhadap anggotanya, karena sebelum menjadi anggota, seseorang diharuskan untuk mematuhi peraturan yang telah disepakati.

Peraturan organisasi Resiber meliputi larangan bagi anggota untuk mabuk-mabukan, pencurian, pacaran disepakati tidak lewat jam 21.00 Wib malam, tidak pacaran di tempat gelap, kemudian jika pergi bertandang ke rumah pacar, waktu yang ditetapkan sampai jam 23.00 Wib malam dan yang terakhir dilarang berkelahi di dalam lingkungan Desa Renah Sungai Besar. Untuk itu, perlu adanya kebijaksanaan dari pengurus untuk sering menasehati para anggota agar tidak melakukan perilaku menyimpang.

Adanya kerjasama organisasi Resiber dengan berbagai lapisan masyarakat sangat membantu dalam melakukan kontrol sosial terhadap anggota. Sebagai tokoh masyarakat, nasehat yang bijaksana sangat diharapkan agar anggota organisasi Resiber menyadari bahwa ada organisasi yang membawahi mereka dan mereka diharapkan dapat mematuhi aturan yang dalam organisasi tersebut

Kerjasama berbagai pihak yaitu tokoh masyarakat dan pengurus Resiber dalam mencegah terjadinya prilaku menyimpang selama ini berjalan baik walaupun masih ada terjadi prilaku menyimpang yang dilakukan oleh remaja. Tokoh masyarakat biasanya menyampaikan norma-norma yang harus dipatuhi masyarakat Desa Renah Sungai Besar dan organisasi Resiber menjalan kontrol sosial dalam bentuk pencegahan.

Kontrol sosial preventif merupakan suatu pengendalian sosial yang dilakukan untuk mencegah kejadian yang belum terjadi. Atau merupakan suatuusaha yang dilakukan sebelum terjadinya suatu pelanggaran. Dalam preventif masyarakat atau seseorang diarahkan, dibujuk, atau diingatkan supaya jangan melakukan pelanggaran yang telah disebutkan. Kegiatan yang positif dapat mencegah terjadinya perilaku menyimpang dan kegiatan ini dapat dilakukan sebagai upaya pencegahan terjadinya prilaku menyimpang di kalangan remaja.

(10)

4. Kendala dalam Menjalankan Fungsi Kontrol Sosial

Sebagai sebuah organisasi, Resiber mengalami kendala dalam melakukan kontrol sosial terhadap perilaku menyimpang di Desa Renah Sungai Besar. Kendala ini muncul karena banyaknya anggota yang harus dikontrol dan kurangnya tenaga untuk melakukan kontrol tersebut

a. Terlalu Banyak Anggota

Anggota organisasi Resiber terdiri dari remaja berumur 15-25 tahun, laki-laki dan perempuan. Untuk organisasi di Desa, latar belakang anggota yang beragam dan tingkat pendidikan yang rendah, jumlah anggota 50 orang merupakan beban bagi pengurus.

Dari wawancara di atas dapat diambil kesimpulan kendala yang dihadapi organisasi Resiber adalah banyaknya anggota dengan latar belakang pendidikan yang rendah. Pendidikan seseorang akan menentukan prilaku, oleh karena itu jumlah anggota organisasi sebanyak 51 orang termasuk banyak.

b. Terjadi Penyimpangan di Tempat Tersembunyi

Berulangnya kejadian prilaku menyimpang yang dilakukan oleh satu orang memperlihatkan bahwa kontrol sosial kurang berfungsi.

Kendala dalam menjalankan fungsi kontrol sosial adalah kurangnya kesadaran dari anggota organisasi Resiber. Sebagai remaja, mereka seharusnya memahami tentang adat istiadat yang berlaku, tetapi mereka jarang yang mau mendengarkan nasehat para tetua adat di desa Renah Sungai Besar.

c. Kesulitan Membayar Denda

Kendala berikutnya dalam melakukan tindakan terhadap remaja anggota organisasi Resiber yang adalah kesulitan membayar denda. Sanksi yang dijatuhkan terhadap anggota yang melakukan perilaku menyimpang harus dipatuhi, namun dalam prakteknya, masih banyak kendala dalam menjalankan sanksi tersebut. Kesulitan anggota Resiber untuk membayar denda karena prilaku menyimpang yang mereka lakukan biasanya menghubungi anggota keluarga.

Kendala dalam menjalankan sanksi adalah keterlambatan anggota membayar denda yang telah ditetapkan. Kendala ini sering terjadi karena denda yang harus dibayar oleh anggota yang melakukan perilaku menyimpang tersebut jumlahnya besar.

Menurut teori kontrol Reckless (dalam Henslins, 2007: 154) mengungkapkan bahwa adanya desakan kuat yang mendorong seseorang melakukan tindakan menyimpang. Reckless mengambil gagasan bahwa seseorang terdorong untuk menyimpang disebabkan oleh desakan-desakan yang datang dari luar diri dan dari dalam diri. Desakan-desakan dari luar seperti kemiskinan, pengekangan, perselisihan, status minoritas, godaan, kebingungan, periklanan dan lain sebagainya. Sedangkan desakan-desakan yang datang dari dalam berupa kegagalan, kegelisahan, kekecewaan, pemberontakan, perasaan rendah diri dan lain-lain.

Ide utama dari teori kontrol adalah bahwa penyimpangan merupakan hasil dari kekosongan kontrol atau pengendalian sosial. Teori ini dibangun atas dasar pandangan bahwa setiap manusia cenderung untuk tidak patuh pada hukum atau memiliki dorongan untuk melakukan pelanggaran pada hukum. Oleh sebab itu, para ahli teori kontrol menilai perilaku menyimpang adalah konsekuensi logis dari kegagalan seseorang untuk menta’ati hukum.

PENUTUP Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dengan judul kontrol sosial organisasi Resiber (Renah Sungai Besar) terhadap perilaku menyimpang di Desa Renah Sungai Besar Kecamatan Limbur Lubuk Mengkuang Kabupaten Bungo Jambi, dapat diambil kesimpulan, yaitu: (1) Kontrol sosial organisasi Resiber terhadap anggota yang memiliki prilaku menyimpang adalah berupa pencegahan dan tindakan Pencegahan dilakukan dalam bentuk sosialisasi pengurus terhadap anggota, pengawasan kepada anggota, melarang menjual minuman keras ketika ada pesta dan menasehati anggota. Tindakan organisasi Resiber yang melakukan prilaku menyimpang adalah sanksi uang dan dinikahkan dan (2) Kendala organisasi Resiber dalam melakukan kontrol sosial terhadap perilaku menyimpang yaitu banyaknya anggota yang melakukan pelanggaran, bervariasinya tempat melakukan prilaku menyimpang seperti di tempat tersembunyi dan kesulitan membayar denda yang telah ditetapkan.

Saran

Diharapkan pengurus organisasi Resiber (Renah Sungai Besar) untuk lebih sering melakukan

(11)

kontrol sosial terhadap anggota, agar prilaku menyimpang dapat diminimalkan di Desa Renah Sungai Besar. Diharapkan kepada masyarakat untuk membantu dan bekerjasama dengan organisasi Resiber dalam melakukan kontrol sosial terhadap anggota yang memilik prilaku menyimpang. Bagi peneliti selanjutnya, sebagai bahan acuan dalam meneliti tentang kontrol sosial terhadap prilaku menyimpang

DAFTAR PUSTAKA

Abdulsyani. 1994. Sosiologi Skematika Teori dan Terapan. Jakarta: Bumi Aksara Henslin, James M. 2007. Sosiologi dengan

Pendekatan Membumi Edisi 6 Jilid 2. Jakarta: Erlangga. (diterjemahkan oleh Kamanto Sunarto dari Essential of Sociology: a Downto-earth Approach 6th Edition)

Soekanto, Soerjono. 1990. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: Raja Grafindo

Gambar

Tabel 1.1  Perilaku  Menyimpang  Anggota  Resiber  yang  terjadi  di  Desa  Renah  Sungai Besar Tahun 2011-2015

Referensi

Dokumen terkait

Sebanyak 2 orang entrepreneur (50%) mengatakan sewaktu mereka mengalami kejadian yang berdampak buruk terhadap bisnis nya seperti rendahnya profit yang diperoleh dan

Oleh karena itu, obat antihipertensi tidak diberikan untuk menormalkan tekanan darah, tetapi hanya mengurangi tekanan darah sampai batas tertentu sesuai

Hasil ini tidak sejalan penelitian yang dilakukan Prior (2007) dimana dinyatakan pengungkapan tanggung jawab sosial (CSR) yang dilakukan oleh pihak manajemen yang

Pada penelitian Wijaya dkk melakukan penelitian perancangan aplikasi pemesanan catering menggunakan metode HCD dan menghasilkan rancangan desain dengan nilai

Pemesanan dan penyimpanan barang merupakan kegiatan yang sangat penting pada bagian pengendalian persediaan barang atau inventory control dalam suatu perusahaan, baik

Kondensor mikroskop ini menggunakan kondensor medan gelap yang tidak memungkinkan cahaya ditransmisi melewati spesimen terus ke lensa objektif.... Menggunakan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan tentang pengaruh harga, kualitas produk dan kualitas pelayanan terhadap kepuasan pelanggan Restoran O-Mamamia

Dari pengertian berhitung diatas, dapat disimpulkan bahwa berhitung merupakan kemampuan yang dimiliki oleh setiap anak dalam hal matematika seperti dalam kegiatan