• Tidak ada hasil yang ditemukan

Dasar Dasar Archeology SABARIAH BANGUN. Fakultas Ilmu Sosial Da Ilmu Politik Univesitas Sumatera Utara. BAB I Pengertian Archeologi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Dasar Dasar Archeology SABARIAH BANGUN. Fakultas Ilmu Sosial Da Ilmu Politik Univesitas Sumatera Utara. BAB I Pengertian Archeologi"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

Dasar–Dasar Archeology SABARIAH BANGUN

Fakultas Ilmu Sosial Da Ilmu Politik Univesitas Sumatera Utara

BAB I

Pengertian Archeologi

Archeologi berasal dari kata "archas" (kuno) dan "logos (ilmu)". Jadi archeologi adalah ilmu yang mempelajari antara hubungan antara kebudayaan ide dengan dunia jasmani/kebudayaan fisik & pengaruh hubungan tersebut dengan lingkungannya.Menurut Crawford adalah cabang dari ilmu peninggalan masa lampau. Manfaat dan relevansi studi Archeologi masa kini adalah:

1. Kajian masalah nilai budaya

2. Kajian hubungan manusia dengan lingkungannya 3. Kajian model-model perubahan kebudayaan

Akibat pengaruh komunikasi yang terlalu bebas sehingga terlalu banyak budaya asing itu masuk ke wilayah kita dan diserap. Dari hasil archeologi, kebudayaan tersebut hanyalah sebagai pembungkus saja sedang isi masih tetap sebagai kebudayaan Indonesia. Jadi dengan kajian archeologi kita dapat menyeleksi pengaruh-pengaruh negatif dari kebudayaan asing tersebut.

Sejarah Perkembangan Archeologi

Sampai pada 100 tahun terakhir tidak ada perkembangan. Tahun 1885 berdiri perkumpulan "Trechacologyseen Vereniging" dengan ketuanya J. Ijzrmain. Anggotanya melibatkan orang-orang yang punya hati dibidang archeologi.

Tahun 1901 dibentuk Commisse in Nederlandsch Indie Voor Dudheid Kundige Enderzweek Jawa en Madoesa. Ketuanya adalah J.L.A. Brandis. Tahun 1905 Brandis meninggal dan digantikan oleh N.J. Krom pada tahun 1910. Tahun 1913 dibentuk Cud heid KundigeDients yaitu jawatan purbakala yang bertugas:

1. Menginventariskan peninggalan archeologi di Indonesia

2. Mengadakan usaha penyelamatan, perlindungan, pemugaran terhadap monumen-monumen kuno

3. Mengadakan penelitian dan mempublikasikan hasilnya

4. Mendatangkan ahli purbakala dari Belanda yaitu F.D.K. Bosch

BAB II

DATA ARCHEOLOGI

Data adalah himpunan atau kumpulan fakta/simbol yang menyatakan satu gagasan, kondisi/situasi yang belum dinilai. Fakta adalah fenomena yang diobservasi berulang-ulang dan dapat diuji secara empirik.

Informasi adalah kumpulan data yang telah disatukan, dibentuk sehingga berfungsi utuk menyampaikan pesan.

(2)

1. Artefak yaitu peninggalan yang sudah kena campur tangan manusia. Contoh: Kapur dan menara Kudus

2. Ekofak yaitu peninggalan yang tidak kena campur tangan manusia tapi berhubungan erat dengan kehidupan manusia

Contoh: biji-bijian dan tulang-tulangan

3. Feauture yaitu gejala yang tampak sebagai bekas-bekas aktifitas manusia. Contoh: galian-galian bekas mesjid, gereja.

Klasifikasi Artefak adalah:

1) Technofact (artefak teknomik)

yaitu sejenis alat yang memiliki fungsi utama dalam usaha manusia untuk menggarap sumber daya dilingkungan alam yang berfungsi secara langsung untuk mempertahankan eksistensi masyarakat. Misal: alat-alat pertanian, perburuhan dan senjata.

2) Sosiofact (artefak sosiotehnik)

yaitu artefak yang berfungsi di dalam subsisten sosial dari keseluruhan sistem budaya. Subsisten ini berfungsi sebagai alat yang extra somatis dalam menggabungkan masing-masing individu ke dalam kelompok yang bersatu padu untuk dapat memelihara keutuhan dan kelangsungan eksistensinya. Misal: pakaian kebesaran raja, seragam pegawai, lencana, stempel, tanda pagkat.

3) Ideofact (artefak ideotehnik)

Yaitu artefak yang konteks fungsionalnya terutama sekali dalam komponen Ideologi (kepercayaan dari sistem sosial).

Faktor-faktor yang menentukan kualitas data:

1. In Situ yaitu ketika data itu diperoleh archeologi, data tersebut masih melekat pada konteks asli. Misal neraca perunggu yang diketemukan pada situs pekuburan.

2. Authenticity yaitu keaslian. Faktor keaslian sangat panting sehingga nilainya tinggi. Contoh: Dokumen palsu dinamakan Stimulad.

3. Abudance yaitu kuantitas (jumlah), semakin banyak jumlah data kualitasnya semakin tinggi.

4. Integrasi yaitu data suatu artefak itu diketemukan dalam satu kumpulan tertentu atau tugas sendiri.

5. Kind yaitu jenis. Seamakin banyak diketemukan jenisnya maka benda tersebut nilainya semakin tinggi dan semakin berharga.

Data menurut tingkat Analisa, yaitu: 1. Artefak

Setiap artefak mempunyai beberapa ciri atau sifat yang disebut atribut-atribut. Sifat sifat ini termasuk bahan baku, ukiran, warna, hiasan, tanda-tanda pemakaian dan semua hal lain yang dapat diamati secara langsung. Dari penganalisaan data sebuah artefak, kesimpulan yang dapat ditarik masih diragukan karena sifat-sifat tadi sebagaan

2. Sub Assemblage (sub himpunan) yaitu sejumlah artefak dari salah satu situs yang memiliki hubungan dari segi fungsi, misal busur, anak panah, pisau dan tombak merupakan sebuah sub himpunan karena semuanya dipakai untuk berburu atau berperang.

(3)

3. Himpunan Artefak yaitu semua artefak yang berasal dari satu situs, cara penyebaran yang dapat diterapkan pada tingkat ini lebih luas lagi karena sekarang pola penyebaran artefak di dalam situs akan kelihatan, sehingga penganalisaan dapat diarahkan kepada soal struktur yang terujud dalam penyebaran ruang, lokasi penemuan artefak dari sub himpunan.

BAB III

TEORI- TEORI ARCHEOLOGI I. Golongan Teori Pra Deposisi.

Dalam pra deposisi, metode yang digunakan adalah etnoarcheologi karena dalam pra deposisi yang disoroti diteliti adalah aspek tingkah laku yang mencakup mulai dari proses pembuatan , pengambilan bahan kemudian dibawa ke pembakaran setelah jadi dipasarkan lalu dipakai dan benda tersebut mempunyai masa pakainya setelah habis masanya lalu hancur dan dibuang, menumpuk dan mengalami transformasi. Metode yang dipakai adalah etnoarheologi yaitu mempelajari hubungan satu kebudayaan materi di dalam konteks masyarakat. II. Golongan Transformasi.

Proses ini dimulai dari pembuangan artefak kemudian artefak ini mengalami proses transfornasii pemindahan oleh bencana alam, hewan, manusia, lalu ia mengendap dan tertimbun tanah. Jadi disini yang dipelajari adalah saat artefak mengalami pembuangan sampai tertimbun tanah. Metode yang dipakai adalah eksperimen kerena proses tersebut berlangsung dalam waktu yang lain. Eksperimen tersebut dilakukan, dipelajari, diteliti lalu ditraktor, dibiarkan beberapa minggu dan dilihat bagaimana aliran air hujan tersebut menggeser artefak

III. Golongan Post Deposisi.

Setelah artefak mengendap di dalam tanah. kita tidak dapat melihatnya sedangkan kita ingin mengamatinya. Metode yang digunakan adalah metode survai dan ekskavasi.

BAB. IV

PARADIGMA DALAM ARCHEOLOGI

Istilah paradigma pertama sekali diciptakan oleh Thomas Kulin (1962) dalam buku “The Revolution Saintific Structure". Paradigma adalah kesatuan konsensus yang terluas dalam suatu cabang ilmu pengetahuan yang membantu membedakan antara satu komunitas dengan komunitas lainnya.

Paradigma mengandung empat elemen yaitu :

1. Elemen Konseptual yaitu berisi konsep-konsep yang dipakai dalam menyajikan proposisi teoritis yang secara langsung maupun tidak langsung memberikan fokus bagi penelitian empis.

2. Elemen Teoritis yaitu terkena keharusan penyajian secara empiris, Penyajian empiris adalah proses di dalam melihat apakah sesuatu yang dirumuskan teori itu terbukti atau tidak.

(4)

3. Aliran Permainan. Dalam melakukan interpretasi yaitu memberitahukan kepada kita statemen-statemen mana gejala bahasa yang digunakan dapat melukiskan gejala-gejala yang dapat diobservasi dan observasi mana yang dapat menimbulkan ramalan-rramalan yang diberikan teori benar atau salah.

4. Elemen Ontologi Predictive yaitu memberikan keterangan apakah elemen konepsual & elemen teori itu akan tampak rupanya .

Terdapat tiga (3) Paradigma dalam Archeologi, yaitu:

1. Paradigma Sejarah Kebudayaan yaitu mengarahkan tujuan penelitiannya untuk mempelajari perubahan yang terjadi pada kebudayaan kelompok-kelompok manusia karena pengaruh dari kebudayaan lain.

2. Paradigma yang mengarahkan tujuan penelitian untuk merekontruksikan cara-cara kehidupan sehari-hari yang dilakukan manusia pada masa lampau.

3. Paradigma yang mengarahkan tujuan penelitian untuk mempelajari proses perubahan kebudayaan dan faktor-faktor apa yang menyebabkan perubahan.

BAB V

METODE-METODE DALAM ARCHEOLOGI

Ada empat (4) jenis Metode Survai yang digunakan dalam archeologi, yaitu: 1. Survai Permukaan Tanah.

Survai ini dilakukan untuk memahami dan mengamati kegiatan manusia pada masa lampau melalui gejala-gejala yang ada dipermukaan tanah.

2. Survai Udara.

Survai ini menggunakan foto udara dan pesawat udara. Di Indonesia survai ini diterapkan hanya pada situs-situs yang penting saja seperti: kota, dan candi. 3. Survai Bawah Tanah.

Untuk meneliti keadaan di dalam tanah harus dengan alat tertentu, yaitu: 1. Drowsing (Pemintalan)

2. Probing (Pencocokan) 3. Angering (Pemboran) 4. Bosing (Pemandangan). 5. Survai Geofisika.

Dalam survai ini digunakan tehknik mahknetik dengan metode radioaktif dan metode seismig serta metode eletromaknetik.

4. Survai Geologi.

Proses mendapat pemetaan Geologi membuat penampang stratigrafi yang terukur. Pemetaan geologi tercakup rekaman, penggambaran penyebaran, ketinggian tempat temuan dari permukaan laut, dan sampling penemuan archelogi.

BAB VI KESIMPULAN

Dalam Archeologi terdapat berbagai metode, paradigma dan data yang akan diteliti. Data-data dalam Archeologi itu adalah:

1. Artefak 2. Ekpfak. 3. Feature..

(5)

Metode survay yang digunakan seperti: 1. Survai Permukaan Tanah.

2. Survai Udara.

3. Survai Bawah Tanah. 4. Survai Geofisika 5. Survai Geologi.

Paradigma yang digunakan di dalam Archeologi. seperti: 1. Paradigma Sejarah Kebudayaan.

2. Paradigma yang mengarahkan tujuan penelman untuk merekonstruksi cara- cara kehidupan sehari-hari yang dilakukan manusia pada masa lampau.

3. Paradigma yang mengarahkan tujuan penelitian untuk mempelajari proses perubahan kebudayaan dan faktor-faktor apa yang menyebabkan perubahan.

DAFTAR PUSTAKA

Clarke, David L, 1968. Analytical Archeology. Vol. 2.2 .London: Methurn.

Schiffer Michael, B (ed),1976. Behavioral Archeology. New York : Academy Press. Fagan, Brian M,1976. In The Beginning An Introduction To Archeology. Toronto:

Little Brown and co.

Sharir Robert [and] Wendy As More,1979. Fundamental Of Archeology. California : The Benyamin/Gummings Publishing co.

Suyono R.P. (ed),1977. Sejarah Museum Indonesia, Jilid1. Jakarta: BP.

Haviland, Wiliam,1988. Antropologi Edisi 4; Terjemahan, G. Soekadjis. Jakarta: Erlangga.

Referensi

Dokumen terkait

Iran sendiri telah berulang kali menyatakan bahwa program nuklirnya bertujuan damai dan menolak tuduhan negara-negara Barat yang menyatakan

 Mendiskusikan informasi yang diperolah dari berbagai sumber tentang dampak persatuan dan kesatuan terhadap kehidupan berbangsa dan bernegara dengan kerja sama dan percaya diri.

[r]

[r]

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui bagaimana bentuk pertunjukan Kesenian Dames Group Laras Budaya di Desa Bumisari Kecamatan Bojongsari Kabupaten Purbalingga, serta

Teori permainan adalah suatu cara belajar yang digunakan dalam menganalisis interaksi antara sejumlah pemain maupun perorangan yang menunjukkan strategi-strategi..

Yang dimaksud dengan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Ketenagakerjaan adalah bahan hukum publik yang bertanggung jawab kepada presiden dan berfungsi

peneliti menyimpulkan bahwa ketika lansia melakukan gerakan Latihan gerak sendi lutut secara bertahap maka akan berdampak pada penurunan nyeri sendi dikarenakan