• Tidak ada hasil yang ditemukan

MANAJEMEN R E L A W A N MODEL PENDIDIKAN DAN PELATIHAN TENAGA RELAWAN PADA ORGANISASI PELAYANAN SOSIAL

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "MANAJEMEN R E L A W A N MODEL PENDIDIKAN DAN PELATIHAN TENAGA RELAWAN PADA ORGANISASI PELAYANAN SOSIAL"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

MODEL PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

TENAGA RELAWAN PADA ORGANISASI

PELAYANAN SOSIAL

Santoso T. Raharjo

MANAJEMEN

(2)

MANAJEMEN RELAWAN

MODEL PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

TENAGA RELAWAN PADA ORGANISASI

PELAYANAN SOSIAL

SANTOSO T. RAHARJO

(3)

ISBN:

Judul Buku:

MANAJEMEN RELAWAN

MODEL PENDIDIKAN DAN PELTIHAN TENAGA RELAWAN

PADA ORGANISASI PELAYANAN SOSIAL

@

Santoso T Raharjo

Jl. Raya Bandung – Sumedang km 21 Sumedang

Tlp. (022) 843 88812

Website: lppm.unpad.ac.id

Email: lppm.unpad.ac.id

Bandung 45363

1 Jilid, A5: 14,8 x 21 cm; 243 hlm,

ISBN:

2015

(4)

PENGANTAR

Perkembangan organisasi pelayanan sosial dalam masyarakat Indonesia, tidak terlepas dari sifat kesukarelaan anggota masyarakat untuk membantu sesama. Sifat ‘gotong royong’, ‘gugur gunung’, ‘rawe-rawe rantas’ dan nama-nama lain yang berbeda-beda di setiap daerah merupakan wujud dari kepedulian dari sebagian warga masyarakat untuk membantu warga masyarakat lainnya yang mengalami kesusahan. Merekalah yang kemudian dikenal sebagai volunteers (relawan) yang secara sukarela menyumbangkan tenaga, pemikiran dan materinya tanpa mempertimbangkan imbalan. Dalam perkembangan selanjutnya, permasalahan sosial makin beragam, sehingga membutuhkan keahlian dan mekanisme penanganan yang lebih terorganisir.

Relawan sosial sebagai salah satu ujung tombak kegiatan pelayanan sosial menjadi penting untuk diperhatikan, khususnya berkaitan dengan kemampuan dan keterampilan mereka dalam kegiatan pelayanan. Selain itu para relawanlah yang menjadi pelaksana operasional kegiatan di lapangan; merekalah sebenarnya pekerja garis depan dari suatu organisasi pelayanan sosial. Namun demikian pada umumnya para relawan sulit dikendalikan dibandingkan dengan staf, dan terkadang mereka tidak memiliki kebutuhan secara ekonomis atas pekerjaan yang dia lakukan dalam suatu organisasi, sehingga ketika ia merasa tidak nyaman atau tidak betah dia akan pergi begitu saja. Latar belakang relawan yang berbeda baik persepsi dan motivasi yang mereka miliki memerlukan perhatian khusus dari para pengurus organisasi pelayanan sosial.

Pendidikan dan pelatihan relawan merupakan salah satu upaya pengembangan sumber daya relawan sebagai bagian dari manajemen sumber daya manusia perlu dikaji dan dikembangkan dalam upaya efektivitas pelayanan sosial. Hal yang mendasari secara akademis perlunya kajian ini adalah untuk memperkaya telaah mengenai kerelawanan dan khususnya memperoleh pemahaman secara mendalam mengenai proses pendidikan dan pelatihan yang diselenggarakan.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengembangan sumber daya relawan melalui pendidikan dan pelatihan relawan di Mitra

(5)

v

Citra Remaja (MCR) PKBI Jawa Barat. Kemudian secara khusus pula ingin mengetahui mengenai Informasi dan motivasi relawan masuk ke MCR-PKBI, jenis pelatihan, tujuan, fasilitator, metode, waktu, sarana dan prasarana pendidikan dan pelatihan, dan manfaat pendidikan dan pelatihan relawan dalam kegiatan pelayanan di Mitra Citra Remaja Bandung.

Penelitian ini menggunakan tipe penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif dengan mewawancarai 9 (sembilan) orang tenaga relawan dan 6 (enam) orang staf MCR-PKBI Jawa Barat yang diperoleh secara purpossive. Hasil penelitian menunjukkan bahwa informasi teman merupakan informasi pertama sekaligus menjadi daya tarik utama mereka aktif di MCR-PKBI Jawa Barat. Berbagai motivasi lain yang mendorong mereka aktif di lembaga ini adalah mengisi waktu luang, mencari pengalaman, memperoleh keterampilan dan pengetahuan baru, serta teman-teman baru.

Pendidikan dan pelatihan relawan di MCR-PKBI Jawa Barat dilaksanakan berdasarkan pola-pola tertentu yang sudah ada dan dilaksanakan secara berkala. Namun dalam pelaksanaan di lapangan telah dilakukan beberapa modifikasi sesuai dengan kebutuhan dan potensi di lembaga MCR-PKBI Jawa Barat itu sendiri. Jenis pelatihan di MCR dilakukan secara berjenjang, yaitu pelatihan dasar, pelatihan lanjutan, pengayaan di masing-masing divisi dan pelatihan khusus. Tujuan utama dari penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan adalah meningkatkan pengetahuan, sikap dan keterampilan peserta untuk dapat berperan sebagai peer educator dan konselor dalam kesehatan reproduksi remaja.

Gaya fasilitator yang disukai oleh peserta atau relawan selain menguasai akan bidangnya adalah yang santai, lugas, tidak kaku dalam penyampaian materinya dan bisa humor. Failitator yang mampu melihat suasana dan mampu menghangatkan suasana pelatihan sehingga peserta tidak bosan. Para fasilitator pelatihan berasal dari dalam yaitu dari MCR PKBI yang kompeten dalam penyampaian materi tertentu. Sedangkan fasilitator yang berasal dari luar adalah mereka yang dikenal dan diketahui ahli dalam bidangnya, baik dari perguruan tinggi atau LSM lain.

Metode dan teknik yang dipergunakan dalam pendidikan dan pelatihan di MCR-PKBI Jawa Barat, antara lain ceramah, diskusi dan tanya jawab (CTJ), juga memanfaatkan permainan peran (role play) dan

(6)

permainan-permainan (games), simulasi, bahas kasus serta teknik-teknik

ice breaking untuk mencairkan suasana. Ketepatan dalam menggunakan berbagai teknik dalam pelatihan juga terkait dengan kamampuan fasilitator dalam menyampaikan materinya.

Waktu penyelenggaraan pelatihan relawan paling tidak satu tahun sekali untuk pelatihan dasar, sedangkan pelatihan lainnya disesuaikan dengan kebutuhan. Sarana dan prasarana pelatihan sebagian besar telah disediakan oleh pihak MCR PKBI sendiri. Untuk mengetahui respon peserta terhadap pelatihan dipergunakan pre-tes dan pos-tes; sedangkan evaluasi menyeluruh mengenai penyelenggaraan pelatihan itu sendiri belum dilakukan.

Rekemondasi berkaitan dengan penyelenggaraan pelatihan di MCR-PKBI Jawa Barat antara lain pencatatan proses penyelenggaraan pelatihan perlu dikembangkan sehingga dapat terlihat efektivitas pelatihan. Perlu kiranya mengadakan pelatihan untuk pelatih (training for trainer) untuk meningkatkan kualitas pelatihan dan serta tersedianya sejumlah pelatih yang berasal MCR-PKBI itu sendiri.

Relawan MCR-PKBI Jawa Barat, walaupun telah memperoleh pendidikan dan pelatihan, kemudian diikat dengan kontrak dan peluang jenjang karier untuk menjadi staf, namun tetap saja tingkat ‘turn-over’-nya tinggi. Sehingga diperlukan perhatian khusus berkaitan dengan upaya pmeliharaan dan pengembangan relawan yang sudah terlatih dengan cara yang lain, misalkan dengan mengembangkan kegiatan kegiatan yang bersifat penguatan keeratan hubungan antar staf dan relawan.

(7)

vii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ……… iii

ABSTRAK ..……… v

DAFTAR ISI ……… vii

DAFTAR TABEL ……… ix DAFTAR GAMBAR ………... x BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1 B. Pokok Permasaahan ... 11 C. Tujuan ... 12 D. Manfaat... 12 E. Metode Penelitian... 14 F. Sistematika Penulisan... 24

BAB II PROSES PENDIDIKAN DAN PELATIHAN TENAGA RELAWAN PADA ORGANISASI SOSIAL A. Organisasi Sosial ……… 27

A.1. Pengertian Organisasi Sosial ……… 27

A.2. Relawan ……… 40

B. Pengertian Pengembangan, Pendidikan dan Pelatihan Relawan … 48 C. Tahap-Tahap Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Manusia 58 D. Metode dan Teknik Pelatihan dan Pengembangan Sumber Daya Mnusia ……… 76

D.1. Pengertian Metode dan Teknik ……… 76

D.2. Jenis Metode dan Teknik ………... 78

D.3. Penentuan Jenis-jenis Metode dan Teknik ……… 84

D.4. Penggunaan Teknik Pembelajaran ……… 89

BAB III GAMBARAN UMUM MITRA CITRA REMAJA (MCR)- PERKUMPULAN KELUARGA BERENCANA INDONESIA (PKBI) PROPINSI JAWA BARAT A. Latar Belakang Lembaga ……… 98

B. Visi dan Misi MCR-PKBI Jabar ……… 101

C. Strategi dan Tujuan MCR-PKBI Jabar ……… 103

D. Program Utama dan Bidang Pelayanan Remaja MCR-PKBI Jabar 106 E. Pembagian Kerja di MCR-PKBI Jabar ……… 111

(8)

BAB IV PENDIDIKAN DAN PELATIHAN TENAGA RELAWAN DI MITRA CITRA REMAJA (MCR) PERKUMPULAN KELUARGA BERENCANA

INDONESIA (PKBI) PROPINSI JAWA BARAT

A. Proses Pendidikan dan Pelatihan Tenaga relawan di Mitra Citra Remaja (MCR) Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia (PKBI)

Propinsi Jawa Barat………. 126

A.1. Informasi Pertama Mengenai MCR-PKBI ……… 126

A.2. Jenis Pendidikan dan Pelatihan yang diselenggarakan MCR-PKBI Jawa Barat ……….. 130

A.3. Tujuan Pendidikan dan Pelatihan Relawan ……… 138

A.4. Fasilitator Pendidikan dan Pelatihan ……… 141

A.5. Metode Pendidikan dan Pelatihan Relawan……… 145

A.6. Waktu Pendidikan dan Pelatihan Relawan ……… 151

A.7. Sarana-Prasarana Pendidikan dan Pelatihan ……… 157

A.8. Evaluasi Pendidikan dan Pelatihan Relawan ……… 160

B. Manfaat Pendidikan dan Pelatihan ……….. 164

BAB V PROSES PENDIDIKAN DAN PELATIHAN TENAGA RELAWAN ... 181

A. Proses Pendidikan dan Pelatihan Tenaga relawan di Mitra Citra Remaja (MCR) Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia (PKBI) Propinsi Jawa Barat………. 183

B. Manfaat Pendidikan dan Pelatihan ……… 195

BAB Vi KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan ……… 204

B. Rekomendasi ……… 215

(9)

ix

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Jumlah Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) di Jawa Barat … 2 Tabel 1.2 Jumlah Tenaga Relawan Berdasarkan angka ‘turn over’ 10 Tabel 1.3 Informan Penelitian dan Data yang Dibutuhkan ………. 21 Tabel 2.1 Matrik Tipologi Organisasi Pelayanan Manusia ……… 34

Tabel 2.2 Model-model Pelatihan ……… 80

Tabel 2.3 Keunggulan dan Kelemahan Program Latihan Menurut Lokasi 87 Tabel 2.4 Matrik Proses Pendidikan dan Pelatihan ……….. 100 Tabel 5.1 Ringkasan Hasil Penelitian dan Pembahasan Pendidikan

Dan Pelatihan Tenaga Relawan MCR-PKBI Propinsi Jabar 204

(10)

DAFTAR BAGAN

Bagan 1.1 Model Analisis Interaktif ……… 23

Bagan 2.1. Langkah Pendahuluan dalam Persiapan Program Latihan Dan Pengembangan ……… 59

Bagan 2.2. Langkah Kegiatan Model Pelatihan Partisipatif ……….. 65

Bagan 2.3. Modul Program Latihan ……… 70

Bagan 2.4. Teknik-teknik Latihan dan Pengembangan ……….. 87

Bagan 3.1. Struktur Organisasi MCR-PKBI Jawa Barat sebelum Juni 2001 ……. 114

Bagan 3.2. Struktur Organisasi MCR-PKBI Jawa Barat sejak Juni 2001 ……. 115

Bagan 5.1. Proses Pendidikan dan Pelatihan di Mitra Citra Remaja (MCR)-PKBI Propinsi Jawa Barat ………. 207

(11)

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Fenomena munculnya berbagai jenis pelayanan sosial yang diselenggarakan oleh berbagai lembaga pelayanan sosial menunjukkan kecenderungan bergesernya sejumlah aktifitas pelayanan sosial yang secara tradisional diselenggarakan oleh keluarga besar (extended family) ke masyarakat (mekanisme pasar). Kondisi ini nampak pada meningkatnya pendirian organisasi-organisasi sosial yang menyelenggarakan berbagai pelayanan sosial kepada masyarakat. Pergeseran tersebut menimbulkan efek ganda (multiflying effect) terhadap tuntutan profesionalitas penyelenggaraan pelayanan oleh badan-badan sosial (human services organizations).

Perkembangan organisasi pelayanan sosial dalam masyarakat Indonesia, tidak terlepas dari sifat kesukarelaan anggota masyarakat untuk membantu sesama. Sifat ‘gotong royong’, ‘gugur gunung’, ‘rawe-rawe rantas’ dan nama-nama lain yang berbeda-beda di setiap daerah merupakan wujud dari kepedulian dari sebagian warga masyarakat untuk membantu warga masyarakat lainnya yang mengalami kesusahan. Merekalah yang kemudian dikenal sebagai volunteers yang secara sukarela menyumbangkan tenaga, pemikiran dan materinya tanpa mempertimbangkan imbalan. Dalam perkembangan selanjutnya,

(12)

permasalahan sosial makin beragam, sehingga membutuhkan keahlian dan mekanisme penanganan yang lebih terorganisir.

Peningkatan jumlah organisasi sosial yang menyediakan berbagai pelayanan sosial tersebut cukup menggembirakan. Hal ini menunjukkan tingginya tingkat kepedulian masyarakat dalam mengupayakan pelayanan sosial bagi warga masyarakat yang mengalami masalah dan memerlukan bantuan. Jumlah dan perkembangan organisasi swadaya masyarakat dapat dilihat pada tabel 1 berikut:

Tabel 1.1 Jumlah Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) di Jawa Barat

Tahun Jumlah Perubahan

1995 742 ---- 1996 840 98 1997 1517 677 1998 1061 456 1999 1174 113 2000 1256 82

Sumber: Dinas Sosial Propinsi Jawa Barat

Namun situasi kondusif terhadap pertumbuhan dan perkembangan organisasi-organisasi sosial yang bergerak dalam usaha kesejahteraan sosial tersebut pada sisi lain memunculkan persoalan lain yaitu masih minimnya kemampuan keorganisasian dan manajerial yang merupakan keahlian dan keterampilan yang dibutuhkan dalam menyelenggarakan kegiatan pelayanan sosial. Kemampuan/keterampilan manajerial dan keorganisasian merupakan sebagian permasalahan dari sejumlah

(13)

PENULIS

Santoso Tri Raharjo, lahir di Bandung Jumat 5 Februari 1971 dari pasangan Mishan dan Marinah. Penulis beragama Islam, dan memiliki istri bernama Nurliana Cipta Apsari, dengan dikaruniai dua orang putra Arya Muhammad Rafi Raharjo dan Aslam Aulia Raharjo. Penulis beralamat di Puri Cipageran Indah I Blok A-277, RT.01/RW.26 Kelurahan Cipageran Kecamatan Cimahi Utara, Kota

Cimahi. Alamat email: santosotriraharjo@gmail.com.

Penulis menyelesaikan pendidikan dasar dari SDN Angkasa V Lanud Sulaiman Bandung lulus tahun 1984, SMPN 8 (SMPN 1) Margahayu Bandung lulus tahun tahun 1987, selanjutnya melanjutkan di SMAN 4 Bandung lulus tahun 1990. Pada tahun 1996 penulis menyelesaikan S-1 Ilmu Kesejahteraan Sosial FISIP-Univeristas Padjadjaran, kemudian melanjutkan studi S-2 Sosiologi Kekhususan Ilmu Kesejahteraan Sosial Universitas Indonesia lulus tahun 2003, dan pada tahun 2013 memperoleh gelar Doktor Sosiologi pada Program Pascasarjana FISIP Universitas Padjadjaran.

Riwayat pekerjaan penulis dimulai sejak tahun 1998 menjadi Dosen tetap Program Studi Kesejahteraan Sosial. Tahun 2007-2011 pernah menjabat Kepala Laboratorium Kesejahteraan Sosial, dan sejak tahun 2011-2014 dipercaya sebagai Program Studi Kesejahteraan Sosial FISIP-UNPAD, kemudian sejak Juli 2014 dipercaya sebagai Koordinator (Ketua) Program Studi Kesejahteraan Sosial Sarjana FISIP-UNPAD. Selain itu penulis juga aktif sebagai anggota Dewan Pembina di LSM Bahana Karya Insani. Penulis pernah memperoleh penghargaan ‘Satyalencana Kesetiaan 10 tahun’ dari Presiden RI tahun 2012, dan ‘Satyalencana Kesetiaan 15 tahun’ dari Rektor UNPAD pada tahun 2013.

Beberapa karya penulis lainnya antara lain ‘No Nganggur No Cry’, tahun 2009 (menulis bersama), Penerbit Oase Bandung; ‘Dasar-dasar Pekerjaan Sosial’, tahun 2010 (menulis bersama), Penerbit: Mitra Padjadjaran Bandung; ‘Social Enterprise, Social Entrepreneurship, and Corporate Social Responsibility’, tahun 2011 (menulis bersama), Penerbit Mitra Padjadjaran; ‘Relasi Dinamis Antara Perusahaan dengan Masyarakat Lokal’, tahun 2013 Penerbit Unpad Press; ‘Pengantar Pekerjaan Sosial’(menulis bersama), tahun 2013 Unpad Press. ‘Dasar Pengetahuan Pekerjaan Sosial”, tahun 2014 Penerbit Unpad Press. “Pekerjaan Sosial Generalis, Suatu Pengantar Bekerja Bersama Organisasi dan Komunitas”, tahun 2014 Penerbit Unpad Press., ‘Keterampilan-Keterampilan Pekerjaan Sosial, Dasar-dasar’, tahun 2015 Penerbit Unpad Press.

Gambar

Tabel  1.1  Jumlah  Lembaga  Swadaya  Masyarakat  (LSM)  di  Jawa Barat

Referensi

Dokumen terkait

Untuk mengetahui gambaran tingkat pengetahuan remaja SMU tentang gangguan haid pada siswi SMK Keperawatan Kharisma Gowa Raya..

Hasil penelitian yang dilakukan pada tabel 3 menunjukkan bahwa variabel independen dalam penelitian yaitu manajemen laba yang diukur dengan ketiga model yaitu model

FKIP Universitas Lampung, Jl. Descriptive method was used in this research were observation, interview, questionnaire, documentation and percentage table. The result showed

Oleh karena itu , pada pengerjaan tugas akhir ini akan diimplementasikan sebuah aplikasi sistem pendukung keputusan untuk menentukan jumlah takaran detergen pada laundry

Instrumen Kaji Bandin ter!ait Asri3 Im3/ementasi 0an di3ers0arat!an. Instrumen Kaji Bandin ter!ait SPO

Merendam sampel ayam broiler dengan berbagai konsentrasi ekstrak daun jambu biji (Psidium guajava L.) varietas putih yang telah diencerkan dengan aquades selama 30 menit..

Intensitas cahaya atau kuat penerangan matahari yang diterima permukaan tanah di bawah kanopi, merupakan interaksi antara faktor atmosfir tutupan awan dengan

Tujuan penelitian adalah : untuk menjelaskan produktivitas jagung dan menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi produktivitas jagung, menjelaskan struktur