• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kualitas hidup anak dengan gangguan bernapas saat tidur pra dan pasca-adenoidektomi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Kualitas hidup anak dengan gangguan bernapas saat tidur pra dan pasca-adenoidektomi"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

Kualitas hidup anak dengan gangguan bernapas saat tidur

pra dan pasca-adenoidektomi

Anggraini Eka Wahyuni, Eka Putra Setiawan, Wayan Suardana, Arta Eka Putra Bagian Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok - Bedah Kepala Leher

Fakultas Kedokteran Universitas Udayana Rumah Sakit Sanglah Denpasar

Bali - Indonesia

ABSTRAK

Latar belakang: Gangguan bernapas saat tidur menyebabkan timbulnya upper airway resistance syndrome, obstrutive sleep apnea/hipopnea syndrome (OSAHS). Prevalensi gangguan bernapas saat tidur pada anak-anak adalah 11%, di usia prasekolah sekitar 1-3%. Diharapkan adanya perbaikan kualitas hidup pada anak yang menderita gangguan bernapas saat tidur pasca-adenoidektomi atau adenotonsilektomi. Tujuan: Mengetahui perbedaan kualitas hidup anak dengan gangguan bernapas saat tidur oleh karena hipertrofi adenoid/adenotonsilitis kronis sebelum dan sesudah adenoidektomi/adenotonsilektomi. Metode: Merupakan studi prospektif pra-eksperimental (the

one-group pretest-posttest design = before-after study). Sampel dipilih secara konsekutif pada anak-anak yang akan dilakukan adenoidektomi/adenotonsilektomi yang memenuhi kriteria inklusi. Kemudian dievaluasi kualitas hidupnya dengan menggunakan survei OSA-18. Hasil: Dievaluasi 28 sampel anak-anak dengan umur rerata 7,86 tahun (SD 2,380). Rerata nilai total kualitas hidup OSA-18 sebelum operasi adalah 77,46 (SD 15,17) dan rerata nilai total sesudah operasi adalah 34,04 (SD 12,18). Didapatkan perbedaan bermakna rerata nilai total maupun masing-masing kelompok dan kriteria kualitas hidup sebelum dan sesudah operasi p=0,000 (p<0,05). Kesimpulan: Kualitas hidup anak dengan gangguan bernapas saat tidur oleh karena hipertrofi adenoid atau adenotonsilitis kronis meningkat secara bermakna pada semua kriteria dan kelompok setelah adenoidektomi/adenotonsilektomi.

Kata kunci: gangguan bernapas saat tidur, hipertrofi adenoid, adenotonsilitis kronis, adenoidektomi/adenotonsilektomi, kualitas hidup

ABSTRACT

Background: Sleep breathing disorder may lead to upper airway resistance syndrome or

obstructive sleep apnea/hypopnea syndrome (OSAHS). In children, it accounts 11%, meanwhile in pre-Laporan Penelitian

(2)

schooled may reach 1-3%. Purpose: To know the improvement of quality of life in children with sleep

disordered breathing due to adenoid hypertrophy/chronic adenotonsillitis after adenoidectomy/adenotonsillectomy. Methods: A prospective pre-eksperimental, the one-group pretest-posttest design (before-after study). Children were selected consecutively. The quality of life of the children with sleep disordered breathing was evaluated with survey OSA-18. Results: Twenty eight children with mean age of 7.86 years (SD 2.380) were evaluated. The mean preoperative total score was 77.46 (SD 15.17) and the mean postoperative total score was 34.04 (SD 12.18). The differences in the total score, in the domains and items between the initial OSA-18 and post surgery scores were all significant p=0.000 (p<0.05). Conclusion: The quality of life in children with sleep disordered breathing due to adenoid hypertrophy/chronic adenotonsillitis had improved significantly after adenoidectomy/adenotonsillectomy.

Key words: sleep disordered breathing, adenoid hypertrophy, chronic adenotonsillitis,

adenoidectomy/adenotonsillectomy, quality of life

Alamat korespondensi: Anggraini Eka Wahyuni, Bagian Ilmu Kesehatan THT-BKL FK UNUD, RS Sanglah Denpasar, Bali. E-mail: anggreniputu22@yahoo.com

PENDAHULUAN

Gangguan bernapas saat tidur menyebabkan timbulnya gejala klinis yang berhubungan dengan tidur, mencakup mendengkur, upper airway resistance

syndrome atau obstrutive sleep

apnea/hipopnea syndrome (OSAHS).

Prevalensi gangguan bernapas saat tidur pada anak-anak adalah 11%, sedangkan perkiraan OSA pada usia prasekolah sekitar 1-3%.1-8

Penyebab tersering gangguan bernapas saat tidur pada anak-anak adalah hipertrofi adenoid atau adenotonsilitis kronis. Beberapa penelitian menemukan

adanya perbaikan gangguan bernapas saat tidur setelah adenotonsilektomi.1-7,9 Dari penelitian dan catatan klinis yang ada, anak-anak dengan gangguan bernapas saat tidur mempunyai dampak serius pada kualitas hidupnya.1-9 OSA-18 merupakan survei kualitas hidup mengenai kesehatan anak yang menderita gangguan bernapas saat tidur berupa kuesioner. Penelitian yang telah dilakukan oleh Da Silva dkk.3 menunjukkan adanya perbaikan kualitas hidup pada anak yang menderita gangguan bernapas saat tidur setelah 30 hari pasca-adenoidektomi atau adenotonsilektomi. Penelitian oleh De Serres dkk.4,6

(3)

memperlihatkan perbaikan kualitas hidup terjadi 4 minggu setelah adenoidektomi atau adenotonsilektomi.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana kualitas hidup anak dengan gangguan bernapas saat tidur oleh karena hipertrofi adenoid atau adenotonsilitis kronis sebelum dan sesudah adenoidektomi/adenotonsilektomi.

METODE

Metode penelitian ini adalah pra-eksperimental (the one-group

pretest-posttest design = before-after study). Sampel penelitian adalah anak umur 3-12 tahun yang berobat ke poliklinik THT RSUP Sanglah Denpasar dengan hipertrofi adenoid atau adenotonsilitis kronis dengan gangguan bernapas saat tidur yang akan dilakukan adenoidektomi atau adenotonsilektomi. Berdasarkan teknik

consequtive sampling diperoleh sampel sejumlah 28 anak tidak menderita asma, tidak menderita kelainan jantung, tidak terdapat kelainan hidung seperti deviasi septum, pembesaran konka, polip nasi, tidak dengan obesitas, tidak dengan penyakit neuromuskular, tidak dengan kelainan kongenital seperti down syndrome atau malformasi kraniofasial.

HASIL

Dari 28 kasus hipertrofi adenoid atau adenotonsilitis kronis yang memenuhi kriteria inklusi, sebanyak 17 kasus (60,7%) laki-laki dan11 kasus (39,3%) perempuan. Usia termuda yang dilakukan adenoidektomi atau adenotonsilektomi adalah 4 tahun, sedangkan usia tertua berumur 12 tahun dengan rerata usia 7,86 (SD 2,38) tahun. Body mass index (BMI) kasus bervariasi dari 13 sampai 24 dengan rerata 18,21 (SD 3,04). Berdasarkan pembesaran tonsil menurut Brodsky didapatkan 14 kasus (50%) dengan derajat III, 13 kasus (46,4%) dengan derajat II dan sebanyak satu kasus (3,6%) dengan derajat I. Berdasarkan fenomena palatum mole didapatkan 28 (100%) kasus dengan fenomena palatum mole negatif atau terhambat. Sebelum operasi ditemukan yang berdampak ringan 2 anak (7,1%), sedang pada 16 anak (57,1%) dan berat 10 pada anak (35,7%), setelah operasi berdampak ringan terjadi pada 27 anak (96,4%), berdampak sedang pada 1 anak (3,6%) sedangkan yang berdampak berat tidak ada.

Pada tabel 1 tampak adanya penurunan bermakna p=0,00 pada masing-masing kriteria pada kelompok gangguan tidur, gangguan fisik, gangguan emosi,

(4)

masalah di siang hari, konsentrasi pengasuh sesudah operasi. Penurunan terbesar terjadi pada tidur ngorok, yaitu 3,93 (SD 1,30) dengan rerata praoperasi 5,64 (SD 1,19) dan rerata pascaoperasi 1,71 (SD 0,98). Penurunan terkecil terjadi pada masalah dengan disiplin, yaitu 1,07 (SD 1,44) dengan rerata praoperasi 3,39 (SD 1,47), rerata pascaoperasi 2,32 (SD 1,33). Rerata nilai total sebelum operasi adalah 77,46 (SD 15,17) dan rerata nilai

total sesudah operasi adalah 34,04 (SD 12,18). Perbedaan rerata nilai total OSA-18 adalah 43,43 (SD 17,41), yang secara statistik bermakna (p=0,00). Kelompok yang menunjukkan perbedaan rerata terbesar sebelum dan sesudah operasi adalah gangguan tidur, perbaikannya 11,89 (SD 4,63), sedangkan kelompok yang rerata perbedaannya terkecil adalah gangguan emosi yaitu 3,71 (SD 3,38).

Tabel 1. Nilai masing-masing kriteria survei OSA-18 pra dan pascaoperasi

No Kriteria Rerata pra- operasi (SD) Rerata pasca- operasi(SD) Nilai perbedaan (SD) Sig. (2-tailed) 1 Gangguan tidur 17,36(4,85) 5,46(2,13) 11,89(4,63) ,000 2 Gangguan fisik 19,00(4,18) 7,25(2,32) 11,75(4,99) ,000 3 Gangguan emosi 10,21(3,69) 6,50(3,28) 3,71(3,38) ,000

4 Masalah di siang hari 11,29(4,74) 6,29(2,93) 5,00(4,95) ,000 5 Perhatian pengasuh 19,61(4,76) 8,54(5,27) 11,07(5,41) ,000 Jumlah Total OSA-18 77,46(15,17) 34,04(12,18) 43,4(17,41) ,000

DISKUSI

Terdapat beberapa penelitian yang membahas tentang anak dengan gangguan bernapas saat tidur yang berdampak pada kualitas hidupnya.1-7,9 Pada penelitian Da Silva dkk.3 didapatkan nilai respons orang tua atau pengasuh anak yang mengalami gangguan bernapas saat tidur oleh karena hipertrofi adenoid atau adenotonsilitis kronis yang dilakukan adenoidektomi atau

adenotonsilektomi. Penelitian dilakukan pada 48 anak dengan umur berkisar antara 3-12 tahun dengan obstruksi oleh adenoid dan adanya pembesaran tonsil menurut Brodsky. Kesimpulan yang didapatkan adalah hipertrofi adenoid atau adenotonsilitis kronis yang menimbulkan

obstructive sleep apnea dapat

memperburuk kualitas hidup anak, terutama dalam hal gangguan tidur. Adenoidektomi atau adenotonsilektomi

(5)

menyebabkan perbaikan kualitas hidup yang signifikan.

Kami menggunakan survei OSA-18 karena alat ini lebih lengkap dan lebih adekuat untuk memperkirakan kualitas hidup anak yang mengalami gangguan bernapas saat tidur. Kuesioner ini diisi oleh orang tua atau pengasuh anak. Pada penelitian ini semua kuesionernya diisi oleh orang tua anak yang sebagian besar tidur di kamar yang sama dengan anak, sehingga informasi yang kami terima dapat dikatakan akurat.

Henti napas saat tidur dan gangguan tidur yang lain pada anak, umumnya disebabkan oleh karena hipertrofi adenotonsilar. Kondisi ini terjadi pada sekitar 11% anak dan tidak dipengaruhi oleh jenis kelamin.2,9 Pada penelitian ini didapatkan lebih banyak berjenis kelamin laki-laki dibandingkan perempuan. Hal yang serupa juga terjadi pada penelitian yang dilakukan oleh Mitchel dkk.7 Pada hasil uji t tidak didapatkan perbedaan yang signifikan nilai total OSA-18 praoperasi maupun pascaoperasi antara laki-laki dan perempuan.

Pada penelitian serupa yang dilakukan Da Silva dkk.3 didapatkan body

mass index (BMI) bervariasi dari 12-22,60 dengan rerata 16,15 (SD 2,5). Serupa

dengan penelitian kami didapatkan variasi BMI dari 13-24 dengan rerata 18,21 (SD 3,04). Berdasarkan kriteria yang sama, berarti tidak ada anak yang overweight.

Pada penelitian kami, pada saat sebelum operasi kebanyakan sampel menunjukkan dampak sedang diikuti berdampak berat. Sedangkan setelah operasi didapatkan dampak ringan terjadi pada 27 anak (96,4%), dampak sedang pada 1 anak (3,6%) sedangkan yang berdampak berat tidak ada. Ini menunjukkan terjadi perbaikan pada kualitas hidup setelah operasi. Mitchell dkk.7 menemukan yang terbanyak adalah berdampak sedang diikuti dengan berdampak berat dan yang paling sedikit adalah berdampak ringan. Setelah operasi semua sampel menjadi berdampak ringan.

Rerata nilai kelompok tertinggi sebelum operasi adalah perhatian pengasuh, sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Da Silva dkk.3 dan hal ini berbeda dengan penelitian yang lain, di mana gangguan tidur memiliki nilai rerata tertinggi. Pada penelitian kami, gangguan fisik mempunyai nilai rerata tertinggi kedua dan gangguan tidur ketiga.

Serupa dengan beberapa penelitian internasional yang telah dilakukan,1-7,9 kami menemukan perbaikan yang

(6)

signifikan pada semua kelompok survei OSA-18 sebelum dan sesudah operasi. Waktu follow up penilaian kualitas hidup setelah dilakukan operasi adalah singkat. Sedangkan Mitchell dkk.7 mengevaluasi perubahan kualitas hidup dalam waktu lama (9 dan 24 bulan) setelah dilakukannya adenotonsilektomi. Kesimpulan yang diperoleh adalah adanya perbaikan yang signifikan dalam waktu singkat maupun dalam jangka waktu panjang pada kualitas hidup anak setelah operasi.

Kelompok yang nilai rerata perbaikannya tertinggi adalah gangguan tidur, serupa dengan yang ditemukan pada beberapa penelitian.1,3,4,7,9 Posisi yang paling kecil nilai rerata perbaikan pada penelitian ini adalah gangguan emosi, berbeda dengan yang ditemukan pada penelitian lain di mana masalah di siang hari yang paling kecil perbaikannya.3

Dari penelitian ini dapat ditarik kesimpulan, yaitu kualitas hidup anak yang mengalami gangguan bernapas saat tidur oleh sebelum operasi diperoleh 57,1% berdampak sedang, 10% berdampak berat dan 7,1% berdampak ringan, setelah operasi 96,4% berdampak ringan dan hanya 3,6% yang berdampak sedang dan mengalami peningkatan yang signifikan p=0,000 (p<0,05) pada masing-masing

kriteria maupun kelompok setelah dilakukan adenoidektomi atau adenotonsilektomi. Oleh karena itu, disarankan untuk melakukan tindakan adenoidektomi atau adenotonsilektomi pada anak dengan gangguan bernapas saat tidur oleh karena hipertrofi adenoid atau adenotonsilitis kronis jika tidak ada kontraindikasi operasi. Untuk menghasilkan hasil yang lebih representatif dibutuhkan jumlah sampel yang lebih besar untuk penelitian serupa dan waktu follow

up yang lebih panjang, sehingga diketahui sejauh mana perbaikan yang dialami pasien.

DAFTAR PUSTAKA

1. Mitchell RB, Kelly J, Call E, Yao N. Quality of life after adenotonsillectomy for obstructive sleep apnea in children. Arch Otolaryngol Head Neck Surg 2004; 130:190-4.

2. Goldstein NA, Fatima M, Campbell TF, Rosenfeld. Child behavior and quality of life before and after tonsillectomy and adenoidectomy. Arch Otolaryngol Head Neck Surg 2002; 128:770-5.

3. Da Silva VC, Leite AJM. Quality of life in children with sleep-disordered breathing: evaluation by OSA-18. Rev Bras Otorhinolaryngol 2006; 72(6):747-56.

(7)

4. De Serres LM, Derkay C, Sie K, Biavati M, Jones J, Tunkel D. Impact of adenotonsillectomy on quality of life in children with obstructive sleep apnea. Arch Otolaryngol Head Neck Surg 2002; 128:489-96.

5. Tran KD, Nguyen CD, Weedon J, Goldstein NA. Child behavior and quality of life in pediatric obstructive sleep Apnea. Arch Otolaryngol Head Neck Surg 2005; 131:52-7.

6. De Serres LM, Derkay C, Astley S, Deyo RA, Rosenfeld RM, Gates GA. Measuring quality of life in children with obstructive sleep apnea. Arch Otolaryngol Head Neck Surg 2000; 126:1423-9.

7. Mitchell RB, Kelly J, Call E, Yao N. Long-term changes in quality of life after surgery for pediatric obstructive sleep apnea. Arch Otolaryngol Head Neck Surg 2004; 130:409-12.

8. Chan J, Edman JC, Koltai PJ. Obstructive sleep apnea in children. Am Acad Fam Physic J 2004; 69(5):1147-54.

9. Steward MG, Glaze DG, Freedman EM, Smith EO, Bautista M. Quality of life and sleep fndings after adenotonsillectomy in children with obstructive sleep apnea. Arch Otolaryngol Head Neck Surg 2005; 131:308-14.

Gambar

Tabel 1. Nilai masing-masing kriteria survei OSA-18 pra dan pascaoperasi

Referensi

Dokumen terkait

Pada siang hari total kendaraan mengalami penurunan pada pagi hari, hal ini di tunjukan dengan jumlah kendaraan paling tinggi yang melalui JRB berada pada segmen JRB.4

Ilmu yang dimaksudkan di sini adalah yang berkaitan dengan ilmu pengetahuan dalam bidang tertentu, kemahiran dalam teknologi, penggunaan dan pemprosesan maklumat,

Dari hasil wawancara tidak terstruktur yang dilakukan, observasi non partisipan yang dilakukan serta dokumentasi maka akan didapatkan jawaban dari

Pengaruh pelatihan berpikir positif pada efikasi diri akademik mahasiswa studi eksperimen pada mahasiswa fakultas psikologi UNDIP Semarang.. Hubugan tingkat kecemasan

Menetapkan : PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL TENTANG STANDAR SARANA DAN PRASARANA UNTUK SEKOLAH DASAR LUAR BIASA (SDLB), SEKOLAH MENENGAH PERTAMA LUAR BIASA

Menilai kerentanan terhadap perubahan iklim Menilai kerentanan terhadap perubahan iklim Mengembangkan opsi-opsi pembangunan ketangguhan Mengembangkan opsi-opsi pembangunan

Rogers (Crites, 1982) mengatakan bahwa individu (remaja) akan mertgalami masalah dalam karirnya apabila individu berada dalam salah satu kondisi berikut: 1) luas pengetahuan

kembali OAT harus dengan cara “ drug challenging ” dengan maksud untuk menentukan obat mana yang merupakan penyebab dari efek samping tersebut. Untuk maksud tersebut,