• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peran Guru Dalam Memahami Siswa Sebagai Dasar Pembelajaran

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Peran Guru Dalam Memahami Siswa Sebagai Dasar Pembelajaran"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

MAKALAH MAKALAH

““ Peran Guru Dalam Pelaksanaan Pembelajaran Dan Manajemen Kelas Peran Guru Dalam Pelaksanaan Pembelajaran Dan Manajemen Kelas ““

Disusun Oleh : Kelompok III (Tiga) Disusun Oleh : Kelompok III (Tiga)

1. 1. SARLANSARLAN 2. 2. SALPIDASALPIDA 3. 3. HUSNAWATIHUSNAWATI 4. 4. IRDAWATIIRDAWATI 5. 5. YULIANTIYULIANTI

PROGRAM S-1 PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAYAH PROGRAM S-1 PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAYAH

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

IAI DDI POLEWALI MANDAR IAI DDI POLEWALI MANDAR

2017 2017

(2)

DAFTAR ISI

Sampul

Daftar Isi ... ii

Kata Pengantar ... iii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1 B. Rumusan Masalah ... 2 C. Tujuan Penulisan ... 2 BAB II PEMBAHASAN A. Manajemen Kelas ... 3 B. Pendekatan Dalam Manajemen Kelas ... 4 C. Pembelajaran dan Manajemen ... 8

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan ... 15 B. Saran ... 15

(3)

KATA PENGANTAR 

Segala puji hanya milik Allah SWT. Shalawat dan salam selalu tercurahkan kepada Rasulullah SAW. Berkat limpahan dan rahmat-Nya penyusun mampu menyelesaikan tugas makalah ini guna memenuhi tugas mata kuliah Profei Keguruan. Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting bagi kehidupan seseorang, karena dengan pendidikan seseorang dapat meraih cita-cita yang diinginkan. Tentunya untuk mencapai cita-cita tersebut seseorang membutuhkan pendidik untuk membantunya mewujudkan cita-citanya.

Dalam penyusunan tugas atau materi ini, tidak sedikit hambatan yang  penulis hadapi. Namun saya menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan materi ini tidak lain berkat bantuan, dorongan dan bimbingan orang tua, sehingga kendala-kendala yang penulis hadapi teratasi.

Makalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu tentang Kompetensi Profesional Guru, yang kami sajikan berdasarkan pengamatan dari  berbagai sumber informasi, referensi dan berita. Makalah ini di susun oleh  penyusun dengan berbagai rintangan. Baik itu yang datang dari diri penyusun maupun yang datang dari luar. Namun dengan penuh kesabaran dan terutama  pertolongan dari Allah akhirnya makalah ini dapat terselesaikan.

Polewali Mandar, 21 Desember 2017

(4)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Guru adalah salah satu di antara faktor pendidikan yang memiliki peranan yang paling strategis, sebab gurulah sebetulnya yang paling menentukan di dalam terjadinya proses belajar mengajar. Di tangan guru yang cekatan fasilitas dan sarana yang kurang memadai dapat diatasi, tetapi sebaliknya ditangan guru yang kurang cakap, sarana, dan fasilitas yang canggih tidak banyak memberi manfaat. Berangkat dari masalah di atas, maka langkah pertama yang dilakukan untuk memperbaiki kualitas pendidikan adalah dengan memperbaiki kualitas tenaga  pendidiknya terlebih dahulu.

Guru adalah seseorang figur yang mulia dan dimuliakan banyak orang,kehadiran guru di tengah-tengah kehidupan manusia sangat penting, tanpa ada guru atau seseorang yang dapat ditiru, diteladani oleh manusia untuk belajar dan berkembang, manusia tidak akan memiliki budaya, norma, dan agama.

Guru merupakan orang pertama mencerdaskan manusia, orang yang memberi bekal pengetahuan, pengalaman, dan menanamkan nilai-nilai, budaya, dan agama terhadap anak didik, dalam proses pendidikan guru memegang peranan  penting setelah orang tua dan keluarga di rumah. Di lembaga pendidikan guru menjadi orang pertama, bertugas membimbing, mengajar dan melatih anak didik mencapai kedewasaan.

(5)

Salah satu kemampuan dasar yang harus dimiliki oleh seorang guru adalah kemampuan profesional. Kemampuan profesional adalah kemampuan yang  berkaitan dengan tugas-tugas guru sebagai pembimbing, pendidik, dan  pengajar.Kemudian makalah ini akan menjelaskan tentang kompetensi profesional

guru.

B. Rumusan Masalah

Agar pembahasan di dalam makalah ini tidak lari dari sub judul, ada  baiknya penyusun merumuskan masalah-masalah yang akan dibahas. Antara lain :

1. Apa Itu Manajemen Kelas ?

2. Bagaimana Pendekatan Dalam Manajemen Kelas ?

3. Apa Itu Pembelajaran dan Manajemen Kelas ?

C. Tujuan Penulisan

Adapun tujuan penulisan ini antara lain :

1. Untuk melengkapi tugas mata kuliah perkembangan peserta didik; 2. Mahasiswa mengetahui apa itu Manajemen kelas;

3. Mahasiswa mampu mengetahui pendekatan dalam manajemen kelas 4. Mahasiswa dapat mengetahui pembelajaran dan manajemen kelas

(6)

BAB II

PEMBAHASAN

A. Manajemen Kelas

Proses pembelajaran adalah proses membantu siswa belajar, yang ditandai dengan perubahan perilaku baik dalam aspek kognitif, afektif, maupun  psikomotorik. Sorang guru dapat dikatakan telah melakukan kegiatan  pembelajaran jika terjadi perubahan perilaku pada diri peserta didik seba gai akibat

dari kegiatan tersebut. Ada hubungan fungsional antara perbuatan guru mengajar dengan perubahan peilaku peserta didik . Artinya, proses pembelajaran itu memberikan dampak kepada perkembangan perserta didik.

Setiap kegiatan pembelajaran bertolak dari dan terarah kepada pencapaian tujuan. Ketercapaian tujuan pembelajaran dapat dikatakan sebagai damapak dari  proses pembelajaran, yang dapat dibedakan ke dalam dampak langsung (dampak

instruksional) dan dampak tak langsung (dampak pengiring).

1. Dampak langsung

Dampak yang ditimbulkan oleh kegiatan pembelajaran yang telah diprogramkan semula .

2. Dampak pengiring

sesuatu yang bisa terjadi kearah positif maupun negative. Dampak ini muncul sebagai pengaruh dari atau terjadi pengalaman dari lingkungan belajar.

Dalam suatu kegiatan pembelajaran bisa terjadi lebih dari dari satu dampak  pengiring, bias berwujud dalam bentuk pemahaman, apresiasi, sikap, motivasi,

(7)

kesadaran, keterampilan social, dan perilaku sejenis lainnya. Dampak pengiring  pada suatu proses pembelajaran bisa menjadi dampak instruksional dari proses  pembelajaran yang lain. Oleh karena itu, dalam wujud perilaku individu dampak

instruksional dan pengiring akan menjadi satu keterpaduan. Kondisi ini merupakan gamabaran perilaku afektif dari proses perkembangan perserta didik.

Pembelajaran afektif adalah pembelajaran yang tidak semata-mata memberikan dampak instruksional tetapi juga memberikan dampak pengiring positif. Proses  pembelajaran akan selalu berlangsung dalam suatua degan, di sekolah jelasnya adalah adegan kelas. Adegan itu perlu diciptakan dan dikembangkan sehingga diperlukan manajemen tersendiri untuk mengembangkan dan memelihara adegan itu, yang disebut dengan manajemen kelas.

Manajemen kelas merupakan hal penting dalam pembelajaran. Alasannya cukup sederhana, karena manajemen kelas merupakan perangkat perilaku yang kompleks dimana guru menggunakannya untuk mengembangkan dan memelihara kondisi kelas yang memungkinkan peserta didik mencapai tujuan pembelajaran secara efisien. Jadi, manajemen kelas yang efektif menjadi prasyarat utama bagi  pembelajaran yang efektif.

B. Pendekatan dalam Manajemen Kelas 1. Pendekatan otoriter

Pendekatan ini memandang bahwa manajemen kelas adalah proses mengendalikan perilaku peserta didik. Dalam posisi ini, peranan guru adalah mengembangkan dan memelihara aturan atau disiplin di dalam kelas.

(8)

2. Pendekatan intimidasi

Pendekatan ini memandang bahwa manajemen kelas sebagai proses mengendalikan perilaku peserta didik. Pendekatan intimidasi lebih dilandasi oleh asumsi bahwa perilaku perserta didik paling baik dikendalikan oleh  perilaku guru, seperti menyalahkan, mengancam, memaksa dana menolak. Peran guru adalah mengiring perserta didik berperilaku sesuai dengan keinginan guru sehingga mereka merasa takut untuk melanggarnya.

3. Pendekatan permisif

Pendekatan ini bertentangan langsung dengan pendekatan intimidasi. Esensi pendekatan terlatak pada peran guru memaksimalkan kebebasan peserta didik, membantu peserta didik merasa bebas melakukan apa yang mereka inginkan.

4. Pendekatan buku masak

Pendekatan ini didasarkan atas konsep teoritis atau landasan psikologis tertentu. Pendekatan ini merupakn kombinasi dari berbagai pandangan dan himpunan “resep” bagi guru. Disajikan dalam bentuk daftar tentang apa ang hendaknya dilakukan dan tidak dilakukan guru di dalam bereaksi atas berbagai situasi bermasalah. Pendekatan ini disebut pendekatan buku masak karena  berisi rakitan daftar tahap apa yang harus dilakukan guru.

5. Pendekatan Instruksional

Pendekatan ini didasarkan pada suatu keyakinan bahwa perencanaan dan  pelaksanaan pembelajaran yang cermat (carefull) akan mencegah muncul

(9)

 perilaku bermasalah. Pendekatan ini menekankan bahwa perilaku guru dalam  pembelajaran adalah mencegah dana melaksanakan pembelajaran dengan baik. 6. Pendekatan modifikasi perilaku

Pendekatan ini memandang manajemen kelas sebagai proses memodifikasi  perilaku peserta didik. Peran guru adalah mempercepat tercapainya perilaku yang dikehendaki dan mengurangi atau menekan perilaku yang tidak dikehendaki. Dengan kata lain guru membantu perserta didik mempelajari  perilaku yang tepat dengan menggunkan prinsip-prinsip pengkondisian dan  penguatan.

7. Memandang menajemen kelas sebagai proses menciptakan iklim sosiol emosional yang positif di dalam kelas.

Peran guru adalah mengembangkan ilkim sosio-emosional kelas yang  poisitif melalui pengembangan hubungan antar pribadi yang sehat. Dalam  pendekatan ini juga terkandung peran guru sebagai fasilitator dan motivator  bagi perserta didik untuk lebih berkembang dengan optimal.

8. Menempatkan kelas sebagai suatu system social dimana proses kelompok dalam system tersebut menjadi hal penting yang paling utama.

Hakekat dan perilaku kelompok kelas dipandang sebagai factor yang memiliki pengaruh berarti (signifikan) terhadap belajar, bahkan dalam proses  belajar individual sekalipun. Peran guru adalah mempercepat perkembangan

dan aterwujudnya kelompok kelas yang efektif.

Kedelapan pendekatan diatas menggambarkan perbedaan dalam manajemen kelas, dengan masing-masing keyakinan, akan tetapi tidak ada satu

(10)

 pendekatan pun yang teruji paling baik. Oleh karena itu, setiap guru didorong untuk menyerap pendekatan-pendekatan tersebut dan tidak hanya bertolak dari satu pendekatan saja. Perlu dilihat juga adanya kejamakan definisi tetntang manajemen kelas.

9. Kejamakan definisi

Yang akan memperluas ragam pendekatan dari mana kita akan memilih strategi untuk menciptakan dan memelihara kondisi kelas yang mendukung terjadinya pembelajaran yang efektif. Pendekatan jamak atau pluralistic (James M. Cooper, ed., 1990) ini tidak mengikat guru kepada strategi manajerial tunggal, melainkan memberi peluang kepada guru untuk mempertimbangkan seluruh strategi yang dapat dan tepat dilakukan.

Pendekatan kejamakan dapat dirumuskan sebagai perangkat kegiatan diamana guru mengembangkan dan memelihara kondisi kelas ayang mendorong terjadinya  pembelajaran yang efektif dan efisien. Brophy dan Putnan (Good dan Brophy,

1990) menyebutkan sebagai pendekatan optimal, yaitu sebagai proses  pengembangan lingkungan belajar yang dikehendaki dan menekanakan sekecil

mungkin pembatasan-pembatasan.

Fungsi pokok manajemen kelas adalah :

a. Fungsi preventif, mencegah munculnya perilaku bermasalah  b. Fungsi kuratif, menyembuhkan perilaku bermasalah

c. Fungsi pemeliharaan, memelihara kondisi yang positif

(11)

e. Fungsi faslitator, menfasilitasi kebutuhan-kebutuhan untuk berkembang f. Fungsi motivator, memberikan dorongan untuk berprestasi dan berkembang

C. Pembelajaran dan Manajemen

Pembelajaran akan menyangkut dua perangkat kegiatan yaitu : mengajar dan manajemen. Kegiatan mengajar dimaksudkan untuk membantu peserta didik mencapai tujuan-tujuan pendidikan. Contohnya mediagnosis kebutuhan perserta didik, perencanaaan pengajaran, penyajaian informasi, dan lain-lain. Sedangkan kegiatan manajerial dimaksudkan untuk menciptakan dan memelihara kondisi yang memungkinkan pembelajaran berlangsung secara efektif dan efisien. Contohnya pemberian hukuman dan ganjaran, pengembangan rapport (hubungan akrab) antara guru dan perserta didik, dan pengembangan norma kelompok yang  produktif.

Manajemen kelas adalah prasyarat dan sekaligus menjadi aspek penting  bagi terjadinya proses pembelajaran yanga efektif. Contoh strategi manajemen

kelas yang efektif :

1) Strategi otoriter efektif untuk mengikuti perilaku yang keliru.

2) Strategi modifikasi perilaku efektif untuk meningkatakan perilaku yang tepat. 3) Strategi sosio-emosional efektif untuk mempercepat hubungan anatar pribadi

yang positif.

(12)

1. Faktor Keragaman Dan Perkembangan Di Dalam Manajemen Kelas

Keragaman individual dan kelompok diantara perserta didik membawa impliksi terhadap manajemen kelas. Keragaman usia, jender (yaitu identitas  jenis), etnik kecakapan dan kesiapan belajar adalah factor-faktor yang harus dipertimbangkan di dalam manajemen kelas. Contoh : kemampuan identitas  jenis yang tampak pada anak sekolah dasar adalah aktivitas fisik. Anak laki-laki secara fisik lebih aktif daripada anak perempuan. Implikasi dari kondisi ini  bahwa di dalam manajemen kelas sulit dilakukan pembatasan-pembatasan yang

ketat bagi aktivitas fisik anak.

Ilustrasi diatas tidak mengandung arti bahwa pembatasan harus ditiadakan, akan tetapi perlu dilakukan penyesuaian. Dalam hal ini guru hendaknya memikirkan dana mencermati :

a. Apakah model pembelajaran yang digunakan cocok bagi peserta didik.  b. Pembatasan-pembatasan fisik apa yang benar-benar dilakukan?

c. Adakah ragam cara yang bias ditempuh untuk mencapai tujuan, sehingga  peserta didik dapat menggunakan berbagai cara untuk lebih disukai dan

cocok dengan dirinya?

Artinya guru perlu melakukan penyesuaian terhadap kondisi peserta didik.

Karena sifat dan karakteristik perkembangan peserta didik, kelas-kelas di tingkat sekolah dasar, dapat digolongkan ke dalam kelas awal / rendah (kelas 1-3) dan kelas tinggi (4-6). Bahkan Brophy dan Evertson (Good dan Brophy, 1990) membedakannya ke dalam kelas-kelas awal, tengah dan tinggi.

(13)

Penggolongan kelas seperti ini membawa implikasi terhadap peran guru dan teknik manajemen kelas.

Peran guru dalam setiap golongan kelas adalah :

a. Pada tingkat taman kanak-kanak dan kelas awal. Pada tingkat ini anak disosialisasikan ke dalam aperan serta didik dan diajari keterampilan dasar. Perilaku menyenangkan guru masih tamapak dominant pada tingkat inio. Pada kelas ini, aspek pengajaran dan sosialisasi menjadi aspek fundamental dari manajemen kelas.

 b. Pada tingkat kelas rendah. Tingkat ini berawal ketika sosialisasi terhadap  peran peserta didik dilakaukan dan terus dilanjutkan pada tingkat  berikutnya. Pada tingkat ini anak sudah lebih mengenal aturan rutin sekolah dan dia relative menyepakatinya. Gangguan serius mulai muncul, walaupun  bukans ebagai hal yang umum. Dalam kondisi ini memelihara lingkungan  belajar yang tepat merupakan aspek sentral dari manajemen kelas bagi

keberhasilan pembelajaran.

c. Pada tingkat kelas tinggi. Pada tingkat ini anak mengalihkan orientasi dari menyenangkan guru kepada amenyenangkan kelompok sebaya. Guru mulai disesalkan jika betindak sebagai figur otoritas. Keadaan ini menjadi unsure  penting dari peran guru.

d. Pada tingkat lanjutan Pada tingkat ini guru harus memperhatikan benar siswa dari segi minat, kepribadian, kemampuan, sifat, kebutuhan, masalah agar pembelajaran dapat terjadi optimal dan perlu memeprhataikan factor

(14)

 psikologi anak yang mencakup masa peralihan dari anak ke remaja (pubertas) dan dari remaja ke dewasa.

2. Tahap-tahap proses manajemen kelas

Di dalam pendekatan jamak ada emapat langkah yang harus ditempuh guru untuk melaksanakan manajemen kelas (James and Cooper, ed, 1990). Keempat lanagkah tersebut adalah :

a. merumuskan kondisi kelas yang dikehendaki  b. menganalisis kondisi kelas yang ada pada saat ini

c. memilih dan menggunakan strategi manajerial d. menilai efektivitas manajerial

3. Merumuskan spesifikasi kondisi kelas yang dikehendaki

Manajemen kelas adalah proses yang bertujuan yaitu guru menggunakan  berbagai strategi manajerial untuk menacapai tujuan yang telah dirumuskan

dan didentifikasi dengan baik. Oleh karena itu, tahap pertama yang harus dilakukan guru ialah merumuskan spesifikasi kondisi kelas yang dikehendaki, sebagai suatu kondisi ideal. Secara konkret kondisi kelas yang dikehendaki dapat dirumuskan dalam bentuk rumusan perilaku peserta didik yang diharapkan terjadi pada saat proses pembelajaran. Harapan guru terhadap  perserta didik sekaligus merupakan perasn peserta didik itu. Good dan Brophy (1990) merumuskan peran serta peserta didik ke dalam tiga peran okok, yaitu :

a. Penguasaan keterampilan dasar

 b. Pengembangan minat terhadap pengetahuan tentang topic-topik yang terkandung dalam kurikulum

(15)

c. Partisipasi sebagai anggota kelompok 4. Menganalisis kondisi kelas actual

Kondisi kelas actual adalah kondisi pada saat ini. Analisis kondisi kelas  pada saat ini penting dilakukan pada tahap satu. Analisis semacam ini akan membantu guru untuk mengidentifikasi hal-hala berikut ini : (1) Kesenjangan antara kondisi nyata dengan kondisi ideal, dana menetapkan hal-hal yang segera memerlukan perhataian. (2) Masalah-masalah potensial yang bias muncul sekiranya guru berhasil mencegahnya. (3) Kondisi nyata yang perlu dipelihara, ditingkatakan dan dipertahanakan karena merupakan kondisi yang dikehendaki.

a. Memilih dana menggunakan strategi manajerial

Memilih dan menggunakan strategi yang akan dilakukan untuk menjembatani kesenajangan kondisi actual dengan kondisi ideal atau menyelesaiakan masalah, mencegah timbulnya masalah dana memelihara kondisi positif yang telah terjadi. Guru dapat memilih lebih dari satu  pendekatan manajerial di dalam mengembangkan kondisi kelas yang

mendukung proses pembelajaran yang efektif.  b. Menilai efektivitas manajerial

Pada tahap keempat ini guru menilai upayanya sendiri. Sampai diamana uapay yang dilakukan itu dalam mengembangkan dana memelihara kondisi yang dikehendaki, serta samapai dimana upaya itu dapat mempersempit kesenjangan antara kondisi actual dengan ideal. Penilaian ini difokuskan kepada dua perangkat perilaku (perilaku guru dan peserta didik).

(16)

Untuk keperluan penilaian data dikumpulkan dari 3 sumber yaitu guru,  peserta didik dan pengamat luar.

5. Penataan lingkungan fisik kelas

Manajemen yang baik terarah kepada uapaya pencegahan munculnya  perilaku bermasalah dan penataan lingkungan fisik merupakan unsure penting dalam manajemen kelas. Wahana lingkungan fisik akana mempengaruhi  perilaku peserta didik baik secara langsung maupun melalui perilaku guru kepada peserta didik. Dilihat dari sisi ukuran kelas, secara umum kelas kecil lebih mudah dikelola daripada kelas besar. Ada beberapa keuntungan bekerja dengan kelas kecil (20-25 orang) yaitu :

a. Lebih banyak dilibatakan di dalam proses kerja

 b. Tidak terlalu lama menunggu bantuan guru jika mereka menghadapi masalah

c. Tidak banyak mengalami kevakuman karena tidak ada tugas atau latihan.

Pengelompokan peserta didik ke dalam kelompok kecil harus dilakukan dengan hati-hati. Apakah kelompok akan dibuat secara homogen atau heterogen. Kelompok homogen adalah kelompok yang terdiri atas peserta didik dengan kemampuan dana kebutuhan yang relative sama. Kelompok heterogen adalah kelompok yang terdiri atas peserta didik dengan kemampuan dana kebutuhan yang beragam. Kelompok homogen akan lebih mudah dikelola tetapi sulit memunculkan peran pengambil inisiatif di dalam kelompok. Kelompok heterogen memerlukan keragaman perlakuaan tetapi mungkin dapat

(17)

dimunculkan peran-perana pengambil inisiatif yang dapat meningkatakan dinamika dan produktivitas kelompok.

Ada beberapa keuntungan baik bagi peserta didik maupun guru dengan  bekerja dalam kelompok kecil :

a. Pembelajaran dapat disesuaiakan dengan kebutuhan khusus peserta didik dalam kelompok.

 b. Guru dapat memantaua pekerjaan peserta didik secara alangsung dan menberikan balikan sesegera mungkin.

c. Peserta didik yang lamban dana pemalu akan lebih bertahan bertanya dalama kelompok kecil

d. Peserta didik akana lebih mampu bertahan amenghadapi tugas dan  berperilaku ajak karena amereka selalu tersentuh oleh kendali guru.

e. Peserta didik merasa lebih bertanggung jawab untuk menyelesaikan tugasnya di dalam kelompok kecil.

(18)

BAB III

PENUTUP

A. Simpulan

Pembelajaran akan menyangkut dua perangkat kegiatan yaitu : mengajar dan manajemen. Kegiatan mengajar dimaksudkan untuk membantu peserta didik mencapai tujuan-tujuan pendidikan. Contohnya mediagnosis kebutuhan perserta didik, perencanaaan pengajaran, penyajaian informasi, dan lain-lain. Sedangkan kegiatan manajerial dimaksudkan untuk menciptakan dan memelihara kondisi yang memungkinkan pembelajaran berlangsung secara efektif dan efisien.

B. Saran

Dari makalah kami yang singkat ini mudah-mudahan dapat bermanfaat  bagi kita semua umumnya kami pribadi. Yang baik datangnya dari Allah, dan yang buruk datangnya dari kami. Dan kami sedar bahwa makalah kami ini jauh dari kata sempurna, masih banyak kesalahan dari berbagai sisi, jadi kami harafkan saran dan kritik nya yang bersifat membangun, untuk perbaikan makalah-makalah selanjutnya.

(19)

DAFTAR PUSTAKA

4 Juli 2011., Peran Guru Dalam Pembelajaran.

 Delicious%20PERAN%20GURU%20DALAM%20PEMBELAJARAN.html .  Diakses pada tanggal 20 Desember 2017.

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil penelitian dengan persamaan regresi yang menggunakan variabel laba akuntansi dan arus kas menunjukkan bahwa variabel laba akuntansi lebih mempunyai

Dan dengan pendokumentasian berkas rekam medis yang dilakukan secara cepat dan tepat pula maka akan diperoleh data yang berguna untuk perencanaan dan pengawasan

Ketegaran dan kesabaran yang luar biasa, sebagai sesama wanita, menjadi inspirasi bagi penulis untuk diungkapkan dalam karya fotografi dengan bentuk potret hitam putih

Latian fisik dapat berupa senam kaki diabetes yang berfungsi untuk meningkatkan sirkulasi darah perifer.Tujuan penelitian ini adalah mengetahui pengaruh senam kaki terhadap

Dari hasil tersebut di dapatkan bahwa siswa dari TK regular memiliki prestasi belajar yang lebih tinggi dibandingkan siswa yang berasal dari TK full-day. Pada TK

Seperti yang disinggung diatas, banyak sekali fasilitas yang dimiliki oleh sistem ini untuk menangani proses-proses di sistem kepegawaian, yang mana sangat sulit atau bahkan

Penggunaan ini mempunyai tujuan untuk rekreasi bersama teman sebaya (Ra’uf, M. 3) Penggunaan alkohol yang bersifat situasional. Seseorang mengkonsumsi alkohol dengan tujuan

Peningkatan prestasi belajar di MI NW Karang Baru Kecamatan Wanasaba Kabupaten Lombok Timur bisa di capai dengan menerapkan metode pembelajaran PAKEM karena