PEMERIKSAAN
SKRINING PRE TRANSFUSI
Oleh :
dr. Yenny Yulianti Moderator:
dr. Ferika Indrianto 2013
Guna tranfusi darah
:
1. Mengatasi keadaan gawat darurat (live saving)
2. Pengobatan penunjang (supportive treatment)
3. Pengobatan pencegahan (preventive treatment)
Transfusi Darah
adalah proses pemindahan darah
dari seseorang yang sehat (donor) ke orang sakit (resipien).
Darah yang dipindahkan dapat berupa darah lengkap dan
komponen darah.
Tujuan utama tranfusi darah
:
1. Meningkatkan oksigenasi jaringan
2. Koreksi hipovolemia
3. Menjaga homeostasis
Tujuan skrining pre transfusi
:
1.Menyediakan darah untuk pasien, yang akan memberikan manfaat yg maksimal
sekaligus meminimalisir kemungkinan resiko yang merugikan pasien.
Skrining Pre Transfusi
Meliputi 3 hal :
1. DONOR
a. Seleksi ,b. Pengambilan dan pemrosesan produk darah → labelling c. Testing
Menentukan golongan darah ABO dan Rhesus(D) Skrining/deteksi antibodi inkomplit/komplemen pada
eritrosit/serum → Coomb’s test (Test Anti Globulin) Skrining IMLTD (Infeksi Menular Lewat Transfusi Darah)
Siphilis (VDRL/RPR/ELISA) Hepatitis B (HBsAg-ELISA) Hepatitis C (Anti HCV-ELISA) HIV (Anti HIV-ELISA) Malaria – optional
2. RESIPIEN
a. Identifikasi,b. Pengambilan sampel darah, → labelling c. Testing
Menentukan golongan darah ABO dan Rhesus(D) Skrining/deteksi antibodi inkomplit/komplemen pada
eritrosit/serum → Coomb’s test (Test Anti Globulin)
3. DONOR &
RESIPIEN
Cross matching test (reaksi silang mayor & minor) → kompatibilitas ? (di UTD atau di BDRS)
Seleksi Donor
Persyaratan Umum
Sehat Hb ≥ 12,5 gr% atau Ht ≥ 38 %
Umur 17-60 thn ; 17-65 thn Tidur malam sebelum donor darah harus cukup, minimal 5 jam
BB minimal 45 kg Dalam 4-6 jam setelah sarapan / makan
Tekanan darah:
sistole 100-170 mmHg (PMI) diastole 70-100 mmHg (PMI) sistole max 180 mmHg (AABB) diastole max 100 mmHg (AABB)
Bagi wanita : tdk haid, tdk hamil, tdk menyusui
Nadi 50-100 x/menit Tdk minum obat apapun,
termasuk jamu 3 hari sebelum donor
Suhu oral ≤ 37,5 oC Interval donor darah setiap 2-3 bln sekali, maksimal 5 x/thn (contoh : 3-3-3-3-2)
Seleksi Donor
Persyaratan Khusus (1)
KONDISI LAMA PENOLAKAN
1. Abortus 6 bulan
2. Haid/menstruasi 1 minggu stlh hari terakhir menstruasi
3. Melahirkan 6 bulan stlh melahirkan
4. Menyusui 3 bulan stlh berhenti menyusui
5. Acne • 2 tahun bila mendapatkan terapi
Tigason
• 6 bulan bila mendapatkan terapi Retin-A cream
6. Alkohol 24 jam
7. Alergi
Mendapat suntikan anti alergi Minum obat anti alergi
72 jam 1 tahun
8. Asma Sesudah tidak minum obat
KONDISI LAMA PENOLAKAN
9. Aspirin 3 hari sesudah dosis terakhir (bila untuk
pembuatan trombosit)
10. Akupunktur & tindik 1 tahun
11. Tattoo 1 tahun
12. Transfusi darah 1 tahun stlh mendapatkan transfusi
13. Anemia Sampai Hb mencapai 12,5 g/dl
14. Diabetes Sampai tidak minum obat
15. Gigitan ular 3 bulan stlh sembuh
16. Kontak dengan Hepatitis B,C 1 tahun stlh kontak 17. Kontak dengan penyakit infeksi lainnya 4 minggu stlh kontak
Seleksi Donor
KONDISI LAMA PENOLAKAN
18. Penyakit infeksi
• Cacar air 3 bulan
• Difteri 3 bulan
• Disentri 4 minggu stlh sembuh
• Penyakit kelamin: herpes, GO 1 tahun stlh diagnosis & pengobatan
• Malaria 3 tahun stlh pengobatan komplit
• Meningitis, ensefalitis 6 bulan setelah sembuh
• SARS 3 minggu setelah sembuh / 2 minggu
apabila kontak dengan penderita
• Tetanus 6 bulan stlh sembuh
• Typhus 12 bulan stlh sembuh
• Tuberculosis 2 tahun stlh terapi selesai
Seleksi Donor
KONDISI LAMA PENOLAKAN
19. Imunisasi / vaksinasi
• Vaksin Hepatitis (Attenuated virus/life) 4 minggu stlh vaksinasi
• Hepatitis Immunoglobulin 1 tahun
• Vaksin Rabies 1 tahun
• Recombinant virus vaccine 48 jam
• MMR (Measles, Mumps, Rubella) 4 minggu
• Polio 4 minggu
• Meningitis 4 minggu
• Influenza 4 minggu
Seleksi Donor
KONDISI LAMA PENOLAKAN
20. Operasi Kecil 6 bulan
• Apendiktomi
• Hemorrhoidektomi • Hernia
21. Operasi Besar 1 tahun
• Histerektomi • Tyroidektomi 22. Pengobatan gigi
• Operasi 3 bulan
• Cabut gigi Bila diberikan Antibiotika, tunggu 3 hari
stlh bebas minum antibiotik
Seleksi Donor
1. Pertama kali donor umur 60 tahun
2. Kelainan Endokrin : Hipertiroid , Tirotoksikosis
3. Mendapat terapi Growth Hormon
4. Mendapat transplantasi kornea, duramater (CJD :
Creutzfeldt-Jakob Disease)
5. Kelompok Resiko Tinggi
* Berhubungan dengan pengidap HIV
* Partner seks lebih dari 1
* Biseksual
* Homoseksual
* Berhubungan seks dengan pengidap Hepatitis B
* Pelacuran
Seleksi Donor
Seleksi Donor
DITOLAK SELAMANYA (2)
6. Riwayat Penyakit
Syphilis Kelainan Darah:Polisitemia Vera
Hepatitis B dan C Kelainan perdarahan kongenital
HIV/AIDS Keganasan
Hipertensi dengan komplikasi Multipel Sklerosis Diabetes dengan komplikasi Nefritis
Penyakit jantung : Angina Pektoris
Ulkus Peptikum
Emfisema Kelainan psikiatri
Penyakit Autoimun Epilepsi
SERUM ataupun PLASMA
bisa digunakan sbg sampel Skrining Pre Transfusi
Kebanyakan Bank Darah lebih memilih menggunakan SERUM,
krn pada PLASMA dpt terjadi bekuan fibrin kecil
yang bisa membingungkan
Preparasi Sampel
Langkah preparasi sampel :
Pemisahan plasma/serum dari eritrosit
Pencucian eritrosit
Pembuatan suspensi eritrosit
www.scribd.com/doc/83584521/Transfusi-Darah-ComPlete
Prinsip:
•Darah diputar dengan kecepatan 3000 rpm selama 3 menit untuk
mendapatkan plasma/serum.
•Eritrosit pekat,dicuci dengan larutan salin hingga mendapatkan
eritrosit pekat yang bebas protein
(yg mgkn msh terkandung di dlm
eritrosit) untuk kemudian diencerkan menjadi beberapa suspensi
•Pembuatan suspensi eritrosit bertujuan untuk membuat kepekatan
eritrosit menjadi enceran tertentu, guna
mengoptimalkan reaksi
antigen pada eritrosit terhadap antibodi
Preparasi Sampel
Pemisahan PLASMA dari sel darah :
1.Darah + antikoagulan sebanyak 3cc (sesuai kebutuhan) di dalam tabung sentrifuge
2.Darah tsb disentrifugasi dengan kecepatan 3000rpm selama 10-15 menit → terbentuk 3 lapisan : eritrosit, buffy
coat,plasma
3.Lapisan jernih berwarna kuning muda yang berada di bagian atas adalah plasma, segera ambil dengan pipet dan dipindahkan ke dalam tabung yang bersih dan kering.
Pemisahan SERUM dari sel darah :
1.Darah sebanyak 3cc (sesuai kebutuhan) dibiarkan membeku dlm tabung sentrifuge selama ± 15 menit.
2.Bekuan darah tsb, disentrifugasi dengan kecepatan 3000rpm selama 10-15 menit
3.Lapisan jernih berwarna kuning muda yang berada di bagian atas adalah serum, segera ambil dengan pipet dan dipindahkan ke dalam tabung yang bersih dan kering.
Preparasi Sampel
Pencucian Eritrosit Pekat :
1. Disiapkan tabung reaksi yang telah berisi eritrosit pekat (eritrosit hasil sentrifugasi yang telah dipisahkan plasma/serumnya)
2. Ditambahkan NaCl 0,9% (saline).
a. Untuk pemeriksaan gol.darah : 10 bagian saline + 1 bagian eritrosit pekat b. Untuk Tes Coomb : 100 bagian saline + 1 bagian eritrosit pekat 3. Dikocok-kocok dengan pipet pasteur hingga tercampur rata
4. Diputar tabung dengan kecepatan 3000 rpm selama 1,5 – 2 menit
5. Dengan menggunakan pipet pasteur buang supernatan, hingga eritrosit menjadi pekat (100%)
6. Pencucian dilakukan sebanyak minimal 3 kali
Pembuatan Suspensi Eritrosit :
1.Disiapkan eritrosit yang telah dicuci
2.Dibuat suspensi eritrosit seperti pada tabel berikut
Suspensi Persentase Perbandingan Ket. Diperkecil Eritrosit pekat 100%
(E)
Normal Saline (S)
2% 2:100 1:50 2 tetes 98 tetes 1 tetes E + 49 tetes S
5% 5:100 1:20 5 tetes 95 tetes 1 tetes E + 19 tetes S 10% 10:100 1:10 10 tetes 90 tetes 1 tetes E + 9 tetes S
40% 40:100 2:5 40 tetes 60 tetes 2 tetes E + 3 tetes S
• Pemeriksaan konfirmasi golongan darah dgn cara
memisahkan antara :
• Pemeriksaan golongan darah ABO, ada 3 metode:
-Metode “Slide Test”
- Metode “Tube Test” (tabung) dan
- Metode “Microplate Test”
Golongan Darah ABO
Sel darah Serum
untuk red blood cell grouping test/
forward typing/ direct test
untuk serum grouping test/ back
typing/ reverse grouping/ indirect test
eritrosit penderita direaksikan dgn serum yang diketahui antibodinya
serum penderita direaksikan dgn eritrosit yang diketahui antigennya Reagen : Antisera
Anti-A, Anti-B, Anti-AB
Reagen : Eritrosit Eri-A, Eri-B, Eri-O
Golongan Darah ABO
FENOTIP GENOTIP PUNYA DITEMUKAN
A A1 A1 A1 Ag A, Ag H anti-B A1 A2 A1 O A2 A2 A2 A2 O B B B Ag B, Ag H anti-A B O
AB A1 B A1 B Ag A, Ag B, & Ag H Tdk ada anti-A & anti-B A2 B A2 B
O O O Tdk ada Ag A & Ag B anti-A & anti-B Ada Ag H
O Bombay(Oh) h h Tdk ada Ag A, AgB, Ag H Ada anti-A, anti-B, anti-H yang kuat
Golongan Darah ABO
Metode Slide Test
Digunakan untuk Forward Grouping, karena tidak memerlukan pemusingan
untuk menimbulkan reaksi aglutinasi
.
Cara :
1.Pada sebuah gelas objek/keramik bercekung yang bersih dan kering, masing-masing 1 tetes
anti-A, anti-B, anti-AB
2.Kemudian 1 tetes suspensi 2-5% eritrosit yg akan diperiksa, diteteskan pada masing-masing tetesan antisera tersebut
3.Campurkan dengan menggunakan ujung pengaduk yang bersih
4.Goyangkan wadah dengan membuat gerakan lingkaran pada campuran tersebut itu selama 2
menit (jika > 2menit, dpt terbentuk rouleaux yg dpt memberikan hasil positif palsu)
Golongan Darah ABO
Metode Tube Test
Juga digunakan untuk Forward Grouping
Umumnya digunakan untuk Reverse Grouping, krn seringkali antibodi pada serum pasien seringkali terlalu lemah untuk menyebabkan aglutinasi eritrosit tanpa pemusingan
Cara :
1.Siapkan 7 buah tabung. Masukkan serum terlebih dahulu, baru kemudian sel darahnya
2.Masukkan anti-A pd tab.1, anti-B pd tab.2, anti-AB pd tab.3 , masing-masing 1 tetes
3.Masukkan 1 tetes serum yang akan diperiksa pada tab. 4,5,6, dan 7
4.Masukkan 1 tetes suspensi eritrosit 2-5% yang akan diperiksa pada tab. 1,2,3, dan 7
5.Masukkan susp.Eri-B pd tab.4, susp.Eri-A pd tab.5,
susp.Eri-O pd tab.6 , masing-masing 1 tetes
6.Kocok hingga homogen, lalu dipusingkan dengan kecepatan 1000rpm selama 1 menit atau 3400 rpm selama 15 detik
7.Resuspend scr gentle
8.Baca/nilailah kekuatan aglutinasi yang terjadi
Anti-A Anti-B Anti-AB Eri-B Eri-A Eri-O Autokontrol
INTERPRETASI AGLUTINASI ERITROSIT OLEH ANTIBODI
4+ = 1 gumpalan besar, cairan tampak jernih 3+ = beberapa gumpalan besar (tdk menyatu),
cairan tampak jernih
2+ = beberapa gumpalan sedang, tdk semua sel beraglutinasi, cairan tampak jernih.
1+ = banyak gumpalan kecil, cairan tampak keruh kemerahan
W/weak = gumpalan tak tampak scr makroskopik, tp tampak gumpalan scr mikroskopik
H = hemolisis
0/neg = tak tampak gumpalan baik scr makroskopis maupun mikroskopis
Golongan Darah ABO
Metode Tube Test
Contoh Hasil Interpretasi :
Golongan Darah ABO
Metode Tube Test
Anti-A Anti-B Anti-AB Eri-B Eri-A Eri-O Auto kontrol Gol. Darah 0 0 3+ +2 0 0 0 A 0 3+ 3+ 0 +2 0 0 B 0 0 0 +2 +2 0 0 O 3+ +3 +3 0 0 0 0 AB
Golongan Darah ABO
Metode Microplate
Microplate “96” Microplate Centrifuge Microplate Reader (photometric)Dapat digunakan untuk Forward Grouping
dan Reverse Grouping
Cara :
1.Masukkan anti-A pd sumur.1, anti-B pd sumur.2, anti-AB pd sumur.3 , masing-masing 1 tetes
2.Masukkan 1 tetes serum yang akan diperiksa pada sumur 4,5,6, dan 7
3.Pilih 7 well/sumur. Masukkan serum terlebih dahulu, baru kemudian sel darahnya
4.Masukkan 1 tetes suspensi eritrosit 2-5% yang akan diperiksa pada sumur. 1,2,3, dan 7
5.Masukkan susp.Eri-B pd sumur.4, susp.Eri-A pd sumur.5,
susp.Eri-O pd sumur.6 , masing-masing 1 tetes
6.Campur scr perlahan dgn menepuk ringan sisi-sisi microplate. 7.Pusingkan dengan microplate centrifuge
Untuk a flexible U-shaped bottom microplate: 700 × g selama 5 detik, untuk forward/reverse grouping
Untuk a rigid U-shaped bottom microplate: 400 × g selama 30 detik, untuk forward/reverse grouping 8.Resuspend scr gentle
9.Baca hasil dengan menggunakan microplate reader (photometric)→ interpretasi
• Lokasi gen yang mengatur sistem Rhesus terletak
pada lengan pendek kromosom 1
Golongan Darah Rhesus
Nomenklatur Gen Fisher-Race Wiener cDe Ro Rhesus positif CDe R1 cDE R2 CDE Rz cde r Rhesus negatif Cde r’ cdE r” CdE ry Individu cukup mempunyai Ag D untuk dinyatakan sebagai
Rh positif
Antibodi Rhesus terhadap Ag D disebut anti-D Individu yang kurang/tidak memiliki Ag D, tanpa memandang Ag C atau Ag E, dinyatakan sebagaiRh negatif
Reagen anti-Rh ada 2 macam :
1. High-protein reagent
yang dilarutkan dlm protein (bovine albumin) konsentrasi tinggi, >20 g/dl
(contoh: 22%)
ex: Ig G anti-D
2. Low-protein reagent
yang dilarutkan dlm protein (bovine albumin) konsentrasi rendah, <7 g/dl
(contoh: 6%)
Predominan dibuat untuk antibodi monoklonal
ex: Ig M anti-D monoklonal, Ig G anti-D monoklonal/poliklonal
Reagen kontrol Rh (Rh-control):
mengandung semua bahan tambahan yang ditemukan pada antisera Rh kecuali antibodi
untuk dapat menemukan reaksi yang disebabkan oleh bahan tambahan dan bukan oleh antibodi
Sebisa mungkin antara anti-RH dan Rh-control berasal dari manufactur yg sama
Contoh : Bovine Albumin 22%
Cara :
1. Pada sebuah gelas objek/keramik bercekung yang bersih dan kering,
diberikan 1 tetes anti-D di satu tempat, 1 tetes Reagen Rh-control (Bovine
albumin 22% ) di tempat yang lain 2. Kemudian 2 tetes suspensi 40-50%
eritrosit yg akan diperiksa, diteteskan
pada masing-masing tempat di atas 3. Campurkan dengan menggunakan
ujung pengaduk yang bersih
4. Goyangkan wadah dengan membuat gerakan lingkaran pada campuran tersebut itu selama 2 menit (jika >
2menit, dpt terbentuk rouleaux yg dpt memberikan hasil positif palsu)
5. Baca/nilailah aglutinasi yang terjadi
Golongan Darah Rhesus
Metode Slide Test
Anti-D Rh-control
Interpretasi
+ - Rhesus + - - Rhesus -
Cara :
1. Masukkan 1 tetes anti-D ke dalam tabung 1, dan 1 tetes Reagen
Rh-control (Bovine albumin 22% ) ke dalam tabung 2
2. Masukkan 1 tetes suspensi eritrosit 2-5% yang akan diperiksa, ke dalam tabung 1 dan 2
3. Kocok hingga homogen, lalu dipusingkan dengan kecepatan
1000rpm selama 1 menit atau 3400 rpm selama 15 detik
4. Resuspend scr gentle
5. Baca/nilailah kekuatan aglutinasi yang terjadi Anti-D Anti-D Rh-control Gol. Darah 3+ 0 Rh + 0 0 Rh -
Golongan Darah Rhesus
Metode Tube Test
Bovine albumin 22%
Golongan Darah Rhesus
Metode Microplate
Skrining IMLTD
ELISA
1. Manual 1. MUREX (Abbott)
2. BIOMERIEUX (Enseval)
3. ENZYGNOST (Dade Behring) 2. Semi Automatic Alat microelisa DAVINCI
3. Fully Automatic 1. DAVINCI
2. ARCHITECT STAT →
chemiluminescent microparticle immunoassay (CMIA)
RAPID TEST TES FLOKULASI
Skrining IMLTD
Hepatitis B
VIRUS HEPATITIS B
Virus DNA yang sangat kecil, diameter 42 nm
Termasuk famili virus Hepadnaviridae Terdiri dari :
Bagian luar (envelope) HBsAg
HBeAg
Bagian dalam (core) HBcAg
Double stranded DNA
DNA polymerase (enzim untuk replikasi virus)
Penularan melalui darah & cairan tubuh lainnya yang terinfeksi
Skrining IMLTD
Hepatitis B
No
1. Microplate 96 Sumur, dimana Anti-HBs sudah melekat pada dasar sumur
2. Kontrol Negatif
Serum non-reactive for HBsAg, diluted in buffer with protein stabilizers
3. Kontrol Positif
Inactivated human serum positive for HBsAg, diluted in buffer
with protein stabilizers.
Sampel
a.Plasma
b.Serum
No.
4. Anti-HBs•Horseradish Peroxidase Conjugate 5. Wash Buffer
6. Chromogen Substrate Solution A
Urea peroxide (H2O2) solution
7. Chromogen Substrate Solution B
Tetramethyl-benzidine solution
8. Stop Solution
Diluted sulfuric acid solution (2.0M H2SO4)
Skrining IMLTD
Hepatitis B
PRINSIP ELISA SANDWICH
Ab(p) + Ag(s) + (Ab)ENZ → [Ab(p)–Ag(s)–(Ab)ENZ] + SUBSTRAT
H2O2 + TMB → blue → stop yellow POS
Ab(p) + (Ab)ENZ → [Ab(p)] + SUBSTRAT
H2O2 + TMB
→ no color NEG
Incubation W Incubation W Immobilized Complex Incub Coloring Result
Deteksi
HBsAg
D
E
T
E
K
S
I
H
B
s
A
g
No. PROSEDUR ELISA SANDWICH
1. PERSIAPAN REAGEN : Bawa reagen dan sampel ke dalam suhu ruangan(18-30oC) selama 15-30 menit. Cek apakah ada kristal garam pada Wash Buffer . Jika ada, maka dihangatkan pada suhu 37oC, hingga kristal larut.
Campurkan Wash Buffer dan air suling dgn perbandingan 1:20.
2. SIAPKAN MICROPLATE 96 SUMUR dimana Antigen HCV sudah melekat pada dasar sumur
3. PEMBERIAN NOMOR PADA SUMUR MICROPLATE :
A1 : kosong (tidak diisi sampel dan Anti-HBs•Horseradish Peroxidase Conjugate) B1,C1,D1 : diisi @50µl Kontrol Negatif
E1,F1 : diisi @50µlKontrol Positif G1,…. : diisi 50µl sampel
4. INKUBASI (1) :
Tutup microplate dengan penutupnya, lalu diinkubasi pada suhu 37oC selama 30 menit 5. PENCUCIAN (1) :
Setelah inkubasi selesai, buka penutup plate, lalu lakukan pencucian sebanyak 5-6 kali pada tiap sumur. Pencucian dilakukan dgn cara menambahkan 0,5 ml Wash Buffer yg telah diencerkan pada tiap sumur, didiamkan selama 30-60 detik, lalu dibuang.
6. PENAMBAHAN Anti-HBs•Horseradish Peroxidase Conjugate :
Tambahkan 50µl Anti-HBs•HRP Conjugate pada tiap sumur, kecuali A1 Campurkan dgn cara menepuk-nepuk sisi microplate
No. PROSEDUR ELISA SANDWICH
7. INKUBASI (2) :
Tutup microplate dengan penutupnya, lalu diinkubasi pada suhu 37oC selama 30 menit 8. PENCUCIAN (2) :
Setelah inkubasi selesai, buka penutup plate, lalu lakukan pencucian sebanyak 5-6 kali pada tiap sumur. Pencucian dilakukan dgn cara menambahkan 0,5 ml Wash Buffer yg telah diencerkan pada tiap sumur, didiamkan selama 30-60 detik, lalu dibuang.
9. PEWARNAAN :
Tambahkan 50 µl Chromogen Substrate Solution A (Urea peroxide), lalu tambahkan 50 µl Chromogen Substrate Solution B (TMB) pada tiap sumur.
Campurkan dgn cara menepuk-nepuk sisi microplate 10. INKUBASI (3):
Tutup microplate dengan penutupnya, lalu diinkubasi pada suhu 37oC selama 15 menit.
Terjadi reaksi enzimatik antara Chromogen Substrate Solution & Anti-HBs•Horseradish Peroxidase Conjugate, yang akan membentuk warna biru pada Kontrol Positif dan Sampel yg positif HBsAg 11. PENGHENTIAN REAKSI :
Tambahkan 50 µl Stop Solution (Diluted sulfuric acid solution (2.0M H2SO4)) pada tiap sumur. 12. PENGUKURAN ABSORBANSI :
Nilai absorbansi dengan Spektrofotometer dalam waktu 5 menit setelah penghentian reaksi.
Nilai dgn panjang gelombang 450 nm (sample beam). Bila menggunakan double beam, maka 650 nm digunakan sebagai reference beam.
Hitung mean dari kontrol negatif & cut of value sesuai petunjuk
D
E
T
E
K
S
I
H
B
s
A
g
INTERPRETASI HASIL
1.
Menghitung Nc
= Mean Nilai Absorbansi (Optical Density / OD) dari Kontrol Negatif Misal : Well kontrol negatif yaitu B1 (0.02), C1 (0.012), D1 (0,016)Nc = (0.02+0,012+0,016) / 3 = 0,016 Note :
Bila salah satu dari 3 nilai OD kontrol negatif tdk sesuai dgn Quality Control range-nya, maka gunakan 2 nilai OD kontrol negatif lainnya. Bila 2 dari 3 nilai OD kontrol negatif tdk sesuai dgn Quality Control range-nya, maka dianggap tidak valid
Bila nilai Nc < 0,05 maka gunakan nilai 0,05 untuk perhitungan Cut-off Value (C.O) selanjutnya. Bila nilai Nc > 0,05 maka harus melihat Quality Control range-nya 2.
Menghitung Cut-off Value (C.O)
= Nc × 2,1Misal : C.O = 0,05 x 2,1 = 0,105
3.
Melihat Quality Control (QC) Range
Dianggap valid bila: Nilai OD dari Blank well, yang hanya berisi Chromogens dan Stop solution, < 0.080 Nilai OD dari Kontrol Positif ≥ 0.800
Nilai OD dari Kontrol Negatif < 0.100 4.
Interpretasi Hasil
(S = nilai individual OD dari tiap-tiap sampel) Hasil Positif, bila S/C.O ≥ 1
Hasil Negatif, bila S/C.O < 1
Hasil Borderline, bila S/C.O adalah antara 0,9 dan 1 → harus diulang
D
E
T
E
K
S
I
H
B
s
A
g
Skrining IMLTD
Hepatitis C
VIRUS HEPATITIS C
Virus RNA, dengan diameter 50 nm Termasuk famili virus Flaviviridae
Digolongkan menjadi enam genotip yaitu 1, 2, 3, 4, 5, dan 6
Terdiri dari :
Envelope lipid yang mengandung
glikoprotein envelope E1 (gp35) dan E2
(gp70)
Nucleocapsid C (p22) yang membungkus
single stranded RNA
Protein non-struktur yang terdiri atas NS1 (p7), NS2 (p23), NS3 (p70), NS4 (p8), NS4B (p27), NS5a (p56/58) dan NS5B (p68)
Penularan melalui darah & cairan tubuh lainnya yang terinfeksi
Skrining IMLTD
Hepatitis C
No.
4. Sample Diluent
5. Rabbit Anti-Human antibodies•Horseradish Peroxidase Conjugate
6. Wash Buffer
7. Chromogen Substrate Solution A
Urea peroxide (H2O2) solution
8. Chromogen Substrate Solution B
Tetramethyl-benzidine solution
9. Stop Solution
Diluted sulfuric acid solution (2.0M H2SO4)
10. Penutup microplate
No
1. Microplate 96 Sumur, dimana Antigen HCV (core, NS3, NS4, NS5) sudah melekat pada dasar sumur
2. Kontrol Negatif
Serum non-reactive for IgM/IgG anti-HCV , diluted in buffer with protein stabilizers
3. Kontrol Positif
Inactivated human serum positiveIgM/IgG anti-HCV , diluted in buffer with protein stabilizers.
Sampel
a.Plasma
b.Serum
Skrining IMLTD
Hepatitis C
Deteksi
Anti HCV
PRINSIP ELISA INDIRECT
Ag(p) + Ab(s) + (Ab)ENZ → [Ag(p)–Ab(s)–(Ab)ENZ] + SUBSTRAT
H2O2 + TMB → blue → stop yellow POS
Ag(p) + (Ab)ENZ → [Ag(p)] + SUBSTRAT
H2O2 + TMB
→ no color NEG
Skrining IMLTD
HIV/AIDS
Human Immunodeficiency Virus
Virus RNA, dengan ukuran 100-140 nm Termasuk genus Lentiviridae, subgroup retrovirus
Terdiri dari :
Envelope lipid dengan glikoprotein
Gp120 berperan pada pengikatan HIV dengan reseptor CD4 dari sel
Gp41 mengadakan fusi antara virus dengan membran sel host pada saat virus masuk ke sel host
Genom
3 gen utama, yaitu gag, pol dan env
gen tambahan, yaitu vif, vpu, vpr, tat, ref, dan nef Polipeptida inti virus adalah
p24 (utama)
p17 (yang ada di sekeliling inti) p15 (yang membentuk kompleks
dengan RNA virus)
Penularan melalui darah & cairan tubuh lainnya yang terinfeksi
Human Immunodeficiency Virus
Ada 2 subtipe : HIV 1
menyebar ke seluruh dunia
HIV 2
ELISA RAPID TEST
Untuk pemeriksaan rutin Untuk keadaan emergency (butuh darah cepat) atau pada PMI kecil
Enzyme linked immunosorbant assays Immunochromatographic assay Mendeteksi :
a.Antibodi (thdp HIV tipe 1&2)
b.Antibodi (thdp HIV tipe 1&2) atau Antigen (p24)
Mendeteksi :
a.Antibodi (thdp HIV tipe 1&2)
b.Antibodi (thdp HIV tipe 1&2) atau Antigen (p24)
Sampel dapat menggunakan : a.Plasma segar
Jika menggunakan EDTA, Na citrat, atau heparin → bisa menyebabkan error pada hasil
b.Serum segar
Sampel dapat menggunakan :
a.Whole blood (darah EDTA atau darah kapiler finger prick)
b.Plasma (segar atau EDTA) c.Serum
Dilakukan oleh tenaga laboratorium yang terlatih
Dapat dilakukan oleh semua tenaga kesehatan, termasuk konselor
Waktu yang dibutuhkan > 2 jam Waktu yang dibutuhkan 10-30 menit
Skrining IMLTD
No
1. Microplate 96 Sumur, dimana Ag HIV
(recombinant HIV-1gp41, gp120, and recombinant HIV-2gp-36) & antibodi (anti-p24), sudah
melekat pada dasar sumur
2. Kontrol Negatif
Serum non-reactive for HIV1/2, diluted in buffer with protein stabilizers
3. Kontrol Positif Antibodi 1 (HIV 1)
Antibodies to HIV 1
diluted in buffer with protein stabilizers.
4. Kontrol Positif Antibodi 2 (HIV 2)
Antibodies to HIV 2
diluted in buffer with protein stabilizers.
5. Kontrol Positif Antigen
HIV p24 recombinant antigen
diluted in buffer with protein stabilizers
No.
4. Horseradish Peroxidase Conjugate
Horseradish peroxidase conjugated HIV 1/2 antigens. Horseradish peroxidase conjugated avidin antibodies.
5. Biotin Conjugate
Biotinylated anti-HIV p24 antibodies diluted in protein-stabilized buffer
6. Wash Buffer
7. Chromogen Substrate Solution A
Urea peroxide (H2O2) solution
8. Chromogen Substrate Solution B
Tetramethyl-benzidine solution
9. Stop Solution
Diluted sulfuric acid solution (2.0M H2SO4)
10. Penutup microplate
Sampel
a.Plasma b.Serum
Skrining IMLTD
HIV/AIDS
Deteksi
Anti-HIV 1/2
Deteksi
Anti-HIV 1/2
&
Ag HIV (p24)
PRINSIP ELISA SANDWICH Ag(p) + Ab(s) + (Ag)ENZ → [Ag(p)–Ab(s)–(Ag)ENZ] + SUBSTRAT
H2O2 + TMB
→ blue →
stop yellow POS
Ab(p) + Ag(s) +(Ab)Bio + (Ab)ENZ (Avidin)ENZ [Ab(p)–Ag(s)–(Ab)Bio-(Avidin)ENZ] +
Ag(p) + (Ag)ENZ → [Ag(p)] + SUBSTRAT
H2O2 + TMB
→ no color NEG
Ab(p) + (Ab)ENZ → [Ab(p)] +
Incubation W Incubation W Immobilized Complex Incub Coloring Result
DETEKSI ANTIBODI Antigen captured Conjugate 1 : (Ag)ENZ DETEKSI ANTIGEN Antibody captured Conjugate 1 : (Ab)Biotin Conjugate 2 : (Avidin)ENZ
RAPID HIV TEST
1. Cek Rapid HIV Test kit terlebih dahulu. Jangan digunakan bila sudah kadaluwarsa atau rusak.
2. Bawa kit tersebut ke dalam suhu ruangan sebelum digunakan. 3. Selalu menggunakan Alat Pelindung Diri (sesuai universal safety
precautions) saat menangani spesimen
4. Cukup menggunakan satu strip
5. Labelling dgn identitas pasien
6. Buka foil penutup
7. Jk menggunakan darah kapiler, aseptik ujung jari dgn kassa alkohol, lalu tusuk dgn lancet
8. Ambil 50 µl spesimen dgn mikropipet
9. Letakkan spesimen pada absorben pad
RAPID HIV TEST
10. JK MENGGUNAKAN SAMPEL WHOLE BLOOD, tambahkan 1 tetes chase buffer ke absorbent pad 11. Tunggu 15 menit (tdk
boleh lebih dari 60 menit) → baca hasil
12. Catat hasil yang terjadi. 13. Bila hasilnya REAKTIF, maka darah tersebut TIDAK BISA DIGUNAKAN UNTUK TRANSFUSI REAKTIF
1 strip di area pasien + 1 strip di area kontrol
NON REAKTIF 1 strip di area kontrol Tak muncul strip di area pasien
TIDAK VALID
Tak muncul strip di area kontrol HARUS ulang tes, walau muncul 1
Skrining IMLTD
Syphilis
Syphilis :
penyakit menular sexual
Penyebab :
Treponema pallidum
Jenis:
1. Syphilis Akuisita
-stadium primer
-stadium sekunder
- stadium latent
- stadium tertier
2. Syphilis Kongenital
- early congenital (prekok)
- late congenital (tarda)
Genus : Spirochaeta Bentuk Spiral halus, bergerak scr aktif
Dlm darah segar atau plasma yang disimpan pada suhu 4oC, kuman msh dapat bertahan hidup paling sedikit 24 jam
Dlm keadaan kering dan pd suhu 42oC, akan
cepat mati
Serum dr lesi kulit→pewarnaan natif +
mikroskop lapangan gelap → spiral
warna putih dgn backgroud gelap,
bergerak perlahan memutar thdp
sumbu
Tes
Serologic
Syphilis
Uji terhadap Antibodi Non-Treponema (Reagin)
Uji non spesifik yang mendeteksi Reagin (antibodi IgM dan IgA) yang bereaksi terhadap antigen Kardiolipin .
Kardiolipin yang dimaksud dpt berasal komponen lipid dari T. pallidum atau mrp hasil dr kerusakan jaringan akibat infeksi Tes Fkokulasi :
VDRL (Venereal disease research laboratory) RPR (rapid plasma reagin)
Tes Fiksasi Komplemen
Tes WR (Wassermann)
Uji terhadap Antibodi Treponema
Uji spesifik yang mendeteksi langsung Antibodi yg bereaksi terhadap AntigenTreponema pallidum atau ekstraknya ELISA
Tes Hemaglutinasi
Treponema Pallidum Hemagglutination Assay (TPHA), Tes immunofluoresen
FTA-Abs Tes Imobilisasi
VDRL
VDRL KIT
1.VDRL Antigen
0.03% Cardiolipin and 0.9% Cholesterol in absolute alcohol. Sufficient Lecithin
(approximately 0.20 to 0.22%) is added to produce standard reactivity 2.VDRL Buffered Diluent Phosphate-buffered saline, pH 5.9-6.1, containing 0.05% formaldehyde as preservative
SPESIMEN / SAMPEL
1.Serum (tdk bs menggunakan Plasma)
Bebas dari kontaminasi bakteri
Harus diinaktivasi dgn cara dipanaskan pada suhu 56oC selama 30 menit.
Bila >4 jam sejak dipanaskan pertama kali, harus dipanaskan ulang pada suhu 56oC selama 10 menit.
2.Cairan Spinal
Bebas dari kontaminasi darah
Tidak membutuhkan pemanasan sebelum digunakan.
Rotatory shaking table
Kontrol Serum Positif (PC) Kontrol Serum Negatif (NC)
Membuat
Suspensi VDRL antigen
Terlebih dahulu simpan botol VDRL antigen dan buffered diluent pada suhu
kamar selama 15 menit.
Tambahkan 400 µl buffered diluent , masukkan kedalam botol reagen ukuran
30 ml. Kemudian ditambahkan 500 µl VDRL antigen , tetes demi tetes selama
± 6 detik, sambil menggerakkan botol tersebut dengan gerakan memutar
(diameter 5cm, 3 kali/detik) pada bidang yang rata.
Lanjutkan gerakan memutar botol selama 10 detik.
Tambahkan 4100 µl buffered diluent . Kocok 30 kali dalam 10 detik.
Suspensi VDRL antigen siap untuk dipakai dan hanya tahan selama 8 jam (bisa
tahan 24 jam jika disimpan pd suhu 4
oC)
PROSEDUR UJI KUALITATIF VDRL
1. Simpan semua alat pemeriksaan, serum dan
suspense antigen pada suhu kamar (23°C –
29°C).pemeriksaan yang dilakukan di bawah suhu kamar memberikan reaktivitas yang lebih rendah, sebaliknya bila di atas suhu kamar reaktivitasnya meningkat
2. Tambahkan 50 µl serum yg telah
dipanaskan ke atas permukaan salah satu lingkaran slide
3. Teteskan juga masing-masing 1 tetes PC dan NC
pada lingkaran lain pada slide
4. Tambahkan 50 µl Suspensi VDRL antigen dan
teteskan di atas serum/PC/NC yg telah diteteskan sebelumnya, dengan posisi vertical
5. Letakkan slide di atas rotator dgn kecepatan
180±5 rpm selama 4 menit.
Untuk menjaga kelembaban dan mengurangi penguapan berlebihan, slide bisa disimpan di dalam kotak yang berisi tissue/kapas basah untuk menghindari adanya penguapan yang berlebihan.
6. Segera setelah slide diangkat dari rotator, dengan
menggunakan mikroskop pembesaran 100x. Catat hasilnya.
INTERPRETASI UJI KUALITATIF VDRL
Non Reactive Tidak ada flokulasi, dgn background abu-abu Weakly Reactive Flokulasi kecil, dgn background putih Strongly Reactive
Flokulasi besar dan sedang, dgn
background putih
Hasil reaktif (positif) harus dikonfirmasikan dengan menguji kembali spesimen
PROSEDUR UJI SEMI-KUANTITATIF VDRL
1. Teteskan 50 µl larutan salin 0,9 % kedalam lingkaran 2
sampai 5 pada slide
2. Teteskan 50 µl spesimen serum yang akan diuji pada
slide lingkaran 1
3. Teteskan juga 50 µl spesimen serum pada lingkaran 2
yang sudah ada 50 µl larutan salin 0,9%. Kemudian lakukan seri pengenceran sampai lingkaran 5. Caranya dengan mencampur rata larutan salin dan spesimen pada lingkaran 2 itu dgn pipet, kmdn
pindahkan 50 µl cairan ke dlm lingkaran 3, campur rata lagi, dan pindahkan 50 µl ke dlm lingkaran 4, dan
seterusnya sampai lingkaran 5.
Buang 50 µl cairan dari lingkaran 5 setelah pengenceran berakhir.
Hindari terjadinya gelembung-gelembung udara pada saat pengenceran berlangsung.
4. Teteskan 50 µl Suspensi VDRL Antigen ke lingkaran 1-5 5. Letakkan slide di atas rotator dgn kecepatan 180±5 rpm
selama 4 menit.
6. Segera setelah slide diangkat dari rotator, dengan
menggunakan mikroskop pembesaran 100x. Catat hasilnya.
INTERPRETASI UJI SEMI-KUANTITATIF VDRL
Pengenceran terakhir yang masih menunjukkan adanya flokulasi menunjukkan titer daripada spesimen
yang diuji.
1 2 3 4 5 Hsl 1:1 1:2 1:4 1:8 1:16
R R R R N 1:8 R R R R R 1:16
Jika pengenceran terakhir (lingkaran 5) masih reaktif, seri pengenceran harus diperpanjang
RPR KIT
1. Suspensi Antigen RPR (AGS)
(Suspensi Cardiolipin,mengandung Mikro arang khusus 0,3%, Na.Azide 0,095%) 2. Kontrol serum positif (PC)
Serum mengandung antibodi (Reaktif terhadap Antigen RPR )
3. Kontrol serum negatif (NC)
Serum bebas antibodi (Tidak reaktif terhadap antigen RPR)
4. Kartu reaksi dengan 8 petakan
5. Botol penetes suspensi antigen dan jarum penetesnya (16ul)
6. Batang pengaduk plastik
Rotatory shaking table
SPESIMEN / SAMPEL
Plasma/Serum (dipanaskan atau tidak,
dgn antikoagulan atau tidak), bebas
hemolisis dan kontaminasi
RPR
PROSEDUR UJI KUALITATIF RPR
1. Bawa AGS,PC,NC dan sampel ke suhu ruangan.
AGS dikocok dulu supaya homogen
2. Teteskan 50 µl spesimen yang akan diuji pada
lingkaran di kartu reaksi yang tersedia. Gunakan pipet yang berbeda untuk meneteskan spesimen yang berbeda
3. Teteskan juga masing-masing 50 µl PC dan NC
pada lingkaran lain di kartu reaksi
4. Pasang jarum yang tersedia pada botol penetes
suspensi antigen. Kemudian pindahkan cairan AGS dari botolnya ke dalam botol penetes dengan cara menyedot cairan itu melalui jarum yang
terpasang pada botol penetes
5. Teteskan 1 tetes AGS dari botol penetes itu ke
masing-masing lingkaran yang berisi spesimen
6. Letakkan kartu reaksi pada shaker pada kecepatan
100 rpm selama 8 menit
7. Baca hasil tes segera dibawah cahaya terang,
secara makroskopik
INTERPRETASI UJI KUALITATIF RPR
Non Reactive Tidak ada flokulasi, dgn background abu-abu Weakly Reactive Flokulasi kecil, dgn background putih Strongly Reactive
Flokulasi besar dan sedang, dgn
background putih
Hasil reaktif (positif) harus dikonfirmasikan dengan menguji kembali spesimen
PROSEDUR UJI SEMI-KUANTITATIF RPR
1. Teteskan 50 µl larutan salin 0,9 % kedalam lingkaran 2 sampai 5 pada kartu reaksi.
JANGAN MENYEBARKAN LARUTAN SALIN INI KELUAR LINGKARAN TES
2. Teteskan 50 µl spesimen yang akan diuji pada lingkaran 1 di kartu reaksi
3. Teteskan juga 50 µl spesimen pada lingkaran 2 yang sudah ada 50 µl larutan salin. Kemudian lakukan seri pengenceran sampai lingkaran 5.
Caranya dengan mencampur rata larutan salin dan spesimen pada lingkaran 2 itu dgn pipet, kmdn pindahkan 50 µl cairan ke dlm lingkaran 3, campur rata lagi, dan pindahkan 50 µl ke dlm lingkaran 4, dan seterusnya sampai lingkaran 5.
Buang 50 µl cairan dari lingkaran 5 setelah pengenceranberakhir. Hindari terjadinya gelembung-gelembung udara pada saat
pengenceran berlangsung.
4. Sebarkan cairan dalam masing-masing lingkaran itu dengan menggunakan ujung batang pengaduk yang datar. Mulailah dengan pengenceran terbesar (lingkaran 5) ke pengenceran terkecil (lingkaran 1)
5. Teteskan 1 tetes AGS dari botol penetes itu ke masing-masing lingkaran yang berisi spesimen
6. Letakkan kartu reaksi pada shaker pada kecepatan 100 rpm selama 8 menit
7. Baca hasil tes segera dibawah cahaya terang, scr makroskopik
INTERPRETASI UJI SEMI-KUANTITATIF RPR
Pengenceran terakhir yang masih menunjukkan adanya flokulasi menunjukkan titer daripada spesimen
yang diuji.
1 2 3 4 5 Hsl 1:1 1:2 1:4 1:8 1:16
R R R R N 1:8 R R R R R 1:16
Jika pengenceran terakhir (lingkaran 5) masih reaktif, seri pengenceran harus diperpanjang
Siapkan pengenceran 1 : 16 dari serum yg akan diuji dgn mencampur rata 10 µl serum itu dan 150 µl
larutan salin 0,9 %.
Pindahkan 50 µl serum yang sudah diencerkan 1 : 16 itu ke lingkaran 1 pada kartu tes baru
Sampel
a.Plasma b.Serum
No.
1. Microplate 96 Sumur, dimana Antigen
T.pallidum sudah melekat pada dasar sumur
2. Kontrol Negatif
Serum non-reactive for IgM/IgG anti-T.pallidum diluted in buffer with protein stabilizers
3. Kontrol Positif
Inactivated human serum positivc IgM/IgG anti-T.pallidum diluted in buffer with protein stabilizers.
4. Sample Diluent 5. Wash buffer
No.
5. Anti-Human antibodies•HRP Conjugate atau
T.pallidum antigen•HRP Conjugate 6. Chromogen Substrate Solution A
Urea peroxide (H2O2) solution
7. Chromogen Substrate Solution B
Tetramethyl-benzidine solution
8. Stop Solution
Diluted sulfuric acid solution (2.0M H2SO4)
Skrining IMLTD
Syphilis
Deteksi
Anti-T.pallidum
SANDWICH INDIRECTT.pallidum Ag●HRP conjugate
Pemeriksaan Crossmatching
(Uji Silang Serasi)
Merupakan langkah akhir yang
penting di dalam menetapkan
kecocokan antara darah donor dan
resipien → kompatibel atau tdk
Fungsi:
1. Cek akhir uji kecocokan golongan
darah ABO
2. Mengetahui ada tidaknya reaksi
antara darah donor dan resipien
3. Mendeteksi ada tidaknya antibodi
Ada 2 macam :
1. Mayor Crossmatch
Serum pasien + Sel donor
Untuk mendeteksi ada tidaknya antibodi dalam serum pasien yang dapat merusak sel donor
2. Minor Crossmatch
Serum donor + Sel resipien
Untuk mendeteksi ada tidaknya antibodi dalam serum donor yang dapat merusak sel resipien
Pemeriksaan Crossmatching
(Uji Silang Serasi)
Ada 2 metode :
1. Metode aglutinasi/konvensional
a. Fase I : Dalam larutan garam/saline → 3 Metode b. Fase II : Dalam albumin
c. Fase III : Indirect Coomb’s Test
FASE I : Dalam larutan garam/saline
a)Metode cepat / immediate spin
Tabung A (Mayor) : tambahkan 2 tetes serum resipien dan
1 tetes suspensi 2-5% eritrosit donor
Tabung B (Minor) : tambahkan 2 tetes serum donor dan 1
tetes suspensi 2-5% eritrosit resipien
Campur baik-baik. Sentrifus dengan kecepatan 3400 rpm
selama 15 detik
Periksa/nilai reaksi yang terjadi, scr makroskopis dan
mikroskopis
Bila terjadi hemolisis atau aglutinasi → positif
Bila tidak terjadi hemolisis atau aglutinasi → negatif
Pemeriksaan Crossmatching
FASE I : Dalam larutan garam/saline
b)Metode Inkubasi 22
o
C
Cara seperti Metode Cepat, hanya sebelum disentrifus,
diinkubasi dulu pada temperatur kamar (22
oC) selama
15-30 menit
c) Metode Inkubasi 37
o
C
Cara seperti Metode Cepat, hanya sebelum disentrifus,
diinkubasi dulu pada suhu 37
oC selama 15-30 menit
Untuk menjamin kompatibilitas, karena ada antibodi yang
bekerja optimal (bereaksi) pada suhu tubuh (in vivo)
Pemeriksaan Crossmatching
FASE II : Dalam Albumin
Pada tabung A dan B ditambahkan 2 tetes bovine albumin
22%
Campur baik-baik
Inkubasi pada suhu 37
oC selama 15 menit
Sentrifus dengan kecepatan 3400 rpm selama 15 detik
Periksa/nilai reaksi yang terjadi, scr makroskopis dan
mikroskopis
Bila terjadi hemolisis atau aglutinasi → positif
Bila tidak terjadi hemolisis atau aglutinasi → negatif
Pemeriksaan Crossmatching
Metode Aglutinasi
Bila pada fase I hasilnya negatif
→ lanjutkan ke fase II
Pemeriksaan Crossmatching
Metode Aglutinasi
Bila pada fase II hasilnya negatif
→ lanjutkan ke fase III
FASE III : Indirect Coomb’s Test
Cuci eritrosit pada tabung A dan B dengan saline sebanyak 3 kali untuk
membuang antibodi bebas yg tdk terikat pd eritrosit
Pada tabung A dan B ditambahkan 2 tetes Coomb’s serum
Campur baik-baik
Sentrifus dengan kecepatan 3400 rpm selama 15 detik
Periksa/nilai reaksi yang terjadi, scr makroskopis dan mikroskopis
Bila terjadi hemolisis atau aglutinasi → positif
Bila tidak terjadi hemolisis atau aglutinasi → negatif
Pada hasil yg negatif, untuk menguji apakah tes ini sudah dilakukan scr
benar, dilakukan kontrol dengan menambahkan 1 tetes Coomb’s cell pada
tiap tabung, kemudian disentrifus dgn kecepatan 3400 rpm selama 15
detik, dan HASILNYA HARUS POSITIF
Metode ini menggunakan Sephadex gel yang
berpori-pori, yang terbuat dari dextran alkaline + epichlorohydrin
Pemeriksaan Crossmatching
Metode Gel
PRINSIP KERJA METODE GEL
1. Penambahan suspensi eritrosit dan serum/plasma dalam microtube yang berisi gel di dalam buffer yang mengandung reagen tertentu ( Anti-A, Anti-B, Anti-D, enzyme, Anti-Ig G, Anti-complement)
2. Lalu diinkubasi pada suhu 37oC, sehingga antigen di permukaan eritrosit tersensitisasi oleh antibodi yang ada pada serum/plasma
3. Lalu disentrifus, sehingga eritrosit terpisah dari serum, kemudian bertemu dengan reagen yang ada dalam microtube
4. Bila terbentuk aglutinasi → aglutinasi akan terperangkap, berada di atas permukaan gel
5. Bila tidak terbentuk aglutinasi → eritrosit akan lewat melalui pori-pori gel, dan akan mengendap di dasar microtube
Pemeriksaan Crossmatching
Metode Gel
Working Table
Diluent LISS
Dispenser DiluentGel Card dgn 6 microtube
Gel Card
Centrifuge
Gel Card
Incubator
Micropipet (5-50 µl)CARA KERJA:
1. Buat suspensi 0,8% eritrosit donor dan resipen terlebih dulu. Dengan dispense 1 ml Diluent LISS ke dalam tabung yang bersih, lalu ditambahkan 10 µl eritrosit, lalu campur baik-baik
2. Beri label di bawah microtube
3. Pilih microtube no. 4,5,6 yang mengandung Coomb’s Serum.
Microtube no. 4 ditambahkan 50 µl suspensi 0,8% eritrosit donor + 25 µl serum/plasma resipien (Cross match Mayor)
Microtube no. 5 ditambahkan 50 µl suspensi 0,8% eritrosit resipien + 25 µl serum/plasma donor (Cross match Minor)
Microtube no. 6 ditambahkan 50 µl suspensi 0,8% eritrosit resipien + 25 µl serum/plasma resipien (Auto Control)
4. Pastikan micropipet tidak menyentuh microtube.
Masukkan eritrosit dulu, krn bila serum/plasma dulu akan dapat menetralisir Coomb’s serum
5. Inkubasi pada suhu 37oC selama 15 menit
6. Sentrifus pada kecepatan 1500 rpm selama 10 menit 7. Baca reaksi yang terjadi
Pemeriksaan Crossmatching
Metode Gel
INTERPRETASI
4+ Agglutinated red blood cells form a line at the top of the gel microtube.
POSITIF 3+ Most agglutinated red blood cells remain in the upper
half of the gel microtube.
2+ Agglutinated red blood cells are observed throughout the length of the microtube. A small button of red blood cells may also be visible at the bottom of the gel microtube. 1+ Most agglutinated red blood cells remain in the lower
half of the microtube. A button of cells may also be visible at the bottom of the gel microtube
+/- Most agglutinated red blood cells are in the lower third part of the gel microtube
Neg All the red blood cells pass through and form a compact button at the bottom of the gel microtube
Pemeriksaan Crossmatching
Metode Gel
Cross Match Mayor Cross Match Minor Auto Control Kesimpulan Kemungkinan (-) (-) (-) Darah boleh dikeluarkan
Darah pasien kompatibel dengan darah donor
(+) (-) (-) Ganti dengan darah donor yang lain, lakukan crossmatch lagi
Periksa sekali lagi Golongan darah Os apakah sudah sama dengan donor, apabila gol. Darah sudah sama :
Artinya ada Irregular Antibody pada Serum Os
Ganti darah donor, lakukan crossmatch lagi sampai didapat hasil cross negatif pada mayor dan minor
Apabila tidak ditemukan hasil crossmatch yang kompatibel meskipun darah donor telah diganti maka harus dilakukan Screening dan
Identifikasi Antibody pada Serum Os, dalam hal ini sampel darah dikirim ke UTD Pembina terdekat
(-) (+) (-) Ganti dengan darah donor yang lain, lakukan crossmatch lagi
Ada Irregular Antibodi pada Serum / Plasma Donor.
(-) (+) (+) Lakukan DCT pd Os Apabila DCT = positif, maka bandingkan derajat hasil positif pada crossmatch Minor dan DCT
Minor (+) ≤ DCT(+) darah boleh dikeluarkan (terutama
dalam bentuk PRC atau WE)
Minor (+) > DCT(+) darah tidak boleh dikeluarkan (terutama
dalam bentuk PRC atau WE)
(+) (+) (+) Darah tidak boleh dikeluarkan
Periksa ulang golongan darah Os maupun donor, baik dengan cell grouping maupun back typing, pastikan tidak ada kesalahan gol. Darah Lakukan DCT pada Os, apabila positif, bandingkan derajat positif DCT dg Minor
Sedangkan positif pada Mayor, disebabkan adanya Irregular Anti Body pada Serum Os, ganti dengan darah donor baru sampai ditemukan hasil Mayor negatif
Test Coomb
(Test Antihuman Globulin)
No. DIRECT (DAT)
1. Tambahkan 1 tetes suspensi 2-5% eritrosit yang akan diperiksa ke dalam tabung
2. Cuci eritrosit tersebut 3-4 kali dengan saline 3. Tambahkan 1-2 tetes AHG/Coomb’s serum 4. Campur baik-baik
5. Sentrifus dengan kecepatan 3400 rpm selama 15 detik. Periksa adanya aglutinasi dan hemolisis → catat hasilnya
6. Jika menggunakan AHG yang polyspesific atau yang anti-C3d →
lakukan inkubasi hasil tes yang non reaktif, pada suhu kamar (24-25oC) selama 5 menit, lalu disentrifus lagi. Periksa adanya aglutinasi dan hemolisis → catat hasilnya
7. Konfirmasi hasil tes yang NEGATIF dengan menambahkan 1 tetes eritrosit tersensitisasi (Coomb’s cell)
8. Sentrifus dengan kecepatan 3400 rpm selama 15 detik. Periksa adanya aglutinasi dan hemolisis → catat hasilnya.
Positif, bila :
Terjadi aglutinasi setelah sentrifus Terjadi aglutinasi setelah sentrifus
yang dilanjutkan dgn inkubasi pd suhu kamar
Negatif, bila :
Tidak terjadi aglutinasi, baik setelah sentrifus dan inkubasi,
DAN
Terjadi aglutinasi setelah penambahan eritrosit tersensitisasi (Coomb’s cell)
Tidak valid dan harus diulang, bila :
Tidak terjadi aglutinasi setelah penambahan eritrosit tersensitisasi (Coomb’s cell)
Tidak bisa diinterpretasikan, bila :
Hasilnya reaktif (tjd aglutinasi) semua pada penambahan coomb’s serum maupun Coomb’s cell
Interpretasi Hasil DAT
Catatan :
Ig G coated red cell biasanya memberikan reaksi yang cepat Complement coated red cell
lebih mudah melihat reaksi aglutinasinya setelah inkubasi pada suhu kamar
Initial testing hanya
menggunakan AHG yang polyspesifik saja.
Bila hasilnya negatif, maka tdk perlu
pemeriksaan lbh lanjut. Bila hasilnya positif,
perlu dilakukan DAT dgn AHG yang monospesifik (Ig G atau Anti-complement), untuk
mengetahui globulin mana yang ada.