Oleh: Dasmin Sidut), Basita Ginting Sugihen2), Pang S. Asngarf), Sumardjo2)
ABSTRACT
Forest as an asset
of
national development is really beneficial for life and livelihood.lt
brings benefits ecologically, culturally, and economically on condition that the forest is properly exploited. For thatpurpose, forest should be managed, protected, and exploited continuously for the sake of the people's welfare, not only for the,present but also for the next generation. Jompi Preserved Forest Area is one ofthe preserved
forest areas in Muna Regency, which is now in very bad condition. The people living around the forest are powerless. This research aims:
(l)
to analyze the factors influencing the people's productivity and capabilityaround the forest, and (2) to formulate a model of community empowerment adjusted to the local condition.
The technique of collecting samples used is cluster sampling, covering 226 heads of family. The analysis used
is correlation analysis of Rank Spearman (r,), Multiple Regression, and Path Analysis. The result of analysis shows that the people's productivity and capability are still relatively low. This condition is resulted from the
physical, human, and social capitals in the community. Similarly, the low capability of the empowerment facilitators and empowerment process also contribute to this situation. The effective empowerment model for
the community around the preserved forest is the one that integrates the physical, human, and social capitals,
and the facilitaton' capability and empowerment process
to
create the power that can improve theproductivity and capability of the community living around the Jompi Preserved Forest Area.
Key words: Empowerment, Preserved Forest Area, powerless, and stakeholders.
PENDAHULUAI\
Berdasarkan fungsinya, hutan dibagi menjadi hutan konservasi, hutan lindung dan
hutan
produksi.
Hutan
dengan
fungsi konservasi danlindungnya
berperan dalam mempertahankandan
meningkatkan keter-sediaan air dan kesuburan tanah. Ketersediaan airdan
kesuburan tanah merupakan urat nadi kehidupan mahluk yang ada di muka bumi ini(IJ[J
RI
No.
4l
Tahun
1999). Hutan jugamemiliki fungsi
ekologi
yaitu
sebagaipenimbun
karbon
melalui
kegiatan
foto-sitensisnya dapat mengubah gas CO2di
udara menjadi karbohidrat yang merupakan sumber energibagi
mahluk hidup, termasuk manusia(lda
&
Carol,
2003). Oleh karena itu, hutanmemiliki manfaat yang nyata bagi kehidupan
dan
penghidupan masyarakat,baik
manfaatekologi, sosial
budaya maupun
ekonomi. Untuk itu, hutan perlu dilindungi, dikelola dan dimanfaatkan secara berkesi-nambungan bagikesejahteraan
masyaraka!
baik
generasi sekarang maupun yang akan datang.Kerusakan hutan telah
terjadi
sejaklama, sebagai akibat
dari
aktivitas manusia yang tidak mempertimbangan kelestariannya" seperti pembalakanliar (illegal
logging) dan perambahan. Pembalakan liar dan perambahan semakin marak seiring dengan semakin ber-tambahnyajumlah
penduduk, desakan ke-butuhan semakin meningkat, keke-butuhan akan lahan pertanian dan perkebunan meningkat, kebutuhan lahan pemukiman baru terus ber-tambah, dan lain sebagainya. Kerusakan hutan saatini
tidak hanya terjadidi
kawasan hutanproduksi
dan
hutan konservasi tetapi juga sudah merambah pada kawasan hutan lindung. Padahal,
hutan lindung mempunyai fungsi pokok sebagai perlindungan sistem penyangga kehidupan untuk mengatur tata air, mencegah banjir, mengendalikan erosi, mencegah intrusi air laut, dan memelihara kesuburan tanah.Luas kawasan hutan Kabupaten Muna sebesar
t237.377
ha atau 5l,3yo dari seluruhluas
wilayah
KabupatenMuna.
Dari
luas kawasan hutan tersebut,+
46.363ha
ataut)
Staf Pengaiar Jurusan Sosek Falaltas Pertanian (Jniversitas Haluoleo, Kendari2) Masing-Masing StafPengaju Program Pascasarjana
PPN IPB, Bogor.
70
l9,53yo adalah
kawasan
hutan
lindung. Kawasan hutan lindungJompi
memiliki luas!
1.927 ha atau 4, ?% dari luas kawan hutanlindung
di
KabupatenMuna.
Dari
luas Kawasan hutan lindungJompi tersebut,
+ 1.233 ha atau 63,9V/o adalah hutanjati
alamdan
+
694ha
atau 36,0lVoadalah
hutancampuran. Kawasan
hutan lindung
Jompi telah mengalami kerusakan yang cukup serius,t
L080 ha atau 56,050 (seluruhnya hutanjati)
sudah
rusak
dan
t
263
ha atau
13,650 terancam rusak dant
578 ha atau 30% dalam keadaan aman (Dinas Kehutanan Kabupaten Muna, 2005). Kawasan hutan lindung Jompi secara admnistrasi berbatasan dengan lima kecamatan, yakni: Kecamatan Batalaiworu di sebelah Utara, Kecamatan Katobudi
sebelah Timur, Kecamatan Durukadi
sebelah Selatan,Kecamatan Kontunaga
dan
Watuputeh di sebelah Barat. Berdasarkan datadari
BPMD KabupatenMuna
tahun2005
menunjukkan bahwa sebagian besar kelurahan/desadi
lima kecamatan tersebut tergolong miskin dan tidak berdaya. Pertanyaanyang muncul
adalah mengapa masyarakatdi
sekitar kawasan hutanlindung
Jompi
masih
miskin dan
tidak berdaya? Sejauhmanatingkat
keberdayaan masyarakatdi
sekitar kawasan hutan lindung Jompi saat ini dan faktor-faktor apa sajd yang mempengaruhinya?, dan model pemberdayaan masyarakat seperti apayang
sesuai dengankondisi
masyarakatsekitar
kawasan hutan lindung Jompi?Penelitian
ini
bertujuanuntuk
;
(l)
menganalisis faktor-faktor
yang
mem-pengaruhi
tingkat
keberdayaan masyarakatsekitar
kawasanhutan lindung,
dan
(2) merumuskanmodcl
pcmberdayaanmasya-rakat sekitar
kawasanhutan lindung
yang sesuai dengan kondisi lokal.METODE
PENELITIAN
Penelitian
ini
dilakukan
di
sekitar kawasanhutan lindung
Jompi
KabupatenMuna
Provinsi Sulawesi
Tenggara. Pengumpulandata
dilakukan
pada
bulanOktober
2005
sampai
Mei
2006.
Teknikpengambilan sampel yang digunakan adalah
teknik
klaster (Sugiyono, 2001; Winarsunu, 2004),yaitu
kawasan hutan lindung Jompi dibagi menjadi klaster Watupute, Kontunaga dan Duruka sebagaiunit
analisis kecamatan.Dari
tiga
unit
kecamatanini
diambil
seqraacak
kelurahan/desa
yang
bersentuhanlangsung
dengan
kawasan .hutan
lindungJompi
dan terletakdi
bagian hulu dan tengahDAS
Jompi.
Semua
KK
yang
bermatapencaharian
utama
sebagai
petani
di kelurahan/desayang terpilih
merupakanpopulasi penelitian.
Dengan menggunakan rumus Solvin dengan tingkatan kesalahan 0,06persen diperolah
226
KK
sebagai sampel penelitian.Alat
analisis yang digunakan adalahuji
korelasi
Rank
Spearman(r,)
untuk mengetahuikuat dan arah
hubungan antarvariabel (Sudjana 2003; Winarsunu, 2004), regresi berganda untuk mengetahui pengaruh
variabel
independen terhadap
variabel dependen (Sudjana, 2003; Winarsunu, 2004), danpath
anlysis untuk mengetahui besarnyapengaruh
(sumbangan
efektif;
variabel independen terhadap variabel dependen baiklangsung,
tidak
langsung,
bersama-samamaupun
dari
luar
model
(Sudjana, 2003; Winarsunu,2004)HASIL
DAN PEMBAHASANProfil
RespondenSebagain besar responden merupakan
usia produktif
dengantingkat
pendidikan rendah,memiliki
lahan
yang
sempit
dan bermatapencaharianutama
sebagai petani.Pola
pemanfaatanlahan dominan
untuk perladanngandan
perkebunan (68,41%). Sistem pertanian yang digunakan masyarakat sekitar kawasan hutan lindungJompi
masih tradisional dan berorientasi konsumtif.Kondisi
ketersediaanmodal
fisik (physical capital) seperti sarana dan prasaranaproduksi,
pendidikan, kesehatan ekonomi, komunikasidan transportasi) yang
men-dukung aktivitas masyarakat kurang tersedi4 demikian juga modal manusia (human capital) AGRIPLUS, Volume 17 Nomor 01tanuari
2(MZ
ISSN 0gS&0IZgyang
dimiliki
masih tergolong rendah.Kondisi
sering terlibat dalam aktivitas organisasi sosialmodal sosial (social capital)
masyarakat
yang adadi
lingkungannya. Namun sebagiansekitar
kawasan
hutan
lindung
Jompi
besar kondisi kehidupan masyarakatdi
sekitar tergolong sedang, mereka salingbekerjasama, tidak
berdaya. Secara
rinci
karakteristik saling percaya antar sesam4 patuhterhadap
respondendisajikanpadaTabell.
norrna yang ada, peduli terhadap sesama dan
Tabel
I
Distribusi profil renponden dan peubah penelitianSumber : Hasil analisis data primer
Faktor-Faktor
yang
Mempengaruhi
variabel dependen(Y)
digunakanuji
korelasiTingkat Keberdayaan
Masyarakat
Rank Spearman (r,).Nilai
koefisien korelasiUntuk
mengetahui ada
tidaknya
(r')
disajikan pada Tabel 2' hubungan anlaravariabel
independen(X)
Uraian Kategori Jumlah
Res-oonden (Jiwa)
Persentase (7o)
fl)
Q\ (3) (4)Umur Belum
produktif
( < 14 ) 0 0Produktif
(l$59
)r6l
71.20Non
produktif
( > 59 ) 65 28.80 Tingkat Pendidikan Rendah (Tdk tamet-Temat SD ) t34 5930Sedang (TdkTamat-Tamat SMP/SMA
83 36.70
Tinsei
(Tdk Tamat-Tamat PT) 9 4.00Luas Lahan Sempit (<1.0 ha ) 197 87.20
Sedans (1,0-2,0 ha) 24 10.60
Luas
(>2.00) 5 2.20Physical Capital (X1) Tersedia (skor 72-88) 20 8.8 Kurans tersedia (skor 5&71) 155 68.6
Tidak tersedia (skor 43-57\ 5l 22.6
Human Capital (X2) Tinsei (skor 80-104) 69 30.5
Sedang (skor 75-83) 65 28.8
Rendah (skor 5G74) 92 40.7
Sosial Copital (X3) Tinesi (skor 98-l l8) 27 I 1.9
Sedans kkor 7tl9Tt 160 70.8 Rendah (skor 60-73) 39 t7.3 Kemampuan Pelaku Pemberdayaan (Xn) Tinesi (skor 74-97) 43 t9.7 Sedane (skor 74-97)
u
28.3Rendah (skor 6G73)
Ir9
52.6Proses Pemberdayaan (Y1) Efektif(skor 44-57\ t2 5.3
Kurans efektif (skor 2943\ 87 38.5
Tidak efektif (skor l5-28) 127 56.2
Tingkat Keberdayaan (Y2) Berdaya (skor 3747) 27 I 1.9 Kurang berdaya (skor 25-36) 73 32.3
Tidak Berdava (skor l4-24) t26 55.8
72
Tabel 2 Nilai koefisien korelasi antar variabel X dengan variabel Y
Variabel lndenenden (X) Tinskat Keberdavaan Masvarakat
(Y)
Modalfisik
bhvsicul canital)(X,\
0.423--Modal manusia (humun cunital)
(Xt)
0.433 Modal sosial /.rac'ial c'unitul)(Xt\
0.496--Kemampuan pelaku rlemberdayaan(Xa)0,543--Proses pemberdayaan (Xs))
0.708--Sumber: Hasil analisis data Primer
Katerangan :
r*
Sangat nyata pada s 0,0l.
Nilair:0,00
-. 0,20, korelasi sangatlemah,
r = 0,21 - 0,40,korelasi lemah, r = 0,41 - 0.60, korelasi cukup kuat, r = 0,61 - 0,80 korelasi kuat,
r:0,81
-1,00 korelasisangat kuat (Triton. 2005)
Tingkat
keberdayaan
masyarakatmemiliki
korelasi
positif dan cukup
kuatdengan
ketersediaanfaktor
modal
fisik
(physicalcapital),
modal
manusia (humancapital),
modal
sosial (social
capital), kemampuanpelaku
pemberdayaan dalam mengenal kondisi sosial masyarakat sasarandan
perencanaanpartisipatif serta
proses pemberdaya-anyang
melibatkan masyarakatsecara
efektif. Artinya,
bahwa
rendahnya modalfrsik
(physical capital), modal manusia (human capilal), modal*sial
(social capital), kemampuan pelaku pemberdayaan dan prosesKeterngan
*
nyatapadac0,05
**
sangatnyata padac0,0lTingkat
keberdayaan
masyarakatdipengaruhi
oleh
faktor-faktor modal
fisik (physicalcapitul),
modal
manusia (humoncapital), modal sosial (social
capital), kemampuan pelaku pemberdayaan dan proses pemberdayaan.Artinya
bahwa tersedia-nyapemberdayaan
yang
kurang
melibatkan masyarakat secara efektif akan menyebabkan rendahnyatingkat
keberdaya-an masyarakat sekitar kawasan hutan lindung Jompi.Hasil
uji
regresi (Tabel 3) menunjukkan bahwafaltor
modalfisik
(physical capital), modal manusia (human capital), modal sosial(sociol
capital),
kemampuan
pelakupemberdayaan
dan
proses
pemberdayaan berpengaruh nyata dan positif terhadap tingkat keberdayaan masyarakat.Nilai
koefisienregresi variabel
X
terhadap
variabel
Y disajikan pada Tabel 3.modal
fisik
(physical capital) dan tingginya modal manusia (human capital), modal sosial(social capital)
dan
kemampuan pelaku pemberdayaan sertatingginya
keter-libatan masyarakat dalam proses pemberdayaan akan menyebabkan meningkatnyatingkat
keber-Tabel 3Nilai
koefisien regresi variabel X terhadap variabelY
Variabel lndependen
(X)
Keberdayaan Masyarakat(Y)
Modalfisik
(physical capital) (X1) 0, I60--Modal manusia (human capital) (X2)
0,076-Modal sosial (.rocral capitall (X3) 0,085
Kemampuan pelaku pemberdayaan(Xa) 0,061
Proses pemberdayaan (Xs) 0,384
Kostanta _o
,ot**
R2 0,595
F hitung 64,727**
Sumber: Hasil analisis data Primer
dayaan masyarakat dengan model persamaan regresi sebagai berikut :
Y :
-9,292+
0,160X'+
0,076Xr + 0,085Xr + 0,06llL
+ 0,384XsDari
model regresi dapat
dijelaskanbahawa
dalam
meningkatkan
tingkat keberdayaan masyarakatdi
sekitar kawasan hutan lindung Jompi, maka para stakehol-ders,terutama
pemerintahsecara
berturut-turut perlu meningkatkan keterlibatan masya-rakatdalam
proses pemberdayaan, meningkatkanmodal
fisik
(plrysrcal capital), modal sosialkocial
capitall,
modal
manusia
(humancapital),
dan
kemampuanpelaku
pem-berdayaan.Model Efektif Pemberdayaan Masyarakat Sekitar Kawasan Hutan Lindung Jompi
Hasil
analisisjalur
(path
analysis)(Gambar
2)
menunjukkanbahwa
secararq
rr*
0.otr
c.l€
o
lt ,trryrntet Scjlhtcnt
" 4.E821 I--il
Iv
Huten Lesteri6o
E.:0.632 Keterangan :: Pengaruh langsung
---+:
Pengaruh tidak langsung: Jalur efektif
Gambar 2 Model efektif pemberdayaan masyasakat di sekitar kawasan hutan lindung Jompi
berturut-turut
faktor
proses pemberdayaan(Yr),
modal
fisik
Qthysicalcapital)
(Xr),tingkat
kemampuanpelaku
pemberdayaan (Xa), modalsosial
(sociol capital)(Xr),
dan modal manusia (human capital) (Xz) memiliki sumbangan efektif yang seginifikan terhadaptin gkat keberdayaan masyarakat (Y2). Artinya,
bahwa
untuk
meningkatkantingkat
keber-dayaan
masyarakatsecara
efektif,
maka strategi yang ditempuh adalah mengutamakan peningkatkan keterlibatan masyarakat dalam proses pemberdayaan mulai dari p€rencanaansampai dengan evaluasi
dan
menjamin ketersediaanmodal
fisik
Qthysical capital).Strategi yang ditempuh untuk meningkatkan
keterlibatan masyarakat
dalam
proses pemberdayaan masyarakatdapat
dilakukandengan
meningkatkan kemampuan pelaku pemberdayaandan
menjamin ketersediaan modal fisik @hysical capital)..EY, :0.1lE
I
Proses Pemberdapan fY,) Keberdayaan MasyarakatcY,
Kemampuan Pelakr Pemberdayaan74
Semua
proporsi
varian
tingkat keberdayaan masyarakatpada
semua pola hubungan yang terjadi (lihat Cambar2)
dapatdijelaskan
denganbaik
melalui
huhunganlangsung dengan proses
pemberdayaan, karena dalam pola hubungan langsung dengankeberdayaan masyarakat.
faktor
proses pemberdayaanmemiliki
sumbangan efektif(lihat
Tabcl4)
yang palingtinggi
dibanding faktor lain. Hal ini mengandung makna bahwa keberhasilansuatu program
pemberdayaanyang
berpotensi meningkatkan keberdayaanmasyarakat sangat ditentukan
oleh
faktor proses pemberdayaanyang efektif.
ProsesSumber : Hasil analisis dara primer.
Pada
Tabel
4
juga
menunjukkan bahwa pola hubungantidak
langsung faktor proses p€mberdayaan dan rnodal sosial (soslalcapital) memiliki
sumbanganefektif
palingtinggi
dibandingfaktor
kemampuan pelakupemberdayaan
yang efektif
adalah
proses pemberdayaanyang
melibatkan masyarakatdengan
mengoptimalkanmodal
muanusia, modalsosial,
potensi dan sumberdaya lokal. Semakinefektif
proses pemberdayaan, makaakan
semakin
tinggi
tingkat
keberdayaan masyarakat sasaran.Besamya sumbangan
efektif
variabel independen(X)
terhadap variabel dependen(Y)
ttaik
melalui
pola
hubungan langsungQlirecl
"fect)
maupun
hubungan
tidak langsung (indirect eflect) disajikan pada Tabel 4.pemberdayaan, modal fisik Qthysical capital), dan modal manusis (humsn copital). Artinya,
bahwa kedua
frktor
tersebut merupakan thktor yang paling efektif untuk menjembatani pengaruhfaktor
kemampuanpelaku
pem-Tabel 4Nilai
sumbangan efektif variabel X terhadap variabel YPola hubungan antar Variabel
Nilai Dekomposisi Total. Nilai Sumbangan
Efektif
Total. Lang-sung Tidak Lanssuns Lang-sung Tidak Lanssuns Xr melalu X, 0.177 0.0143 0.0979 0.0079 X1 melalu X: 0.0335 0.018s Xr melaluiXs 0. r 067 0.0590 X1 mela uX;&X.
0.0027 0.0015 Xr mela uX,&X.
0.0059 0.0032 X1 mela uXr&Xs
0.0t91 0.0106 X1 mela u X2, X3&
Xs 0.00 r 6 0.3879 0.0009 0. I 99s X2 melalui Xr 0.1 t9 0.0229 0.0550 0.0r06 X2 melalui Xs 0.0489 o.0226 X2melaluiXl &
Xs0.0r3l
0.2210 0.006r 0.1022 X3 melalui X. 0.r34 0.476'l 0.3 r 07 0.0734 0.0420 0.1 t 54 Xa melalu Xr 0.1 40 0.03 r s 0.0825 0.0186 Xa melalu Xr 0.0403 0.0238 Xa melalu Xs 0.0597 0.0352 Xr melaluXr&Xr
0.006 r 0.0036)L
melaluiXr&
X< 0.0130 0.0076 Xq melaluiXr&
Xs 0.023 r 0.0136 Xa melalui Xz, Xr&
Xs 0.0035 0.35 r 8 0.0020 0. I 869 Xs 0.401 0.40t 0.2859 0.2859Jumlah Cabungan 0.5947 0.2373 0.8E20
berdayaan,
modal
fisik
@hysical capitall,modal sosial (social capital)
dan
modal manusia (humancapital)
terhadap tingkat keberdayaan masyarakat.Total
pengaruh (langsung dan tidaklangsung)
faktor modal
fisik
(pfusicalcapital),
modal
manusia (human capital),modal
sosial (social
capilal),
kemampuanpelaku
pemberdayaandan
proses
pem-berdayaan
terhadap
faktor
keberdayaan masyarakat sebesar 8E,20yo. Hal ini bermakn4 bahwa 88,20t/o variasitingkat
keberdayaan masyarakat(Y)
dapat dijelaskan oleh faktorindependen
(X)
yang s€cara bernrrut-turut dari faktor yang memiliki pengaruh tertinggiadalah
faktor
proses pemberdayaan (X5),modal
fisik
@hysicalcapital)
(Xl),
ke-mampuan pelaku pemberdayaan(X4),
modal sosial (srcialcapitaf
(X3), dan faktor modal manusia (human c apitat) (X2).SIMPULAI{
DAIY SAIU{NBerdasarkan
hasil
penelitian dapat disimpulkan bahwa:(l)
tingkat keberdayaan masyarakat sekitar kawasanhutan
lindung Jompi adalah masih rendah, hal ini disebabkan oleh rendahnya modal fisik Qthysical capita[), modal manusia (human capital), kemampuanpelaku pemberdayaan, dan lemahnya proses pemberdayaan masyarakat;
(2)
faktor proses pemberdayandan
modal sosial
(social capital) merupakan faktor yang paling efektifdalam
menjembatani pengaruhmodal
fisik Qthysicalcapital),
modal
manusia (hurutncapital),
dan
kemampuanpelaku
pem-berdayaanterhadap
tingkat
keberdayaan masyarakat; dan 3) model pemberdayaan yangefektif
adalah model yang memadukan dan meningkatkanfaktor
proses pemberdayaan dan ketersediaan modal fisik Qthysical capital)yang oleh
kemampuan pelakupember-dayaan,
modal sosial (social
capila[)
dan modal manusia (human capital) masyarakat.Dari hasil penelitian dapat disarankan:
(l
)
dalam
meningkatkan
keberdayaan masyarakatdi
sekitar kawasan hutan lindungJompi, maka
upayayang
perlu
dilakukan adalah meningkatkan keterlibatan masyarakatdalam
proses
pemberdayaanmulai
dari p€rencanaanprogram
sampai pemanfaatan hasil yang didukung oleh modal fisikQtlrysicalcapital)
dan
kemampuanpelaku
pem-berdayaan; (2) perlu upaya tertentu yang dapat meningkatan modal manusia dan menguatatanmodal
sosial, s€perti menyediakan fasilitas kursusdan
latihan;
(3)
agar.model
pem-berdayaan masyarakatyang
efektif
dapat diaplikasikan, maka perlu ada dukungan dan komitmen yang kuat dari semua stakeholders (pemerintah, swasta/pelaku bisnis, pemerhatilingkungan/LSM
dan
masyarakat) terutama dalamhal
pendanaan dan pembinaan semra partisipatif;dan
(4)
agar dapat memahamisecara mendalam pengaruh
faktor
modalsosial (social capital)
terhadap
tingkatkeberdayaan masyarakat,
maka
perlu dilakukan penelitian pada masyarakat yang memiliki kondisi sosial budaya yang berbeda, terutama berbeda dalamhal
matapencarian dan orientasi budaya.DAFTAR PUSTAKA
Anonim.
2003.
Statistik
Dinas
Kehutanan Kabupaten Munq Raha: Dishut.Fukuyamq
F.
2000. The Great Disruption :Human Nature and the Reconstitution
of
Soclal Order. Simon&
Scuster: New YorkIda Aju P.R.
&
Carol J. P. Colfer.2003. KemanaHams Melangkah?. Jakarta: Yayasan
Obor Indonesia.
Ife, Jim. 1995. Community Development: Creating Community Alternatives,Yision, Analysis and Practice. Longman: Australia. Jamasy
O.
2004. Keadilan, Pemberdayaan,&
Penanggulangan Kemiskinan. Jakarta:
Blantika
Putnam, Robert
D.
1995.
"Bowling Alone :America's Declining Social Capilal". Jurnal Democracy 6.
Slamet,
Margono.
2003.
"PemberdayaanMasyarakat." Dalam Membetuk Pola
Perilaku Manusia
Pembangunan76
Disunting oleh lda Yustina dan Adjat Sudradjat. Bogor: I PB Press.
Sugiyono.
Metode
Penelitian
Administrasi. Bandung: Alvabeta.Suharto,
U.
200,5. Menrbangun MasyarakatMemberdayakan
Rakyak
:
Kajian Strategis Pembangunan KesejahteraanSosial
da
Pekerjaan Sosial.Rafika Aditama.Sudjana. 2003.
Teknik
Analisis Regresi danKorelasi. Bandung: Tarsito. Bandung.
Sumado. 1999. "Transformasi Model Penyuluhan
Pertanian
Menuju
PengembanganKemandirian Petani
:
Ka.sus di PropinsiJawa Barat."
Disertasi:
ProgramPascasarjana lnstitut Pertanian Bogor: IPB
Todaro,
P.M.
1997. Pembangunan Ekonomi di Dunia Ketiga. Jakarta: Erlangga.ljokrowinoto, Moeljarto. 2001. Pembangunan:
Dilema dan Tantangan. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.
Winarsunu,
T.
2004. Statistik dalam PenelitianPsikologi