Prosiding Pertemuan Ilmiah Sains Materi III
Serpong,
20 -21 Oktober 1998
ISSN 1410-2897
ANAL ISIS REGRESI LINIER PENGUJIAN LELAH ALUMINUM
PADU
7475-
T351
S36
Djoko W. Karmiadji
UPT Laboratorium Uji Konstruksi, B P P Teknologi
ABSTRAK
ANALISIS REGRESI LINIER PENGUJlAN LELAH ALUMINUM PADU 7475- T351. Pengujian material alu-minum padu dengan beban siklus frekuensi rendah merupakan salah satu jenis pengujian yang sering dilakukan untuk mengetahui karakteristik material untuk dipertimbangkan sebagai pedoman pemilihan material yang digunakan dalam rancang bangun konstruksi pesawat terbang. Hasil pengujian dianalisis berdasarkan regresi linier dan diekspresikan kedalam suatu kurva regangan versus umur kelelahan material yang sering digunakan untuk memprediksi umur daTi komponen pesawat yang terbuat dari material ini. Didalam paper ini, material AI 7475- T351 yang sering ditemui atau dipakai dalam komponen dan konstruksi pesawat terbang dipilih sebagai material uji. Karakteristik umur lelah aluminum padu ini dapat diyakinkan melalui pengujian material dalam bentuk benda uji standard dim ana beban uji yang diberikan adalah single step dengan amplitudo yang berbeda pada benda uji yang berbeda. Prosedur dan analisis pengujian dilakukan Kelelahan Tegangan-Umur (S-N) clan
Regangan-Umur (e-N) Linier atau Dilinierkan. Dari hasil analisis dalam paper ini diperoleh sifat mekanis AI 7475-T351 yang dapat digunakan sebagai data penunjang untuk rancang bangun atau pengembangan suatu struktur mekanik.
ABSTRACT
LINEAR REGRESSION ANALYSIS OF ALUMINUM ALLOY 7475-T351 FATIGUE TEST. The material test of aluminum alloy using low cycle load is the test that is performed to obtain the cyclic material characteristics as main consideration to be selected for designing the aircraft construction. The test result, based on the linear regression, is analyzed and expressed in the curve of strain-fatigue life. This curve is generally used to predict the service life of aircraft component made from the test material. In this paper, AI 7475-T35 1, which is often found and applied for aircraft components and structures, is chosen as the test material. The fatigue characteristics of aluminum alloy can be ensured from the test result of standard specimen, in which the load given during the test is single step with different amplitude for each specimen. The test procedure and analysis follow the ASTM standards, those are Constant Amplitude Low-Cycle Fatigue Testing and Statistical Analysis of Linear or Linearized Stress-Life (S-N) and Strain-Life (e-N) Fatigue Data consecutively. The analysis results the mechanical properties of AI 7475- T351 which can be used as supporting data for designing and developing a mechanical structure.
PENDAHULUAN
beban tersebut diulang beberapa kali, siklus
pembebanan ini dapat meng-akibatkan kerusakan
akibat kelelahan material yang umumnya diawali
dengan keretakan dan kemudian menjalar sehingga
mengakibatkan
kegagalan [7]. Kanniadji daD Anwar
[5] menganalisis sifat lelah aluminum padu 2024-
T3
daD 7475-T761 dimana analisis ini masih perin
dilengkapi data-data
jenis material yang lain sehingga
memudahkan
proses seleksi material daIam rancang
bangun suatu
struktur.
Sifat statik suatu material dapat diperoleh
dengan pengujian beban monotonik yaitu pengujian
terhadap benda uji yang diberi beban tarik statik
sehingga terjadi deformasi daD kemudian patah.
Pengujian ini dapat dilakukan sesuai dengan metode
pengujian tarik statik yang telah distandardisasi,
misalnya ASTM E 8 [2]. Sedangkan
sifat siklusnya
diperoleh
dengan
pengujian
kelelahan material dengan
menggunakan standard pengujian kelelahan siklus
rendah (low cycle fatigue test), misainya ASTM E 606
[3]. Dalam pengujian, pemasangan
benda uji diatur
Aluminum padu seri 7XXX adalah aluminum
dengan paduan utamanya seng (zinc) yang biasanya
dikombinasi
dengan magnesium
dimana unsur sengnya
berkisar 4.5 sampai 7,6 % sedangkan
magnesiumnya
1,4 sampai 2,7 %[1]. Komposisi paduan kimia Al
7475-T351
adalah Cu 1,56 %, Mg 2,2 %, Zn 5,8 %,
Cr 0,22 %, Mn 0,02 %, Si 0,05 %, Fe 0,05 %, Ti 0,04
%. Seri aluminum padu 7XXX banyak dipakai pada
industri pesawat
terbang karena mempunyai
kelebihan
daTi aluminum padu lainnya yaitu tingkah laku
siklusnya..
Sifat lelah aluminum padu adalah sifat atau
umur ketahanan terhadap kelelahan mekanis akibat
sejumlah
besar pemakaian
dengan beban
siklus dimana
amplituda puncaknya sering melampaui batas
elastisitas
material tersrout. Jika material yang dipakai
pada komponen atau struktur pesawat
terbang yang
mengalami pem-bebanan
dengan siklus pembebanan
tunggal dimana amplitudonya
jauh dibawah kekuatan
statik maksimum, maka komponen atau struktur
tersebut
tidak akan mengalami kerusakan. Tetapi jika
Prosiding Pertemuan llmiah Sains Materi III
Serpong, 20 -21 Oktober 1998
ISSN 1410-2897
Gambar I. Skematik pengujian AI 7475-T351
dengan kecepatan pembebanan yang rendah akan memberi kesempatan material untuk berndaptasi dengan beban yang diberikan temtama jika amplitudo pem-bebanan lebih besar dari regangan luluhnya atau pada daerah plastis.
Raske clan Morrow [6] mengekspresikan kurva tegangan-regangan ill dengan persamaan matematik sebagai berikut:
del<
(1)
sedemikian rupa sehingga tegangan awal yang terjadi akibat pemegang benda uji dapat dihindari, sehingga beban yang diterima oleh benda uji sesuai dengan beban yang terdeteksi di alat baca. Sebagai iJustrasi pengujian aluminum padu ini ditunjukkan pada gambar I.
Pembebanan diberikan oleh komputer yang output daD inputnya ditunjukkan pada osiloskop sedangkan besarnya diukur dengan digital voltmeter dan basil pengujiannya direkam pada X -Y recorder tipe HP 704 B dan X-t recorder tipe GOLD BRUSH MK200. Untuk mendapatkan output selama pengujian, yaitu pengujian statik dankelelahan sikJus rendah diperlukan sensor gaya (load cel/) untuk mendeteksi besar gaya yang timbul. Pada pengujian ini diperlukan juga
extensiometer untuk mendeteksi regangan daD selanjutnya dibuat grafik tegangan-regangan oleh X -Y recorder.
Hasil pengujian statik AI 7475-T351 adalah sebagai berikut:
dimana L\E = regangan total, L\E. = regangan elastis, L\Ep = regangan plastis, 0' a = tegangan nominal, E = modulus elastisitas, E ~ = koefisien kekenyalan lelah, 0' ~ = koefisien kekuatan lelah daD n' = eksponen kekerasan regangan siklus.
Dengan penjumlahan amplitudo regangan plastis daD regangan elastis menjadi regangan total, Raske daD Morrow [6J kemudian membuat persamaan yang lebih umum dengan menambahkan satu set parameter lelah yaitu umur (elah dari benda uji yang dapat ditulis sebagai berikut:
-Modulus elastisitas E = 72760 N!mrn2 -Tegangan luluh S = 458 N!mm2
.y
-Tegangan makslmum SuIt = 522 N!mrn2
KARAKTERISTIK SIKLUS MATERIAL
Loop histerisis tegangan-regangan seperti ditunjukkan pada gambar 2 adalah hubungan tegangan-regangan yang merupakan beban siklus suatu material yang diuji. Selama pengujian yang pembebanannya adalah single step, amplitudo regangan yang diberikan bervariasi untuk setiap benda uji, sehingga umur lelah material didapat didasarkan pada jumlah siklus dimana material mencapai kegagalan (failure). Kurva tegangan-regangan siklus ini diperoleh dari pengujian dengan beban siklus rendah (low cycle fatigue test), dimana
(2)
dimana b dan c adalah eksponen
kekerasaan
lelah daD
eksponen
kekenyalan
lelah.
ANALISIS STAnSTIK
Distribusi umur lelah dalam pengujian sulit
Djoko ~ Karmiadji.
72
Prosiding Pertemuan Ilmiah Sains Materi //1
Serpong,
20 -21 Oktober 1998
ISSN 1410-2897
ditentukan atau sangat komplek karena kondisi yang tak menentu. Untuk menyederhanakan analisis, diasumsikan bahwa umur lelah didistribusikan dalam bentuk logaritmik sehingga varian umur logaritmik adalah konstan terhadap variable independen dalam pengujian. Sebagai konsekuensinya log N merupakan variabel random atau dependeD daD log E adalah variabel independen atau sebaliknya tergantung penyederhanaan rumus atau persamaan yang ada.
Untuk menentukan konstanta dalam persamaan (2) masing-masing komponen dipisahkan dan dilakukan perhitungan dengan menggunakan regresi tinier. Dalam regresi tinier titik berat perhitungan ditekankan pada hubungan antara 2 besaran atau parameter misalnya X daD r Sehingga persamaan (2) dapat diekspresikan menjadi persamaan garis lurus dalam bentuk persamaan sebagai berikut:
k
~(XI -Xave)(YI -Yav.) B- 1=1 -f(xj -X ave)2 1=1
(6)
A=Y ~ -BX ave(7)
ky;/ kX,/dimana Yave
= L 'I k dan X ave
= L i' k dan k adal
ab
;=1 i=1
jumlah total benda yang diuji.
Sedangkan
varian distribusi nonnal dari harga Y dapat
diekspresikan
sebagai:
(8)
Y=A+BX
(3)
dimana untuk komponen elastis, Y = log(AEe/2) dan
X = log(,2N I)
r
tau untuk kOj
POnen plastis
Y = log\ AE p /2 daD X = IOg( 2N f .Sehingga persa-maan untuk komponen elastis dapat ditulis sebagai:k-2
dimana Y'I = A + B XI clan (k-2) adalah derajat
kebebasan.
Parameter A dan B adalah distribusi normal dalam daerah interval antara A 1.1 dan B 1,2" Sedangkan interval yang pasti terhadap parameter A 1,1 clan B 1,1 dapat dihitung dengan menggunakan distribusi t, pada tabell. Interval A 1.1 dan B 1.1 diberikan sebagai berikut:
r
1
(X_)2
-+k k(
)
2 }: Xi -Xave i=1 At.2 =A:ttpu(9)
(4)
dan persamaan komponen plastis menjadi~
(5)
Selanjutnya untuk menghitung konstanta dalam
persamaan
diatas diselesaikan
melalui prosedur yang
menggunakan
metode regresi linier (E 739, 1983).
Menurnt metode ini persyaratan
yang hams dipenuhi
adalah sebagai
berikut:
.Data
umur lelah harus mernpakan
sampel
random
atau Y/ adalah independen.
.Selama
pengujian tidak ada kesalahan yang
mengakibatkan
mesin uji berhenti atau stop.
.Hubungan
E-N mernpakan
persamaan
(3).
.Distribusi
nonnallog adalah umur lelah N.
.Varian
distribusi normal log adalah konstan.
[
r(x I -x aw )(YI -Yaw )]
2R2 = 1=\
[!(X1-Xaw)2I!(YI-Yaw)2 ]
(II)
Oleh sebab
itu konstantaA daD B dalam persamaan
(6)
dapat diekspresikan
sebagai
berikut:
Djoko ~ Karmiadji.
73dimana besar 1 didapat dari tabel I untuk nilai P yang
p
diinginkan. Nilai P adalah level terpercaya yang digabuogkan dengan interval pasti atau probabilitas dalam persen yang mencakup nilai variabel random 1 diantara -I dan 1 .Ada 2 pilihan yang direkomendasi dalam staftdard ASTM yaitu 90 % daft 95 % [4).
Untuk menyeleksi nilai P, koefisien determinasi (R1) dapat dipertimbangkan sebagai pembanding. Koefisien determinasi ini dirumuskan sebagai berikut [9]:
Prosiding Pertemuan Ilmiah Sains Materi III
Serpong,
20 -21 Oktober 1998
ISSN 1410-2897
ANALISIS BASIL PENGUJIAN
G!imbar 4. Regresi linier dari komponen AI 7475- T351
Dari basil pengujian lelah siklus rendah (LCF) dengan mengacu standardASTM E 606, diperoleh data regangan dan umur lelah aluminum padu 7475- T351 dari beberapa benda uji yang diberi beban uji single step
dengan amplitudo regangan yang bervariasi [8]. Pengujian dilakukan terhadap 39 buah benda uji dengan
pembebanan yang memadai yaitu pada amplitudo regangan berkisar 0,3 sampai 3,0 % tarik-tekan. Dalam pengujian kelelahan frekuensi rendah seperti pada gambar 2, amplitudo regangan dari komponen plastis dianggap sebagai sifat kenyallelah material, sedangkan amplitudo regangan pada komponen elastisnya adalah kekerasan lelah.
Analisis prilaku lelah dengan metode regresi linier seperti yang telah diuraikan dalam rumus atau persamaan matematik, diimplementasikan dalam perhitungan yang menggunakan rumus-rumus regresi linier dengan menggunakan perhitungan melalui Basic komputer program yang outputnya ditunjukkan pada label 2 untuk komponen plastis daD label 3 untuk komponen elastis. KonstantaAdan B dalam persamaan
Gambar 5. Karakteristik siklus AI 7475- Ti 351 diekspresikan sebagai regangan total yang merupakan fungsi dari umur lelahnya
1 2 ) 4 5 8
log tumu, 'e'ahl. siklus
Gambar 3. Regresi limier dari komponen plastis AI 7475. T351
gambar 4 untuk komponen
elastis dengan
probabilitas
95 0/0. (3) identik dengan konstanta atau eksponen pada
persamaan regangan elastis atau regangan plastis yang merupakan gnat siklus aluminum.
Hasil analisis regresi linier ditunjukkan pada tabel 2 daD 3 dimana komponen elastis daD plastis dipisah-pisahkan untuk memudahkan substitusi persamaan (4) daD (5) dengan menyertakan interval pastinya dimana pro-babilitasnya ditentukan berdasarkan perhitungan dengan menggunakan rumus pendekatan (11). Dari basil implementasi data pengujian AI 7475-T351 yang telah dilakukan melalui metode analisis statistik, prilaku umur lelah material uji dapat diekspresikan kedalam bentuk kurva regangan versus umur lelah yang ditunjukkan pada gambar 3 untuk komponen plastis dengan probabilitas 90 %. daD
Dari basil analisis statistik yang diperoleh dengan menggunakan metode regresi linier yang diekspresikan kedalam persamaan (3) daD diujudkan dalam bentuk kurva-kwva yang hasilnya terlihat pada gambar 3 daD 4 dimana koordinatnya merupakan fungsi logaritmik, basil ini selanjutnya diimplementasikan kedalam bentuk karakteristik lelah material yang merupakan peng-gabungan antara komponen plastis dan elastisnya sehingga menjadi sifat siklus Al 7475-T3 51 dimana regangan totainya merupakan fungsi umur lelahnya seperti terlihat pada gambar 5.
Kurva regangan total pad a gambar 5 me-representasikan suat ketahanan terhadap beban lelah suatu material, dimana pada rancang bangun suatu struktur pesawat, kurva semacam ini sangat di-perhitungkan sebagai dasar pemilihan bahan untuk
Djoko ~ Karmiadji.
14
Prosiding Pertemuan IImiah Sains Materi III
Serpong,
20 -21 Oktober 1998
ISSN 1410-2897
komponen daD konstruksinya. Sehingga data ka-rakteristik lelah material selalu dimasukkan kedalam perhitungan disain komponen atau konstruksi pesawat untuk mempridiksi umur operasi daD kekuatan terhadap beban dinamis selama beroperasi. Untuk itu analisis semacam ini sangat perlu dilakukan juga
terhadap material-material lain terutama material barn untuk memudahkan perancangan komponen industri baik itu industri pesawat terbang, otomotif daD sebagainya dalam pemilihan material Wltuk komponen yang dirancang yang mengalami pembebanan dinamis selam operasinya.
DAFfAR PUSTAKA
KESIMPULAN
Pengujian lelah dengan
siklus rendah dari
alu-minum padu 7475-T351 merupakan pengujian dasar
untuk mendapatkan karakteristik suatu material
dimana hasilnya menunjukkan bahwa didalam
pembebanan
yang merupakan
loop histerisis
regangan-tegangan dapat dipisahkan menjadi regangan
plastis
daft regangan elastis yang masing-masing
komponennya
selanjutnya dianalisis dengan metode
regresi tinier. Metode analisis ini direkomendasikan
sebagai
patokan untuk menganaiisis
prilaku umur lelah
suatu material melalui pengujian terhadap beban
regangan atau tegangan yang diberikan. Untuk
memperoleh data karakteristik yang optimum,
pengujian harns dilakukan berdasarkan
metode atau
prosedur
dalam standard uji yang telah diakui lembaga
internasional.
Al7475-T351 dipilih sebagai
salah sam
material yang dianalisis dengan menggunakan
stan-dard ASTM dengan parameter
regangan
versus umur
lelah. dimana dengan menggunakan
prosedur yang
sarna,
metode
analisis ini dapat
juga dipakai untuk data
pengujian
yang meng-gunakan
tegangan
sebagai
beban
didalam peng-ujian. sehingga perilaku lelah material
diekspresikan dalam bentuk kurva tegangan -umur
lelah.
(IJ. BRADY, G.S. DAN CLAUSER. H.R., "Materials Handbook", McGraw-Hill, Inc, 1991.
[2J. E 8-82, "Tension Testing of Metallic Materials", Annual Book of ASTM Standards, 03.01 (1983) 119-139.
[3J. E 606-80, "Constant Amplitude Low-Cycle Fatigue Testing", Annual Book of ASTM Standards, 03.01 (1983)652-669.
[4J. E 739-80, "Statistical Analysis of Linear or Linear-ized Stress-Life (S-N) and Strain-Life (e-N) Fatigue Data", Annual Book of ASTM Standards, 03.01 (1983)731-739.
[5J. KARMIADn, D. W., ANWAR, "Membandingkan Sifat Lelah Aluminum Padu 2024-T3 daD 7475-T761", Prosiding Seminar Fatigue & Fracture Mechanics, di Jurusan Teknik Mesin ITB, Bandung, 19-20Februari 1998
[6J. RASKE, D.T., MORROW, J.D., "Mechanics ofMa-terials in Low Cycle Fatigue Testing, Manual on Low Cycle Fatigue Testing", STP 465, ASTM 1-26(1%9).
[7). WAHYU, D., "Analisa SifatLelah AluminumPaduan Dalam Kaitan Hubungan Tegangan-Regangan". Simposium Nasional Kelelahan pada Material & Struktur,diBandung, 13-15 Februari 1989. [8J. WAHYU, D., TRAUTMANN, K.H., "Fatigue
Test-ing of Aircraft Materials". Activity Report April 1986 -April 1987, Cooperation LUK/BPPT, In-donesia -DFVLR. West Germany, in the Field of Aircraft Materials, 1987.
[9J. WEISBERG, S., " Applied Linear Regression", sec-ond edition, John Wiley and Son, 1985.