• Tidak ada hasil yang ditemukan

Meretas+Jejak.pdf

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Meretas+Jejak.pdf"

Copied!
53
0
0

Teks penuh

(1)

ISMKI

Ikatan Senat Mahasiswa

Kedokteran Indonesia

Kastrat ISMKI

jejak

meretas

(2)

Book

Mapping K

astra

t

Kenapa Harus Berpiki

r

Dari

V

isi

Menuju Aksi

Dari Ge

ra

k

Dari Piki

r

Menjadi Kata

Te

ntang

Sang

Pe

mimp

i

Jejak Jejak Anak Zama

n

Ge

ra

ka

n

Inilah Alasan Kita

Genotype

Co

ntoh Kajia

n

- FM

B

- SOP

- Anti Ro

ko

k

- Alians

i

- Apa itu kast

ra

t

- Prototype Dep

. Kastr

at

Fe

notype

Sumpah Mahasiswa Kedoktera

n

Inilah Alasan Kita

Sumpah Mahasiswa Kedoktera

n M ilis Buku Tema n Is u Advo ka si Negosiasi 1 3 4 16 7 9 9 11 14 17 25 26 33 45 35 37 39 40 18 20

jejak

meretas

Bo

ok M

apping

(3)

“Oktober 1928, merekalah anak-anak muda pemberani yang mampu mengantisi-pasi perubahan zamannya.. “

(Anies Baswedan, Rektor Univ Paramadina)

Assalamu’alaikum Wr Wb Salam Perjuangan!!

Puji syukur senantiasa kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah menga-nugerahkan banyak kenikmatan kepada bangsa ini, yang telah memberikan banyak segmen pembelajaran untuk senantiasa berbenah dan memperbaiki diri,dan Dia yang telah menghidupkan peradaban bangsa melalui tangan-tan-gan para pemudanya.

Delapan puluh satu tahun yang lalu, sebuah segmen perubahan besar dilalui bangsa ini melalui tangan-tangan mereka, sekumpulan pemuda yang biasa tapi mempunyai pemikiran dan menghasilkan pergerakan yang luar biasa. Bukan hanya sebuah kumpulan yang mereka bangun, tetapi sebuah gerakan yang menembus lintas daerah, budaya, etnis dan bahkan agama. Generasi pendo-brak 1928, merekalah anak-anak muda pemberani yang mampu mengantisi-pasi perubahan zamannya. Mereka yang mampu memimpikan sebuah “dunia baru” bagi sekumpulan orang-orang terjajah, berjuang dalam peluh keringat pengorbanan dan mewujudkan pergerakan besar di negeri ini dalam sebuah frame perjuangan yang padu, yaitu sumpah pemuda. 17 tahun kemudian, apa yang mereka impikan benar-benar terwujud, sebuah dunia baru bagi bangsa Indonesia.

Lagi-lagi sebuah fakta sejarah mengajarkan kepada kita bahwa para pemuda lah yang mampu mendobrak kelesuan perubahan, kebekuan penjajahan dan kediktatoran tirani penguasa. Generasi reformis 1998 membawa bangsa Indo-nesia kepada babak baru dinamika pembangunan negeri ini, masa reformasi. Betapa pemuda –yang identik dengan mahasiswa- menjadi garda terdepan dan pemegang kunci pintu-pintu perubahan dalam sejarah peradaban dunia.

Romantisme perjuangan para pemuda si masa lampau seharusnya menjadi satu bahan pemikiran bagi kita semuanya bahwa ternyata di setiap masa, mer-eka mempunyai satu peran vital yang sama yaitu menjadi agen-agen peruba-han. Benang merah lintas generasi yang diabadikan oleh sejarah adalah bahwa perubahan itu lahir dari kepedulian akan nasib bersama, bahwa perubahan besar itu hanya mampu dilakukan oleh gerakan besar dan bukan perjuangan individu-individu yang berserakan dan bahwa perubahan itu berawal dari mimpi dan harapan. Kepedulian, semangat kebersamaan dan nasionalisme bukanlah karakter yang muncul begitu saja, tetapi perlu ditempa dan dibina.

Sambutan Sekretaris Jenderal ISMKI

(4)

Perjuangan dan pengorbanan bukanlah kumpulan kata tanpa makna, tetapi adalah kristalisasi dari dinamika perjalanan hidup yang dilalui.

Membangun sejarah peradaban dunia merupakan klimaks dari sebuah per-jalanan panjang dari membangun impian individu, merangkai impian bersama dan mewujudkannya dalam sebuah gerakan massa yang nyata. Dan semua perjalanan peradaban tersebut merupakan jejak-jejak yang coba dirangkai oleh Tim Kajian Strategis (Kastrat) ISMKI periode 2008-2009 yang diabadikan dalam sebuah buku yang berjudul “MERETAS JEJAK: catatan perjalanan sang pelukis peradaban”.

Semoga buku ini menjadi sumber inspirasi para pemuda untuk senantiasa membangun kepedulian bersama dan menyadari bahwa mereka merupakan bagian penting dari masa depan peradaban dunia. Dalam kehidupan ada pilihan: menjadi pelaku perubahan, menjadi objek perubahan, atau menjadi penonton perubahan, maka tidak menjatuhkan pilihan berarti sudah memilih hanya menjadi pajangan kehidupan. Jadilah pelaku perubahan!!

Wassalamu’alaikum Wr Wb

Salam hangat, Sekretaris Jenderal ISMKI 2008-2009 Sutarman, S.Ked

jejak

meretas

(5)

Assalamu’alaikum Wr Wb “Semua berawal dari kata.. “

Untaian kata terima kasih dan syukur senantiasa kita panjatkan kepada Allah SWT, Rabb sekalian alam, yang menganugerahi dunia dengan sebuah perhiasan peradaban yang amat berharga, yaitu kata. Kata, adalah untaian huruf-huruf sarat makna yang mampu mengubah pikiran yang beku menjadi cita-cita yang mendunia dan mengubah dunia yang mati menjadi hidup yang menginspirasi. Sejarah telah mengajarkan kepada kita bahwa semua segmen perubahan di dunia berawal dari kata. Berbagai macam perger-akan besar digelorperger-akan dengan untaian kata-kata perjuangan oleh para pemimpin besar di dunia.

Peradaban, pemuda dan pergerakan merupakan satu bagian yang tidak terpisahkan dari sebuah perjuangan dalam menggapai perubahan. Nilai-nilai perjuangan tersebut tidak-lah terinternalisasi dan muncul begitu saja dalam diri, tetapi merupakan jejak-jejak per-adaban sebagai hasil tempaan dari pengalaman hidup yang harus dipelajari dan dilalui. Ikatan Senat Mahasiswa Kedokteran Indonesia melalui bidang Kajian Strategis (Kastrat) ingin menunjukkan kontribusi dan peran aktif dalam pembangunan karakter kebangsaan tersebut dengan berbagai pendekatan yang dilakukan secara massif kepada mahasiswa kedokteran Indonesia. Dan akhirnya, Tim Kastrat ISMKI Generasi Platinum dan Generasi Harapan 2008-2009 berhasil menyusun buku singkat ini sebagai gambaran dari perjala-nan pembanguperjala-nan sebuah perabadan dunia yang dimulai dari permbanguperjala-nan individu dan komunitas secara komprehensif.

Jejak-jejak perabadan itu kami rangkai dalam buku ini yang bertajuk “MERETAS JEJAK: catatan perjalanan sang pelukis peradaban” sebagai lanjutan dari buku kastrat yang pernah diterbitkan oleh kastrat 2007-2008. Semoga buku ini menjadi buku yang mengin-spirasi banyak orang untuk bergerak, menyadarkan banyak mahasiswa bahwa mereka adalah bagian dari roda peradaban yang harus senantiasa bergerak dan menentukan arah. Semoga kita semua menjadi bagian dari generasi muda yang senantiasa berbenah, menempa diri menjadi pribadi-pribadi yang menyejarah. Hidup mahasiswa!!

Wa’alaikumsalam Wr Wb Salam Perjuangan,

Koordinator Kajian Strategis ISMKI Generasi Harapan Dody Hendro Susilo, S.Ked

Sambutan Koordinator

Kastrat ISMKI 2008-2009

(6)

Bagian Satu

Kenapa Harus Berpikir

1

“Intelektual

adalah bagian dari

masyarakat, sebuah

adegan konfrontasi

tanpa akhir antara

mereka yang

menggu-nakan kekuasaan

untuk memelihara

status quo dan

mereka yang

ber-juang demi

peruba-han”

(Subcomandante

Marcos dalam kata

adalah Senjata

Kumpulan komunike

perlawanan Tentara

Pembebasan Nasional

Zapatista Mexico,

Resist Book : 2004)

Jejak*

Quote

(7)

Saudaraku kau tahu bencana datang lagi Porak lagi negeri ini

Hilang sudah selera orang-orang untuk mengharap Sementara jiwa-jiwa nelangsa itu

Sudah sedari lama berbaris-baris memanggil Keluarlah-keluarlah saudaraku

Dari kenyamanan mihrabmu Dari kekhusuan I’tikafmu

Dari keakraban sahabat-sahabatmu Keluarlah-keluarlah saudaraku Dari keheningan kampusmu

Bawalah roh intelektualitasmu ke jalan-jalan Ke pasar-pasar ke majelis dewan yang terhormat

Ke kantor-kantor pemerintah dan pusat-pusat pengambilan keputusan Keluarlah-keluarlah saudaraku

Dari nikmat kesendirianmu

Satukan kembali hati-hati yang berserakan ini Kumpulkan kembali tenaga-tenaga yang tersisa

Pimpinlah dengan cahayamu kafilah nurani yang terlatih Di tengah badai gurun kehidupan

Keluarlah-keluarlah saudaraku Berdirilah tegap di ujung jalan ini Sebentar lagi sejarah kan lewat

Mencari aktor baru untuk drama kebenarannya Sambutlah ia

Engkau yang ia cari

Anis Matta-”Dari Gerakan Ke Negera”

KELUARLAH SAUDARAKU

(8)

M

anusia sejatinya adalah insan intelektual. Dengan bekalnya itu mengharuskan mereka untuk berpikir, bediskusi, dan bergerak atas dasar keilmiahan dan kerasionalitasan guna membuahkan karya kebaikan-kebaikan sebagai wujud eksistensinya di dunia. Khu-susnya para Pemuda, dimana segala bentuk kekuatan terkumpul menjadi satu dalam diri mereka.

Raga yang memiliki puncak kekuatannya, nurani yang masih bersih dari kepentingan dunia apapun yang mampu membedakan mana yang baik dan benar, dan semangat yang menyimbolkan dirinya dalam segala bentuk aktivitas, yang membuat kita mapu melakukan apa yang tidak mungkin men-jadi mungkin. Iniah Triumph kekuatan yang dimiliki seorang pemuda, yang tidak dimil-iki oleh fase kehidupan manusia yang lain. Sebagaimana yang dikatakan oleh Umar Ibn Khattab

“Jika aku mengalami masalah yang rumit, maka aku akan menyerah-kannya pada pemuda” (Khalifah Umar r.a).

Dengan bekal inilah, para pemuda selalu memulai sejarahnya, untuk hadir dalam tiap-tiap layar sejarah peradaban yang berkem-bang.

Begitupun di Indonesia, tepat seabad yang lalu dari rahim para mahasiswa kedokteran lah bangsa ini mendapatkan energi kebangki-tannya. Soetomo dkk telah menjawab tantan-gan itu. Mereka telah mampu membuktikan bahwa mahasiswa kedokteran lah yang bisa jadi inisiator perjuangan bangsanya disaat para pemuda yang lain terlambat berfikir dan bergerak. Inilah yang dikatakan sebagai keaja-iban sejarah. Tak mudah membuat keajakeaja-iban bagi sebuah bangsa yang sedang di jajah saat itu. Inspirasi itu muncul ketika mereka melihat secara langsung bagaimana kondisi bangsa saat itu. Mereka mampu belajar dari realita dan kehidupan masyarakat yang menderita. Pada akhirnya realita dan kepekaan nurani yang bersatu ini telah membangkitkan energi

dalam diri mereka yang mampu menginduksi kebangkitan sebuah bangsa. Inilah metamor-phosis dari kepekaan-gerakan-negara. Dan lihatlah kemudian titik-titik kebangkitan ini kemudian berlajut bagikan sebuah efek domina yang mampu menghasilkan sesuatu yang lebih besar dari awalnya, kebangkitan pemuda, sumpah pemuda, pendirian partai di Indonesia, penggabungan diir ke dalam Peta, periristiwa rengasdengklok, peristiwa malari, peristiwa reformasi 1998, dan banyak lagi. Ti-tik-titik tersebut kemudian terekam ke dalam sebuah layar komputer

sejarah, dimana maha-siswa kedokteran men-jadi Icon dalam layar sejarah itu.

Seratus tahun bangsa ini telah berawal dari sebuah kondensasi keinginan yang meng-kristal untuk memiliki kehidupan bangsa Indonesia yang ber-martabat dan terhor-mat, namun keinginan tersebut teruraikan oleh waktu yang membuat kita berada

di luar jalur cita mulia kita semula. Hingga akhirnya kita meredefinisikan kembali keingi-nan kita yang kemudian tertuliskan dalam un-taian kata yang akan selalu kita ingat, dalam sebuah Deklarasi Sumpah Mahasiswa Kedok-teran Indonesia di Makassar, yang berbunyi : Kami mahasiswa kedokteran Indone-sia, intelektual muda bangsa yang cinta tanah air dan persatuan den-gan berlandaskan iman dan takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, ber-janji :

1. Menjunjung tinggi budi pekerti luhur dan martabat profesi Kedok-teran.

2. Mengoptimalkan segala potensi dan sumber daya yang kami miliki, demi kesehatan bangsa.

3. Menjadi teladan dan garda ter-.. Kalau Pemu-da suPemu-dah beru-mur 21, 22 sama sekali tidak berjuang, tak bercita-cita, tak bergiat untuk cita tanah air dan bangsa.. Pemuda yang begini baiknya digunduli saja kepalanya.. Pesan Bung Karno

a. Inilah Alasan Kita

(9)

depan bagi pembangunan Indonesia. Makassar, 20 Mei 2008

Atas nama mahasiswa Kedokteran Indonesia

Mahasiswa kedokteran Indonesia telah men-jadi aktor dalam titik-titik loncatan dalam rangka menjadikan Indonesia menjadi lebih bermartabat dan terhormat. Seruan ini kemu-dian menggema ke dalam pikiran mahasiswa kedokteran Indonesia, yang membuat mereka untuk bergerak Setelah menemukan identitas dirinya.

Gerakan inilah kemudian terakumulasikan dalam rekomendasi Musywarah Nasional ISMKI ke 14 untuk menghidupkan kembali diskusi-diskusi ilmiah di tengah-tengah maha-siswa melalui pembangunan kembali bidang kajian strategis di masing-masing institusi un-tuk menjadi bidang thing tanker bagi perger-akan mahasiswa kedokteran Indonesia. Agar nantinya, pergerakan mahasiswa kedokteran Indonesia, lebih efektif dan efisien serta tepat ke jantung masalah kesehatan yang dihadapi.

P

latform gerakan ini adalah arah

per-juangan yang mendasari setiap lang-kah gerakan mahasiswa Kedokteran Indonesia. Kami mahasiswa kedokter-an Indonesia memahami bataskedokter-an kami, dkedokter-an memandang perjuangan mahasiswa di ruang jalanan sebagai langkah klasik yang senan-tiasa dilakukan gerakan mahasiswa bukan se-bagai satu-satunya senjata perjuangan kami. Kami sangat menyadari keberadaan dan jati diri kami sebagai seorang intelektual muda bangsa ini yang dinilai rakyatnya mampu memberikan jawaban kongkrit atas perma-salahan yang mereka hadapi. Kami adalah intelektual muda pemimpin bangsa masa depan yang menggunakan langkah-langkah ilmiah sebagai strategi perjuangan kami. Sebagai bentuk pertanggung jawaban atas takdir sebagai kaum terpelajar. Membangun kepekaan dengan memahami permasala-han langsung dari guru kehidupan yakni masyarakat. Berfikir secara kritis atas kondisi dan permasalahan kesehatan yang terjadi pada bangsa ini. Menilai segala permasalahan dengan mengandalkan keakuratan data & analisis fakta. Kami pun tak melupakan solusi alternative sebagai pilihan perjuangan atas segala kritikan dan bentuk ketidaksetujuan yang kami sampaikan. Sampai pada akhirnya perubahan yang kami cita-citakan terwujud. Semuanya hanya mampu terjadi apabila ada satu hal.

Seperti yang disampaikan oleh

Subcoman-dante Marcos dalam “kata adalah senjata” : “ Mari Bersepakat untuk menciptakan ruang demokratis. Bila program kami unggul dalam ruang itu, baiklah…Bila tidak, biarkan pro-gram orang lain yang menang. Yang penting adalah ruang itu harus ada.”

Kami hanya membutuhkan ruang itu. Sebuah “ruang demokratis” atau dalam terminologi lain adalah “democratic chance” dimana kita berkesempatan untuk bertemu para peme-gang tanggung jawab atas jutaan nyawa manusia (birokrat.red) untuk menyampaikan seluruh analisis, kritik dan solusi atas perma-salahan dan kebijakan contra rakyat.

Ruang ini adalah tempat ujian sebenarnya atas gelar intelektual yang kita dan mereka (birokrat.red) sandang, disinilah tempat kita bisa beradu argumentasi, menguji keakuratan data, dan membandingkan siapa yang me-miliki pisau analisa yang lebih tajam. Sampai akhirnya berujung pada satu hal yang ter-kadang sangat berat untuk dilakukan oleh kedua belah pihak yakni kerelaan untuk me-nerima solusi dan pendapat pihak lain yang lebih baik. Disinilah sisi kemanusiaan seorang intellectual dipertaruhkan.

Setiap zaman memilki masalahnya masing-masing dan memliki pemudanya masing- masing-ma-sing, oleh karenanya diperlukan penyesuaian terhadap kondisi-kondisi yang berbeda. 10 tahun pasca reformasi tentu memberikan lingkungan yang berbeda dibanding masa

b. Seperti apa kita bergerak

(10)

lalu dimana kebiasaan berpikir, berdiskusi dan aksi adalah pilihan utama bagi setiap mahasiswa. Namun dengan kondisi seka-rang dimana, struktur-struktur sosial tatanan masyarakat yang telah terbangun, kebebasan demokrasi yang terjamin, dan kemajuan eko-nomi masyarakat indonesia, membuat kita mau tidak mau harus memberikan banyak pilihan format aksi mahasiswa.

Reposisi gerakan mahasiswa kedokteran In-donesia dapat diringkas sebagai berikut :

ORIENTASI GERAKAN

Gugatan terhadap struktur kekuasaan ke-mudian beralih pada pembentukan opini publik melalui media massa.

FORMAT KEGIATAN

Yang semula kebanyakan dalam bentuk Aksi Massa dialihkan kedalam Aksi Infor-masi melalui media-media pencerdasan masyarakat.

TIPE GERAKAN

Gerakan Politik Praktis yang bertransfor-masi kepada gerakan penyadaran dalam bidang sospol, menyadarakan masyarakat bahwa suatu isu menjadi penting bagi mereka

KULTUR

Suhu politik tinggi ditandai dengan krisis sistem politik menjadi Suhu Akademis tinggi dan terintegrasinya sistem politik ORGANISASI

Dari Gerakan massa dgn gugatan politik praktis yang kemudian diubah menjadi kelompok-kelompok yang bersifat komu-nal.

Hal diatas adalah sifat-sifat seharusnya karak-ter gerakan mahasiswa kedokkarak-teran Indonesia dalam menyikapi perubahan zaman. Sifat seperti ini merupakan alat bagi mahasiswa kedokteran Indonesia dalam bersikap dan merencanakan tindakannya.

Isu-isu yang menjadi bahan dalam mahasiswa kedokteran Indonesia bersikap selanjutnya, kemudian ditetapkan dalam Munas ISMKI ke XIV di Jogjakarta. Isu-isu tersebut antara lain :

• Isu-isu kebijakan kesehatan seperti SKN, Jamkesmas, dan penyediaan SDM kes-ehatan

• Pemberantasan Penyakit dan Penyehatan Lingkungan , seperti Isu rokok

• Pengembangan kompetensi secara keil-muan dan terkait keprofesian., seperti kurikulum kemahasiswaan dan sistem pendidikan dokter Indonesia

• Pengembangan Masyarakat

• Pengangkatan isu kesehatan di media (investigatif, analitis, dan advokatif)

Isu-isu diatas tidak terbatas hanya satu bidang saja yaitu Kastrat, namun juga menjadi alur gerak bagi bidang lainnya, agar tetap berger-ak dalam koridor yang sama.

Akhir kata, Marilah kita berhenti sejenak untuk berimajinasi, tentang apa yang akan dilakukan mahasiswa kedokteran di zaman ini. Imajinasi itu pada akhirnya akan bermuara pada sebuah keinginan untuk mengukir se-jarah. Sejarah adalah rangkaian sebuah cerita-cerita tentang kesuksesan-kesuksesan besar, kisah bagaimana kita memulai, menjalani dan mengakhiri cerita itu dengan indah.

Kisah tentang bagaimana kita memulai adegan cerita dengan sebuah ide besar dan kinerja besar. Oleh karena kitalah pelakunya saat ini, maka tanggung jawab kita untuk memulai bait pertama dari kisah sukses itu. Momentum Hari kebangkitan nasional ini terlalu berharga untuk sekedar dilewatkan. Maka perlulah kita mencanangkan sebuah harapan untuk mampu merevitalisasi jati diri kita sebagai mahasiswa kedokteran.

Menjemput kembali takdir kita sebagai inisiator kebangkitan bangsa ini. Menyadar-kan ribuan generasi mahasiswa kedokteran Indonesia abad 21 untuk meraih kembali pencerahannya sebagai actor sejarah yang tidak terjebak kefanaan dunia. Merapatkan barisan untuk bergerak bersama berkontri-busi membangun bangsa ini dalam kerangka “3 Jati Diri Mahasiswa Kedokteran Indonesia” yakni agent of health, agent of change dan agent of development.

jejak

meretas

(11)

Agent of Health

Jika Kau Ingin Menjadi Seorang Dokter

Kau Harus Merawat Pasien Sebaik Kau Merawat Penyakitnya (Patch Adams)

Inilah sejatinya fitrah seorang Intelektual Kedokteran. Ketika harapan masyarakat untuk hidup sehat menjadi alasan yang kuat bagi kita untuk sedikit demi sedikit mengasah kepe-kaan dan kepedulian kita. Mereka lah sesungguhnya guru kehidupan yang mengajarkan kita makna pegabdian. Mengajarkan pada kita hakikat sebagai seorang dokter nantinya. Belajar dari mereka seolah membawa kita melihat realita saat ini. Saat dimana dokter tak lagi menjadi sahabat rakyat jelata dan seolah-olah menjelma menjadi rentenir yang hidup di atas derita mereka. Agent of Health adalah sosok mahasiswa kedokteran yang memiliki kepekaan dan kepedulian membawa bangsa ini menuju kualitas kesehatan yang lebih baik. Agent of Health adalah sosok yang memiliki keberpihakkan pada rakyat yang telah membe-sarkannya. Berada di samping mereka untuk menjadi solusi atas permasalahan kesehatan yang mereka alami. Agent of Health tumbuh dan berkembang di tengah-tengah masyarakat bukan di kampus-kampus prodeo yang kering dengan pelajaran tentang hidup. Seorang Agent of Health menyadari bahwa memilih jalan ini berarti mereka telah berikrar menisbat-kan diri menjadi seorang pangabdi masyarakat

Agent of Change

“Tempat Terpanas di Neraka Disediakan untuk Mereka yangTetap Bersikap Netral di Saat Krisis Melanda” (Dante)

Rakyat di republik ini sudah terlalu bosan dengan segala permasalahan yang mendera mer-eka. Seolah Tuhan berkata bahwa permasalahan lain yang baru muncul adalah obat untuk sekedar menghilangkan kebosanan mereka atas permasalahan terdahulu. Sungguh sebuah kesengsaraan tak kenal ujung. Menjadi Agent of Change adalah takdir bagi setiap pemuda yang lahir dari rahim republik ini. Beruntunglah kita di takdirkan tuhan sebagai mahasiswa kedokteran yang juga ditakdirkan sebagai pembawa panji perubahan bangsa ini. Dahulu dan sekarang harusnya takdir itu tetap melekat menjadi jati diri mahasiswa kedokteran. Momentum ini kita pergunakan untuk kembali memahami jati diri kita. Merumuskan pe-rubahan apa yang akan kita lakukan bagi bangsa atas jawaban dari harapan jutaan rakyat di republic ini.

Agent of Development

“Kita di Masa Depan Adalah orang Yang Memiliki Pekerjaan Membanggakan.

Suatu Pekerjaan yang Sempat Menjadi Cita-Cita banyak Orang. Warna Seragam Kita nanti sudah menunjukkan betapa mulia dan berharganya aktivitas kita Dan Siraman Warna Putih itu telah Membuat Semua Orang Dengan Rela Menyandarkan Kepercayaan pada Kita”

(Eko Prasetyo dalam “Orang Miskin Dilarang Sakit”, Resist book 2004, dengan sedikit perubahan)

Agent of development merupakan episode lanjutan dari agent of change. Mengembangkan dan mempertahankan perubahan yang telah dicapai itulah satu makna dari jati diri ini. Un-tuk memiliki jati diri ini seorang mahasiswa kedokteran harus memiliki keyakinan yang kuat bahwa dirinya mampu menjadi inisiator perubahan masyarakatnya. Keyakinan yang kuat itu akan terpancar sebagai aura perubahan dalam setiap aktivitas yang dilakukan mahasiswa kedokteran baik sebagai individu maupun sebagai komunal. Agent of Development juga berarti bahwa seorang mahasiswa kedokteran sebagai manusia pembelajar. Mengembang-kan kompetensi diri sebagai seorang dokter dan agen perubahan. Untuk yang pertama kita akan dapatkan di bangku kuliah. Tapi yang kedua tak akan kita dapatkan di ruang kelas kecuali kita menengok dan berkunjung ke tengah-tengah masyarakat.

(12)

Bagian Dua

Dari Visi menuju Aksi

2

..Karena Perubahan

itu tidak cukup

hanya sekedar

diwa-canakan, namun

harus digerakkan…

Jejak*

Quote

(13)

Idealnya Seorang Pemuda

Dia pribadi yang muslim’Berhati emas, Berpotensi prima Yang di kala damai

Anggun petaka kijang dari padang perburuan Yang di kala perang

Perkasa bak harimau kumbang Dia perpaduan manis empedu

Satu kali dengan kawan Lain kali dnegan lawan Yang lembut dalam berbahasa

Yang teguh membawa suluh Angannya sederhana

Citanya mulia

Tinggi keutamaan dalam hati-hati Tinggi budi, rendah hati

Dialah sutera halus di tengah sahabat tulus Dialah baja

Ditentangnya musuh durhaka Dia ibarat gerisimis atau embun iris

Yang memekarkan bunga-bunga Yang melambaikan tangkai-tangkai

Dia juga puting beliung

Yang melemparkan ombak menggunung Yang mengguncangkan laut ke relung-relung

Dialah gemericik air di taman sari, asri Dia juga penumbang segala belantara

Segala sahara

Dialah pertautan agung iman Abu Bakar Perkasa Ali

Papa Abu Dzar Teguhnya Salman

Mandirinya di tengah masa bergoyang Ibarat lentera ulama di tengah sahara gulita

Dia pilih syahid fi sabililah atas segala kursi dan upeti Dia menuju bintang menggapai malaikat

Dia tentang tindak kuffar pola aniaya dimana saja Maka nilainya pun membumbung tinggi

Harganya semakin tak terterperi

Maka siapakan yang akan sanggup membelinya Kecuali Rabb-nya?

jejak

meretas

(14)

Salah satu ciri mahluk hidup adalah tumbuh dan berkembang. Pikiran-pikiran yang ada didalam kepala mereka haruslah tertuang dalam sebuah tindakan, karenanyalah Sang Pencipta menciptakan kita den-gan diberikan tanden-gan dan kaki. Lalu, bagaimana kan bila itu hanya sekedar wacana, namun tidak berlan-jut pada Aksi?

Aku melihat air menjadi rusak karena diam tertahan

Jika mengalir menjadi jernih, jika tidak, akan keruh menggenang (Imam Syafei)

Dalam bagian ini, akan dijelaskan, genotype-genotipe seperti apa yang sedianya dimiliki oleh seorang kastrat, dan lingkungan seperti apa yang bisa memunculkan genotype-genotipe itu menjadi fenotipe seorang kastrat’er sejati.

Pada seorang kastrat’er, memiliki ruang lingkup kerja seperti ini

ISU

Definisi

Dalam terminologi Kastrat, istilah isu dapat diartikan sebagai segala permasalahan-permasalahan yang ada di masyarakat (Baik dalam ruang lingkup kampus maupun masyarakat pada umumnya).

Manajemen Isu

Dalam kehidupan masyarakat yang sangat kompleks dewasa ini, permasalahan-permasalahan yang muncul sangat banyak dan multidimensional. Bahkan dalam ruang lingkup kampus yang relatif kecil pun, arus informasi tentang isu sangat cepat dan banyak. Tak dapat dipungkiri hal ini merupakan sebuah tantangan sekaligus kesempatan tersendiri bagi Bidang Kajian Strategis. Tidak mungkin kita membahas sekian banyak isu dalam satu waktu dengan sumber daya yang terbatas. Bagaimana memilih dan memilah sekian banyak isu untuk kemudian dianalisa dan dibuat ben-tuk konkrit penyelesaiannya secara nyata? Unben-tuk itu, sangat penting bagi bidang kajian strategis untuk melakukan suatu pola manajemen isu. Hal ini bertujuan untuk mempermudah kinerja dan membentuk pola gerakan yang efektif, efisien, dan terarah.

Manajemen Isu Sendiri meliputi:

1. Problem Listing

2. Filterisasi

3. Analisis

4. Pengemasan Isu

a. Genotype

1. Analisa Sosial dan Mengumpulkan Isu

jejak

meretas

(15)

1. Problem Listing

Tahap ini dapat dikatakan sebuah fase brain-storming, dimana kita murni mengumpulkan isu-isu yang ada tanpa analisa lebih lanjut. Hal ini berguna untuk memperluas jangakauan pemiki-ran sehingga dapat menghindari adanya isu-isu yang luput. Tetapi, dalam pengumpulan isu ini sebaiknya kita mencari sumber-sumber yang valid dan diklarifikasi.

2. Filterisasi

Tahap Filterisasi merupakan tahap paling esensial dalam manajemen isu. Karena pada tahap inilah kita melakukan “screening” isu hingga meng-hasilkan isu-isu strategis yang benar-benar layak untuk diangkat dan diperjuangkan. Dalam proses Filterisasi ini, kita dapat melihat dari beberapa sudut pandang, sbb.:

a. Klasifikasi

Isu yang telah kita list pada tahap sebelumnya dapat kita klasifikasikan dengan berbagai cara sesuai dengan kebutuhan yang ada. Misalnya: Ruang lingkup, komponen yang terlibat, tema, kepentingan dlsb.

b. Relevansi

Relevansi disini meru-pakan penilaian

se-berapa relevan kita (Sesuai dengan jati diri dan kepentingan kita sebagai mahasiswa) mem-bahas dan mengangkat isu ini. Apakah isu ini relevan dengan agenda kerja kita?

c. Urgensi

Seberapa penting dan mendesak dibutuhkan perubahan?

d. Signifikansi

Besaran dan luasnya dampak positif yang dapat dihasilkan jika perubahan kebijakan terjadi.

3. Analisa

Proses analisa dilakukan dengan menggunakan pola pikir yang harus memiliki nilai-nilai, sbb. : 1. Ilmiah 2. Kritis 3. Kreatif 4. Integratif 5. Konstruktif 6. Solutif

Proses analisa ini memilki tujuan untuk menen-tukan etiologi serta patomekanisme dan patofisi-ologi dari masalah, dengan demikian, kita dapat menentukan langkah pemecahan yang paling

jejak

meretas

(16)

tepat untuk masalah tersebut.

4. Pengemasan Isu

Pengemasan isu dan penyebarannya di ma-syarakat merupakan hal yang penting dalam manajemen isu sebagai bagian dari perger-akan. Karena dengan penegmasan isu yang baik kita bisa mendapatkan daya dorong yang luar biasa untuk membuat suatu perubahan secara nyata terutama di masyarakat luas.

Dengan pembentukan opini publik, peruba-han yang kita inginkan akan dapat terjadi secara lebih masif dan mengena ke seluruh lapisan masyarakat.

Pengemasan isu dapat dilakukan dengan ber-bagai cara sesuai dengan isu yang diangkat serta publik sebagai target opini yang ingin digarap.

Advokasi

Definisi

• Advokasi adalah upaya untuk memperbaiki atau merubah suatu kebijakan publik sesuai dengan kehendak atau kepentingan mereka yang mendesakkan terjadinya perbaikan atau perubahan tersebut.

• Suatu kegiatan mendesakkan terjadinya perubahan social (social movement) secara bertahap maju melalui serangkaian perubahan kebijakan publik.

Dalam definisi di atas, kita mendapatkan beberapa kata kunci yaitu kepentingan, perbaikan, perubahan, dan kebijakan publik. Kata-kata kunci inilah yang menjadi perhatian kita untuk mema-hami advokasi.

Tujuan

1. Menyelesaikan masalah

2. Adanya perubahan social sesuai dengan kehendak/kepentingan pihak yang melakukan advo-kasi.

Kata Kunci 1. Kepentingan

Kepentingan atau kebutuhan adalah suatu hal yang mendasari adanya advokasi. Tanpa adanya motivasi atau keterbutuhan akan sesuatu yang belum terpenuhi, advokasi tidak akan terjadi. Kepentingan yang tidak terpenuhi adalah sebuah masalah, dan advokasi adalah salahsatu cara yang dapat ditempuh untuk memecahkan masalah tersebut, terutama bila hal yang menjadi masalah tersebut terkait dengan suatu otoritas yang lebih tinggi dari si pemilik kepentingan. Kepentingan-kepentingan yang muncul sangat dipengaruhi oleh latar belakang si pemilk ke-pentingan. Oleh karena itu, sebagai pelaku advokasi, satu hal yang pertama harus kita lakukan adalah mendefinisikan siapa kita, apa kepentingan kita, dan mengapa kita harus melakukan advokasi.

Sebagai mahasiswa, kita memiliki jati diri yang harus dipertahankan. Secara filosofis, kita adalah pemuda dengan semangat membara, hati nurani bersih, dan intelektualitas terasah. Kita me-miliki kapasitas dan kapabilitas tertentu sebagai seorang mahasiswa, baik dari segi keilmuan, pengalaman, ataupun aspek-aspek lain yang harus menjadi bahan pertimbangan ketika kita melakukan advokasi.

Jangan sampai terjadi gerakan-gerakan kita ditunggangi olehg kepentingan-kepentingan lain yang tidak sesuai dengan jati diri kita sebagai mahasiswa. Jangan pula memaksakan diuri melakukan sesuat diluar batas kapabilitas dan kapasitas kita sebagai mahasiswa. Hal ini sangat

2. Tahapan Advokasi (isu, kajian dan aksi)

jejak

meretas

(17)

penting untuk dicamkan karena langkah awal inilah yang akan mendasari kita ketika membuat ren-cana dan bergerak nantinya. Hal inilah yang membuat gerakan-gerakan kita akan memiliki ruh , daya dobrak, serta memberi inspirasi. Bukan sekedar gerakan tak berjiwa.

2. Perubahan & Perbaikan

Suatu advokasi harus memiliki tujuan untuk memecahkan suatu masalah. Dan baru bisa dikatakan berhasil ketika pemecahan masalah itu membawa perubahan ke arah yang lebih baik. Ini juga sesuatu hal yang konsisten dengan jati diri dan tanggungjawab kita sebagai mahasiswa, « Agent of change », « Agent of Development ».

3. Kebijakan Publik

Komponen lainnya yang menjadi target dari sebuah advokasi adalah kebijakan publik. Adapun kebi-jakan publik itu sendiri dapat kita pahami sebagai sebuah sistem hukum (System of Law) yang terdiri dari:

• Isi hukum (content of law); yakni uraian atau penjabaran tertulis dari suatu kebijakan yang tertu-ang dalam bentuk perundtertu-ang-undtertu-angan, peraturan-peraturan dan keputusan-keputusan pemer-intah.

• Tata laksana hukum (structure of law); yakni semua perangkat kelembagaan dan pelaksana dari isi hukum yang berlaku (lembaga hukum dan para aparat pelaksananya).

• Budaya Hukum (culture of law) ; yakni persepsi, pemahaman, sikap penerimaan, praktek-praktek pelaksanaan, penafsiran terhadap dua aspek sistem hukum diatas isi dan tata laksana hukum. Dalam pengertian ini juga tercakup bentuk-bentuk tanggapan (reaksi, response) masyarakat luas terhadap pelaksanaan isi dan tatalaksana hukum yang berlaku.

Sebagai suatu kesatuan sistem (systemic). Tiga aspek hukum tersebut saling tumbuh dan berkait satu sama lain. Karena itu, idealnya, suatu kegiatan atau program advokasi harus juga mencakup sasaran perubahan ketiganya. Karena, dalam kenyataannya perubahan yang terjadi pada salah satu aspek saja tidak dengan serta merta membawa perubahan pada aspek lainnya. Dengan demikian sasaran perubahan terhadap suatu kebijakan publik mestilah mencakup ketiga aspek hukum atau kebijakan tersebut sekaligus.

Dengan kata lain, suatu kegiatan atau program advokasi yang baik adalah yang secara sengaja dan sistematis memang dirancang untuk mendesakkan terjadinya perubahan baik dalam isi, tata laksana maupun budaya hukum yang berlaku. Adapun perubahan dalam tiga aspek diatas dapat dilakukan secara sinergis maupun berawal dari satu poin terlebih dahulu yang kemudian berlajut dengan titik lain secara berkesinambungan dan terencana. Adapun pemilihan dilakukan secara bersamaan atau satu per satu adalah sangat tergantung dengan analisa prioritas dan strategi pelaksanaan advokasi itu sendiri. Tujuan akhirdari suatu advokasi tetaplah upaya terjadinya perubahan kebijakan secara meny-eluruh.

Konsep diatas dapat diterapkan di semua tataran gerak dengan beberapa adaptasi sederhana. Tidak semata hanya ditataran pemerintahan Negara dan masyarakat secara luas. Tetapi juga dalam ruang lingkup kampus, atau struktur apapun dimana melibatkan otoritas sebagai pembuat kebijakan dan sekelompok orang sebagai objek kebijakan.

jejak

meretas

(18)

Langkah-Langkah Advokasi

Advokasi hanyalah satu cara untuk mendapatkan sesuatu, satu tahap dalam mencapai tujuan, yaitu pem-ecahan masalah dan perubahan kearah perbaikan

jejak

meretas

(19)

Definisi

Negosiasi, adalah suatu cara untuk menetapkan yang dapat disepakati dan diterima oleh dua pihak dan menyetujui apa dan bagaimana tindakan yang akan dilakukan dimasa mendatang. Negosiasi juga dpaat diartikan sebagai proses tawar-menawar dengan jalan berunding untuk memberi atau menerima guna mencapai kesepakatan bersama antara satu pihak (kelompok atau organisasi) dengan pihak lain. Dari pengertian diatas , unsure komponen dalam negosiasi yaitu : • ada 2 pihak yang melakukan negosiasi, baik perseorangan, tim, atau mewakili lembaganya. • terjadi proses tawar menawar

• adanya tujuan yang ingin dicapai

Negosiasi,sering kita lakukan dalam kehidupan sehari-hari, seperti proses tawar menawar dalam transaksi ekonomi, sehingga dapat menjadi konsep landasan kita dalam bernegosiasi. Dalam suatu transaksi ekonomi, ada 2 belah pihak yang terlibat , yaitu penjual dan pembeli, yang ke-mudian melakukan proses tawar menawar dalam ruang antara penawaran oleh pembayar dan pembeli (The Bargaining Zone) hingga akhirnya tercapai kesepakatan harga didalamnya . Seb-agaimana di bawah ini :

Diatas, dapat dilihat bahwa terdapat The Bargaining Zone yang merupakan ruang kita untuk dapat melakukan proses tawar menawar. Dalam ruang ini, kita dapat menciptakan berbagai pilihan , sehingga mem fleksibelkan kita dalam melakukan proses tawar menawar. The Bargaining zone itu , dapat kita analogikan dengan tangga yang bertingkat , seperti :

Pada saat proses negosiasi, kita harus menentukan Penawaran awal kita, yaitu suatu kondisi yang ditawarkan ke pihak lain, dan kondisi terebut meru-pakan pencapaian yang dapat men-guntungkan kita secara maksimal. Dan Penawaran akhir, yaitu suatu kondisi di mana menjadi batas dimana kita harus menghentikan negosiasi, karena pada titik ini, tidak ada hal yang mengun-tungkan bagi kita.

Berikut tips dalam melakukan nego-siasi:

1. Persiapan, misalnya memahami

apa yang kita bawa, mengapa kita membawanya, apa tujuan yang ingin kita capai,tawaran maksimal dan minimal , dan alternative-alternatif pilihan yang kita bawa.

3. Negosiasi

jejak

meretas

(20)

2. Mengetahui lawan negosiasi, sehingga semenjak awal, kita dapat menentukan strategi negosiasi

3. Sering bertanya untuk mengeksplor keinginan dari lawan kita, dengan demikian kita memi-liki siasat yang jitu untuk memenuhi keinginan kita. semisal : “Bapak sendiri melihat maha-siswa keinginannya seperti apa?”, dengan jawaban yang diberikan kita bisa memberikan timpalan, “yah, mahasiswa seperti itu juga yang kita inginkan mengapa kami mengadakan kegiatan ini”

4. Membangun aliansi dengan individu atau kelompok lain, yang memilki kesamaan tujuan dengan apa yang kita bawa

Hal yang perlu disadari dalam bernegosiasi adalah kejujuran karena memiliki peran penting dalam keberlangsungan kerjasama negosiasi itu.

jejak

meretas

(21)

Lingkungan adalah factor penting dalam me-munculkan genetic-genetic yang telah ada. Hal ini tidak dapat dipungkiri dalam dunia psikolo-gi apalapsikolo-gi dalam dunia kedokteran. Seorang anak tidak dapat menjadi pemimpin apabila dia tidak diperlakukan dan dididik sebagai lay-aknya seorang pemimpin, seorang anak singa tentu akan menjadi lembut jika dia diperlaku-kan seperti anak kucing.

Inilah pentingnya lingkungan. Ketika kita telah memiliki keinginan untuk berubah, maka kita harus menemukan lingkungan yang sesuai.

Bijih emas bagaikan tanah biasa se-belum digali dari tambang Kayu gaharu tak ubahnya seperti

kayu biasa Jika di dalam hutan.

-Imam

Syafii-Untuk menjadi seorang kastrat’er, kita mebu-tuhkan lingkungan dan teman-teman yang sama-sama menyadari pentingnya berpikir, berdiskusi dan aksi. Orang-orang sperti ini mungkin jarang ditemui, tapi inilah hukum alam, bahwa perubahan memang selalu dimu-lai dari sedikit orang.

Ingatkah kita, bahwa dakwah Islam ini dimulai dari satu orang, yaitu Nabi Muhammad SAW dengan dibantu 4 Shahabat terbaiknya Ingatkah kita, bahwa Nabi Isa (Yesus) hanya dibantu oleh 12 orang Rasul untuk menyebar-kan ketauhidanNya

Ingatkah kita, bahwa setiap gelombang besar kebaikan hanya dimulai oleh satu atau dua orang?

Terkadang kita lupa akan hal itu, kita tidak bisa membuat sebuh bangunan apabila kita tidak memulainya dari meletakkan batu pondasi lebih awal. Bukankah melangkah 1000 km dimulai dari satu km?

Inilah kaidah dalam sebuah perubahan, Bahwa segala sesuatu dimulai dari sedikit orang.

Selain itu, kita juga mem-butuhkan saran dan prasa-na yang menunjang untuk menimbulkaan kepekaan

nurani kita. Sarana prasana tersebut bisa bermulakan dari internet, dengan mengikuti groups-groups tertentu. Sehingga dengannya pengetahuan kita selalu up date atas informasi atau isu yang terbaru.

Groups yang bisa diikuti antara lain : 1. kastrat_ismki@yahoogroups.com 2. advocate_FK_Unsoed@yahoogroups.com 3. AntiTembakau@yahoogroups.com 4. desentralisasi-kesehatan@yahoogroups. com 5. DOKTER@yahoogroups.com 6. dokter-ina@yahoogroups.com 7. Dokter_Indonesia@yahoogroups.com 8. Dokter_Keluarga@yahoogroups.com 9. ISMKI-INDONESIA@yahoogroups.com 10. Ismki4@yahoogroups.com 11. Ismki_3@yahoogroups.com 12. ISMKI_Wilayah2@yahoogroups.com 13. Jmk_indonesia@yahoogroups.com 14. Konsultasi-Kesehatan@yahoogroups.com 15. Kurikulum_ismki@yahoogroups.com 16. ManajemenRS@yahoogroups.com 17. MotivasiIndonesia@yahoogroups.com 18. RumahSakit@yahoogroups.com 19. Dan milis kesehatan lainnya

Milis ini dapat sebagai sumber informasi, isu, dan sarana diskusi yang lainnya, selain dari itu, setidaknya para kastrat er dibekali buku-buku mengenai kebijakan kesehatan dan berkaitan dengan kesehatan masyarakat, karena gerak kita adalah gerak yang dilandasi oleh keilmuan.

a. Fenotype

jejak

meretas

(22)

Bagian Tiga

Dari Gerak menjadi Gerakan

3

jejak

meretas

Aku berfikir

ten-tang sebuah gerakan

Tapi mana mungkin

aku nuntut

send-irian

Aku berfikir

ten-tang gerakan

Tapi mana mungkin

kalau diam

(Tentang Sebuah

Gerakan, Wiji

Thukul, 1989)

Jejak*

Quote

(23)

Kastrat ?

A

pa yang anda bayangkan dan pikirkan

ke-tika mendengar istilah kastrat alias kajian strategis?

Penulis sempat menanyakan kepada beberapa mahasiswa dari institusi yang berbeda dan jawabanya cukup beragam, mahasiswa pertama menjawab kastrat itu keren karena bisa menyu-arakan aspirasi mahasiswa maupun rakyat secara massal, mahasiswa kedua menjawab kastrat itu terkenal dengan ahli diskusi, negosiasi dan aksi, mahasiswa ketiga menjawab kastrat itu tempat-nya membahas hal-hal besar tapi terkadang hasil yang di implementasikan tak sebesar dengan apa yang dibahasnya, sementara mahasiswa lainya menjawab tidak tahu menahu tentang kastrat. Gambaran dan pemikiran rekan-rekan mahasiswa kita diatas cukup menggambarkan tentang apa dan sejauhmana pengetahuan mahasiswa ten-tang kastrat. Dari definisinya kastrat merupakan sebuah proses berfikir, bersikap dan bertindak yang kritis dan konstruktif berdasarkan atas sebuah permasalahan yang timbul,sedangkan Bidang Kajian Strategis adalah bagian dari organ-isasi kemahasiswaan yang turut berkontribusi kepada pergerakan mahasiswa dengan fungsi spesifik mengkaji dan menelaah permasalahan-permasalahan (isu) yang terdapat di masyarakat (ruang lingkup kampus maupun masyarakat umum).

Kemudian hasil pengkajian terhadap masalah-masalah menjadi sumber penyusunan rancangan pergerakan yang kemudian diwujudkan dalam suatu langkah nyata di ranah publik baik secara langsung maupun tidak langsung.

Apasih peran dan fungsi kastrat?

Konon sejak jaman dahulu peran dan fungsi kas-trat sudah dilakukan manusia.

Kita sering dengar bahwa pemerintahan atau raja yang berkuasa dengan cara yang tidak adil serta tidak mengutamakan kepentingan rakyat akan mendapat kritik dan penentangan dari

masyara-kat yang biasanya dis-alurkan lewat berbagai organisasi, tanpa dis-adari semua orang yang

terlibat dalam usaha dan pemikiran berupa sikap peka dan peduli yang diwujudkan dalam sebuah bentuk kritik, penentangan serta usaha-usaha lain yang dapat mengubah sebuah harapan un-tuk lebih baik itu menjadi nyata, semua itu adalah sebuah tindakan kastrat.

Sejarah juga membuktikan bahwa peran kastrat-lah yang natinya cukup memberikan kontribusi yang besar terhadap sebuah perubahan, atau revolusi sebuah Negara bahkan sebuah keputu-san penting internasional. Kita tentu masih ingat mengenai sejarah PBB lahir karena keprihatinan, kekawatiran ,serta kecemasan global akibat per-ang yper-ang menyebabkan tidak terjaminya berb-agai aspek kehidupan, sehingga PBB didirikan dengan tujuan yaitu untuk menjaga perdamaian di dunia, mengembangkan hubungan persaha-batan antar bangsa, memupuk kerjasama inter-nasional untuk menyelesaikan berbagai masalah ekonomi, sosial, dan budaya, serta mengem-bangkan penghormatan atas Hak Asasi Manusia dan kebebasan.

Hal itu salah satunya bentuk tindakan kastrat. Sejarah di Indonesiapun tidak lepas dari peran dan fungsi kastrat, masih ingatkah kita tentang perjuangan bangsa Indonesia dalam menumpas gerakan PKI, dan gerakan pasca penumpasan itu, setelah gerakan PKI berhasil ditumpas, Presiden Soekarno belum bertindak tegas terhadap G 30 S/PKI. Hal ini menimbulkan ketidaksabaran di kalangan mahasiswa dan masyarakat.

Pada tanggal 26 Oktober 1965 berbagai kesatuan aksi seperti KAMI, KAPI, KAGI, KASI, dan lainnya mengadakan demonsrasi. Mereka membulatkan barisan dalam Front Pancasila. Dalam kondisi ekonomi yang parah, para demonstran menyu-arakan Tri Tuntutan Rakyat (Tritura). Pada tanggal 10 Januari 1966 para demonstran mendatangi DPR-GR dan mengajukan Tritura yang isinya: 1. pembubaran PKI,

2. pembubaran kabinet dari unsur-unsur G 30 S/ PKI, dan

3. penurunan harga.

Menghadapi aksi mahasiswa, Presiden Soekarno menyerukan pembentukan Barisan Soekarno kepada para pendukungnya. Pada tanggal 23 Februari 1966 kembali terjadi demonstrasi. Dalam demonsrasi tersebut, gugur seorang mahasiswa yang bernama Arif Rahman Hakim. Oleh para

jejak

meretas

(24)

demonstran Arif dijadikan Pahlawan Ampera. Singkat cerita karena kondisi Negara yang tidak stabil saat itu akhirnya lahirlah Mandat yang dikenal sebagai Surat Perintah Sebelas Maret (Supersemar).

Keluarnya Supersemar dianggap sebagai tong-gak lahirnya Orde Baru. Supersemar pada intinya berisi perintah kepada Letjen Soeharto untuk mengambil tindakan yang dianggap perlu untuk terjaminnya keamanan dan kestabilan jalannya pemerintahan. Selain itu untuk menjamin kes-elamatan presiden. Sejak saat itu sosok soeharto lahir sebagai pahlawan hingga akhirnya beliau melakukan berbagai perbaikan serta pembangu-nan bagi bangsa Indonesia.

Walaupun pada akhirnya pemerintahan soeharto banyak menuai protes setelah Penyebab utama runtuhnya kekuasaan Orde Baru adalah adanya krisis moneter tahun 1997. Sejak tahun 1997 kondisi ekonomi Indonesia terus memburuk seir-ing dengan krisis keuangan yang melanda Asia. Keadaan terus memburuk. KKN semakin meraja-lela, sementara kemiskinan rakyat terus menin-gkat. Terjadinya ketimpangan sosial yang sangat mencolok menyebabkan munculnya kerusuhan sosial.

Muncul demonstrasi yang digerakkan oleh maha-siswa. Tuntutan utama kaum demonstran adalah perbaikan ekonomi dan reformasi total. Demon-strasi besar-besaran dilakukan di Jakarta pada tanggal 12 Mei 1998. Pada saat itu terjadi peris-tiwa Trisakti, yaitu meninggalnya empat maha-siswa Universitas Trisakti akibat bentrok dengan aparat keamanan.

Empat mahasiswa tersebut adalah Elang Mu-lya Lesmana, Hery Hariyanto, Hendriawan, dan Hafidhin Royan. Keempat mahasiswa yang gugur tersebut kemudian diberi gelar sebagai “Pahla-wan Reformasi”. Akhirnya pada tanggal 21 Mei 1998 Presiden Soeharto mengundurkan diri dari jabatannya sebagai presiden RI dan menyerah-kan jabatannya kepada wakil presiden B.J. Habi-bie. Peristiwa ini menandai berakhirnya kekua-saan Orde Baru dan dimulainya Orde Reformasi. Semua tindakan dan perjuangan itu juga

meru-pakan bentuk dari tindakan kastrat.

Ilustrasi diatas cukup menggambarkan bahwa betapa pentingnya peran dan fungsi kastrat dalam sebuah Negara. Kastrat dapat diaplikasi-kan dalam berbagai kepentingan baik lingkup bidang maupun lingkup organisasi, contohnya bidang kesehatan selain itu juga dalam kehidu-pan kampus, seperti kebijkan-kebijakan universi-tas.

Kastrat idealnya digerakkan oleh

intelektual muda!

Dari tahun ke tahun kastrat hampir selalu diger-akkan oleh orang-orang dengan intelektualitas yang tinggi yang pada zaman sekarang maha-siswa dianggap representative sebagai kaum intelektual muda. Ada segudang alasan mengapa penggerakknya adalah :

• Mahasiswa adalah struktur unik dalam tatan-an masyarakat, baik dilihat dari sudut politik, ekonomi, maupun sosial

• Mahasiswa memiliki idealisme yang tinggi, kebebasan berekspresi, berpikir, ber-pendapat, atau melakukan apa pun yang bertanggung jawab.

• Mahasiswa adalah asosiasi dari kejujuran, in-tegritas dan semangat moral. Dalam diri ma-hasiswa, terdapat kumpulan calon cendeki-awan, pahlcendeki-awan, negarcendeki-awan, serta profesi Mengingat pentingnya peran dan fungsi kastrat maka perlu dibentuk bidang-bidang kastrat. Secara definisi Bidang Kajian Strategis adalah bagian dari organisasi kemahasiswaan yang turut berkontribusi kepada pergerakan mahasiswa dengan fungsi spesifik mengkaji dan menelaah permasalahan-permasalahan (isu) yang terdapat di masyarakat (ruang lingkup kampus maupun masyarakat umum).

Kemudian hasil pengkajian terhadap masalah-masalah menjadi sumber penyusunan rancangan pergerakan yang kemudian diwujudkan dalam suatu langkah nyata di ranah publik baik se-cara langsung maupun tidak langsung. Adapun

jejak

meretas

(25)

pembentukan bidang kastrat berguna untuk melatih kebiasaan berpikir, berdiskusi dan aksi bagi mahasiswa ,dengan melakukan pengkajian isu,menganlisis serta menyatukan gerak dalam sebuah aksi.

Semua aktifitas ini akan melahirkan seorang mahasiswa yang memiliki pola pikir dan berjiwa kastrat yaitu seorang individu yang mampu ber-fikir kritis, analisi, serta solutif serta berjiwa peka dan peduli terhadap kondisi sekitarnya, mau berusaha menciptakan keadilan bersama. Serta mampu dan mau memikirkan nasib sesamanya. Selain itu pentingnya bagi mahasiswa adalah

Urgensi

1. Kebutuhan mahasiswa kedokteran untuk mengembangkan pola pikir kritis, ilmiah, kreatif, dan solutif sebagai salahsatu kualitas dokter di masa depan dan implementasi jati

diri sebagai “intelektual muda”.

2. Kebutuhan mahasiswa kedokteran untuk mengasah “sense of crisis”, ” environmental awareness” sebagai salah satu kualitas dokter di masa depan.

3. Kebutuhan mahasiswa kedokteran untuk mengeluarkan ide-ide konstruktif dan bergerak menuju perubahan yang lebih baik sebagai implementasi dari jati diri “Agent of change” dan “Agent of Development”. 4. Kebutuhan mahasiswa kedokteran untuk

memberikan sumbangsih terbaik sesuai den-gan jati diri dan kapasitasnya bagi pemban-gunan bangsa.

Seorang manusia dikatakan utuh jika ia dapat me-menuhi fungsinya sebagai makhluk rasional yang penuh refleksi serta berpengetahuan dan sekaligus aktif memberi sumbangan yang berharga bagi masyarakatnya. (Aristoteles)

CONTOH DARI Sie. KASTIL SENAT MAHASISWA FK UNPAD 2007-2008 (Almira Aliyannissa)

Seksi Kajian Strategis Ilmiah Senat Mahasiswa FKUP: Responsible Responsive. Visi:

Menjadi basis pengembang kompetensi mahasiswa FKUP dalam bidang sosial politik kemasyarakatan: • Alumni FKUP yang siap menjadi pemimpin komunitas.

• Mahasiswa FKUP yang memenuhi perannya sebagai agen perubahan. Misi:

• Memberikan Pendidikan Sosial Politik Kemasyarakatan untuk Seluruh Mahasiswa FKUP. • Skill penanganan isu/masalah.

• Pencerdasan dan pengalaman menangani masalah.

• Melakukan Kajian rutin terhadap isu strategis terutama dalam bidang kesehatan masyarakat dan pendidikan kedokteran, untuk kemudian menghasilkan rekomendasi dan solusi konkret.

• Mencerdaskan mahasiswa FKUP terhadap isu-isu strategis yang aktual.

• Merevitalisasi hubungan dengan kastrat sejenis baik di lingkupan Unpad, Wilayah 2 maupun Indone-sia.

• Mencetak kader alumnus Kastil yang piawai sebagai organisator dan aktivis mahasiswa.

(26)

Job Description 1. Staf Ahli

• Membuat database Kastiledon (sebutan untuk staf Kastil). • Mengeluarkan surat-surat resmi,

• Mendokumentasikan progress dan hasil kajian, sejak awal mula hingga isu ditutup • Menjalankan fungsi kebendaharaan

• Menjadi pusat dokumentasi dan arsip.

• Berkoordinasi dengan Staf Sekjen dan Bendum SMFKUP.

• Mewakili Ketua di lingkupan internal, jika ketua berhalangan hadir. 2. Staf Internal:

• Mengadakan acara gathering untuk Kastiledon (e.g. Solid Package). • Menyusun dan mengadakan program upgrading kualitas Kastiledon. • Morale booster Kastiledon.

3. Staf Eksternal:

a. Menjadi perwakilan Kastil dalam forum koordinasi eksternal: • Forum Kastrat Unpad. • Forum Dalam Negeri Unpad. • Medical Complex Unpad. • Kastrat Wilayah 2 dan Nasional ISMKI • BPH Senat. b. Bertugas: • Sharing positioning sheet isu. • Memilah dan membawa pulang isu turunan dan menjadi penanggung jawab pengolahan-nya (menyerahkan pada Kajian untuk dikaji, atau KP untuk dipublikasikan, dst) 4. Staf KP: • Menjadi jenderal pencerdasan isu masyarakat kampus FKUP. • Menindaklanjuti hasil kajian baik berupa kajian eksternal, forum terbuka, maupun media massa. • Menguasai dan menghidupkan Kastil melalui media: mading, blog, FB, pamphlet, slide show, film, pameran foto, artikel Medicinus, Visus, Warta FK, dll. • Apabila ada indikasi ke arah aksi demonstrasi, maka bekerjasama dengan Staf Kajian untuk membuat pertimbangan dan dengan Staf Eksternal untuk berkoordinasi dan melakukan persia-pan. 5. Staf Kajian: • Menjadi komandan pengelolaan isu dan moderator dalam rapat kajian. • Menyelenggarakan kajian-kajian tentang isu strategis berupa rapat kajian, kunjungan tokoh, riset, dll. • Menyusun positioning paper sebagai hasil kajian. (didokumentasikan Staf Ahli; ‘otak’nya Tim Kajian) • Menampung dan mencatat isu-isu yang masuk selama sebulan berjalan.

jejak

meretas

(27)

1. Timbun isu

Kami menerima isu apa saja,namun lebih diutamakan isu yang berada dalam lingkupan dunia kes-ehatan, kebijakan keskes-ehatan, kedokteran, pendidikan kedokteran dan kebijakan strategis kampus. Sumber isu: bisa dari hasil penyerapan Kastiledon selama sebulan berjalan, hasil dengar-dengar, lihat-lihat, Tanya-tanya, dst, rujukan dari BPM, bisa juga turunan dari BEM atau ISMKI (ini namanya up-bottom).

Timbun isu dilaksanakan sebulan sekali di akhir bulan dalam Kumpul Kerja sekaligus juga evaluasi dan laporan-laporan. Semua kastiledon wajib hadir, kecuali kalau org yang tidak bisa hadir tadi udah memastikan minimal 1 orang dari timnya yang bisa hadir dan dia sendiripun wajib menitipkan isu! Kumpul Kerja dipimpin langsung oleh Ketua.

2. Focus isu…

Isu yang dipilih menjadi focus isu, memiliki keistimewaan dibanding isu lain, kira-kira karena dia actual, dekat dengan keseharian Kastil (yap, maksudnya di bidang kehidupan yang sudah disebut di atas:Kesehatan, Pendidikan Kedokteran, Kedokteran, Kebijakan Kampus), dan paling memungkinkan untuk Kastil berkontribusi konkret.

Selanjutnya, setelah diputuskan di Kumpul Kerja dan seluruh Kastiledon disamakan persepsi dasarnya tentang isu tersebut, kastiledon dilepas kembali untuk mempelajari isu itu, men-gumpulkan data sebanyak-banyaknya, melakukan riset, wawancara, hingga tiba pada suatu hari dimana Tim Kajian menjadwalkan kajian dimulai..

jejak

meretas

(28)

(Selama proses kajian berlangsung kurang lebih 2 minggu, Tim KP menghebohkan isu itu misalnya dengan menghadirkan fast facts).

Ketika kajian, apa yang dilakukan? Pada awalnya redefinisi isu: Isu apa ini? Apa masalah utamanya? Bagaimana efeknya, akibatnya, dampaknya? Apa penyebabnya? Pihak-pihak mana saja yang terlibat? Bagaimana kondisi idealnya? (Apa ada contoh? Misalnya isu kedokteran keluarga, kita bisa merujuk ke Belanda, Malaysia atau bahkan Bontang) Bagaimana kemungkinan solusinya?

Output berupa: laporan hasil kajian berisi penjabaran lengkap isu, alternative solusi/contoh rujukan (diteruskan pada Tim Eksternal untuk dikoordinasikan), dan rencana follow up (diteruskan pada Tim KP), dan lembar rekomendasi (diteruskan pada ketua dan BPH senat).

Di Kumpul Kerja berikutnya, kita evaluasi lagi.

3. Isu emergensi

Sebenarnya yang mendadak-dadak begini paling ga bagus dan ga menyenangkan, tapi ya,namanya juga kehidupan. (halah)

Jadi, isu emergensi ini adalah isu yang mau-ga-mau harus segera diputuskan, gimana sikap kita menghadapinya, bisa jadi ini adalah isu turunan BEMU, ISMKI atau permintaan khusus dari BPH Senat. Kajian dilakukan sewaktu-waktu, dihadiri oleh Ketua dan Perwakilan Tim. Kajian dilakukan singkat, berupa penyamaan persepsi dasar, penjabaran data (kalau ini adalah isu turunan, maka tim Eksternal yang berkewajiban memastikan kelengkapan dan validitas data), dan memutuskan positioning Kastil dan SMFKUP. Siapa yang bertanggung jawab? Yap, ketua..

Bagaimana tindak lanjutnya? Bisa berupa pencerdasan, lembar rekomendasi, atau aksi..

Aksi? Tim Eksternal yg akan berkoordinasi terus dengan pihak penyelenggara, sementara Tim KP melakukan pencerdasan massa, dan Ketua yang akan melakukan pertimbangan-pertimbangan akhir bersama BPH Senat, dan menjadi penanggung jawabnya. Danlap? Ditentukan kemudian..

4. Isu tidak diteruskan..

Didokumentasikan oleh staf ahli, siapa tahu bisa dipakai bulan depan…

5. Penindaklanjutan…

a. Pencerdasan (PJ: Tim KP) • Kegiatan: Student Forum, Plaza Gaduh Bersama Toa!, dll. • Media Massa Kampus: Buletin kastiledon sendiri, Blog dan FS, Pamflet, Slideshow, Film, Pam-eran Foto, Visus, Medicinus, Warta FK, Artikel di Koran, (lumayan dpt honor), Dll. b. Rekomendasi/Advokasi Tergantung lingkupan:

Lingkupan Senat: Tim Eksternal --> Rapim.

Kampus FKUP: Tim Eksternal --> Rapim --> Kesma/Langsung ke Pembantu Dekan/Tim Pembimbing Kemahasiswaan pada Pertemuan Dekanat-Senat.

Unpad: Tim Eksternal --> BEM Unpad --> … …:

• Kajian sudah dilaksanakan secara tuntas dan komprehensif, kita sudah dibekali kertas rekap isu.

• Pengajuan surat pertanyaan dan permohonan audiensi.

jejak

meretas

(29)

• Ketika audiensi: perhatikan dengan seksama jawaban pihak terkait, jika ada yang masih be-lum jelas, kejar terus dan tanyakan (dengan santun).

• Ajukan rekomendasi-rekomendasi kita (apa yang bisa pihak tersebut lakukan, apa yang bisa kita bantu) saat audiensi.

Aksi dilakukan hanya jika:

• Kajian sudah dilaksanakan dengan tuntas dan benar: kita sudah memahami betul isu terse-but, sudah mengantongi sejumlah alternative solusi untuk diajukan..

• Inisiator bisa dipertanggungjawabkan.

• Proses pengajuan surat pertanyaan, permohonan audiensi sudah dilaksanakan dengan benar, namun tidak ada tanggapan yang memuaskan, atau indikasi niat baik untuk terbuka pada mahasiswa.

• Kondisi medan bisa diperhitungkan. c. Koordinasi

• Bottom-up

1. Sinergisasi hasil kajian dengan kastrat sejenis

2. Outputnya berupa pernyataan sikap dan tindak lanjut bersama. • Up-bottom

1. Bakal dipertimbangkan juga masukan/turunan isu untuk dikaji dari ISMKI atau BEMU.

6. Format rekap isu

a. Latar Belakang b. Identifikasi Masalah c. Pembahasan

• Analisa Penyebab • Analisa Efek

• Analisa Pihak-pihak yang terlibat • Rekomendasi Solusi

d. Penutup • Kesimpulan

• Pernyataan Sikap Kastil SMFKUP

PENGEMBANGAN WAWASAN

Contoh dari Dept. Kastrat Senat Mahasiswa IKM FKUI 2009 (Fakhri Rahman) dan revisi.

Pelaksana: Tim Internal Dept. Kastrat

Konten materi:

1. Manajemen Opini:

• Tulisan yang Menggerakkan/Tulisan Kritis. • Orasi yang Menggugah/Public Speaking. 2. Negosiasi dan Advokasi

3. Pengembangan Organisasi. Metode: Lecture dan Praktik. Frekuensi: 3 bulan-4 bulan.

jejak

meretas

(30)

Bagian Empat

Dari Pikir Menjadi Kata

4

Adalah kata-kata

yang memberi bentuk pada

ses-uatu yang masuk

dan keluar dari diri kita.

Adalah kata-kata yang menjadi

jembatan untuk

menyebrang ke tempat lain.

Ketika kita diam, kita akan

tetap sendirian.

Berbicara, kita mengobati rasa

sakit.

Berbicara Kita membangun

per-sahabatan dengan yang

lain.

Para penguasa menggunakan kata

-kata untuk menata

imperium diam.

Kita menggunakan kata -kata

untuk memperbaharui

diri kita...

inilah senjata kita saudara

-saudaraku

(Subcomandante Marcos, 12

Ok-tober 1995)

Jejak*

Quote

(31)

Berikut adalah hasil-hasil contoh lembar kajian atau press conference yang bisa dijadikan contoh sebagai salah satu bentuk output minimal,

Kertas Posisi Tim Kajian

“Sumber Daya Manusia Kesehatan Indonesia”

Forum Nasional Mahasiswa Kedokteran Indonesia

PENDAHULUAN

Kesehatan merupakan salah satu faktor penting dalam perkembangan manusia. Manusia yang sehat dan produktif akan meningkatkan daya saing suatu bangsa. Oleh karena itu, setiap warga negara berhak mendapatkan perlindungan dan jaminan atas kesehatannya. Hal tersebut merupakan amanah Pernyata-an Umum tentPernyata-ang Hak – Hak Asasi MPernyata-anusia (Universal Declaration of HumPernyata-an Rights), AmPernyata-andemen UUD 1945 pasal 28 H dan 34 serta UU no 23 tahun 1992.

Dalam program kerjanya pun, depkes sejak tahun 2005 telah memprioritaskan beberapa program terkait dengan pencapaian visi Indonesia sehat 2010. Pos-pos yang menjadi perhatian utama dalam program kerja tersebut adalah:

1. Peningkatan Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak 2. Pelayanan kesehatan masyarakat miskin

3. Pendayagunaan tenaga kesehatan

4. Penanggulangan penyakit menular, gizi buruk, dan krisis kesehatan akibat bencana

5. Peningkatan pelayanan kesehatan di daerah terpencil, daerah tertinggal, dan daerah perbatasan serta pulau-pulau terluar

Semua program kerja tersebut tentunya membutuhkan Sumber Daya Manusia kesehatan. Secara umum, sistem pelayanan Indonesia diatur oleh pemerintah sebagai penanggung jawab utama. Kalangan swasta dapat ikut serta sebagai penyelenggara selama sesuai dengan kebijakan yang telah diterapkan oleh pemerintah.

Secara garis besar permasalahan Sumber Daya Manusia Indonesia berakar dari dua kumpulan besar yaitu permasalahan kuantitas dan kualitas. Secara kuantitas, ketahanan dunia kedokteran itu sendiri mengalami konflik demand vs supply yang dramatis karena dari faktor produksi dokter, raw materialnya (dalam hal ini mahasiswa kedokteran) dan pabriknya (dalam hal ini fakultas kedokteran) memang tidak bisa menunjang. Selain itu kebijakan kesehatan nasional mengenai pola distribusi, regulasi pendaftaran dokter, dan sistem kesehatan juga berperan dalam permasalahan kuantitas dokter.

Kita juga tidak mungkin meninggalkan aspek kualitas karena kualitas yang buruk, meskipun kuantitas memenuhi tidak akan memperbaiki keadaan. Permasalahan yang keluar disini dapat diderivasikan seb-agai kebijakan kontrol kualitas berupa sertifikasi kompetensi dokter Indonesia dan kebijakan peningka-tan kualitas dalam kurikulum mahasiswa kedokteran. Bentuk pola berpikirnya dijelaskan dalam bagan analisis sebagai berikut:

jejak

meretas

(32)

Isu tersebut dikelompokkan ulang dalam tim kajian sebagai berikut:

jejak

meretas

(33)

PEMBAHASAN

A. Produksi Sumber Daya Manusia

Menurut visi Indonesia sehat 2010, rasio dokter dengan penduduk adalah 1 : 2500, atau idealnya jumlah dokter di Indonesia adalah 88.000 dokter. Namun pada kenyataannya muncul beberapa per-masalahan, yaitu belum tercapainya perbandingan yang ideal antara rasio dokter dengan penduduk (masih terdapat defisit 31.250 dokter) dan juga masih kurangnya kualitas dokter, tidak seperti yang diinginkan oleh masyarakat. Misalkan saja rasio antara dokter dengan masyarakat, dapat mencapai yaitu 1 : 16.000. Selain itu, masyarakat menganggap bahwa dokter merupakan kaum intelektual yang mampu menjadi seorang pemimpin di wilayahnya dan dianggap mampu di seluruh aspek kehidupan. Untuk menjawab permasalahan di atas, kami menderivasi isu menjadi 3 aspek yaitu Input, Proses, dan Output SDM Kesehatan.

Aspek Input SDM

Untuk aspek input SDM, pemerintah dapat menaikkan jumlah institusi penyelenggara pendidikan kedokteran maupun memperbanyak jumlah kursi mahasiswa FK. Yang menjadi permasalahan selan-jutnya adalah keterjangkauan pendidikan kedokteran dari segi biaya maupun akses. Mahalnya Biaya Operasional Pendidikan Kedokteran seringkali menciutkan putera daerah yang ingin meneruskan studi di Fakultas Kedokteran terlebih lagi tidak semua daerah memiliki FK. Karena itulah, pemerintah seyogyanya menimbang kebijakan subsidi BOP untuk mahasiswa tersebut.

Aspek Proses dan Output SDM

Aspek Proses SDM mengacu pada seven star doctor, yaitu care provider, decision maker, commu-nicator, community leader, manager, researcher, dan religious. Sayangnya hanya poin care provider yang difasilitasi secara optimal oleh kurikulum akademis hingga saat ini. Ketimpangan pemenuhan aspek-aspek lainnya dalam kurikulum akademik dapat disikapi dengan keberadaan kurikulum kema-hasiswaan. Di sini, mahasiswa dapat bekerja sama dengan institusi pendidikan untuk memenuhi 7 kompetensi secara sinergis.

Program kurikulum mahasiswa tentu saja harus telah distandardisasi dan berlaku nasional. Kurikulum tersebut dapat diperkaya dengan hasil kajian ISMKI sebelumnya pada Konferensi Hari Kebangkitan Nasional Makassar 2008, dimana telah ditetapkan poin-poin penting yang disepakati sebagai jati diri mahasiswa kedokteran Poin-poin penting tersebut adalah: (1) Beriman dan bertakwa, (2) Agent of change, (3) Iron stock, (4) Guardian of value, (5) Intellectuals, (6) Care provider (agent of health), (7) Decision maker, (8) Community leader, (9) Manager, (10) Communicator, (11) Integrity, (12) Agent of development, (13) Researcher, dan (14) Collegialism.

B. Distribusi Sumber Daya Kesehatan

Menurut Indikator Visi Indonesia Sehat 2010 Departemen Kesehatan RI, disebutkan bahwa rasio dokter per 100.000 penduduk sebagai 40 atau 1 dokter untuk 2500 jiwa, Dokter spesialis 6 per 100.000 penduduk atau 1 dokter spesialis untuk 1 untuk 16.000 jiwa. Jika jumlah penduduk Indonesia adalah 220 juta jiwa, itu artinya jumlah dokter yang dibutuhkan di Indonesia adalah 88.000 dan dokter spesi-alis 13.200.

Jumlah dokter umum di Indonesia tahun 2008 menunjukkan angka 56.750 dengan rasio 1:4.000 sedangkan dokter spesialis 15.499 untuk semua program spesialis atau rasionya 1:120.000. Tenaga dokter umum mungkin sudah mendekati rasio impian, jika kita bandingkan dengan rasio dokter spe-sialis yang masih jauh, tetapi ternyata terjadi ketimpangan distribusi. Distribusi dokter di daerah kota sekitar 1: 2700, sedangkan untuk daerah pedesaan 1: 16000. Untuk pemenuhan rasio di daerah biasa, jumlah dokter spesialis per 2005 mencapai 11.765 atau telah mencapai 5,33 dokter spesialis per 100.000 penduduk dan jumlah dokter umum telah mencapai 40.963 atau 18,57 dokter per 100.000 penduduk. Namun angka

jejak

meretas

(34)

tersebut masih sangat kontras jika kita bandingkan dengan kenyataan yang ada di daerah terpencil tertinggal dan area perbatasan (dacilgatas) sekarang dimana rasio dokter 6,40 per 100.000 penduduk dan rasio dokter spesialis 1,68 per 100.000 penduduk.

Tabel 1.1 jumlah dokter per 100.000 penduduk

Tabel 1.1jumlah dokter spesialis per 100.000 penduduk

Jika kita lihat histogram di atas, terjadi penumpukan dokter hingga di atas harapan pada provinsi besar seperti DKI Jakarta, Riau, Kepulauan Riau, Bali, dan Sulawesi Utara. Hal yang sama juga terjadi pada dokter spesialis dimana terjadi penumpukan dokter di DKI Jakarta, Riau, Kepulauan Riau, DI Yogyakarta, dan Bali. Hal ini sangat berpengaruh terhadap akses kesehatan masyarakat, terlebih lagi masyarakat miskin pedesaan yang sangat bergantung kepada puskesmas. Jumlah dokter di puskes-mas juga tidak memadai. Puskespuskes-mas di 18 dari 33 provinsi di Indonesia rata – rata mempunyai kurang dari 1 dokter per puskesmas.

Untuk menghadapi rendahnya sebaran SDM tersebut, pemerintah telah mengupayakan beberapa program. Program tersebut mengintervensi beberapa pos yaitu intervensi penempatan ke daerah terpencil, tertinggal, dan area perbatasan, penempatan di poskesdes dalam rangka desa siaga, dan pemenuhan rutin CPNS, CPNSD, dan PTT. Agar distribusinya merata, tahun 2008 ini diperbantukan 700 peserta PPDS, 160 orang tenaga kesehatan mitra dokter spesialis dan juga sejak semester I 2008

jejak

meretas

Gambar

Tabel 1.1 jumlah dokter per 100.000 penduduk

Referensi

Dokumen terkait

Hasil perhitungan tegangan sentuh dan tegangan langkah yang diperoleh belum memenuhi standar IEC.Serta hasil perhitungan arus gangguan hubung singkat sudah

Peningkatan kadar antosianin pada masing-masing perlakuan juga tidak menambah warna menjadi lebih gelap dan memiliki warna yang relative sama, sehingga masih disukai

Cross-section analysis yaitu analisis yang membandingkan rasio keuangan suatu perusahaan dengan rasio keuangan perusahaan lain atau indurstri pada satu periode waktu

Kegiatan pengecatan, secara substansi, berfungsi memelihara gedung dan bangunan bukan meningkatkan kapasitas gedung dan bangunan seperti yang dijelaskan dalam Lampiran I PP

Interpersonal metaphor, further, divides into two: involving changes in the modality, for instance, the clause He can swim, which is in the congruent coding, can be expressed in

Anggota organisasi, dalam hal ini karyawan yang tidak pernah berinteraksi atau berkomunikasi dengan baik kepada rekan kerja lain dalam kelompok, maka akan dapat menimbulkan

Walaupun tidak ada permohonan dari pihak suami untuk mengucapkan ikrar talak terhadap isterinya, maka begitu putusan tentang cerai talak itu LQ NUDFKW YDQ JHZLMVGH

(5) Untuk kepentingan pemeriksaan di pengadilan dalam perkara pidana atau perdata, atas permintaan hakim sesuai dengan Hukum Acara Pidana dan Hukum Acara Perdata,