TINGKAT PENGETAHUAN PERAWAT TENTANG
INTERPRETASI EKG
Jonhardivivera Sembiring ¹², Efy afifah ³
1. Rumah Sakit Dr Suyoto, Jakarta
2. Program Studi Sarjana Ilmu Keperawatan Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, Depok 16424, Indonesia
3. Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, Depok 16424, Indonesia
Abstrak
Penyakit jantung setiap tahun selalu meningkat karena ada beberapa faktor diantaranya gaya hidup dan pola hidup yang salah. Penyakit ini sangat membahayakan dan mengancam kehidupan. Kelainan pada jantung dapat dideteksi dengan alat elektro kardio gram (EKG) yang memerlukan pengetahuan dalam perekaman dan interpretasinya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran tingkat pengetahuan perawat tentang interpretasi EKG. Desain penelitian ini adalah penelitian deskriptif yang melibatkan 129 perawat (laki-laki 15 orang dan Perempuan 114 orang) yang bekerja di rumah sakit Dr Suyoto Jakarta dengan metode random sampling. Alat pengumpulan data menggunakan kuesioner yang berisi 40 item pernyataan. Analisis data penelitian adalah analisis univariat yang menjelaskan bahwa tingkat pengetahuan perawat sebagian besar masih rendah (60,5%) dan responden berpengetahuan tinggi 39,5%. Dari hasil penelitian ini, maka perawat perlu dibekali dengan ilmu pengetahuan tentang EKG dan interpretasinya melalui pendidikan formal dan pelatihan.
Kata kunci: EKG, Perawat, Pengetahuan
Abstract
Heart disease is increasing every year because there are several factors such as lifestyle and life is wrong. Heart disease is very dangerous and life thereatening. Heart defects can be deteted by electro cardio gram (ECG), wich requires knowledge of the recording and interpretation. This study aims to describe the level of nurse knowledge about ECG interpretation. This study design was a descriptive study involving 129 nurses (15 men and 114 women) who work in hospital Suyoto Jakarta with random sampling method. Data collections using a questionaire containing 40 items statement. Data analysis was univariate analysis explain that most of the nurses’ knowledge level is still low (60,5%) and 39,5% of respondents knowledgeable high. From the result of this study, the nurses need to be equipped with knowledge about ECG and its interpretation through formal education and training
Keywords: ECG, Nurse, Knowledge
Pendahuluan
Penyakit jantung setiap tahun selalu meningkat karena ada beberapa faktor diantaranya gaya hidup dan pola hidup yang salah. Penyakit ini sangat mengancam kehidupan manusia hal ini dikarenakan tidak
tertangani dengan baik dan kurangnya pengetahuan tenaga kesehatan tentang penyakit jantung. Di dunia penyakit ini merupakan pembunuh ke dua oleh data World Health Organization (WHO) yang menjelaskan bahwa 17 juta orang meninggal setiap tahun karena penyakit jantung dan
pembuluh darah di seluruh dunia. Amerika Serikat setiap tahunnya 1,5 juta orang mengalami serangan jantung dan 478000 orang meninggal karena penyakit jantung koroner. Data World Heart Federation
menjelaskan bahwa baik wanita maupun pria memiliki risiko yang sama terhadap risiko penyakit jantung. Di seluruh Indonesia diperkirakan lebih dari 10.000 penanganan dilakukan tiap tahun dan akan semakin banyak dari tahun ke tahun seiring dengan semakin banyaknya fasilitas dan tenaga yang tersedia di seluruh Indonesia.
Elektrokardiogram (EKG) adalah grafik yang dibuat oleh sebuah elektrokardiograf yang merekam aktivitas kelistrikan jantung dalam waktu tertentu. Nama EKG terdiri atas sejumlah bagian yang berbeda: “elektro”, karena berkaitan dengan elektronika, “kardio”, dari bahasa Yunani berarti jantung, “gram”, sebuah akar Yunani yang berarti “menulis”. Analisis sejumlah gelombang dan vektor normal depolarisasi dan repolarisasi menghasilkan informasi diagnostik yang penting. Manfaat dari EKG adalah merekam aktivitas listrik siklus jantung dan dipakai sebagai alat diagnostik, alat pemeriksaan penunjang dan deteksi gangguan kelistrikan jantung (hipertrofi, infark myocard, disritmia, gangguan elektrolit khususnya kalium). Perawat merupakan salah satu bagian dari tenaga kesehatan yang berperan dalam penanganan penyakit jantung. Hasil wawancara yang dilakukan oleh peneliti dengan seluruh kepala ruangan menyatakan bahwa belum ada pelatihan EKG secara khusus Hal ini membuat pentingnya untuk mengetahui tingkat pengetahuan perawat tentang penyakit jantung dan interpretasi Elektro Kardio Gram (EKG) pada khususnya. EKG merupakan pemerikasaan penunjang dalam menegakkan diagnosis penyakit jantung. Di Rumah sakit yang melakukan pemeriksaan EKG adalah perawat sehingga perlu dilakukan penelitian terhadap tingkat pengetahuan perawat dalam intrpretasi EKG dan dalam menangani pasien penderita penyakit jantung. Dengan diketahuinya tingkat pengetahuan perawat akan menjadi dasar sejauh mana perawat mengetahui
hal-hal yang berhubungan dengan EKG dan dampak dari hasil EKG tersebut bagi pasien.
Metode
Penelitian ini menggunakan desain penelitian deskriptif dengan teknik cross-sectional. Penelitian ini melibatkan responden perawat sebanyak 119 orang dengan random sampling
dengan teknik cluster sampling. Penelitian ini akan dilakukan di RS DR Suyoto Jakarta pada bulan Juni 2013 dengan menggunakan prinsip etika penelitian. Pengumpulan data menggunakan kuesioner sebanyak 40 item pertanyaan. Analisis penelitian ini adalah analisis univariat.
Hasil Penelitian dan Pembahasan
Karakteristik RespondenVariabel Frekuensi Persen
Usia 20-25 tahun 20 11,5 >25 tahun 109 84,5 Total 129 100 Jenis kelamin Laki laki 15 11,6 Perempuan 114 88,4 Total 129 100 Agama Islam 116 89,9 Kristen 9 7 Katolik 3 3,2 Hindu 1 0,8 Total 129 100 Lama bekerja <1tahun 10 7,8 1-3 tahun 27 20,9 3-5 tahun 40 31 >5 tahun 52 40,3
Total 129 100 Tingkat pendidikan D3 keperawatan 129 100 S1 Keperawatan 0 0 Total 0 0 Pengalaman pelatihan Pernah 40 31 Tidak pernah 89 69 Total 129 100
Responden dalam penelitian ini melibatkan 129 responden dengan mayoritas usia diatas 25 tahun sebanyak 84,5%. Hal ini sejalan dengan data statistik rumah sakit bahwa rumah sakit telah berdiri sejak lama sekitar tahun 1960an hingga saat ini yang selalu mengalami perkembangan. Usia responden menunjukkan bahwa responden telah berada ditahap dewasa menengah hingga dewasa atas. Perry & Potter (2006) mengatakan bahwa tahap dewasa ini merupakan tahap kognitif yang sudah baik dan telah mampu berpikir secara kritis serta lebih kreatif. Pada tahap usia dewasa seseorang lebih mampu bertanggung jawab terhadap tugas yang diberikan kepadanya, dalam hal ini perawat yang ada di rumah sakit Dr Suyoto. Semakin bertambahnya usia seseorang maka akan semakin bertambah pengetahuan juga seiring dengan bertambahnya pengalaman hidup. Responden dengan usia ini diharapkan perawat telah mampu berpikir secara kritis tentang makna penting untuk menambah ilmu pengetahuan dan memperkaya diri dengan ilmu pengetahuan, khususnya tentang EKG dan interpretasinya.
Hasil analisis data univariat berdasarkan jenis kelamin menunjukkan bahwa mayoritas responden adalah perempuan. Responden perempuan sebanyak 88,4%, sedangkan responden laki-laki hanya 11,6% dari total responden sebanyak 129 orang. Berdasarkan data statistik rumah sakit Suyoto menjelaskan bahwa perawat perempuan sebanyak 85% dari
total perawat di rumah sakit Suyoto sebanyak 184 orang. Hal ini akan memberikan responden perempuan berpeluang lebih banyak untuk ikut menjadi responden dalam penelitian ini.
Hal ini juga sejalan dengan fakta bahwa mayoritas perawat di Indonesia maupun di berbagai rumah sakit masih didominasi oleh perawat wanita. Shryock (1959) dalam Perry& Potter (2005) mengatakan bahwa laki-laki dan perempuan telah mengambil peranan penting dalam keperawatan sekitar 300 M dan sejak abab ke enam jumlah laki-laki yang memasuki dunia keperawatan semakin meningkat.
Analisis univariat berdasarkan agama responden menjelaskan bahwa responden mayoritas beragama Islam sebanyak 89,9%, sedangkan responden beragama Kristen protestan sebanyak 7%, Katolik sebanyak 3,2%, dan Hindu sebanyak 0,8%. Hal ini sesuai dengan data statistik rumah sakit Dr Suyoto yang menunjukkan bahwa jumlah perawat beragama Islam sebanyak 86%. Hal ini juga didukung oleh data statistik Indonesia tahun 2006 yang menjelaskan bahwa Indonesia menempati urutan ke empat sebagai pemeluk agama Islam terbanyak di dunia. Agama tidak begitu signifikan mempengaruhi pengetahuan seseorang, namun agama lebih mempengaruhi sikap dan perilaku seseorang untuk bertindak untuk melakukan pelayanan yang bersifat caring kepada pasien.
Analisis univariat berdasarkan lama bekerja responden menjelaskan bahwa mayoritas responden adalah responden dengan lama bekerja diatas 5 tahun. Hal ini sesuai dengan lama berdirinya rumah sakit Suyoto dimana rumah sakit Suyoto telah lama berdiri. Notoatmodjo (2007) menjelaskan bahwa semakin banyak pengalaman seseorang maka akan bertambah pengetahuannya. Dalam hal ini, perawat yang telah memiliki pengalaman kerja yang lama akan lebih memiliki pengetahuan yang lebih baik, lebih mampu untuk menginterpretasikan informasi, lebih kritis dalam mengambil tindakan keperawatan berdasarkan pengalaman yang dilaluinya. Perry dan Potter (2005) menjelaskan bahwa proses berpikir kritis perawat akan semakin
baik seiring bertambahnya pengalaman. Ketika perawat harus menghadapi klien, informasi kesehatan dapat diketahui dari mengamati, merasakan, berbicara dengan klien, dan merefleksikan secara aktif pada pengalaman yang telah dilaluinya. Benner (1984) menyatakan bahwa perawat yang ahli memahami konteks dari situasi klinis dan menginterpretasikannya sebagai relevan atau tidak relevan, tingkat kompetensi ini hanya datang dari pengalaman.
Berdasarkan tingkat pendidikan responden
menjelaskan bahwa responden dalam
penelitian ini secara keseluruhan adalah D3 keperawatan. Pendidikan keperawatan sudah semakin maju, hal ini sesuai dengan fakta bahwa pendidikan keperawatan di Indonesia hingga pada level doktoral keperawatan. Notoatmodjo (2007) mengatakan bahwa semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang maka akan semakin tinggi juga tingkat pengetahuan yang dimilikinya dan semakin mudah untuk menganalisa informasi. Pengetahuan sangat erat hubungannya dengan pendidikan. Hal ini sejalan dengan penelitian Sudrajat (2008) yang menjelaskan bahwa perawat dengan pendidikan yang lebih tinggi (S1 Keperawatan) dapat memenuhi hak-hak pasienya lebih baik dibandingkan perawat dengan pendidikan setingkat SPK atau perawat pelaksana dengan pendidikan D3 keperawatan. AL-Serouri, et al (2010) mengatakan bahwa semakin tinggi tinggi tingkat pendidikan seseorang maka akan semakin tinggi tingkat pemahamannya terhadap suatu informasi.
Hasil analisis univariat distribusi responden berdasarkan pelatihan menjelaskan bahwa mayoritas responden belum pernah mengikuti pelatihan EKG dan interpretasi EKG sebanyak 69%. Sumantri (2000) menjelaskan bahwa pelatihan adalah proses pendidikan jangka pendek yang menggunakan jangka dan prosedur yang sistematis serta terorganisisr. Para peserta pelatihan akan mempelajari pengetahuan dan ketrampilan yang sifatnya praktis untuk tujuan tertentu. Hasibuan (2001) menjelaskan bahwa untuk pengembangan sumber daya manusia perlu dilakukan pelatihan, dengan pelatihan produktivitas
kerja juga akan meningkat. Perawat perlu
mendapatkan pelatihan EKG untuk
meningkatkan pengetahuannya. Dengan adanya pelatihan, merupakan suatu proses mengingatkan kembali atau menambah ilmu baru khususnya tentang EKG sehungga kualitas pelayanan keperawatan semakin baik.
Analisis Univariat
Tingkat Pengetahuan Frekuensi Persen (%) Rendah 78 60,5 Tinggi 51 39,5 Total 129 100Hasil analisis univariat tingkat pengetahuan responden tentang EKG dan interpretasi EKG menjelaskan bahwa responden mayoritas masih memiliki tingkat penegtahuan rendah (60,5%), sedangkan responden yang memiliki tingkat pengetahuan tinggi sebanyak 39,5%. Notoatmodjo (2003) menjelaskan bahwa domain pengetahuan terdiri dari beberapa tingkatan dimulai dari tahu hingga domain aplikasi. Hal ini jika diaplikasikan kepada kehidupan perawat, maka perawat sangat perlu mengatahui dengan benar prinsip ilmu EKG, sehingga perawat diharapkan mampu
mengamplikasikan teori itu dalam
kegiatannya sehari-hari di rumah sakit.
Kesimpulan
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran tingkat pengetahuan perawat tentang EKG dan interpretasi EKG. Penelitian ini melibatkan 129 responden yang diambil dengan teknik quota sampling. Penelitian ini adalah penelitian deskriptif yaitu menggambarkan sejauhmana pengetahuan perawat tentang EKG dan interpretasi EKG. Hasil analisis univariat dijelaskan bahwa tingkat pengetahuan perawat di rumah sakit Suyoto Jakarta masih mayoritas rendah (60,5%). Hal ini merupakan perhatian penting bagi rumah sakit untuk membekali perawat dengan ilmu pengetahuan tentang EKG dan interpretasi EKG
Saran peneliti kepada rumah sakit Suyoto agar memberikan pelatihan EKG dan interpretasi EKG yang berkesinambungan kepada perawat di rumah sakit. Perawat perlu mendapat review ilmu untuk mengingatkan kemabali seluruh perawat terhadap ilmu yang telah diperoleh baik dari pendidikan formal maupun pendidikan informal melalui pelatihan. Hal ini akan berdampak kepada kualitas pelayanan keperawatan yang kompeten dan prima di rumah sakit Suyoto. Perawat juga perlu memperkaya diri melalui membaca buku-buku tentang EKG, atau
melalui media dan pelatihan yang
diselenggarakan baik itu rumah sakit Suyoto maupun diluar rumah sakit. Kesalahan dalam interpretasi EKG sangat berdampak patal bagi kesehatan dan nyawa pasien.
Referensi
Al-Serouri,A.W., Anaam,M.A., A-Irayani, B., Deram., & Ramaroson, S. (2010) AIDS awarnes and attitude among Yemeni
young people living in high risk area. Eastern mediterran Health Journal, 16 (3), 342-350
Notoatmodjo, S. (2010). Ilmu perilaku kesehatan. Jakarta: Rineke Cipta.
Potter, P.A & Perry, A. G. (2006). Fundamental of nursing. sixth edition. Philadelpia: Lippincott.
Rokhaeni, dkk. (2001). Keperawatan Kardiovaskuler. Jakarta: Pusat Kesehatan Jantung & Pembuluh Darah Nasional Harapan Kita.
Roebiono, S. P.,dkk. (2004). Buku ajar: Kardiologi. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia
Sugiono. (2010). Metode penelitian kuantitatif kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Wintraub, W. Et al. (2013). Takotsubos
Cardiomyopathy-EKG Presentations.
American Hearth Association.
Circoutcomes.ahajournals.org/cgi/conten/mee ting_abstract/6/3_MeetingAbstract/A318?sid =ed01ef90-02d4-446f-8c52-f8b4ad5d811f