• Tidak ada hasil yang ditemukan

ADVERB OF MINANGKABAU LANGUAGE IN SINGGALANG NEWSPAPER

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ADVERB OF MINANGKABAU LANGUAGE IN SINGGALANG NEWSPAPER"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

ADVERB OF MINANGKABAU LANGUAGE IN SINGGALANG

NEWSPAPER

Ruci Anggraini1, Eriza Nelfi2, Elvina A. Saibi 2 1

Mahasiswa Jurusan Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu Budaya,Universitas Bung Hatta E-mail : ruci_ anggraini@yahoo.com

2

Dosen Jurusan Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu Budaya,Universitas Bung Hatta

Abstract

Research of Minangkabau Language in Singgalang Newspaper did because there are many adverb variation of from, function, and meaning ini Singgalang Newspaper. This research has purpose to describe from, function, and meaning of adverb of Minangkabau language in Singgalang Newspaper. The writer use Alwi et al and Chaer‟s theory to analyse adverb of Minangkabau Language in Singgalang Newspaper. Method that used to collecting data is observation method and note taking technique. Next to analysing data used substitution and deletion technique. Adverb that found in Singgalang Newspaper is single adverbs and combines adverbs that have function to explain verb, noun, and adjective. Position of adverb that found adverb that precedes word explained and adverb that follow word describe. There fourteen meaning of adverb that found, (1) disclaimer adverb, (2) qualitative adverb, (3) limitation adverb, (4) degreeadverb, (5) time adverb, (6) completed adverb, (7) certainty adverb, (8) offering adverb, (9) compulsion adverb, (10) wish adverb, (11) frequentative adverb, (12) addition adverb, (13) ability adverb, and (14) expectation adverb.

Key words: adverb, noun, verb, adjektive

Pendahuluan

Secara umum adverbia adalah kategori yang mendampingi nomina, verba, dan adjektiva. Dalam pembentukan frase, adverbia berfungsi untuk menjelaskan verba, adjektiva, atau adverbia lainnya dalam pembentukan frase. Menurut Chaer (2009:49) adverbia disebut juga dengan kata keterangan. Adverbia dapat dikaji dari tiga segi, yaitu segi bentuk, segi perilaku sintaktis, dan segi perilaku semantisnya.

Menurut Alwi, dkk (2003:199-200) dilihat dari segi bentuknya, adverbia terdiri atas dua, yaitu (1) adverbia tunggal, dan (2) adverbia gabungan. Dilihat dari segi

sintaksisnya adverbia terdiri atas empat, yaitu (1) adverbia yang mendahului kata yang diterangkan, (2) adverbia yang mengikuti kata yang diterangkan, (3) adverbia yang mendahului atau mengikuti kata yang diterangkan, dan (4) adverbia yang mendahului dan mengikuti kata yang diterangkan. Menurut Chaer (2009:49) Dilihat dari segi perilaku semantisnya adverbia terdiri atas empat belas, yaitu (1) adverbia sangkalan, (2) adverbia penjumlahan, (3) adverbia pembatasan, (4) adverbia derajat, (5) adverbia kala, (6) adverbia keselesaian, (7) adverbia kepastian, (8) adverbia menyungguhkan, (9) adverbia

(2)

2 keharusan, (10) adverbia keinginan, (11)

adverbia frekuensi, (12) adverbia penambahan, (13) adverbia kesanggupan, dan (14) adverbia harapan

Kajian adverbia yang penulis lakukan adalah adverbia dalam surat kabar Singgalang. Surat kabar Singgalang adalah surat kabar yang terdiri atas berbagai bentuk tulisan yang berupa berita dan rubrik. Salah satunya rubrik yang terdapat dalam surat kabar Singgalang adalah Rubrik Palanta. Rubrik Palanta ini memberikan informasi yang berhubungan dengan masyarakat. Semua informasi yang disampaikan dalam Rubrik Palanta ini bertujuan untuk memberikan pengetahuan kepada pembaca.

Penggunaan adverbia yang ditemukan dalam Rubrik Palanta bervariasi, misalnya, penggunaan/posisi adverbia. Posisi adverbia dalam Rubrik Palanta yang ditemukan adalah adverbia yang mendahului kata yang diterangkan dan adverbia yang mengikuti kata yang diterangkan. Di samping itu, adverbia yang banyak ditemukan adalah adverbia yang mendampingi verba, nomina, dan adjektiva. Untuk lebih jelasnya perhatikan kutipan berikut.

(1) Banyak rumah nan tatingga dek urang punyonyo pai batarawih .

Banyak rumah yang ditinggal oleh pemiliknya pergi shalat tarawih‟

Pada data (1) terdapat adverbia yang berupa kata dasar yaitu kata banyak. Adverbia banyak„banyak‟ pada data (1)

berfungsi menerangkan nomina rumah. Posisi adverbia banyak „banyak‟ pada data (1) mendahului kata yang diterangkan. Jika posisi adverbia banyak „banyak‟ dibalik, kalimatnya akan tetap berterima. Dilihat dari segi makna adverbia bahasa Minangkabau adverbial banyak „banyak‟ pada data (1) mempunyai makna menyatakan jumlah yang lebih terhadap kategori yang didampinginya yaitu nomina rumah „rumah‟. Jika adverbia

banyak „banyak‟ dilesapkan, makna pada

data (1) tidak lagi menyatakan semua rumah, tetapi mempunyai makna hanya satu rumah.

Dari uraian di atas, terlihat bahwa kajian adverbia bahasa Minangkabau dalam surat kabar Singgalang menarik untuk dilakukan. Sepanjang pengetahuan penulis, penelitian terhadap adverbia bahasa Minangkabau dalam surat kabar Singgalang belum pernah dilakukan sebelumnya.

Berdasarkan tinjauan pustaka yang telah penulis lakukan, penelitian tentang adverbial sudah pernah dilakukan oleh Lamtio (2005) mahasiswa Universitas Sumatera Utara dengan judul Adverbia dalam Bahasa Batak Toba. Hasil yang diperoleh dari penelitiannya adalah adverbia dalam bahasa Batak Toba ada dua yaitu adverbia monomorfemis ialah adverbia yang terdiri atas satu kata dasar contohnya naeng (hendak), nungnga (sudah), leleng (lama). Adverbia polimorfemis ialah adverbia yang terdiri atas lebih dari satu morfem yang disebabkan oleh kata pengulangan kata dasar

(3)

3 dan afiksasi contohnya hotop-hotop

(cepat-cepat). Sementara itu, Agustin (2013) dari Universitas Padjajaran meneliti adverbia yang berjudul Pemakaian Adverbia Penanda Kualitas dalam Bahasa Indonesia. Hasil penelitiannya adalah keterangan cara dalam bahasa Indonesia terbagi atas dua, yaitu (1).Keterangan cara yang berupa kata contoh: malam itu saya tidur nyenyak. Keterangan cara pada contoh tersebut yaitu kata nyenyak, kata nyenyak pada contoh (a) menerangkan cara verba tidur terjadi. (2). Keterangan cara berupa frase, contoh (b) Pak De Sosro tak henti-hentinya berkomat-kamit. Keterangan cara pada contoh (b) tersebut yaitu frasa tak henti-henti.

Penelitian yang dilakukan Lamtio dan Agustin berbeda dengan penelitian yang penulis lakukan. Penulis mengkaji adverbia dari segi bentuk, fungsi, dan makna dalam surat kabar Singgalang khususnya pada Rubrik Palanta. Teori yang digunakan untuk mengkaji adverbia dari segi bentuk dan fungsi adalah teori Alwi, dkk (2003:199-201), sedangkan untuk mengkaji makna adverbia digunakan teori Chaer (2009:49).

Berdasarkan penjelasan yang telah dikemukakan di atas, penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan bentuk adverbia bahasa Minangkabau dalam surat kabar Singgalang.

Metodologi

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Menurut Sudaryanto (1993:62) metode deskriptif itu menyaran bahwa penelitian yang dilakukan semata-mata hanya berdasarkan pada fakta yang ada atau fenomena yang memang secara empiris hidup pada penutur-penuturnya, sehingga yang dihasilkan atau yang dicatat berupa perian bahasa yang biasa dikatakan sifatnya seperti potret, paparan seperti apa adanya.

Metode yang penulis gunakan dalam pengumpulan data penelitian ini adalah metode simak. Menurut Sudaryanto (1993:133) metode simak adalah metode pengumpulan data yang dilakukan melalui proses penyimakan terhadap penggunaan bahasa yang diteliti. Dalam hal ini penulis menyimak penggunaan bahasa yang berkaitan dengan adverbial pada Rubrik Palanta dalam surat kabar Singgalang. Selanjutnya, teknik yang digunakan untuk pengumpulan data ialah teknik catat. Menurut Sudaryanto (1993:135) teknik catat adalah teknik yang dilakukan dengan pencatatan pada kartu data yang dilanjutkan

(4)

4 dengan klasifikasi atau pengelompokan yang

sesuai dengan masalah yang akan diteliti. Metode yang digunakan untuk menganalisis data dalam penelitian ini adalah metode agih. Menurut Sudaryanto (1993:15) metode agih adalah metode penelitian yang alat penentunya justru bagian dari bahasa yang bersangkutan itu sendiri. Untuk menganalisis data digunakan teknik balik dan teknik lesap.

Teknik balik adalah teknik analisis yang berupa pembalikan unsur satuan lingual data itu akan menghasilkan tuturan antara lain berbentuk ABDC, ACBD, DABC,dan BCDA, bila tuturan data semula berbentuk ABCD. Teknik lesap dilaksanakan dengan (melesapkan,menghilangkan, menghapuskan, mengurangi) unsur tertentu satuan lingual yang bersangkutan. Teknik lesap digunakan untuk mengetahui kadar keintian unsure yang dilesapkan.

Hasil dan Pembahasan

Adverbia yang dibahas pada artikel ini adalah bentuk, fungsi, dan makna adverbia bahasa Minangkabau dalam surat kabar Singgalang. Bentuk dan fungsi ini akan dianalisis sekaligus. Bentuk adverbia yang ditemukan dalam surat kabar Singgalang ada dua, yaitu (1). adverbia tunggal adalah adverbia yang terdiri dari satu morfem yang berupa kata dasar.

Contoh: Nan ado cuma menyengsarakan kehidupan bangsa.

„Yang ada cuma menyengsarakan kehidupan bangsa‟.

Pada data di atas terdapat advebia yang berupa kata dasar yaitu kata cuma „cuma‟

(2). adverbia gabungan adalah gabungan dua buah adverbia yang berbentuk dasar.

Contoh : Indak saluruah rumah sakik nan mode itu malayani pasien doh. „Tidak semua rumah sakit yang

seperti itu melayani pasiennya‟ Pada data di atas terdapat adverbia berdampingan yaitu kata indak saluruah „tidak semua‟.

Fungsi adverbia yang ditemukan ada dua, yaitu (1) adverbia yang mendahului kata yang diterangkan adalah adverbia yang posisinya berada di awal kata yang diterangkan.

Contoh: Kalau nan sanang pasti indak

patani” jawek kari.

„Kalau yang senang pasti tidak petani” jawab kari‟

Pada data di atas terdapat adverbia yang berdampingan yaitu kata pasti indak

‘pasti tidak‟. Adverbia pasti indak ‘pasti

tidak‟ pada data di atas berfungsi menerangkan nomina patani „petani‟.

Adverbia pasti indak ‘pasti tidak‟ pada data di atas posisinya mendahului kata yang diterangkan

(2).adverbia yang mengikuti kata yang diterangkan adalah adverbia yang posisinya berada sesudah yang diterangkan.

(5)

5 Contoh : Kain saruang, jo tarompa baru

untuk hari rayo.

„Kain sarung, dengan sendal baru untuk hari lebaran‟

Pada data di atas terdapat adverbia yang berupa kata dasar yaitu kata baru. Adverbia baru „baru‟ pada data di atas berfungsi menerangkan nomina tarompa

‘sendal‟. Posisi adverbia baru „baru‟ pada

data di atas mengikuti kata yang diterangkan.

Sementara itu, makna adverbia yang ditemukan dalam surat kabar Singgalang ada empat belas macam, yaitu (1) adverbia sangkalan, (2) adverbia penjumlahan, (3) adverbia pembatasan, (4) adverbia derajat, (5) adverbia kala, (6) adverbia keselesaian, (7) adverbia kepastian, (8) adverbia menyungguhkan, (9) adverbia keharusan, (10) adverbia keinginan, (11) adverbia frekuensi, (12) adverbia penambahan, (13) adverbia kesanggupan, dan (14) adverbia harapan.

1. Adverbia Sangkalan

Adverbia sangkalan yang ditemukan dalam surat kabar Singgalang ditandai dengan kata indak ‘tidak’. Pemakaian adverbia tersebut dapat pada data (4 ) berikut ini.

(4) Samantaro anak jo kamanakan mancaliak

indak dapek….

„Sementara anak dan kemenakan melihat tidak dapat ....‟

Adverbia indak „tidak‟ pada data (4) mempunyai makna menyangkal terhadap

kategori yang didampinginya yaitu verba

dapek„dapat‟. Jika adverbia indak „tidak‟

dilesapkan, makna kalimat tersebut pada data (4) tidak lagi menyatakan sangkalan. Akan tetapi, mempunyai makna boleh melihat. Untuk lebih jelasnya perhatikan data (4a) berikut ini.

(4a) Samantaro anak jo kamanakan mancaliak dapek ....

„Sementara anak dengan kemenakan melihat dapat ....

2. Adverbia Penjumlahan

Adverbia penjumlahan yang ditemukan dalam surat kabar Singgalang ditandai dengan kata babarapo „beberapa‟. Perhatikan data (5) berikut.

(5) Babarapourang hebat tatangkok KPK dek ulah pakaro dagiang.

Beberapa orang hebat ditangkap KPK karena masalah daging‟

Adverbia babarapo „beberapa‟ pada data (5) mempunyai makna menyatakan jumlah banyak terhadap kategori yang didampinginya yaitu nomina urang ‘orang‟. Adverbia babarapo „beberapa‟ ini dapat dilesapkan. Jika dilesapkan, makna pada data (5) bukan lagi menyatakan penjumlahan, melainkan mempunyai makna hanya satu orang Untuk lebih jelasnya perhatikan data (5a) berikut.

(5a) Babarapo urang hebat tatangkok KPK dek ulah pakaro dagiang

„Orang hebat tertangkap KPK karena masalah daging‟

(6)

6

3. Adverbia Pembatasan

Adverbia pembatasan yang ditemukan dalam surat kabar Singgalang adalah adverbia yang ditandai dengan kata cuma „cuma‟. Perhatikan data (6) berikut ini. (6) Dana be-el-es-em cuma urang bansaik

se yang dapek.

„Dana be-el-es-em cuma urang susah saja yang dapat‟

Pada data (6) adverbia cuma „cuma‟ mempunyai makna pembatasan terhadap kategori yang didampinginya yaitu nomina

urang „orang‟. Adverbia cuma „cuma ini

dapat dilesapkan, makna pada data (6) tetap meyatakan pembatasan. Perhatikan data (6a) berikut.

(6a) Dana be-el-es-em urang bansaik se yang dapek.

Dana be-el-es-em orang susah saja yang dapat‟

4. Adverbia Derajat

Adverbia derajat yang ditemukan dalam surat kabar Singgalang adalah adverbia sangaik ‘sangat‟. Perhatikan data (7) berikut.

(7) Iyo sangaik baguno sertifikasi jo SIM kalau awak mambaok kandaraan.

„Ia sangat perlu sertifikat dengan sim kalau kita membawa kendaraan.

Adverbia sangaik „sangat‟ pada data (7) mempunyai makna derajat terhadap kategori yang didampinginya yaitu adjektiva

baguno „perlu‟. Jika adverbia sangaik

„sangat‟ dilesapkan, makna pada data (7) tidak lagi menyatakan derajat, tetapi

mempunyai makna kepastian. Simak data (7a) berikut.

(7a) Iyo baguno sertifikasi jo SIM kalau awak mambaok kandaraan.

„Ia perlu sertifikasi dengan SIM kalau kita membawa kendaraan‟

5. Adverbia Kala

Adverbia kala yang ditemukan dalam surat kabar Singgalang adalah adverbia

sadang ‘sedang’. Cermati data (8) berikut.

(8) Pak wali mancaliak surang anak nan

sadang sakik.

„Pak wali melihat seorang anak yang sedang sakit‟

Pada data (8) adverbia sadang „sadang‟ mempunyai makna kala terhadap kategori yang didampinginya yaitu verba

sakik „sakit‟ .Adverbia sadang ‘sedang‟ pada

data (8) mempunyai makna kala terhadap ketegori yang didampinginya yaitu verba

sakik „sakit‟. Jika adverbia sadang „sedang‟

dilesapkan, makna pada data (8) tidak lagi menyatakan kala, tetapi menyatakan makna keselesaian. Untuk lebih jelasnya perhatikan data (8a) berikut.

(8a) Pak wali mancaliak urang nan sakik. „Pak wali melihat orang yang sakit‟

6. Adverbia Keselesaian

Adverbia keselesaian yang ditemukan daam surat kabar Singgalang adalah adverbia

baru‘baru‟.Cermati data (9) berikut.

(9) Dilua hujanbarubaranti. „Di luar hujan baru berhenti‟

(7)

7 Adverbia baru ‘baru’ pada data (9)

mempunyai makna keselesaian terhadap kategori yang didampinginya yaitu verba

baranti „berhenti‟. Jika adverbia baru „baru‟

dilesapkan, makna pada data (9) akan tetap menyatakan keselesaian.

7. Adverbia Kepastian

Adverbia kepastian yang ditemukan dalam surat kabar Singgalang adalah adverbial pasti ‘pasti’. Perhatikan data (10) berikut.

(10) Kalau harago minyak naik, pasti

harago barang kabutuhan awak naik.

„Kalau harga minyak naikpasti harga barang kebutuhan kita naik‟

Pada data (10) adverbia pasti„pasti‟ mempunyai makna kepastian terhadap kategori yang didampinginya yaitu verba

harago„harga‟. Jika adverbia pasti „pasti‟

dilesapkan, makna pada data (10) akan tetap menyatakan kepastian. Untuk lebih jelasnya perhatikan data (10a) berikut.

(10a) Kalau harago minyak naik, harago barang kabutuhan awak naik.

Kalau harga minyak naik, harga barang kebutuhan kita naik‟

8. Adverbia Menyungguhkan

Adverbia menyungguhkan yang ditemukaan dalam surat kabar Singgalang adalah adverbia sabananyo „sebenarnya‟. Perhatikan data (11) berikut ini.

(11) Nan sakik sabananyo urang tuo yang dalam pajalanan.

„Yang sakit sebenarnya orang tua yang dalam perjalanan‟

pada data (11) adverbia sabananyo „sebenarnya‟ mempunyai makna menyungguhkan terhadap kategori yang didampinginya yaitu nomina urang „orang‟. Adverbia sabananyo „sebenarnya‟ jika dilesapkan, makna pada data (11) tidak lagi menyatakan menyungguhkan, tetapi mempunyai makna kala. Untuk lebih jelas perhatikan data (11a) berikut.

(11a) Nan sakik urang tuo yang dalam pajalanan.

„Yang sakit orang tua yang dalam perjalanan‟

9. Adverbia Keharusan

Adverbia keharusan yang ditemukan dalam surat kabar Singgalang adalah adverbia musti ‘mesti’. Perhatikan data (12) berikut.

(12) Samati-mati angin musti pandai mamakai komputer.

„Semati-mati angin mesti pandai memakai komputer‟

Adverbia musti ‘mesti‟ pada data (12) mempunyai makna keharusan terhadap kategoriyang mendampingi verba pandai „pandai‟. Jika adverbia musti „mesti‟ dilesapkan, makna pada data (12)akan tetap menyatakan keharusan. Untuk lebih jelasnya cermati data (12a) berikut.

(12a) Samati-mati angin pandai mamakai komputer.

„Semati-mati angin pandai memakai komputer‟

10. Adverbia keinginan

Adverbia keinginan yang ditemukan dalam surat kabar Singgalang adalah

(8)

8 adverbia ingin ‘ingin’. Perhatikan data (13)

berikut.

(13) Kini ko banyak urang yang

ingin mancalonkan diri untuak

manjadi walikota.

„Sekarang banyak orang yang ingin mancalonkan diri untuk menjadi walikota‟

Pada data (13) adverbia ingin ‘ingin‟ mempunyai makna keinginan terhadap kategori yang didampinginya yaitu verba

mencalonkan „mencalonkan‟. Jika adverbia

ingin dilesapkan makna pada data (13) akan tetap menyatakan keinginan. Untuk lebih jelasnya simak data (13a) berikut ini.

(13a) Kini ko banyak urang yang

mencalonkan diri untuak manjadi walikota.

„Sekarang ini banyak orang yang mencalonkan diri untuk menjadi walikota.

11. Adverbia Frekuensi

Adverbia frekuensi yang ditemukan dalam surat kabar Singgalang adalah adverbia kadang-kadang „kadang-kadang‟. Perhatikan data (14) berikut.

(14) Kadang-kadang pitih untuak pambali samba dibalian juo ka rokok.

„Kadang-kadang uang untuk membeli sambal dibelikan juga ke rokok‟

Adverbia kadang-kadang „kadang-kadang‟ pada data (14) mempunyai makna frekuensi terhadap kategori yang didampinginya yaitu nomina pitih „uang‟. Jika adverbia

kadang-kadang „kadang-kadang-kadang-kadang‟ dilesapkan, makna

pada data (14) tidak lagi meyatakan

frekuensi, tetapi mempunyai makna keselesaian. Perhatikan data (14a) berikut. (14a) Pitih untuak pambali samba dibalian juo ka rokok.

„Uang untuk pembeli sambal dibelikan juga ke rokok‟

12. Adverbia Penambahan

Adverbia penambahan yang ditemukan dalam surat kabar Singgalang adalah adverbia pulo ‘pulo’. Perhatikan data (15) berikut.

(15) Salain marampok maliang tu mambunuh pulo urang punyo rumah. „Selain merampok maling itu juga membunuh urang yang punya rumah‟

Pada data (15) adverbia pulo ‘pula‟ mempunyai makna penambahan akan tindakan hal atau keadaan terhadap kategori yang mendampinginya yaitu verba urang „urang‟. Jika adverbia pulo „pula‟ dilesapkan, makna pada data (15) tidak lagi menyatakan penambahan, tetapi mempunyai makna keselesaian. Perhatikan data (15a) berikut. (15a) Salain marampok maliang tu

mambunuah urang punyo rumah. „Selain merampok maling itu

membunuh orang punya rumah‟

13. Adverbia Kesanggupan

Adverbia kesanggupan yang ditemukan yang ditemukan dalam surat kabar Singgalang adalah adverbia bisa ‘bisa‟. Perhatikan data (16) berikut.

(16) Harus ado nan bisa awak yakini untuak jadi pamimpin.

Harus ada yang bisa kita yakini untuk jadi pemimpin.

(9)

9 Adverbia bisa pada data (16)

mempunyai makna kesanggupan terhadap kategori yang didampinginya yaitu nomina

awak „kita‟. Jika adverbia bisa ‘bisa‟

dilesapkan, makna pada data (16) tidak lagi menyatakan kesanggupan, melainkan mempunyai makna keharusan. Perhatikan data (16a) berikut.

(16a) Harus ado nan awak yakini untuak jadi pamimpin.

„Harus ada yang kita yakini untuk jadi pemimpin‟

14. Adverbia Harapan

Adverbia harapan yang ditemukan dalam surat kabar Singgalang adalah adverbia saharusnyo ‘seharusnya’. Perhatikan data (17) berikut.

(17) Saharusnyojalan balubang yang rusak tu harus capek di pelokan.

„Seharusnya jalan berlubang yang rusak itu harus cepat diperbaiki.

Adverbia saharusnyo ‘seharusnya‟ pada data (17) mempunyai makna harapan terhadap kategori yang didampinginya yaitu nomina jalan balubang„jalan berlubang‟. Jika adverbia saharusnyo „seharusnya‟

dilesapkan, makna pada data (17) tidak lagi menyatakan harapan, melainkan mempunyai makna keharusan . Perhatikan data (17a) berikut.

(17a) Jalan balubang yang rusak tu harus capek dipelokan.

„Jalan berlubang yang rusak itu harus cepat diperbaiki.

Kesimpulan

Berdasarkan analisis data dapat disimpulkan bahwa bentuk adverbia bahasa Minangkabau yang ditemukan dalam surat kabar Singgalang ada dua, yaitu (a) adverbia tunggal dan (b) adverbia gabungan.

a. Adverbia tunggal yang ditemukan dalam surat kabar Singgalang ada dua, yaitu (1) adverbia yang berupa kata dasar ditandai dengan kata cuma „cuma‟, amuah „mau‟,

sadang „sedang‟, handak „hendak‟, juo„juga‟, biasa „biaso‟, banyak „banyak‟, kasado

„semua‟. (2) adverbia yang berupa kata berafiks sa-nyo „se-nya‟ ditandai dengan kata saharusnyo „seharusnya‟, saeloknyo „sebaiknya‟,dan saindaknyo „setidaknya‟yang berfungsi menerangkan verba, nomina, dan adjektiva.

b. Adverbia gabungan yang ditemukan dalam surat kabar Singgalang adalah adverbia yang berdampingan ditandai dengan kata indak saluruah „tidak seluruh‟; indak

hanyo „tidak hanya‟ lah banyak „sudah

banyak‟; pasti indak „pasti tidak‟, paralu

pulo „perlu pula‟; wajib juo „wajib juga‟ yang

berfungsi menerangkan nomina, verba, dan adjektiva. Makna adverbia yang ditemukan dalam surat kabar Singgalang ada 14 yaitu: (1) adverbia sangkalan tandai dengan kata

indak „tidak‟ dan kata bukan „bukan‟; (2)

adverbia penjumlahan ditandai dengan kata

babarapo „beberapa‟; dan kata saluruah

(10)

10 dengan kata sajo „saja‟; cuma „cuma‟; dan

kata hanyo „hanya‟; (4) adverbia derajat ditandai dengan kata sangaik „sangat‟ dan kata kurang „kurang‟; (5) adverbia kala ditandai dengan kata sadang „sedang‟ dan kata alah „sudah‟; (6) adverbia keselesaian ditandai dengan kata baru „baru‟; kata

sadang „sadang‟, dan kata pernah „pernah‟;

(7) adverbia kepastian ditandai dengan kata

pasti „pasti‟, kata memang „memang‟; dan

kata tantu „tentu‟; (8) adverbia menyungguhkan ditandai dengan kata

sabananyo „sebenarnya‟; (9) adverbia

keharusan ditandai dengan kata musti „mesti‟ dan kata harusnyo „harusnya‟; (10) adverbia keinginan ditandai dengan kata ingin „ingin‟ dan kata amuah „mau‟; (11) adverbia frekuensi ditandai dengan kata sakali „sekali‟; kata kadang-kadang „kadang-kadang, dan kata sakali-sakali „sekali-sekali‟; (12) adverbia penambahan ditandai dengan kata pulo „pula‟; (13) adverbia kesanggupan ditandai dengan kata bisa „bisa‟ dan kata

dapek „dapat‟; (14) adverbia harapan ditandai

dengan kata saharusnyo „seharusnya‟ dan kata mudah-mudahan „mudah-mudahan‟

Ucapan Terima Kasih

Dengan segala kerendahan hati penulis mengucapkan segala puji dan syukur ke hadirat Allah swt. akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Adverbia Bahasa Minangkabau dalam Surat Kabar Singgalang”. Skripsi ini diajukan

untuk memenuhi persyaratan memperoleh gelar Sarjana Humaniora, Jurusan Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Bung Hatta. Shalawat serta salam penulis sampaikan kepada junjungan Umat Islam yang mulia Nabi Muhammad saw yang telah memberikan penerangan bagi umatnya dalam menjalankan kehidupan ini.

Penelitian dan penulisan skripsi ini dapat terselesaikan karena adanya bantuan, bimbingan, arahan, dan kritikan dari berbagai pihak. Untuk itu, penulis mengucapkan terima kasih secara tulus kepada:

Dekan dan Wakil Dekan Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Bung Hatta yang telah memberikan izin untuk penelitian; Ketua dan Sekretaris Jurusan Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Bung Hatta yang telah memfasilitasi sarana dan prasarana guna pembelajaran; Ibu Dra. Eriza Nelfi, M. Hum, sebagai Pembimbing I dan ibu Dra. Elvina A. Saibi, M. Hum. selaku pembimbing II yang telah memberikan arahan, motivasi, bimbingan, saran, ide-ide, dan kritikan kepada penulis, serta dengan sabar meluangkan waktunya untuk penulis dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini; Bapak-bapak dan ibu-ibu staf pengajar Jurusan Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Bung Hatta yang telah memberikan ilmu dan seluruh staf karyawan Fakultas Ilmu Budaya Universitas Bung Hatta yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan segala urusan akademik;

(11)

11 Kepada kedua orang tua dan seluruh keluarga

tersayang dan tercinta yang telah membesarkan penulis dengan penuh kasih sayang dan kesabaran, serta memberikan dukungan moril dan materil. Terima kasih atas semua pengorbanan, kepercayaan, dan semangat serta kasih sayang yang diberikan;Teman-teman angkatan 2009 dan teman dekat yang selalu memberikan bantuan, dorongan, saran, dan masukan dalam menyelesaikan skripsi ini. Dengan ketulusan hati penulis senantiasa menerima semua masukan, saran, dan kritikan yang diberikan untuk perbaikan penulisan skripsi ini. Harapan penulis semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat dan tambahan ilmu bagi penulis khususnya dan pembaca pada umumnya.

Daftar Pustaka

Agustin, Ekar. 2013. “Pemakaian Adverbia Penanda Kualitas dalam Bahasa Indonesia”. Skripsi: Universitas Agustin, Ekar. 2013. “Pemakaian Adverbia Penanda Kualitas dalam Bahasa Indonesia”. Skripsi: Universitas Padjajaran.

Alwi, Hasan dkk. 2003. Tata Bahasa Baku

Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai

Pustaka.

Ayub, Asni . 1993. Tata Baku Bahasa

Minangkabau. Jakarta: Pusat

Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Chaer, Abdul.2008. Morfologi Bahasa Indonesia. Jakarta: Rineka Cipta.

____. 2009. Sintaksis Bahasa Indonesia. Jakarta: Rineka Cipta.

Finoza, Lamuddin. 2002. Komposisi Bahasa

Indonesia. Jakarta: Diksi Insan Mulia.

Kridalaksana, Harimurti.1989. Kelas Kata

Dalam Bahasa Indonesia. Jakarta: Gramedia.

Simanjuntak, Lamtio. 2000. “Adverbia dalam Bahasa Batak Toba”. Thesis:

Universitas Sumatra Utara.

Sudaryanto. 1992. Metode Linguistik.

Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

_____.1993. Metode dan Aneka Teknik

Analisis Data. Yogyakarta: Duta

Referensi

Dokumen terkait

melindungi anak tersebut dari perlakuan diskriminasi dilingkungan sekitarnya”. 14 Dalam hal ini, tindakan pengadilan mengabulkan permohonan pemohon dispensasi nikah adalah

Penelitian ini adalah penelitian lanjutan tentang pengaruh Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 22-24/PUU-VI/2008 terhadap proses rekrutmen calon legislative menjadi

Penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian Appriana Bathara Musu dengan judul faktor- faktor yang berhubungan dengan pemakaian kontrasepsi implant pada akseptor

tolak pada permasalahan tersebut, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis dan dosis hormon yang tepat dalam memacu tingkat ke- matangan gonad ikan kerapu

  Jenis  terkini  yang  juga  sangat  populer  adalah  jenis  Electric  Gun.  Disebut  electric  gun  karena  mekanisme  pendorong  tenaganya  digerakkan  oleh 

Prinsip dasar VGAS adalah memanfaatkan kotoran ikan di air kolam sebagai sumber nutrisi bagi tanaman yang disirkulasikan ke media penanaman secara terkendali

Berdasarkan data yang diperoleh dari informan ungkapan kepercayaan rakyat saat mayat dibawa kekuburan yang terdapat dikanagarian Salayo Kecamatan Kubung