BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi penelitian ini adalah di Jorong Gando, Nagari Piobang,
Teks penuh
(2) 62. kaidah, struktur, dan formula. Kedua hal itulah yang menjadi tujuan akhir penelitain kualitatif (Sibarani, 2012:266-227). Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah emik. Pendekatan emik adalah pendekatan yang mengkategorikan fenomena budaya menurut warga setempat/pemilik budaya (Kaplan dan Manners, 1999:256-258). Pendekatan emik digunakan untuk menarik pendapat-pendapat di lapangan untuk menyusun konsep tertentu. Dalam kaitan dengan penelitian ini, penulis menganalisis datadata revitalisasi dari informan lalu ditarik kepembentukan konsepsi (model/pola). Untuk. model. analisis,. penulis. menggunakan. model. analisis. antropolinguistik yang sudah penulis modifikasi sesuai dengan data tradisi batagak pangulu di Minangkabau. Menurut Sibarani (2012:304-305) model analisis antropolinguistik dapat diterapkan dalam kajian tradisi lisan karena kajian antropolinguistik terhadap tradisi lisan dimulai dari unsur-unsur verbal, kemudian masuk ke unsur-unsur nonverbal. Struktur dan formula unsur verbal dan nonverbal tradisi lisan dapat dijelaskan melalui pemahaman teks, ko-teks, dan konteks. Namun, dalam penelitian ini tidak semua unsur yang ada pada teks, ko-teks, dan konteks diteliti. Teks yang diteliti adalah teks pidato adat meliputi struktur makro, superstruktur (struktur alur), struktur mikro, kognisi sosial, dan analisis sosial; unsur ko-teks yang diteliti hanya dibatasi pada intonasi dan bendabenda material yang dipakai selama upacara batagak pangulu seperti pakaian penghulu, dekorasi, merawa, carano, tanduk kerbau, dan gong; sedangkan unsur konteks yang diteliti meliputi koteks budaya, sosial, situasi, dan idiologi yang. Universitas Sumatera Utara.
(3) 63. terdapat dalam tradisi batagak pangulu tersebut. Untuk lebih jelasnya model penelitian ini dapat dilihat pada bagan 3.2 di bawah ini. Riset Awal. Peneliti. Studi Pustaka. Tradisi Batagak Pangulu. Performansi. Bentuk. Teks: Struktur Makro, Alur, Mikro, Kognisi Sosial, Analisis Sosial. Ko-Teks: Paraliguistik dan Material. Konteks: Budaya, Sosial, Situasi, Idiologi. Isi: Makna dan Fungsi Nilai dan Norma. Kearifan Lokal. Revitalisasi Tradisi Batagak Pangulu. Bagan 3.2 Model Analisis Tradisi Batagak Pangulu. Universitas Sumatera Utara.
(4) 64. Keterangan: 1. Bagan ini merupakan bagan yang sudah dimodifikasi dari model analisis antropolinguistik yang bisa diterapkan dalam kajian tradisi lisan (lihat juga Sibarani, 2012:310). 2. Keterangan bagan: Garis penelitian pendahuluan Garis penelitian lanjutan Garis hasil penelitian Garis revitalisasi hasil penelitian. Berdasarkan bagan di atas terdapat empat tahapan penelitian, yaitu: (1) Penelitian pendahuluan berupa pematangan persiapan dengan cara mempelajari tradisi batagak pangulu di Minangkabau dan mencari serta membaca referensi-referensi yang berhubungan dengan tradisi batagak pangulu tersebut. (2) Pengumpulan data dengan cara merekam acara batagak pangulu dan mewawancarai informan untuk mendapatkan data tambahan untuk merumuskan revitalisasi kearifan lokal yang terdapat dalam tradisi batagak pangulu tersebut. (3) Menganalisis data dengan memahami performansi, teks, ko-teks, dan konteks untuk menemukan makna dan fungsi serta memahami nilai dan. Universitas Sumatera Utara.
(5) 65. norma budaya untuk menemukan kearifan lokal yang terdapat dalam tradisi batagak pangulu di Minangkabau. (4) Membuat model revitalisasi tradisi batagak pangulu di Minangkabau. 3.3 Sumber Data dan Data Penelitian Sumber data penelitian ini adalah rekaman peresmian pengangkatan penghulu sebagai data primer dan catatan pidato adat yang ada pada informan (ahli pidato adat) sebagai data sekunder. Sedangkan buku-buku yang memuat pidato adat pengangkatan penghulu seperti buku yang disusun oleh Sjamsuddin Rajo Endah (1961), Idrus Hakimy Dt.Rajo Pangulu (1978), Jamilus Jamin (1991), M.Dt.Mangkuto Rajo (1993), dan R. St. Tandiko dan M.I. Sutan Batuah (1994) dijadikan sebagai literatur atau bahan bacaan karena menurut Bungin (2007:122) apabila bahan-bahan dokumenter diterbitkan sebagai buku dan boleh dibeli dan dibaca orang setiap saat maka sifatnya berubah menjadi literatur atau sebagai bahan bacaan. Data penelitian performansi, teks pidato adat (struktur makro, superstruktur/struktur alur, struktur mikro, kognisi sosial, analisis sosial), paralinguistik (intonasi), benda material (pakaian penghulu, dekorasi, marawa, carano, tanduk kerbau, gong), dan kearifan lokal yang terdapat dalam tradisi batagak pangulu di Minangkabau serta hasil wawancara untuk revitalisasi.. 3.4 Metode Pengumpulan Data Ada beberapa jenis metode pengumpulan data ditempuh dalam penelitian ini, yaitu:. Universitas Sumatera Utara.
(6) 66. 3.4.1 Metode Observasi Partisipatoris Langsung Metode ini dipergunakan untuk mengadakan pengamatan secara langsung jalannya upacara batagak pangulu. Alat bantu yang digunakan dalam pengamatan ini adalah handycam dan handphone. Alat-alat ini digunakan untuk merekam jalannya upacara batagak pangulu dan merekam kejadian dalam bentuk gambar.. 3.4.2 Metode Wawancara Mendalam dan Terbuka Wawancara terbuka dan mendalam digunakan untuk mendapatkan informasi dari informan sebagai data penelitian untuk dianalisis. Dengan metode ini peneliti mewancarai para informan. Informasi yang akan ditanyakan kepada para informan dapat berupa informasi bentuk, isi, dan model revitalisasi sesuai dengan konsep masyarakat.. 3.4.3 Metode Diskusi Kelompok Terarah Data penelitian diperoleh dengan cara metode diskusi kelompok terarah dari para informan. Metode ini digunakan untuk melakukan deskripsi dan rekonstruksi sebuah tradisi lisan. Setiap peserta akan memberikan masukan mengenai model pengelolaan dan model revitalisasi yang terdapat dalam tradisi batagak pangulu di Minangkabau. Model diskusi kelompok ini penulis lakukan di sebuah kedai kopi di Piobang pada 5 September 2014. Dengan bantuan Z. Dt. Damuangso Nan Tinggi dapat dikumpulkan tiga orang penghulu, yaitu F. Dt. Patiah Baringek, Sy. Dt. Naroangso, dan U. Dt. Patiah nan Sabatang. Diskusi terarah kelompok ini. Universitas Sumatera Utara.
(7) 67. mendiskusikan pengelolaan dan model revitalisasi tradisi batagak pangulu di Minangkabau. Foto metode diskusi kelompok terarah dilaksanakan di kedai kopi dapat dilihat pada gambar 3.1 di bawah ini.. Gambar 3.1 Diskusi Kelompok Terarah di Kedai Kopi (Dokumen Isman 2014). 3.4.4 Metode Dokumenter Data penelitian juga dikumpulkan dengan cara metode dokumenter. Data ini diperoleh dari catatan pidato adat yang ada pada informan (ahli pidato adat) dan audio-visual berupa rekaman acara batagak pangulu.. 3.5 Teknik Analisis Data Analisis data dalam penelitian ini dilakukan sejak sebelum memasuki lapangan, selama di lapangan, dan setelah selesai di lapangan. Dalam hal ini Nasution (2003) menyatakan analisis data kualitatif telah dimulai sejak merumuskan dan menjelaskan masalah, sebelum terjun ke lapangan, dan berlangsung terus sampai penulisan hasil penelitian. Analisis data menjadi. Universitas Sumatera Utara.
(8) 68. pegangan bagi penelitian selanjutnya. Namun, dalam penelitian ini, analisis data lebih difokuskan pada proses di lapangan bersamaan dengan pengumpulan data.. 3.5.1 Analisis Data Sebelum di Lapangan Analisis data dilakukan terhadap data sekunder dari hasil studi pustaka atau studi pendahuluan yang digunakan untuk memfokuskan penelitian. Dalam hal ini sumber data adalah catatan pidato adat pasambahan batagak pangulu di Minangkabau yang ada pada ahli pidato adat dan buku-buku teks.. 3.5.2 Analisis Data di Lapangan Teknik analisis data yang digunakan selama di lapangan adalah model teknik analisis data yang dikemukakan oleh Miles dan Huberman (1992) serta Spradley (1980). Miles dan Huberman (1992) menyatakan aktivitas dalam analisis data kualitatif meliputi pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, serta penarikan kesimpulan dan verifikasi. a. Pengumpulan data Data penelitian ini adalah rekaman peresmian pengangkatan penghulu sebagai data primer dan catatan pidato adat yang ada pada informan (ahli pidato adat) sebagai data sekunder. b. Reduksi data Data yang diperoleh dari lapangan selanjutnya direduksi. Dalam hal ini peneliti memilih data yang pokok, memfokuskan pada data yang penting, lalu mencari tema dan polanya, serta membuang data yang tidak perlu. Kemudian. Universitas Sumatera Utara.
(9) 69. peneliti akan memberi kode-kode pada aspek tertentu yang merupakan fokus penelitian. b.. Penyajian data Setelah data direduksi, langkah selanjutnya adalah penyajian data. Data yang disajikan adalah uraian upacara batagak pangulu.. c.. Penarikan kesimpulan dan verifikasi Kesimpulan awal yang peneliti tetapkan tentang data-data penelitian tentang tradisi batagak pangulu di Minangkabau (adanya unsur ko-teks seperti intonasi dan benda-benda material yang dipakai selama upacara batagak pangulu seperti pakaian penghulu, dekorasi, merawa, carano, dan gong; unsur teks seperti struktur makro, superstruktur (struktur alur), dan struktur mikro; dan unsur konteks seperti koteks budaya, sosial, situasi, dan idiologi) baru bersifat sementara dan akan berubah apabila tidak ditemukan buktibukti yang kuat yang mendukung pada tahap penelitian selanjutnya. Namun, apabila didukung oleh bukti-bukti yang valid dan konsisten dari penelitian lapangan, kesimpulan yang dikemukakan merupakan kesimpulan yang kredibel. Selanjutnya. Spradley. (2007). menyatakan. teknik. analisis. data. disesuaikan dengan tahapan penelitian sebagai berikut. a.. Pada tahap penjelajahan dengan teknik pengumpulan data grandtour and minitour question, analisis data dilakukan dengan cara analisis domain. Dalam hal ini peneliti menetapkan domain tertentu seperti struktur teks,. Universitas Sumatera Utara.
(10) 70. intonasi, benda material, makna, fungsi, dan kearifan lokal yang terdapat dalam upacara batagak pangulu. b.. Pada tahap menentukan fokus, analisis data dilakukan dengan cara analisis taksonomi. Domain yang dipilih tersebut selanjutnya dijabarkan menjadi rinci untuk mengetahui struktur internalnya.. c.. Pada tahap seleksi, analisis data dilakukan dengan cara analisis komponensial. Data yang diperoleh melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi selanjutnya diorganisasi. Kalau ditemukan perbedaan data dilakukan triangulasi data sehingga setiap elemen yang berbeda akan dapat ditemukan.. d.. Pada tahap penentuan objek penelitian dilakukan analisis tema. Dengan analisis ini yang akan menjadi objek penelitian adalah teks (struktur makro, struktur alur, dan struktur mikro), paralinguistik (intonasi), benda material (pakaian penghulu, dekorasi, merawa, tanduk kerbau, carano, gong), makna dan fungsi, nilai dan norma, serta kearifan lokal yang terdapat dalam upacara batagak pangulu.. 3.5.3 Analisis Data Setelah Selesai di Lapangan Adapun langkah-langkah yang dilakukan setelah data diperoleh dari lapangan adalah sebagai berikut. a.. Memaparkan dan menganalisis performansi batagak pangulu di Jorong Gando, Nagari Piobang, Kecamatan Payakumbuh, Kabupaten Lima Puluh Kota, Provinsi Sumatera Barat.. Universitas Sumatera Utara.
(11) 71. b.. Menganalisis teks (struktur makro, superstruktur/struktur alur, struktur mikro, kognisi sosial, dan analisis sosial) yang terdapat dalam upacara batagak pangulu di Minangkabau.. c.. Menganalisis paralinguistik (intonasi) dan benda material (pakaian penghulu, dekorasi, merawa, tanduk kerbau, carano, gong) yang terdapat dalam tradisi batagak pangulu di Minangkabau.. d.. Menganalisis konteks batagak pangulu bagi masyarakat Minangkabau untuk menganalisis nilai dan norma budaya dalam rangka menemukan kearifan lokal.. e.. Menganalisis makna dan fungsi serta nilai dan norma yang terdapat dalam tradisi batagak pangulu di Minangkabau.. f.. Menemukan kearifan lokal yang terdapat dalam tradisi batagak pangulu di Minangkabau.. g.. Membuat model revitalisasi tradisi batagak pangulu di Minangkabau.. 3.6 Pengecekan Keabsahan Data Triangulasi. adalah. teknik. pemeriksaan. keabsahan. data. yang. memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu untuk keperluan pengecekan atau pembanding terhadap data itu (Moleong, 2009:330). Selanjutnya Denkin (dalam Rahardjo, 2012) mendefinisikan triangulasi sebagai gabungan atau kombinasi berbagai metode yang dipakai untuk mengkaji fenomena yang saling terkait dari sudut pandang dan perspektif yang berbeda. Triangulasi meliputi empat hal, yaitu:. Universitas Sumatera Utara.
(12) 72. Pertama, triangulasi metode. Triangulasi metode dilakukan dengan cara membandingkan informasi atau data dengan cara yang berbeda. Dalam penelitian kualitatif peneliti menggunakan metode wawancara, obervasi, dan survei. Untuk memperoleh kebenaran informasi yang handal dan gambaran yang utuh mengenai informasi tertentu, peneliti bisa menggunakan metode wawancara dan obervasi atau pengamatan untuk mengecek kebenarannya. Selain itu, peneliti juga bisa menggunakan informan yang berbeda untuk mengecek kebenaran informasi tersebut. Triangulasi tahap ini dilakukan jika data atau informasi yang diperoleh dari subjek atau informan penelitian diragukan kebenarannya. Kedua, triangulasi antarpeneliti. Triangulasi antarpeneliti dilakukan dengan cara menggunakan lebih dari satu orang dalam pengumpulan dan analisis data. Teknik ini untuk memperkaya khasanah pengetahuan mengenai informasi yang digali dari subjek penelitian. Namun orang yang diajak menggali data itu harus yang telah memiliki pengalaman penelitian dan bebas dari konflik kepentingan agar tidak justru merugikan peneliti dan melahirkan bias baru dari triangulasi. Ketiga, triangulasi sumber data. Triangulasi sumber data adalah menggali kebenaran informai tertentu melalui berbagai metode dan sumber perolehan data. Misalnya, selain melalui wawancara dan observasi, peneliti bisa menggunakan observasi terlibat (participant obervation), dokumen tertulis, arsip, dokumen sejarah, catatan resmi, catatan atau tulisan pribadi, dan gambar atau foto. Masing-masing cara itu akan menghasilkan bukti atau data yang berbeda yang. Universitas Sumatera Utara.
(13) 73. selanjutnya akan memberikan pandangan (insights) yang berbeda pula mengenai fenomena yang diteliti. Keempat, triangulasi teori. Triangulasi teori hasil akhir penelitian kualitatif berupa sebuah rumusan informasi atau thesis statement. Informasi tersebut selanjutnya dibandingkan dengan perspektif teori yang relevan untuk menghindari bias individual peneliti atas temuan atau kesimpulan yang dihasilkan. Selain itu, triangulasi teori dapat meningkatkan kedalaman pemahaman asalkan peneliti mampu menggali pengetahuan teoretik secara mendalam atas hasil analisis data yang telah diperoleh Keabsahan data dicek dengan teknik triangulasi sumber data. Data pidato adat dan pasambahan batagak pangulu yang diperoleh dari observasi melalui teknik rekaman, dicek dengan data pidato adat yang dalam bentuk tertulis yang ada pada informan (ahli pidato adat) penulis peroleh dengan cara wawancara. Kemudian data ini juga dicek dengan buku-buku yang memuat pidato adat dan pasambahan. Sedangkan data upaya revitalisasi tradisi batagak pangulu akan dicek di antara sesama informan.. Universitas Sumatera Utara.
(14) 74. BAB IV PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN. 4.1 Data Penelitian Berikut adalah paparan data penelitian berupa latar penelitian dan performansi tradisi batagak pangulu di Jorong Gando, Nagari Piobang, Kecamatan Payakumbuh, Kabupaten Lima Puluh Kota, Provinsi Sumatera Barat. Paparan latar penelitian ini adalah daerah lokasi penelitian sedangkan performansi tradisi batagak pangulu adalah jalannya upacara batagak pangulu tersebut.. 4.1.1 Deskripsi Latar Penelitian 4.1.1.1 Provinsi Sumatera Barat Minangkabau secara administratif saat ini termasuk ke dalam Provinsi Sumatera Barat. Wilayah ini terletak 10 Lintang Utara - 30 Lintang Selatan dan 980 - 1020 Bujur Timur yang dilalui oleh garis kartulistiwa. Provinsi Sumatera Barat juga merupakan bagian dari kawasan pegunungan bukit barisan yang membujur dari barat laut (utara) hingga ke tenggara (selatan) Pulau Sumatera dengan batas wilayah sebelah utara berbatasan dengan Provinsi Sumatera Utara, sebelah selatan berbatasan dengan Provinsi Bengkulu dan Jambi, sebelah timur berbatasan dengan Provinsi Jambi dan Riau, dan sebelah barat berbatasan dengan Samudera Hindia. Sebagai ibu kota Provinsi Sumatera Barat ini adalah Padang (BP PAAM dan LPAAM, 2012:776). Berikut peta Provinsi Sumatera Barat seperti terdapat pada gambar 4.2 di bawah ini.. Universitas Sumatera Utara.
(15) 75. Peta 4.2 Peta Provinsi Sumatera Barat (Sumber https://www.google.co.id/). Provinsi Sumatera Barat terdiri atas 19 kabupaten dan kota, yaitu: Kabupaten Tanah Datar, Kabupaten Agam, Kabupaten Lima Puluh Kota, Kabupaten Pasaman, Kabupaten Solok, Kabupaten Sijunjung, Kabupaten Solok Selatan, Kabupaten Dharmasraya, Kabupaten Pesisir Selatan, Kabupaten Padang Pariaman, Kabupaten Pasaman Barat, Kabupaten Kepulauan Mentawai, Kota Padang, Kota Solok, Kota Sawah Lunto, Kota Padang Panjang, Kota Bukittinggi, Kota Payakumbuh, dan Kota Pariaman. Luas wilayah daratan Provinsi Sumatera Barat ini adalah 42.297,30 km per segi dan perairan laut 186.500 km per segi. Jumlah penduduk menurut data BPS tahun 2010 tercatat sebanyak 4.827.973 jiwa dengan mayoritas beragama Islam. Selain itu, ada juga yang beragama Kristen terutama di kepulauan Mentawai, serta Hindu dan Budha (BP PAAM dan LPAAM, 2012:775-783).. Universitas Sumatera Utara.
(16) 76. Mayoritas penduduk Sumatera Barat bersuku Minangkabau. Di daerah Pasaman selain suku Minangkabau juga terdapat suku Batak dan suku Mandailing. Kemudian di kepulauan Mentawai terdapat suku Mentawai. Di beberapa kota di Sumatera Barat terutama kota Padang terdapat etnis China, Tamil , dan suku Nias serta di beberapa daerah transmigrasi seperti Sitiung, Lunang Silaut, dan Padang Gelugur terdapat pula suku Jawa. Bahasa yang digunakan dalam keseharian ialah bahasa daerah yaitu bahasa Minangkabau memiliki beberapa dialek, seperti dialek Bukittinggi, dialek Pariaman, dialek Pesisir Selatan, dan dialek Payakumbuh. Di daerah Pasaman dan Pasaman Barat yang berbatasan dengan Sumatera Utara, dituturkan juga bahasa Batak dan bahasa Mandailing. Provinsi Sumatera Barat dipimpin oleh seorang gubernur yang dipilih dalam pemilihan secara langsung bersama dengan wakilnya untuk masa jabatan 5 tahun. Gubernur selain sebagai pemerintah daerah berperan sebagai perwakilan atau perpanjangan tangan pemerintah pusat di wilayah provinsi yang kewenangannya diatur dalam Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 dan Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2010. Sementara hubungan pemerintah provinsi dengan pemerintah kabupaten dan kota bukan subordinat, masingmasing pemerintahan daerah tersebut mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan menurut asas otonomi dan tugas pembantuan. Sampai tahun 1979 satuan pemerintahan terkecil di Sumatera Barat adalah nagari yang sudah ada sebelum kemerdekaan Indonesia. Dengan diberlakukannya Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1979 Tentang Pemerintahan Desa, status nagari. Universitas Sumatera Utara.
(17) 77. dihilangkan diganti dengan desa dan beberapa jorong ditingkatkan statusnya menjadi desa. Kedudukan wali nagari juga dihapus dan administrasi pemerintahan dijalankan oleh para kepala desa. Namun, sejak bergulirnya reformasi pemerintahan ditandai dengan lahirnya Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah atau yang lazim dikenal dengan undang-undang otonomi daerah, rakyat Sumatera Barat dengan penuh antusias mencanangkan kembali kesistem pemerintahan nagari yang dikukuhkan dengan Peraturan Daerah (Perda) Provinsi Sumatera Barat Nomor 9 Tahun 2000 tentang Ketentuan Pokok-Pokok Pemerintahan Nagari kemudian diubah dengan Perda Nomor 2 Tahun 2007 tentang Pokok-Pokok Pemerintahan Nagari (BP PAAM dan LKAAM, 2012:774-775). Pemerintahan nagari merupakan suatu struktur pemerintahan yang otonom, punya teritorial yang jelas dan menganut adat sebagai pengatur tata kehidupan anggotanya. Sistem ini kemudian disesuaikan dengan konstitusi yang berlaku di Indonesia. Sekarang pemerintah Provinsi Sumatera Barat menetapkan pemerintah nagari sebagai pengelola otonomi daerah terendah untuk daerah kabupaten mengantikan istilah pemerintah desa yang digunakan sebelumnya. Sedangkan untuk nagari yang berada pada sistem pemerintahan kota masih sebagai lembaga adat belum menjadi bagian dari struktur pemerintahan daerah. Nagari pada awalnya dipimpin secara bersama oleh para penghulu di nagari tersebut. Kemudian pada masa pemerintah Hindia Belanda dipilih salah seorang dari para penghulu tersebut untuk menjadi wali nagari. Dalam menjalankan pemerintahannya, wali nagari dibantu oleh beberapa orang kepala. Universitas Sumatera Utara.
(18) 78. jorong atau wali jorong. Namun, pada saat ini dibantu oleh sekretaris nagari (setnag) dan beberapa pegawai negri sipil (PNS) bergantung pada kebutuhan masing-masing nagari. Wali nagari ini dipilih oleh anak nagari (penduduk nagari) secara demokratis dalam pemilihan langsung untuk 6 tahun masa jabatan. Dalam sebuah nagari dibentuk Kerapatan Adat Nagari (KAN), yakni lembaga yang beranggotakan tungku tigo sajarangan (tungku tiga sejerangan). Tiga tungku sejerangan merupakan perwakilan anak nagari yang terdiri atas ninik mamak (penghulu), alim ulama, dan cerdik pandai (kaum intelektual), sama dengan Badan Musyawarah Desa (BPD) dalam sistem administrasi desa. Keputusan-keputusan penting yang akan diambil selalu dimusyawarahkan antara wali nagari dan tungku tiga sejerangan di Balai Adat atau Balairung Sari Nagari.. 4.1.1.2 Kabupaten Lima Puluh Kota Kabupaten Lima Puluh Kota merupakan salah satu kabupaten yang berada dalam wilayah Provinsi Sumatera Barat. Kabupaten Lima Puluh Kota ini adalah kabupaten paling timur di Provinsi Sumatera Barat yang merupakan pintu gerbang utama jalur darat dengan Provinsi Riau. Secara geografis Kabupaten Lima Puluh Kota terletak pada 0025’28,710 Lintang Utara dan 0022’14,520 Lintang Selatan serta 10015’44,100 - 10050’47,800 Bujur Timur dan memiliki luas wilayah 3.354,30 km². Secara administrasi Kabupaten Lima Puluh Kota berbatasan dengan wilayah sebagai berikut sebelah utara berbatasan dengan Kabupaten Rokan Hulu dan Kabupaten Kampar Provinsi Riau, sebelah selatan berbatasan dengan Kabupaten Tanah Datar dan Kabupaten Sijunjung, sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Agam dan Kabupaten Pasaman, dan sebelah. Universitas Sumatera Utara.
(19) 79. timur berbatasan dengan Kabupaten Kampar dan Provinsi Riau. Sebagai ibu kota Kabupaten Lima Puluh Kota ini adalah Sarilamak (BP PAAM dan LPAAM, 2012:983). Berikut peta Kabupaten Lima Puluh Kota seperti terdapat pada gambar 4.3 di bawah ini.. Peta 4.3 Peta Kabupaten Lima Puluh Kota (Sumber https://www.google.co.id/) Kabupaten Lima Puluh Kota beriklim tropis dengan curah hujan rata-rata berkisar antara 2200 sampai dengan 3750 mm /tahun, suhu rata-rata berkisar antara 20°C sampai dengan 25°C. Jumlah penduduk menurut data BPS tahun 2010 tercatat sebanyak 348.249 jiwa dengan mayoritas beragama Islam. Selain itu, ada juga yang beragama Kristen Protestan dan Kristen Khatolik dengan kehidupan beragama yang kondusif karena adanya kerjasama antarumat. Universitas Sumatera Utara.
(20) 80. beragama diwujudkan dalam forum kerukunan umat beragama (BP PAAM dan LPAAM, 2012:785-788). Kabupaten Limapuluh Kota terdiri dari 13 Kecamatan, 79 Nagari, dan 401 Jorong. Berikut adalah nama kecamatan dan nagari di Kabupaten Lima Puluh Kota. Pertama, Kecamatan Akabiluru dengan ibu kota kecamatan Padang Laweh dan luas wilayah 94,26 km2. Kecamatan ini terdiri dari 7 nagari dan 26 jorong, yaitu (1) Nagari Koto Tangah, (2) Nagari Batu Hampa, (3) Nagari Sariak Laweh, (4) Nagari Sungai Balantik, (5) Nagari Suayan, (6) Nagari Pauh Sangik, dan (7) Nagari Durian Gadang. Kedua, Kecamatan Bukik Barisan ibu kota kecamatan Banja Loweh dan luas wilayah 294,20 km2. Kecamatan ini terdiri atas 5 nagari dan 37 jorong, yaitu (1) Nagari Maek, (2) Nagari Baruah Gunuang, (3) Nagari Banja Laweh (4) Nagari Koto Tangah (5) Nagari Sungai Naniang. Ketiga, Kecamatan Guguak dengan ibu kota kecamatan DanguangGanguang dan luas wilayah 106,20 km2. Kecamatan ini terdiri atas 5 nagari dan 30 jorong, yaitu (1) Nagari Kubang, (2) Nagari GuguakVIII Koto, (3) Nagari VII Koto Talago, (4) Nagari Sungai Talang, dan (5) Nagari Simpang Sugiran. Keempat, Kecamatan Gunuang Omeh dengan ibu kota kecamatan Koto Tinggi dan luas wilayah 156,54 km2. Kecamatan ini terdiri atas 3 nagari dan 17 jorong, yaitu (1) Nagari Koto Tinggi, (2) Nagari Pandam, dan (3) Nagari Talang Anau. Kelima, Kecamatan Harau dengan ibu kota kecamatan Tanjung Pati dengan luas wilayah 416.80 km2. Kecamatan ini terdiri atas 11 nagari dan 43. Universitas Sumatera Utara.
(21) 81. jorong, yaitu (1) Nagari Sarilamak, (2) Nagari Harau, (3) Nagari Taram, (4) Nagari Koto Tuo, (5) Nagari Solok Bio-Bio, (6) Nagari Tarantang, (7) Nagari Batu Balang, (8) Nagari Bukit Limbuku, (9) Nagari Lubuak Batingkok, (10) Nagari Gurun, dan (11) Nagari Pilubang. Keenam, Kecamatan Kapur IX dengan ibu kota kecamatan Muaro Paiti dan luas wilayah 723,36 km2. Kecamatan ini terdiri atas 7 nagari dan 31 jorong, yaitu (1) Nagari Galugua, (2) Nagari Sialang, (3) Nagari Lubuak Alai, (4) Nagari Koto Lamo, (5) Nagari Muaro Paiti, (6) Nagari Koto Bangun, dan (7) Nagari Durian Tinggi. Ketujuh, Kecamatan Lareh Sago Halaban dengan ibu kota kecamatan Pakan Rabaa dan luas wilayah 394,85 km2. Kecamatan ini terdiri atas 8 nagari dan 49 jorong, yaitu (1) Nagari Sitanang, (2) Nagari Ampalu, (3) Nagari Halaban, (4) Nagari Balai Panjang, (5) Nagari Batu Payuang, (6) Nagari Tanjuang Gadang, (7) Nagari Labuah Gunuang, dan 8) Nagari Bukit Sikumpa. Kedelapan, Kecamatan Luak dengan ibu kota kecamatan Pakan Sabtu dan luas wilayah 61,68 km2. Kecamatan ini terdiri atas 4 nagari dan 34 jorong, yaitu (1) Nagari Sungai Kamuyang, (2) Nagari Tanjung Haro Si Kabu-Kabu, (3) Nagari Mungo, dan (4) Nagari Andaleh. Kesembilan, Kecamatan Mungka dengan ibu kota kecamatan Padang Loweh dan luas wilayah 83,76 km2. Kecamatan ini terdiri atas 5 nagari dan 20 jorong, yaitu (1) Nagari Simpang Kapuak, (2) Nagari Talang Maua, (3) Nagari Mungka, (4) Nagari Sungai Antuan, dan (5) Nagari Jopang Manganti.. Universitas Sumatera Utara.
(22) 82. Kesepuluh, Kecamatan Pangkalan Koto Baru dengan ibu kota kecamatan Pangkalan Koto Baru dan luas wilayah 712,06 km2. Kecamatan ini terdiri atas 6 nagari dan 33 jorong, yaitu (1) Nagari Koto Alam, (2) Nagari Manggilang, (3) Nagari Pangkalan, (4) Nagari Gunung Malintang, (5) Nagari Tanjung Balik, dan (6) Nagari Tanjung Pauh. Kesebelas, Kecamatan Payakumbuh dengan ibu kota kecamatan Koto Baru Simalanggang dan luas wilayah 99,47 km2. Kecamatan ini terdiri atas 7 nagari dan 27 jorong, yaitu (1) Nagari Koto Baru Simalanggang, (2) Nagari Taeh Baruh, (3) Nagari Taeh Bukit, (4) Nagari Simalanggang, (5) Nagari Piobang, (6) Nagari Sungai Baringin, dan (7) Nagari Koto Tangah Simalanggang. Keduabelas, Kecamatan Situjuah dengan ibu kota kecamatan Situjuah Banda Dalam dan luas wilayah 74,18 km2. Kecamatan ini terdiri dari 5 nagari dan 27 jorong, yaitu (1) Nagari Situjuah Gadang, (2) Nagari Situjuah Ladang Laweh, (3) Nagari Situjuah Batua, (4) Nagari Tungka, dan (5) Nagari Situjuah Banda Dalam. Ketigabelas, Kecamatan Suliki dengan ibu kota kecamatan Suliki dan luas wilayah 136,94 km2. Kecamatan ini terdiri atas 6 nagari dan 29 jorong, yaitu (1) Nagari Suliki, (2) Nagari Tanjung Bungo, (3) Nagari Sungai Rimbang, (4) Nagari Kurai, (5) Nagari Limbanang, dan (6) Nagari Andiang (BP PAAM dan LPAAM, 2012:798-1013).. 4.1.1.3 Kecamatan Payakumbuh dan Nagari Piobang Kecamatan Payakumbuh merupakan salah satu wilayah administrasi pemerintahan dalam Kabupaten Lima Puluh Kota dengan ibu kota kecamatan. Universitas Sumatera Utara.
(23) 83. Koto Baru Simalanggang. Luas wilayah mencapai 99,47 km2 yang berarti 2,97 % dari luas wilayah Kabupaten Lima Puluh Kota yang luasnya 3.354,30 km2 dengan batas wilayah sebelah utara Kecamatan Mungka, sebelah selatan Kecamatan Akabiluru dan Kota Payakuumbuh, sebelah timur Kecamatan Harau dan Kota Payakumbuh, dan sebelah barat Kecamatan Mungka dan Guguak. Salah satu nagari yang berada di Kecamatan Payakumbuh adalah Nagari Piobang dengan luas wilayah 9,83 km2. Nagari Piobang ini dibentuk pada tahun 2001. Dasar pembentukan adalah Perda No. 1 Tahun 2001 dengan kode wilayah 130801006. Nagari Piobang ini terdiri atas 3 jorong, yaitu (1) Jorong Piobang, (2) Jorong Gando, dan (3) Jorong Ampang dengan batas-batas wilayah sebelah utara dengan Nagari Koto Baru Simalanggang, sebelah selatan dengan Nagari Durian Gadang, sebelah Barat dengan Nagari Sungai Talang, dan sebelah Timur dengan Sungai Beringin. Berikut monografi Nagari Piobang seperti terdapat pada gambar 4.4 di bawah ini.. Peta 4.4 Monografi Nagari Piobang (Sumber Dokumen Isman 2014). Universitas Sumatera Utara.
(24) 84. Jumlah penduduk Nagari Piobang berdasarkan data Desember 2012 adalah 4.454 jiwa tersebar di tiga jorong, yaitu Jorong Ampang 1513 jiwa, Jorong Gando 1682 jiwa, dan Jorong Gando 1259 jiwa. Berdasarkan jenis pekerjaan penduduk nagari Piobang berkerja di berbagai sektor seperti petani, pegawai negeri sipil, tentara, wirawasta, perawat, bidan, pedagang, tukang, dan pensiunan. Struktur pemerintahan Nagari Piobang dipimpin oleh walai nagari yang mempunyai hubungan yang setara dengan Ketua Kerapatan Adat Nagari dan Ketua Badan Musyawarah Nagari. Kemudian dalam pemerintahan nagari wali nagari dibantu oleh sekretaris dan kepala jorong. Di bawah sekretsris terdapat Kepala Urusan Pemerintahan, Kepala Urusan Pembangunan, Kepala Urusan Administrasi dan Keuangan. Masing-masing kepala urusan dibantu oleh staf. Struktur organisasi Kerapatan Adat Nagari (KAN) Nagari Piobang 2009 – 2014 dipimpin oleh seorang ketua dibantu oleh dua orang wakil ketua dan tiga orang anggota serta dua orang dubalang, di bawahnya bendahara dan sekretaris lalu dibantu oleh bagian urusan adat; urusan kepemudaan, seni, dan permainan anak nagari; urusan pusaka/tanah ulayat; dan urusan sengketa seperti terdapat pada gambar 4.5 di bawah ini.. Universitas Sumatera Utara.
(25) 85. Gambar 4.5 Struktur Organisasi Kerapatan Adat Nagari Piobang (Sumber Dokumen Isman 2014) Di Nagari Piobang terdapat berbagai macam suku yang terhimpun ke dalam empat pesukuan atau sering juga disebut dengan niniak mamak ampek suku (ninik mamak empat suku).. Masing-masing persukuan dipimpin oleh. seorang ninik mamak (penghulu) yang dipilih secara musyawarah yang dikenal dengan sangsoko17. Daftar soko18 dan sangsoko sekenagarian Piobang dapat dilihat pada lampiran 1. 4.1.2 Performansi Tradisi Batagak Pangulu Persiapan acara batagak pangulu di Jorong Gando, Nagari Piobang, Kecamatan Payakumbuh, Kabupaten Lima Puluh Kota, Provinsi Sumatera Barat menurut Bapak Iskandar sebagai ketua panitia baralek pangulu (berhelat 17. Sangsoko adalah gelar kebesaran yang diberikan oleh kerapatan bersama dengan jalan mufakat dan sifatnya tidak turun-temurun sebagaimana soko. Sangsoko dipilih berdasarkan mufakat penghulu-penghulu dalam dalam satu-kesatuan pesukuan atau kesatuan satu nagari (Penghulu, 1984:33).. 18. Soko adalah gelar yang diterima turun-temurun di dalam suatu kaum yang fungsinya adalah sebagai kepala kaum atau kepala adat atau penghulu (Penghulu, 1984:32).. Universitas Sumatera Utara.
(26) 86. penghulu) sudah dirancang sejak Oktober 2013. Acara baralek pangulu ini diikuti sebanyak 16 orang penghulu yang gelar penghulunya sudah dilekatkan di perkuburan, terbenam, dan talipek (terlipat)19 yang akan dilewakan atau diresmikan di Balai Adat Gando. Sebelum dilewakan atau diresmikan di balai adat, ke-16 penghulu ini telah melakukan tahapan sebelumnya yaitu mamuntiang20. Acara puncak batagak pangulu atau malewakan gola pangulu di Jorong Gando dilaksanakan hari Senin tanggal 10 Februari 2014. Sebelum acara puncak ini digelar, hari Minggu tanggal 9 Februari 2014 diadakan persipan yakni penyembelihan seekor kerbau. Penyembelihan kerbau dilaksanakan setelah sholat Zuhur yang disaksikan oleh pemangku adat Nagari Piobang, calon penghulu yang akan dilewakan (dikukuhkan/diresmikan), keluarga penghulu yang akan dilewakan (dikukuhkan/diresmikan), para perantau, dan masyarakat yang ada di Jorong Gando sekitarnya. Setelah kerbau disembelih pada siang hari, pada malam hari kerbau tersebut dimasak oleh keluarga niniak mamak yang akan dikukuhkan (diresmikan) gelarnya dan dibantu oleh masyarakat. Masakan ini akan dihidangkan pada esok harinya ketika upacara batagak pangulu dilaksanakan. Masakan ini dihidangkan di balai adat dan dimakan bersama-sama dengan pemangku adat yang ada di Nagari Piobang, niniak mamak (penghulu/datuk) 19. Talipek artinya ketika penghulu meninggal dunia dan belum ada kesepakatan kaum siapa penggantinya, pengangkatan penghulu tertunda sampai ada kesepakatan baru. Penghulu baru bisa diangkat apabila sudah ada kesepakatan kaum (Dirajo, 2009:184).. 20. Mamuntiang adalah menyembelih seekor kambing di rumah gadang kaum atau suku lalu mengundang penghulu pucuk adat nagari, niniak mamak empat suku, niniak mamak di Kenagarian Piobang, dan seluruh anggota kaum atau suku. Tujuannya adalah memberitahu masyarakat nagari bahwa seluruh anggota kaum sudah sepakat menerima dia sebagai penghulu.. Universitas Sumatera Utara.
(27) 87. yang baru diangkat, bundo kanduang, keluarga penghulu yang baru dikukuhkan, undangan, dan masyarakat yang ada di sekitarnya. Pada malam hari diadakan acara kesenian untuk memeriahkan acara batagak pangulu atau malewakan gola pangulu tersebut. Kesenian yang ditampilkan berupa saluang samalam suntuak (salung semalam suntuk)21. Acara ini juga diselingi dengan tarian yang dipersembahkan oleh muda-mudi Jorong Gando tersebut. Pada hari Senin tanggal 10 Februari 2014 diadakan acara puncak, yakni mengukuhkan 16 orang penghulu di Jorong Gando, Nagari Piobang, Kecamatan Payakumbuh, Kabupaten Lima Puluh Kota, Provinsi Sumatera Barat. Acara ini dihadiri oleh Gubernur Sumatera Barat yang diwakili oleh Prof. Dr. Rahman Sani, M. Sc. sebagai staf ahli, Bupati Kabupaten 50 Kota sekaligus Ketua Lembaga Kerapatan Adat Alam Minangkabau (LKAAM) Kabupaten, Muspida Kabupaten Lima Puluh Kota, Ketua DPRD Kabupaten Lima Puluh Kota, anggota DPRD Kabupaten Lima Puluh Kota, Walikota Payakumbuh atau yang mewakili, Camat Kecamatan Payakumbuh yang juga ketua LKAAM Kecamatan, Wali Nagari Piobang, Ketua KAN Nagari Piobang, niniak mamak (penghulu), alim ulama, cerdik pandai, bundo kanduang, generasi muda Nagari Piobang, Prof. Dr. Dorojatun Kuncaraningrat sebagai tamu, dan anak Nagari Piobang. Acara dimulai pukul 9.00 WIB. Seluruh niniak mamak (penghulu) yang akan diresmikan diarak dari Balai Adat Gando ke Balai Adat Nagari Piobang yang berjarak lebih kurang 1,5 km untuk menjemput niniak mamak pucuak dan 21. Saluang samalam suntuak maksudnya hiburan kesenian salung selama satu malam dan berakhir ketika masuknya waktu subuh.. Universitas Sumatera Utara.
(28) 88. niniak mamak ampek suku (ninik mamak pucuk dan ninik mamak empat suku). Di samping itu, tujuan arak-arakan ini adalah untuk memberitahu masyarakat nagari bahwa di Jorong Gando diadakan acara batagak pangulu. Arak-arakan ini disertai dengan manti, bundo kanduang, malin, dan dubalang masing-masing niniak mamak yang akan diresmikan atau dikukuhkan serta anggota kaum para penghulu yang akan diresmikan atau dikukuhkan dan masyarakat. Sesampai di Balai Adat Nagari Piobang dimintalah niniak mamak pucuak dan niniak mamak ampek suku untuk datang ke Balai Adat Gando untuk mengukuhkan gelar penghulu dengan sembah kata adat. Setelah selesai permintaan ini dengan sembah kata adat lalu niniak mamak pucuak dan niniak mamak ampek suku berserta niniak mamak yang akan diresmikan berserta rombongan kembali berarak ke Balai Adat Jorong Gando. Setelah sampai di Balai Adat Gando niniak mamak pucuak, niniak mamak ampek suku, bundo kanduang, manti, malin, para undangan duduk di kursi yang sudah disediakan. Tidak lama kemudian datanglah Gubernur Provinsi Sumatera Barat yang diwakili oleh Prof. Dr. Rahman Sani, M. Sc. sebagai staf ahli, Bupati Kabupaten Lima Puluh Kota berserta rombongan yang disambut dengan tari pasambahan dan diberi sirih pinang sebagai penghormatan kepada tamu. Setelah selesai tari pasambahan kemudian staf ahli Gubernur Provinsi Sumatera Barat dan Bupati Kabupaten Lima Puluh Kota beserta rombongan dipersilakan duduk di tempat yang sudah disediakan. Acara mengukuhkan (meresmikan) gelar penghulu dimulai pukul 10.00 WIB. Pembukaan dilakukan oleh protokol. Acara pertama adalah pembacaan. Universitas Sumatera Utara.
(29) 89. wahyu ilahi oleh Ismet dan saritilawah Ibu Mulia lalu dilanjutkan dengan doa Ustad Hendri. Pesan yang disampaikan dalam doa adalah Haji Piobang telah membawa pembaharuan dalam Islam dan di Jorong Gando terdapat satu Balai Adat untuk bermusyawarah bagi niniak mamak untuk menegakkan adat bersendi syarak, syarak bersendi kitabullah. Enam belas orang niniak mamak yang baru berilah hidayah untuk mendampingi niniak mamak yang terdahulu, jadikan niniak mamak yang takut kepada Allah dan sayang pada kemenakan sehingga terwujud Jorong Gando yang sejahtera. Acara berikutnya adalah mengukuhkan/meresmikan gelar penghulu oleh F Dt. Patiah Baringek dengan pidato adat dan dilanjutkan dengan pidato pasambahan yang melibatkan Dt. Patiah Baringek, Dt.Kiraiang/Dt.Sirah, Dt.Tan Marajo, dan Dt.Sidi Panduko. Pidato adat dan pasambahan malewakan gala pangulu dapat dilihat pada lampiran 2. Setelah gelar penghulu dikukuhkan atau diresmikan, acara selanjutnya adalah pemasangan deta (destar) oleh A. Dt. Rajo Baguno selaku pucuak adat nagari. Sebelum pemasangan deta (destar) dilakukakan dulu pemukulan gong tujuh kali oleh niniak mamak ampek suku, yaitu: A. Dt. Ajo Simarajo, M. Dt. Mangkuto, Prima Ali S, H. Dt. Pobo, A. Dt. Sidi Marajo. Setelah pemasangan deta (destar) acara berikutnya adalah pembacaan nama-nama penghulu yang baru dikukuhkan (lihat lampiran 3 dan penyerahan surat tanda penghulu oleh sekretaris Kerapatan Adat Nagari Piobang oleh F. Dt. Bijo sekaligus penyerahan tanda penghulu secara simbolis kepada empat niniak mamak yang baru dilewakan yang telah ditunjuk.. Universitas Sumatera Utara.
(30) 90. Setelah pembacaan nama-nama penghulu yang baru beserta perangkatnya oleh sekretaris KAN Piobang F. Dt. Bijo kemudian dilanjutkan penyerahan surat tanda penghulu secara simbolis kepada empat niniak mamak yang baru dikukuhkan atau diresmikan yang telah ditunjuk, yaitu Z. Dt. Panduko (Suku Caniago), H. Dt. Sinaro (Suku Sambilan), H.P. Dt. Mangiang Sati (Suku Bendang), dan Dt. Bijo (Suku Ompek Ibu). Sesudah penyerahan surat tanda penghulu secara simbolis kepada empat niniak mamak yang baru dikukuhkan atau diresmikan selanjutnya sepatah kata dari niniak mamak yang baru dikukuhkan atau diresmikan yang disampaikan oleh R. Dt. Rajo Nan Panjang. Dalam sambutannya R. Dt. Rajo Nan Panjang meminta kepada niniak mamak yang senior dan LKAAM membimbing niniak mamak yang baru dilantik untuk mewujudkan nagari yang berbasis adat dan syarak serta roda ekonomi masyarakat digerakkan dan ditingkatkan. Selanjutnya R. Dt. Rajo nan Panjang mengajak seluruh niniak mamak untuk memakmurkan mesjid karena ada sinyalemen bahwa mesjid semakin hari semakin lengang seperti tedapat pada kutipan pidato di bawah ini. Ada sinyalemen mesjid makin ke desa semakin lengang semakin ke kota semakin ramai, mari kita kembali kehidupan desa yang religius. Adat basandi syarak, syarak basandi kitabullah tentu niniak mamak yang terlebih dahulu ke mesjid. Mesjid semua pusat kegiatan apabila sifatnya positif. Setelah pidato sambutan dari penghulu yang baru dilewakan yang disampaikan oleh R. Dt. Rajo Nan Panjang, acara berikutnya laporan panita baralek pangulu oleh Bapak Iskandar. Dalam laporannya Bapak Iskandar menyampaikan acara baralek pangulu dirancang sejak Oktober 2013 dan baru. Universitas Sumatera Utara.
(31) 91. terlaksana Februari 2014 ini. Malewakan gola dilaksanakan 10 Februari 2014 ini adalah niniak mamak yang sudah 20 sampai dengan 25 tahun yang terbenam, terlipat, gadang di pekuburan tetapi belum diresmikan, serta ada juga yang dibangkit baru. Disamping itu, ada juga ninik mamak yang baru dilewakan ini baru kelas 5 Sekolah Dasar, yaitu Dt. Rajo Nan Sati. Biaya malewakan gola pangulu (mengukuhkan gelar penghulu) ini 4,5 juta per orang atau total keseluruhannya Rp72.000.000,00 (tujuh puluh dua juta rupiah). Anggaran ini belum termasuk persiapan yang dilakukan oleh tiap-tiap penghulu yang akan dilewakan (dikukuhkan atau diresmikan). Anggaran persipan ini lebih kurang 3 juta rupiah per penghulu. Acara berikutnya adalah laporan panitia pelaksana pemugaran Balai Adat Gando yang disampaikan oleh Japilus Simbara. Dalam laporannya Japilus Simbara menyatakan renovasi dimulai tahun 2009 sampai dengan Februari 2014. Dana renovasi ini berasal dari masyarakat, perantau, niniak mamak, wali nagari, Ketua LKAAM, dan lain-lain. Kemudian Ketua Renovali Balai Adat Gando ini berpesan kepada niniak mamak yang baru dilantik penghulu baru harus belajar adat istiadat dan belajar itu tidak ada batasnya. Karena sekarang tahun politik, masyarakat jangan terjadi terkotak-kotak mari dibangun nagari ini saciok bak ayam sadantiang bak basi22. Berikutnya adalah sambutan pucuk adat Nagari Piobang A. Dt. Rajo Baguno. Dalam sambutannya pucuk adat Nagari Piobang menyampaikan di Nagari Piobang terdapat sekitar 73 niniak mamak (penghulu), ada 29 orang lagi 22. Saciok bak ayam sadantiang bak basi maksudnya seiya sekata, sama-sama mau mengerjakan pekerjaan apapun resikonya.. Universitas Sumatera Utara.
(32) 92. yang belum ke balerong atau yang belum dilewakan (dikukuhkan). Istimewa di Nagari Piobang mempunyai dua balai adat yaitu di Piobang dan Gando, tetapi adat tetap satu yang dipakai (adat selingkar nagari). Datuk-datuk (penghulupenghulu) yang belum sampai ke balerong (balai adat) mudah-mudahan bisa mengikuti. jejak-jejak. datuk. (penghulu). yang. sudah. dilewakan. (dikukuhkan/diresmikan). Niniak mamak di Nagari Piobang, soko (gelar) tidak boleh dibawa ke rantau dipilih kemanakan sebagai tungkek (tongkat), soko (gelar) tinggal di kampung. Amanat pucuk adat Nagari Piobang kepada penghulu yang baru dilantik dapat dilihat pada lampiran 4. Acara berikutnya adalah sambutan Wali Nagari Piobang Prima Afni, S.H., Dt. Pobo. Dalam sambutannya Wali Nagari Piobang berpesan niniak mamak yang baru dilewakan (dikukuhkan/diresmikan) menjaga martabat dan wibawa sebagai seorang penghulu. Kalau niniak mamak tidak bisa menjaga martabat dan wibawa tidak ada orang yang akan segan dan hilang bangsa karena budi seperti terdapat pada kutipan di bawah ini. Indak martabat jatuah wibawa, tak ado urang nan kasagan, nan banyak basuo musim kini, dek manuruik putaran maso, ilang bangso karano budi, malotak indak ditampeknyo, nan ndak didonga lah didonga, nan tak tasuo lah tasuo, gajah tadorong gadiang patah, harimau malompek dek bolangnyo. Tidak martabat jatuh wibawa, tak ada orang yang akan segan, yang banyak bersua sekarang ini, karena menurut putaran masa, hilang bangsa karana budi, meletakkan tidak di tempatnya, yang tidak didengar telah didengar, yang tak bersua telah bersua, gajah terdorong gading patah, harimau malompat karena belangnya. Kemudian Wali Nagari Piobang berharap kepada niniak mamak yang baru dilewakan (dikukuhkan/diresmikan) yang sudah diantarkan sampai ke balerong. Universitas Sumatera Utara.
(33) 93. yang duduknya sudah sama rendah dan tegaknya sudah sama tinggi untuk bersama-sama membangun Nagari Piobang agar terjuwud masyarakat yang makmur menuju masyarakat yang sejahtera. Kerja sama dan kebersamaan seluruh niniak mamak dalam membangun nagari akan bisa menjadi nagari adatnya bersandi syarak, syarak telah menjadi adat, adat elok agama rancak (bagus), tujuannya sama untuk selamat sehingga terwujud masyarakat makmur dan sejahtera seperti kata papatah padi masak jagung meupih, mentimun mengarang bunga, ternak berkembang biak, nagari aman dan sentosa. Berikutnya sambutan Gubernur Sumatera Barat diwakili oleh staf ahli gubenur Prof. Dr. Rahman Sani, M. Sc. Dalam sambutan Gubernur Sumatera Barat menyatakan bahwa Sumatera Barat memiliki potensi sumber daya kultural yang kaya, unik, dan bernilai tinggi sebagai potensi kearifan lokal yang tidak dimiliki oleh daerah-daerah lain. Untuk itu, gubernur berharap penghululah untuk menjaga nilai-nilai kearifan lokal tersebut karena dalam perkembangan global yang terus terjadi baik secara langsung maupun tidak langsung telah mengakibatkan terjadinya pendangkalan nilai-nilai kearifan lokal tersebut di tengah masyarakat. Pidato Gubernur Provinsi Sumatera Barat yang dibacakan oleh staf ahli gubenur Prof. Dr. Rahman Sani, M. Sc. dapat dilihat pada lampiran 5. Acara berikutnya sambutan Bupati Lima Puluh Kota sekaligus sebagai Ketua Lembaga Kerapatan Adat Alam Minangkabau (LKAAM) Kabupaten Lima Puluh Kota dr. Alis Marajo Dt. Sorimarajo. Bupati Lima Puluh Kota dalam sambutannya menyatakan pemerintah Sumatera Barat memberi atensi dan. Universitas Sumatera Utara.
(34) 94. apresiasi terhadap adat Minangkabau yang dituangkan dalam bentuk undangundang. Karena itu, pemerintah daerah sangat memberi apresiasi yang setinggitingginya terhadap niniak mamak telah dilewakan (dikukuhkan/diresmikan) di Kanagarian Piobang ini. Kemudian niniak mamak diharapkan betul-betul memahami adaik basandi syarak, syarak basandi kitabullah. Pemahaman ini jangan sampai keliru dalam memahami adat Minangkabau. Selanjutnya juga dingatkan kepada niniak mamak tidak semua masalah kriminal diselesaikan dengan hukum positif. Niniak mamak harus bisa menyelesaikan masalah-masalah yang dihadapi anak kemenakan. Kalau ada permasalahan yang muncul langsung diselesaikan jangan sampai masalah itu menjadi besar. Dengan berakhirnya sambutan Bupati Lima Puluh Kota berakhir pulalah acara batagak pangulu atau melewakan gola pangulu di Jorong Gando, Nagari Piobang, Kecamatan Payakumbuh, Kabupaten Lima Puluh Kota, Provinsi Sumatera Barat. Acara ini berakhir tepat pukul 14.00 WIB. Acara berikutnya adalah peresmian Balai Adat Gando yang ditandai dengan penguntingan pita oleh staf ahli gubenur Prof. Dr. Rahman Sani, M. Sc. Kemudian acara dilanjutkan dengan makan bersama seluruh undangan, niniak mamak di lingkungan kenagarian Piobang, niniak mamak yang baru dilantik, manti, tuanku, dan dubalang di Balai Adat Gando. Sedangkan bundo kanduang makan di rumah gadang Dt. Rajo Nan Panjang. Sebelum acara makan bersama dimulai didahului oleh sembah kata dan sesudah makan bersama dan maurak selo (membuka sila untuk berdiri dan pergi) juga dututup dengan sembah kata.. Universitas Sumatera Utara.
(35) 95. Acara berikutnya adalah pelepasan tamu diringi dengan tari (anak Jorong Gando punya kreasi) dan kemudian dilajutkan dengan foto bersama dan foto-foto oleh penghulu yang baru dilewakan (dikukuhkan/diresmikan). Pada malam hari diadakan acara kesenian talempong oleh Sanggar Seni Tradisional Tolang Pitunang dan tari-tarian yang ditampilkan oleh muda-mudi Jorong Gando. Acara ini dihadiri oleh masyarakat Gando dan sekitarnya, penghulu yang baru dilewakan, dan para perantau yang pulang khusus menghadiri acara batagak pangulu. Berdasarkan perfomansi tradisi batagak pangulu di Jorong Gando, Nagari Piobang, Kecamatan Payakumbuh, Kabupaten Lima Puluh Kota, Provinsi Sumatera Barat di atas dapat disimpulkan dalam bentuk tabel 4.1 di bawah ini. Tabel 4.1 Performansi Tradisi Batagak Pangulu di Jorong Gando, Nagari Piobang, Kecamatan Payakumbuh, Kabupaten Lima Puluh Kota, Provinsi Sumatera Barat No. 1.. Hari/Tanggal Minggu, 9 Februari 2014. 2.. Senin, 10 Februari 2014. Uraiaian Kegiatan 1. Penyembelihan kerbau setelah sholat zuhur dan pada malam hari kerbau itu dimasak oleh ibu-ibu anggota kaum penghulu yang akan diresmikan. 2. Pada malam hari diadakan acara kesenian saluang samalam suntuak dan diselingi dengan tari-tarian oleh pemuda-pemudi Jorong Gando. 1. Tepat pukul 9.00 WIB arak-arakan penghulu yang mau dikukuhkan atau diresmikan disertai dengan bundo kanduang, tuanku, manti, dubalang, dan anggota kaum lainnya dari Balai Adat Gando ke Balai Adat Piobang berjarak lebih kurang 1,5 km untuk menjeput penghulu pucuk dan penghulu empat suku. 2. Setelah sampai di Balai Adat Piobang dengan sembah kata diminta penghulu pucuk dan penghulu empat suku datang ke Balai Adat Gando menghadiri dan malewakan gala pangulu.. Universitas Sumatera Utara.
(36) 96. 3. Penghulu pucuk dan penghulu empat suku beserta rombongan penghulu yang akan dilewakan (dikukuhkan) kembali ke Balai Adat Gando. Setelah sampai di Balai Adat Gando penghulu pucuk, penghulu empat suku, penghulu yang akan diresmikan, bundo kanduang, manti, malin, para undangan duduk di kursi yang sudah disediakan. 4. Rombongan Gubernur yang diwakili oleh staf ahli Gubernur Sumatera Barat Prof. Dr. Rahman Sani, M.Sc. dan Bupati Lma Puluh Kota beserta unsur muspida, anggota DPRD, dan undangan lainnya datang di Balai Adat Gando disambut dengan tari pasambahan dan setelah itu disilakan duduk di tempat yang sudah disediakan. 5. Pukul 10.00 WIB acara malewakan gala pangulu di Jorong Gando dimulai. Protokol membacakan susunan acara. a. Acara pertama adalah pembacaan wahyu ilahi oleh Ismet dan saritilawah Ibu Mulia lalu dilanjutkan pembacaan doa oleh Ustad Hendri. b. Malewakan gala pangulu oleh F Dt. Patiah Baringek dengan pidato adat dan dilanjutkan dengan pidato pasambahan yang melibatkan Dt. Patiah Baringek, Dt. Kiraiang/Dt. Sirah, Dt. Tan Marajo, dan Dt. Sidi Panduko. c. Pemasangan deta (destar) oleh A. Dt. Rajo Baguno selaku pucuk adat nagari yang sebelumnya dilakukakan pemukulan gong tujuh kali oleh niniak mamak empat suku, yaitu: A. Dt. Ajo Simarajo, M. Dt. Mangkuto, Prima Ali S, H. Dt. Pobo, A. Dt. Sidi Marajo. d. Pembacaan dan penyerahan surat tanda penghulu oleh sekretaris Kerapatan Adat Nagari Piobang F. Dt. Bijo sekaligus penyerahan tanda penghulu secara simbolis kepada empat niniak mamak yang baru dilewakan yang telah ditunjuk sebelumnya. e. Setelah pembacaan nama-nama penghulu yang baru beserta perangkatnya oleh sekretaris KAN Piobanag F. Dt. Bijo kemudian dilanjutkan penyerahan surat tanda penghulu secara simbolis kepada empat niniak mamak yang baru dilewakan yang telah ditunjuk yaitu Z. Dt.Panduko (Suku Caniago), H. Dt. Sinaro (Suku Sambilan), H.P. Dt.. Universitas Sumatera Utara.
(37) 97. f.. g. h.. i. j. k.. l.. m.. n.. o.. Mangiang Sati (Suku Bendang), dan Dt. Bijo (Suku Ompek Ibu). Sambutan dari niniak mamak yang baru dilewakan disampaikan oleh R. Dt. Rajo Nan Panjang. Laporan panita baralek pangulu oleh Bapak Iskandar. Laporan panitia pelaksana pemugaran Balai Adat Gando yang disampaikan oleh Japilus Simbara. Amanat pucuk adat Nagari Piobang A. Dt. Rajo Baguno. Sambutan Wali Nagari Piobang Prima Afni, S. H. Dt. Pobo. Sambutan Gubernur Sumatera Barat diwakili oleh staf ahli gubenur Prof. Dr. Rahman Sani, M. Sc. Sambutan Bupati Lima Puluh Kota Sekaligus sebagai Ketua Lembaga Kerapatan Adat Alam Minangkabau (LKAAM) Kabupaten Lima Puluh Kota dr. Alis Marajo Dt. Sorimarajo. Acara ini berakhir tepat pukul 14.00 WIB. Acara berikutnya adalah peresmian Balai Adat Gando yang ditandai dengan penguntingan pita oleh staf ahli gubenur Prof. Dr. Rahman Sani, M. Sc. Kemudian acara dilanjutkan dengan makan bersama seluruh undangan, niniak mamak di lingkungan kenagarian Piobang, niniak mamak yang baru dilantik, manti, tuanku, dan dubalang di Balai Adat Gando. Sedangkan bundo kanduang makan di rumah gadang Dt. Rajo Nan Panjang. Acara berikutnya adalah pelepasan tamu diringi dengan tari (anak Jorong Gando punya kreasi) dan kemudian dilajutkan dengan foto bersama penghulu yang baru dilewakan. Pada malam hari diadakan acara kesenian talempong oleh Sanggar Seni Tradisional Tolang Pitunang dan tari-tarian yang ditampilkan oleh pemuda-pemudi Jorong Gando. Acara ini dihadiri oleh masyarakat Gando dan sekitarnya, penghulu yang baru dilewakan, dan para perantau yang pulang khusus menghadiri acara malewakan gola pangulu.. Universitas Sumatera Utara.
(38) 98. 4.2. Temuan Penelitian Berikut ini adalah temuan penelitian berupa (1) performansi, teks, ko-. teks, dan konteks; (2) makna dan fungsi; (3) kearifan lokal; dan (3) model revitalisasi. 4.2.1 Analisis Performansi, Teks, Ko-teks, dan Konteks Performansi tradisi batagak pangulu di Jorong Gando, Nagari Piobang, Kecamatan Payakumbuh, Kabupaten Lima Puluh Kota, Provinsi Sumatera Barat dapat dikelompokan menjadi (1) acara adat/inti, (2) seremonial, dan (3) hiburan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 4.2 di bawah ini. Tabel 4.2 Temuan Data Performansi No. 1.. Kelompok Acara. Bentuk Kegiatan. Penyembelihan kerbau Acara Adat (Acara a. b. Malewakan gala pangulu oleh F Dt. Patiah Inti) Baringek dengan pidato adat dan dilanjutkan dengan pidato pasambahan yang melibatkan Dt. Patiah Baringek, Dt. Kiraiang/Dt. Sirah, Dt. Tan Marajo, dan Dt. Sidi Panduko. c. Pemasangan deta (destar) oleh A. Dt. Rajo Baguno selaku pucuak adat nagari yang sebelumnya dilakukakan pemukulan gong tujuh kali oleh niniak mamak empat suku, yaitu: A. Dt. Ajo Simarajo, M. Dt. Mangkuto, Prima Ali, S.H. Dt. Pobo, A. Dt. Sidi Marajo. d. Pembacaan nama-nama penghulu yang baru beserta perangkatnya oleh sekretaris KAN Piobanag F. Dt. Bijo kemudian dilanjutkan penyerahan surat tanda penghulu secara simbolis kepada empat niniak mamak yang baru dilewakan. e. Amanat pucuk adat Nagari Piobang A. Dt. Rajo Baguno f. Makan bersama. Universitas Sumatera Utara.
(39) 99. 2.. Acara Seremonial. 3.. Acara Hiburan. a.. Arak-arakan penghulu yang mau dikukuhkan dan rombongan dari Balai Adat Gando ke Balai Adat Piobang berjarak lebih kurang 1,5 km untuk menjeput penghulu pucuk dan penghulu empat suku Setelah arak-arakan itu kembali lagi ke Balai Adat Gando b. Penyambutan gubernur yang diwakili oleh staf ahli Gubernur Provinsi Sumatera Barat Prof. Dr. Rahman Sani, M.Sc. dan Bupati Lma Puluh Kota beserta unsur muspida, anggota DPRD, dan undangan lainnya dengan tari pesembahan. c. Pembacaan wahyu ilahi oleh Ismet dan saritilawah Ibu Mulia lalu dilanjutkan pembacaan doa oleh Ustad Hendri. d. Sambutan dari niniak mamak yang baru dilewakan disampaikan oleh R. Dt. Rajo Nan Panjang. e. Laporan panita baralek pangulu oleh Bapak Iskandar. f. Laporan panitia pelaksana pemugaran Balai Adat Gando yang disampaikan oleh Japilus Simbara g. Sambutan Wali Nagari Piobang Prima Afni, S. H. Dt. Pobo. h. Sambutan Gubernur Sumatera Barat diwakili oleh staf ahli gubenur Prof. Dr. Rahman Sani, M. Sc. i. Sambutan Bupati Lima Puluh Kota Sekaligus sebagai Ketua Lembaga Kerapatan Adat Alam Minangkabau (LKAAM) Kabupaten Lima Puluh Kota dr. Alis Marajo Dt. Sorimarajo. j. Peresmian Balai Adat Gando yang ditandai dengan penguntingan pita oleh staf ahli gubenur Prof. Dr. Rahman Sani, M. Sc. k. Pelepasan tamu diringi dengan tari (anak Jorong Gando punya kreasi) dan kemudian dilajutkan dengan foto bersama penghulu yang baru dilewakan. a. Pada malam hari pertama diadakan acara kesenian saluang samalam suntuak dan diselingi dengan tari-tarian oleh muda-mudi Jorong Gando. b. Pada malam hari kedua diadakan acara kesenian talempong oleh Sanggar Seni Tradisional Tolang Pitunang dan tari-tarian yang ditampilkan oleh muda-mudi Jorong Gando.. Universitas Sumatera Utara.
(40) 100. Berikut adalah hasil temuan analisis teks, ko-teks, dan konteks seperti terdapat pada table 4.3 di bawah ini. Tabel 4.3 Temuan Data Teks, Ko-teks, dan Konteks Tradisi Analisis Lisan Batagak 1. Struktur Pangulu Wacana. Unsur a. Teks 1. Struktur Makro. Uraian Tema Melegitimasi Minangkabau. gelar. penghulu. di. 2. Super Struktur 1. Pendahuluan a. Pembukaan dengan mengucapkan salam. b. Penyampaian pantun yang berisi pusaka nenek moyang dari dahulu tetap dipakai dan sedikit pun tidak akan hilang. c. Sejarah nenek moyang orang Minangkabau. 2. Isi a. Ninik yang berdua Dt. Patiah nan Sabatang dan Dt. Katumangungan dibutlah adat dan lembaga. Rantau diberi beraja dan luak diberi berpenghulu. Luak di Minagkabau terdiri atas Luak Tanah Datar, Luak Lubuk Agam, dan Luak Lima Puluh. b. Penekanan delapan perkara untuk anak laki-laki di Minangkabau sesuai dengan pepatah adat yang dikemukakan oleh Dt. Perpatih nan Sabatang dan Dt. Katumanggungan, yaitu: (1) menjadi tuanku; (2) kedua menjadi bilal; (3) menjadi khatib; (4) keempat menjadi imam; (5) menjadi hubalang; (6) menjadi pagawai; (7) menjadi penghulu; dan (8) menjadi raja. c. Mengukuhkan atau meresmikan 16 orang ninik mamak atau penghulu di Jorong Gando.. Universitas Sumatera Utara.
(41) 101. d. Ninik mamak sudah sepakat menerima ninik mamak yang baru untuk dibawa seilir semudik. 3. Penutup. 3. Struktur Mikro. a. Adat sudah diisi dan lumbago sudah dituang oleh ninik mamak atau penghulu yang baru maka ninik mamak yang lama sudah bisa membawa seilir semudik. b. Pengucapan salam penutup oleh penyampai pidato (F. Dt. Patiah Baringek) 1. Pantun a. si jorong menggali lambah mamakai baju bludru gandem kok terdorong saya menyembah sagari gawa mohon ampun b. di mana suluh pelita dicanda saluang yang bertali di mana asal nenek kita ya di lereng Gunung Merapi c. orang Padang mengumpal benang dikumpal oleh orang Pandai Sikek dirantang runding mau panjang dikumpal menjadi singkat d. Rama-rama si kumbang jati Katik Endah pulang berkuda Patah tumbuh hilang berganti Pusaka diterima di yang muda e. Birik-birik turun ke semak Tiba di semak ke halaman Dari ninik turun ke mamak Dari mamak turun ke kemanakan f. Birik-birik terbang ke sasak Dari sasak ke halaman Dari ninik turun ke mamak Dari mamak turun ke kemenakan. Universitas Sumatera Utara.
(42) 102. 2. Talibun Ulama mudik ke hulu mati ditembak ikan tilam kenalah anak bada baling pusako ninik yang dahulu ada dibuhul dikenakan setitik berpantang hilang 3. Pepatah Petitih a. Niniak mamak nan gadang basa batuah nan bapucuak sabana bulek nan baurek sabana tunggang. b. Bundo kanduang limpapeh rumah nan gadang sumarak anjuang nan tinggi c. Kok bulek lah buliah digolongkan, kok pipiah lah buliah dilayangkan. d. Gayung basambuik kato bajawok. e. Barek nan sajinjiang. sapikua. ringan. nan. f. Bulek aia lah ka pambuluah, bulak kato karano mufakaik, dicari bulek nan sagolek, dicari pipih nan salayang. g. Karano cadiak pusako dulu, karano pandai pusako lamo, kok basiang dinan tumbuah, kok manimbang dinan ado. h. Karano licin cahayo alah datang, karano kilek alua alah labiah. i. Dibawo sailia samudiak sepantang sepajapian, diimbaukan di labuah nan golong dipanggikan di pakan nan rami. b. Kognisi Sosial. Teks pidato adat dan pasambahan batagak pangulu di Minangkabau. Universitas Sumatera Utara.
(43) 103. disusun oleh tokoh-tokoh adat masa lalu. Kemudian dilanjutkan oleh para pemimpin adat pada masa sekarang. Berdasarkan hasil wawancara penulis dengan beberapa tokoh adat di Nagari Piobang disusun teks pidato dan pasambahan adalah untuk meligitimasi atau mengesahkan keberadaan penghulu di nagari. c. Analisis Sosial. 2. Ko-teks. 3. Konteks. a. Paralinguistik. Penghulu adalah pemimpin adat di Minangkabau. Jabatan penghulu adalah sebagai pemegang sako datuk secara turun-temurun menurut garis keturunan ibu dalam sistem matrilineal yang dianut oleh masyarakat Minangkabau. Sebagai pemimpin adat penghulu memelihara, menjaga, mengawasi, mengurusi, dan menjalankan seluk-beluk adat di nagari. Di samping itu, penghulu juga sebagai pemimpin dan pelindung kaumnya sepanjang adat. Intonasi. b. Benda Material. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13.. Destar Baju Celana Keris Ikat Pinggang Sisamping Selempang Tongkat Gaba-gaba Morawa Tanduk Kerbau Carano Gong. a. Konteks Budaya. Konteks budaya tradisi batagak pangulu di Jorong Gando kenagarian Piobang adalah untuk kelansungan budaya tradisi batagak pangulu dan menjaga kelestarian adat batagak pangulu. Adat yang sudah digariskan oleh Dt. Katumanggungan dan Dt. Perpatih Nan Sabatang sebagai nenek. Universitas Sumatera Utara.
(44) 104. moyang Minangkabau agar tetap dilestarikan. Dalam tataran adat Minangkabau batagak pangulu ini termasuk dalam adat yang diadatkan. Adat ini tidak mungkin diubah lagi karena nenek moyang yang menyusun dan berhak mengubahnya sudah tidak ada lagi (Dirajo, 2009:144). Kalau ada pihak-pihak lain yang mencoba menghapus atau mengubahnya akan menimbulkan celaka pada orangnya dan kalau adat yang diadatkan dihapus akan menghancurkan adat Minangkabau. b. Konteks Sosial. Konteks sosial tradisi batagak pangulu adalah bertujuan untuk melihat faktor-faktor sosial yang mempengaruhi tadisi batagak pangulu tersebut. Faktor sosial kaum menjadi bangga, derajat kaum menjadi terangkat, penghulu menjadi terhormat, dsb.. c. Konteks Situasi. Konteks situasi batagak panglu atau malewakan gala di Minangkabau dilaksanakan pada hari kerja. Upacara batagak pangulu dilaksanakan pada hari Senin 10 Februari 2014. Tujuan dilaksanakan pada hari kerja adalah agar undangan terutama aparat perintah daerah dapat menghadirinya. Dalam acara ini dihadiri oleh aparat pemerintahan seprti staf ahli gubernur Sumatera Barat, Bupati 50 Kota, aparat muspida Kabupaten 50 Kota, anggota DPRD Kabupaten 50 Kota, Camat Payakumbuh, dan aparat muspika kecamatan. Kemudian tempat pelaksanaan di Balai Adat dengan halaman yang cukup luas untuk menampung undangan, ninik mamak, manti, cerdik pandai, bundo kanduang, dan anak nagari.. d. Konteks Idiologi. Konteks idiologi terlihat mendominasinya pimpinan adat yang belum membawa sehilir. Universitas Sumatera Utara.
(45) 105. semudik penghulu yang belum dikukuhkan atau diresmikan untuk membicarakan masalah-masalah anak nagari yang menyangkut adat dan pembangunan.. 4.2.2 Analisis Makna dan Fungsi serta Nilai dan Norma Berikut adalah hasil temuan analisis makna dan fungsi serta nilai dan norma seperti terdapat pada tabel 4.4 di bawah ini. Tabel 4.4 Temuan Data Makna dan Fungsi serta Nilai dan Norma Makna dan Fungsi. Makna. Fungsi. 1. Sebagai alat Mengukuhkan pengesahan atau melegitimasi pranata dan keberadaan lembaga adat penghulu di Minangkabau Minangkabau 2. Sebagai pemaksa dan pengawas agar norma-norma masyarakat selalu dipatuhi anggota kaum. 3. Sebagai sistem proyeksi, penceriminan angan-angan suatu kelompok masyarakat Minangkabau. 4. Sebagai alat pendidikan anak. 5. Sebagai suatu kebanggaan di masyarakat.. Nilai dan Norma. Nilai. Norma. 1. Nilai Logika (Benar/Salah) 2. Nilai Etika 3. Nilai Estetika. 1. Norma Agama 2. Norma Kesopanan 3. Norma Kesusilaan 4. Norma Kebiasaan 5. Norma Hukum Adat. Universitas Sumatera Utara.
(46) 106. 4.2.3 Analisis Kearifan Lokal Temuan data kearifan lokal tradisi batagak pangulu di Minangkabau terdapat sembilan unsur, yakni gotong royong, musyawarah dan mufakat, kerukunan dan penyelesaian konflik, kebenaran dan keadilan, kesopansantunan, komitmen, keharmonisan, pengelolaan gender, dan kesetiakawanan sosial yang dapat dilihat pada tabel 4.5 di bawah ini. Tabel 4.5 Temuan Data Kearifan Lokal No. Kearifan Lokal 1.. Gotong royong. 2.. Musyawarah Mufakat. Keterangan Biaya batagak pangulu di Minangkabau bisa mencapai 100 juta rupiah bahkan lebih. Biaya perhelatan yang sangat besar ini dan tidak semua penghulu dapat melaksanakannya. Biaya yang cukup besar ini dapat diatasi dengan meresmikan gelar penghulu secara bersama-sama. Kemudian kalau ada satu kaum atau suku akan meresmikan gelar penghulunya sendiri mereka bersama-sama menanggulanginya. Bantuan yang diberikan sesuai dengan kemampuan masing-masing. Bantuan berupa uang, pemikiran, beras, kelapa, kayu bakar, dan tenaga. dan Musyawarah dan mufakat ini terlihat ketika kaum menetapkan siapa pengganti penghulu lama yang meninggal. Kaum dengan musywarah dan mufakat akan menunjuk salah seorang anggota kaum laki-laki sebagai penggantinya. Kalau tidak ada kesepakatan kaum gelar penghulu tidak bisa dilekatkan sehingga untuk sementara waktu gelar penghulu tersebut dilipat. Musyawarah ini juga terlihat ketika gelar penghulu tersebut dikukuhkan. Segala sesuatu yang dilakukan dan diputuskan selalu dimusyawarahkan terlebih dahulu. Juru sambah yang akan tampil ditentukan terlebih dahulu melalui musyawarah. Demikian pula jawaban yang akan disampaikan oleh juru sambah dimusyawarahkan terlebih dahulu.. Universitas Sumatera Utara.
(47) 107. 3.. 4.. 5.. Kerukunan dan Penghulu di Minangkabau berfungsi untuk penyelesaian konflik menjaga kerukunan dan penyelesai konflik yang timbul di antara kemenakan. Hal ini terlihat ketika sambutan yang diberikan oleh staf ahli Gubernur Provinsi Sumatera Barat dan Bupati Lima Puluh Kota. Dalam sambutanya Gubernur Sumatera Barat yang diwakili oleh staf ahli Prof. Dr. Rahman Sani, M. Sc. menyatakan penghulu yang menjadi suluh dendang dalam nagari dan sebagai panutan masyarakat kok kusuik nan kamanyalasaikan kok karuah nan kamajannihkan (jika kusut yang menyelesaikan jika keruh yang menjernihkan). Hal ini juga dipertegas oleh Buapati Lima Puluh Kota sekaligus Ketua Lembaga Kerapatan Adat Alam Minangkabau (LKAAM) yang menyatakan tidak semua masalah kriminal diselesaikan dengan hukum positif. Niniak mamak harus bisa menyelesaikan masalah-masalah yang dihadapi anak kemenakan. Kalau ada permasalahan yang muncul langsung diselesaikan jangan sampai masalah itu menjadi besar. Kebenaran dan Penghulu di Minangkabau selalu dituntut berkata keadilan benar dan menghukum secara adil. Dalam sambutanya Gubernur Sumatera Barat yang diwakili oleh staf ahli Prof. Dr. Rahman Sani, M. Sc. menyatakan bajalan dinan luruih bakato dinan bana di muko jadi tauladan di samping jadi pambimbing di belakang menjadi pendorong ka kanan elok (berjalan yang lurus berkata yang benar di muka jadi teladan di samping jadi pambimbing di belakang menjadi pendorong ke yang elok). Begitu juga dalam menjatuhkan hukuman dalam satu perkara kalau ada perselisihan di antara kemenakan penghulu menjatuhkan hukuman secara adil. Kesopansantunan Sebelum menyampaikan pidato adat batagak pangulu, penyampai teks pidato mengawalinya dengan pengucapan salam secara agama Islam kepada hadirin sesuai dengan adat bersendi. Universitas Sumatera Utara.
(48) 108. 6.. Komitmen. 7.. Keharmonisan. 8.. Pengelolaan gender. syarak, syarak bersendi kitabullah. Lalu dilanjutkan dengan permintaan ampun penyampai pidato adat kepada Tuhan sekiranya dalam penyampaian pidato tersebut ada yang salah. Penyampai pidato adat menyadari bahwa manusia itu adalah makhluk yang lemah di hadapan Tuhan dan mempunyai ilmu yang sedikit bila dibandingkan dengan ilmu dimiliki Tuhan. Begitu juga dalam mengakhiri pidato adat juga diucapkan salam. Ada komitmen dan sinergi yang kuat antara adat dan agama. Dalam perjanjian Bukit Marapalam dinyatakan adat bersendi syarak, syarak bersendi kitabullah. Hal ini mengisyaratkan bahwa adat itu tidak bertentangan dengan agama dan adat itu sejalan dengan agama. Keharmonisan terlihat pada keserasian antara adat dan agama. Adat sejalan dengan agama yang terkenal dengan adaik basandi sarak, sarak basandi kitabullah (adat bersendi syarak, syarak bersendi kitabullah). Maksudnya, adat di Minangkabau sejalan dengan agama dan adat yang tidak bertentangan dengan agama. Adat Minangkabau adalah adat yang Islami yang bersumber pada Al Quran, sunnah nabi, ijmak, dan kiyas (Marajo, 2006:9-11). Hukum dan norma Islam bersumber kepada empat sumber tersebut. Karena bersifat universal, hukum dan norma Islam diterima oleh masyarakat Minangkabau dan disesuaikan dengan perkembangan zaman. Yang menjadi penghulu di Minangkabau adalah laki-laki bukan perempuan. Dalam sistem matrilineal yang dianut oleh masyarakat Minangkabau, kemenakan laki-lakilah yang menjadi penghulu jika penghulu yang tua sudah meninggal atau sudah uzur maka gelar penghulunya diwariskan kepada kemenakannya yang laki-laki. Kalau sekiranya tidak ada lagi kemenakan yang berhak menerimanya maka gelar. Universitas Sumatera Utara.
(49) 109. 9.. Kesetiakawanan sosial. penghulu tersebut akan dilipat (terbenam). Gelar penghulu ini kembali dipakai atau dikukuhkan apabila kemenakan perempuan tadi melahirkan anak laki-laki. Jadi, dalam hal pengelolaan gender anak laki-lakilah yang menjadi penghulu di Minangkabau. Sedangkan perempuan juga diberi kedudukan yang sama dengan laki-laki yang disebut dengan bundo kanduang. Bantuan kaum atau suku yang diberikan ketika diadakan acara batagak pangulu bermacammacam sesuai dengan kemampuan masingmasing. Kalau dia kaya dapat memberi bantuan dalam bentuk uang, kalau dia cerdik pandai dapat memberi bantuan dalam bentuk pemikiran, kalau dia punya beras dan kelapa dapat member bantuan dalam bentuk beras dan kelapa untuk dimasak, kalau dia tidak punya apa-apa hanya punya tenaga dan tenaganya ini bisa digunakan untuk membantu jalannya acara tersebut. Bagi orang Minangkabau tidak ada manusia yang tidak berguna, semua manusia berguna sesuai dengan kemampuannya masing-masing sesuai bunyi papatah nan cadiak bao baiyo, nan buto pahambuih lasuang, nan pakak pambao badia, nan lumpuah pangajuik ayam (yang cerdik dibawa berunding, yang buta penghembus lesung, yang tuli pembawa bedil, yang lumpuh penghalau ayam). Kemudian kestiakawanan sosial juga terlihat ketika makan bersama. Kerbau yang disembelih dimakan oleh anak nagari secara bersama-sama.. 4.2.4 Analisis Revitalisasi Data penelitian revitalisasi melalui wawancara penulis kumpulkan 12 – 16 Juni 2014 dan 4 – 7 September 2014 di Gando, Piobang, dan Padang karena ada informan yang bekerja dan tinggal di Padang. Pengumpulan data revitalisasi tidak berhenti pada tanggal yang sudah disebutkan di atas. Ketika penulis mengalami. Universitas Sumatera Utara.
(50) 110. kekurangan data revitalisasi, penulis setiap saat menghubungi beberapa informan untuk melengkapi data tersebut. Data ini berguna untuk membuat model revitalisasi batagak pangulu atau malewakan gala di Minangkabau. Berikut data penelitian dirangkum pada tabel 4.6 di bawah ini. Tabel 4.6 Temuan Data Revitalisasi No.. 1.. Nama Informan. Afrizal Dt. Ajo Simarajo (57 tahun, Pitopang, SMA, wirawasta, Piobang). 2.. Murni Dt. Patiah nan Itam (65 tahun, Caniago, Tani,. Pertanyaan Siapa yang ikut menjaga keberlangsung an batagak pangulu?. Mengapa dilakukan batagak pangulu?. Bagaimana cara agar batagak pangulu tetap berlangsung di Nagari Piobang karena biayanya sangat besar?. Karena biaya batagak pangulu sangat besar, bagaimana pula cara agar tradisi batagak pangulu ini tetap berjalan di nagari-nagari lain di Minangkabau?. Kaum, penghulu empat suku, dan pemimpin adat nagari.. Untuk menjaga kelangsungan budaya Minangkabau. Adat yang sudah digariskan oleh ninik moyang orang Minagkabau agar terus berjalan.. Tetap seperti yang dilakukan di Jorong Gando karena bisa menghemat biaya pelaksanaan, kecuali yang mau melaksanakan sendiri.. Mengundang pemimpin adat nagari itu untuk melihat malewakan gala bersama-sama, pemimpin Kerapatan Adat Nagari. Anggota kaum karena kalau penghulu yang lama meninggal harus ada. Melanjutkan tradisi yang sudah dibuat oleh nenek moyang dahulu.. Mengikuti apa yang sudah dilakukan sekarang ini, yaitu secara bersama-sama. Bisa mempelajari dan mencontoh nagari yang sudah malewakan gala secara bersama-sama.. Universitas Sumatera Utara.
(51) 111. 3.. Gando). penggantinya. Mhd.Khatib Dt. Cakuk. Kaum atau suku apabila meninggal penghulu yang lama harus ada penggantinya dan pimpinan adat nagari serta ninik mamak empat suku juga ikut menyelesaikan sekiranya ada masalahmasalah yang timbul di antara anggota kaum siapa pengganti penghulu yang meninggal apabila anggota kaum tidak ada kesepakatan siapa penggantinya dan membawanya ke nagari.. Adat yang sudah digaris kan oleh nenek moyang orang Minangkabau Dt. Perpatih nan Sabatang dan Dt. Katumanggung an harus tetap dilanjutkan.. Melanjutkan seperti yang sudah dilakukan secara bersama-sama, kecuali kalau ada yang mau sendiri.. Mendatangi nagari-nagari yang sudah malewakan gala secara bersamasama lalu mempelajarinya.. Kaum atau suku karena harus ada penggantinya kalau penghulu yang lama meninggal, penghulu empat suku dan pemimpin adat nagari juga bertanggung. Menjaga keberlangsungan adat yang sudah digaris kan oleh Dt. Perpatih nan Sabatang dan Dt. Katumanggungan.. Malewakan gala secara bersama-sama ini tetap dilanjutkan, kecuali kalau ada yang mau melaksanakann ya sendiri.. Melakukan studi banding ke nagari-nagari yang sudah melaksanakan malewakan gala bersama-sana, melihat secara langsung nagari yang sudah malewakan gala bersama-sama,. (79 tahun, Pitopang, Tani, Sungai Baringin). 4.. Mashud Dt. Putih nan Bagadiang (46 tahun, Kuti Anyia, sarjana, guru, Padang). Universitas Sumatera Utara.
(52) 112. jawab menjaga kelangsungan tradisi batagak pangulu ini.. penayangan malewakan gala bersama-sama melalui TV, memuat berita malewakan gala bersama-sama di bulletin.. 5.. Zulfikar Dt. Damuangso nan Tinggi. Sudah jelas kaum atau suku karena kalau penghulu (45 tahun, meninggal Pitopang, harus ada diploma tiga, gantinya, wirawasta, penghulu Gando) empat suku dan pemimpin adat nagari juga ikut bertanggung jawab.. Adat yang sudah dibuat oleh nenek moyang orang Minangkabau, yaitu Dt. Perpatih nan Sabatang dan Dt.Katumanggungan harus tetap berjalan.. Melanjutkan seperti yang sudah dilakukan secara bersama-sama karena sangat membantu bagi penghulu yang kurang mampu melaksanakan sendiri.. Mecontoh nagari yang sudah malewakan gala bersama-sama, mengundang pemimpin adat nagari yang sudah melaksanakan malewakan gala bersama-sama, memberikan penyuluhan, berkunjung ke nagari-nagari yang sudah melaksanakan malewakan gala bersama-sama, penayangan malewakan gala bersama-sama melalui TV.. 6.. Firman Dt. Patiah Baringek. Melanjutkan adat yang sudah digaris kan oleh nenek moyang orang Minangkabau dahulu, yaitu Dt. Perpatih nan Sabatang dan Dt. Katumanggung. Melanjutkan seperti yang dilakukan di Gando karena membantu penghulu yang kurang mampu untuk melaksanakan sendiri, menghimbau. Mencontoh nagari-nagari di Minangkabau yang melaksanakan malewakan gala bersama-sama seperti di nagari Piobang. (70 tahun, Caniago, SMEA, tani, Piobang). Kaum karena kalau tidak ada kesepakatan kaum apabila penghulu lama meninggal tidak ada penggantinya, penghulu empat suku dan pemimpin adat. Universitas Sumatera Utara.
(53) 113. 7.. Usman Dt. Patiah Sabatang (70 tahun, SMEA, Caniago, tani, Piobang). 8.. Syamsuar Dt. Naroangso (74 tahun, SMP, Sembilan, tani, Piobang). nagari ikut memberi saran seandainya kaum membawa permasalah tersebut ke nagari.. an agar tetap berjalan dan sedikit pun tidak boleh hilang.. kepada penghulu yang belum dilewakan bermusyawarah agar bisa malewakan gala secepatnya.. Kaum karena kalau tidak ada kesepakatan kaum apabila penghulu lama meninggal tidak ada penggantinya, penghulu empat suku dan pemimpin adat nagari ikut memberi saran seandainya kaum membawa permasalah tersebut ke nagari.. Melanjutkan adat yang sudah digaris kan oleh nenek moyang orang Minangkabau dahulu, yaitu Dt. Perpatih nan Sabatang dan Dt. Katumanggung an agar tetap berjalan dan sedikit pun tidak boleh hilang.. Melanjutkan seperti yang dilakukan di Gando karena membantu penghulu yang kurang mampu untuk melaksanakan sendiri, menghimbau kepada penghulu yang belum dilewakan bermusyawarah agar bisa malewakan gala secepatnya.. Mencontoh nagari-nagari di Minangkabau yang melaksanakan malewakan gala bersama-sama seperti di nagari Piobang. Kaum karena kalau tidak ada kesepakatan kaum apabila penghulu lama meninggal tidak ada penggantinya, penghulu empat suku dan pemimpin adat nagari ikut. Melanjutkan adat yang sudah digaris kan oleh nenek moyang orang Minangkabau dahulu, yaitu Dt. Perpatih nan Sabatang dan Dt. Katumanggung an agar tetap. Melanjutkan seperti yang dilakukan di Gando karena membantu penghulu yang kurang mampu untuk melaksanakan sendiri, kalau penghulu, menghimbau. Mencontoh nagari-nagari di Minangkabau yang melaksanakan malewakan gala bersama-sama seperti di nagari Piobang. Universitas Sumatera Utara.
Dokumen terkait
Beton yang sudah keras dapat dianggap sebagai batu tiruan dengan rongga-rongga antara butiran yang besar (agregat kasar, kerikil atau batu pecah) diisi oleh butiran yang
Fokus pembangunan Jawa Timur pada tahun 2014-2019 diarahkan pada pemantapan perkotaan Pusat Kegiatan Nasional sebagai metropolitan di Jawa Timur, pengembangan Pusat Kegiatan
Boswa Meta Epsi Agro Non-certified Ds.Medang Sari, Kec.Arut Selatan, Kab.Kotawaringin Barat, Central Kalimantan -2.608523 111.780488 Not available. Boustead Plantations Berhad Trong
Laporan Tugas Akhir ini berisi tentang analisis gerakan pada SPM saat kondisi tertambat dengan FSO Arco Ardjuna dan Shuttle Tanker, kemudian didapatkan tension
Haq, A.S., 2009, Pengaruh Ekstrak Herba (Mimosa pudica Linn.) Terhadap Efek Sedasi pada Mencit Balb/c, Skripsi Sarjana Kedokteran, Universitas Diponegoro, Semarang, Hal.. B.,
Untuk mengetahui presentase kejadian dari masing-masing kategori DRPs meliputi obat salah, ketidaktepatan dosis yaitu dosis kurang dan dosis lebih serta potensial interaksi obat
Hasil penelitian menunjukkan bahwa anak sapi semua kelompok perlakuan mengalami diare setelah uji tantang, namun demikian, sapi neonatal kelompok kolostrum lebih
Brown(2007: 201) menjelaskan beberapa keuntungan dalam penggunaan media onlinedi internet, diantaranya adalah memberi kesempatan bagi siswa untuk memperhatikan