• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB III METODOLOGI PENELITIAN"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

3.1 Paradigma

Kuhn dalam ‘The Structure Of Scientific Revolutions’ mendefinisikan paradigma ilmah sebagai contoh yang diterima tentang praktek ilmiah

sebenarnya.1

Dari definisi paradigma diatas, paradigma dalam penelitian kualitatif yakni paradigma post positivist, konstruktivis dan kritis. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan paradigma konstruktivis, alasan paradigma konstruktivis dipilih untuk memahami dan menjelaskan tindakan sosisal yang bermakna, memahami bagaimana program acara Seollal 2017 oleh KCC dalam mengkomunikasikan budaya korea selatan di Indonesia, dan bagaimana program tersebut diterapkan. Mengapa program acara tersebut dipilih.

3.2 Tipe Penelitian

Berdasarkan tujuan penelitian, maka tipe penelitian yang digunakan adalah kualitatif. Penelitian kualitatif adalah metode yang digunakan untuk meneliti pada objek yang dialami, dimana peneliti berperan sebagai instrument

kunci.2

1 Ibid Hal 49

(2)

Menurut Adi Nugroho: “metode deskriptif bertujuan untuk menggambarkan secara sistematis fakta atau karakteristik populasi tertentu

secara factual dan cermat”.3 Penelitian ini hanya memaparkan situasi atau

peristiwa, penelitian ini tidak mencari atau menjelaskan hubungan, tidak

menguji hipotesa atau membuat prediksi.4

Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa penelitian ini hanya membahas, menggambarkan, melukiskan secara cermat dan sistematis mengenai fakta, gejala, fenomena, opini atau pendapat dan sikap serta mengungkapkan suatu masalah, penerapan program komunikasi, atau keadaan tanpa membuat perbandingan dan penelitian ini menekankan pada pemberian gambaran secara objektif mengenai keadaan yang sebenarnya dari objek yang diteliti. Dalam hal ini penelitian menggambarkan dan memahami implementasi program acara seollal 2017 oleh Korean Cultural Center dalam mengkomunikasikan budaya korea selatan di indonesia.

3.3 Metode Penelitian

Dalam hal ini peneliti menggunakan studi kasus dengan ciri deskriptif. Mengenai pengertian studi kasus, Hadari Nawari menjelaskan studi kasus adalah suatu penelitian yang memusatkan diri secara intensif terhadap suatu

objek tertentu, dengan mempelajarinya sebagai suatu kasus.5

3 Nugroho. Metode Penelitian. 1996. Hal 35

4 Jalaludin Rahmat. Metode Penelitian Komunikasi. Bandung: PT. Remaja Rosda Karya. 2007.

Hal 4

5 Hadari Nawari. Metode Penelitian Bidang Sosial. Yogyakarta: Universitas Gajah Mada. 1985.

(3)

Menurut Robert K. Yin secara umum, studi kasus merupakan strategi yang lebih cocok bila pertanyaan suatu penelitian berkenaan dengan how atau why, bila peneliti hanya memiliki sedikit peluang untuk mengontrol peristiwa-peristiwa yang akan diselidiki, dan bilamana fokus penelitiannya terletak pada

fenomena kontemporer (masa kini) didalam konteks kehidupan nyata.6

Lebih lanjut Robert K. Yin menjelaskan bahwa ada empat tipe desain untuk studi kasus yakni:

1. Desain kasus tunggal holistic

2. Desain kasus tunggal terjalin (embedded) 3. Desain multikasus holistic

4. Desain multikasus terjalin.7

Dari keempat tipe desain untuk studi kasus diatas, peneliti menggunakan desain kasus tunggal holistic, karena kasusnya global, kasus diangkat secara menyeluruh tentang bagaimana implementasi program acara Seollal 2017 oleh KCC dalam mengkomunikasikan budaya korea selatan di Indonesia.

Untuk memilih metode yang akan dilakukan dalam penelitian, tergantung pada tiga hal, yaitu:

1. Tipe pertanyaan penelitian

6 Robert K. Yin. Studi Kasus, Desain dan Metode. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. 2012. Hal 1 7 Ibid

(4)

2. Kontrol yang dimiliki peneliti terhadap peristiwa perilaku yang akan diteliti.

3. Fokus terhadap fenomena penelitian.

Alasan peneliti menggunakan metode studi kasus karena studi kasus menekankan adanya pertanyaan how atau why, karena peneliti memiliki sedikit ruang dan peluang untuk mengontrol dan sesuai dengan fokus penelitian yaitu mempertanyakan bagaimana implementasi program acara Seollal 2017 oleh KCC dalam mengkomunikasikan budaya korea selatan di indonesia?

3.4 Subjek Penelitian

Pada penelitian ini peneliti menggunakan beberapa sumber yang dianggap relevan untuk memperoleh data dalam masalah penelitian ini. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan key informan dan informan untuk memperoleh data yang diperlukan.

1. Informan

Informan adalah orang-orang dalam latar penelitian. Fungsinya untuk memberikan informasi tentang situasi dan kondisi latar penelitian. Seorang informan harus mempunyai banyak pengalaman tentang latar penelitian dan menjadi anggota tim ia dapat memberikan pandangan dari segi orang dalam tentang nilai-nilai, sikap, proses kebudayaan yang menjadi latar penelitian tersebut. Seorang informan harus jujur, taat pada janji, patuh pada peraturan, suka berbicara, tidak termasuk anggota salah satu kelompok yang mempunyai

(5)

konflik dalam latar penelitian, dan mempunyai pandangan tertentu tentang

peristiwa yang terjadi.8

Adapun sumber informasi yang sudah dipilih oleh penulis, sebagai informan yaitu pengunjung yang hadir dan menyaksikan program acara seollal, sebanyak 2 informan yang dipilih sesuai dengan kriteria sebagai informan yang mengetahui informasi seputar acara tersebut dan lembaga KCC. Berikut penjabaran mengenai latar belakang informan sebagai berikut:

1. Anindya Alhumaira menjadi informan pertama, pemilihan beliau didasari atas minat dan ketertarikan pada budaya popular korea selatan atau Hallyu. Anindya Alhumaira merupakan salah satu Mahasiswi Univeristas Islam Negeri Jakarta, berusia 19 Tahun. Anindya mulai menyukai budaya popular korea semenjak tahun 2005 seperti K-Pop maupun K-Drama. 2. Nanda Febriana menjadi informan kedua, pemilihan informan kedua

didasari atas ketertarikannya kepada K-Pop dan K-Drama dari korea selatan selain itu, informan kedua merupakan pengikut KCC Indonesia dan sudah beberapa waktu mengikuti program-program acara di KCC Indonesia. Nanda juga merupakan salah satu Mahasiswi UIN Jakarta yang sudah menyukai budaya K-Pop sejak tahun 2003.

Penjabaran diatas merupakan latar belakang dari beberapa orang atau pengunjung yang hadir dan dijadikan informan dalam penelitian ini. Alasan dipilih karena mereka merupakan penggemar budaya popular korea selatan.

(6)

2. Key Informan

Key informan merupakan orang kunci yang menguasai informasi dan memiliki pengetahuan yang lebih luas dan mendalam untuk bisa menjawab permasalahan yang diteliti oleh peneliti. Adapun yang dipilih oleh peneliti sebagai key informan dalam penelitian ini adalah:

1 Ibu Kimberly Febrianti selaku staf Public Relations di Korean Cultural Center. Pemilihan beliau sebagai key informan dikarenakan beliau yang juga sebagai PR berpartisipasi membuat dan menjalankan program komunikasi di KCC salah satunya pada acara Seollal 2017.

2 Ibu Debora Manja selaku staf Planning di Korean Cultural Center Indonesia. Pemilihan beliau sebagai key informan kedua dikarenakan beliau memiliki peranan penting dalam merencanakan program acara yang dilaksanakan di Korean Cultural Center Indonesia, termasuk dalam acara Seollal.

3 Bapak Harry Harsono selaku web admin di Korean Cultural Center Indonesia. Pemeilihan beliau sebagai key informan ketiga dikarenakan beliau memiliki peranan penting dalam pengelolaan website di KCC Indonesia.

(7)

3.5 Teknik Pengumpulan Data

a) Data Primer

Peneliti melakukan wawancara secara langsung terhadap orang-orang yang dianggap memberikan informasi mengenai objek yang akan diteliti. Pertanyaan diajukan oleh peneliti bersifat umum hingga mendalam, sehingga peneliti bisa mendapatkan kesimpulan.

Data primer dikumpulkan melalui data yang didapatkan melalui pelakanaan program komunikasi yang dilakukan Korean Cultural Center di Jakarta. Teknik pengumpulan data yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam peneltian kulaitatif pada umumnya menggunakan teknik wawancara narasumber yang dianggap relevan pada masalah penelitian.

Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan yang diwawancarai yang memberikan

jawaban atas pertanyaan itu.9 Peneliti harus mencatat teknik yang mana

kondisi dan situasi yang mana mendukung penerimaan informasinya yang

paling tepat. Sebaiknya, pada waktu uji coba digunakan tape recorder.10

9 Burhan Bungin. Metode Penelitian Kualitatif. Jakarta: Kencana. 2011. Hal 186 10 Suharsi Arikunto. Manajemen Penelitian. Jakarta: PT. Rhineka Cipta. 2007. Hal 228

(8)

b) Data Sekunder

Pengumpulan data sekunder dalam penelitian ini adalah dengan dokumentasi, analisis dokumen dan melalui penelusuran literature yaitu buku dan jurnal organisasi dengan tujuan melengkapi data primer.

1. Dokumentasi

Analisis dokumen dilakukan untuk mengumpulkan data yang bersumber arsip dan dokumen baik yang berada di organisasi ataupun yang berada diluar organisasi, yang ada hubunganya dengan penelitian tersebut. Menurut Arikunto dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal yang berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat,

agenda dan sebagainya.11 Data sekunder dalam penelitian ini meliputi

dokumentasi foto acara dan gambar-gambar yang meliputi acara. 2. Studi Kepustakaan

Merupakan sumber informasi yang didapat peneliti dari mempelajari buku-buku yang bersifat ilmiah, serta dari sumber tertulis lainya seperti profil organisasi, profil program komunikasi dan lain-lain.

3.6 Teknik Analisis Data

Proses analisis data kualitatif dimulai dengan menelaah seluruh data yang tersedia dari berbagai sumber yaitu wawancra yang sudah dituliskan dalam catatan lapangan, dokumen pribadi, dokumen resmi, gambar, foto, dan

11 Lexy J Moleong. Metodologi Penelitian Kualitatif. Edisi revisi. Bandung: PT. Remaja

(9)

sebagainya. Setelah dibaca dan ditelaah, langkah berikutnya ialah mereduksi data yang dilakukan dengan melakukan abstraksi. Abstraksi merupakan membuat rangkuman yang inti, proses, dan pernyataan-pernyataan yang perlu dijaga sehingga tetap berada didalamnya. Tahap selanjutnya, menyusunya

dalam satuan-satuan, kategori-kategori itu dibuat sambil melakukan koding.12

Secara umum proses analisis data mencakup: 1. Reduksi Data

Pertama-tama dilakukan identifikasi terhadap bagian/unit terkecil dalam suatu data yang memiliki makna bila dikaitkan dengan fokus dan masalah penelitian. Setelah ditemukan bagian terkecil dalam data tersebut kemudian dilakukan pengkodean terhadap setiap unti tersebut dengan

tujuan agar unit tersebut dapat ditelusuri sumber asalnya.13 Reduksi data

merupakan kegiatan merangkum catatan-catatan lapangan itu kemudian disusun secara sistematis agar memberikan gambaran yang lebih tajam serta mempermudah pelacakan kembali apabila sewaktu-waktu data diperlukan kembali.

2. Kategorisasi

1. Menyusun kategori. Kategorisasi adalah upaya memilah-milah setiap satuan kedalam bagian-bagian yang memiliki kesamaan. 2. Setiap kategori diberi nama yang disebut „label‟.

12 Lexy J. Moleong. Metodologi Peneilitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosda Karya. 2005 13 Djam‟an Satori dan Aan Komariah. Metode Penelitian Kualittaif. Bandung: Penerbit Alfabeta.

(10)

3. Kesimpulan

Kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat sementara, dan tidak akan berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti kuat yang mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya. Tetapi apabila kesimpulan yang dikemukakan pada tahap awal, didukung oleh bukti-bukti yang valid dan konsisten saat peneliti kembali kelapangan mengumpulkan data, maka

kesimpulan yang dikemukakan merupakan kesimpulan yang kredibel.14

3.7 Teknik Keabsahan Data

Dalam penelitian ini dilakukan teknik keabsahan data dengan metode triangulasi, triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain. Diluar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu. Teknik triangulasi yang dipakai dalam penelitian ini yaitu triangulasi dengan sumber. Hal itu dapat dicapai dengan jalan:

1. Membandingkan data hasil pengamatan dengan data hasil wawancara.

2. Membandingkan apa yang dikatakan orang didepan umum dengan apa

yang dikatakannya secara pribadi.

3. Membandingkan apa yang dikatakan orang-orang tentang situasi

penelitian dengan apa yang dikatakannya sepanjang waktu.

4. Membandingkan keadaan dan perspektif seseorang dengan berbagai

pendapat dan pandangan orang seperti rakyat biasa, orang yang berpendidikan menengah atau tinggi, orang berada, orang pemerintahan.

5. Membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu dokumen yang

berkaitan.15

14 Sugiyono. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: CV Alfabeta. 2005. Hal 99

15 Lexy J. Moleong. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosda Karya. 2005. Hal

(11)

Hasil wawancara yang dilakukan peneliti serta dokumen-dokumen yang mendukung pada akhirnya dianalisis kembali secara mendalam dengan tujuan untuk meneliti secara mendalam mengenai Implementasi Program acara Seollal 2017 Oleh Korean Cultural Center Dalam Mengkomunikasikan Budaya Korea Selatan Di Indonesia. Penelitian yang dilakukan sebagai upaya dalam mengecekan kebenaran data dan pesan yang diinformasikan. Pemeriksaan data tersebut akan sangat membantu peneliti untuk melihat sejauh mana keakuratan data yang didapat.

Referensi

Dokumen terkait

Tes lisan, tertulis, dan praktek terkait dengan: Peraturan K3LH, Rambu-rambu K3LH, Alat pelindung Diri, Alat-alat Tangan, Alat bertenaga, Alat ukur mekanik, Prosedur

Dengan memahami pola koneksi ini kita sudah bisa memakai breadboard untuk keperluan prototipe rangkaian sehingga dapat menempatkan komponen elektronik secara tepat

Dari hasil penyelesaian konflik tersebut disimpulkan bahwa penyelesaian konflik yang terjadi pada masyarakat Desa Mulung Driyorejo yang merupakan kewenangan dari Kepala

Untuk menentukan waktu pengocokkan optimum amobilisasi enzim dilakukan pada 0,1 g zeolit dalam temperatur kamar dan kecepatan pengocokkan 100 rpm dengan variasi waktu pengocokan

Secara umum dapat dikatakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi proses implementasi audit operasional fungsi pemasaran dalam menilai efektivitas dan efisiensi bagian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pengetahuan tentang keputihan dengan usaha preventif terjadinya keputihan pada remaja putri MA

Penelitian ini telah memperlihatkan bahwa penggunaan peringkasan pada metode SVM tidak mengakibatkan nilai akurasi dari klasifikasi dokumen meningkat, khususnya untuk

Sedangkan berdasarkan LAKIP Kementerian Koperasi dan UMKM (2018:21) menjabarkan permasalahan yang dihadapi oleh UMKM saat ini secara garis besar berkaitan dengan