• Tidak ada hasil yang ditemukan

2.1 Fungsi Pengawasan (Controlling)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "2.1 Fungsi Pengawasan (Controlling)"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

4.3 Pembelajaran Fungsi Pengawasan dan Fungsi Penilaian 1. Capaian Pembelajaran

Setelah selesai mempelajari semua materi dalam modul ini, mahasiswa diharapkan mampu: Memahami dan menjelaskan hal-hal yang terkait dengan Fungsi Pengawasan dan Fungsi Penilaian.

Upaya untuk memahami capaian pembelajaran tersebut dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:

a. Pelajari dengan seksama semua materi pelajaran yang dijelaskan di dalam kegiatan pembelajaran dari modul ini,

b. Kerjakan semua Soal-soal latihan dan Soal-soal Evaluasi yang diberikan pada setiap kegiatan pembelajaran, dengan tanpa melihat kunci jawaban terlebih dahulu. Setelah selesai saudara kerjakan semua Soal Latihan dan Soal Evaluasi yang ada, saudara bisa melihat kunci jawaban yang tersedia. Jika jawaban yang sudara peroleh tingkat kebenarannya kurang dari 80%, maka saudara disarankan untuk mempelajari kembali uraian kegiatan pembelajaran dari modul yang terkait, dan jika tingkat kebenaran jawaban saudara telah mencapai 80%, saudara sudah bisa melanjutkan mempelajari kegiatan pembelajaran atau modul berikutnya.

c. Lengkapi pemahaman saudara, dengan membaca kembali secara seksama rangkuman yang ada di setiap pembelajaran pada modul yang bersangkutan

2. Materi Pelajaran ”Fungsi Pengawasan dan Fungsi Penilaian” 2.1 Fungsi Pengawasan (Controlling)

Pengawasan ialah proses pengamatan dari pada pelaksanaan seluruh kegiatan organisasi untuk menjamin agar supaya semua pekerjaan yang sedang dilakukan berjalan sesuai dengan rencana yang telah ditentukan. Pengawasan bisa dilakukan dengan tindakan sebagai berikut: (1) Monitor hasil-hasil kegiatan yang sudah dilaksanakan.

(2) Mengatasi masalah setiap anggota bisa diselesaikan terlebih dahulu. (3) Memberi sanksi kepada setiap anggota yang tidak taat aturan.

Pada dasarnya semua pelaksanaan kegiatan usahatani harus diawasi agar sesuai dengan perencanaan yang dibuat. Jika ada masalah dan kekurangan, maka sebagai seorang manajer, petani harus segera mengambil keputusan yang cepat dan tepat. Caranya adalah dengan melihat sumberdaya yang ada dan menyelaraskan dengan tujuan pelaksanaan usahatani.

Pengawasan ini diperlukan untuk melihat apakah dari rencana yang telah dilaksanakan tersebut dapat memenuhi sasaran yang telah dibuat atau belum. Apakah terjadi penyimpangan

(2)

dan mengapa bisa terjadi penyimpangan tersebut, apakah ada faktor-faktor yang tidak dapat dikontrol dalam proses produksi. Di dalam kontrol perlu diciptakan sistem control yang tetap, terhadap rencana yang dilaksanakan serta terus dilaksanakan pemantauan tehadap kegiatan usahatani. Semua hasil kegiatan usahatani yang sudah dilaksanakan, harus diukur apakah sudah sesuai dengan yang direncanakan atau belum.

Berdasarkan cara ini, maka dalam sistem manajemen yang benar selalu ada umpan balik dari kontrol kearah rencana yang telah dipilih berdasarkan informasi baru. Pencatatan data dalam suatu pembukuan adalah salah satu sistem kontrol yang perlu dilaksanakan untuk dipakai sebagai umpan balik yang berkesinambungan. Inilah pentingnya data pengawasan tersebut dicatat dan ditelaah dengan baik, karena tanpa data suatu bisnis dapat diibaratkan seperti kapal tanpa kompas. Fungsi pengawasan ini harus dilaksanakan agar usahatani dapat berhasil dengaan baik.

Mengawasi jalannya perusahaan dalam suatu manajemen, tidak lain adalah mengamati dengan cermat, agar segala sesuatu dalam perusahaan dapat berjalan sesuai dengan rencana. Hal-hal yang diawasi dalam suatu perusahaan antara lain: ukuran produk yang dihasilkan, baik yang menyangkut ukuran berat, ukuran panjang atau kualitasnya. Pengawasan hal-hal tersebut tujuannya adalah untuk meningkatkan kepercayaan terhadap perusahaan yang bersangkutan. Dalam kegiatan usahatani fungsi pengawasan ini sulit untuk dilaksanakan dengan baik, karena organisasi usahatani bukan merupakan organisasi yang berdiri sendiri terpisah dari organisasi rumah tangga petani, sehingga bila terjadi penyimpangan terhadap rencana yang telah dibuat sulit untuk diawasi. Berdasarkan pengertian ini, dapat disimpulkan bahwa pada hakekatnya tugas mengawasi tersebut adalah untuk menghindarkan kemungkinan-kemungkinan kerugian, baik kerugian yang bersifat ekonomis maupun kerugian yang bersifat non ekonomis.

2.2 Fungsi Penilaian (Evaluating)

Penilaian atau evaluasi dapat difahami sebagai suatu kegiatan membuat penilaian

terhadap hasil-hasil usaha. Pada dasarnya tugas membuat penilaian terhadap hasil usaha ini dapat berjalan bersama-sama dengan tugas mengawasi jalannya perusahaan atau usahatani. Pertumbuhan perusahaan atau usahatani, dapat dilihat dari segi teknis, ekonomis dan sosial. (a) Dari segi teknis penggunaan faktor produksi harus makin efektif dan efisien, hal ini dapat

ditunjukkan oleh meningkatnya produktivitas per satuan pemakain faktor produksi yang terus meningkat, atau dari hasil per satuan luas tertentu misalnya hasil per hektar.

(3)

(c) Dari segi sosial yang dapat menunjang kemajuan perusahaan adalah adanya kepercayaan

dari para konsumen atau pemberi kredit misalnya bank dan lain-lain, sebab dengan adanya kepercayaan yang baik akan memudahkan untuk memperoleh fasilitas-fasilitas ekonomi yang diperlukan dalam menunjang usaha-usaha pada masa-masa mendatang. Selanjutnya untuk memudahkan evaluasi atau penilaian hasil-hasil usahatani, sangat penting bagi para petani untuk memiliki pembukuan atau pencatatan yang lengkap dan teliti dari setiap kegiatan produksi yang dilakukan pada setiap periode tertentu, baik yang menyangkut aspek teknis, ekonomis, maupun sosial serta permasalahan-permasalahan yang timbul selama kegiatan usahatani tersebut berlangsung.

Kegiatan dari fungsi penilaian atau evaluasi ini hanya akan optimal jika semua hal yang dilakukan oleh petani terdokumentasi dalam sebuah catatan. Penilaian atau evaluasi yang dilakukan tanpa informasi yang jelas hanya akan menghasilkan penilaian yang keliru terhadap obyek penilaian atau evaluasi tersebut. Akibatnya tentu tidak akan ada perbaikan untuk kegiatan usahatani berikutnya, sebab fungsi dari penilaian atau evaluasi yang utama adalah sebagai bahan untuk perencanaan usahatani berikutnya. Selanjutnya harus difahami hal-hal yang perlu dievaluasi hendaknya disesuaikan dengan tujuan awal dilaksanakannya usahatani, seperti yang dicantumkan di dalam perencanaan, antara lain meliputi :

1. Apakah produksi telah mencapai hasil sesuai dengan yang diharapkan ? 2. Apakah biaya produksi yang dikeluarkan telah sesuai dengan rencana awal ? 3. Bagaimanakah produktivitas ekonomis dari usahatani yang dilaksanakan ? 4. Apakah masalah-masalah yang dihadapi pada pelaksanaan usahatani tersebut ?

Hasil penilaian atau evaluasi yang dilakukan tersebut akan lebih memudahkan bagi petani untuk membuat perencanaan usahatani berikutnya dengan lebih baik. Lambat laun usahatani yang dilaksanakan dapat menjadi lebih maju dengan pencapaian hasil yang optimal. Berdasarkan hasil evaluasi ini, maka perlu dilakukan perbaikan manajemen dalam upaya pengembangan usahatani tersebut, antara lain bisa dilakukan melalui:

(1) Inovasi Teknologi

Melalui inovasi teknologi, diharapkan keuntungan usahatani per satuan luas akan dapat meningkat. Teknologi yang diintroduksi ke petani akan lebih disukai jika teknologi tersebut mudah diaplikasikan, tidak memerlukan pengamatan tiap hari dan tidak memerlukan kontrol

(4)

yang terlalu ketat. Teknologi seperti ini akan memberi peluang bagi petani untuk dapat menyerahkan penanganan usahataninya pada orang lain dengan hasil yang memuaskan. (2) Perbaikan Manajemen Kelompok Tani

Perbaikan manajemen kelompok tani ini merupakan alternatif manajemen usahatani yang dapat dilakukan oleh petani tanpa mengurangi jumlah dan mutu hasil produksi yang diusahakan. Perbaikan manajemen yang dimaksud ialah manajemen kooperatif dan korporasi. Manajemen korporasi ini merupakan alternatif karena mempunya beberapa kelebihan, yaitu:

(a) Pengambilan keputusan dapat dilakukan secara cepat, sehingga usahatani tanggap terhadap perubahan pasar dan harga.

(b) Pengelolaan lahan, irigasi, dan teknik budidaya lainnya, dikelola oleh kelompok tani dibantu tenaga teknis lapangan yang terampil, sehingga pengelolaan bisa efisien. (c) Mobilisasi sumber daya pertanian (lahan, tenaga kerja, modal) mudah dilakukan,

karena sumber daya yang dimiliki dikelola oleh kelompok tani.

(d) Keuntungan usahatani yang dihasilkan dari jenis lahan, tenaga kerja dan modal dapat dipandang sebagai keuntungan yang didapat dari saham anggota, sehingga pembagian keuntungannya bisa dilakukan sesuai dengan perjanjian atau kesepakatan dari

kelompok tani yang bersangkutan.

3. Rangkuman

Pengawasan ialah proses pengamatan dari pada pelaksanaan seluruh kegiatan organisasi untuk menjamin agar supaya semua pekerjaan yang sedang dilakukan berjalan sesuai dengan rencana yang telah ditentukan. Pengawasan bisa dilakukan dengan tindakan sebagai berikut: (1) Monitor hasil-hasil kegiatan yang sudah dilaksanakan.

(2) Mengatasi masalah setiap anggota bisa diselesaikan terlebih dahulu. (3) Memberi sanksi kepada setiap anggota yang tidak taat aturan.

Pada dasarnya semua pelaksanaan kegiatan usahatani harus diawasi agar sesuai dengan perencanaan yang dibuat. Jika ada masalah dan kekurangan, maka sebagai seorang manajer, petani harus segera mengambil keputusan yang cepat dan tepat. Caranya adalah dengan melihat sumberdaya yang ada dan menyelaraskan dengan tujuan pelaksanaan usahatani.

Aktivitas berikutnya adalah penilaian atau evaluasi yang dapat dinyatakan sebagai suatu kegiatan membuat penilaian terhadap semua hasil usaha yang telah dilaksanakan sebelumnya.

(5)

dengan tugas mengawasi jalannya perusahaan atau usahatani. Kegiatan dari fungsi penilaian ini hanya akan optimal jika semua hal yang dilakukan oleh petani terdokumentasi dalam sebuah catatan. Penilaian atau evaluasi yang dilakukan tanpa informasi yang jelas hanya akan menghasilkan penilaian yang keliru terhadap obyek penilaian tersebut. Akibatnya tentu tidak akan ada perbaikan untuk kegiatan usahatani berikutnya, sebab fungsi dari penilaian atau evaluasi yang utama adalah sebagai bahan untuk perencanaan usahatani berikutnya.

4. Latihan Soal Pembelajaran 4.3 Modul 4

(1) Jelaskan tindakan apa saja yang bisa dilakukan dalam fungsi pengawasan

(2) Jelaskan mengapa fungsi pengawasan sulit dilaksanakan dalam organisasi usahatani (3) Jelaskan mengapa kegiatan dari fungsi penilaian atau evaluasi harus terdokumentasi

dengan baik.

5. Evaluasi Pembelajaran 4.3 Modul 4

Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan cara memilih jawaban yang paling benar. (1) Salah satu tujuan dari fungsi pengawasan, adalah:

(a) Melihat apakah semua kegiatan telah dilaksanakan sesuai dengan rencana (b) Melihat semua orang yang melakukan kegiatan dalam organisasi usahatani (c) Mengatasi masalah dari semua anggota organisasi yang bersangkutan (d) Tidak ada jawaban yang benar

(1) Hal-hal yang perlu dievaluasi dalam kegiatan usahatani, antara lain adalah: (a) Apakah produksi telah mencapai hasil sesuai dengan yang diharapkan ? (b) Apakah biaya produksi yang dikeluarkan telah sesuai dengan rencana awal ? (c) Bagaimanakah produktivitas ekonomis dari usahatani yang dilaksanakan ? (d) Semua jawaban benar

(3) Hasil evaluasi bisa digunakan untuk perbaikan manajemen usahatani, yang meliputi: (a) Memberi sanksi kepada setiap petani anggota yang tidak taat aturan

(b) Inovasi teknologi dan perbaikan manajemen Kelompok Tani (c) Mengganti jenis tanaman dan pola tanam dalam usahatani. (d) Inovasi teknologi dan penggantian tenaga kerja dalam usahatani

Referensi

Dokumen terkait

Biodistribusi pada mencit jantan menunjukkan partikel yang terdistribusi didalam paru adalah 84,85% sedangkan persentase partikel di dalam hati sebesar 1,54%.. Rasio partikel

Siswa melakukan perenungan dengan menjawab pertanyaan yang terdapat dalam buku siswa (3 hal yang mereka pelajari pada hari tersebut, bagian yang sudah mereka pahami dengan

Nasional direktorat jendral pendidikan tinggi, 2006 ), hal.. yang lain menanggapi. Begitu seterusnya sampai kelompok terakhir. Namun dari semua kelompok hanya diminta untuk

Kadar air, lemak dan protein tidak berbeda antara ikan segar dan ikan yang disimpan beku (p>0,05); akan tetapi water holding capacity lebih rendah pada ikan yang disimpan

a) Membuat strategi, kebijakan, serta rencana kegiatan pengawasan. b) Memonitor pencapaian tujuan dan strategi pengawasan secara keseluruhan serta melakukan kajian secara berkala.

Penelitian ini akan melihat apakah tanaman pangan padi dan palawija akan dapat memberikan tingkat pendapatan pada petani lahan kering dengan baik, seberapa besar prospek

Bersangkutan dengan kurang sempurnanya alat-alat dalam tubuhnya baik anatomik maupun fisiologik maka mudah timbul beberapa kelainan seperti : (a) suhu tubuh yang tidak stabil

1) Sistem Input adalah sistem pertama yang dilakukan dalam aplikasi validasi sebuah file XHTML. 2) Sistem Validasi XHTML (proses) merupakan sistem proses inti dari aplikasi ini. 3)