• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penerapan Media Ajar Animasi Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran TIK Kelas V Semester I Di SD Negeri Ngajaran 3

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Penerapan Media Ajar Animasi Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran TIK Kelas V Semester I Di SD Negeri Ngajaran 3"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

Penerapan Media Ajar Animasi Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran TIK Kelas V Semester I Di SD Negeri Ngajaran 3

SKRIPSI Diajukan kepada

Program Studi Pendidikan Teknologi Informatika dan Komputer Fakultas Teknologi Informasi guna memenuhi sebagian dari persyaratan

untuk

mencapai gelar Sarjana Pendidikan Komputer

Disusun oleh:

Bayu Aji Saputra (702010041) Adriyanto Juliastomo Gundo, S.Si., M.Pd.

Program Studi Pendidikan Teknik Informatika dan Komputer Fakultas Teknologi Informasi

Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)

PENERAPAN MEDIA AJAR ANIMASI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN TIK KELAS V

SEMESTER I DI SD NEGERI 3 NGAJARAN 1Bayu Aji Saputra, 2Adriyanto Juliastomo Gundo, S.Si, M.Pd.

Fakultas Teknologi Informasi Universitas Kristen Satya Wacana Jl. Diponegoro 52-60, Salatiga 50711, Indonesia

Email: 1)bayuasr05@gmail.com,2)adriyanto.gundo@staff.uksw.edu ABSTRACT

ICT in SD Negeri Ngajaran 3, in delivery of content still using the blackboard. So that adversely an effects in the learning outcomes. Using animation learning media in the learning process to improve student learning outcomes. This research used kualitatif research with method class action (peneltian tindakan kelas (PTK) used two cycles. Media used in this research was media animation created using Adobe Flash. The result of this study indicated that there was an improvement in the students learning outcomes. The improvement could be seen from cycle 1, the number of students who achieved the comprehensiveness were 19 or about 73,1%, then in cycle 2 reached 20 students or about 76.9%. The students learning outcomes have exceeded the criteria of an action that has been specified to 75%. By using media teaching animation in the learning process of TIK in fifth grader of SD Negeri Ngajaran 3 could enhance students learning outcomes.

Keyword: Learning media, Animation, Learning outcomes ABSTRAK

Pembelajaran TIK di SD Negeri Ngajaran 3 penyampaian materi masih menggunakan media papan tulis sehingga berdampak pada rendahnya hasil belajar. Menggunakan media ajar animasi dalam proses pembelajaran untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Metode penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan penelitian tindakan kelas (PTK) menggunakan 2 siklus. Media yang digunakan dalam penelitian ini adalah media animasi yang dibuat menggunakan Adobe flash. Hasil penelitian menunjukan bahwa ada peningkatan pada hasil belajar. Peningkatan hasil belajar dilihat dari siklus 1 nilai siswa yang mencapai ketuntasan adalah 19 siswa atau sekitar 73,1%, kemudian pada siklus 2 mencapai 20 siswa atau sekitar 76,9%. Hasil belajar siswa telah melampaui kriteria keberhasilan tindakan yang telah ditentukan yaitu sebesar 75%. Menggunakan media ajar animasi dalam proses pembelajaran TIK pada kelas V di SD Negeri Ngajaran 3 dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

Kata kunci : Media Ajar, Animasi, Hasil Belajar

1. Mahasiswa Fakultas Teknologi Informasi Jurusan Teknik Informatika dan Komputer,

Universitas Kristen Satya Wacana, Salatiga

2. Staff Fakultas Teknologi Informasi Jurusan Teknik Informatika dan Komputer, Universitas

(7)

1 1. Pendahuluan

Perkembangan Teknologi informasi yang semakin pesat di era globalisasi saat ini tidak bisa dihindari lagi pengaruhnya terhadap dunia pendidikan. Tuntutan global menuntut dunia pendidikan untuk selalu senantiasa menyesuaikan perkembangan teknologi terhadap usaha dalam peningkatan mutu pendidikan, terutama penyesuaian penggunaan teknologi informasi dan komunikasi bagi dunia pendidikan khususnya dalam proses pembelajaran.

Proses pembelajaran TIK di SD Negeri Ngajaran 3 dalam proses pembelajaran guru menggunakan modul dan media papan tulis untuk menyampaikan materi, sedangkan siswa hanya melihat yang digambarkan di papan tulis dan mengerjakan tugas yang di instruksikan oleh guru. Pembelajaran seperti ini menjadikan siswa cepat bosan dan kurang memperhatikan sehingga berdampak pada rendahnya hasil belajar siswa.

Berdasarkan hasil wawancara dengan guru mata pelajaran TIK SD Negeri Ngajaran 3 pada tanggal 11 Juni 2015, sistem penilaian di sekolah tersebut menggunakan grade (A, AB, B, BC, C), dimana dari setiap grade nilai ada range nilai angka. Range A = 85-100, AB = 75-84, B = 65-74, BC = 55-64, dan C = 0-54, sedangkan nilai kriteria ketuntasan minimal yaitu B. Hasil belajar siswa yang memperoleh ≥ B (Nilai Kriteria Ketuntasan minimal) pada ulangan harian TIK pada tahun ajaran 2014/2015 pada semester 1 60% siswa yang memperoleh ≥ B dan 40% < B, di semester 2 siswa yang memperoleh ≥ B = 64% dan 36% masih < B dari jumlah siswa di kelas V. Berdasarkan data hasil belajar siswa yang diperoleh belum memenuhi kriteria yang di tentukan, sedangkan target KKM yang diharapkan dari sekolah minimal 75% yang mendapatkan nilai ≥ B.

Berdasarkan permasalahan yang ditemukan maka diperlukan adanya perbaikan dalam proses pembelajaran dengan menggunakan media ajar animasi, yang diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar dan untuk memelihat aktivitas siswa dalam proses pembelajaran TIK, dari permasalahan yang diuraikan maka dilakukan penelitian untuk mengetahui pengaruh penerapan Media ajar animasi dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran TIK kelas V di Sekolah Dasar Negeri 3 Ngajaran.

2. Tinjauan Pustaka

Penelitian pertama telah dilakukan oleh Yuasa Putu, dengan judul “Pengaruh Pendekatan Contextual Teaching And Learning Berbantuan Media Animasi Komputer Terhadap Hasil Belajar IPA SD Gugus I Tampaksiring“. Dalam penelitiannya hasil belajar IPA siswa dapat ditingkatkan dengan penerapan dan penggunaan media pembelajaran secara tepat, dalam hal ini dengan menggunakan media animasi yang disesuaikan dengan materi yang disampaikan, dengan diterapkan pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) berbantuan media animasi komputer. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Yuasa Putu menggunakan model pembelajaran konvensional diketahui hasil belajar didapat 30 siswa, bahwa 6 siswa

(8)

atau 20% memperoleh hasil kategori sangat baik, 20 siswa atau 66,7% memperoleh hasil kategori baik, 4 siswa atau 13,3% memperoleh kategori cukup, setelah menggunakan pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) berbantuan media animasi komputer, bahwa 23 siswa atau 76,7% siswa memperoleh nilai kategori sangat baik, 5 siswa atau 16,7% memperoleh nilai kategori baik dan 2 siswa atau 6,7% memperoleh nilai cukup.[1]

Penelitian kedua yang dilakukan oleh Sulisthia Sri juga melakukan penelitian yang berjudul “Penerapan Model Inkuiri Terbimbing Berbantuan Media Animasi Komputer Untuk Meningkatkan Motivasi Dan Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas V Di Sd Negeri 2 Manukaya Tahun Pelajaran 2013/2014“. Hasil yang ditunjukan dalam penelitian ini data Motivasi dan Hasil belajar pada siklus I 69,4% dan 71,6%, sedangkan pada siklus II 80,3% dan 80,62%, sehingga motivasi dan hasil belajar dari siklus I ke siklus II terjadi peningkatan 10,9% dan 9,02% . Penelitian yang dilakukan ini menjelaskan bahwa Penerapan model pembelajaran inkuiri terbimbing berbantuan media animasi komputer pada mata pelajaran Matematika secara efektif dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas V SD Negeri 2 Manukaya. Terlihat dari nilai rata-rata hasil belajar persikus mengalami peningkatan, mulai dari sedang hingga tinggi. Berdasarkan hasil penelitian bahwa model pembelajaran inkuiri terbimbing menggunakan bantuan media animasi komputer baik digunakan untuk meningkatkan hasil belajar.[2]

Perbedaan dengan penelitian terdahulu media belajar yang dibuat dengan menggunakan adobe flash yang dapat digunakan untuk membuat animasi yang terdiri dari penggabungan gambar, button, text, suara dan movie clip, selain itu media yang dibuat berbentuk tutorial yang dilengkapi dengan penjelasan berupa text dan mudah digunakan. Penelitian ini juga menggunakan Penelitian Tindakan Kelas yang digunakan untuk melihat aktivitas siswa dan hasil belajar siswa.

Mata pelajaran TIK mencakup penguasaan keterampilan mengoperasikan ms. Word. Materi yang digunakan penelitian ini adalah menu home, insert dan menu page layout pada aplikasi pengolah kata. Tujuan dari materi tersebut siswa dapat melakukan pengaturan ukuran halaman, menggunakan menu Bold, Italic, dan Underline, menggunakan menu Font untuk mengubah jenis huruf, menggunakan menu Left, Center, Right, dan Justify untuk meratakan kalimat, menggunakan menu word art dan menggunakan menu clip art.

Fungsi Media sebagai perantara yang digunakan manusia untuk menyampaikan pesan, ide, gagasan, atau pendapat sehingga yang dikemukakan agar dapat diterima oleh penerima yang dituju[3]. Penggunaan animasi dengan bantuan komputer sebagai media pembelajaran memiliki banyak kelebihan dan dapat menambah kesan realisme dan merangsang siswa untuk merespon dengan adanya warna dan grafiks. Media animasi merupakan media yang berupa gambar yang bergerak yang disertai dengan suara dan merupakan perkembangan dari IPTEK. Penggunaan animasi tidak terlepas pada peran alat bantu komputer. Animasi dapat diperoleh dengan melalui grafik tiga dimensi atau dua dimensi. Dari ulasan tersebut

(9)

dapat disimpulkan bahwa media animasi merupakan media yang dapat digunakan dalam proses pembelajaran.[4]

Kelebihan animasi seperti media-media lain mempunyai peranan yang tersendiri dalam bidang pendidikan khususnya untuk meningkatkan kualitas pengajaran dan pembelajaran. Berikut merupakan beberapa kelebihan animasi apabila digunakan dalam bidang pendidikan: 1) Animasi mampu menyampaikan sesuatu konsep yang kompleks secara visual dan dinamik. Ini dapat membuat hubungan atau kaitan mengenai suatu konsep atau proses yang kompleks lebih mudah untuk dipetakan ke dalam pikiran pelajar dan seterusnya membantu dalam proses pemahaman. 2) Animasi digital mampu menarik perhatian pelajar dengan mudah. Animasi mampu menyampaikan suatu pesan dengan lebih baik dibanding penggunaan media yang lain. Pelajar juga mampu memberi ingatan yang lebih lama kepada media yang bersifat dinamik dibanding media yang bersifat statik. 3) Animasi digital juga dapat digunakan untuk membantu menyediakan pembelajaran secara maya. Ini utamanya untuk keadaan dimana perkiraan sebenarnya sukar atau tidak dapat disediakan, membahayakan ataupun mungkin melibatkan biaya yang tinggi. 4) Animasi mampu menawarkan satu media pembelajaran yang lebih menyenangkan. Animasi mampu menarik perhatian, meningkatkan motivasi serta merangsang pemikiran pelajar yang lebih berkesan. Semuanya akan membantu dalam proses mengurangkan beban kognitif pelajar dalam menerima sesuatu materi pelajaran atau pesan yang ingin disampaikan oleh para pendidik. 5) Persembahan secara visual dan dinamik yang disediakan oleh teknologi animasi mampu memudahkan dalam proses penerapan konsep atau pun demonstrasi.[5]

Indikator aktivitas siswa dalam kegiatan belajar mengajar menurut Paul B. Diedrich dalam Sardiman mengklasifikasikan macam aktivitas belajar siswa antara lain dapat digolongkan sebagai berikut: “1) Visual activities, yang termasuk di dalamnya misalnya, membaca, memerhatikan gambar demontrasi, percobaan, pekerjaan orang lain; 2) Oral activities, seperti: menyatakan, merumuskan, bertanya, memberi saran, mengeluarkan pendapat, mengadakan wawancara, diskusi, interupsi; 3) Listening activities, sebagai contoh mendengarkan: uraian, percakapan, diskusi, musik, pidato; 4) Writing activities, seperti misalnya: menulis cerita, karangan, laporan, angket, menyalin; 5) Drawing activities, misalnya: menggambar, membuat grafik, peta, diagram; 6) Motor activities, yang termasuk di dalamnya antara lain: melakukan percobaan, membuat konstruksi, model mereparasi, bermain, berkebun, beternak; 7) Mental activities, sebagai contoh misalnya: menanggapi, mengingat, memecahkan soal, menganalisis, melihat hubungan, mengambil keputusan; 8) Emotional activities, seperti misalnya, menaruh minat, merasa bosan, gembira, bersemangat, bergairah, berani, tenang, gugup”.[6]

Hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki atau dikuasai siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Hasil belajar mencakup kemampuan kognitif (intelektual), afektif (sikap), dan kemampuan psikomotorik (bertindak). Penyampaian materi oleh guru dikatakan berhasil jika terdapat perubahan positif pada siswa dan

(10)

siswa dapat diakatak berhasil pada proses belajarnya apabila hasil belajar yang dicapainya maksimal. Teori tersebut dapat disimpulkan bahwa, hasil belajar adalah suatu obyek untuk penilaian akhir dari proses pembelajaran yang telah dilakukan berulang-ulang.[7]

Belajar pada hakikatnya adalah proses interaksi terhadap semua situasi yang ada disekitar individu siswa. Belajar juga dapat dipandang sebagai proses yang diarahkan kepada pencapaian tujuan dan proses berbuat melalui berbagai pengalaman yang diciptakan oleh guru.[8] Pembelajaran adalah proses yang diselenggarakan oleh guru untuk membelajarkan siswa dalam belajar bagaimana memperoleh dan memproses pengetahuan, ketrampilan dan sikap.[9]

3. Metode Penelitian

Metode penelitian ini menggunakan kualitatif dengan menggunakan penelitian tindakan kelas (PTK), sebelum melakukan penelitian, berikut ini tahap penelitian :

Gambar 1. Tahap penelitian.[10]

Gambar 1. Merupakan tahap-tahap penelitian yang dilakukan, yang terdiri dari observasi yaitu melakukan wawancara untuk mendapatkan informasi dari narasumber untuk melakukan penelitian, penyusunan strategi pembelajaran yang dilakuakan dengan membuat perangkat pembelajaran RPP dan membuat media ajar animasi, penerapan yaitu melakukan penelitian yang dilakukan dengan menggunakan siklus 1 dan 2, pengolahan data dilakukan untuk mengolah data penelitian, penulisan hasil penelitian dilakukan untuk menulis laporan hasil penelitian.

Jenis penelitian yang digunakan yaitu Penelitian Tindakan Kelas atau sering disebut dengan CAR (Classroom Action Research). Penelitian tindakan kelas yang akan peneliti lakukan dengan menggunakan model Kemmis & McTaggart, model ini merupakan pengembangan dari konsep dasar yang diperkenalkan oleh Kurt Lewin. Model yang dikemukakan oleh Kemmis & Mc Taggart terdiri dari empat komponen, yaitu: perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Keempat komponen yang berupa untaian tersebut dipandang sebagai suatu siklus. Pengertian siklus dalam hal

Observasi

Penyusunan Strategi Pembelajaran

Penerapan

Pengolahan data

(11)

ini adalah putaran kegiatan yang terdiri dari perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi (Wijaya Kusumah & Dedi Dwitagama).[11]

Gambar 2. Siklus PTK menurut Kemmis &Taggart.[11]

Gambar 2 siklus penelitian yang terdiri dari 4 tahap yaitu perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi. Perencanaan disusun oleh peneliti dan guru mata pelajaran, perencanaan yang dilakukan adalah membuat perangkat pembelajaran seperti rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP). Media ajar animasi yang digunakan dalam penelitian mencakup cara menggunakan page layout, word art, clip art, font, dan paragraf.

Media ajar animasi yang digunakan dalam penelitian ini dibuat menggunakan Adobe falsh. Berikut tampilan media ajar yang digunakan dalam penelitian:

Gambar 3. Tampilan Media ajar animasi.

Gambar 3 adalah tampilan media ajar animasi yang digunakan untuk menyampaikan materi, dari tampilan awal sampai tampilan soal. Media ini berisi tampilan pembuka, tampilan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar, tampilan menu materi yang dapat memilih materi sesuai dengan yang akan diajarkan kepada

(12)

siswa, dan tampilan soal yang digunakan untuk mengevaluasi siswa selama proses pembelajaran di kelas.

Tahap tindakan penelitian, rancangan model yang sudah disusun diterapkan dalam pembelajaran di kelas. Pelaksanaan persiklus dilakukan dalam dua kali pertemuan dan dilaksanakan sesuai dengan RPP yang sudah dibuat sebelumnya, setiap proses pembelajaran guru menggunakan media ajar animasi dalam menyampaikan materi. Kegiatan observasi dilakukan saat penelitian berlangsung, obsevasi dilakukan guna mengetahui ada tidaknya perubahan setelah dilakukan tindakan. Refleksi dilakukan untuk mengetahui apakah yang terjadi telah sesuai dengan perencanaan. Data dalam penelitian ini adalah data aktivitas siswa dan data hasil belajar siswa.

Pada siklus kedua perencanaan tindakan ditentukan dari hasil refleksi dari siklus pertama, jika sudah terjadi peningkatan hasil belajar pada siklus kedua dan sudah sesuai dengan indikator keberhasilan, maka penelitian sudah bisa dihentikan dan jika hasil belajar belum memenuhi indikator keberhasilan maka akan dilanjutkan pada siklus selanjutnya.

Instrument pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari lembar observasi. Lembar observasi berisi indikator-indikator yang digunakan untuk mengamati aktivitas belajar siswa saat diterapkan dalam proses belajar mengajar menggunakan media ajar animasi oleh guru. Kisi-kisi observasi aktivitas siswa berdasarkan aktivitas belajar siswa oleh Paul B. Diedrich[6] dan ditunjukan pada tabel dibawah ini :

Tabel 1. Kisi-kisi observasi aktivitas belajar siswa di kelas.

No Kegiatan Aspek yang diamati

1 Visual

activities

Siswa memperhatikan demonstrasi materi yang disajikan oleh guru.

2 Oral

activities

Siswa mengajukan pertanya kepada guru.

3 Listening

activities

Siswa mendengarkan informasi yang disampaikan oleh guru.

4 Motor

activities

Siswa melakukan kegiatan yang di instruksikan oleh guru.

5 Emotional

activities

Siswa bersemangat mengikuti kegiatan pelajaran.

Tabel 1 merupakan instrumen penelitian yang digunakan untuk mengamati aktivitas siswa di kelas berdasarkan aspek-aspek yang diamati.

(13)

Analisis data observasi penelitian dilakukan dengan menggunakan percentages corrections.[12]

𝑁𝑃 = 𝑅

𝑆𝑀 × 100% Keterangan

NP : nilai persen yang dicari R : skor mentah yang diperoleh SM : skor maksimum

Evaluasi yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan tes praktik. Tes praktik dilaksanakan pada pertemuan akhir dari setiap siklus. Tes ini dilakukan guna mengukur hasil belajar siswa setelah dilakukan tindakan. Data hasil belajar siswa ini dianalisa dengan rata-rata nilai kelas, nilai maksimal dan minimal serta jumlah siswa yang tuntas maupun tidak tuntas. Dalam penelitian, indikator keberhasilan merupakan ketentuan atau patokan suatu penelitian dikatakan berhasil atau tidak, selain itu yang menjadi indikator keberhasilan setelah pelaksanaan tindakan adalah meningkatnya hasil belajar dari siklus satu ke siklus selanjutnya. Apabila nilai hasil belajar siswa yang didapat sesuai dengan nilai kriteria ketuntasan minimal (KKM) yaitu ≥ 65 mencapai 75% dari standar ketuntasan belajar minimal, maka dapat dikatakan menggunakan media ajar animasi mampu meningkatkan hasil belajar siswa. Kriteria keberhasilan kegiatan siswa ditunjukan pada tabel dibawah ini:

Tabel 2. Kriteria keberhasilan kegiatan siswa.[13]

Tingkat Keberhasilan Kategori Pencapaian >80% Sangat tinggi

>60%-79% Tinggi

>40-59% Sederhana

>20-39% Rendah

<20% Sagat rendah

Berdasarkan kriteria keberhasilan kegiatan siswa di atas, maka penelitian dianggap berhasil jika kategori pencapian mencapai kategori tinggi.

4. Hasil dan Pembahasan

Pembelajaran dilaksanakan di dalam Lab. Komputer dan satu komputer digunakan oleh 2 siswa. Penelitian dilakukan menggunakan penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan pada dua siklus. Siklus satu berlangsung dua kali pertemuan pada tanggal 27 Agustus dan 3 September 2015. Pada pertemuan pertama, guru menyampaikan materi dengan menggunakan media ajar animasi, dalam pembelajaran, guru menjelaskan langkah-langkah mengatur ukuran halaman atau

(14)

kertas dan memodifikasi jenis huruf. Guru meminta siswa untuk mempraktikkan dan memahami materi mengenai langkah-langkah mengatur ukuran halaman atau kertas dan memodifikasi jenis huruf yang telah disampaikan, dalam media ajar animasi dan jika ada hambatan atau sesuatu yang kurang dimengerti, siswa diminta aktif untuk bertanya secara langsung pada guru. Siswa diberikan kesempatan untuk berlatih langkah-langkah mengatur ukuran halaman dan memodifikasi jenis huruf. Guru memberikan kesempatan siswa untuk bertanya tentang materi yang belum dipahami. Guru memberi ulasan singkat tentang materi selanjutnya dan memberikan tugas untuk mempelajari materi berikutnya.

Pertemuan kedua guru memberi penekanan bahwa yang akan diajarkan dalam pertemuan ini adalah melanjutkan langkah-langkah mengedit kalimat. Guru menjelaskan sekilas tentang materi pertemuan sebelumnya. Setelah itu guru menjelaskan materi memodifikasi kalimat menggunakan menu paragraf dengan media ajar animasi, selanjutnya siswa diminta mempraktikkan dan memahami materi mengenai langkah-langkah menggunakan Bold, Italic, underline, left, center, right, dan justify huruf yang telah disampaikan dalam media ajar animasi, jika ada hambatan atau sesuatu yang kurang dimengerti siswa diminta aktif untuk bertanya secara langsung pada guru. Setelah siswa mempraktekkan materi tersebut, guru memberikan soal evaluasi untuk mengetahui seberapa besar hasil belajar siswa yang didapat setelah diterapkan pembelajaran dengan menggunakan media ajar animasi dari pertemuan pertama sampai pertemuan kedua. Dari hasil observasi siklus satu diketahui nilai rata-rata aktivitas belajar siswa mencapai 78,1%. Sedangkan persetasi nilai rata-rata hasil belajar siswa mencapai sebesar 73,5% dan belum mencapai ketuntasan yang diharapkan yaitu 75%. Berdasarkan hasil analisis data siklus satu belum mencapai indikator keberhasilan maka dilanjutkan ke siklus dua.

Dari perolehan data tersebut, selanjutnya menjadi refleksi siklus satu untuk memperbaiki proses mpembelajaran selanjutnya. Kekurangan dan perbaikan pada siklus satu pada tabel 3.

Tabel 3. Refleksi siklus 1

No Kekurangan Perbaikan

1 Guru menjelaskan materi menggunakan media ajar animasi dan murid mengikuti langkah-langkah seperti yang dicontohkan, akan tetapi masih ada murid yang masih bingung.

Guru menjelaskan materi menggunakan aplikasi media ajar animasi dan memberikan kesempatan kepada siswa untuk banyak latihan, diharapkan dapat mengatasi siswa yang masih bingung.

Penelitian pada siklus 2 berlangsung dua kali pertemuan yaitu tanggal 10 September dan 17 September 2015. Guru menyampaikan materi dengan menggunakan media ajar animasi, dalam pembelajaran guru menjelaskan langkah-langkah membuat tuliasan yang menarik menggunakan Word art. Guru meminta

(15)

siswa untuk mempraktikkan dan memahami materi mengenai langkah-langkah membuat tuliasan yang menarik menggunakan Word art yang telah disampaikan dalam media ajar animasi, dan jika ada hambatan atau sesuatu yang kurang dimengerti siswa diminta aktif untuk bertanya secara langsung pada guru. Siswa diberikan kesempatan untuk berlatih langkah-langkah membuat tulisan yang menarik menggunakan Word art.

Pertemuan kedua guru menjelaskan tentang materi pertemuan sebelumnya, setelah itu guru menjelaskan materi menyisipkan gambar dengan menggunakan Clip art dengan media ajar animasi, selanjutnya siswa diminta mempraktikkan dan memahami materi mengenai langkah-langkah menggunakan Clip art yang telah disampaikan dalam media ajar animasi, jika ada hambatan atau sesuatu yang kurang dimengerti siswa diminta aktif untuk bertanya secara langsung pada guru. Setelah siswa mempraktekkan materi tersebut, guru memberikan soal evaluasi untuk mengetahui seberapa besar hasil belajar siswa yang didapat setelah diterapkan pembelajaran dengan menggunakan media ajar animasi dari pertemuan pertama sampai pertemuan kedua. Berdasarkan hasil pelaksanaan perbaikan pada siklus dua diperoleh data nilai rata-rata aktivitas belajar siswa mencapai 83,5%. Sedangkan persetasi nilai rata-rata hasil belajar siswa mencapai sebesar 76,9% dan sudah memenuhi kriteria ketuntasan 75%, sehingga penelitian ini dapat dihentikan dan untuk siswa yang belum tuntas akan mendapatkan tugas untuk perbaikan.

Berdasarkan uraian pembahasan adanya peningkatan aktivitas belajar dan hasil belajar pada siklus dua sudah mencapai indikator keberhasilan yang ditetapkan, maka diputuskan tidak melakukan siklus berikutnya. Peningkatan aktivitas belajar dan hasil belajar siswa pada siklus satu dan siklus dua dapat dilihat dari persentase rata-rata dan ketuntasan yang diperoleh. Peningkatan tersebut dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel 4. Data aktivitas belajar siklus satu dan siklus dua

No Kegiatan Aspek yang diamati Siklus 1 Siklus 2

1 Visual

activities

Siswa memperhatikan demonstrasi materi yang disajikan oleh guru.

80,7% 82,7%

2 Oral

activities

Siswa mengajukan pertanya

kepada guru. 76,9% 86,5%

3 Listening

activities

Siswa mendengarkan informasi

yang disampaikan oleh guru. 71,1% 75%

4 Motor

activities

Siswa melakukan kegiatan yang

di instruksikan oleh guru. 86,5% 86,5%

5 Emotional

activities

Siswa berinteraksi dalam

mengikuti pembelajaran. 75% 86,5%

(16)

Observasi aktivitas belajar siswa digunakan untuk mengetahui aktivitas siswa setelah diterapkan pembelajaran menggunakan media ajar animasi. Berdasarkan data aktivitas siswa pada tabel 4 yang diperoleh dari hasil pengamatan aktivitas siswa dikelas dari siklus 1 dan siklus 2, rata-rata pada siklus 1 sebanyak 78,1% dan siklus 2 sebanyak 83,5%, hasil rata-rata dari siklus 1 dan siklus 2 terjadi peningkatan 5,4%.

Table 5. Data Nilai hasil belajar

No Penilaian Nilai Tes

Siklus 1 Siklus 2

1 Rata-rata kelas 73,5% 76,9%

Berdasarkan data nilai hasil belajar siswa pada tabel 5 yang diperoleh dari hasil tes praktik siswa dikelas dari siklus 1 dan siklus 2, rata-rata pada siklus 1 sebanyak 73,5% dan siklus 2 sebanyak 76,9%, hasil rata-rata dari siklus 1 dan siklus 2 terjadi peningkatan 3,4%. Secara umum penelitian yang dilakukan sudah dikatakan berhasil karena sudah memenuhi kriteria yang diharapkan.

5. Simpulan dan saran

Berdasarkan penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan di SD Negeri Ngajaran 3 pada bulan Agustus - September 2015 dengan menggunaan media ajar animasi dalam pembelajaran TIK pada kelas V di SD Negeri Ngajaran 3 dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Peningkatan tersebut dapat dilihat dari hasil tes akhir siklus, pada siklus 1 nilai siswa yang mencapai ketuntasan adalah 19 siswa atau sekitar 73,1%, kemudian pada siklus 2 mencapai 20 siswa atau sekitar 76,9%, dengan demikian, hasil belajar siswa telah melampaui kriteria keberhasilan tindakan yang telah ditentukan yaitu sebesar 75%, selain peningkatan hasil belajar siswa, penggunaan media ajar animasi memudahkan guru untuk menyampaikan materi yang diajarkan, sehingga siswa lebih memudah siswa untuk memahami materi.

Saran yang dapat disampaikan bagi penelitian selanjutnya, diharapakan dapat menjadikan hasil penelitian ini sebagai referensi penelitian untuk mengembangkan dan menyempurnakan penelitian sebelumnya dengan menambahkan metode pembelajaran atau mengembangkan media.

6. Daftar Pustaka

[1] Ardana K., Suadyana A.,Yuasa P. (2014). “PENGARUH PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING BERBANTU MEDIA ANIMASI KOMPUTER TERHADAP HASIL BELAJAR IPA SD GUGUS I TAMPAKSIRING”. Jurnal Mimbar PGSD Universitas Pendidikan Ganesha, (Online), vol.2, no.1. http://ejournal.undiksha.ac.id/.[12 Juli 2015].

[2] Manuaba S., Sulisthia S.,Wiarta W. (2014). “PENERAPAN MODEL INKUIRI TERBIMBING BERBANTUAN MEDIA ANIMASI KOMPUTER UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS V DI SD NEGERI 2 MANUKAYA TAHUN PELAJARAN 2013/2014”.

(17)

Jurnal Mimbar PGSD Universitas Pendidikan Ganesha,(Online) vol.2, no.1. http://ejournal.undiksha.ac.id/.[17 Juli 2015].

[3] Arsyad, A., 2002, Media Pembelajaran, Jakarta: Bumi Perkasa.

[4] Jhon D Latuheru. 1988. Media Pembelajaran Dalam Proses Belajar Mengajar Masa Kini. Jakarata: P2LPTK.

[5] Harun dan Zaidatun. 2004. Teknologi Multimedia dalam Pendidikan. http://www.ctl.utm.my/publications/manuals/mm/elemenMM.pdf [12 Juli 2015].

[6] Sadiman. 2011, Interaksi dan Motivasi Belajar-Mengajar. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

[7] Nana, sudjana. 2006. Penilaian Proses Belajar Mengajar. Bandung: Rosdakarya.

[8] Rusman, 2010, Model-model Pembelajaran-mengembangkan profesionalisme guru, Jakarta: PT. Raja Grapindo Persada.

[9] Dimyati dan Mudjiyono. (1999). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta. PT. RinekaCipta.

[10] Nazir, Mohammad. 1988. Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia. [11] Wijaya Kusumah & Dedi Dwitagama. (2010). Mengenal Penelitian Tindakan

Kelas, Edisi Kedua. Yogyakarta: PT. Indeks.

[12] Ngalim Purwanto. 2011. Psikologi Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

[13] Zainal Aqib. 2009. Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Yrama Widya. .

Gambar

Gambar 1. Tahap penelitian.[10]
Gambar 2. Siklus PTK menurut Kemmis &amp;Taggart.[11]
Tabel 1. Kisi-kisi observasi aktivitas belajar siswa di kelas.
Tabel 2. Kriteria keberhasilan kegiatan siswa.[13]
+4

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Bila mahar tidak dalam bentuk tunai kemudian terjadi putus perkawinan (cerai) setelah melakukan hubungan suami istri, sewaktu akad maharnya adalah dalam bentuk

Namun berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Ririk (2011) tentang kualitas laba terhada kinerja perusahaan yang salah satu pengukuran kualitas labanya

Peneliti ingin meneliti keputusan hedging dari fenomena yang berkaitan tentang data acuan pokok untuk melakukan keputusan hedging dengan pengukuran melalui

[r]

Sampel yang akan diuji di laboratorium mekanika tanah USU. Sampel dimasukkan kedalam oven untuk

[r]

BAB II PENGALIHAN HAK ATAS SAHAM PADA PERSEROAN TERBATAS ... Dasar Hukum Peralihan Saham Pada Perseroan Terbatas ... Bentuk Peralihan Secara Diam-Diam Pada Perseroan ...