• Tidak ada hasil yang ditemukan

Plagiarism Checker X Originality Report

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Plagiarism Checker X Originality Report"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

Plagiarism Checker X Originality Report

Similarity Found: 13%

Statistics: 293 words Plagiarized / 2281 Total words

Remarks: Low Plagiarism Detected - Your Document needs Optional Improvement. --- HUBUNGAN SOSIAL BUDAYA PANTANG MAKAN DENGAN KESEMBUHAN LUKA EPISIOTOMY PADA IBU NIFAS HARI KE VII (Study korelasional di Wilayah Kerja

Puskesmas Pesantren II Kota Kediri) The Relationship Social Culture Of Abstinence To Eat With Healing Of Episiotomy Woulder In The Patternal Mother Days 7th (Correlational study in the Pesantren II Puskesmas Work Area Kediri City) Diyan Wahyuningsih Email: : [email protected] ABSTRAK Penyembuhan luka adalah suatu proses yang kompleks dengan melibatkan banyak sel. Proses yang dimaksudkan disini karena

penyembuhan luka melalui beberapa fase. Fase tersebut meliputi: koagulasi, inflamasi, proliferasi, dan fase remodeling.

Sosial budaya masyarakat yang masih membatasi makanan tertentu sebagai

konsekuensi melestarikan budaya masyarakat akan berdampak pada penyembuhan luka episiotomy. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui sosial budaya pantang makan dengan kesembuhan luka jahitan episiotomy ibu nifas hari ke VII di Wilayah Kerja Puskesmas Pesantren II Kota Kediri Desain yang dipilih adalah korelasional dengan jenisnya crosseccional. Populasi: Semua ibu nifas hari ke VII yang dilakukan episiotomy di Wilayah Kerja Puskesmas Pesantren II Kota Kediri sebanyak 30 responden, sampelnya adalah semua populasi sehingga teknik sampling yang digunakan adalah total sampling. Uji analisis yang digunakan adalah Chi Quadrat dengan menggunakanan spss dengan kemaknaan 95 %. Hasil penelitian, sebagian besar yaitu 17 ibu (56,7%) melakukan pantang makan. sebagian besar yaitu 16 ibu (53,3%) kesembuhan luka tidak baik,

analisis hubungan menunjukkan pvalue < a.= 0,000 < 0,05 dengan koefisien korealsinya 0,625 yang berarti ada yang positif hubungan antara sosial budaya pantang makan dengan kesembuhan luka jahitan episiotomy ibu nifas hari ke VII dengan keeratan hubungan kuat.

(2)

Diharapkan responden tidak berpantang makan saat nifas dan mengkonsumsi makanan sesuai dengan gizi seimbang sehingga pemulihan nifas berlangsung cepat. Kata kunci: Sosial budaya pantang makan, penyembuhan luka episiotomy, ibu nifas ABSTRACT Wound healing is a complex process involving many cells. The process intended here is due to wound healing through several phases. These phases include: coagulation,

inflammation, proliferation, and remodeling phase . Socio-cultural communities that still restrict certain foods as a consequence of preserving the culture of the community will have an impact on healing episiotomy wounds . The purpose of this study is

m engetahui sociocultural abstinence meal with wound healing episiotomy stitches postpartum mothers day to VII in the sub-district Puskesmas Pesantren II Kediri City. The design chosen was correlational with its cross-sectional type . Population : All mothers of childbirth day VII conducted an episiotomy in the Work Area of ??the Pesantren II Community Health Center in Kediri City as many as 30 respondents, the sample was all population so the sampling technique used was total sampling. The analysis test used was Chi Quadrat by using SPSS with significance of 95 %. The results of the

study, mostly 17 mothers (56.7%) abstained from eating. most of them are 16 mothers (53.3%) wound healing is not good , the analysis of the relationship shows pvalue <a. = 0,000 <0.0 5 with a correlation coefficient of 0.625 which means there is a positive relationship between social culture of abstinence from healing with episiotomy stitching wound puerperal mother day VII with a close relationship. It is expected

that respondents will not abstain from eating after childbirth and consume foods in accordance with balanced nutrition so that postpartum recovery takes place

quickly. Keywords: Socio-cultural abstinence, episiotomy wound healing, mother puerperal

(3)

Pendahuluan Di Indonesia sudah banyak program pembangunan kesehatan dengan pada penanggulangan masalah masalah kesehatan ibu dan anak.

Hal ini terbukti dari hasil survei yang menunjukkan penurunan Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) namun demikian untuk AKI pada dekade ini belum menunjukkan penurunan yang berarti, yaitu 110/100.000 kelahiran hidup. Target

Millenium Development Goal (MDGs) tahun 2015 AKI seharusnya 102/100.000 kelahiran hidup. Selain AKI masalah kesehatan ibu menyangkut angka kesakitan /morbiditas adalah penyakit seperti anemia, hipertens dan infeksi masih tinggi. Data Kementerian Kesehatan RI tahun 2014 menunjukkan bahwa terdapat 32% ibu nifas mengalami infeksi saat nifas, infeksi dapat membawa resiko kematian ketika akan, sedang dan setelah melahirkan (masa nifas) (Hasnawati, 2008).

Masalah kesakitan atau kematian pada ibu nifas berhubungan dengan faktor sosial budaya dan lingkungan di dalam masyarakat di mana mereka tinggal. Faktor

kepercayaan dan pengetahuan, budaya seperti berbagai pantangan hubungan sebab akibat antara makanan dan kondisi sehat sakit. Perawatan luka episiotomy ibu nifas yang dilakukan oleh petugas dan pendidikan kesehatan tentang cara praktis merawat luka oleh ibu nifas setelah pulang dari perawatan dianjurkan kunjungan ulang hari ke tiga, tujuh dan sebelum 28 hari untuk dievaluasi apakah involusi berjalan baik dan tidak ada komplikasi.

Apabila terjadi infeksi pada jalan lahir tidak hanya menghambat proses kesembuhan luka tetapi dapat juga menyebabkan kerusakan jaringan sel penunjang sehingga akan menambah mortalitas dan morbiditas ibu bersalin (Depkes 2013). Robekan episiotomy pada persalinan terjadi pada hampir semua persalinan pertama dan tidak jarang juga pada persalinan berikutnya hal ini merupakan masalah utama di seluruh dunia. Menurut Imam BS (2009) prevalensi di Inggris 69-88% robekan perlu di jahit, di Indonesia

penelitian yang dilakukan oleh Sri Purwaningsih (2008) dala “ Evaluasi Pelaksanaan Luka Jahitan Episiotomy Pada Ibu Post Partum di Unit Kebidanan Rumah Sakit Umum Kota Yogjakarta” di dapatkan 49,3% jumlah persalinan dengan luka robekan episiotomy atau episiotomi.

Berdasarkan survey awal dari data persalinan di Puskesmas Pesantren II Kota Kediri persalinan tiap bulan kurang lebih 30 ibu bersalin, sedangkan yang terjadi robekan kurang lebih 20 ibu pada tanggal 16 ada 10 ibu nifas yang mengalami luka laserasi jalan lahir, baik episiotomi maupun ruptur spontan. Hasil observasi dari 10 ibu nifas pada hari ke tujuh kunjungan ulang, ada 1 ibu nifas yang mengalami keterlambatan kesembuhan luka di mana jaringan tidak menyatu sempurna atau kulit terbuka dan 3 ibu

(4)

mengalami keterlambatan penyembuhan, masih ada kemerahan dan luka masih terbuka. Pantang atau tabu ialah suatu larangan untuk mengkonsumsi jenis makanan tertentu karena terdapat ancaman bahaya terhadap barang siapa yang melanggarnya. Dalam ancaman bahaya ini terdapat kesan magis, yaitu adanya kekuatan superpower yang berbau mistik yang akan menghukum orang-orang yang melanggar pantangan tersebut. Pada kenyataannya hukuman ini tidak selalu terjadi. Pantangan merupakan sesuatu yang diwariskan dari leluhur melalui orangtua, terus ke generasi-generasi di bawahnya. Hal ini menyebabkan orang tidak tau lagi kapan suatu pantangan atau tabu makanan dimulai dan apa sebabnya. Seringkali nilai sosial ini tidak sesuai dengan nilai gizi makanan (Baumali dan Nurhikmah, 2009).

Banyak praktek-praktek budaya yang berpengaruh secara negatif terhadap perilaku kesehatan masyarakat, seperti kepercayaan untuk pantang terhadap suatu makanan tertentu (Suprabowo, 2006). Larangan makan yang sering di lakukan oleh masyarakat antara lain ibu nifas dilarang makan telur, makan ayam, makan pedas, makan sayuran, makan daging, makan ikan asin dan hanya boleh makan dengan lauk tahu dan tempe serta krupuk dan masyarakat juga melarang memakan sayuran berwarna karena dianggap tidak baik untuk pemulihan saat nifas (Rahardjo, 2009). Penyembuhan luka adalah suatu proses yang kompleks dengan melibatkan banyak sel. Proses yang dimaksudkan disini karena penyembuhan luka melalui beberapa fase.

Fase tersebut meliputi: koagulasi, inflamasi, proliferasi, dan fase remodeling (Suriadi, 2009). Fase penyembuhan luka akan tergantung pada beberapa faktor yaitu faktor interna yang antara lain pengetahuan, usia, kebersihan atau hygine sanitasi serta gizi sedangkan faktor eksternanya adalah budaya, perawatan teknik jahitan dan bahan benang yang dipakai (Sarwono, 2005).

Kesembuhan luka episiotomi maupun ruptur dapat di evaluasi dengan menggunakan skala penilain yang objektif yaitu REEDA Scale terdiri dari Redness/ kemerahan (R), Edema/ bengkak (E), Ecchymosis/ memar (E), Discharge/ pengeluran (D) dan

Approximatioan/ menutupnya tepi luka (A). Solusi yang dilakukan untuk merubah pola pikir dan sosial budaya masyarakat yang masih membatasi makanan tertentu sebagai konsekuensi melestarikan budaya masyarakat maka perlu adanya peningkatan

pemahaman melalui penyuluhan tentang makanan sehat dan kontribusi makanan tersebut dalam peningkatan gizi serta mempercepat proses penyembuhan luka episiotomy ibu nifas, oleh karena itulah maka peneliti ingin melakukan penelitian tentang Hubungan sosial budaya pantang makan dengan kesembuhan luka jahitan episiotomy ibu nifas hari ke VII di Wilayah Kerja Puskesmas Pesantren II Kota Kediri.

(5)

Metode penelitian Desain penelitian adalah merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dan tujuan serta kegunaan tertentu, cara ilmiah berarti kegiatan penelitian ini di dasarkan pada ciri-ciri keilmuan, yaitu: rasional, empiris dan sistematis (Sugiono, 2006). Desain penelitian ini adalah korelasi dengan pendekatan yang digunakan adalah

crossectional yaitu: mempelajari dinamika korelasi dengan cara pendekatan, observasi atau pengumpulan data sekaligus pada suatu saat, yang artinya tiap subjek penelitian hanya diobservasi sekali saja dan pengukuran dilakukan terhadap status karakter atau variabel subjek pada saat pemeriksaan (Notoadmodjo, 2010).

Dalam penelitian ini mencari hubungan sosial budaya pantang makan dengan

kesembuhan luka episiotomy ibu nifas hari ke VII di Wilayah Kerja Puskesmas Pesantren II Kota Kediri. Populasinya adalah semua ibu nifas hari ke VII yang dilakukan episiotomy di Wilayah Kerja Puskesmas Pesantren II Kota Kediri . Sampelnya adalah sebagian ibu nifas hari ke VII yang dilakukan episiotomy di Wilayah Kerja Puskesmas Pesantren II Kota Kediri sebanyak 30 ibu. Variabel adalah konsep yang mempunyai bermacam-macam nilai, berarti menunjukkan variasi (Sudarso, 2007).

Variabel Independen Variabel independen adalah merupakan variabel yang

mempengaruhi atau yang sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat) (Sugiono, 2006). Variabel independen (X) dalam penelitian ini adalah sosial budaya pantang makan. Variabel dependen Variabel dependen adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas (Sugiono, 2006). Variabel dependen (Y) dalam penelitian ini adalah penyembuhan luka episiotomy. Hasil_ Berdasarkan tabel 4.6 dapat diintepretasikan bahwa setengah yaitu 15 ibu nifas (50%) melakukan pantang makan dan kesembuhan luka jahitannya tidak baik.

Berdasarkan Uji Chi Quadrat di dapatkan hasil p value =0,000 < a= 0,05 yang berarti Ho di tolak yang dapat di artikan ada hubungan antara sosial budaya pantang makan dengan kesembuhan luka episiotomy ibu nifas hari ke VII. Keeratan hubungan antara kedua variabel itu adalah kuat (0,625). Pembahasan Pantang makan pada penelitian ini menekankan pada sosial budaya yang terbukti pada responden nomor 8,9,11,12,19 menjawab budaya pantang harus diakukan. Berdasarkan Uji Chi Quadrat di dapatkan hasil p value 0,000 < a (0,05) yang berarti Ho di tolak yang dapat di artikan ada

hubungan antara sosial budaya pantang makan dengan kesembuhan luka episiotomy ibu nifas hari ke VII.

Keertan hubungan antara kedua variabel itu adalah kuat (0,625). Kebiasaan yang merupakan salah satu unsur tradisi di masyarakat adalah kebiasaan pantang makan pada ibu setelah melahirkan. Kebiasaan pantang makan ini disebabkan karena ketidak pahaman ibu post melahirkan tentang manfaat dari makanan yang harus di makan

(6)

selama setelah melahirkan. Ibu post partum akan mengalami berbagai gangguan yang salah satunya adalah resiko infeksi, terjadinya resiko infeksi terutama pada daerah perineum disebabkan karena adanya perlukaan atau robekan setelah melahirkan. Ibu post partum yang beresiko mengalami infeksi atau terjadi infeksi akan lebih banyak memerlukan nutrisi, sehingga asupan nutrisi 25% lebih banyak dari pada ibu tidak melahirkan. Kondisi kebutuhan nutrisi yang tinggi akan tetapi pemenuhannya kurang akan berdampak pada proses penyembuhan pada perineum, hal ini karena nutrisi yang seharusnya terpenuhi dari makanan tidak dapat terpenuhi. Nutrisi berupa protein sangatlah membantu proses penyembuhan luka, dengan tidak mengkonsumsi protein maka perlukaan akan lebih sulit untuk sembuh.

Hal ini karena asupan nutrisi berupa proteian sangatlah dibutuhkan untuk proses penyembuhan dan juga post partum yang mengalami luka itu membutuhakan lebih banyak nutrisi dari pada orang normal (Almatsier, 2007). Terjadinya hubungan antara pantang makan dengan penyembuhan luka perineum karena dengan nutrisi yang baik yaitu yang banyak mengandung protein akan membantu proses penyatuan jaringan. Hal ini karena protein bermanfaat untuk membantu proses tumbuhnya jaringan yang rusak, luka perineum adalah rusaknya jaringan jika di bantu dengan nutrisi yang banyak

mengandung protein maka pertumbuhan jaringan akan lebih cepat sehingga

penyembuhan luka perineum juga akan lebih cepat. Kesimpulan Sosial budaya pantang makan ibu nifas hari ke VII di Wilayah Kerja Puskesmas Pesantren II Kota Kediri sebagian besar (56,7%) melakukan pantang makan.

Kesembuhan luka episiotomy ibu nifas hari ke VII di Wilayah Kerja Puskesmas Pesantren II Kota Kediri sebagian besar (53,3%) kesembuhan luka tidak baik. Ada hubungan sosial budaya pantang makan dengan kesembuhan luka episiotomy ibu nifas hari ke VII di Wilayah Kerja Puskesmas Pesantren II Kota Kediri. Semakin pantang makan maka semakin lambat penyembuhan luka episiotomy (p value =0,000 < a= 0,05) Saran Bagi responden Diharapkan responden tidak berpantang makan saat nifas dan

mengkonsumsi makanan sesuai dengan gizi seimbang sehingga pemulihan nifas berlangsung cepat. Bagi Tempat penelitian Diharapkan penelitian ini bisa dijadikan acuan dalam meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya mengkonsumsi makanan yang banyak mengandung protein agar luka perineum cepat sembuh.

Bagi peneliti selanjutnya Diharapkan peneliti selanjutnya dapat meningkatkan penelitian ini dengan memperhatikan varibel perancu seperti perawatan luka seingga kedepannya menghasilkan hasil yang lebh baik. DAFTAR PUSTAKA Almatsier (2007). Prinsip Dasar Gizi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama Anwar (2009). Kurang gizi pada ibu pasca bersalin. www.kompas.com. akses 2-1-2016 Arikunto (2006). Prosedur Penelitian Suatu

(7)

Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta. (2009). Managemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta. Azwar (2003). Sikap Manusia Teori Dan Pengukurannya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. . (2004). Metode Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Binkesmas Budiarto. (2007). Biostatistik Untuk Kedokteran Dan Kesehatan Masyarakat.

Jakarta: EGC Depkes RI (2005). Menu Seimbang. Jakarta: Depkes RI Depkes RI (2005). Menu Seimbang. Jakarta: Depkes RI Erna Francin dkk (2005). Gizi Dalam Kesehatan Reproduksi. Jakarta: EGC Ferrer Hellen (1999). Perawatan Maternitas. Jakarta: EGC George M (2006). Perilaku Kesehatan. Jakarta: Bumi Aksara Hasan. Iqbal (2004). Analisa Penelitian Dengan Statistik. Jakarta: Bumi Aksara Hidayat. A.A. (2007). Metode Penelitian Kebidanan dan Analisa Data Jakarta: Salemba Medika Krisnatuti (2005). Menu sehat untuk ibu hamil dan menyusui. Jakarta: Puspa Swara Kumaidi, (2000). Gizi Dalam Masyarakat. Bogor BPK Gunung Mulia. Notoatmodjo. S (2005).

Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta. Nursalam. (2005). Konsep dan penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.

Nursalam. (2001). Pendekatan Praktis Metodologi Riset Keperawatan Jakarta: CV Sagung Seto. Poerwodarminto. (2000). Kamus Lengkap Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka Sudarso. (2007). Membuat Karya Tulis Ilmiah Bidang Kesehatan Dengan Penjelasan Dasar Metodologi Penelitian Dan Desain Penelitian Kesehatan. Surabaya: DUA TUJUH. Sugiyono. (2006). Metode Penelitian Administrasi. Bandung: Alfabeta. (2008). Metode Penelitian Pendidikan Bandung: Alfabeta (2005). Statistik Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta Suherni dkk (2009). Perawatan Ibu Nifas. Yogyakarta: Fitramaya. Supranto. (2007).

Tehnik Sampling Untuk Survey Dan Eksperimen. Jakarta: Rineka Cipta Syarif (2008). Kurang gizi pada ibu nifas. www. kompas.com. accessed 04-01-2016 Varney dkk (2007). Buku Saku Bidan. Jakarta: ARCA

(8)

INTERNET SOURCES: --- 1% - https://karyatulisilmiah.com/skripsi-pengaruh-pemberian-minyak-buah-merah-pandanu s-conoidus-lam-terhadap-jumlah-sel-fibroblast-pada-punggung-tikus-jantan-rattus-nor vegicus-galur-wistar-dengan-luka-bakar-derajat-iia/ <1% - https://dinkesbna.banjarnegarakab.go.id/wp-content/uploads/2019/09/NARASI-PROFIL-KESEHATAN-2018-SUSUKAN-2.pdf 1% - https://ellyaniabadi.blogspot.com/2014/10/v-behaviorurldefaultvmlo_98.html 1% - https://arininside.wordpress.com/2015/05/21/aspek-sosial-budaya-pada-bayi-baru-lahir / 1% - https://afyalvinnoorfadhilah.blogspot.com/2014/02/konsep-dasar-nifas.html 1% - https://doddyy.blogspot.com/p/askep-dan-laporan-pendahuluan.html 1% - https://yunitaanggraeni.wordpress.com/2015/05/20/makalah-post-partum-primer/ 4% - https://www.scribd.com/document/374382763/BAB-I 1% - https://adisubagio92.blogspot.com/2013/ 1% - http://thesis.umy.ac.id/datapublik/t30879.docx <1% - https://mardiya.wordpress.com/page/33/ 1% - https://sites.google.com/site/ktibidanperawat/kebidanan/DAFTAR%20JUDUL%20KTI%2 0KEBIDANAN.xls 1% - https://idamaya.blogspot.com/2009/03/kelas-iv-b-non-reguler-jurusan-pai-fitk.html 1% - https://fatamorganakata.blogspot.com/2013/01/cross-sectional-study.html 1% - https://www.scribd.com/presentation/379189985/PROPOSAL-seminar-pptx 1% - http://eprints.umpo.ac.id/879/7/DAFTAR%20PUSTAKA.pdf

Referensi

Dokumen terkait

Strategi dan pendekatan yang dapat diterapkan di Kawasan Wisata Danau Ranau Lumbok Seminung dengan pendekatan Community Based Tourism (CBT) diantaranya, melibatkan

Kandungan Cr pada organ ikan di Dayeuhkolot cukup tinggi dengan rata-rata 12,38 ppm namun masih lebih rendah dibandingkan ikan di Situ Cisanti (stasiun 1) dan Sapan

Sehingga, oli peredam Shock Absorber dengan menggunakan oli CPO dengan nilai viskositas sebesar 1.28 Poise dapat dikatakan bisa digunakan sebagai oli peredam dari Shock

Dewan Kehortmatan IAI Jakarta layak mendapat apresiasi akan diumumkan pada Malam Penghargaan IAI Jakarta 2018 pada bulan Maret 2018  Karya dalam kategori Anugerah harus sudah

Penelitian yang mendukung adalah penelitian yang dilakukan oleh Sholihah (2011) dimana hasil penelitiannya menunjukkan perubahan yang signifikan (adanya penuruna

Dari data hasil pengukuran krom tersebut, dapat dibuat grafik hubungan antara konsentrasi krom dengan jarak untuk setiap interval 3 jam yang dapat dilihat pada gambar B.l sampai

Al-Raghib Al-Isfahani menjelaskan bahwa hikmah adalah perolehan kebenaran dengan perantara ilmu dan akal, yang berasal dari Allah atau manusia. Jika berasal dari

memperkuat prinsip kekuasaan kehakiman yang merdeka berarti suatu Kekuasaan yang berdiri sendiri dan tidak dalam intervensi dari kekuasaan lainya dalam menjalankan