STRATEGI PENGEMBANGAN AGROINDUSTRI MINYAK ATSIRI KENANGA DI INDUSTRI KECIL SIDO MULYO
KABUPATEN BOYOLALI
Nanda Widhi Herlambang, Totok Mardikanto, R. Kunto Adi
Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta Jl. Ir. Sutami 36 A Surakarta 57126, Telp/Fax:(0271) 637457
Email: nanda_herlambang28@yahoo.com/ 085 725 095 483
Abstract:This research aims identifies factors internal and external that can affect development agro-industry volatile oil reconnoitering and determine alternative also priorities strategy most effective applied in developing agro-industry volatile oil reconnoitering in small Industrial Sido mulyo thousand Boyolali. Engineering analysis of data used is (1) analysis training and ie to identify factor internal and external (2) matrik SWOT to formulate alternative strategy (3) matrik QSP to determine priority strategy most effective applied. The research known that alternative strategy produced is increased quality and quantity products volatile oil reconnoitering, development of its marketing volatile oil reconnoitering, the quality of human resources the fulfillment of raw materials flowers reconnoitering brought in from outside area, creation volatile oil with raw materials different, procurement land for raw materials, a preserve relations and cooperation with related parties and desinvestasi in the company. Priority strategy most efektive applied is the fulfillment of raw materials flowers reconnoitering brought in from regions.
Key Word: : Strategy, Agroindustry, Volatile Oil Reconnoitering
Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi faktor internal dan eksternal yang dapat mempengaruhi pengembangan agroindustri minyak atsiri kenanga serta menentukan alternatif dan prioritas strategi yang paling efektif diterapkan dalam mengembangkan agroindustri minyak atsiri kenanga di Industri Kecil Sido Mulyo Kabupaten Boyolali Kabupaten Boyolali. Teknik analisis data yang digunakan adalah (1) analisis SWOT dan IE untuk mengidentifikasi faktor internal dan eksternal (2) matrik SWOT untuk merumuskan alternatif strategi (3) matrik QSP untuk menentukan prioritas strategi yang paling efektif diterapkan. Hasil penelitian diketahui bahwa alternatif strategi yang dihasilkan adalah peningkatkan kualitas dan kuantitas produk minyak atsiri kenanga, pengembangan pemasaran produk minyak atsiri kenanga, peningkatan kualitas sumber daya manusia, pemenuhan bahan baku bunga kenanga dengan mendatangkan dari luar daerah, penciptaan minyak atsiri dengan bahan baku berbeda, pengadaan lahan untuk bahan baku, pertahankan hubungan dan kerjasama dengan pihak terkait serta desinvestasi dalam perusahaan.Prioritas strategi yang paling efektif diterapkan adalah pemenuhan bahan baku bunga kenanga dengan mendatangkan dari luar daerah dengan sistem kemitraan. Kata Kunci: Strategi, Pengembangan, Minyak Atsiri Kenanga
PENDAHULUAN
Potensi sumber daya alam di Indonesia yang subur beranekaragam flora dan fauna menjadikan Indonesia menjadi negara agraris oleh karena itu subsektor yang sesuai dengan industri di Indonesia adalah subsektor agroindustri, karena didukung oleh sumber daya alam pertanian yang mampu menghasilkan berbagai produk olahan (Soekartawi 2005). Agroindustri merupakan suatu kegiatan usaha meningkatkan efisiensi faktor produksi pertanian dan memaksimalkan potensi hasil pertanian hingga menjadi kegiatan yang sangat produktif melalui proses modernisasi pertanian (Saragih, 2004).
Salah satu agroindustri yang dikembangkan adalah agroindustri minyak atsiri. Minyak atsiri merupakan zat yang memberikan aroma pada tumbuhan (Guenther, 1987). Saat ini, minyak atsiri telah digunakan sebagai parfum, kosmetik, bahan tambahan makanan dan obat. Di Jawa Tengah minyak atsiri telah lama dikenal sebagai komoditas ekspor. Berdasarkan data Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jawa Tengah Tahun 2010 sekitar 95% produksi minyak atsiri dari Jawa Tengah diekspor, dengan rata-rata volume ekspor dalam lima tahun terakhir sebanyak 80 ton. Di pasar dunia minyak akar wangi dari Indonesia dikenal dengan nama Java
Vetiver Oil, karena kebanyakan hasil
minyak atsiri di produksi dari wilayah Jawa.
Di Kabupaten Boyolali terdapat satu perusahaan agroindutri berbasis penyulingan minyak atsiri
kenanga yaitu Industri Kecil Sido Mulyo yang berada di desa Bendan, Kecamatan Banyudono, Kabupaten Boyolali. Indutri Kecil Sido Mulyo Kabupaten Boyolali merupakan salah satu industri yang harus terus dikembangkan. Dengan strategi pengembangan agroindustri akan berpengaruh besar dalam menjaga kelangsungan hidup dan mengatasi kendala-kendala yang ada pada usaha industri kecil minyak atsiri kenanga di Indutri Kecil Sido Mulyo
Perumusan strategi didasarkan pada analisis menyeluruh terhadap pengaruh faktor-faktor lingkungan eksternal dan internal perusahaan (Rangkuti, 2001). Faktor internal adalah segala kegiatan dalam kendali perusahaan yaitu kekuatan dan kelemahan. Kekuatan dan kelemahan terdapat pada kegiatan manajemen pemasaran, akuntansi, produksi, penelitian dan pengembangan, serta sistem informasi manajemen di setiap perusahaan. Faktor eksternal adalah kegiatan di luar kendali perusahaan berupa peluang dan ancama, yaitu kekuatan ekonomi, kekuatan sosial, budaya, demografi, dan lingkungan, kekuatan ekonomi politik, pemerintahan, dan hukum, kekuatan teknologi, dan kekuatan persaingan (David, 2004). Dengan adanya perumusan strategi diharapkan Industri Kecil Sido Mulyo dapat lebih dikembangkan.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi faktor internal dan eksternal yang dapat mempengaruhi pengembangan agroindustri minyak atsiri kenanga, merumuskan alternatif strategi pengembangan agroindustri minyak
atsiri kenanga, serta menentukan prioritas strategi yang paling efektif diterapkan dalam mengembangkan agroindustri minyak atsiri kenanga di Indutri Kecil Sido Mulyo Kabupaten Boyolali.
METODE PENELITIAN Metode Dasar Penelitian
Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analitis yang mempunyai ciri-ciri yakni memusatkan pada pemecahan masalah-masalah yang aktual kemudian data yang dikumpulkan mula-mula disusun, dijelaskan, serta dianalisa. Teknik penelitian yang digunakan adalah studi kasus yakni memusatkan perhatian pada suatu kasus secara intensif dan mendetail (Surakhmad, 2004).
Lokasi Penelitian
Pemilihan lokasi penelitian dilakukan secara purposive. Penelitian ini dilakukan di Industri Kecil Sido Mulyo di Desa Bendan Kecamatan Banyudono Kabupaten Boyolali karena merupakan satu-satunya perusaahan yang bergerak di bidang penyulingan minyak atsiri kenanga di Kabupaten Boyolali.
Teknik Penentuan Sampel
Penentuan sampel harus ditelusuri seluas-luasnya dan sedalam-dalamnya sesuai dengan variabel yang ada. Maka, prosedur sampling yang terpenting adalah bagaimana menentukan informan kunci (key
informant) yang syarat informasi
sesuai dengan fokus penelitian. Untuk memilih informan kunci lebih tepat dilakukan secara sengaja (purposive) yaitu dengan kriteria orang atau pihak lain yang
mengetahui tentang Industri Kecil Sido Mulyo, berpengalaman, mengetahui secara detail tentang usaha ini dan mengetahui kondisi sekitar. Informan yang dipilih dalam penelitian ini adalah : Pimpinan perusahaan, karyawan perusahaan, pemasok bahan baku, pihak konsumen, pihak perbankan, dan instansi pemerintah
Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah (1) observasi adalah teknik pengumpulan data dimana peneliti melakukan pengamatan langsung terhadap gejala-gejala objek yang diteliti, sehingga didapatkan gambaran yang jelas mengenai objek yang diteliti dan lokasi penelitian. (2) wawancara atau interview adalah teknik pengumpulan data dengan mengajukan pertanyaan langsung oleh pewawancara terhadap responden. (3) pencatatan adalah teknik pengumpulan data dengan cara mencatat data yang ada dari berbagai sumber atau lembaga yang terkait dengan penelitian ini. Baik dari wawancara maupun hasil pengamatam langsung di lapangan tempat penelitian.
Metode Analisis Data
Pertama analisis data yang dilakukan yaitu analisis faktor internal dan eksternal. Faktor internal yang dianalisis meliputi kondisi keuangan, sumberdaya manusia, produksi, pemasaran, manajemen, dan litbang. Faktor eksternal yang dianalisis pesaing, pelanggan, pemasok, keadaan alam, kebijakan pemerintah, kondisi ekonomi, sosial budaya dan teknologi. Untuk mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan dari faktor internal serta peluang dan ancaman
2 9
dari faktor eksternal dalam mengembangkan Industri Kecil Sido Mulyo digunakan analisis SWOT. Analisis SWOT adalah identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi pengembangan industri kecil. Analisis ini didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan (strengths) dan peluang (opportunities),namun secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan (weaknesses) dan ancaman (threats).
Selain dengan analisis SWOT dalam penelitian Strategi Pengembangan Minyak Atsiri Kenanga di Kabupaten Boyolali digunakan Matriks IE (
Internal-Eksternal ) yang digunakan untuk
memperkuat hasil identifikasi internal maupun internal perusahaan. Matriks IE bermanfaat untuk memposisikan perusahaan ke dalam matriks yang terdiri dari 9 sel. IE matriks terdiri atas dua dimensi yaitu total skor dari IFE Matrix (internal
factor evaluation) pada sumbu X dan
total skor dari EFE matrix (eksternal
factor evaluation) pada sumbu Y.
Pada sumbu X maupun Y skornya ada tiga yaitu skor 1,0-199 posisi lemah, skor 2,0-2,99 posisi rata-rata dan skor 3,0-4,0 posisi kuat.
Untuk merumuskan alternatif strategi pengembangan industri kecil minyak atsiri di Industri Kecil Sido Mulyo Kabupaten Boyolali digunakan analisis Matriks SWOT. Analisis SWOT digambarkan ke dalam Matriks SWOT dengan 4 kemungkinan alternatif strategi, yaitu stategi kekuatan-peluang (S-O
strategies), strategi kelemahan-peluang (W-O strategies), strategi kekuatan-ancaman (S-T strategies),
dan strategi kelemahan-ancaman
(W-T strategies).
Untuk menentukan prioritas strategi dalam pengembangan pengembangan industri kecil minyak atsiri kenanga di Industri Kecil Sido Mulyo Kabupaten Boyolali digunakan analisis Matriks QSP. Menurut David (2004), bahwa matriks QSP digunakan untuk mengevaluasi dan memilih strategi terbaik yang paling cocok dengan lingkungan eksternal dan internal. Alternatif strategi yang memiliki nilai total terbesar pada matriks QSP merupakan strategi yang paling baik. Enam tahapan dalam pembuatan matriks QSP yang harus dilakukan adalah sebagai berikut (1) Membuat daftar peluang/ancaman dari faktor eksternal dan kekuatan/kelemahan faktor internal (2) Memberi bobot pada setiap faktor dari 0,0 (tidak penting) sampai 1,0 (amat penting). (3) Menentukan Nilai Daya Tarik / Alternatif Skor
(AS).Cakupan Nilai Daya Tarik adalah : 1 = tidak menarik, 2 = agak menarik, 3 = wajar menarik; dan 4 = sangat menarik. (5) Menghitung Total Nilai Daya Tarik / TAS (Total Alternatif Skor). (6) Menghitung Jumlah Total Nilai Daya Tarik / Jumlah Total Alternatif Skor (JTAS) mengungkapkan strategi yang paling menarik dalam rangkaian alternatif. Semakin tinggi nilainya menunjukkan semakin menarik strategi tersebut. Besarnya perbedaan di antara Jumlah Total Nilai Daya Tarik dalam suatu rangkaian strategi-strategi alternatif menunjukkan tingkat relatif dikehendakinya suatu strategi daripada yang lain.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Identifikasi Faktor Kekuatan, Kelemahan, Peluang dan Ancaman
Tabel 1. Identifikasi Kekuatan dan Kelemahan dalam Pengembangan Agroindustri Minyak Atsiri Kenanga di Industri Kecil Sido mulyo
Faktor internal Kekuatan Kelemahan
Kondisi Keuangan - Permodalan masih
kurang Sumberdaya Manusia Pengalaman
mengusahakan sudah lama
Kualitas SDM masih rendah
Produksi Resiko mengusahakan
kecil
Kualitas sudah standar SNI
Menampung hasil bunga kenanga petani
Keterbatasan bahan baku yang dimiliki perusahaan
Pengelolaan alat teknologi masih kurang Pengelolaan limbah
kurang
Pemasaran - Pemasaran masih
melalui eksportir Sumber: Analisis Data Primer
Berdasarkan Tabel 1 diketahui bahwa di perusahaan Sido Mulyo mempunyai kekuatan yang lebih rendah dari pada kelemahan. Kelemahan yang menjadi kendala utama di perusahaan Sido Mulyo adalah ketersebatasan bahan baku di
perusahaan yang diakibatkan karena pasokan bunga dari petani yang juga terbatas, selain karena bunga kenanga bersifat musiman juga petani lebih memilih menjual bunga kenanga untuk bunga tabur karena harga lebih mahal daripada di perusahaan.
Tabel 2. Identifikasi Peluang dan Ancaman dalam Pengembangan Agroindustri Minyak Atsiri Kenanga di Industri Kecil Sido mulyo
Faktor eksternal Peluang Ancaman
Pesaing Tidak adanya pesaing
-Pelanggan Permintaan di pasar internasional tinggi
Tuntutan permintaan tentang kualitas minyak atsiri yang tinggi
Pemasok - Minimnya hubungan dengan
pemasok bahan baku
Keadaan Alam - Lahan bunga kenanga yang
semakin berkurang Serangan hama ulat di
musim hujan Kebijakan Pemerintah Perhatian pemerintah
terhadap agroindustri minyak atsiri kenanga
-Kondisi Ekonomi - Harga minyak atsiri yang berfluktuasi
Sosial Budaya Kondisi lingkungan yang aman
-Aspek Teknologi Teknologi yang maju
-Sumber : Analisis Data Primer Berdasarkan Tabel 2 terlihat bahwa terdapat lima faktor peluang dan lima faktor ancaman. Faktor peluang yang paling berpengaruh di Industri Kecil Sido Mulyo adalah permintaan di pasar internasional tinggi hal ini mengindikasikan bahwa juga dengan tidak adanya pesaing perusahaan bisa mengembangkan produksinya untuk memenuhi
permintaan internasional, dan perusahaan bisa meningkatkan keuntungan dari produksi yang optimal. Dan yang menjadi ancaman adalah minimnya hubungan dengan pemasok bahan baku yang akan berdampak pada keberlangungan perusahaan karena dengan bahan baku yang terbatas maka kontinuitas produksi terhambat.
Matriks IE (Internal Eksternal)
Tabel 3. Matriks Internal Factor Evaluation (IFE) Strategi Pengembangan Minyak Atsiri Kenanga di Industri Kecil Sido mulyo
FAKTOR INTERNAL Bobot Rating Skor
KEKUATAN
1. Pengalaman mengusahakan sudah lama 0.0865 3 0.2595
2. Resiko Mengusahakan Kecil 0.0404 3 0.1211
3. Kualitas sudah standar SNI 0.0519 4 0.2076
4. Menampung hasil bunga kenanga petani 0.0946 4 0.3783
5. Pemanfaatan adanya penelitian 0.0634 3 0.1903
KELEMAHAN
1. Keterbatasan bahan baku di perusahaan 0.1326 2 0.2653
2. Permodalan masih kurang 0.0807 1 0.0807
3. Kualitas SDM yang masih kurang 0.0692 1 0.0692
4. Kurangnya manajemen waktu 0.0577 1 0.0577
5. Pencatatan keuangan masih kurang 0.0461 1 0.0461
6. Pengelolalaan alat teknologi kurang 0.0634 2 0.1269
7. Pemasaran ekspor masih melalui eksportir 0.1269 2 0.2537
8. Pengelolaan limbah masih kurang 0.0865 1 0.0865
Jumlah 1 2.143
Tabel 4. Matriks Eksternal Factor Evaluation (EFE) Strategi Pengembangan Minyak Atsiri Kenanga di Industri Kecil Sido mulyo
FAKTOR EKSTERNAL Bobot Rating Skor
PELUANG
1. Permintaan di pasar internasional tinggi 0.125 4 0.503
2. Tidak adanya pesaing 0.083 4 0.335
3. Perhatian pemerintah terhadap agroindustri minyak atsiri
kenanga 0.069 3 0.209
4. Kondisi lingkungan yang aman 0.083 3 0.251
5. Teknologi yang maju 0.090 3 0.272
ANCAMAN
1. Lahan bunga kenanga yang berkurang 0.111 2 0.223
2. Harga minyak atsiri kenanga fluktuasi 0.118 1 0.118
3. Serangan hama ulat bunga kenanga di musim hujan 0.118 1 0.118 4. Tuntutan permintaan tentang kualitas minyak atsiri yang
tinggi 0.097 1 0.097
5. Minimnya hubungan dengan pemasok bahan baku 0.097 2 0.195
Jumlah 1 2.328
Sumber: Analisis Data Primer
Pada Tabel 3 diketahui bahwa perusahaan mempunyai matriks IFE sebesar 2.143. Hal ini mengindikasikan bahwa posisi perusahaan pada factor internal mempunyai nilai rata-rata. Dan yang menjadi factor kekuatan terpenting di perusahaan adalah kualitas minyak atsiri kenanga yang sudah standard SNI serta misi perusahaan yaitu menampung hasil bunga kenanga dari petani. Sedangkan untuk kelemahan yang menjadi kendala di perusahaan adalah keterbatasan bahan baku di perusahaan, pemasaran yang masih melalui eksportir yang mengakibatkan rantai pemasaran panjang serta pengelolaan alat yang masih kurang karena produksi perusahaan yang tidak continue.
Pada Tabel 4 terlihat bahwa perusahaan juga mempunyai factor eksternal rata-rata yaitu dengan nilai EFE sebesar 2.328. Faktor peluang yang terpenting bagi perusahaan adalah permintaan di pasar internasional yang cukup tinggi dan juga tidak adanya pesaing. Hal tersebut akan mendorong perusahaan Sido Mulyo untuk terus mengembangkan usahanya dengan memproduksi minyak atsiri kenanga agar memperoleh keuntungan yang optimal. Sedangkan factor yang menjadi ancaman perusahaan terpenting adalah lahan bunga kenanga yang berkurang dan juga minimnya hubungan dengan
pemasok bahan baku.
Tabel 5. Matriks Internal-Eksternal (IE) Strategi Pengembangan Minyak Atsiri Kenanga di Kabupaten Boyolali
Sumber: Analisis Data Primer
Berdasarkan hasil analisis matriks IE (Internal Eksternal) posisi perusahaan Sido Mulyo minyak atsiri kenanga berada pada sel V. Pada sel V lebih bersifat pertahankan yang ada dan pelihara, strategi yang cocok dalam hal ini adalah market penetration dan product development.
Penetrasi pasar (market
penetration) adalah strategi yang
digunakan perusahaan dalam upaya lebih mempertahankan dan memelihara kerjasama dengan pihak-pihak pemasaran. Penetrasi pasar bertujuan mempertahankan
kerjasama dengan eksportir dengan meningkatkan akses pasaran internasional, mempertahankan dan memperluas jaringan pasaran dalam negeri.
Pengembangan produk (product development) adalah strategi yang digunakan perusahaan untuk mengembangkan produk yang sudah ada dengan peningkatan kualitas produk maupun diversifikasi produk demi mempertahankan pasar. Dengan adanya pengembangan produk diupayakan untuk mempertahankan konsumen agar tidak meninggalkan produk perusahaan yang telah ada. Total Nilai IFE yang Diberi Bobot
Kuat 3,00-4,00 Rata-rata 2,00-2,99 Lemah 1,00-199 Total Nilai EFE yang Diberi Bobot Tinggi 3,00-4,00 I
Tumbuh dan Bina
II Tumbuh dan Bina
III Pertahankan dan Pelihara Sedang 2,00-2,99 IV Tumbuh dan Bina
V Pertahankan dan Pelihara VI Panen atau Disinvestasi Rendah 1,00-199 VII Pertahankan dan Pelihara VIII Panen atau Disinvestasi IX Panen atau Disinvestasi
Alternatif Strategi
Tabel 6. Alternatif Strategi Matriks SWOT Pengembangan Agroindustri Minyak Atsiri Kenanga di Industri Kecil Sido mulyo
Strenght (S) 1. Pengalaman mengusahakan
sudah lama
2. Resiko mengusahakan kecil 3. Kualitas sudah standar SNI 4. Menampung hasil bunga
kenanga petani 5. Pemanfaatan adanya
penelitian dan pengembangan
Weakness (W) 1. Keterbatasan bahan baku di
perusahaan 2. Permodalan kurang 3. Kualitas SDM yang masih
rendah
4. Kurangnya manajemen waktu
5. Pencatatan keuangan masih kurang
6. Pengelolaan alat produksi kurang
7. Pemasaran masih melalui eksportir
8. Pengelolaan limbah kurang Opportunities (O)
1. Permintaan pasar internasional tinggi 2. Tidak adanya pesaing 3. Perhatian pemerintah
terhadap agroindustri minyak atsiri kenanga
4. Kondisi lingkungan yang aman
5. Perkembangan teknologi yang maju
Strategi S-O
(Agresif)
1) Peningkatan kualitas dan kuantitas produk minyak atsiri kenanga
(S1, S3,S5,O1,O2,O5) 2) Pengembangan pemasaran
produk minyak atsiri (S2,S3,S4,O1,O2,O4)
1. Strategi W-O
(Stabilitas)
1) Peningkatan kualitas sumber daya manusia
(W3,W4,W5,W6,O3,O5) 2) Pemenuhan bahan baku
bunga kenanga dengan mendatangkan dari luar daerah dengan sistem kemitraan
(W1, W6,O1, O2,O3,O5) Threats (T)
1. Lahan bunga kenanga yang berkurang
2. Harga minyak atsiri yang berflukstuasi
3. Serangan hama ulat di musim hujan
4. Tututan permintaan tentang kualitas minyak atsiri kenanga yang tinggi 5. Minimnya hubungan dengan
pemasok bahan baku.
Strategi S-T
(Diversifikasi)
1) Penciptaan minyak atsiri dengan bahan baku berbeda (S1,S2T1,T2,T3,T5) 2) Pengadaan lahan untuk bahan
baku
(S1,S4,T1,T3,,T5)
Strategi W-T
(Difensif)
1) Pertahankan hubungan dan meningkatkan kerjasama dengan pihak terkait (W1,W3,W7,T4,T5) 2) Desinvestasi dalam
perusahaan
(W1,W2,W6,W7,T2,T4)
Sumber : Analisis Data Primer Dari Tabel 6 tersebut terlihat adanya delapan kombinasi yang menjadi alternative strategi bagi Industri Kecil Sido Mulyo yaitu peningkatan kualitas dan kuantitas produk minyak atsiri kenanga, pengembangan pemasaran produk minyak atsiri kenanga, peningkatan kualitas sumber daya manusia, pemenuhan bahan baku bunga
kenanga dengan mendatangkan dari luar daerah dengan sistem kemitraan, penciptaan minyak atsiri dengan bahan baku berbeda, pengadaan lahan untuk bahan baku, pertahankan hubungan dan meningkatkan kerjasama dengan pihak terkait, serta desinvestasi dalam perusahaan. Dari alternatif tersebut akan di analisis dengan
matriks QSP sehingga dihasilkan prioritas strategi yang paling efektif
diterapkan di Industri kecil Sido Mulyo.
Prioritas Strategi
Tabel 7. Matriks QSP Pengembangan Agroindustri Minyak Atsiri Kenanga di Industri Kecil Sido Mulyo Kabupaten Boyolali
Sumber : Analisis Data Primer Tiga Prioritas strategi berdasarkan nilai TAS tertinggi hasil analisis matrik QSP: (1) pemenuhan
bahan baku bunga kenanga mendatangkan dari luar daerah dengan sistem kemitraan (5.580) (2) pengadaan lahan untuk bahan baku
Faktor-Faktor Strategis
Alternatif Strategi
Bobot I II III
AS TAS AS TAS AS TAS
FAKTOR INTERNAL
1. Pengalaman mengusahakan sudah lama 0.078 3 0.224 3 0.27682 3 0.242 2. Resiko Mengusahakan Kecil 0.036 2 0.096 3 0.10496 3 0.104 3. Kualitas sudah standar SNI 0.047 3 0.166 3 0.134 3 0.145 4. Menampung hasil bunga kenanga petani 0.085 4 0.359 2 0.151 4 0.378 5. Pemanfaatan adanya penelitian dan pengembangan 0.057 3 0.177 2 0.152 2 0.126 6. Keterbatasan bahan baku yang dimiliki perusahaan 0.120 4 0.504 4 0.477 4 0.477 7. Permodalan masih kurang 0.073 1 0.113 2 0.161 2 0.177 8. Kualitas SDM yang masih rendah 0.062 2 0.124 2 0.166 3 0.179 9. Kurangnya manajemen waktu 0.052 1 0.080 3 0.161 3 0.149 10. Pencatatan keuangan masih kurang 0.041 2 0.073 2 0.073 3 0.119 11. Pengelolalaan alat teknologi kurang 0.057 2 0.126 3 0.177 2 0.139 12. Pemasaran ekspor masih melalui eksportir 0.114 2 0.253 2 0.203 3 0.329 13. Pengelolaan limbah masih kurang 0.078 2 0.155 2 0.155 2 0.155
Total Bobot 1.000
FAKTOR EKSTERNAL
1. Permintaan di pasar internasional tinggi 0.125 4 0.478 4 0.453 3 0.327 2. Tidak adanya pesaing 0.083 3 0.285 4 0.302 3 0.218 3. Perhatian pemerintah pada agroindustri minyak atsiri 0.069 2 0.153 2 0.167 2 0.153 4. Kondisi lingkungan yang aman 0.083 2 0.184 3 0.234 2 0.20 5. Teknologi yang maju 0.090 3 0.236 3 0.290 3 0.290 6. Lahan bunga kenanga yang berkurang 0.111 4 0.425 4 0.402 4 0.425 7. Harga minyak atsiri kenanga fluktuasi 0.118 3 0.309 2 0.285 2 0.285 8. Serangan hama ulat bunga kenanga di musim hujan 0.118 3 0.404 4 0.428 3 0.404 9. Tuntutan permintaan kualitas minyak atsiri yang tinggi 0.097 3 0.293 3 0.254 3 0.274 10. Minimnya hubungan dengan pemasok bahan baku 0.097 4 0.352 3 0.332 3 0.254
Total Bobot 1.000
(5.562) (3) penciptaan minyak atsiri dengan bahan baku yang berbeda (5.549). Dan prioritas strategi yang paling efektif adalah Pemenuhan
bahan baku bunga kenanga mendatangkan dari luar daerah dengan sistem kemitraan.
KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan
Faktor-faktor internal dan eksternal pada Pengembangan Minyak Atsiri Kenanga di industri Kecil Sido Mulyo Kabupaten Boyolali antara lain: Kekuatan : Pengalaman mengusahakan sudah lama, resiko mengusahakan kecil, kualitas produk standar SNI, menampung hasil bunga kenanga petani, adanya penelitian dan pengembangan. Kelemahan : Keterbatasan bahan baku yang dimiliki perusahaan, permodalan masih kurang, kualitas Sumberdaya manusia masih rendah, kurangnya manajemen waktu, pencatatan keuangan masih kurang, pengelolaan teknologi kurang, pemasaran masih melalui eksportir, pengelolaan limbah kurang. Peluang : Permintaan di pasar internasional tinggi, tidak adanya pesaing, perhatian pemerintah terhadap agroindustri minyak atsiri kenanga, kondisi lingkungan yang aman,teknologi yang maju. Ancaman : Lahan bunga kenanga yang semakin berkurang, harga minyak atsiri yang berfluktuasi, serangan hama ulat di musim hujan, tuntutan permintaan kualitas minyak atsiri yang tinggi, minimnya hubungan dengan pemasok bahan baku.
Alternatif Strategi yang diterapkan dalam Pengembangan Agroindustri Minyak Atsiri Kenanga di Kabupaten Boyolali antara lain: peningkatkan kualitas dan kuantitas produk minyak atsiri kenanga,
pengembangan pemasaran produk minyak atsiri kenanga, peningkatan kualitas sumber daya manusia dan pemenuhan bahan baku bunga kenanga mendatangkan dari luar daerah dengan system kemitraan, penciptaan minyak atsiri dengan bahan baku berbeda dan pengadaan lahan untuk bahan baku, pertahankan hubungan dan kerjasama dengan pihak terkait dan desinvestasi dalam perusahaan.
Prioritas strategi yang dapat diterapkan dalam Pengembangan Agroindustri Minyak Atsiri Kenanga di Kabupaten Boyolali berdasarkan analisis Matriks QSP adalah strategi I yaitu dengan pemenuhan bahan baku bunga kenanga mendatangkan dari luar daerah dengan sistem kemitraan.
Saran
Berdasarkan kesimpulan hasil penelitian strategi pengembangan agroindustri minyak atsiri kenanga di Industri Kecil Sido Mulyo Kabupaten Boyolali, dapat diajukan saran sebagai berikut : Bagi Perusahaan: (1) sebaiknya dilakukan kemitraan dengan petani lokal maupun petani bunga daerah lain, sehingga petani akan mempunyai ikatan dengan perusahaan. (2) sebaiknya perusahaan melakukan diversifikasi atau penciptaan minyak atsiri dengan bahan baku lain seperti dengan cengkeh, karena di Boyolali mempunyai potensi pohon cengkeh
96
yang juga tinggi. Sehingga pada saat ketersediaan bunga kenanga sedikit yaitu pada waktu musim kecil produksi tetap berjalan. (3) sebaiknya perusahaan berani menghargai bunga kenanga dari petani dengan harga yang lebih tinggi daripada harga bunga tabur. Sehingga akan memicu petani untuk menjual bunga kenanga ke perusahaan Sido Mulyo, dengan hal tersebut perusahaan tidak akan kekurangan bahan baku demi menjamin kontinuitas produksi.
Bagi Pemerintah : Sebaiknya pengembangan lahan untuk pengadaan bahan baku yaitu bunga kenanga agar tetap menjaga kelestarian pohon kenanga yang semakin berkurang dengan melakukan kerjasama dengan pemerintah maupun petani serta memfasilitasi kemitraan antara petani dengan perusahaan. Dengan hal tersebut Pemerintah mampu menciptakan Sentra perkebunan bunga kenanga guna menunjang kontinuitas produksi perusahaan.
DAFTAR PUSTAKA David, F. R. 2004. Manajemen Strategis Konsep-Konsep. Terjemahan. PT. Indeks Kelompok Gramedia. Jakarta.
Disperindagkop. 2011. Jenis, Jumlah
Unit Usaha dan Tenaga Kerja Industri Kecil di Kabupaten Boyolali. Dinas
Perindustrian Perdagangan Koperasi. Boyolali Mubyarto.1977. Pengantar
Ekonomi Pertanian.
LP3ES. Jakarta
Guenther, E., 1987. Minyak atsiri I. Universitas Indonesia Press. Jakarta. 492 h
Rangkuti, F. 2001. Analisis SWOT
Teknik Membedah Kasus Bisnis. PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta Saragih, B. 2004. Membangun
Pertanian Perspektif
Agribisnis. dalam
Pertanian Mandiri. Penebar Swadaya, Jakarta. Soekartawi. 2005. Agrobisnis Teori
dan Aplikasi. PT. Raja
Grafindo Persada. Jakarta. Surakhmad, W. 2004. Pengantar
Penelitian Ilmiah. Tarsito.