S
SaammssuullRRaammllii 66//1155//22001177
Membahas Harga Satuan Timpang
Membahas Harga Satuan Timpang
samsulramli.comsamsulramli.com/membahas-harga-satuan-timpang//membahas-harga-satuan-timpang/
Sebenarnya artikel ini
Sebenarnya artikel ini adalahadalah rewindrewindatau pengulangan dari artikel atau pengulangan dari artikel terdahulu. Mengingat masih ada beberapaterdahulu. Mengingat masih ada beberapa
diskusi yang cukup mengkhawatirkan soal Harga Satuan Timpang (Harga Timpang) ini maka dirasa perlu untuk
diskusi yang cukup mengkhawatirkan soal Harga Satuan Timpang (Harga Timpang) ini maka dirasa perlu untuk
melakukan
melakukan updating updating . Harga Satuan Timpang sering juga disebut Harga Timpang.. Harga Satuan Timpang sering juga disebut Harga Timpang.
Pertama, harus dibahas definisi umum yang mengikat pada
Pertama, harus dibahas definisi umum yang mengikat pada kata “harga”.kata “harga”.
Di wilayah Harga Satuan Pekerjaan (HPS) terdiri dari:
Di wilayah Harga Satuan Pekerjaan (HPS) terdiri dari:
1.
1. Harga Harga Satuan Satuan (HPS)(HPS)
2.
2. Jumlah HaJumlah Harga per rga per item (HPS)item (HPS)
3.
3. TTotal Harga otal Harga (HPS)(HPS)
Di wilayah penawaran Penyedia terdiri dari :
Di wilayah penawaran Penyedia terdiri dari :
Harga Satuan (Penawaran)
Harga Satuan (Penawaran)
Jumlah Harga per item
Jumlah Harga per item (Penawaran)(Penawaran)
Total Harga (Penawaran)
Total Harga (Penawaran)
Di wilayah kontrak terdiri dari :
Di wilayah kontrak terdiri dari :
1.
1. Harga Harga Satuan Satuan (Kontrak)(Kontrak)
2.
2. Jumlah HaJumlah Harga per rga per item (Konitem (Kontrak)trak)
3.
3. TTotal otal Harga Harga (Kontrak)(Kontrak)
H
HPPSS PPeennaawwaarraann KKoonnttrraakk
P
PPPKK PPeennyyeeddiiaa Penyedia dan PPKPenyedia dan PPK
Ha Hargrga Sa Saattuauann HaHargrga Sa Saattuauann HaHargrga Sa Saattuauann Ju Jumlmlaah Hh Haargrgaa JuJumlmlaah Hh Haargrgaa JuJumlmlaah Hh Haargrgaa T Toottaal l HHaarrggaa TToottaal l HHaarrggaa TToottaal l HHaarrggaa Dengan pembagian
Dengan pembagian ini kita ini kita bisa dengan bisa dengan jernih memahami Harga jernih memahami Harga Timpang Timpang dalam hubungannya dalam hubungannya dengan HPS,dengan HPS,
Penawaran kemudian dampaknya pada Kontrak.
Penawaran kemudian dampaknya pada Kontrak.
Selanjutnya dibahas definisi Harga Timpang. Pasal 92 ayat 1 Perpres 54/2010 dan seleuruh perubahannya
Selanjutnya dibahas definisi Harga Timpang. Pasal 92 ayat 1 Perpres 54/2010 dan seleuruh perubahannya
(Perpres 54/2010) menyebutkan bahwa Penyesuaian Harga dilakukan dengan ketentuan sebagai berikut:
(Perpres 54/2010) menyebutkan bahwa Penyesuaian Harga dilakukan dengan ketentuan sebagai berikut:
1.
1. penyesuaian penyesuaian harga diberlaharga diberlakukan terhadkukan terhadap Kontrak ap Kontrak TTahun Jamak ahun Jamak berbentuk Kberbentuk Kontrak Harga Sontrak Harga Satuanatuan
berdasarkan ketentuan dan persyaratan yang telah tercantum dalam Dokumen Pengadaan dan/atau
berdasarkan ketentuan dan persyaratan yang telah tercantum dalam Dokumen Pengadaan dan/atau
perubahan
perubahan Dokumen PenDokumen Pengadaan;gadaan;
2.
2. tata cara perhitungan penyesuaian harga harus dicantumkan dengan jelas dalam Dokumen Pengadaan;tata cara perhitungan penyesuaian harga harus dicantumkan dengan jelas dalam Dokumen Pengadaan;
3.
3. penyesuaian penyesuaian harga tidak harga tidak diberlakukan tdiberlakukan terhadap Koerhadap Kontrak Tntrak Tahun Tahun Tunggal dan unggal dan Kontrak Lump Kontrak Lump Sum sertaSum serta
pekerjaan de
pekerjaan denganngan Harga Satuan timpang Harga Satuan timpang ..
Penjelasan pasal 92 ayat 1 Huruf c : Harga Satuan timpang adalah
Penjelasan pasal 92 ayat 1 Huruf c : Harga Satuan timpang adalah Harga Satuan penawaranHarga Satuan penawaran yang yang melebihimelebihi
110% dari Harga Satuan HPS
Untuk definisi tentang Harga Timpang, sudah sangat jelas dalam penjelasan pasal 92 ayat 1 huruf c, yaitu Harga Satuan Penawaran yang memenuhi syarat:
1. Harga Satuan Penawaran melebihi 110% dari Harga Satuan HPS; dan 2. Telah diklarifikasi dan disetujui kepada si pemilik penawaran.
Jika tidak memenuhi 2 hal ini maka tidak dapat dikatakan sebagai harga timpang. Sehingga jika dibuat ilustrasi tabel yang dimaksud harga satuan timpang adalah :
Harga Satuan HPS Harga Satuan Penawaran > 110% Klarifikasi Sepakat Timpang Keterangan 10.000 10.500 Tidak Tidak Tidak Tidak < 110% 10.000 11.000 Tidak Tidak Tidak Tidak = 110% 10.000 11.500 Ya Tidak Tidak Tidak Gugur 10.000 11.500 Ya Ya Tidak Tidak Gugur 10.000 11.500 Ya Ya Ya Timpang Lanjut
Potensi Harga Timpang ada pada Harga Satuan Penawaran dibandingkan dengan Harga Satuan HPS sebelum menjadi Harga Satuan Kontrak. Akan diakui sebagai Harga Timpang jika disepakati dan siap untuk dijadikan Harga Satuan Kontrak antara PPK dan Penyedia. Inilah harga yang diperjanjikan sejak awal dalam dokumen pengadaan barang/jasa. Kenapa Harga Timpang harus diklarifikasi dan disetujui? Agar sebelum kontrak ditandatangani semua pihak sadar betul akibat yang diperjanjikan ketika terjadi Harga Timpang.
Harga Satuan Timpang adalah Harga yang Wajar!
Pasal 66 ayat 5 huruf a menyatakan bahwa HPS digunakan sebagai alat untuk menilai kewajaran penawaran termasuk rinciannya. Jadi Penawaran yang wajar adalah:
1. Harga Penawaran (Total) nya “ sah”. Harga Penawaran yang Sah adalah yang Total Harga Penawaran-nya tidak melebihi HPS (Total HPS) Pasal 66 ayat 5 huruf b .
2. Harga penawaran (Total) dibawah 80% HPS. Yaitu harga penawaran yang kewajaran harganya benar dan telah diklarifikasi, kemudian penyedia bersedia menaikkan jaminan pelaksanaan pekerjaan menjadi 5% dari HPS, Pasal 66 ayat 5 huruf c dan Permenpu 7/2011 sebagaimana diubah dengan Permenpu 31/2015 .
Tidak ada sama sekali klausul peraturan yang menyebutkan kewajaran harga dinilai dari Harga Satuan! Dengan demikian terdapatnya Harga Satuan Timpang dalam Total Harga Penawaran tidak dapat dijadikan dasar
mengatakan bahwa harga penawaran adalah tidak wajar. Termasuk juga sangat tidak beralasan kalau ada yang menyimpulkan Harga Satuan Timpang adalah harga yang tidak wajar sehingga perlu dinegosiasi atau
diklarifikasi untuk diturunkan senilai harga satuan HPS.
Patut juga dicermati logika dasar kenapa Harga Timpang adalah harga yang wajar. Yaitu karena Harga Timpang adalah satu keniscayaan atau satu hal yang sangat-sangat mungkin terjadi. Seperti disebutkan dalam Perpres 54/2010 pasal 66 ayat 3 bahwa Nilai total HPS bersifat terbuka dan tidak rahasia sedang Rincian Harga Satuan dalam perhitungan HPS bersifat rahasia , kecuali rincian harga satuan tersebut telah tercantum dalam Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DIPA/DPA).
Ketika rincian Harga Satuan HPS adalah rahasia maka sangat mungkin sekali Harga Satuan Penawaran akan lebih rendah atau lebih tinggi dibanding harga satuan HPS. Ketika kemungkinan ini dapat saja terjadi dan sudah diatur melalui peraturan perundangan, maka terjadinya Harga Timpang bukanlah dosa yang kemudian harus diharamkan.
Ketika Harga Timpang telah disepakati menjadi bagian kontrak maka meleburlah harga timpang tersebut menjadi Harga Satuan Kontrak dimana didalamnya terdapat perlakuan-perlakuan yang telah disepakati dalam dokumen pengadaan.
Lalu bagaimana semestinya perlakuan terhadap Harga Timpang? Perlakuan terhadap Harga Timpang ini tentunya harus tertuang secara jelas dalam Dokumen Pemilihan yang disusun pengguna jasa, dalam hal ini PPK, dan dituangkan oleh Pokja ULP.
Jika kita melihat ketentuan yang ada perlakukan terhadap harga timpang ini terdapat pada wilayah berikut :
Perlakuan Harga Timpang pada Evaluasi Harga (Koreksi Aritmatik)
Jika kita lihat pada Perka 14/2012 sebagai petunjuk teknis Perpres 70/2012, disebutkan:
Harga satuan penawaran yang nilainya lebih besar dari 110% (seratus sepuluh perseratus) dari harga satuan yang tercantum dalam HPS, dilakukan klarifikasi. Apabila setelah dilakukan klarifikasi , ternyata harga satuan tersebut dinyatakan timpang maka harga satuan timpang hanya berlaku untuk volume sesuai dengan Daftar Kuantitas dan Harga. Jika terjadi penambahan volume, harga satuan yang berlaku sesuai dengan harga dalam HPS .
Pada Standar Dokumen Pengadaan (SDP) Perka 1/2015 yang dirilis pada portal inaproc.lkpp.go.id versi 1.1 tanggal 17 Februari 2015 terdapat perubahan yang signifikan.
1. Evaluasi Harga
1. unsur-unsur yang perlu dievaluasi adalah hal-hal yang pokok atau penting, dengan ketentuan: 1. [Untuk kontrak Harga Satuan atau Kontrak Gabungan Lumpsum dan Harga Satuan pada
bagian harga satuan:]
1. harga satuan penawaran yang nilainya lebih besar dari 110% (seratus sepuluh perseratus) dari harga satuan yang tercantum dalam HPS, dengan ketentuan:
1. apabila setelah dilakukan klarifikasi, ternyata harga satuan tersebut dinyatakan timpang maka harga satuan timpang hanya berlaku untuk volume sesuai dengan Daftar Kuantitas dan Harga. Jika terhadap
harga satuan yang dinyatakan timpang, dilakukan negosiasi teknis dan harga;
1. apabila setelah dilakukan klarifikasi, ternyata harga satuan tersebut dapat dipertanggungjawabkan/ sesuai dengan harga pasar maka harga satuan tersebut tidak timpang.
Sebagai gambaran pembanding perlu juga kita lihat SDP Permenpu 31/2015 untuk konstruksi.
1. harga satuan penawaran yang nilainya lebih besar dari 110% (seratus sepuluh perseratus) dari harga satuan yang tercantum dalam HPS, dilakukan klarifikasi . Apabila setelah dilakukan klarifikasi ternyata harga satuan penawaran tersebut timpang, maka harga satuan penawaran timpang hanya berlaku untuk volume sesuai dengan Daftar Kuantitas dan Harga. Selanjutnya daftar jenis/item pekerjaan timpang tersebut dimasukkan ke dalam Kontrak
Tabel Perlakuan Terhadap Harga Satuan Timpang
Jika terjadi penambahan volume, harga satuan yang berlaku sesuai dengan harga dalam HPS.
Jika terhadap harga satuan yang dinyatakan timpang, dilakukan negosiasi teknis dan harga
Tidak Diatur
apabila setelah dilakukan klarifikasi, ternyata harga satuan tersebut dapat
dipertanggungjawabkan/sesuai dengan harga pasar maka harga satuan tersebut tidak timpang. SSUK
Tidak Diatur Untuk kuantitas pekerjaan tambahan digunakan harga satuan berdasarkan hasil negosiasi.
Untuk kuantitas pekerjaan tambahan digunakan harga satuan berdasarkan hasil negosiasi.
Perubahan signifikan dari SDP Perka 14/2012 ke SDP Perka 1/2015 ini tentu menimbulkan “kegoncangan” dari kebiasaan yang ada. Klausula SDP Perka 1/2015 tidak lagi memuat bahwa “Jika terjadi penambahan volume, harga satuan yang berlaku sesuai dengan harga dalam HPS” tapi diganti dengan “ Jika terhadap harga satuan yang dinyatakan timpang, dilakukan negosiasi teknis dan harga”. Artinya yang harus
disepakati untuk nanti pelaksanaan kontrak, jika terjadi penambahan volume pekerjaan pada item timpang, maka volume tambah tidak lagi mutlak kembali pada Harga Satuan HPS.
Yang perlu diingat negosiasi teknis dan biaya bukan diwilayah pokja tapi saat kontrak antara PPK dan Penyedia. Artinya jika terdapat harga satuan timpang, kemudian saat berkontrak, terjadi penambahan volume pekerjaan
pada item yang timpang. Maka PPK dan Penyedia sepakat untuk melakukan negosiasi teknis dan biaya. Tugas pokja hanya meminta persetujuan dari penyedia tentang Harga Timpang dan akan dilakukan negosiasi teknis dan biaya.
Ini selaras dengan Syarat-Syarat Umum Kontrak (SSUK) Perka 1/2015 dan Permenpu 31/2015 pada pasal Perubahan Lingkup Pekerjaan bahwa apabila dari hasil evaluasi penawaran terdapat harga satuan timpang maka harga satuan timpang tersebut berlaku untuk kuantitas pekerjaan yang tercantum dalam dokumen
pengadaan. Untuk kuantitas pekerjaan tambahan digunakan harga satuan berdasarkan hasil negosiasi.
Metode negosiasi teknis dan biaya/harga dapat menggunakan dasar Harga Satuan HPS tapi juga bisa menggunakan dasar Harga Hasil Survey yang dilaksanakan dan dapat dipertanggungjawabkan PPK saat terjadinya negosiasi.
Setidaknya jelas bagaimana perlakuan untuk harga timpang saat evaluasi oleh pokja dan saat pelaksanaan kontrak oleh PPK dan Penyedia.
Yang sedikit berbeda adalah poin b. SDP Perka 1/2015. Klausul “apabila setelah dilakukan klarifikasi, ternyata harga satuan tersebut dapat dipertanggungjawabkan/ sesuai dengan harga pasar maka harga satuan tersebut tidak timpang“.
Terus terang ini mengubah tabel definisi harga timpang pasal 92 ayat 1 huruf c, karena memunculkan definisi baru dengan peryataan meski Harga Satuan Penawaran melebihi 110% dari Harga Satuan HPS, dapat disebut tidak timpang jika bisa dipertanggungjawabkan kebenarannya. Klausul ini terus terang sangat berisiko dalam kondisi sekarang. Karena akan menimbulkan bias pandangan dalam menetapkan kriteria bisa
dipertanggungjawabkan atau tidaknya sebuah harga satuan penawaran diatas 110%. Untuk itu disarankan jika Pokja tidak siap dengan argumentasi ketentuan ini sebaiknya tidak digunakan.
Disini jelas sekali bahwa Harga Timpang hanya berlaku untuk volume sesuai dengan Daftar Kuantitas dan Harga pada kontrak awal . Jika dikemudian hari terjadi perubahan kontrak dimana volume bertambah maka volume tambah ini tidak lagi menggunakan Harga Timpang tapi menggunakan Harga yang disepakati dalam
Ilustrasi Sederhana Harga Timpang
Tabel HPS
Item Volume Harga S atuan Jumlah A 10 50.000 500.000
B 10 40.000 400.000 C 10 30.000 300.000 TOTAL HPS 1.200.000
Tabel Penawaran
Item Volume Harga S atuan Jumlah A 10 40.000 400.000
B 10 42.000 420.000 C 10 35.000 350.000 TOTAL PENAWARAN 1.170.000
Pokja melakukan koreksi aritmatik pada Daftar Kuantitas Harga penawaran kemudian melakukan pemeriksaan terhadap pemenuhan Persyaratan Evaluasi Harga yaitu :
1. Syarat Utama : Total Harga Penawaran Terkoreksi ≤ Total HPS terkait ilustrasi 1.170.000 ≤ 1.200.000 ( YA ) berarti syarat utama penawaran telah terpenuhi.
2. Pemeriksaan selanjutnya terkait potensi Harga Satuan Timpang didapatkan kondisi seperti tabel berikut :
Harga Satuan HPS Harga Satuan Penawaran > 110% Klarifikasi Sepakat Timpang 50.000 40.000 Tidak Tidak Tidak Tidak 40.000 42.000 Tidak Tidak Tidak Tidak 30.000 35.000 Ya Ya Ya Ya
1. Ditemukan potensi Harga Timpang pada item C yang harus diklarifikasi pada saat evaluasi kewajaran harga. Setelah dilakukan klarifikasi kewajaran harga maka ada dua kondisi yang akan menjadi pilihan penyedia yaitu :
1. Penyedia tidak sepakat dengan ketentuan Harga Timpang yaitu jika suatu saat dalam perjalanan pelaksanaan kontrak terjadi perubahan kontrak berupa Addendum Volume pada Item C maka Harga Timpang (35.000) hanya berlaku untuk volume awal (10). Jika terjadi seperti ini maka penyedia dipersilakan mengundurkan diri dengan risiko jaminan penawaran dicairkan.
2. Penyedia sepakat dengan ketentuan Harga Timpang. Jika terjadi seperti ini maka Harga Kontrak yang akan terjadi adalah sesuai dengan Penawaran.
Harga Kontrak Setelah Klarifikasi
Item Volume Harga S atuan Jumlah A 10 40.000 400.000
B 10 42.000 420.000 C 10 35.000 350.000 TOTAL KONTRAK 1.170.000
Atas kontrak ini maka dalam perjalanannya akan terjadi kondisi sebagai berikut :
1. Jika dalam perjalanan kontrak tidak terjadi perubahan kontrak maka penyedia berhak dibayar sesuai dengan nilai kontrak setelah klarifikasi yaitu 1.170.000,- meskipun didalamnya terdapat harga satuan timpang. Sekali lagi karena hal ini sudah diatur dalam perikatan perjanjian yang merupakan UU tersendiri yang mengikat para pihak. Jika penyedia tidak dibayar sesuai Harga Timpang, dalam kondisi ini, maka penyedia berhak mengajukan gugatan perdata kepada PPK sebagai wakil negara karena telah
mengingkari klausul kontrak.
2. Syarat perubahan volume yang diijinkan adalah total kontrak perubahan tidak lebih dari 10% total kontrak awal dan tidak melebihi pagu anggaran yang tersedia.
3. Jika terjadi perubahan kontrak dengan klausul addendum sebagai berikut:
Perubahan Kontrak
Item Volume Awal Volume Perubahan Addendum Volume
A 10 8 – 2
B 10 8 – 2
C 10 14 + 4
Atas perubahan ini maka kontrak perubahan (Addendum Kontrak) adalah sebagai berikut :
Item Volume Harga Satuan Jumlah
A 8 40.000 320.000 0 B 8 42.000 336.000 0
C 14 10 x 35.000* 4 x 32.000** 350.000 128.000 Jumlah Perhitungan 1.006.000 +128.000 TOTAL KONTRAK PERUBAHAN 1.128.000
*) Volume Awal x Harga Satuan Penawaran/Kontrak Awal/Timpang
**) Volume Tambah x Harga Satuan Hasil Negosiasi Teknis dan Biaya
Intinya Harga Timpang hanya berdampak ketika ada perubahan kontrak terkait addendum volume pekerjaan yang timpang. Sesuai dengan ketentuan Perpres 54/2010 pasal 87 ayat 1a. bahwa (1a) Perubahan Kontrak berlaku untuk pekerjaan yang menggunakan Kontrak Harga Satuan atau bagian pekerjaan yang menggunakan harga satuan dari Kontrak Gabungan Lump Sum dan Harga Satuan. Dari kronologis ini maka Harga Timpang umumnya hanya akan berdampak pada Kontrak Harga Satuan dan Gabungan.
Yang sering jadi pertanyaan adalah apakah dengan ketentuan pasal 87 ayat 1a ini kemudian untuk Kontrak Lump sum tidak perlu dilakukan klarifikasi Harga Timpang?
runut sebelum pembuktian kualifikasi, maka melaksanakan klarifikasi Harga Timpang ini perlu dilakukan. Bagaimanapun setiap kontrak mengandung segala kemungkinan kesepakatan. Untuk itu melakukan klarifikasi terhadap segala risiko menjadi bermanfaat selama tidak menambah-nambah persyaratan. Artinya pada kontrak lumpsum klarifikasi Harga Timpang hanya bersifat pemberitahuan agar para pihak aware terhadap adanya nilai Harga Satuan Penawaran yang 110% lebih tinggi dari harga Satuan HPS.
Dari uraian ini dapat diambil kesimpulan bahwa :
1. Harga Satuan timpang adalah Harga Satuan penawaran yang melebihi 110% dari Harga Satuan HPS, setelah dilakukan klarifikasi oleh pokja dan disetujui risikonya oleh penyedia.
2. Harga Satuan Timpang adalah harga yang wajar dan dapat dibayar sesuai dengan nilai yang disepakati dalam kontrak. Untuk itu tidak ada alasan untuk menggugurkan, menyesuaikan harga penawaran atau tidak membayar atas item yang didalamnya terdapat harga satuan timpang.
3. Jika disepakati sebagai Harga Satuan Timpang maka perlakuan yang diterapkan adalah untuk kuantitas pekerjaan tambahan digunakan harga satuan berdasarkan hasil negosiasi baik berdasarkan Harga Satuan HPS maupun Survey Terkini Harga Pasar.