• Tidak ada hasil yang ditemukan

KEPERAWATAN KOMPLEMENTER

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KEPERAWATAN KOMPLEMENTER"

Copied!
35
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Menurut WHO (World Health Organization), pengobatan komplementer adalah pengobatan non-konvensional yang bukan berasal dari negara yang bersangkutan. Jadi untuk Indonesia, jamu misalnya, bukan termasuk pengobatan komplementer tetapi merupakan pengobatan tradisional.Pengobatan tradisional yang dimaksud adalah pengobatan yang sudah dari zaman dahulu digunakan dan diturunkan secara turun – temurun pada suatu negara. Tapi di Philipina misalnya, jamu Indonesia bisa dikategorikan sebagai pengobatan komplementer.

Terapi komplementer adalah cara Penanggulangan Penyakit yang dilakukan sebagai pendukung kepada Pengobatan Medis Konvensional atau sebagai Pengobatan Pilihan lain diluar Pengobatan Medis yang Konvensional.Salah satu terapi komplementer yang kini populer dimasyarakat adalah terapi akupresur.Terapi akupresur adalah perkembangan terapi pijat yang berlangsung seiring dengan perkembangan ilmu akupuntur karena tekhnik pijat akupresur adalah turunan dari ilmu akupuntur. Tekhnik dalam terapi ini menggunakan jari tangan sebagai pengganti jarum tetapi dilakukan pada titik-titik yang sama seperti yang digunakan pada terapi akupuntur. Ada beberapa jenis klasifikasi, cara, indikasi serta kontraindikasi dari terapi akupresur yang akan dijabarkan lebih jelas didalam makalah.

Berdasarkan data yang bersumber dari Badan Kesehatan Dunia pada tahun 2005, terdapat 75 – 80% dari seluruh penduduk dunia pernah menjalani pengobatan konvensional. Di Indonesia sendiri, kepopuleran pengobatan non-konvensional, termasuk pengobatan komplementer ini, bisa diperkirakan dari mulai menjamurnya iklan – iklan terapi non – konvensional di berbagai media. Berdasarkan persentasi minat masyarakat terhadap terapi non-konvensional penulis tertarik untuk lebih mengenalkan terapi akupresur kepada seluruh masyarakat, oleh sebab itu kami menyusun materi terkait akupresur kedalam sebuah makalah.

B. Rumusan Masalah

1. Apakah pengertian konsep komplementer?

2. Apa saja . Tipe Terapi Alternatif dan Komplementer?

3. Apa Saja Jenis-jenis Terapi yang Dapat Diakses Keperawatan? 4. Apa saja Terapi Latihan Spesifik?

5. Bagaimana Peran Keperawatan dalam Terapi Alternatif dan Latihan? 6. Bagaimana Persyaratan Dalam Terapi Komplementer?

(2)

C. Tujuan

1. Untuk mengetahu pengertian konsep komplementer

2. Untuk mengetahui tipe terapi alternative dan komplementer. 3. Untuk mengetahui jenis-jenis terapi komplementer

4. Untuk mengetahui terapi latihan spesifik

5. Untuk mengetahui peran perawat dalam terapi alternative 6. Untuk mengetahui persyaratan dalam terapi komplementer

7. Untuk mengetahui penyakit yang dapat disembuhkan dengan terapi komplementer

D. Manfaaat

Untuk mengetahui konsep mengenai konsep komplementer dan penyakit yang dapat diatasi dengan tehnik komplementer.

E. Metode Penulisan

Dalam penulisan makalah ini kami menggunakan metode deskriptif, yang diperoleh dari literature dari berbagai media baik buku maupun elektronik yang disajikan dalam bentuk makalah.

(3)

PEMBAHASAN

A. Pengertian Konsep Complementary dan Alternatif Terapi

Menurut WHO (World Health Organization), pengobatan komplementer adalah pengobatan non-konvensional yang bukan berasal dari negara yang bersangkutan. Jadi untuk Indonesia, jamu misalnya, bukan termasuk pengobatan komplementer tetapi merupakan pengobatan tradisional. Pengobatan tradisional yang dimaksud adalah pengobatan yang sudah dari zaman dahulu digunakan dan diturunkan secara turun – temurun pada suatu negara.

Tapi di Philipina misalnya, jamu Indonesia bisa dikategorikan sebagai pengobatan komplementer.Terapi komplementer adalah cara Penanggulangan Penyakit yang dilakukan sebagai pendukung kepada Pengobatan Medis Konvensional atau sebagai Pengobatan Pilihan lain diluar.

Berdasarkan data yang bersumber dari Badan Kesehatan Dunia pada tahun 2005, terdapat 75 – 80% dari seluruh penduduk dunia pernah menjalani pengobatan non-konvensional. Di Indonesia sendiri, kepopuleran pengobatan non-konvensional, termasuk pengobatan komplementer ini, bisa diperkirakan dari mulai menjamurnya iklan – iklan terapi non – konvensional di berbagai media

Terapi komplementer adalah cara penanggulangan penyakit yang dilakukan sebagai pendukung kepada pengobatan medis konvensional atau sebagai pengobatan pilihan lain di luar pengobatan medis yang konvensional. Terapi komplementer adalah pengobatan non konvensional yang bukan berasal dari negara yang bersangkutan. Misalnya, jamu bukan termasuk pengobatan komplementer tetapi merupakan pengobatan tradisional (WHO).

Terapi non-konvensional merupakan salah satu dari terapi medis alternatif atau komplementer. Terapi komplementer (complementary therapies) adalah semua terapi yang digunakan sebagai tambahan untuk terapi konvensional yang direkomendasikan oleh penyelenggaraan pelayanan kesehatan individu (Perry, Potter, 2009). Definisi CAM yang disepakati adalah suatu bentuk penyembuhan yang bersumber pada berbagai sistim, modalitas dan praktek kesehatan, yang didukung oleh teori dan kepercayaan. Termasuk didalamnya latihan atau usaha untuk menyembuhkan diri sendiri. CAM digunakan untuk mencegah dan menyembuhkan penyakit atau juga untuk meningkatkan taraf kesehatan.

Walaupun demikian ada perbedaan antara alternatif dan komplementer.Terapi alternatif adalah terapi di luar terapi konvensional. Sementara komplementer berarti pelengkap bagi terapi konvensional yang ada dan telah terbukti bermanfaat. Terapi alternatif (alternative therapies) meliputi intervensi yang sama dengan terapi komplementer, tetapi sering kali menjadi pengobatan primer yang mengganti pelayanan medis alopatik. Kedua terapi alternatif dan komplementer bervariasi derajatnya di mana mereka cocok dengan pengobatan alopatik.

(4)

B. Tipe Terapi Alternatif dan Komplementer

1. Sistem medis alternatif-Dibangun di antara sistem teori dan praktik yang lengkap a. Akupuntur : suatu metode tradisional china yang menghasilkan analgesia atau perubahan fungsi sistem tubuh dengan cara memasukan jarum tipis di sepanjang rangkaian garis atau jalur yang disebut meridian. Manipulasi jarum langsung pada meridian energi akan mempengaruhi organ internal dalam dengan pengalihan qi (shi). b. Ayurveda : sistem pengobatan tradisional hindu yang digunakan di India sejak abad pertama AD. Suatu kombinasi obat seperti herbal, obat pencahar, dan minyak gosok untuk mengobati penyakit.

c. Pengobatan Homeopatik : sistem pengobatan medis didasari pada teori bahwa penyakit tertentu dapat diobati dengan memberikan dosis kecil substansi yang pada individu sehat akan menghasilkan gejala seperti penyakit. Substansi yang dianjurkan tersebut adalah obat yang dibuat dari tumbuh-tumbuhan alami, hewan, atau substansi mineral.

d. Praktik Amerika Latin : sistem medis curanderismo, di mana memasukan suatu model humonal untuk mengklasifikasikan makanan, aktifitas, obat-obatan, dan penyakit serta rangkaian penyakit masyarakat.

e. Praktik Amerika Asli : terapi termasuk keringat dan pembersihan, obat-obatan herbal, dukun sihir (dukun membuat hubungan dengan roh untuk menanyakan petunjuk dalam memberikan pengobatan kepada individu).

f. Pengobatan Naturopatik : sistem terapeutik didasarkan pada makanan alami, cahaya, kehangatan, pijatan, air segar, olahraga teratur, dan menghindari pengobatan. Mengenali kemampuan penyembuhan alami tubuh. Pengobatan menggabungkan terapi tradisional alami dengan ilmu pengetahuan diagnostik terkini termasuk pengobatan botanikal (tumbuh-tumbuhan).

g. Pengobatan tradisional China (Asian) : kumpulan teknik dan metode sitematik termasuk akupuntur, pengobatan herbal, pijatan, akupresur, muxibistion (menggunakan panas dari herbal yang dibakar).

2. Terapi secara Biologis-Menggunakan Substansi dari Alam, seperti Herbal, Makanan, dan Vitamin

a. Zona : program diet yang memerlukan makanan berprotein, karbohidrat, dan lemak dalam perbandingan 30:40:30% kalori dari protein, 40% dari karbohidrat, dan 30% dari lemak. Digunakan untuk menyeimbangkan insulin dan hormon lain untuki kesehatan yang optimal.

b. Diet Makribiotik : diutamakan diet vegetarian (tidak ada produk hewan kecuali ikan ). Awalnya digunakan dalam manajemen berbagai kanker. Penekanan pada semua biji-bijian padi, sayur-sayuran, dan makanan yang tidak diawetkan.

c. Pengobatan ortomelekular (megavitamin) : meningkatkan masukan nutrisi seperti vitamin C dan beta karoten. Diet mengobati kanker, skizofrenia, penyakit autis, dan penyakit kronis tertentu seperti hiperkolesterolemia dan penyakit arteri koroner.

(5)

d. European phytomedicines : produk yang dikembangkan di bawah kontrol kualitas yang ketat pada pabrik farmasi yang berpengalaman, dibungkus secara profesional dalam tablet atau kapsul. Contoh obat-obatan herbal yang telah diteliti dengan baik adalah gingko biloba, susu dari tanaman liar, dan bilberry.

e. Obat-obatan tradisional herbal China : lebih dari 50.000 jenis tabaman obat, banyak yang telah diteliti secara luas. Herbal dipertimbangkan sebagai tulang belakang pengobatan.

f. Herbal Ayuveda : sistem herbal tradisional Hindu yang telah digunakan lebih dari 2000 tahun.

3. Manipulasi dan Metode Didasari Tubuh-Didasari pada Manipulasi dan/ atau Pergerakan dari Satu atau lebih Bagian Tubuh

a. Akupresur : teknik terapeitik mempergunakanj tekanan digital dalam cara tertentu pada titik yang dibuat pada tubuh untuk mengurangi rasa nyeri, menghasilkan analgesia, atau mengatur fungsi tubuh.

b. Pengobatan kiropraktik : sistem terapi yang melibatkan manipulasi kolumna spinalis dan memasukan fisioterapi dan terapi diet.

c. Metode Feldenkrais : terapi alternatif yang didasarkan pada citra tubuh yang baik melalui perbaikan pergerakan tubuh. Teknik ini mengintegrasikan pemahaman fisika tentang pola pergerakan tubuh dengan kewaspadaan seseorang dalam mempelajari gerak, sikap, dan interaksi.

d. Tai Chi : teknik yang menggabungkan pernapasan, gerakan, dan meditasi untuk membersihkan, memperkuat, dan sirkulasi energi dan darah kehidupan yang penting. Terapi merangsang sistem imun dan mempertahankan keseimbangan internal dan eksternal.

e. Terapi pijat : manipulasi jaringan ikat melalui pukulan, gosokan, atau meremes untuik meningkatkan sirkulasi, memperbaiki sifat otot, dan relaksasi. f. Sentuhan ringan : sentuhan pada klien dengan cara yang tepat dan halus untuk membuat hubungan, menunjukan penerimaan, dan memberikan penghargaan. 4. Intervensi Tubuh dan Pikiran-Menggunakan Berbagai Teknik yang Dibuat untuk

Meningkatkan Kapasitas Pikiran untuk Memengaruhi Tubuh

a. Terapi Seni : penggunaan seni untuk mendamaikan konflik emosional, meningkatkan kewaspadaan diri, dan mengungkapkan masalah yang tidak dikatakan dan disadari klien tentang penyakit mereka.

b. Umpan balik biologis : suatu proses yang memberikan individu dengan informasi visual dan suara tentang fungsi fisiologis otonom tubuh, seperti tegangan otot, suhun tubuh, dan aktivitas gelombang otak, melalui penggunaan alat-alat.

5. Intervensi Tubuh-Pikiran-Menggunakan Berbagai Teknik yang Dibuat untuk Meningkatkan Kapasitas Pikiran guna Memengaruhi Fungsi dan Gejala Tubuh

(6)

a. Terapi dansa : sarana memperdalam dan memperkuat terapi karena merupakan ekspresi langsung dari pikiran dan tubuh. Terapi ini mampu mengobati individu dengan masalah sosial, emosional, kognitif, atau fisik.

b. Terapi pernapasan : menggunakan segala jenis pola pernapasan untuk merelaksasi, memperkuat, atau membuka jalur emosional.

c. Imajinasi terbimbing : teknik terapeutik untuk mengobati kondisi patologis dengan berkonsentrasi pada imajinasi atau serangkaian gambar.

d. Meditasi : praktik yang ditujukan pada diri untuk merelaksasi tubuh dan menenangkan pikiran menggunakan ritme pernapasan yang berfokus.

e.Terapi musik : menggunakan musik untuk menunjukan kebutuhan fisik, psikologis, kognitif, dan sosial individu yang menderita cacat dan penyakit. Terapi memperbaiki gerakan dan atau komunikasi fisik, mengembangkan ekspresi emosional, memperbaiki ingatan, dan mengalihkan rasa nyeri.

f. Usaha pemulihan (doa) : berbagai teknik yang digunakan dalam budaya menggabungkan pelayanan, kesabaran, cinta, atau empati dengan target doa. g. Psikoterapi : pengobatan kelainan mental dan emosional dengan teknik psikologi.

h. Yoga : teknik yang berfokus pada susunan otot, postur, mekanisme pernapasan, dan kesadaran tubuh. Tujuan yoga adalah memperoleh kesejahteraan mental dan fisik melalui pencapaian kesempurnaan tubuh dengan olahraga, mempertahankan postur tubuh, pernapasan yang benar, dan meditasi.

6. Terapi Energi-Melibatkan Penggunaan Medan Energi

a. Terapi Reiki : terapi yang berasal dari praktik Buddha kuno di mana praktisi menempatkan tangannya pada atau di atas bagian tubuh dan memindahkan “energi kehidupan semesta” kepada klien. Energi ini memberikan kekuatan. b. Sentuhan terapeutik : pengobatan melibatkan pedoman keseimbangan energi praktisi dalam suatu cara yang disengaja terhadap semua klien. Termasuk peletakan tangan praktisi pada atau dekat tubuh klien (Perry, Potter, 2009).

C. Jenis-jenis Terapi yang Dapat Diakses Keperawatan

Beberapa terapi dan teknis medis alternatif dan komplementer bersifat umum dan menggunakan proses alami (pernapasan, pikiran dan konsentrasi, sentuhan ringan, pergerakan, dan lain-lain) untuk membanti individu merasa lebih baik dan beradaptasi dengan kondisi akut dan akut. Berikut jenis-jenis terapi yang dapat diakses keperawatan, yaitu :

a. Terapi Relaksasi

Respon relaksasi merupakan bagian dari penurunan umum kognitif, fisiologis, dan stimulasi perilaku. Relaksasi juga melibatkan penurunan stimulasi. Proses relaksasi memperpanjuang serat otot, mengurangi pengiriman impuls neural ke otak, dan

(7)

selanjutnya mengurangi aktivitas otak juga sistem tubuh lainnya. Relaksasi membantu individu membangun keterampilan kognitif untuk mengurangi cara yang negatif dalam merespon situasi dalam lingkungan mereka. Keterampilan kognitif adalah seperti sebagai berikut :

1. Fokus (kemampuan untuk mengidentifikasi, membedakan, mempertahankan perhatian pada, dan mengembalikan perhatian pada rangsangan ringan untuk periode yang lama).

2. Pasif (kemampuan untuk menghentikan aktivitas analisis dan tujuan yang tidak berguna).

3. Kesediaan (kemampuan untuk menoleransi dan menerima pengalaman yang tidak pasti, tidak dikenal, atau berlawanan).

Tujuan dari relaksasi jangka panjang adalah agar individu memonitor dirinya secara terus-menerus terhadap indikator ketegangan, serta untuk membiarkan dan melepaskan dengan sadar ketegangan yang terdapat di berbagai bagian tubuh.

b. Meditasi dan Pernapasan

Meditasi adalah segala kegiatan yang membatasi masukan rangsangan dengan perhatian langsung pada suatu rangsangan yang berulang atau tetap (Rakel dan Faas, 2006). Ini merupakan terminasi umum untuk jangkauan luas dari praktik yang melibatkan relaksasi tubuh dan ketegangan pikiran. Menurut Benson, komponen relaksasi sangat sederhana, yaitu : (1) ruangan yang tenang, (2) posisi yang nyaman, (3) sikap mau menerima, dan (4) fokus perhatian. Praktik meditasi tidak membutuhkan seorang pengajar, banyak individu mempelajari prosesnya dari buku atau kaset, dan mudah untuk diajarkan (Fontaine, 2005). Sebagian besar teknik meditasi melibatkan pernapasan, biasanya pernapasan perut yang dalam, relaks, dan perlahan. Meditasi menimbulkan keadaan santai, menurunkan konsumsi oksigen, mengurangi frekuensi pernapasan dan denyut jantung, serta menghasilkan laporan penurunan kecemasan.

Ada banyak indikasi untuk meditasi, diantaranya adalah sebagai berikut : · Kecemasan atau suasana yang menegangkan

· Rasa kehilangan yang kronis · Sindroma kelelahan kronis · Rasa nyeri kronis

· Penyalahgunaan obat (alkohol atau tembakau) · Hipertensi

· Kegelisahan

· Harga diri rendah atau menyalahkan diri · Depresi ringan

· Gangguan tidur

Meskipun meditasi telah menunjukan perbaikan dalam bebragai penyakit psikologis, meditasi merupakan kontraindikasi bagi beberapa individu. Sebagai contoh, individu yang memiliki ketakutan akan kehilangan kontrol dapat menerima meditasi sebagai bentuk pengontrolan pikiran dan mungkin menolak untuk mempelajari teknik tersebut.

(8)

c. Imajinasi

Imajinasi atau teknik visualisasi yang menggunakan kesadaran pikiran untuk menciptakan gambaran mental agar menstimulasi perubahan fisik dalam tubuh, memperbaiki kesejahteraan, dan meningkatkan kesadaran diri. Biasanya imajinasi dikombinasi dengan beberapa bentuk latihan relaksasi yang memfasilitasi efek dari teknik relaksasi. Imajinasi bersifat ditujukan pada diri, di mana individu menciptakan gambaran mental dirinya sendiri, atau bersifat terbimbing, dimana selama seorang praktisi memimpin individu melalui skenario tertentu.

Imajinasikan sering menimbulkan respons psikofisiologis yang kuat seperti perubahan dalam fungsi imun (Fontaine, 2005). Banyak teknik imajinasi melibatkan imajinasi visual, tapi mereka juga melibatkan indera pendengaran, proprioseptif, pengecap, dan penciuman. Visualisasi kreatif adalah satu bentuk imajinasi yang ditujukan pada diri yang didasari pada prinsip hubungan tubuh-pikiran. Imajinasi memiliki aplikasi pada sejumlah populasi klien. Imajinasi telah digunakan untuk visualisasi sel kanker yang telah dihancurkan oleh sel sistem imun, untuk mengontrol atau mengurangi rasa nyeri, dan untuk mencapai ketenangan dan ketentraman. Imajinasi juga membantu dalam pengobatan kondisi kronis seperti asma, hipertensi, gangguan fungsi berkemih, sindrom prementasi dan menstruasi, gangguan gastrointestinal ulceratif colotis, dan rheumatoid arthritis.

D. Terapi Latihan Spesifik

Terapi latihan spesifik merupakan pengobatan medis alternatif atau komplementer di mana perawat yang boleh melakukannya hanya perawat yang telah menyelesaikan suatu pelatihan atau kursus pelajaran khusus. Perawat harus memiliki sertifikat, gelar, atau ijazah di luar izin perawat RN untuk dapat memberikan sebagian besar terapi tersebut. Beberapa terapi latihan spesifik (misalnya umpan balik biologis dan sentuhan terapeutik) sangat efektif dan direkomendasikan oleh praktisi pelayanan kesehatan Eropa. Berikut jenis-jenis terapi latihan spesifik adalah sebagai berikut :

1. Umpan Balik Biologis

Selain digunakan untuk intervensi relaksasi, teknik umpan balik biologis juga dapat membantu individu dalam mempelajari bagaimana mengontrol respons sistem saraf otonom tertentu. Umpan balik biologis (biofeedback) merupakan suatu kelompok prosedur terapeutik yang menggunakan alat elektronik atau elektromekanik untuk mengukur, memproses, dan memberikan informasi bagi individu tentang aktivitas sistem saraf otonom dan neuromuskular. Informasi, atau umpan balik, diberikan dalam bentuk tanda fisik, fisiologis, pendengaran, dan umpan balik (Rakel dan Faas, 2006).

Umpan balik biologis merupakan penambahan yang efektif pada program relaksasi karena dapat menunjuk dengan cepat kepada klien kemampuan mereka untuk mengontrol beberapa respons fisiologis. Berbagai bentuk umpan balik fisiologis diaplikasikan dalam berbagai situasi. Umpan balik biologis telah berhasil mengobati migraine headache, rasa nyeri lainnya, stroke, dan berbagai kelainan gastrointestinal dan traktus urinarius.

(9)

Meskipun umpan balik biologis atelah menunjukan efektifitas pada sejumlah populasi klien, ada beberapa tindakan pencegahan. Selama relaksasi atau latihan umpan balik biologis, emosi atau perasaan yang ditekan terkadang memperlihatkan bahwa klien tidak dapat beradaptasi dengan dirinya sendiri. Karena alasan ini, praktisi yang menawarkan umpan balik biologis harus melatih metode psikologis atau memiliki profesional yang berkualitas yang berguna untuk rujukan (Potter, Perry. 2009).

2. Sentuhan Terapeutik

Sentuhan terapeutik (therapeutik touch) adalah terapi latihan spesifik yang dikembangkan oleh perawat. Meskipun asumsi keagamaan dan filosofi terhadap sentuhan terapeutik berbeda dari teknik penyembuhan Eropa, tetapi sentuhan terapeutik juga melibatkan profesional pelayanan kesehatan terlatih yang berusaha untuk menunjukan keseimbangan diri mereka sendiri dalam cara yang bermotivasi atau disengaja terhadap semua klien.

Sentuhan terapeutik merupakan suatu potensi alami manusia yang terdiri dari meletakkan tangan praktisi pada atau dekat dengan tubuh seseorang. Proses sentuhan terapeutik melibatkan dimana praktisi melihat tubuh secara sekilas dan mendiagnosis daerah tempat terakumulasinya tegangan. Praktisi kemudian mencoba mengarahkan energi tersebut untuk membawa individu kembali masuk ke dalam keseimbangan energi yang sama dengan praktisi. Sentuhan terpeutik terdiri dari lima fase, yaitu : pemusatan, pengkajian, penenangan, pengobatan, dan evaluasi.

Beberapa penelitian klasik terdahulu mendapatkan bahwa sentuhan terapeutik meningkatkan kadar hemoglobin (Hb) pada beberapa klien. Penelitian lain menemukan bahwa sentuhan terapeutik mampu mengurangi tingkat kecemasan pada klien yang dirawat yang dirawat di rumah sakit dengan penyakit kardiovaskuler, menurunkan rasa nyeri sakit kepala, dan memperbaiki suasana hati pada individu dewasa yang berduka cita. Meskipun beberapa penelitian telah menunjukan hasil yang positif dari sentuhan terapeutik, beberapa yang lainnya tidak. Alasan untuk kurangnya respons ini adalah hilangnya kontak mata dan wajah selama sesi terapeutik dan sesi yang terlalu singkat. 3. Terapi Kiropraktik

Terapi Kiropraktik merupakan suatu seni penyembuhan manual, dikembangkan pada tahun 1895 di Lowa. Praktisi kiropraktik lulus dari program persipan yang didirikan sederajat dengan sekolah kedokteran. Terapi kiropraktik merupakan terapi holistik yang biasanya tidak menggunakan obat-obatan atau operasi. Terapi kiropraktik mempromosikan diet alami dan olahraga yang teratur sebagai komponen penting agar tubuh dapat berfungsi dengan baik (Fontaine, 2005).

Tujuan dasar terapi kiropraktik berfokus pada perbaikan struktur dan keseimbangan fungsional. Salah satu gangguan struktur mayor yang diobati oleh praktisi kiropraktik adalah subluksasio vertebra, di mana gerakan sendi menurun disebabkan oleh sedikit perubahan pada posisi persambungan tulang dan gejala subjektif seperti rasa nyeri. Beberapa penyakit atau kelainan sendi tidak harus diobati dengan manipulasi.

(10)

Kontraindikasi terapi kiropraktik adalah mielopati akut, patah tulang (fraktur), dislokasi, arthritis rheumatoid, dan osteoporosis.

4. Pengobatan Tradisional China

Pengobatan tradisional china (Traditional Chinese Medicina) terdiri dari beberapa modalitas, termasuk herbal, akupuntur, moxibustion, diet, olahraga, dan meditasi. TCM sudah berusia ribuan tahun dan berakar dari Taoisme. Ada beberapa konsep utama yang merupakan pengobatan China. Konsep yang paling adalah Yin-Yang yang menggambarkajn fenomena berlawanan yang saling melengkapi dan berada dalam keseimbangan yang dinamis. Qi (di baca Chi) didefinisikan sebagai energi vital dari tubuh manusia. Penyakit diklasifikasikan dalam tiga kategori utama, yaitu : penyebab eksternal, penyebab internal, dan bukan penyebab internal maupun eksternal (Perry, Potter, 2009 ).

elemen, yaitu terdiri atas : bumi, logam, air, kayu, dan api. Berbagai fenomena kesehatan disususn menurutfase tersebut dan saling berhubungan satu sama lain. Berikut jenis-jenis pengobatan tradisional China, yaitu :

a. Akupuntur : akupuntur merupakan metode stimulasi titik tertentu (akupoin) pada tubuh dengan memasukan jarum khusus untuk memodifikasi persepsi rasa nyeri. Menormalkan fungsi fisiologis, serta mengobati atau mencegah penyakit. Akupuntur mengatur atau meluruskan kembali aliran qi. Menurut pengobatan tradisional China, jarum akupuntur melepskan obstruksi energi dan membangun kembali aliran qi melalui meridian, selanjutnya menstimulasi dan mengaktifkan mekanisme penyembuhan diri oleh tubuh. Penggunaan arus listrik lemah dan kuat meningkatkan efek dari jarum tersebut (Fontaine, 2005).

Akupuntur merupakan modalitas pengobatan primer yang digunakan oleh praktisi pengobatan China. Masalah terbanyak yang dapat diobati dengan akupuntur meliputi nyeri punggung bagian bawah, nyeri pada otot wajah, sakit kepala ringan dan migrain, linu panggul, nyeri bahu, osteoarthritis, salah urat pada leher, dan keseleo musculoskeletal (Rakel dan Faass, 2006).

Akupuntur merupakan terapi yang aman jika praktisi telah menjalani pelatihan yang sesuai dan menggunakan jarum yang steril. Meskipun telah ditemukan komplikasi, tetapi masih jarang terjadi jika praktisi melakukan langkah-langkah yang benar untuk menjamin keamanan alat dan klien komplikasi meliputi infeksi karena sterilisasi jarum yang tidak adekuat atau jarum yang ditinggalkan dalam tempat untuk waktu yang lama, jarum yang patah, kebocoran organ internal, perdarahan, pingsan, kejang, keguguran, dan perasaan mengantuk pascapengobatan (Fontaine, 2005).

b. Terapi Herbal : peneliti memperkirakan sekitar 25.000 jenis tumbuhan digunakan secara medis di seluruh dunia. Ini merupakan bentuk pengobatan lama yang diketahui untuk manusia, dan bukti arkeologi mengatakan bahw a Belanda menggunakan obat herbal sejak 60.000 tahun yang lalu (Fontaine, 2005).

The Federal Food, Drug, and Cosmetic Art mengharuskan semua obat dibuktikan keamanan dan efektifitasnya sebelum dijual ke masyarakat. Karena pengobatan herbal

(11)

tidak menjalani penelitian dengan teliti yang sama secara farmasi, mayoritas tidak menerima persetujuan untuk menggunakannya sebagai obat dan tidak diatur oleh The Food and Drug Admistration (FDA). Substansi herbal pengobatan China berasal dari tanaman, hewan, atau mineral. Sedangkan pengobatan Barat menggunakan herbal yang dipersiapkan secara primer dari materi tanaman. Sejumlah herbal aman dan efektif untuk berbagai kondisi, sebagai contoh : susu dari tanaman liar efektif untuk mengobati sejumlah gangguan hati dan kendung kemih (Perry, Potter, 2009).

Meskipun pengobatan herbal memberikan efek yang berguna bagi berbagai kondisi, sejumlah masalah timbul. Ketika pengobatan herbal dikembangkan, konsentrasi bahan-bahan aktif beragam bentuknya. Kontaminasi dengan herbal atau bahan-bahan kimia lain, termasuk pestisida dan logam berat juga terjadi. Beberapa herbal juga mengandung produk yang sangat toksik dan dapat menyebabkan kanker (Fontaine, 2005).

E. Peran Keperawatan dalam Terapi Alternatif dan Latihan

Ketertarikan pada terapi medis alternatif dan komplementer meningkat secara signifikan pada 20 tahun terakhir. Pendekatan kedokteran terintegrasi konsisten dengan pendekatan holistik yang dipelajari perawat untuk dipraktikkan. Perawat memiliki potensi untuk menjadi partisipan utama dalam jenis filosofi pelayanan kesehatan ini. Banyak perawat sudah mempraktikkan manfaat sentuhan. Pahami terapi medis alternatif atau komplementer untuk membuat rekomendasi yang tepat kepada penyelenggaraan pelayanan primer alopatik tentang terapi mana yang bermanfaat bagi klien. Selain itu, berikan nasihat kepada klien tentang kapan waktu yang tepat untuk mencari terapi konvensional atau terapi medis alternatif dan komplementer.

Perawat bekerja sangat dekat dengan klien mereka dan berada dalam posisi mengenali titik pandang budaya spiritual klien. Perawat biasanya dapat menentukan terapi medis alternatif atau komplementer mana yang lebih sesuai dengan kepercayaan dan menawarkan rekomendasi yang sesuai (Potter, Perry, 2009).

F.Jenis – Jenis Terapi Komplementer

1. Praktek-praktek penyembukan tradisional seperti ayurweda dan akupuntur. 2. Terapi fisik seperti chiropractic, pijat, dan yoga.

3. Homeopati atau jamu-jamuan.

4. Pemanfaatan energi seperti terapi polaritas atau reiki 5. Teknik-teknik relaksasi, termasuk meditasi dan visualisasi. 6. Suplemen diet, seperti vitamin dan mineral

 Fokus Terapi Komplementer

1. Pasien dengan penyakit jantung. 2. Pasien dengan autis dan hiperaktif 3. Pasien kanker

(12)

 Teknik Terapi Komplementer

Di Indonesia ada 3 jenis teknik pengobatan komplementer yang telah ditetapkan oleh Departemen Kesehatan untuk dapat diintegrasikan ke dalam pelayanan konvensional, yaitu sebagai berikut :

Akupuntur

Akupunktur medik yang dilakukan oleh dokter umum berdasarkan kompetensinya. Metode yang berasal dari Cina ini diperkirakan sangat bermanfaat dalam mengatasi berbagai kondisi kesehatan tertentu dan juga sebagai analgesi (pereda nyeri). Cara kerjanya adalah dengan

mengaktivasi berbagai molekul signal yang berperan sebagai komunikasi antar sel. Salah satu pelepasan molekul tersebut adalah pelepasan

endorphin yang banyak berperan pada sistem tubuh.  Terapi hiperbarik,

Terapi heperbarik yaitu suatu metode terapi dimana pasien dimasukkan ke dalam sebuah ruangan yang memiliki tekanan udara 2 – 3 kali lebih besar daripada tekanan udara atmosfer normal (1 atmosfer), lalu diberi

pernapasan oksigen murni (100%). Selama terapi, pasien boleh membaca, minum, atau makan untuk menghindari trauma pada telinga akibat

tingginya tekanan udara  Terapi herbal medik,

Terapi herbal medic yaitu terapi dengan menggunakan obat bahan alam, baik berupa herbal terstandar dalam kegiatan pelayanan penelitian maupun berupa fitofarmaka. Herbal terstandar yaitu herbal yang telah melalui uji preklinik pada cell line atau hewan coba, baik terhadap keamanan maupun efektivitasnya. Terapi dengan menggunakan herbal ini akan diatur lebih lanjut oleh Departemen Kesehatan Republik Indonesia.

Dari 3 jenis teknik pengobatan komplementer yang ada, daya

efektivitasnya untuk mengatasi berbagai jenis gangguan penyakit tidak bisa dibandingkan satu dengan lainnya karena masing – masing

mempunyai teknik serta fungsinya sendiri – sendiri. Terapi hiperbarik misalnya, umumnya digunakan untuk pasien – pasien dengan gangren supaya tidak perlu dilakukan pengamputasian bagian tubuh. Terapi herbal, berfungsi dalam meningkatkan daya tahan tubuh. Sementara, terapi akupunktur berfungsi memperbaiki keadaan umum, meningkatkan sistem imun tubuh, mengatasi konstipasi atau diare, meningkatkan nafsu makan serta menghilangkan atau mengurangi efek samping yang timbul akibat dari pengobatan kanker itu sendiri, seperti mual dan muntah, fatigue (kelelahan) dan neuropati.

(13)

F. Persyaratan Dalam Terapi Komplementer

Ada beberapa persyaratan yang harus dipenuhi, yaitu sebagai berikut :

Sumber daya manusia harus tenaga dokter dan atau dokter gigi yang sudah memiliki kompetensi.

Bahan yang digunakan harus yang sudah terstandar dan dalam bentuk sediaan farmasi.

Rumah sakit yang dapat melakukan pelayanan penelitian harus telah mendapat izin dari Departemen Kesehatan Republik Indonesia dan akan dilakukan pemantauan terus – menerus

H. Penyakit yang dapat diatasi dengan komplementer 1. Asma :

a. Konsumsi transfer factor advance

Transfer advance mampu menenangkan sistem imun yan terlalu aktif, mendidik sistem imun untuk mengenali mana yang merupakan musuh tubuh dan mana yang merupakan sel baik. Transsfer factor advance mampu meningkatkan aktifitas Sel Natural Killer & daya & daya tahan tubuh hingga 283 %. Berpotensi mengenali lebih dari 200.000 jenis kuman, virus, jamur, parasit, bakteri& sebagainya. Informasi yang terkandung di dalam Transfer factor advance merangsang tentara-tentara sistem imum untuk menyerang segala musuh-musuhnya : kuman, virus, jamur, parasit, bakteri, sel-sel rusak dan sel kanker. b. Olahraga

Tetaplah aktif secara fisik bila Anda memang menderita asma. Latihan aerobik teratur akan memperkuat paru-paru sehingga dapat mengurangi gejala-gejala asma. Olahraga juga bermanfaat untuk meningkatkan kualitas kesehatan umum. Berkonsultasilah dengan dokter Anda mengenai hal ini, terutama bila Anda sudah lama tidak berolahraga. Jangan berolahraga di cuaca dingin, karena itu hanya akan memicu gejala-gejala asma. Bila memang berolahraga di cuaca seperti itu, pastikan Anda memakai masker wajah untuk menghangatkan udara yang akan Anda hirup.

Latihan pernapasan

Latihan pernapasan bisa meningkatkan kualitas hidup Anda, mengurangi gejala asma serta mengurangi jumlah obat-obatan yang diperlukan untuk mengontrol asma. Berikut merupakan 2 latihan pernapasan yang yang telah diteliti:

1. Teknik pernapasan Buteyko. Teknik ini mengajarkan Anda untuk mengurangi frekuensi bernapas. Selain itu, teknik ini juga mengajarkan cara melakukan relaksasi dan

pengurangan stres, penggunaan obat, nutrisi dan kesehatan secara umum.

2. Metode Papworth. Teknik relaksasi dan teknik pernapasan di sini meliputi pernapasan melalui perut, hidung dan cara mencocokkan pernapasan Anda dengan kegiatan apa pun yang Anda lakukan. Beberapa bukti menunjukkan, teknik ini secara signifikan

(14)

mengurangi gejala-gejala asma. Jika Anda memutuskan untuk mencoba latihan

pernapasan ini, Anda sebaiknya memperhatikan intstruksi dari video atau buku panduan. Yoga

Jenis latihan ini sudah dilakukan selama ribuan tahun. Ada beberapa jenis yoga tetapi semuanya mengajarkan seri proses peregangan. yoga juga memadukan teknik-teknik pernapasan, yang bisa membantu mengurangi gejala-gejala asma. Walaupun masih diperlukan lebih banyak lagi penelitian untuk menentukan efektifitas yoga dalam mengatasi asma, melakukan yoga bisa meredakan stres dan meningkatkan kebugaran tubuh secara umum.

Olahraga

Anda bisa dan sebaiknya tetap aktif secara fisik jika menderita asma. Tetap aktif akan membantu mengontrol gejal-gejala asma dan menjaga Anda tetap sehat. Olahraga secara teratur akan menguatkan paru-paru sehingga paru-paru tidak perlu bekerja terlalu keras saat bernapas. Berusahalah untuk melakukan aktivitas fisik 30 menit setiap hari.

Jika selama ini Anda tidak aktif, mulailah secara perlahan-lahan dan tingkatkan aktivitas fisik Anda secara perlahan-lahan. Anda tidak perlu melakukan semua aktivitas fisik Anda secara bersamaan. Melakukan sesuatu yang bisa memompa darah dan membuat Anda bernapas lebih keras untuk jangka waktu yang tidak terlalu lama, misalnya 10 atau 15 menit, akan bisa membantu.

Ingatlah, kalau berolahraga di cuaca dingin akan memicu munculnya gejala. Jika Anda berolahraga di suhu dingin, pakailah topeng wajah untuk menghangatkan udara yang Anda hirup. Dan jangan berolahraga di bawah suhu 0 derajat. Aktivitas seperti golf, jalan dan berenang tidak akan memicu gejala tetapi berkonsultasilah dulu dengan dokter untuk menentukan jenis olahraga yang aman untuk dilakukan.

Obat pelengkap dan obat alternatif

Walaupun sejumlah orang telah mencoba, belum ada bukti yang jelas apakah pengobatan berikut efektif untuk mengatasi asma.

Akupuntur

Akupuntur termasuk menusukkan jarum ke berbagai titik tertentu di bagian tubuh. Walaupun beberapa bukti menunjukkan kalau gejala-gejala asma makin membaik dengan pengobatan akupuntur, tetapi belum ada bukti yang cukup solid untuk membuktikannya.

(15)

relaksasi

Teknik terapi relaksasi meliputi meditasi, biofeedback, hipnotis dan relaksasi otot. Walaupun teknik-teknik ini bisa mengurangi stres dan membuat tubuh lebih bugar, tetapi masih belum jelas efektifitas teknik terapi relaksasi terhadap penyakit asma. Penelitian menunjukkan kalau teknik-teknik relaksasi otot bisa memperbaiki fungsi paru-paru. Homeopati

Homeopati bertujuan untuk menstimulus respon penyembuhan pribadi dari tubuh dengan menggunakan sedikit substansi yang bisa menimbulkan gejala. Dalam penyembuhan asma, penyembuhan homeopati dibuat dari substansi yang biasanya memicu reaksi asma, Latihan

Teknik ini membantu menguatkan otot paru-paru dengan melakukan satu seri latihan pernapasan dengan menggunakan alat pernapasan khusus. Latihan paru-paru jenis ini seringkali digunakan untuk mengatasi penyakit paru-paru lainnya seperti penyakit pernapasan kronis, dan juga untuk menguatkan paru-paru setelah melakukan operasi tertentu. Belum ada data yang cukup untuk membuktikan efektifitas teknik ini dalam menanganiasma.

Penyembuhan herbal termasuk ekstrak ginko dan tumbuhan merambat telah dicoba digunakan untuk membantu mengatasi gejala asma. Tetapi, studi-studi belum jelas mengenai keuntungan pengobatan herbal ini terhadap asma. Obat-obat herbal bisa menimbulkan efek samping dan berinteraksi dengan obat-obatan dari dokter, dan obat herbal ini mungkin tidak mempunyai dosis yang konsisten dan mungkin juga

mengandung substansi yang berbahaya. Jadi, berkonsultasilah dengan dokter sebelum herbal.

Pada sebagian besar kasus, diperlukan studi-studi yang lebih banyak untuk membuktikan efektifitas terapi dalam mengatasi asma. Tetapi, ingatlah kalau kurangnya bukti yang solid tidak berarti kalau pengobatan tersebut tidak efektif. Tidak ada salahnya mencoba, apalagi pengobatan ini terbukti aman dipadukan dengan pengobatan asma selain obat-obatan herbal, yang mungkin berbahaya bagi beberapa orang.

Jika Anda berniat untuk mencoba pengobatan alternatif atau pengobatan pelembab tersebut, pastikan berkonsultasi dulu dengan dokter, dan teruskan pengobatan reguler Anda. Walaupun pengobatan alternatif ini membantu, tetapi kalau untuk mengontrol asma, pengobatan alternatif tidak akan bisa menggantikan obat-obatan medis dan saran-saran dari dokter.

(16)

Terapi berikutnya yang dibahas yaitu terapi medikasi. Terapi medikasi ideal adalah yang memenuhi syarat: cepat mengurangi gejala (quick relief) dan mampu mengontrol supaya asma tidak cepat kambuh (long-term control).

Tipe Quick Relief -- Termasuk di dalamnya golongan Beta Agonsi yang digunakan secara inhalasi. Terapi ini efektif karena langsung bekerja pada dinding saluran nafas sehingga mampu mengurangi obstruksi (sumbatan) jalan nafas dan mengurangi gejala asma tetapi durasi kerjanya amat singkat. Bentuk sediaan di pasaran berupa inhaler. Contoh,

Salbutamol, Levalbuterol, dan Pirbuterol. Tipe Long-term Control (LTC) -- Termasuk di dalamnya golongan kortikosteroid bentuk inhalasi, golongan Beta agonis durasi kerja panjang bentuk inhalasi (Inhaled Long-Acting á-Agonist Broncholdilators), Leukotriene Modifiers, dan terapi Anti-Ige.

Inhalasi kortikosteroid -- Merupakan obat lini pertama yang terapi pasien asma yang persisten termasuk bagi anak-anak dari segala tingkatan usia. Berfungsi untuk

mengurangi radang saluran nafas. Kemampuan antiradangnya sangat multipel. Mampu meregulasi transkripsi berbagai gen sehingga mampu mengurangi abnormalitas struktur jaringan saluran nafas akibat asma. Pemakaian obat ini harus sesuai anjuran dokter karena efek samping yang timbul berupa nyeri tenggorok, batuk saat inhalasi, suara serak dan candidiasis mulut. Contoh: fluticasone dan beclomethasone.

Inhaled Long-Acting á-Agonist Broncholidators -- Berfungsi mengurangi obstruksi (sumbatan) jalan nafas dan mengurangi gejala asma dengan durasi kerja panjang. Efek sampingnya sedikit sekali (biasanya berupa kram otot dan takikardi). Terapi ini harus di kombinasikan dengan inhalasi kortikosteroid untuk menekan kejadian eksaserbasi asma (kambuhnya asma ke dalam tahap yang semakin buruk). Contoh Salmeterol dan

Formoterol.

Leukotriene Modifters -- Berfungsi memblok kerja leukotrin C4, D4, dan E4 pada the type 1 cysteinyl leukotriene receptor. Merupakan terapi alternatif pada kasus asma tipe ringan yang persisten (mild persistent asthma). Sedangkan bagi pasien asma berat, penambahan a leukotriene-receptor antagonist dengan dosis rendah inhalasi

kortikosteroid mampu memperbaiki kontol asma, akan tetapi terapi model ini masih kurang efektif dibandingkan kombinasi terapi kortikosteroid inhlasi dengan long-acting áagonist. Contoh Montelukast, Zafirlukast, dan Pranlukast. Bentuk sediaan: tablet (Zafirlukast), tablet kunyah dan oral granules (Montelukast).

Terapi Anti-IgE -- Antibodi monoklonal Anti-IgE (Omalizumab) merupakan agen

imunoregulator biologik pertama yang dapat digunakan untuk terapi asma. Cara kerjanya dengan mengikat IgE yang mengenali reseptornya yang afinitasnya amat tinggi pada permukaan sel mast dan basofil. Terapi ini diindikasikan bagi kasus moderate asthma dan

(17)

severe persistent asthma yang tidak mampu lagi diterapi dengan terapi lainnya diatas. TerapiTerakhir

Terapi terakhir yang dibahas adalah terapi alternatif menggunakan obat herbal. Salah satu tanaman yang berkhasiat mengurangi asma adalah bawang putih (Allium Sativum L). Dosis anjuran menurut WHO bagi orang dewasa dan usia 18 tahun ke atas adalah 2-5 gram bawah putih segar, 0,4-1,2 gram sediaan tepung kering, 2-5 miligram bentuk minyak, 300- 1.000 miligram ekstrak atau formulasi lain asalkan setra dengan 2-5 miligram allicin (zat khasiat dalam bawang putih) setiap harinya.

2. Penerapan Keperawatan Komplementer Pada Penyakit Osteoporosis

Osteoporosis adalah kelainan di mana terjadi penurunan massa tulang total. Terdapat perubahan pergantian tulang homeostasis normal, kecepatan resorpsi tulang lebih besar dari kecepatan pembentukan tulang, pengakibatkan penurunan masa tulang total. Tulang secara progresif menjadi porus, rapuh dan mudah patah; tulang menjadi mudah fraktur dengan stres yang tidak akan menimbulkan pengaruh pada tulang normal (Brunner&Suddarth, 2000).

Osteoporosis adalah gangguan metabolisme tulang sehingga masa tulang

berkurang. Resorpsi terjadi lebih cepat dari pada formasi tulang, sehingga tulang menjadi tipis (Pusdiknakes, 1995). Jadi osteoporosis adalah kelainan atau gangguan yang terjadi karena penurunan masa tulang total.

Adapun Teknik terapi komplementer yang dapat dilakukan untuk penyakit ini yaitu:

a) Mencegah Osteoporosis

Osteoporosis adalah suatu sindroma penurunan densitas tulang (matrix dan mineral berkurang), terapi rasio matrik dan mineral tetap normal. Osteoporosis terjadi karena ketidakseimbangan antara resorpsi tulang dan pembentukan tulang. Densitas mineral tulang berkurang sehingga tulang menjadi keropos dan mudah patah walaupun dengan trauma minimal.

Contoh latihan yang harus dihindari : 1. Sit Up

2. Menyentuh jari kaki pada posisi berdiri 3. Duduk dengan punggung membungkuk 4. Mengangkat beban dengan ayunan punggung b) Menjaga Kebugaran Jasmani

Kebugaran jasmani adalah suatu aspek fisik dari kebugaran menyeluruh. Kebugaran jasmani pada lansia adalah kebugaran yang

(18)

berhubungan dengan kesehatan yaitu kebugaran jantung-paru dan peredaran darah serta kekuatan otot dan kelenturan sendi.

c) Mengangkat dan Mengangkut

Melihat berbagai perubahan karena penuaan, cara mengangkat dang mengakut yang efektif, efisien, dan aman merupakan kebutuhan bagi lansia. Untuk menunjang prinsip kinetic dalam mengangkat dan mengangkut dapat dilakukan hal-hal sebagai berikut:

1) Pegangan harus tepat, kerja statis local dihindari

2) Pegangan/tangan berada sedekat mungkin dengan tubuh 3) Punggung harus lurus

4) Dagu (kepala) diusahakan segera ke posisi tegak

5) Kaki diusahakan sedemikian rupa sehingga keseimbangannya kuat 6) Menfaatkan berat badan sebagai gaya tarik/dorong

7) Beban berada sedekat mungkin dengan garis vertical yang melalui pusat gravitasi tubuh.

d) Perlindungan sendi

Usaha perlindungan sendi dapat dilakukan dengan menghindari pemakaian sendi secara berlebihan, menghindari trauma, mengurangi pembebanan, berusaha menggunakan sendi yang lebih kuat atau lebih besar, dan istirahat sejenak disela-sela aktivitas.

e) Konservasi Energi

Konservasi energy adalah suatu cara melakukan aktivitas dengan energy yang relative minimal, namun dapat memperoleh hasil aktivitas yang baik. Teknik konservasi energy dapat dicapai apabila dalam setiap aktivitas memperhatikan hal-hal berikut :

1) Rencanakan aktivitas yang akan dilakukan sehingga tidak ada gerakan kejut yang akan meningkatkan strees fisik atau emosional.

2) Atur lingkungan aktivitas sedemikian rupa sehingga pada waktu melaksanakan aktivitas, energy dapat digunakan secra efisien 3) Jika mungkin, aktivitas dilakukan dalam posisi duduk

4) Jangan menjinjing atau mengangkat barang jika dapat didorong atau digeser.

5) Gunakan alat aktivitas yang relatife ringan

6) Lakukan aktivitas dengan cara yang sama karena akan membuat lebih efisien.

7) Dalam setiap aktivitas, harus sering diselingi istirahat. Salah satu pedoman adalah sepuluh menit istirahat untuk setiap satu jam bekerja. 8) Bagi aktivitas menjadi beberapa bagian kemudian kerjakan pada waktu yang berbeda.

(19)

Peningkatan kekuatan otot pada lansia lebih ditujukan agar mampu melakukan gerak fungsional tanpa adanya hambatan. Dalam latihan ini, jenis latihan yang dianjurkan adalah latihan isotonic, dengan

mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut : 1) Tentukan kemampuan otot maksimal

2) Latihan pada 60%-80% kemampuan otot maksimal 3) Ukur ulang setiap minggu

4) 3X seri latihan, tiap seri 8-10 ulangan 5) Istirahat 1-2 menit diantara seri

6) Lakukan 3X seminggu, min selama 8 minggu 3.Penerapan Keperawatan Komplementer Pada Penyakit Stroke

Pengertian Stroke adalah kerusakan jaringan otak yang disebabkan oleh karena berkurangnya atau terhentinya suplai darah secara tiba-tiba (Depkes RI, 1996). Stroke juga bisa diartikan sebagai gejala–gejala defisit fungsi susunan saraf yang diakibatkan penyakit pembuluh darah otak dan bukan oleh lainnya” (M. Adib, 2009). WHO mendefinisikan bahwa stroke adalah gejala-gejala defisit fungsi susunan saraf yang diakibatkan oleh penyakit pembuluh darah otak dan bukan oleh yang lain dari itu.

“Sekitar 28,5% penderitastroke di Indonesia meninggal dunia”.“Penelitian menunjukan, strokemeyerang pria 30% lebih tinggi ketimbang wanita.(WHO,2008) ini berdasarkan fakta: setiap tahun di AmerikaSerikat ada sekitar 15 ribu pria di bawah usia 45 tahun terkena stroke”.Adapun Teknik terapi komplementer yang dapat dilakukan untuk penyakit ini yaitu:

a) Akupungtur

Akupungtur berguna untuk menyeimbangkan atau membuka sumbatan aliran chi (energi vital) dalam tubuh. Selain itu, terapi stroke dengan akupungtur juga bisa mengaktifkan syaraf dan merangsang otot. b) Pijat

Pijat dikenal dapat membantu mengurangi stres dan depresi yang menjadi masalah emosional yang umum terjadi pada pasien stroke. Mengontrol stres dan depresi merupakan bagian penting dari pengobatan stroke, baik untuk mental dan kesejahteraan fisik.

(20)

Obat-obatan herbal dapat meningkatkan aliran darah ke otak dan menawarkan manfaat perlindungan lainnya terhadap stroke iskemik. Tetapi hati-hati menggunakannya, pengujian lebih lanjut perlu diperlukan.

d) Aromaterapi

Terapi ini menggunakan minyak esensial yang tepat untuk pijat, berendam, dihirup, kumur, kompres, dan dioleskan. Pemijatan dilakukan agar minyak esensial tersebut dapat menembus kulit dan menuju jaringan tubuh yang memerlukan, serta memengaruhi kinerja organ dalam tubuh. Terapi ini juga bisa membantu meredakan stres pada orang yang terkena stroke.

e) Hidroterapi

Terapi stroke dengan air panas ini dapat digunakan untuk

mengurangi rasa pegal dan kaku pada otot. Uap panas bermanfaat untuk melebarkan pembuluh darah, merangsang keluarnya keringat, dan membuka pori-pori. Gunakan air dingin dalam terapi penyakit stroke untuk mengurangi memar dan pembengkakan. Air dingin juga bisa memberikan efek menyegarkan dan meningkatkan gairah.

f) Terapi nutrisi

Beberapa makanan bisa berfungsi sebagai alat terapi untuk

menurunkan kadar kolesterol sehingga berguna untuk menurunkan kadar kolesterol sehingga berguna untuk menurunkan potensi seseorang terkena stroke . contohnya, bayam, wortel, daun selada, polong-polongan, dan nanas. Suplai makanan yang disarankan bagi penderita stroke adalah vitamin C, vitamin E, vitamin b6, asam folat, bioflavonoids, dan lechitin. Penderita stroke juga sebaiknya mengonsumsi asam lemak esensial yang terdapat pada minyak ikan, evening prime rose, danflaxseed oil.

Sedangkan makanan yang harus dihindari adalah protein tinggi lemak, produk susu (seperti mentega dan keju, gula, garam, dan goreng-gorengan.

4.Penerapan Keperawatan Komplementer Pada Penyakit Demensia

Dalam Durand dan Barlow (2006) demensia adalah onset-gradual fungsi otak yang melibatkan kehilangan ingatan, ketidakmampuan mengenali berbagai objek atau

(21)

wajah, dan kesulitan dalam merencanakan dan penalaran abstrak. Keadaan ini

berhubungan dengan frustasi dan kehilangan semangat. Menurut WHO dalam Clinical Deskriptions and Diagnostic Guidelines for Mental and Behavioural Disorders dan International Classification of Diseases (10th Revision) (ICD-10) (2008) demensia memiliki ciri-ciri yang harus ada diantaranya:

1. Kemunduran kemampuan intelektual terutama memori yang sampai

menganggu aktivitas-aktivitas keseharian sehingga menjadikan penderita sulit bahkan tidak mungkin untuk hidup secara mandiri.

2. Mengalami kemunduran dalam berfikir, merencanakan dan mengorganisasikan hal-hal dari hari ke hari.

3. Awalnya, mengalami kesulitan menyebutkan nama-nama benda, orientasi waktu, tempat.

4. Kemunduran pengontrolan emosi, motivasi, perubahan dalam perilaku sosial yang tampak dalam kelabilan emosi, ketidak mampuan melakukan ritual keseharian, apatis (tidak peduli) terhadap perilaku sosial seperti makan, berpakaian dan interaksi dengan orang lain.

Adapun Teknik terapi komplementer yang dapat dilakukan untuk penyakit ini yaitu:

a) Menggunakan Konsep Rekreasi Terapeutik.

Konsep ini bermanfaat untuk meningkatkan dan mempertahankan kebutuhan psikososial warga senior serta bertujuan meningkatkan dan mempertahankan kepercayaan diri, motivasi, mobilitas tantangan, interaksi sosial dan kebugaran mental.

Aktivitas-aktivitas yang memiliki dampak terapeutik (Kusumoputro & Sidiarto, 2006) diantaranya:

a. Reminisensi b. Orientasi realitas c. Stimulasi kognitif d. Stimulasi sensorik

e. Stimulasi fisik (berupa gerak dan latihan otak, GLO)

Pelaksanaan program dilakukan dengan jumlah peserta yang tidak terlampau banyak, dipimpin seorang koordinator yang memahami konsep ini. Peserta harus dalam kelompok kebersamaan.

Aktivitas reminisensi dilakukan dengan berbincang-bincang mengenai masalah yang lampau, mengingat kembali masa lampaunya dengan memori episodik (materi tentang waktu dan tempat kejadian). Dengan mengaktifkan memori episodik yang naratif, imajinatif dan emosional akan meningkatkan daya ingat kembali. Bersamaan dengan aktivitas tersebut juga dilakukan aktivitas orientasi nyata dengan mengingatkan lokasi, waktu dan perang orang-orang di masa lampau.

(22)

Sebagai aktivitas rekreasi terapeutik ini juga dilakukan stimulasi kognitif disebut juga memory training, memory retraining atau cognitive rehabilitation. Aktivitas ini perlu ditambah dengan aktivitas fisik seperti senam ataupun menurut selera masing-masing. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan kerja jantung dan paru untuk mengalirkan darah yang penuh oksigen ke bagian-bagian tubuh terutama otak selain itu juga memiliki tujuan renovasi sel tubuh.

b) Terapi life review

Life review terapi adalah suatu fenomena yang luas sebagai gambaran pengalaman kejadian, dimana didalamnya seseorang akan melihat secar cepat tentang totalitas riwayat kehidupan.

Terapi tersebut akan membawa seseorang untuk bisa menjadi lebih akrab pada realita kehidupan. Terapi ini membantu seseorang untuk mengaktifkan ingatkan jangka panjang dimana akan terjadi mekanisme recall tentang kejadian pada kehidupan masa lalu hingga sekarang. Dengan ini lansia akan lebih mengenal siapa dirinya dan dapat mempertimbangkan kualitas hidup menjadi lebih baik dibandingkan sebelumnya. Manfaat live review terapi:

1. Menurunkan depresi

2. Meningkatkan kepercayaan diri

3. Meningkatkan kemampuan individu untuk beraktivitas sehari-hari

4. Meningkatkan kepuasan hidup

Teknik ini dilakukan dengan cara melibatkan orang yang dicintai karena akan mempermudah proses komunikasi. .Perawat berusaha mengkomunikasikan riwayat masa lalu melalui buku memory yang dijelaskan sebagai berikut :

a) Menggunakan album foto dengan ukuran halaman yang besar sebagai media untuk meletakkan semua gambar atau dokumen dalam berbagai ukuran. Jika lansia mengalami gangguan

penglihatan, maka sebisa mungkin gunakan ukuran gambar yang lebih besar agar terlihat lebih jelas.

a. Mengumpulkan album foto dari berbagai kehidupan masa lalu lansia mulai dari kecil, dewasa hingga menua

b. Lansia mampu menyebutkan satu persatu situasi foto yang ditampilkan

c. Lansia menjelaskan situasi yang ada pada foto, seperti siapa saja yang ada didalam foto, dimana tempatnya, kapan terjadinya, serta apa yang dilakukan atau situasi yang terjadi pada saat mengambil foto tersebut.

(23)

b) Menjelaskan tentang nama bagian-bagian dari tingkatan kehidupan yang pernah dijalani seperti :

a. Keluarga inti (informasi kelahiran, kehidupan, dan kematian mengenai ayah, ibu, kakek, nenek)

b. Tahun awal (kelahiran dari anak yang paling mudah) c. Riwayat pekerjaan (tugas anak, riwayat pekrjaan dan pensiun)

d. Bersikap ramah dan perkawinan e. Riwayat pasangan

f. Pernikahan anak g. Keluarga dan teman

h. Rekreasi, hobi, ketertarikan , dan liburan i. Memperingati hari keagamaan

c) Membuat narasi pada masing-masing kehidupan yang pernah dijalan lansia. Saat membuat narasi dapat didampingi oleh yang disayangi agar lebih mudah dikomunikasikan

5. Penerapan Keperawatan Komplementer Pada Penyakit Depresi

Depresi adalah gangguan mood, kondisi emosional berkepanjangan yang mewarnai seluruh proses mental (berpikir, berperasaan dan berperilaku)

seseorang, muncul perasaan tidak berdaya dan kehilangan harapan¸yang disertai perasaan sedih, kehilangan minat dan kegembiraan, berkurangnya energi yang menuju kepada meningkatnya keadaan mudah lelah yang sangat nyata dan berkurangnya aktivitas.

Adapun Teknik terapi komplementer yang dapat dilakukan untuk penyakit ini yaitu:

a) Terapi rekreasi

Terapi rekreasi adalah kegiatan penyegaran kembali tubuh dan pikiran dan kegiatan yang menggembirakan hati seperti hiburan atau piknik. Rekreasi dapat meningkatkan daya kreasi manusia dalam mencapai kesinambungan antara bekerja dan beristirahat.

Terapi rekreasi pada lansia adalah aktivitas yang dilakukan pada waktu senggang bertujuan untuk membentuk serta meningkatkan kembali kesegaran fisik, mental, pikiran dan daya rekreasi (individual maupun kelompok) yang hilang akibat aktivitas rutin sehari – hari dengan cara mencari kesenangan, hiburan, dan kesibukan yang berbeda. Rekreasi dapat memberikan kepuasan serta kegembiraan yang ditujukan bagi kepuasan lahir dan batin lansia.

Teknik terapi rekreasi yaitu: 1.Persiapan

(24)

a) Tidak membutuhkna alat khusus untuk jenis rekreasi yang tujuannya jalan – jalan.

b) Untuk rekreasi yang bersifat olahraga dibutuhkan alat olahraga yang akan dilakukan, misalnya peralatan golf jika olahraga yang dilakukan adalah golf.

c) Untuk rekreasi yang bersifat permainan, perlu dipersiapkan alat permainan seperti permainan catur.

d) Bagi lansia yang aktivitas setiap harinya membutuhkan kacamata, tongkat, kursi roda, maupun alat bantu jalan yang lain, keluarga perlu mempersiapkan.

Persiapan lingkungan:

a) Tidak ada persiapan khusus untuk lingkungan, hanya tergantung dari tingkat rekreasi mana yang akan dikunjungi.

b) Hindari lokasi yang akan menimbulkan resiko cidera bagi lansia seperti tangga,gunung atau tempat yang tinggi-jangan

meninggalkan lansia sendirian di tepi tangga,kolam renang atau laut.

c) Hindari tempat yang terlalu ramai karena akan membuat pusing lansia.

d) Hindari tempat yang panas,ajak ke tempat yang suasananya sejuk. Terutama pada lansia yang memiliki ganguuan pernafasan.

Persiapan klien:

a) Pastikan klien dalam kondisi yang sehat

b) Jangan mengajak lansia pergi rekreasi dengan paksaan sebab dapat mempengaruhi fungsi dari rekreasi dan lansia tidak akan

menikmati piknik.

c) Pastikan alat yang biasa di gunakan lansia selalu dibawa. 2.Prosedur

a) Memilih jenis rekreasi yang di inginkan lansia. b) Memilih tujuan rekreasi yang akan dikunjungi.

c) Mempersiapakan kebutuhan yang akan diperlukan lansia. d) Jangan lupa melihat kondisi lansia sebelum, selama perjalanan,

saat di tempat tujuan, dan setelah rekreasi. 3.Kriteria evaluasi

a) Tanyakan apakah lansia merasa senang dan puas dengan rekreasi yang dilakukan.

b) Pastikan bahwa lansia tidak merasa cemas, stress, maupun depresi setelah perjalan rekreasi tersebut.

c) Pantau kondisi lansia seperti kondisi fisik seperti lemah. d) Pastikan lansia tidak lupa untuk menkonsumsi obat – obatan

(25)

e) Evaluasi apakah tempat rekreasi yang dikinjungi tadi bisa dijadikan tempat berkunjung rutin atau justru tidak cocok dikunjungi lagi. 6.Penerapan Keperawatan Komplementer Pada Penyakit Gastritis

Gastritis atau lebih dikenal sebagai magh berasal dari bahasa yunani yaitu gastro, yang berarti perut/lambung dan itis yang berarti inflamasi/peradangan. Gastritis bukan merupakan penyakit tunggal, tetapi terbentuk dari beberapa kondisi yang kesemuanya itu mengakibatkan peradangan pada lambung. Biasanya, peradangan tersebut merupakan akibat dari infeksi oleh bakteri yang sama dengan bakteri yang dapat mengakibatkan borok di lambung yaitu Helicobacter pylori. Tetapi factor – factor lain seperti trauma fisik dan pemakaian secara terus menerus beberapa obat penghilang sakit dapat juga

menyebabkan gastritis. Secara sederhana definisi gastritis adalah proses inflamasi pada mukosa dan submukosa lambung. Gastritis merupakan gangguan kesehatan yang paling sering dijumpai di klinik, karena diagnosisnya sering hanya berdasarkan gejala klinis bukan pemeriksaan histopatologi.

Adapun Teknik terapi komplementer yang dapat dilakukan untuk penyakit ini yaitu:

a) Terapi relaksasi nafas dalam

Menurut brunner & suddart (2002), relaksasi nafas adalah

pernafasan abdomen dengan frekuensi lambat atau perlahan, berirama dan nyaman yang dilakukan dengan memejamkan mata.

Teknik relaksasi meliputi berbagai metode untuk perlambatan bawah tubuh dan pikiran. Meditasi, relaksasi otot progresif, latihan pernafasan, petunjuk gambar merupakan teknik relaksasi yang sering digunakan dalam pengaturan klinis klien untuk membantu reaksi stres dan mengatur

kesejahteraan secara keseluruhan.

Distraksi atau pengalihan perhatian akan menstimulasi kontrol desenden, yaitu suatu sistem serabut yang barasal dari dalam otak bagian bawah dan bagian tengah dan berakhir pada serabut interneural inhibitor dalam kornudorsalis dari medulla spinalis, yang mengakibatkan

berkurangnya stimulasi nyeri yang ditransmisikan ke otak (smeltzher, 2002)

Teknik Terapi relaksasi nafas dalam

Menurut earnest (1989), teknik terapi relaksasi nafas dalam dijabarkan sebagai berikut :

1. Klien menarik nafas dalam dan mengisi paru dengan udara, dalam tiga hitungan (hirup, dua, tiga)

2. Udara dihembuskan perlahan-lahan sambil membiarkan tubuh menjadi relaks dan nyaman. Lakukan pengitungan bersama klien (hembuskan, dua, tiga)

(26)

4. Ulangi kegiatan menarik nafas dalam dan menghembuskannya. Biarkan hanya kaki dan telapak kaki yang relaks. Perawat meminta klien mengonsentrasikan pikiran pada kakinya yang terasa ringan dan hangat. 5. Klien mengulangi lang ringan dan hangat.

6. Klien mengulangi langkah keempat dan mengonsentrasikan pikiran pada lengan, perut, punggung dan kelompok otot yang lain.

7. Setelah seluruh tubuh klien merasa relaks, anjurkan untuk bernafas secara perlahan-lahan. Bila nyeri bertambah hebat, klien dapat bernafas secara dangkah keempat dan mengonsentrasikan pikiran pada lengan, perut, punggung dan kelompok otot yang lain.

8. Setelah seluruh tubuh klien merasa relaks, anjurkan untuk bernafas secara perlahan-lahan. Bila nyeri bertambah hebat, klien dapat bernafas secara dangkal dan cepat.

Kriteria evaluasi

1. Catat skala nyeri yang dirasakan klien sesudah tindakan 2. Catat ekspresi klien sesudah tindakan

3. Catat tanda-tanda vital klien. 7. Hipertensi

Hipertensi merupakan penyakit tidak menular yang menjadi masalah kesehatan di seluruh dunia karena prevalensinya tinggi (Lidya, 2009). Hipertensi disebut sebagai The Silent Killer, karena tidak menampakkan gejala yang khas. WHO memperkirakan sekitar 30% penduduk dunia tidak menyadari adanya hipertensi (Susilo & Wulandari, 2011). Hipertensi merupakan penyebab kematian nomor 3 setelah stroke dan tuberkulosis, yakni mencapai 6,7% dari populasi kematian pada semua umur di Indonesia (Kemenkes, 2010). Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar Nasional (2007), prevalensi hipertensi di Indonesia (31,7%), lebih tinggi jika dibandingkan dengan Singapura (27,3%), Thailand (22,7 %) dan Malaysia (20%) (Hartono, 2011). Analisis prevalensi yang dilakukan oleh Puslitbang dan Kebijakan Kesehatan (2008), menunjukkan bahwa 34,9% penduduk Indonesia menderita hipertensi (Palmer, 2007).

Hipertensi dapat menyebabkan komplikasi yang berbahaya jika tidak ditangani dengan baik (Tierney, 2002). Hipertensi dapat menimbulkan komplikasi penyakit berupa gangguan pada otak, sistem kardiovaskuler, ginjal dan mata. Hipertensi yang terjadi dalam jangka waktu lama dapat menyebabkan stroke, serangan jantung, gagal jantung dan merupakan penyebab utama gagal ginjal kronik (Purnomo, 2009).

Menurut WHO, dari 50% penderita hipertensi yang diketahui, 25% mendapat pengobatan dan hanya 12,5% yang diobati dengan baik. Pengobatan penderita hipertensi belum efektif karena sering terjadi kekambuhan serta menimbulkan efek samping

berbahaya dalam jangka waktu yang panjang (Dicky, 2011). Hal ini yang mendorong para ilmuwan untuk mengembangkan terapi non farmakologis.

(27)

Terapi non farmakologis dapat digunakan sebagai pelengkap untuk mendapatkan efek pengobatan farmakologis (obat anti hipertensi) yang lebih baik (Dalimartha, 2008). Beberapa penelitian telah membuktikan bahwa penatalaksanaan nonfarmakologis

merupakan intervensi yang baik dilakukan pada setiap pengobatan hipertensi (Brunner & Suddarth, 2002).

METODE PELAKSANAAN Metode pelaksanaan :

a. Mengumpulkan khalayak sasaran yaitu penderita hipertensi dan anggota keluarga penderita hipertensi

b. Pre test dengan menanyakan secara langsung beberapa pertanyaan kepada sasaran. c. Mengukur Tekanan Darah penderita Hipertensi dengan spegnomanometer.

d. Penyuluhan tentang masalah hipertensi dan komplikasi hipertensi

e. Peragaan : Simulasi secara langsung penatalaksanaan nonfarmakologi terapi komplementer berupa teknik relaksasi massase dan intervensi bekam oleh tim pelaksana kegiatan.

f. Diskusi dan tanya jawab.

g. Pendampingan khalayak sasaran dalam melakukan masase kaki. h. Post test dengan diskusi dan tanya jawab setelah penyuluhan.

Terapi komplementer nonfarmakologis yang dilakukan adalah : A. Terapi Relaksasi

Terapi relaksasi ditujukan untuk menangani faktor psikologis dan stress yang dapat emnyebabkan hipertensi. Hormon epineprin dan kortisol yang dilepaskan saat stress menyebabkan peningkatan tekanan darah dengan menyempitkan pembuluh darah dan meningkatkan denyut jantung. Besarnya peningkatan tekanan darah tergantung pada beratnya stress dan sejauh mana kita dapat mengatasinya. Penanganan stress yang adekuat dapat berpengaruh baik terhadap penurunan tekanan darah.

Relaksasi yang dapat dilakukan adalah dengan melakukan teknik pernapasan yang ritmis dan alami. Di dalam relaksasi harus melakukan pernapasan yang ritmis agar dapat mencapai

B. Teknik Massase

Menurut (Wijanarko.et.al, 2010), teknik masase yang digunakan yaitu: a. Effleurage (Menggosok)

Pelaksanaanya adalah jari-jari tangan rapat mencakup otot, gosokan menuju arah jantung dan dilakukan secara berirama dan kontinyu. Teknik masase ini digunakan sebagai manipulasi pembuka dan penutup.

(28)

dengan gerakan bergelombang, berirama, tidak terputus-putus. Petrissage dapat dilakukan dengan satu tangan atau kedua tangan

c. Vibration (Menggetarkan)

Caranya dengan sikap membengkok siku, jari-jari ditekankan pada tempat yang dikehendaki, kemudian kejangkan seluruh lengan tersebut. Kontraindikasi masase kaki adalah masase tidak dapat dilakukan pada seseorang yang mengalami phlebitis, trombosis, reaksi imflamasi, selulitis, gangguan perdarahan serta yang memiliki luka terbuka atau kerusakan pada kaki (Turner & Merriman, 2005 dikutip

Ramadhani, 2011). Getaran ini dapat diberikan melalui ujung jari, dua jari atau tiga jari yang dirapatkan.

C. Intervensi Bekam

Berbekam adalah menghisap darah dan mengeluarkannya dari permukaan kulit dengan jarum, kemudian ditampung dalam gelas bekam, sehingga menyebabkan

pemusatan dan penarikan darah (Yasin, 2007). Bekam adalah pengeluaran darah dengan cara pengekopan dibagian tertentu pada tubuh (Mustaqim, 2010).

Prosedur pelaksanaan terapi bekam

Adapun cara melakukan bekam menurut Widada (2011), yaitu :

a. Siapkan gelas ukuran sedang yang telah dipasang alat pemantiknya, dalam keadaan steril yang sebelumnya dapat direndam dalam alkohol kemudian dikeringkan dan dibersihkan dengan kassa/tissu.

b. Bersihkan daerah yang di bekam dengan kapas/kassa yang telah diberi alkohol. Lalu oleskan minyak habatussauda.

c. Kokang secukupnya 2-3 kali, tidak terlalu kuat atau lemah, kemudian geserkan gelas bekam ke bagian titik yang dibekam, tanpa melepas penyedotnya. Jika terlalu lemah sedotannya maka gelas bekam akan lepas, sedot lagi secukupnya. Cara ini disebut "Bekam Luncur", untuk mendapatkan kelenturan kulit dan daging sebelum bekam kering, serta memberikan efek nyaman pada klien.

d. Kokang atau sedot secukupnya 4-5 kali sehingga gelas menempel berada di daerah yang dibekam, kemudian tunggu 5-7 menit.

e. Bukalah penutup gelas bagian atas agar udara dapat masuk, sehingga gelas bekam mudah diambil.

f. Ambil lancet pen lalu tusukkan ke daerah yang di bekam secukupnya (jangan terlalu dalam dan banyak sayatan) dan arah sayatan harus searah dematom kulit (jangan berlawanan karena saraf dan pembuluh darah bisa terputus).

g. Ambil gelas dan pemantiknya, arahkan ke tempat semula, lalu kokang secukupnya. Kemudian tunggu sampai darah keluar 5-7 menit.

h. Ambil tissu dan letakkan di bawah gelas dengan tangan kiri, lalu perlahan buka penutup udara bagian atas gelas dan segera buka, ditekan lalu arahkan agar darah masuk semua ke dalam gelas bekam dengan tangan kanan. Tahan tissu dengan tangan kiri sampai sisa darah habis dan bersihkan dengan tissu tersebut sampai bersih.

(29)

i. Bersihkan gelas bekam yang berisi darah dengan tissu.

j. Tutup luka sayatan/tusukan dengan membersihkan sisa darah dan mengoleskan betadine. Luka akan tertutup dan sembuh dalam waktu 3 hari.

8. Gangguan Pada indra Pendengaran Othematoma

Pada beberapa kasus kelainan pada telinga terjadi kelainan yang disebut othematoma atau popular dengan sebutan ‘telinga bunga kol’, suatu kondisi dimana terjadi gangguan p ada tulang rawan telinga yang dibarengi dengan pendarahan internal serta pertumbuhan ja ringan telinga yang berlebihan (sehingga telinga tampak berumbai laksana bunga kol). Ke lainan ini diakibatkan oleh hilangnya aurikel dan kanal auditori sejak lahir. (encharta ensi klopedi).

Penyumbatan

Kotoran telinga (serumen) bisa menyumbat saluran telinga dan menyebabkan gatal-gatal, nyeri serta tuli yang bersifat sementara. ). Tetapi jika dari telinga keluar nanah, terja di perforasi gendang telinga atau terdapat infeksi telinga yang berulang, maka tidak dilak ukan irigasi. Jika terdapat perforasi gendang telinga, air bisa masuk ke telinga tengah dan kemungkinan akan memperburuk infeksi.

Pada keadaan ini, serumen dibuang dengan menggunakan alat yang tumpul atau deng an alat penghisap. Biasanya tidak digunakan pelarut serumen karena bisa menimbulkan ir itasi atau reaksi alergi pada kulit saluran telinga, dan tidak mampu melarutkan serumen se cara adekuat.

Perikondritis

Perikondritis adalah suatu infeksi tulang rawan kartilago (Telinga Luar). Perikondritis dapat terjadi akibat :

1. Cedera.

2. Gigitan serangga.

3. Pemecahan bisul dengan sengaja.

Nanah akan terkumpul diantara kartilago dan lapisan jaringan ikat di sekitarnya (perik ondrium). Kadang nanah menyebabkan terputusnya aliran darah ke kartilago, menyebabk an kerusakan pada kartilago dan pada akhirnya menyebabkan kelainan bentuk telinga. Me skipun bersifat merusak dan menahun, tetapi perikondritis cenderung hanya menyebabka n gejala-gejala yang ringan. Untuk membuang nanahnya, dibuat sayatan sehingga darah b isa kembali mengalir ke kartilago.

Untuk infeksi yang lebih ringan diberikan antibiotik per-oral, sedangkan untuk infeksi yang lebih berat diberikan dalam bentuk suntikan. Pemilihan antibiotik berdasarkan berat nya infeksi dan bakteri penyebabnya. (medicastore). Ada banyak lagi gangguan yang terj adi pada alat pendengaran kita ini, misalnya tumor, cedera, eksim, otitis dan lain-lain. Tahap persiapan

(30)

 Memperkenalkan diri

 Meminta pengunjung/keluarga menunggu di luar kamar  Menjelaskan tujuan

 Menjelaskan langkah – langkah yang akan dilakukan B. Persiapan lingkungan

Menutup pintu atau memasang sampiran C. Persipan alat

 Troli

 Baskom dan alas  Bengkok (nierbekken)  Kapas

 Minyak kelapa

 Pangkal korek kuping, yang pipih  Ujung pulpen dan pentol korek api

 Ujung pemeriksa yang terbuat dari karet, alat ini hanya sebagai pendukung untuk menekan titik – titik reaksi positif

 Baskom dengan air hangat, waslap, handuk  Sabun cuci tangan

 Lap handuk

II. Tahap Pelaksanaan 1. Cuci tangan

2. Atur peralatan disamping tempat tidur klien 3. Tutup gorden atau pintu ruangan

4. Identifikasi klien secara tepat

5. Posisikan klien dengan tepat dan nyaman,

6. Lakukan pemeriksaan di tempat terang atau dibantu dengan lampu senter

7. Inspeksi kondisi telinga klien dari telinga luar hingga bagian dalam dan lakukan palpasi/meraba telinga klien untuk mengetahui kondisi klien

8. Catat bila ada kelainan seperti, benjolan, kulit terkelupas atau tersa seperti pasir

9. Bila ada reaksi positif, tahan telunjuk pada bagian tersebut. Lalu gunakan ibu jari untuk menekan bagian itu sehingga reaksi positif semakin jelas

10. Ambil kesimpulan dari reaksi positif yang kita temui

11. Setelah itu, lakukan pijatan seperti, tekan-angkat-tekan, Tekan-putar-tekan, lakukan berulang-ulang dan Tekan sambil dijalankan perlahan,

12. Lakukan pemijatan pada masing-masing titik terapi selama 30 detik- 1 menit. 13. Rapikan kembali peralatan yang masih dipakai, buang peralatan yang sudah tidak

digunakan pada tempat yang sesuai. 14. Cuci tangan

Referensi

Dokumen terkait

Hal ini ditunjukkan oleh hasil penelitian bahwa sebagian besar masyarakat mengatakan pengobatan komplementer lebih aman dari pengobatan medis serta faktor

Tugas akhir ini mengajukan desain baru terhadap rumah sakit yang memberikan fasilitas pengobatan konvensional dan komplementer, sehingga pasien memiliki kebebasan

Tugas akhir ini mengajukan desain baru terhadap rumah sakit yang memberikan fasilitas pengobatan konvensional dan komplementer, sehingga pasien memiliki kebebasan

Memperluas pengetahuan tentang perspektif obat pelengkap seperti terapi komplementer, dilakukan oleh sebagian orang-orang dalam beberapa budaya di dunia yaitu sangat penting

Pengobatan bapidara dapat digunakan sebagai terapi komplementer di masa pandemi Covid-19 yang memanfaatkan tumbuhan berkhasiat untuk penyembuhan gejala penyakit ini

Kebutuhan untuk menggunakan pengobatan komplementer- alternatif (PKA) didorong oleh pencarian terapi yang dianggap lebih sesuai dengan nilai-nilai seseorang, keyakinan, dan

Memperluas pengetahuan tentang perspektif obat pelengkap seperti terapi komplementer, dilakukan oleh sebagian orang-orang dalam beberapa budaya di dunia yaitu sangat penting

Akupresur adalah terapi komplementer tradisional yang berasal dari Tiongkok yang dapat digunakan untuk meminimalisir nyeri dismenore menggunakan jari tangan dengan cara penekanan pada