ASUHAN KEPERAWATAN PADA “P” DENGAN
ASUHAN KEPERAWATAN PADA “P” DENGAN
KASUS
KASUS
DEMAM BERDARAH DENGUE DI RUANG PDL SAYAP A
DEMAM BERDARAH DENGUE DI RUANG PDL SAYAP A
RUMAH SAKIT MUHAMMADIYAH
RUMAH SAKIT MUHAMMADIYAH
PALEMBANG
PALEMBANG
Disusun Oleh :
Disusun Oleh :
Nama
Nama
:
: HARPAINSYAH
HARPAINSYAH
Nim
Nim
:
: 02101142
02101142
Tingkat
Tingkat :
: 1
1 (SATU)
(SATU)
PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEPERAWATAN
PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
MUHAMMADIYAH PALEMBANG
MUHAMMADIYAH PALEMBANG
TAHUN AJARAN 2010-2011
TAHUN AJARAN 2010-2011
DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD)
DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD)
A.
A. DeDefifininisisi
Dem
Demam am berberdardarah ah dengdengue ue adaadalah lah penpenyakyakit it yanyang g disdisebaebabkan bkan oleoleh h virvirusus dengue I, II, III, dan IV yang ditularkan oleh nyamuk aides aegypti dan aides dengue I, II, III, dan IV yang ditularkan oleh nyamuk aides aegypti dan aides albopictus. (Soegijanto, 2006: 61)
albopictus. (Soegijanto, 2006: 61)
Demam berdarah dengue adalah penyakit yang terutama terdapat pada Demam berdarah dengue adalah penyakit yang terutama terdapat pada anak remaja atau orang dewasa, dengan tanda-tanda klinis demam, nyeri otot atau anak remaja atau orang dewasa, dengan tanda-tanda klinis demam, nyeri otot atau ny
nyereri i sesendi ndi yayang ng didisesertrtai ai leleukukopeopeninia, a, nynyereri i papada da penpenggggererakakan an bolbola a mamatata,, tr
tromombosbosititopopenienia a riringngan an dan dan bibintntikik-bi-bintntik ik pependndararahahan an (p(petetekiekie) e) spsponontatan.n. (Hendrawanto, 2004: 417)
(Hendrawanto, 2004: 417)
B
B.. EEtitioollogogii
Vir
Virus us dendengue gue tertergolgolong ong daldalam am famfamily / ily / suksuku u / / grugrup p flaflavivviviriiridae dae dandan dikenal ada empat serotipe.
dikenal ada empat serotipe.
Dengue I dan H ditemukan di Irian ketika berlangsungnya perang dunia Dengue I dan H ditemukan di Irian ketika berlangsungnya perang dunia ke-II, sedangkan dengue III dan IV ditemukan pada saat wabah di Filipina tahun ke-II, sedangkan dengue III dan IV ditemukan pada saat wabah di Filipina tahun 1953-1
1953-1954. 954. Virus dengue Virus dengue berbenberbentuk tuk batangbatang, , bersibersifat fat sensisensitif tif terhaterhadap dap inaktinaktivasiivasi oleh dietileter dan natrium dioksikolat, stabil pada suhu
oleh dietileter dan natrium dioksikolat, stabil pada suhu 70°C.70°C. Kee
Keempampat t serserotiotipe pe teltelah ah ditditemuemukan kan pada pada paspasienien-pas-pasien ien di di IndIndoneonesiasia.. Dengue III merupakan serotipe yang banyak beredar. (Hendrawanto, 2004: 417) Dengue III merupakan serotipe yang banyak beredar. (Hendrawanto, 2004: 417)
C.
C. PaPatotoffloloww
Meningkatnya permeabilitas dinding kapiler yang mengakibatkan
Meningkatnya permeabilitas dinding kapiler yang mengakibatkan terjadinyaterjadinya perembesan plasma keruang ekstraseluler
perembesan plasma keruang ekstraseluler
↓ ↓
Virus dengue masuk kedalam tubuh Virus dengue masuk kedalam tubuh
↓ ↓
Sehingga mengakibatkan demama, nyeri otot, mual, pegal seluruh badan, di tenggorokan tinbul keram dan mungkin terjadi perembesan limfa
↓
DBD
D. Tanda dan Gejala
Gejala klinis utama pada DBD adalah demam dan manifestasi pendarahan baik yang timbul secara spontan maupun uji torniquet. Tanda dan gejala DBD berdasarkan pembagian derajat.
- Derajat I
Demam dan uji torniquet - Derajat II
Demam pendarahan spontan, pada umumnya dikulit atau pendarahan lainnya. - Derajat III
Demam, pendarahan spontan, disertai atau tidak disertai hepatomegali dan ditemukan gejala-gejala kegagalan sirkulasi meliputi nadi yang cepat dan lemah, tekanan nadi menurun (< 20 mmHg) atau hipotensi disertai ekstremitas dingin dan anak gelisah.
- Derajat IV
Demam, pendarahan spontan, disertai atau tidak disertai hepatomegali dan ditemukan gejala renjatan hebat (nadi tak teraba dan tekanan darah tak terukur). (Soegianto, 2006: 85-87) E. Standar Laboratorim a. Haemoglobin : 12-16 g % b. Leukosit : 5-10 ribu c. Diffount : - Eosinofil : 1-3% - Basofil : 0-1% - Segment : 50-70% - Limfosit : 20-40%
- Monosit : 2-8%
d. Trombosit : 200-400 Ribu Hematokrit : 37-48%
F. Diagnosa
Demam berdarah dengue adalah penyakit infeksi yang berbahaya, yang jika
terlambat penanganannya dapat menyebabkan kematian. Permasalahan dalam
penanganan DBD adalah salah diagnose dimana pasien dianggap mengidap penyakit
lain seperti tipus, common cold, dan lainnya.
Biasanya pasien yang datang ke sarana kesehatan mengeluh adanya panas,
pusing, sakit kepala, mual dan kadang disertai nyeri otot abdomen.
Data ini sulit bagi petugas untuk mendiagnosa secara pasti sehingga berdasarkan
pengamatan , banyak petugas kesehatan dalam memberikan terapi bersifat
simptomatik dan kuratif sekaligus preventif.
Kondisi ini cenderung akan menyebabkan dampak merugikan bagi pasien
karena pasien diharuskan mengkonsumsi antibiotic dua macam sekaligus.
Bagi petugas lapangan pemberian antibiotic 2 macam sekaligus dianggap lebih baik,
mengingat :
1. Tidak adanya fasilitas laboratorium untuk diagnose penunjang
2. Lebih ekonomis disbanding pasien harus dating lagi
3. Sebagai sarana untuk mendiagnosa penyakit lain, misalnya jika dengan obat
antibiotic contoh : jika tipus dianggap responsive ke antibiotic, maka tidak responsive
ke antibiotik menunjukan pasien mengidap penyakit non tipus.
4. Di daerah –daerah tertentu ( kota ), rata-rata hasil test Widal menunjukan titer
tinggi, sehingga dianggap setiap pasien dengan panas harus diberikan antibiotic doble.
Alasan lainnya adalah kekhawatiran akan adanya hilangnya market, bahwa
jika berobat ke tempat tersebut tidak manjur padahal mereka hanya melakukan
diagnose berdasarkan namnesa dan pemeriksaan fisik.
G. penatalaksanaan
Berdasarkan kenyataan di masyarakat penatalaksanaan kasus DBD dibagi
sebagai berikut:
1. Kasus DBD yang memungkinkan untuk berobat jalan
2. Kasus DBD yang dianjurkan rawat tinggal
a. Kasus DBD derajat I dan II
b. Kasus DBD derajat III dan IV
c. Kasus DBD dengan penyulit
1. Kasus DBD yang diperkenankan berobat jalan
Bila penderita hanya menyeluh panas, tetapi keinginan makan dan
diperkenankan memberikan obat panas paracetamol 10-15 mg/kgBB setiap
3-4 jam diulang jika simkom panas masih nyata diatas 38,50C.
2. Kasus DBD yang dianjurkan rawat tinggal
a. Kasus DBD derajat I dan II
Pada hari ke 3, 4 dan 5 panas dianjurkan rawat inap karena
penderita ini mempunyai risiko terjadinya syok. Untuk mengantisipasi
kejadian syok tersebut, penderita ini disarankan di infus cairan kristaloid
dengan tetesan berdasarkan 7, 5, 3. pada saat fase panas penderita
dianjurkan banyak minum air buah atau oralit yang biasa di pakai untuk
diare.
b. Kasus DBD derajat III dan IV
“Dengue Shock Syndrome” (Sindrom renjatan dengue) termasuk
kasus kegawatan yang membutuhkan penanganan secara cepat dan perlu
memperoleh cairan pengganti secara cepat. Biasanya dijumpai kelainan
asam basa dan elektrolit (hiponatremi). Penggantian yang cepat plasma
yang hilang digunakan larutan garam isotonik (ringer laktat, 5 % dektrose
dalam larutan ringer laktat atau 5 % dektrose dalam larutan ringer asetat
dan larutan normal garam faali) dengan jumlah 10-20 ml/kg/ 1 jam
c. Kasus DBD dengan penyulit
Dalam keadaan syok, harus yakin benar bahwa penggantian
volume intravaskuler telah benar-benar terpenuhi dengan baik. Apabila
diuresis belum mencukupi 2 ml/kgBB/jam. Sedangkan cairan yang
diberikan sudah sudah sesuai kebutuhan, maka selanjutnya furasemid 1
mg/kgBB dapat diberikan. Pemantauan tetap dilakukan untuk jumlah
diuresis, kadar ureum, dan kreatinin. Tetapi apabila diuresis tetap belum
mencukupi, pada umumnya syok juga belum dapat dikoreksi dengan baik,
maka pemasangan central venous pressure (CVP) perlu dilakukan untuk
pedoman pemberian cairan selajutnya (Airlangga, 2006).
Asuhan Keperawatan Teoritis
A. Pengkajian
Pengkajian adalah tahap awal dari proses keperawatan dan merupakan proses sistematis dalam pengumpulan dari berbagai sumber data untuk
mengevaluasi dan mengidentifikasi status kesehatan pasien.
Hasil dari pengkajian yang dilakukan perawat terkumpul dalam bentuk data dan cara pengmpulan dalam pengkajian yaitu ;
1. Wawancara
2. Pemeriksaan fisik 3. Observasi
4. Pemeriksaan diagnostik yaitu :
- Mendadak demam tinggi selama + 1 hari sebelum masuk Rumah sakit - Pusing
- Mual muntah
- Terasa sakit perut atau nyeri ulu hati - Batuk dan sesak nafas
- Badan menggigil dan otot terasa ngilu - Pada kulit timbul bintik-bintik merah
-B. Diagnosa Keperawatan
a. Peningkatan suhu tubuh b. Gangguan rasa nyaman nyeri
c. Gangguan pemenuhan nutrisi sehingga kurang dari kebutuhan tubuh d. Potensial terjadi perdarahan intraabdominal
e. Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit
f. Kurangnya pengetahuan tentang proses penyakit diet dan perawatan g. Gangguan aktivitas sehari-hari
C. Rencana Keperawatan
DP I : Peningkatan suhu tubuh b.d dengan proses infeksi virus dengue Tujuan :
- Kaji saat timbulnya demam - Kaji vital sign
- Anjurkan klien istirahat - Berikan kompres hangat
- Anjurkan agar klien tidak memakai selimut dan pakaian tebal - Catat asupan dan keluaran cairan
DP II : Gangguan rasa nyaman nyeri Tujuan :
- Beri posisi yang nyaman
- Berikan ksempatan pada pasien untuk berkomunikasi dengan orang-orang terdekat
DP III : Gangguan pemenuhan nutrisi sehingga kurang dari kebutuhan tubuh Tujuan :
- Kaji keluhan mual muntah pasien - Beri makanan yang mudah ditelan
- Beri makanan dalam porsi kecil tapi sering - Jelaskan manfaat nutrisi bagi klien
- Catat jumlah atau porsi makan yang dihabiskan oleh klien DP IV : Potensial terjadi perdarahan intraabdominal
Tujuan :
- Monitor tanda penurunan trombosit yang disertai dengna tanda klinis
- Monitor jumlah trombosit setiap hari - Anjurkan klien banyak istirahat
DP V : Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit Tujuan :
- Monitor KU pasien
- Observasi TTV setiap 2-3 jam - Perhatikan keluhan pasien
- Apabila terjadi tanda-tanda syok hipovolemik, baringkan pasien terlentang.
DP VI : Kurangnya pengetahuan tentang proses penyakit diet dan perawatan Tujuan :
- Berikan kesempatan pada pasien atau keluarga untuk bertanya tentang penyakit klien
- Jelaskan semua prosedur yang akan dilakukan dan manfaatnya bagi pasien dan keluarga
DP VII : Gangguan aktivitas sehari-hari Tujuan :
- Siapkan bel didekat pasien
D. Rasionalisasi dan tindakan keperawatan
DP I : Peningkatan suhu tubuh
- Mengkaji saat timbulnya demam - Mengkaji vital sign
- Menganjurkan klien istirahat - Memberikan kompres hangat
- Menganjurkan agar klien tidak memakai selimut dan pakaian tebal
- Mencatat asupan dan keluaran cairan DP II : Gangguan rasa nyaman nyeri
- Memberi posisi yang nyaman
- Memberikan ksempatan pada pasien untuk berkomunikasi dengan orang-orang terdekat
- Memberi obat-obatan analgetik (Kolaborasi dengan dokter) DP III : Gangguan pemenuhan nutrisi sehingga kurang dari kebutuhan tubuh
- Mengkaji keluhan mual muntah pasien - Memberi makanan yang mudah ditelan
- Memberi makanan dalam porsi kecil tapi sering - Menjelaskan manfaat nutrisi bagi klien
- Mencatat jumlah atau porsi makan yang dihabiskan oleh klien DP IV : Potensial terjadi perdarahan intraabdominal
- Memonitor tanda penurunan trombosit yang disertai dengna tanda klinis
- Menganjurkan klien banyak istirahat DP V : Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit
- Memonitor KU pasien
- Mengobservasi TTV setiap 2-3 jam - Mengperhatikan keluhan pasien
- Membaringkan pasien terlentang bila terjadi tanda-tanda syok hipovolemik,
DP VI : Kurangnya pengetahuan tentang proses penyakit diet dan perawatan - Memberikan kesempatan pada pasien atau keluarga untuk bertanya tentang penyakit klien
- Menjelaskan semua prosedur yang akan dilakukan dan manfaatnya bagi pasien dan keluarga
DP VII : Gangguan aktivitas sehari-hari
- Membantu pasien untuk memenuhi kebutuhan aktivitas sehari-hari
- Menyiapkan bel didekat pasien
E. Evaluasi
Evaluasi adalah suatu proses dari bagian terakhir dari proses asuhan keperawatan yang membandingkan secara sistematis perubahan prilaku klien sebagai hasil dari tindakan keperawatan dengan tujuan yang hendak di capai
Hasil evaluasi berupa :
1. Teruskan, Jika rencana ada masalah rencana masih akan diteruskan
2. Modifikasi masalah yang disebut kemungkinan tapi tidak ditemui pedukung 3. Terpecahnya masalah yang dipecahkan dan intervensi dihentikan
ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn “G” DENGAN KASUS DEMAM BERDARAH DENGUE DI RUANG PDL SAYAP A
RUMAH SAKIT MUHAMMADIYAH PALEMBANG
I. PENGKAJIAN
a. Identitas Klien
Nama : Tn “P ”
Umur : 3Tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki Suku Bangsa : Indonesia
Agama : Islam
Alamat : Jln. panjaitan Tanggal MRS : 12 Desember 2011 Tanggal pengkajian : 12 Desember 2011 Med. Reg : 162479
Diagnosa : Demam Berdarah Dengue (DBD)
b. Identitas Penanggung Jawab
Nama : Tn“A”
Umur : 38 tahun
Suku Bangsa : Indonesia
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat : Jln.Suka bangun 2,km 7. Hubungan : Ayah Kandung
c. Status Kesehatan Saat Ini 1. Keluhan Utama : Badan panas
2. Keluhan Tambahan : Sakit kepala, mual muntah, nyeri.
d. Riwayat Perjalanan Penyakit
Sejak ± 2 hari yang lalu sebelum ke rumah sakit klien demam tinggi tidak teratur, badan lemah, sakit kepala, mual – muntah, nafsu makan berkurang, ± 4 jam penderita timbul bintik merah pada kulit
e. Riwayat Kesehatan Yang Lalu a. Penyakit yang pernah dialami : tidak ada
b. Imunisasi :Lengkap(DPT,BCG, campak,folio)
c. Riwayat penyakit keluarga : Tidak ada keluarga yang menderita penyakit yang sama
f. Genogram
Ket:
: Meninggal : Perempuan : Tinggal serumah
: Laki-laki : Klien
g. Pemeriksaan Fisik (Data Obyektif) 1. Tanda-tanda vital TD : Nadi : 100 X/Menit Pernafasan : 28 X/Menit Suhu : 39 ºC 2. Kepala
Bentuk : Oval, simetris
Rambut : Hitam
Tekstur : Tidak mudah dicabut Kebersihan : Cukup
3. Mata
Bentuk : Simetris
Pupil : Isokor
Sklera : Normal
Konjungtiva : Tidak pucat Kelainan : Tidak ada Kebersihan : Cukup
4. Telinga
Bentuk : Simetris Kelainan : Tidak ada Sekret : Tidak ada Kebersihan : Cukup
5. Hidung
Bentuk : Simetris Kebersihan : Cukup
6. Mulut
Bentuk : Simetris
Warna Bibir : Pucat dan kering Kebersihan : Cukup
7. Leher
Bentuk : Normal
Kebersihan : Cukup
8. Kulit
Warna : Sawo matang Oedema : Tidak ada Turgor : Elastis Kebersihan : Cukup
9. Dada
Inspeksi : Simetris
Palpasi : Tidak ada pembesaran Perkusi : Sonor
Auskultasi : Vesikuler 10. Ekstremitas
Ekstremitas Bawah : Simetris Ekstremitas Atas : Simetris
11. Abdomen
Inspeksi : Simetris
Palpasi : Nyeri tekan dan kembung Perkusi : Tympani
Auskultasi : Bising usus (+) 12. Genetalia
Kelainan : Tidak ada
Pengeluaran : - BAB : 1 x sehari - BAK : 4 – 5 x sehari
h. Data Laboratorium
Pemeriksaan Hasil Nilai Normal
Hematologi : - Hb - Hematokrit - Leukosit - Trombosit Hitung jenis : - Basofil - Eosinofil - Batang - Segment - Limfosit - Monosit 12,5 g/dl 36 vol% 2200 mm3 14700 mm3 0 1 3 50 38 8 12,4 g/dl 40 vol% 2700 mm3 14700 mm3 0 2 2 48 42 0 12 – 16 g/dl 37 – 43 vol% 5.000 – 10.000 mm3 200.000 – 500.000 mm3 0 - 1 % 1 – 3 % 2 – 6 % 50 – 70 % 20 – 40 % 2 – 8 %
Catatan : Hasil laboratorium tanggal 09, September 2009 ada di catatan perkembangan dan lampiran (status klien)
i. Therapy
- IVFD Rl gtt 20 x/mnt - Antasida syrup 3 x ct - Amoxilin 4 x 250 mg - PP 1 gr 2 x sehari
- Dexametason - Paracetamol 2 x 1 - Bedrest
1 2
ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn “P” DENGAN KASUS DEMAM BERDARAH DENGUE DI RUANG ANAK RUMAH SAKIT MUHAMMADIYAH PALEMBANG
Nama :Tn”P” TglMRS :12,JUNI2011 Umur :3Th No.RM :162479 1 1 8 No
Diagnosa Tujuan Rencana Evaluasi
Intervensi Rasional Implementasi
1 Peningkatan suhu tubuh b.d proses penyakit Ds : - Ibu klien mengatakan badan anaknya panas - Ibu klien mengatakan bahwa badan anaknya keluar keringat dingin Do : - Klien tampak gelisah - Klien tampak lemah - T : 380 c - RR : 24 x/mnt - N : 92 Tupan : - Peningkatan suhu tubuh tidak terjadi. Tupen : - Dalam waktu 1x 1 jam klien tidak tampak gelisah lagi dan tidak lagi keluar keringat dingin lagi. - Berikan kompres dingin - Anjurkan klien untuk banyak minum - Observas i tanda vital tiap 3 jam/lebih - Kaji saat timbulnya demam - Beri penjelasan - Kompres dingin akan mempengaruhi hipotalamus sebagai pusat pengatur panas sehingga suhu
tubuh akan turun
- Peningkatan suhu tubuh mengakibatkan penguapan tubuh meningkat sehingga perlu di imbangi dengan asepan cairan yang banyak - Ibservasi vital sign tiap 3 jam/lebih - Mengidentifik
asi masalah demam klien - Mengurangi kecemasan keluarga - Memberi kan kompres dingin pada daerah frontal - Menganj urkan klien untuk banyak minum 7-8 gelas/hari - Mengobs ervasi tanda vital tiap 3 jam/lebih - Mengkaji saat timbulnya demam - Memberi S : - Ibu klien mengatakan badan anaknya panas - Ibu klien mengatakan bahwa badan anaknya keluar keringat dingin O :
- Klien gelisah lagi - KU klien masih lemah - T : 370 c - RR : 24x/mnt - N : 80x/mnt - TD : 100/60 mmHg A : Masalah teratasi sebagian
1 8 1 9 2 1 2 2 0 2 2 3 1 3 1 4 5 6 7 1 1 1 1 8 No
Diagnosa Tujuan Rencana Evaluasi
Intervensi Rasional Implementasi
1 2 Peningkatan suhu tubuh b.d proses penyakit Ds : - Ibu klien mengatakan badan anaknya panas - Ibu klien mengatakan bahwa badan anaknya keluar keringat dingin Do : - Klien tampak gelisah - Klien tampak lemah - T : 380 c - RR : 24 x/mnt - N : 92 x/mnt - TD : 110/60 Gangguan pemenuhan nutrisi kurang dari Tupan : - Peningkatan suhu tubuh tidak terjadi. Tupen : - Dalam waktu 1x 1 jam klien tidak tampak gelisah lagi dan tidak lagi keluar keringat dingin lagi. Tupan : - Kebutu han nutrisi terpenuhi Tupen : - Dalam - Berikan kompres dingin - Anjurkan klien untuk banyak minum - Observas i tanda vital tiap 3 jam/lebih - Kaji saat timbulnya demam - Beri penjelasan tentang demam - Anjurkan klien untuk tidak memakai selimut dan pakaian yang tebal - Kolabora si dengan tim dokter dalam pemberian therapi paracetamol - Kaji keluhan mual dan muntah - Kompres dingin akan mempengaruhi hipotalamus sebagai pusat pengatur panas sehingga suhu
tubuh akan turun
- Peningkatan suhu tubuh mengakibatkan penguapan tubuh meningkat sehingga perlu di imbangi dengan asepan cairan yang banyak - Ibservasi vital sign tiap 3 jam/lebih - Mengidentifik
asi masalah demam klien - Mengurangi kecemasan keluarga tentang kondisi klien - Pakaian yang tipis dapat membantu penguapan - Memberikan obat paracetamol - Untuk menetapkan cara - Memberi kan kompres dingin pada daerah frontal - Menganj urkan klien untuk banyak minum 7-8 gelas/hari - Mengobs ervasi tanda vital tiap 3 jam/lebih - Mengkaji saat timbulnya demam - Memberi kan penjelasan penyebab demam klien - Menganj urkan klien untuk tidak memakai selimut dan pakaian yang tebal - Kolabora si dengan tim dokter dalam pemberian therapi paracetamol - Mengkaji keluhan mual S : - Ibu klien mengatakan badan anaknya panas - Ibu klien mengatakan bahwa badan anaknya keluar keringat dingin O :
- Klien gelisah lagi - KU klien masih lemah - T : 370 c - RR : 24x/mnt - N : 80x/mnt - TD : 100/60 mmHg A : Masalah teratasi sebagian P : Intervensi diilanjutkan S : - Ibu klien mengatakan 2
CATATAN PERKEMBANGAN
Nama Klien : Tn “P” Umur : 3 tahun Tanggal DP Perkembangan12, juli 2009 I S : Ibu klien mengatakan suhu tubuhnya mulai turun O : - KU : Baik - Tanda-tandavital : - TD : - RR: 28x/mnt - Nadi :100x/mnt - Suhu : 39,0º C A : Masalah teratasi
CATATAN PERKEMBANGAN
Nama Klien : Tn “P”
Umur : 3 tahun
Tanggal DP Perkembangan
12, juli 2009 I S : Ibu klien mengatakan suhu tubuhnya mulai turun O : - KU : Baik - Tanda-tandavital : - TD : - RR: 28x/mnt - Nadi :100x/mnt - Suhu : 39,0º C A : Masalah teratasi P : Intervesi dihentikan 13,juli 2009 II S :
- Ibu klien mengatakan bahwa anaknya mual - Ibu k lien m engatakan a naknya b elum ada nafsu makan
O :
- Klien tidak mampu menghabiskan porsi makan
yang diberikan
- KU klien lemah
- Klien muntah 2 x @ ¼ gelas
A : Masalah teratasi sebagian P : Intervensi dilanjutkan I :
- Kaji keluhan mual dan muntah yang dialami klien
- Berikan makanan yang mudah ditelan - Berikan makanan dalam porsi kecil tapi sering
- Jelaskan manfaat nutrisi bagi klien
- Catat jumlah makanan yang dihabiskan klien tiap hari
E :
- Ku membaik
- Porsi makanan yang diberikan dihabiskan ¼ porsi
- Klien masih muntah 2 x @ ¼ gelas R : Intervensi dilanjutkan
14, juli 2011 III S :
- Ibu klien mengatakan adanya bintik-bintik merah pada tangan anaknya
O:
- Tes torniquet (+)
- Timbul binti-bintik di tangan kanan klien - Trombosit : 147.000
- Hb : 12,5 - Ht : 46 - Leukosit : 2.200 A : Masalah teratasi sebagian P : Intervensi dilanjutkan I :
- Kolaborasi dengan petugas lab dalam memonitor jumlah trombosit setiap hari - Anjurkan klien untuk banyak istirahat - Anjurkan klien untuk banyak minum - Kolaborasi dengan tim dokter dalam pemberian therapi
E :
- KU klien membaik - Tes torniquet (-)
- Bintik merah di tangan kanan (-) - Trombosit 190.000
- Hematorit 45 - Leukosit 4.800 - HB 14
15,juli 2011 IV S : Ibu klien dalam pemenuhan kebutuhannya, klien masih dibantu
O :
- KU klien masih lemah - Klien masih bedrest A : Masalah teratasi sebagian P : Intervensi dilanjutkan I :
- Kaji keluhan klien
- Kaji hal-hal yang mampu dan tidak mampu dilalukan klien
- Bantu klien dalam memenuhi kebutuhannya sehari-hari
- Letakkan barang yang mudah dijangkau klien - Jaga kelancaran dan kebersihan tempat
pemasangan infus
- Latih pergerakan tangan yang terpasang infus - Lakukan teknik aseptik saat melakukan
tindakan pemasangan E :
- KU klien membaik - Klien masih bedrest
- Klien masih dibantu dalam pemenuhan kebutuhannya
R : Intervensi dilanjutkan
DAFTAR PUSTAKA
Hendrayanto. 2004. Ilmu Penyakait Dalam : jilid 1. Jakarta : FKUI
M, Nursalam. 2005. Asuhan Keperawatan Bayi Dan Anak. Jakarta : Salemba Medik
Soegijarto, Soegeng. 2002. Ilmu Penyakit Anak (diagnosa dan penatalaksanaan). Jakarta : Salemba Medik
Soegijarto, Soegeng. 2006. Demam Berdarah Dengue : edisi ke-2. Surabaya : Aerlangga
Widyastuti, Palupi. 2004. Pencegahan, Pengendalian Dengue Dan Demam Berdarah. Jakarta : EGC