• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II GAMBARAN UMUM SUKU BANGSA BATAKTOBA DI KELURAHAN GIRSANG. Kabupaten Simalungun dengan batas-batas administrasi sebagai berikut:

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II GAMBARAN UMUM SUKU BANGSA BATAKTOBA DI KELURAHAN GIRSANG. Kabupaten Simalungun dengan batas-batas administrasi sebagai berikut:"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

GAMBARAN UMUM SUKU BANGSA BATAKTOBA DI KELURAHAN GIRSANG

A. Gambaran Desa

2.1 Lokasi dan Lingkungan Alam

Desa Girsang berada di Kecamatan Girsang Sipangan bolon parapat, Kabupaten Simalungun dengan batas-batas administrasi sebagai berikut:

- Sebelah utara : Kecamatan dolok panribuan - Sebelah Selatan : kabupaten samosir

- Sebelah Timur : Kabupaten toba samosir - Sebelah barat : kecamatan hatonduhan.

Jarak Desa Girsang berkisar 190 Km dari Medan melalui Kota Parapat dengan perincian sebagai berikut:

- Jarak dari Medan – Parapat :175 Km - Jarak dari Parapat – Desa Girsang : 10 Km.

Untuk sampai ke Desa Girsang kita dapat menggunakan alat transportasi bus seperti, Cv Sejahtera, Cv Intra, Cv Sentosa Transport, dan lain-lain yang bertujaun ke Parapat dari kota Medan dengan lama perjalanan kurang 3,5 sampai 4 jam. Dari terminal Parapat, desa ini dapat di capai dengan menggunakan angkutan desa “Gaya Baru” seperti Parsito (Parapat Simalungun Tour) dan Wisata indah. dengan lama perjalanan lebih kurang 15 sampai 20 menit melalui Parapat, karena jalan menuju desa Girsang ini sudah beraspal dan bagus, Desa Girsang terdiri dari daerah yang

(2)

berbukit-bukit dan berbatu-batu, dimana di sekeliling desa juga terdapat gunung berapi dan hutan lebat yang ditumbuhi oleh aneka ragam pohon kayu dan pohon bamboo untuk kebutuhan penduduk setempat baik untuk kebutuhan perumahan, pertanian, pembuatan jembatan, dan titi (jembatan kecil atau jalan kecil).

Desa ini juga mengalir sebuah air terjun halambingan bersumber dari kaki gunung simarbalatuk dari aliran air terjun inilah sebagian masyarakat yang tidak memiliki sumber air sendiri di rumah dapat memenuhi kebutuhan mereka akan air. Dari air terjun ini pulalah masyarakat setempat membersihkan tubuh (mandi) sepulang dari sawah atau ladang pada sore hari karena merasa air sungai itu tidak terlalu dingin bila dibandingkan dengan air yang berada di rumah. Tempat mandi masyarakat desa juga di bedakan atas tempat mandi untuk laki-laki (inganan bawa) dan temat mandi perempuan (inganan borua) dimana jarak kedua tempat itu tidak berjauhan dan keduanya berada di bawah jembatan yang berada di sebelah Utara Desa.

2.2 Sejarah dan Sistem Pemerintahan 2.21. Sejarah Desa Girsang Parapat

Menurut sejarah pada dahulu kala seorang marga girsang yang berasal dari kampung pematang raya simalungun datang ke desa huta lombu (yang sekarang namanya desa girsang) dimana marga girsang tersebut diusir oleh marga simarimbun yang ada di pematang raya karena marga girsang tidak memiliki harta warisan disana, sehingga marga girsang, merantau kedesa huta lombu dan bekerja serta menetap disana, sehingga mareka mengubah desa huta lombu menjadi desa girsang atau

(3)

berasal, dari marganya sendiri dan menjajah masyarakat yanag ada didesa huta lombu, dan mengakibatkan marga sinaga yang ada di desa huta lombu tidak senang dan marah karena marga girsang mau mengusai seluruhnya desa huta lombu, yang mengakibatkan perperangan antara dua maraga tersebut, yang dimenangkan oleh marga girsang, namun marga girsang tidak mengusir marga sinaga yang kalah perang malah memberikan setengah luas tanah yang ada di desa huta lombu.

Dengan jalan inilah tercipta kerukunan anatara 2 marga yang berbeda dengan membuat kampung tersebut sebagai desa girsang, namun desa girasang sekarang ini dibagi atas menjadi dua bagian, karenan memiliki 2 marga yang berbeda, di desa girsang satu ( I ) dihuni oleh marga sinaga, dan di desa girsang ( II ) di huni oleh marga girsang.

2 .2.2. Sistem Pemerintahan Desa

Desa Girsang merupakan salah satu kelurahan yang dikepalai oleh seorang lurah. Dalam melaksanakan tugasnya Lurah dibantu oleh perangkat-perangkat pemerintahan kelurahan dan kepala-kepala lingkungan. Untuk lebih jelasnya dapat kita lihat pada susunan organisasi berikut :

SUSUNAN ORGANISASI PEMERINTAHAN KELURAHAN GIRSANG DASAR : KEP. MENDAGRI NO. 44 TAHUN 1980

PERDA TK. II SIMALUNGUN NO. 17 TAHUN 1981

SEKRETARIS Tongam Sinaga NIP. LURAH

(4)

Sumber : Kantor Kelurahan Girsang ( 2007 )

KEDUDUKAN, TUGAS, FUNGSI DAN TANGGUNGJAWAB KEPALA KELURAHAN DAN PERANGKAT KELURAHAN

a. Kedudukan Kepala Kelurahan

Kepala kelurahan berkedudukan sebagai alat pemerintah yang berada langsung di bawah camat.

b. Tugas Kepala Kelurahan

Tugas kepala kelurahan adalah sebagai penyelenggara dan penanggung jawab utama di bidang pemerintahan dan kemasyarakatan.

c. Fungsi Kepala Kelurahan :

1. Menggerakkan partisipasi masyarakatan. 2. Melaksanakan tugas dari pemerintah atasannya.

3. Melaksanakan koordinasi terhadap jalannya pemerintahan kelurahan. PEMERIN-TAHAN EKBANG S.SILALAHI KESRA B.SIALLAGAN KEUANGAN J.SINAGA UMUM C.SINAGA KEP.LING.II B.Sidabutar KEP.LING.III

P.Sinaga KEP.LING.IVJ.Sigiro KEP.LING.V B.Sinaga KEP.LING.I

(5)

4. Melaksanakan tugas yang menjadi tanggungjawabnya di bidang Pembangunan dan kemasyarakatan.

5. melaksanakan tugas-tugas dalam rangka pembinaan ketentramandan ketertiban.

d. Kedudukan Sekretaris Kelurahan

Sekretaris kelurahan berkedudukan sebagai staf yang membantu kelamcaran pelaksanaan tugas Kepala Kelurahan.

e. Tugas Sekretaris Kelurahan

Sekretaris kelurahan adalah menyelenggarakan pembinaan pemerintahan kelurahan dan membeikan pelayanan staf kepada Kepala Keluarahan.

f. Fungsi Sekretaris Kelurahan

1. Melaksanakan urusan surat- menyurat, kearsipan dan pelaporan. 2. Melaksanakan urusan keuangan, urusan pemerintahan, urusan

pembangunan dan urusan kemasyarakatan.

3. Melaksanakan tugas dan fungsi kepala kelurahan apabila kepala kelurahan berhalangan

g. Kedudukan Kepala Lingkungan

Adalah sebagai unsure pelaksana tugas kepala kelurahan dalam wilayah kerjanya.

h. Tugas Kepala Lingkungan

Kepala lingkungan mempunyai fungsi membanu pelaksanaan tugas kepala kelurahan dalam wilayah kerjanya

i. Fungsi Kepala Lingkungan.

Membantu pelaksanaan tugas Kepala Kelurahan dalam wilayah kejanya.

j. Kedudukan Kepala Urusan Kelurahan

k. Sebagai unsur pembantu Sekretaris Kelurahan dalam bidang tugasnya. l. Tugas Kepala Urusan Kelurahan.

(6)

Mempunyai tugas menjalankan kegiatan Sekretaris kelurahan dalam bidang tugasnya.

Fungsi Kepala Urusan Kelurahan.

Melaksanakan kegiatan-kegiatan urusan pembangunan, kesejahteraan dan umum sesuai bidang tugasnya masing-masing.

m. Tanggungjawab Kepala Kelurahan.

Kepala Kelurahan bertanggungjawab kepada Bupati atau Walikotamadya Kepala Daerah Tingkat II melalui Camat.

n. Tanggungjawab Sekretaris Kelurahan. Bertanggungjawab kepada Kepala Kelurahan. o. Tanggungjawab Kepala Lingkungan Kelurahan.

Bertanggungjawab kepada Kepala Kelurahan. p. tanggungjawab Kepala Urusan Kelurahan.

Bertanggungjawab kepada Sekretaris Kelurahan.

2.3. Pola Pemukiman Penduduk

Berdasarkan jenisnya, rumah di desa girsang dapat dibedakan atas rumah permanen, semi permanen, kayu/papan dan tepas. Jenis rumah mayoritas terbuat dari kayu/papan. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada table di bawah ini:

TABEL I JENIS BANGUNAN RUMAH

No. Jenis Rumah Jumlah Persentase (%)

(7)

02. Semi permanen 102 16.60

03. Kayu/Papan 433 70.60

04. Tepas 60 9.80

Jumlah 615 100.00

Sumber: Kantor Kepala Desa Girsang ,( 2007 )

Pola pemukiman Penduduk adalah berupa perumahan yang memusat di lembah dan makin meninggi (menurut bentuk permukaan tanah). Pola perkampungannya menyerupai pola perkampungan batak toba pada umumnya yaitu ditandai dengan adanya pembagian atas huta, lumban dan sosor. Tetapi dalam perkembangan akhir-akhir ini batas-batas tersebut tidak begitu tampak lagi karena semakin rapatnya perumahan penduduk. Hal ini disebabkan karena pesatnya pertambahan jumlah penduduk, baik karena kelahiran maupun migrasi.

2. 4. Agama

Penduduk Desa Girsang kebanyakan memeluk agama Kristen, namun agama Kristen protestan memiliki persentase paling tinggi dibanding dengan agama-agama lain. Disamping memeluk agama Kristen, ada juga penduduk yang beragama Islam, Hindu dan sedikit yang memleuk agama pamena. Hal ini dapat dilihat pada table di bawah ini:

(8)

No Agama Jumlah (jiwa) Persentase (%) 01. Islam 60 4,2 02. Katholik 500 30.00 03. Protestan 1200 65.24 04. Hindu 1 0.04 05. Dan lain-lain 84 4.40 Jumlah 1805 100.00

Sumber: Kantor Kepala DesaGirsang, ( 2007

2.5. Keadaan Penduduk

Menurut data yang didapat dari kantor kelurahan girsang jumlah penduduk girsang adalah 6016 Jiwa Dengan jumlah 1010 Kepala rumah tangga. Dari jumlah penduduk tersebut dapat diklasifikasikan atas beberapa pembagian menurut umur dan jenis kelamin, agama, mata pencaharian hidup, dan pendidikan. Dari 5101 jiwa penduduk kelurahan girsang terdapat 1 orang WNA yang telah menetap sebagai penduduk tetap.

2.5.1. Distribusi Penduduk Berdasarkan umur dan Jenis Kelamin

Bila diperhatikan data yang terdapat dari Kantor Kelurahan Girsang (2007) komposisi penduduk terdiri atas beberapa klasifikasi menurut umur dan jenis

(9)

kelamin. Dari 5101 jiwa penduduk kelurahan girsang maka yang dominan adalah usia angkatan kerja yaitu 40 s/d 49 tahun. Dan apabila diperhatikan menurut jenis kelamin, yang paling banyak adalah wanita (51,99). Lebih jelasnya kita dapat melihat dalam table berikut ini.

TABEL III . DISTRIBUSI PENDUDUK MENURUT UMUR DAN JENIS KELAMIN

(10)

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 0 – 5 6 – 9 10 – 14 15 – 19 20 – 24 25 – 29 30 – 34 35 – 39 40 – 44 45 – 49 50 – 54 55 - 443 (18,09) 320 (13,07) 283 (11,56) 249 (10,17) 237 (9,68) 219 (8,94) 224 (9,15) 220 (8,98) 68 (2,78) 59 (2,04) 50 (2,04) 77 (3,08) 467 (17,61) 345 (13,01) 274 (10,33) 253 (9,54) 255 (9,54) 228 (8,59) 237 (8,94) 244 (9,20) 105 (3,95) 89 (3,36) 81 (3,05) 74 (2,79) Jumlah 2449 (100,00) 2625 (100,00)

Sumber: Kantor Kepala Desa Girsang ,( 2007 )

2.5.2 Distribusi Penduduk Berdasarkan Pendidikan

Jumlah penduduk yang telah memperoleh pendidikan di Kelurahan Girsang sudah dapat dikatakan cukup baik, dimana tidak ada lagi masyarakat yang buta huruf.

(11)

Bagi anak –anak yang telah mencapai usia sekolah, orang tua akan memasukkan anaknya ke sekolah dasar. Sebagaimana umumnya orang Batak Toba yang sangat gigih menyekolahkan anaknya sampai batas kemampuannya, ungkapan “ anakkon hi do hamoraon di au “ sangat berlaku bagi orang Batak Toba di daerah ini. Orang tua sanggup bekerja keras dan hidup prihatin asalkan anaknya bisa sekolah. Biasanya orang tua mengharapkan anaknya dapat mencapai gelar sarjana. walaupun tidak sampai sarjana minimal tamat SMA. Karena biasanya anak yang orang tuanya kurang mampu, bila tamat SMA dapat berusaha sendiri atau pergi merantau ke daerah lain yang bisa menampungnya untuk bekerja. Hal ini dapat dilihat dari keseluruhan penduduk yang ada (42,01%) yang tamat SMA. Table berikut ini memperlihatkan distribusi penduduk Girsang menurut pendidikannya.

TABEL IV. DISTRIBUSI PENDUDUK MENURUT PENDIDIKAN No Tingkat Pendidikan Jumlah Persen

1 Belum Sekolah 1115 21, 86 2 Tidak tamat SD 214 4,20

(12)

3 Tamat SD 538 10,55 4 Tamat SMP 853 16,72 5 Tamat SMA 2143 42,01 6 Tamat Akademi 152 2,98 7 Tamat PT 81 1,59 8 Buta Aksara - - Jumlah 5101 100,00 Sumber : Kantor Kelurahan Girsang ( 2007 )

2.5.3. Distribusi Penduduk Menurut Mata Pencaharian Hidup

Untuk memenuhi kebutuhan hidup, masyarakat desa girsang ada yang bekerja sebagai Pegawai baik Pegawai negeri maupun pegawai negeri swasta, Pedagang, Buruh, Tukang, dan Petani. Tetapi mayoritas penduduk memiliki mata pencahrian hidup sebagai petani karena penduduk yang bekerja sebagai pegawai, buruh, tukang, dan sebagainya itu juga melakukan aktifitas sebagai petani. Dengan kata lain, mereka juga mengolah lahan pertanian untuk menambah penghasilan keluarga. Lebih jelasnya keadaan ini dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

TABEL V. DISTRIBUSI PENDUDUK MENURUT MATA PENCAHARIAN HIDUP

(13)

No Jenis Mata Pencaharian Hidup

Jumlah ( KK ) Persentase( % )

01. Petani 725 88.73 02. Pegawai Negeri / Swasta 32 3. 92 03. 04. 05. Dagang Buruh Tukang Jumlah 32 5 15 817 3.92 0.61 1,84 100.00 Sumber : Kantor Kelurahan Girsang ( 2007 )

2.6 Sarana dan Prasarana. 2.6.1 Sarana Angkutan

Walaupun Desa Girsang Merupakan desa kecil yang di kelilingi perbukitan, sarana jalan dan angkutan sudah mulai sangat lancar. Terutama untuk menunjang aktifitas di bidang perdagangan dan pertanian. Girsang merupakan daerah lintsasan Jalan raya propinsi atau termasuk jalur antar lintas sumatera. Hubungan dengan ibukota Kabupaten adalah 48 Km yang dapat ditempuh pulang pergi selama 2 jam. Sedangkan jarak dengan ibukota Propinsi adalah 175 Km ditempuh pulang pergi selama 8 jam. Sarana angkuatan yang digunakan didesa ini adalah seperti, mobil,

(14)

oplet, truk, sepeda motor, dan sepeda lereng. Sarana angkutan di desa girsang dapat kita lihat dalam table berikut ini :

TABEL VI JUMLAH DAN JENIS KENDARAAN DI KELURAHAN GIRSANG

N0 Jenis Kendaraan Jumlah Persen

1 Mobil 10 15 2 Oplet 10 15 3 Bus 3 0,5 4 Truk 4 0,5 5 Sepeda Motor 22 30 6 Sepeda Lereng 20 30 Jumlah 69 100

Sumber : Kantor Kelurahan Girsang ( 2007 )

2.6.2 Sarana Peribadatan

Sarana Peribadatan yang ada di desa girsang adalah Berupa satu buah mesjid, dan enam buah gereja. Walaupun mayoritas penduduk beragama Kristen protestan, toleransi beragama tetap terjaga. Hal ini dapat dilihat dari pada saat diantara agama yang berbeda saling mengadakan syukuran atau pesta tertentu, mereka saling menghormati.

2.6.3 Sarana Kesehatan

Sebagai sarana kesehatan rakyat, di desa girsang terdapat sebuah Puskesmasa pembantu (Pustu) yang berada di samping Kantor Kepala lurah. Puskesmas Pembantu

(15)

ini dikelola oleh seorang Bidan Desa (Bindes). Disinilah kebanyakan penduduk akan memperoleh pelayanan kesehatan. Untuk jenis penyakit ringan seperti demam, batuk, flu, dan sebagainya. Terutama sebagai tempat untuk memperoleh pelayanan persalinan bagi ibu-ibu yang hendak melahirkan.. Menurut data yang ada di kantor kelurahan girsang sarana kesehatan yang tersedia dapat kita lihat dalam table berikut ini :

TABEL. VII SARANA KESEHATAN

No Jenis Jumlah 1 Puskesmas 1 2 Posyandu 1 3 Dokter 1 4 Bidan 2 5 Mantri Kesehatan 1

(16)

Jumlah 6 Sumber : Kantor Kelurahan Girsang ( 2007 )

Puskesmas yang ada di desa girsang diharapkan dapat sedia untuk mengantisipasi keadaan-keadaan masyarakat yang sering terjadi.

2.6.4 Sarana Komunikasi.

Sarana Komunikasi Seperti Media Massa dapat dikatakan sudah cukup lumayan masuk ke desa ini, namun media elektronik belum spenuhnya dinikmati oleh masyarakat setempat dan hanya sebagian saja yang memiliki TV parabola, yang bisa menunjang informasi yang di dapat di daerah ini. Alat komunikasi yang digunakan di daerah ini sudah mulai banyak seperti penggunaan telepon rumah, namun yang paling banyak dinikamti masyarakat ini adalah handphone seluler karena penggunaannya sangat murah dan gampang di ketahui oleh masyarakat. Berikut kita lihat sarana komunikasi yang ada di Kelurahan girsang :

TABEL. VIII SARANA KOMUNIKASI DI KELURAHAN GIRSANG

No Jenis Sarana Jumlah

1 Telepon / Hand phone selular 256

2 Televisi / Parabola 167

3 Media Massa 50

Jumlah 473

Sumber : Kantor Kelurahan Desa Girsang ( 2007 )

(17)

Sarana olah raga dan rekreasi di desa ini adalah terdapat sebuah lapangan bola kaki dan sebuah lapangan bola volley, dan sarana rekreasi terdapat sebuah air terjun halambingan yang alami dan dingin yang bersumber dari kaki kaki gunung simanuk– manuk, yang merupakann salah satu objek perkemahan dan perkumpulan bagi anak-anak remaja dan kaum orang yang telah memiliki pasangann masing-masing dan bagi orang berkeluarga yang mau menikmati air terjun.desa girsang.

2.7 Sistim Kemasyarakatan 2.7.1 Sistim Kekerabatan

Sebagaimana orang Batak Toba umumnya, system kekerabatan adalah Patrilineal yaitu menghitung garis keturunan menurut garis ayah. Sebagai contoh dalam masyarakat Batak Toba yang diatur menurut system Patrilineal adalah marga. Seorang anak yang dilahirkan akan membawa nama marga ayahnya, bukan ibunya. Dan wanita yang menikah akan membawa nama marga suaminya.

Marga digunakan orang Batak Toba untuk mengetahui hubungan kerabat dan bagaimana cara untuk bertegur sapa.minat yang dimiliki oleh setiap orang Batak Toba terhadap asal-usul masing-masing, terungkap dalam umpama :

“Jolo tiniptip Sangkar asa bahen huru-huruan Jolo sinungkun marga asa binoto Partuturan”. Yang artinya :

“Untuk membuat sangkar burung orang harus

Memotong gelagah, untuk tahu hubungan kerabatnya, Orang harus menanya marganya”.

Orang Batak Toba yang baru berkenalan berusaha untuk mengetahui bagaimana letak “partuturon” (Silsilah kekerabatan) baru kemudian bersikap dan bertingkah laku menurut hubungan kekerabatan itu.

(18)

Dengan marga juga diatur mengenai perkawinan, dalam masyarakat ini dikenal dengan adanya exogami marga. Orang Batak Toba dilarang mencari jodoh diantara semua orang yang mempunyai marga yang sama. Perkawinan yang dianggap ideal adalah perkawinan antara seseorang dengan anaknya perempuan saudara laki-laki inangnya (paribannya). Tetapi untuk masyarakat Batak Toba di Desa Girsang, hal itu tidak berlaku lagi. Orangtua memberikan kebebasan bagi anak-anaknya untuk memilih jodohnya sendiri.

Orang Batak Toba di desa girsang sangat taat terhadap “Paradaton”(hal-hal yang menyangkut adapt-istiadat), terlihatnya dengan kerapnya dilaksanakan aktifitas-aktifitas adapt dalam peristiwa-peristiwa penting seperti perkawinan, bencana, kematian, mendirikan rumah dan peristiwa lainnya. Dalam aktifitas-aktifitas adat terlihat dengan jelas adat “Dalihan na tolu” yang menjadi prinsip hidup orang batak. Dalam adapt dalihan na tolu akan tampak hak dan kewajibab masing-masing pihak yang terlibat dalam aktifitas adat. Secara etimologi dalihan na tolu berarti “tunggu yang tiga” yang berarti dalam aktifitas adapt ada tiga kelompok kerabat yaitu hula-hula, dongan sabutuha dan boru yang mempunyai hubungan khusus dengan orang yang menyelenggarakan pesta yaitu “suhut”. Ungkapan dalihan na tolu ini mengandung pengertian bahwa masyarakat Batak Toba dipandang sebagai sebuah kuali (Belanga). Sedangkan dalihan na tolu adalah tiga batu tungku yang mendukung kuali tersebut sehingga padanya terdapat keseimbangan. Masyarakat Batak Toba ( kuali ) melambangkan wadah untuk melakukan kegiatan bersama sedeangkan tiga tungku melambangkan tiga kelompok kerabat yaitu hula-hula,

(19)

dongan sabutuha, dan boru. Setiap kelompok kerabat mempunyai peranan dan kegiatan-kegiatan sendiri seperti menurut siahaan yang dikutip oleh Koentjaraningrat (1982 : 127). Pepatah Batak dalam kaitan dalihan na tolu mengatakan :

“Somba marhula-hula,manta mardongan tubu, elek marboru”. Yang artinya :

“Menaruh hormat (sembah) kepada hula-hula, Bersikap hat-hati terhadap teman semarga, Berlaku sayang kepada boru”.

Landasan kognitif dan landasan normatif dari setiap fungsi kedudukan dalihan na tolu dapat dilihat dalam umpama Batak berikut ini :

Untuk hula-hula : “Hula-hula bona ni ari, tinongos ni ompunta mula jadi, Mula jadi, Sisabuton marulak noli Si sombaon di rim ni Tahi, hula-hula mataniari binsar, sipanumbak do tondina Sipamuai ia sahalana dinasa pomparanna”.

Ungkapan diatas mengisyaratkan bahwa hula-hula adalah cahaya matahari yang diutus yang kuasa memberi pengayoman kepada roh setiap borunya.

untuk dongan sabutuha : “Ansimun sada holbung, pege sangkarimbang Manimbang rap tu toru mangangkat rap tu ginjang”. Ungkapan untuk dongan sabutuha ini mengisyaratkan kebersamaan untuk menangung duka dan derita,ringan sama dijinjing berat sama dipikul.

untuk boru : “Siporsan na dokdok, sialap na dao naso mabiar diari golap. Siboan indahan na so bari si boan tuak na so mansom”. Umpama untuk boru ini mengisyaratkan kesediaan untuk melakukan segala pengorbanan demi hula-hulanya. Inilah semua inti gagasan dalihan na tolu. Kedudukan seseorang dalam dalihan na tolu tidaklah bersifat tetap. Dalam suatu aktivitas adapt dia bisa menjadihula-hula dan pada kesempatan lain bisa menjadi boru, tergantung pada hubungannya dengan orang yang mengadakan pesta.

(20)

Seperti sistem kekerabatan, prinsip patrilineal mempengaruhi juga kelompok-kelompok kekerabatan. Kelompok kekerabatan yang terkecil di daerah ini adalah keluarga inti yang terdiri dari ayah, ibu, dan anak-anaknya yang belum kawin. Anak yang lahir membawa marga ayahnya. Keluarga inti ini biasanya sekaligus menjadi suatu rumahtangga. Karena anak yang sudah kawin memisahkan diri dari orangtua dan mengurus ekonominya sendiri (Manjae), sehingga bentuk keluarga luas sudah jarang dijumpai di desa girsang. Hanya kadangkala ditemui orangtua yang tinggal bersama anaknya karena tidak mampu lagi mengurus dirinya sendiri.

Kelompok kekerabatan ada yang berupa klen besar yaitu kelompok kekerabatan yang terdiri dari semua keturunan sejenis ialah keturunan pria maupun wanita (Koentjaraningrat 1990 : 126). Dalam hal ini adalah keturunan pria (Patrilineal). Contoh klen besar seperti yang disebutkan sebelumnya yaitu marga. Disini dijumpai kelompok kekerabatan berdasarkan marga, seperti kelompok parna dohot boruna, sinaga dohot buruna dan lain-lain. Kelompok ini aktif apabila ada kejadian penting dalam kehidupan anggota-anggotanya. Untuk mengeratkan hubungan sesama anggota biasanya diadakan arisan sekali dalam satu bulan.

Disamping kelompok kekerabatan ini, di desa girsang juga terdapat organisasi sosial yang merupakan institusi modrn dalam rangka melancarkan aktivitas hidup bermasyarakat. Organisasi itu adalah organisasi keagamaan, pendidikan, kesehatan, olahraga dan organisasi lainnya.

(21)

Sistim kepemimpinan terdiri dari pemimpin formal dan pemimpin informal. Pemimpin informal adaalah pengetua adapt yang hanya berfungsi pada saat adanya aktivitas-aktivitas adapt. Sedangkan pemimpin formal adalah lurah dan perangkat pemerintahan lainnya seperti LMD (Lembaga Masyarakat Desa), dan LKMD (Lembaga Ketahanan Masyarakat Desa).

BAB III

Kesehatan Masyarakat, Gizi Dan Pola Makan Anak Balita

3.1. Kesehatan Masyarakat

Kesehatan masyarakat adalah upaya-upaya untuk mengatasi masalah-masalah sanitasi yang mengganggu kesehatan. dengan kata lain kesehatan masyarakat adalah sama dengan sanitasi. Kesehatan masyarakat dapat juga di denifisikan sebagai kombinasi antara teori (ilmu) dan Praktek (seni) yang bertujuan untuk mencegah

Gambar

TABEL II.   DISTRIBUSI PENDUDUK MENURUT AGAMA YANG DIANUT
TABEL IV.     DISTRIBUSI PENDUDUK MENURUT PENDIDIKAN
TABEL V. DISTRIBUSI PENDUDUK MENURUT MATA PENCAHARIAN  HIDUP
TABEL  VI  JUMLAH DAN JENIS KENDARAAN DI KELURAHAN  GIRSANG

Referensi

Dokumen terkait

Pada Gambar 1 dibawah dapat dilihat bahwa pengaruh jumlah katalis dan perbandingan mol sangat berpengaruh terhada yield biodiesel yang dihasilkan, pada konsentrasi

Berdasarkan pada analisa pasar dapat disimpulkan bahwa proyek ini layak untuk dijalankan, mengingat belum adanya pesaing langsung dalam bisnis ini walaupun pesaing

Langkah-langkah yang tepat untuk menyidipkan video dalam power point adalah... klik menu file – klik sound from file- pilih menu movie

Kelompok ikan 1 mempunyai distribusi yang luas di perairan waduk ini, dan kelompok tersebut berasosiasi cukup kuat terhadap kelom- pok pakan 2 (tumbuhan, detritus dan zooplank-

Islam yang mukhtalaf  menjelaskan fungsi dan kedudukan al urf sebagai salah satu sumber hokum Islam.  menjelaskan fungsi dan kedudukan ari’ah saddud dzsebagai salah satu dasar

[r]

Peningkatan kembali tingkat laju korosi pada spesimen dengan pendingin air 75-80 o C lebih disebabkan karena pada proses quenching, temperatur air ditahan pada

[r]