UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
PROGRAM STUDI DIPLOMA III MANAJEMEN KEUANGAN
ANALISIS PEMBIAYAAN EMAS iB HASANAH DI BNI SYARIAH CABANG MEDAN
TUGAS AKHIR
Diajukan Oleh:RAHMADANI 112101152
Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan Pada Program Diploma III
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat Allah SWT
yang telah memberikan limpahan rahmat, taufik dan hidayah-Nya. Tak lupa
shalawat dan salam kepada baginda Nabi Muhammad SAW, yang telah
mengajarkan risalah kebenaran di muka bumi ini. Alhamdulillah, berkat izin-Nya
penulis dapat menyelesaikan penyusunan Tugas akhir yang berjudul “ANALISIS PEMBIAYAAN EMAS iB HASANAH DI BNI SYARIAH CABANG MEDAN”. Tugas akhir ini disusun sebagai salah satu syarat guna menyelesaikan pendidikan pada Program Studi Diploma III Keuangan Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Universitas Sumatera Utara.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa proses penyusunan tugas akhir ini
dapat selesai berkat bantuan dari berbagai pihak, bimbingan dan dorongan serta
perhatiannya. Untuk itu penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya
kepada:
1. Kedua Orang tua Penulis, Bapak Agus Timayor dan Ibu Sarinem. Terima
kasih tiada terhingga atas dukungan moril dan materil serta do’a yang selalu
dipanjatkan sehingga ananda diberi kelancaran dalam menyelesaikan Tugas
Akhir ini.
2. Bapak Prof. Dr. Azhar Maksum, M.Ec, Ac, Ak, CA selaku Dekan Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.
3. Ibu Dr. Yeni Absah, SE, M.Si selaku ketua Program Studi D-III Keuangan
4. Ibu Dr. Khaira Amalia Fachrudin, SE, Ak, MBA selaku dosen pembimbing
yang telah memberikan bimbingan, arahan, dan masukan sehingga penulis
dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini.
5. Bapak dan Ibu dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis khususnya dosen pengajar
Program D-III Keuangan.
6. Terima kasih untuk Kakak, Abang dan adik penulis: Juniar, S.Tp, Saidah,
Susanti, Junaidi dan Mahmud atas segala fasilitas yang diberikan dan do’a
serta dukungannya.
7. Untuk seluruh Karyawan PT. BNI Syariah Cabang Medan yang telah
memberikan bantuan kepada penulis dalam penyusunan Tugas Akhir ini.
8. Untuk Sahabat penulis : Ichwana Alfatha, Addini Khalis, Devi S.Putri, Desi
Indah Sari. Untuk teman penulis: Fatharani Zakiyyah, Nurjama’iyah,
Nurliawulandari, Febrinawati, Mawaddah Putri, Fikri Hafis, Yoki Amriza,
Yogi Maulana yang selalu memberikan dukungan, semangat dan semua
waktu atas kebersamaannya.
9. Teman-teman senasib seperjuangan mahasiswa D3 Keuangan angkatan 2011.
10.Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah
membantu dalam penyusunan Tugas Akhir ini.
Penulis percaya bahwa Tugas Akhir ini masih jauh dari sempurna, sehingga
penulisakan sangat berterima kasih atas kritik dan saran yang bersifat membangun
guna penyempurnaan Tugas Akhir ini. Akhirnya penulis berharap semoga Tugas
Akhir ini dapat bermanfaat bagi yang membutuhkan.
DAFTAR ISI
C. Produk–Produk Perusahaan ... 9
1. Produk Penghimpun Dana ... 9
2. Produk Pembiayaan ... 12
D. Uraian Pekerjaan dan Struktur Organisasi ………... 18
BAB III PEMBAHASAAN ... 22
1. Pengertian Pembiayaan ... 26
C. Karakteristik Produk Pembiayaan Emas iB Hasanah
di BNI Syariah Cabang Medan ... 29
1. Keunggulan Pembiayaan Emas iB Hasanah ... 31
2. Tujuan Pembiayaan ... 31
3. Kebijakan Pembiayaan ... 32
D. Prosedur Pembiayaan Emas iB Hasanah diBNI Syariah Cabang Medan ... 35
1. Pengertian Prosedur ... 35
2. Prosedur Umum Pembiayaan ... 36
3. Alur Pembiayaan ... 39
E. Syarat-syarat Pengajuan Pembiayaan Emas iB Hasanah di BNI Syariah Cabang Medan ... 40
F. Perhitungan Pembiayaan Emas iB Hasanah di BNI Syariah Cabang Medan ... 40
G. Pelaksanaan Pembiayaan Emas iB Hasanah di BNI Syariah Cabang Medan ... 42
1. Denda atau Tunggakan ... 42
2. Pelunasan sebelum jatuh tempo ... 43
3. Penyelamatan pada saat pembiayaan macet ... 43
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN ... 45
A. Kesimpulan ... 45
B. Saran ... 46
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Struktur Organisasi BNI Syariah Cabang Medan ... 21
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sejarah perkembangan industri perbankan syariah di Indonesia diawali dari
aspirasi masyarakat Indonesia yang mayoritas muslim untuk memiliki sebuah
alternatif sistem perbankan yang Islami. Perkembangan dunia perbankan terus
mengalami kemajuan yang sangat signifikan. Diawali dengan berdirinya PT. Bank
Muamalat Indonesia tahun 1992, yang dalam kurung waktu hanya 7 tahun mampu
memiliki lebih 45 outlet yang tersebar di Jakarta, Bandung, Semarang,
Balikpapan, dan Makasar. Dengan mengacu pada hukum Islam serta pemahaman
tentang keharaman riba menjadikan lembaga keuangan syariah sebagai solusi
dalam melakukan pengelolaan keuangan umat. Dalam Undang-Undang Nomor 21
tahun 2008 tentang perbankan syariah, Bank Syariah adalah bank yang
menjalankan kegiatan usahanya berdasarkan prinsip syariah dan menurut jenisnya
terdiri atas Bank Umum Syariah dan Bank Pembiayaan Rakyat Syariah.
Undang-Undang tersebut juga memberikan arahan bagi bank-bank konvensional untuk
membuka cabang syariah atau bahkan mengkonversikan diri secara total menjadi
Bank Syariah.
Seiring dengan perkembangan tersebut mulai banyak bermunculan
lembaga-lembaga keuangan lainnya yang menggunakan sistem perbankan syariah yang
salah satunya yaitu BNI Syariah. BNI Syariah lahir untuk memperkenalkan dan
memberikan produk-produk perbankan yang berlandaskan syariah dengan skala
Peran umum BNI Syariah adalah melakukan pendanaan pada usaha-usaha
yang dilakukan masyarakat dengan berdasarkan pada sistem perekonomian
syariah Islam. Untuk menjalankan peranannya tersebut, maka terdapat
produk-produk penyaluran dana yang berupa pembiayaan dengan menggunakan akad
sesuai dengan syariat Islam.
Awal tahun 2013 ini BNI Syariah meluncurkan produk baru yang merupakan
pengembangan dari produk gadai emas yang sebelumnya sudah dimiliki oleh BNI
Syariah dan sudah berkembang pesat. Produk baru tersebut yaitu Pembiayaan
Emas iB Hasanah. Banyaknya investor yang berinvestasi dengan emas adalah
salah satu faktor BNI Syariah menciptakan produk pembiayaan emas. Pembiayaan
emas ini sudah ditetapkan dalam fatwa DSN no.77 tentang jual beli emas secara
tidak tunai. Dalam menjalankan produk pembiayaan kepemilikan emas ini, BNI
Syariah menggunakan akad murabahah, dimana calon yang akan menerima pembiayaan akan diberikan pembiayaan dalam bentuk pembayaran secara
cicilan/angsuran serta mempunyai beberapa prosedur pembiayaan, persyaratan
pengajuan pembiayaan serta bagaimana perhitungan dan pelaksanaan pembiayaan
Emas IB Hasanah yang harus dipenuhi oleh calon penerima pembiayaan. Dengan
adanya produk ini , nasabah dapat dengan mudah memiliki emas murni (logam
mulia) yang diproduksi langsung oleh PT Aneka Tambang (ANTAM).
Dari uraian di atas, penulis merasa tertarik untuk mengkaji mengenai Produk
Pembiayaan Emas iB Hasanah yang dilaksanakan di BNI Syariah. Oleh karena
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang tersebut di atas, maka maka dapat
diambil rumusan masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana prosedur pembiayaan Emas IB Hasanah di BNI Syariah Cabang
Medan?
2. Apa syarat-syarat pengajuan pembiayaan Emas IB Hasanah di BNI Syariah
Cabang Medan?
3. Bagaimana perhitungan pembiayaan Emas IB Hasanah di BNI Syariah
Cabang Medan?
4. Bagaimana pelaksanaan pembiayaan Emas IB Hasanah di BNI Syariah
Cabang Medan?
C. Tujuan Penelitian
Ada beberapa tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini yaitu, sebagai
berikut :
1. Untuk mengetahui prosedur pembiayaan Emas IB Hasanah di BNI Syariah
Cabang Medan?
2. Untuk mengetahui syarat-syarat pengajuan pembiayaan Emas IB Hasanah
di BNI Syariah Cabang Medan?
3. Untuk mengatahui perhitungan pembiayaan Emas IB Hasanah di BNI
Syariah Cabang Medan?
4. Untuk memahami Pelaksanaan Pembiayaan Emas IB Hasanah di BNI
D. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang bisa diambil antara lain:
1. Dapat memberikan pemahaman kepada penulis tentang prosedur
pembiayaan, syarat-syarat pengajuan pembiayaan, perhitungan serta
pelaksanaan pembiayaan Emas IB Hasanah di BNI Syariah Cabang
Medan.
2. Memberikan pengetahuan baru kepada penulis dan pembaca mengenai
hal yang di teliti.
3. Dapat memberikan tambahan informasi dan referensi khususnya bagi
BAB II
GAMBARAN UMUM BANK BNI SYARIAH CABANG MEDAN
A. Sejarah Berdirinya BNI Syariah
Tempaan krisis moneter tahun 1997 membuktikan ketangguhan sistem
perbankan syariah. Prinsip Syariah dengan tiga pilarnya yaitu adil, transparan, dan
maslahat mampu menjawab kebutuhan mayarakat terhadap sistem perbankan
yang lebih adil. Dengan berlandaskan pada Undang-Undang No. 10 Tahun 1998,
pada tanggal 29 April 2000 didirikan Unit Usaha Syariah (UUS) BNI dengan 5
kantor cabang di Yogyakarta, Malang, Pekalongan, Jepara, dan Banjarmasin.
Selanjutnya UUS BNI terus berkembang menjadi 28 Kantor Cabang dan 31
Kantor Cabang Pembantu.
Di dalam Corporate Plan UUS BNI tahun 2000 ditetapkan bahwa status UUS bersifat temporer dan akan dilakukan spin off tahun 2009. Rencana tersebut terlaksana pada tanggal 19 Juni 2010 dengan beroperasinya BNI Syariah sebagai
Bank Umum Syariah (BUS). Realisasi waktu spin off bulan Juni 2010 tidak
terlepas dari faktor eksternal berupa aspek regulasi yang kondusif yaitu dengan
diterbitkannya UU No. 19 tahun 2008 tentang Surat Berharga Syariah Negara
(SBSN) dan UU No. 21 tahun 2008 tentang Perbankan Syariah. Disamping itu,
komitmen Pemerintah terhadap pengembangan perbankan syariah semakin kuat
dan kesadaran terhadap keunggulan produk perbankan syariah juga semakin
Sampai dengan September 2013 jumlah cabang BNI Syariah mencapai 64
Kantor Cabang, 161 Kantor Cabang Pembantu, 17 Kantor Kas, 22 Mobil Layanan
Gerak, dan 16 Payment Point.
PT. Bank BNI Syariah Kantor Cabang Medan merupakan cabang yang ke- 11
dan didirikan pada tanggal 15 Agustus 2002 yang diresmikan oleh Agoest
Soebhakti, Direktur Ritel Bank Negara Indonesia.
PT. Bank BNI Syariah adalah satu dari beberapa cara Bank BNI untuk
melayani masyarakat yang menginginkan sistem perbankan yang berdasarkan
prinsip syariah dalam rangka mewujudkan Bank BNI sebagai Universal Banking,
PT. Bank BNI Syariah merupakan unit tersendiri yang secara struktural tidak
terpisahkan dengan unit – unit lain di Bank BNI dan bergerak khusus di
perbankan syariah. Namun demikian dalam operasional pembukaannya sama
sekali terpisah dengan Bank BNI yang melakukan kegiatan umum, tanpa
mengurangi fasilitas pelayanan yang ada di Bank BNI.
Alasan pembukaan Cabang Syariah yaitu :
a. Menyediakan layanan perbankan yang lengkap untuk mewujudkan
BNI sebagai Universal Banking.
b. Berdasarkan data Majelis Ulama Indonesia (MUI), sebanyak 30%
masyarakat Indonesia menolak sistem bunga.
c. Landasan operasional Perbankan Syariah sudah kuat.
d. Berdasarkan hasil survei, respon dan kepercayaan masyarakat yang
Adapun berdirinya PT. Bank BNI Syariah Kantor Cabang Medan
berdasarkan ketentuan dan aturan yang berkaitan dengan Perbankan Syariah
adalah sebagai berikut:
a. Undang – undang No. 10 Tahun 1998
b. Surat Keputusan Gubernur Bank Indonesia No. 12/41/KEP.GB/2010
dan No.32/23/KEP/DIR Tanggal 12 Mei1999 Tentang Bank Umum
berdasarkan Prinsip Syariah, perubahan kegiatan usaha, dan
pembukaan Kantor Cabang Syariah.
c. Peraturan Bank Indonesia No. 2/7/PBI/2000 Tanggal 27 Februari 2000
Tentang Giro Wajib Minimum dalam Rupiah dan Valuta asing bagi
Bank Umum yang melakukan kegiatan usaha berdasarkan prinsip
Syariah.
d. Peraturan Bank Indonesia No. 2/14/PBI/2000 Tanggal 9 Juni 2000
Tentang perubahan atas Peraturan Bank Indonesia No. 1/3/PBI/2000
Tentang penyelenggaraan kliring lokal dan penyelesaian akhir
transaksi pembayaran antara bank atas kliring lokal.
e. Peraturan Bank Indonesia No. 2/8/PBI/2000 Tanggal 23 Juni 2000
Tentang pasar uang antar Bank berdasarkan prinsip Syariah.
B. Visi dan Misi Bank BNI Syariah Cabang Medan
Visi BNI Syariah
“Menjadi bank syariah pilihan masyarakat yang unggul dalam layanan
dan kinerja”
Misi BNI Syariah
a. Memberikan kontribusi positif kepada masyarakat dan peduli pada
kelestarian lingkungan.
b. Memberikan solusi bagi masyarakat untuk kebutuhan jasa perbankan
syariah.
c. Memberikan nilai investasi yang optimal bagi investor.
d. Menciptakan wahana terbaik sebagai tempat kebanggaan untuk berkarya
dan berprestasi bagi pegawai sebagai perwujudan ibadah.
C. Produk – Produk di Bank BNI Syariah Cabang Medan
BNI Syariah memiliki berbagai jenis produk dan jasa yang relatif
lengkap untuk memenuhi kebutuhan individu, usaha kecil, dan institusi.
Produk dan jasa yang tersedia untuk individu, usaha kecil maupun institusi
meliputi produk pembiayaan, produk investasi, produk simpanan, dan
jasa-jasa perbankan. Keseluruhan produk tersebut dapat digunakan oleh seluruh
lapisan masyarakat tanpa membedakan etnis maupun agama.
1. Produk Penghimpun Dana a. Tabungan
1. BNI Syariah Tabungan Haji
Tabungan iB THI Hasanah (BNI Syariah Tabungan Haji) ialah
bentuk investasi dana untuk perencanaan haji yang dikelola berdasarkan
prinsip syariah dengan akad Mudharabah dengan sistem setoran bebas atau bulanan, bermanfaat sebagai sarana pembayaran Biaya
Penyelenggaraan Ibadah Haji (BPIH).
2. BNI Syariah Tabungan Bisnis Perorangan
Tabungan iB Bisnis Hasanah Perorangan (BNI Syariah Tabungan
Bisnis Perorangan) ialah bentuk investasi dana yang dikelola
berdasarkan prinsip syariah dengan akad Mudharabah yang dilengkapi dengan detil mutasi debet dan kredit pada buku tabungan dalam mata
uang Rupiah dan bagi hasil yang lebih kompetitif.
3. BNI Syariah Tabungan Prima
Tabungan iB Hasanah Prima (BNI Syariah Tabungan Prima) ialah
akad Mudharabah yang memberikan berbagai fasilitas serta kemudahan bagi nasabah segmen high networth individuals secara perorangan dalam mata uang Rupiah dan bagi hasil yang lebih kompetitif.
4. BNI Syariah Tabungan Anak
BNI Syariah Tabungan Anak (Tabungan iB Tunas Hasanah) adalah
produk simpanan dalam mata uang Rupiah berdasarkan akad wadiah
yang diperuntukkan bagi anak-anak dan pelajar yang berusia dibawah
17 tahun.
5. BNI Syariah Tabungan Bisnis Non Perorangan
Tabungan iB Hasanah Bisnis Non Perorangan (BNI Syariah
Tabungan Bisnis Non Perorangan) ialah bentuk investasi dana yang
dikelola berdasarkan prinsip syariah dengan akad Mudharabah yang dilengkapi dengan detil mutasi debet dan kredit pada buku tabungan
dalam mata uang Rupiah untuk nasabah non perorangan.
6. BNI Syariah Tabungan Tabungan iB Hasanah
Bentuk investasi dana yang dikelola berdasarkan prinsip syariah
dengan akad Mudharabah atau simpanan dana yang menggunakan akad Wadiah yang memberikan berbagai fasilitas serta kemudahan bagi
nasabah dalam mata uang Rupiah
7. BNI Syariah Tabungan Rencana
Tabungan iB Tapenas Hasanah (BNI Syariah Tabungan Rencana)
ialah bentuk investasi dana untuk perencanaan masa depan yang
sistem setoran bulanan yang bermanfaat untuk membantu menyiapkan
rencana masa depan seperti rencana liburan, ibadah umrah, pendidikan
ataupun rencana masa depan lainnya.
8. TabunganKu iB
TabunganKu iB ialah produk simpanan dana dari Bank Indonesia
yang dikelola sesuai dengan prinsip syariah dengan akad Wadiah dalam
mata uang Rupiah untuk meningkatkan kesadaran menabung
masyarakat.
b. Deposito
BNI Syariah Deposito
Deposito iB Hasanah (BNI Syariah Deposito) yaitu investasi
berjangka yang dikelola berdasarkan prinsip syariah yang ditujukan
bagi nasabah perorangan dan perusahaan, dengan menggunakan prinsip
mudharabah. c. Giro
BNI Syariah Giro
Giro iB Hasanah (BNI Syariah Giro) ialah titipan dana dari pihak
ketiga yang dikelola berdasarkan prinsip syariah dengan akad wadiah
yang penarikannya dapat dilakukan setiap saat dengan menggunakan
Cek, Bilyet Giro, sarana perintah pembayaran lainnya atau dengan
2. Produk Pembiayaan a. Pribadi
1. BNI Syariah Kepemilikan Emas (Pembiayaan Emas iB Hasanah)
Pembiayaan Emas iB Hasanah (BNI Syariah Kepemilikan Emas)
merupakan fasilitas pembiayaan yang diberikan untuk membeli emas
logam mulia dalam bentuk batangan yang diangsur secara pokok setiap
bulannya melalui akad Murabahah (jual beli).
2. BNI Syariah KPR Syariah
BNI Syariah KPR Syariah (Griya iB Hasanah) adalah fasilitas
pembiayaan konsumtif yang diberikan kepada anggota masyarakat
untuk membeli, membangun, merenovasi rumah (termasuk ruko, rusun,
rukan, apartemen dan sejenisnya), dan membeli tanah kavling serta
rumah indent, yang besarnya disesuaikan dengan kebutuhan
pembiayaan dan kemampuan membayar kembali masing-masing calon.
3. BNI Syariah Multijasa
Multijasa iB Hasanah adalah fasilitas pembiayaan konsumtif yang
diberikan kepada masyarakat untuk kebutuhan jasa dengan agunan
berupa fixed asset atau kendaraan bermotor selama jasa dimaksud tidak bertentangan dengan undang-undang/hukum yang berlaku serta tidak
termasuk kategori yang diharamkan Syariah Islam.
4. BNI Syariah Otomotif
Oto iB Hasanah adalah fasilitas pembiayaan konsumtif murabahah
bermotor dengan agunan kendaraan bermotor yang dibiayai dengan
pembiayaan ini.
5. BNI Syariah Pembiayaan Jaminan Cash
CCF iB Hasanah adalah pembiayaan yang dijamin dengan cash,
yaitu dijamin dengan Simpanan dalam bentuk Deposito, Giro, dan
Tabungan yang diterbitkan BNI Syariah.
6. BNI Syariah Flexi iB Hasanah,
Flexi IB Hasanah adalah kerjasama dengan perusahaan/ lembaga/instansi dalam rangka pembiayaan kepada pegawainya.
Dalam kerjasama ini perusahaan melakukan pendebetan gaji untuk
kepentingan angsuran pegawai.
7. BNI Syariah Pembiayaan Haji
Pembiayaan THI iB Hasanah adalah fasilitas pembiayaan
konsumtif yang ditujukan kepada nasabah untuk memenuhi kebutuhan
biaya setoran awal Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji (BPIH) yang
ditentukan oleh Kementerian Agama, untuk mendapatkan nomor seat
porsi haji dengan menggunakan akad ijarah.
8. BNI Syariah Multiguna
Multiguna iB Hasanah adalah fasilitas pembiayaan konsumtif yang
diberikan kepada anggota masyarakat untuk membeli barang kebutuhan
konsumtif dengan agunan berupa barang yang dibiayai (apabila bernilai
material) dan atau fixed asset yang ditujukan untuk kalangan profesional dan pegawai aktif yang memiliki sumber pembayaran
undang-undang/hukum yang berlaku serta tidak termasuk kategori yang
diharamkan Syariah Islam.
b. Korporasi
1. BNI Syariah Multifinance
Pembiayaan kepada Multifinance adalah penyaluran pembiayaan langsung dengan pola executing, kepada Multifinance untuk usahanya dibidang perusahaan pembiayaan sesuai dengan prinsip Syariah.
2. BNI Syariah Linkage Program
Pembiayaan Kerjasama Linkage Program iB Hasanah adalah fasilitas pembiayaan dimana BNI Syariah sebagai pemilik dana
menyalurkan pembiayaan dengan pola executing kepada Lembaga Keuangan Syariah (LKS) (BMT, BPRS, KJKS, dll) untuk diteruskan ke
end user (pengusaha mikro, kecil, dan menengah syariah). Kerjasama
dengan LKS dapat dilakukan secara langsung ataupun melalui Lembaga
Pendamping.
3. BNI Syariah Kopkar/Kopeg
Pembiayaan Kerjasama Kopkar/Kopeg iB Hasanah adalah fasilitas
pembiayaan mudharabah produktif dimana BNI Syariah sebagai
pemilik dana menyalurkan pembiayaan dengan pola executing kepada
Koperasi Karyawan (Kopkar)/Koperasi Pegawai (kopeg) untuk
disalurkan secara prinsip syariah ke end user/pegawai.
4. BNI Syariah Usaha Besar
Usaha Besar iB Hasanah adalah pembiayaan syariah yang
kepada pengusaha pada segmentasi besar berdasarkan prinsip-prinsip
pembiayaan syariah.
5. BNI Syariah Valas
Pembiayaan Valas iB Hasanah adalah pembiayaan yang diberikan oleh unit operasional dalam negeri kepada nasabah pembiayaan dalam
negeri, dalam bentuk mata uang valuta asing.
6. BNI Syariah Ekspor
Pembiayaan Ekspor iB Hasanah adalah fasilitas pembiayaan yang
diberikan kepada eksportir (perusahaan ekspor), baik dalam rupiah
maupun valuta asing untuk keperluan modal kerja dalam rangka
pengadaan barang-barang yang akan diekspor (sebelum barang
dikapalkan/preshipment) dan/atau untuk keperluan pembiayaan proyek investasi dalam rangka produksi barang ekspor.
7. BNI Syariah Onshore
Pembiayaan Onshore iB Hasanah adalah pembiayaan yang diberikan oleh unit operasional dalam negeri kepada nasabah
pembiayaan dalam negeri, dalam bentuk mata uang valuta asing untuk
membiayai usaha yang dikategorikan kegiatan ekspor (penghasil
devisa).
8. BNI Syariah Sindikasi
Pembiayaan Sindikasi iB Hasanah adalah pembiayaan yang
diberikan oleh dua atau lebih Lembaga Keuangan untuk membiaya
menggunakan dokumen yang sama dan diadministrasikan oleh Agen
yang sama pula.
c. Mikro
1. Rahn Mikro
Pembiayaan mulai dari Rp. 500 rb hingga Rp. 50 Jt
Jangka Waktu Pembiayaan 3,6,9,12 bulan (tidak dapat
diperpanjang)
Tujuan :
Modal usaha/ produktif, biaya pendidikan, kesehatan, dan lain-lain
(konsumtif) dan keperluan lainnya.
2. Mikro 3 iB Hasanah
Pembiayaan mulai dari > Rp. 50 Juta hingga Rp. 500Juta
Jangka Waktu Pembiayaan mulai 6 bulan hingga 60 bulan.
Tujuan :
Pembiayaan Pembelian barang modal kerja, Investasi produktif dan
pembelian barang lainnya (konsumtif).
3. Mikro 2 iB Hasanah
Pembiayaan mulai dari Rp. 5 Juta hingga Rp. 50 Juta
Jangka Waktu Pembiayaan mulai 6 bulan hingga 36 bulan
Tujuan :
Pembiayaan pembelian barang modal kerja, Investasi produktif dan
d. Usaha Kecil dan Menengah 1. BNI Syariah Wirausaha
Wirausaha iB Hasanah (WUS) adalah fasilitas pembiayaan
produktif yang ditujukan untuk memenuhi kebutuhan pembiayaan
usaha-usaha produktif (modal kerja dan investasi) yang tidak
bertentangan dengan syariah dan ketentuan peraturan perundangan
yang berlaku.
2. BNI Syariah Dealer iB Hasanah
Pola kerjasama pemasaran dealer dilatarbelakangi oleh adanya potensi pembiayaan kendaraan bermotor secara kolektif yang
melibatkan end user dalam jumlah yang cukup banyak. Hal tersebut membutuhkan tenaga yang cukup besar dalam hal penyaluran,
pemantauan, atau penyelesaian pembiayaannya.
3. BNI Syariah Tunas Usaha
Tunas Usaha iB Hasanah (TUS) adalah pembiayaan modal kerja
dan atau investasi yang diberikan untuk usaha produktif yang feasible
namun belum bankable dengan prinsip syariah dalam rangka
mendukung pelaksanaan Instruksi Presiden Nomor 6 tahun 2007.
4. BNI Syariah Usaha Kecil
Usaha Kecil iB Hasanah adalah pembiayaan syariah yang
digunakan untuk tujuan produktif (modal kerja maupun investasi)
kepada pengusaha kecil berdasarkan prinsip-prinsip pembiayaan
5. BNI Syariah Linkage
Pembiayaan Kerjasama Linkage Program iB Hasanah adalah
fasilitas pembiayaan dimana BNI Syariah sebagai pemilik dana
menyalurkan pembiayaan dengan pola executing kepada Lembaga
Keuangan Syariah (LKS) (BMT, BPRS, KJKS, dll) untuk diteruskan ke
end user (pengusaha mikro, kecil, dan menengah syariah). Kerjasama
dengan LKS dapat dilakukan secara langsung ataupun melalui Lembaga
Pendamping.
D. Uraian Pekerjaan dan Struktur Organisasi 1. Pimpinan Cabang
Fungsi-fungsi dari Pimpinan Cabang, antara lain :
a. Memimpin dan bertanggung jawab penuh atas seluruh aktfitas cabang
dalam memberikan pelayanan kepada nasabah.
b. Bertanggung jawab sepenuhnya untuk membina dan mengembangkan
kepegawaian dalam usaha meningkatkan prestasi mutu kerja para pegawai.
c. Bertanggung jawab sepenuhnya atas pelaksanaan fungsi-fungsi
manajemen secara utuh.
d. Menyelia dan berpartisipasi aktif terhadap unit dibawahnya.
2. Wakil Pimpinan Bidang Operasional
Fungsi-fungsi dari Bidang Operasional, antara lain :
a. Menyelia kegaiatan pelayanan di front office dan back office dengan mengupayakan pelayanan yang optimal.
c. Membantu pimpinan cabang dalam melaksanakan tugas dan tanggung
jawabnya.
3. Unit Kontrol Intern
Fungsi-fungsi dari Unit Kontrol Inter, antara lain :
a. Melakukan pengawasan rutin terhadap proses kegiatan harian cabang.
b. Melakukan pemeriksaan kas.
c. Melakukan review terhadap operasional kredit, dokumen, dan penguasaan barang jaminan, serta memantau perkembangan kredit.
d. Melakukan verifikasi atas rekening dalam penyelesaian.
e. Melakukan penyelidikan terhadap kecurangan yang terjadi.
4. Unit Pemasaran Bisnis
Fungsi-fungsi dari Unit Pemasaran Bisnis, antara lain :
a. Memasarkan dan mengelola kredit.
b. Mengajukan usul pembiayaan, menyusun struktur pembiayaan serta
memonitor dan mengendalikan penggunaan, pembayaran kembali
pembiayaan sesuai perjanjian.
c. Memasarkan produk dan jasa perbankan, penelitian dan ekonomi daerah
dan menyusun peta bisnis.
d. Mencari nasabah sesuai dengan target market.
e. Membina hubungan dan memantau aktivitas nasabah.
5. Unit Pelayanan Nasabah
Unit Pelayanan Nasabah terbagi 2 yaitu :
a. Asisten Pelayanan Jasa
2. Melayani permintaan, menyerahkan dan memantau permasalahan kartu
ATM.
3. Melayani permintaan pencairan margin dan deposito
4. Melayani informasi mengenai produk dan jasa
5. Melayani transaksi dalam negeri
6. Melayani jasa kirim uang
7. Melayani nasabah inti dan jasa custodian
8. Melaksanakan perbaikan/penyempurnaan hasil temuan audit
b. Asisten pelayan uang tunai
1. Melayani semua jenis transaksi kes/tunai, pemindahan dan kliring
2. Melayani kegiatan eksternal payment point, kas mobil, kantor kas dan cabang pembantu.
3. Melaksakan perbaikan/penyempurnaan audit
6. Unit Operasional
Unit Operasional terbagi 3 yaitu :
a. Analisis Pembiayaan
a. Meneliti kebenaran dan kelengkapan data/informasi mengenai calon
debitur dengan ketentuan manajemen pembiayaan
b. Menilai kewajaran laporan keuangan yang diserahkan oleh debitur
c. Menyiapkan PAK sesuai ketentuan pembiayaan untuk disampaikan
kepada unit pemasaran bisnis sebagai bagian dari PAK lengkap
d. Memberikan pendapat hasil analisis berbagai aspek penilaian pembiayaan
e. Memantau dan menganalisis aktivitas keuangan debitur melalui riwayat
b. Asisten Administrasi Pembiayaan
a. Mengelola administrasi pembiayaan
b. Mengelola portebel (outstanding dan kondisi) pembiayaan c. Memantau proses pemberian pembiayaan
d. Mengelola penerbitan jaminan bank
e. Melaksanakan perbaikan/penyempurnaan hasil temuan audit
c. Asisten Kliring
a. Melaksanakan entry transaksi secara kliring/pemindahan kedalam sistem
opersional bank.
b. Melayani semua jenis transaksi kas/tunai, pemindahan dan kliring.
c. Melaksanakan perbaikan/penyempurnaan hasil temuan audit.
7. Unit Keuangan dan Umum a. Asisten Adminiatrasi
a. Mengelola komunikasi cabang .
b. Menyelesaikan transaksi DPT ( Daftar Post Terbuka ).
c. Memantau proses pemberian pembiayaan.
d. Mengelola output dari sistem.
e. Mengelola laporan cabang.
b. Petugas Non Administrasi
a. Membantu pengelolaan administrasi umum.
BAB III
PEMBAHASAN
A. Akad Murabahah
1. Pengertian Akad Murabahah
Menurut istilah fiqh dalam kamus istilah fiqh dijelaskan bahwa yang dimaksud dengan jual beli murabahah adalah jual beli barang dengan tambahan
harga atas harga belian yang pertama secara jujur. Dengan murabahah ini, orang
pada hakikatnya ingin mengubah bentuk bisnisnya dari kegiatan pinjam
meminjam menjadi transaksi jual beli (Wiroso, 2005).
Murabahah adalah jual beli barang pada harga asal dengan keuntungan yang
disepakati. Dalam hal ini penjual harus memberitahukan harga pokok yang ia beli
dan menentukan tingkat keuntungan sebagai tambahannya (Syafi’i Antonio,
2001).
Ba’i al-murabahah dapat juga didefinisikan sebagai jual beli barang pada harga asal dengan tambahan harga asal yang disepakati. Dalam hal ini penjual
harus memberitahu harga produk yang ia beli dan menentukan suatu tingkat
keuntungan sebagai tambahannya. Pembayarannya dapat dilakukan secara tunai
maupun angsur pada jangka waktu tertentu.
Menurut Sutan Remy Sjahdeini, murabahah adalah jasa pembiayaan dengan
mengambil bentuk transaksi jual beli dengan cicilan. Adiwarman Karim pun
mengemukakan bahwa tata cara pembayaran dalam jual beli murabahah dapat
Dari beberapa pendapat di atas, kita dapat menarik kesimpulan bahwa cara
pembayaran murabahah dapat secara tunai maupun cicilan. Namun, apabila
ditelusuri lagi, seorang nasabah mengadakan kerjasama dengan pihak bank untuk
tujuan kepemilikan terhadap suatu barang tertentu disebabkan oleh karena
nasabah tersebut tidak memiliki dana tunai untuk transaksi langsung dengan pihak
supplier. Bank adalah pihak yang memiliki kelebihan dana yang merupakan hasil himpunan dana dari nasabah-nasabahnya. Dana tersebut disalurkan oleh bank
kepada pihak-pihak yang kekurangan dana agar dapat memenuhi kebutuhannya
dan bank mengambil keuntungan dari transaksi ini. Dengan begini, nasabah dapat
melakukan jual beli dengan pembayaran tangguh (angsuran). Murabahah adalah bagian dari muamalah yang merupakan satu bentuk perjanjian jual beli yang harus
tunduk kaidah dan hukum umum yang dalam muamalah islamiyah.
2. Landasan Hukum Murabahah b. Al- qur’an
b. Al- hadits
Dari Suhaib ar-Rumi r.a bahwa Rasulullah saw. bersabda, “Tiga hal yang di dalamnya terdapat keberkahan : jual beli secara tangguh, muqaradhah (mudharabah), dan mencampur gandum dengan tepung dengan keperluan rumah, bukan untuk dijual,” (HR Ibnu Majah)
Dari Abu Said Al-Khudri bahwa Rasulullah SAW bersabda,
“Sesungguhnya jual beli itu harus dilakukan suka sama suka” (HR. Al-Baihaqi dan Ibnu Majah dan dinilai shahih oleh Ibnu Hibban)
c. Fatwa DSN MUI tentang pembiayaan murabahah :
a. Fatwa DSN No. 04/DSN-MUI/IV/2000 tentang Murabahah;
b. Fatwa DSN No. 13/DSN-MUI/XI/2000 tentang uang muka
Murabahah.
3. Rukun dan Syarat Murabahah
Rukun dari murabahah jual beli adalah sebagai berikut:
1. Pihak yang berakad terdiri dari penjual (ba’i) dan pembeli
(musytari).
2. Barang/objek (mabi’) yaitu barang yang diperjual belikan.
Barang tersebut harus sudah dimiliki oleh penjual sebelum dijual
kepada pembeli, atau penjual menyanggupi untuk mengadakan
barang yang diinginkan pembeli.
3. Harga (tsaman).
Harga yang disepakati harus jelas jumlahnya dan jika dibayar
4. Ijab qabul (sighat).
Ijab qabul sebagai indikator saling ridha antara kedua pihak
(penjua dan pembeli) untuk melakukan transaksi.
Syarat murabahah sebagai berikut:
a. Penjual memberi tahu biaya modal kepada nasabah calon
pembeli.
b. Kontrak pertama harus sah sesuai dengan rukun yang
ditetapkan.
c. Kontrak harus bebas dari riba.
d. Penjual harus menjelaskan kepada pembeli bila terjadi cacat atas
barang sesudah pembelian.
e. Penjual harus menyampaikan semua hal yang berkaitan dengan
pembelian, misalnya pembelian dilakukan secara utang.
Secara prinsip, jika syarat (a), (d), atau (e) tidak dipenuhi maka
pembeli memiliki pilihan:
a. Melanjutkan pembelian seperti apa adanya.
b. Kembali kepada penjual dan menyatakan ketidak setujuan atas
barang yang dijual.
c. Membatalkan kontrak.
Jual beli secara al-murabahah di atas hanya untuk barang atau produk yang dikuasai atau di miliki oleh penjual pada waktu saat
B. Teori Pembiayaan
1. Pengertian pembiayaan
Pengertian pembiayaan menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor
21 Tahun 2008 adalah penyediaan dana atau tagihan yang dipersamakan dengan
hal itu berupa:
a. transaksi bagi hasil dalam bentuk mudharabah dan musyarakah;
b. transaksi sewa menyewa dalam bentuk ijarah atau sewa beli dalam bentuk
ijarah muntahiya bittamlik;
c. transaksi jual beli dalam bentuk piutang murabahah, salam, dan istishna;
d. transaksi pinjam meminjam dalam bentuk piutang qardh; dan
e. transaksi sewa menyewa jasa dalam bentuk ijarah untuk transaksi multi jasa.
Berdasarkan persetujuan atau kesepakatan antara Bank Syariah dan/atau UUS dan
pihak lain yang mewajibkan pihak yang dibiayai dan/atau diberi fasilitas dana
untuk mengembalikan dana tersebut setelah jangka waktu tertentu dengan imbalan
ujrah, tanpa imbalan, atau bagi hasil.
Sedangkan definisi pembiayaan menurut Muhammad Syafi’i Antonio
sebagai salah satu tugas pokok bank adalah pemberian fasilitas penyediaan dana
untuk memenuhi kebutuhan pihak-pihak yang merupakan defisit unit (Rivai, Veithzal; Ariviyan Arifin, 2010).
investasi yang telah direncanakan, baik dilakukan sendiri atau lembaga.
Pembiayaan dapat dijadikan salah satu fungsi intermediary bank syariah dalam menyalurkan dana yang telah dikumpulkan dari surplus unit melalui suatu kesepakatan dalam jangka waktu tertentu dikembalikan dengan imbalan atau bagi
hasil.
Dalam istilah teknisnya pada perbankan syariah pembiayaan disebut
sebagai aktiva produktif. Sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia aktiva
produktif adalah penanaman dana Bank Syariah baik dalam rupiah maupun valuta
asing dalam bentuk pembiayaan, piutang, qardh, surat berharga syariah, penempatan, penyertaan modal, penyertaan modal sementara, komitmen dan
kontijensi pada rekening administratif serta Sertifikat Wadi’ah Bank Indonesia
(Peraturan Bank Indonesia No. 4/7/PBI/2003 tanggal 19 Mei 2003).
Dalam aktivitas pembiayaan bank syariah akan menjalankan dengan
berbagai teknik dan metode, yang penerapannya tergantung pada tujuan dan
aktivitas.
2. Tujuan dan Manfaat pembiayaan
Pemberian suatu fasilitas kredit mempunyai tujuan tertentu, kredit tersebut
tidak akan terlepas dari misi bank tersebut didirikan. Adapun tujuan utama dari
pemberian suatu pembiayaan antara lain :
1. Mencari keuntungan yaitu untuk memperoleh dari pemberian kredit tersebut,
hasil tersebut terutama dalam bentuk bunga yang diterima oleh bank sebagai
balas jasa dan biaya administrasi kredit yang dibebankan kepada nasabah.
2. Membantu usaha nasabah yang memerluan dana, baik dana investasi maupun
3. Membantu pemerintah bagi pemerintah semakin banyak pembiayaan yang
disalurkan oleh pihak perbankan, maka semakin baik, mengingat semakin
banyak kredit berarti adanya peningkatan pembangunan di berbagai sektor.
Dilihat dari tujuan diatas dapat disimpulkan bahwa pemberian suatu
pembiayaan tidak hanya menguntungkan bagi satu sisi pihak saja yaitu pihak
yang diberikan pembiayaan tetapi juga meguntungkan bagi pihak yang
memberikan pembiayaan.
Manfaaat pembiayaan ditinjau dari berbagai segi :
1. Kepentingan Debitur.
a. Memungkinkan untuk memperluas dan mengembangkan usahanya.
b. Jangka waktu pembiayaan dapat disesuaikan dengan kebutuhan dana
debitur uantuk pembiayaan investasi dapat disesuaikan
dengankapasitas perusahaan yangbersangkutan,untuk pembiayaan
modal kerja dapat diperpanjang berulang-ulang.
2. Kepentingan Perbankan.
a. Menjaga stabilitas usahanya, serta membantu memasarkan jasa-jasa
bank.
b. Untuk merebut pasar (Market Share) dalam industri perbankan, berhubung pada saat ini keseimbangan antara penawaran dana dan
permintaan akan dana masih belum ada, maka fasilitas pembiayaan
sering digunakan oleh bank sebagai perangsang dalam merebut
nasabah bank lain dengan pemberian kredit yang lebih besar jumahnya
3. Kepentingan Pemerintah
a. Pembiayaan dapat digunakan sebagai alat untuk memacu pertumbuhan
ekonomi secara umum, diantaranya menciptakan lapangan kerja.
b. Sebagai sumber pendapatan Negara.
4. Kepentingan Masyarakat Luas
a. Dengan adanya kelancaran dari proses pembiayaan yang diharapkan
akan memperoleh adanya pertumbuhan ekonomi yang pesat dan
nantinya akan menimbulkan lapangan kerja baru.
b. Meningkatkan fungsi pasar, karena ada peningkatan daya beli.
C. Karakteristik Produk Pembiayaan Emas iB Hasanah BNI Syariah
Pembiayaan Emas iB Hasanah merupakan fasilitas pembiayaan konsumtif
yang diberikan kepada anggota masyarakat untuk membeli emas logam mulia
dalam bentuk batangan bersertifikat ANTAM yang diangsur secara pokok setiap
bulannya selama masa pembiayaan dengan menggunakan akad murabahah (jual
beli) dengan maksimal pembiayaan mencapai Rp 150 juta.
Sasaran pembiayaan ini ditujukan kepada nasabah untuk memenuhi
kebutuhan membeli emas logam mulia ANTAM sesuai dengan kemampuan
masing-masing calon nasabah khususnya pegawai yang berpenghasilan tetap,
Karakteristik produk pembiayaan Emas iB Hasanah yang dipraktekkan oleh
BNI Syariah adalah:
1. Akad yang digunakan adalah akad jual beli. Implikasi dari penggunaan
akad jual beli mengharuskan adanya penjual, pembeli, dan barang yang
dijual. Bank syariah selaku penjual harus menyediakan barang untuk
nasabah yang dalam hal ini adalah sebagai pembeli. Sehingga nasabah
berkewajiban untuk membayar barang yang telah diserahkan oleh Bank
syariah.
5. Obyek pembiayaan yang dapat diterima adalah emas Logam Mulia (LM)
bersertifikat PT. ANTAM.
6. Harga yang ditetapkan sesuai dengan harga emas pada saat
berlangsungnya akad, serta tidak dipengaruhi oleh frekuensi waktu
pembiayaan. Jadi, harga yang ada hanyalah satu yaitu harga yang telah
disepakati oleh Bank Syariah dan nasabah.
7. Keuntungan dalam Pembiayaan Emas iB Hasanah berbentuk margin
penjualan yang sudah termasuk harga penjualan. Keuntungan tersebut
sudah ditetapkan oleh pihak Bank dan sudah disetujui oleh nasabah.
8. Pembayaran harga barang dapat dilakukan secara angsuran. Jadi, pihak
nasabah berhutang kepada pihak Bank syariah, karena belum melunasi
kewajiban membayar harga barang yang ditransaksikan. Sedangakn
angsuran Pembiayaan Emas iB Hasanah dapat dilakukan setiap bulan
sampai dengan jatuh tempo pembiayaan. Besarnya angsuran bersifat
9. Dalam Pembiayaan Emas iB Hasanah memungkinkan adanya jaminan
berupa obyek pembiayaan itu sendiri.
Dalam pandangan syariat islam, penetapan harga pada transaksi jual beli
ditentukan pada saat akad. Hal ini dilakukan agar terdapat kejelasan antara kedua
belah pihak (penjual dan pembeli) tentang penetapan harga barang dan
menghindari kemungkinan terjadinya perselisihan.
1. Keunggulan Pembiayaan Emas iB Hasanah
a. Objek pembiayaan berupa logam mulia yang bersertifikat PT.
ANTAM.
b. Angsuran tetap setiap bulannya selama masa pembiayaan sampai
dengan lunas.
c. Biaya administrasi yang ringan mulai dari Rp 50.000,-
d. Margin kompetitif.
e. Pembayaran angsuran melalui debet rekening secara otomatis.
f. Jangka waktu pembiayaan minimal 2 tahun dan maksimal 5 tahun.
g. Maksimum pembiayaan sampai dengan Rp 150.000.000,-
2. Tujuan Pembiayaan
Tujuan dari Pembiayaan Emas iB Hasanah ini adalah:
a. Meningkatkan portofolio pembiayaan konsumtif syariah
3. Kebijakan Pembiayaan
a. Maksimal Pembiayaan
Maksimal pembiayaan Emas iB Hasanah seberar 150.000.000 per
nasabah. Nasabah dimungkinkan untuk memperoleh Pembiayaan
Emas iB Hasanah dan Rahn Emas iB Hasanah secara bersamaan dengan jumlah saldo keseluruhan (Pembiayaan Emas iB Hasanah
dan Rahn Emas iB Hasanah) maksimal 250.000.000 dengan jumlah Pembiayaan Emas iB Hasanah maksimal 150.000.000.
b. Self Financing (uang muka)
Minimum 20% dari harga barang disetorkan tunai dan tidak
diperbolehkan berasal dari pinjaman/pembiayaan.
c. Tujuan Penggunaan Pembiayaan
Tujuan penggunaan pembiayaan adalah untuk memenuhi
kebutuhan konsumtif pembelian logam mulia dengan pola
murabahah.
d. Jenis dan Akad Pembiayaan
Pembiayaan konsumtif dengan menggunakan akad murabahah
yang berlaku.
e. Jangka Waktu Pembiayaan
Jangka waktu akad fasilitas pembiayaan adalah minimal 2 tahun
dan maksimal 5 tahun, dengan ketentuan sebagai berikut:
1. Untuk pegawai s/d usia 55 tahun atau pada saat pensiun.
f. Jenis valuta, margin pembiayaan
1. Jenis valuta IDR
2. Margin ditetapkan sebesar
Tabel 3.1 Tarif khusus Margin Pembiayaan Emas
JANGKA
3. Biaya administrasi
a. Pembelian emas s/d 50 gram = Rp 50.000
b. Pembelian emas lebih dari 50 gram s/d 100 gram = Rp
100.000
c. Pembelian emas lebih dari 100 gram = Rp 250.000
Baik margin maupun biaya administrasi harus dinyatakan dalam
nilai nominal, sedangkan presentase hanya untuk perhitungan
intern Bank.
g. Biaya – biaya.
1. Biaya pengelolaan pembiayaan dan administrasi dipungut pada
saat penandatanganan akad pembiayaan dan mempedomani
ketentuan tarif yang berlaku.
3. Biaya penutupan rekening dikenakan sesuai ketentuan yang
berlaku.
4. Baik margin maupun biaya administrasi harus dinyatakan
dalam nilai nominal, sedangkan presentase hanya untuk
perhitungan intern Bank.
h. Pengadaan obyek pembiayaan emas
Untuk pembelian emas di utamakan melalui PT Aneka Tambang,
tetapi apabila suatu daerah/cabang BNI Syariah tidak dapat
perwakilan /distributor PT Aneka Tambang maka dimungkinkan
pembelian emas melalui toko emas yang sebelumnya telah bekerja
sama dengan kantor cabang BNI Syariah dengan memperhatikan
hal-hal sebagai berikut:
1. Toko emas tersebut berada di kantor cabang/cabang pembantu
BNI Syariah. Hal ini dilakukan dengan mempertimbangkan
kemudahan untuk bertransaksi dan pengiriman barang.
2. Cabang meyakini bahwa emas yang dijual di toko emas
tersebut asli khususnya keabsahan sertifikat PT Aneka
Tambang.
3. Harga emas relatif bersaing.
4. Toko emas tersebut memiliki ijin usaha atau minimal telah
beroperasi selama 2 tahun.
5. Toko emas tersebut harus memiliki rekening tabungan/giro di
kantor cabang/cabang pembantu BNI Syariah, sehingga
6. Bersedia mengantar emas ke kantor BNI Syariah dan dananya
bersedia diblokir sebesar harga emas yang dibeli sampai fisik
emas diterima oleh bank.
7. Toko emas bersedia membeli kembali apabila karena sesuatu
hal bank akan menjual emas tersebut kembali.
8. Toko emas bersedia menandatangani perjanjian kerjasama
(PKS) yang berisi antara lain bahwa toko emas tersebut telah
ditetapkan sebagai rekanan untuk mensupply kebutuhan emas
kepada nasabah Bank BNI Syariah.
D. Prosedur Pembiayaan Emas iBHasanah di BNI Syariah Cabang Medan. 1. Pengertian prosedur.
Menurut Kamaruddin (1992 : 836 – 837 ) “ Prosedur pada dasarnya adalah
suatu susunan yang teratur dari kegiatan yang berhubungan satu sama lainnya dan
prosedur-prosedur yang berkaitan melaksanakan dan memudahkan kegiatan utama
dari suatu organisasi”.
Sedangkan pengertian prosedur menurut Ismail Masya (1994 : 74)
mengatakan bahwa “Prosedur adalah suatu rangkaian tugas-tugas yang saling
berhubungan yang merupakan urutan-urutan menurut waktu dan tata cara tertentu
untuk melaksanakan suatu pekerjaan yang dilaksanakan berulang-ulang”.
Sehingga dapat disimpulkan yang dimaksud dengan prosedur adalah suatu tata
cara kerja atau kegiatan untuk menyelesaikan pekerjaan dengan urutan waktu dan
2. Prosedur Umum Pembiayaan. 1. Verifikasi
a. Verifikasi dilakukan melalui wawancara dan disesuaikan dengan
informasi yang disampaikan nasabah pada formulir permohonan
pembiayaan.
b. Khusus untuk verifikasi total kewajiban nasabah terkait dengan fasilitas
Rahn Emas iB Hasanah yang telah berjalan, maka petugas cabang agar melakukan langkah-langkah tambahan sebagai berikut:
1. Melakukan pengecekan fasilitas Emas iB Hasanah dan Rahn Emas
iB Hasanah yang dimiliki nasabah pada sistem iCons. 2. Hasil pengecekan dituangkan dalam call memo.
3. Jika nasabah telah memiliki Pembiayaan Emas iB Hasanah dan atau
Rahn Emas iB Hasanah, maka keduanya diperhitungkan sebagai
total fasilitas yang dimiliki mengacu pada Kebijakan Umum
mengenai maksimum pembiayaan.
c. Setelah dipastikan bahwa seluruh data dan kondisi pembiayaan nasabah
telah sesuai dengan ketentuan, petugas Bank dapat melakukan
konfirmasi dan pemesanan emas di Toko Emas, dengan keterangan
sebagai berikut:
1. Ketersediaan barang.
2. Nomor Sertifikat Barang
3. Harga Barang
d. Jika dikemudian hari bahwa nasabah mengajukan permohonan di
maksimum Pembiayaan Emas iB Hasanah yang telah diterima sesuai
ketentuan yang berlaku.
2. Analisa Pembiayaan
a. Unit pengelola: Unit Customer Service, Unit Operasional, serta Unit Customer Processing Head (dhi. Collection Assistant) kantor cabang syariah.
b. Analisa repayment capacity dilakukan berdasarkan wawancara dan data yang diberikan nasabah pada formulir permohonan pembiayaan,
dengan menggunakan file skoring standar dari divisi PDM.
3. Persetujuan Pembiayaan
a. Kewenangan Memutus Pembiayaan
Kewenanagan memutus mengikuti ketentuan Pembiayaan Rahn Emas
iB Hasanah dan KKR No. 23.
b. Akad Pembiayaan
Persetujuan pembiayaan dituangkan dalam SKP dan selanjutnya
dibuatkan Akad Murabahah.
c. Keputusan Pembiayaan
Penyampaian keputusan pemberian Pembiayaan Emas iB Hasanah
diatur sebagai berikut:
1. Surat Keputusan Pembiayaan (SKP) disampaikan kepada
pemohon rangkap 2 (dua).
2. Pemohon mengembalikan copy surat Persetujuan Pembiayaan
yang telah ditandatangani sebagai tanda persetujuan yang
d. Disposisi Pembiayaan
Disposisi pembiayaan baru dapat dilakukan, apabila seluruh
persyaratan telah dipenuhi yaitu:
1. Akad pembiayaan telah ditandatangani oleh pemohon.
2. Pemeliharaan saldo dan blokir minimal sebesar saldo minimal
rekening afiliasi ditambah 1 (satu) kali angsuran perbulan
(angsuran hutang pokok + margin) dan biaya pengelolaan
rekening.
3. Biaya-biaya yang dipersyaratkan telah dibayar lunas (biaya
administrasi, dan lain-lain).
a. Uang muka nasabah telah dipenuhi/dibayar lunas.
b. Dibayarkan ke penjual/Toko Emas.
Penarikan/disposisi dilakukan dengan cara pemindahbukuan ke
rekening penjual/Toko Emas di Bank BNI Syariah.
4. Penyelenggaraan Rekening Pembiayaan.
Penyelenggaraan rekening Pembiayaan Emas iB Hasanah
merupakan produk pembiayaan Murabahah dengan diberikan
identitas khusus yaitu Pembiayaan Emas iB Hasanah.
5. Jangka waktu Pembiayaan.
Minimum 2 sampai 5 tahun. Hal ini berlaku untuk minimum
pelunasan, yaitu 2 tahun. Misalnya anda ikut program cicilan emas
BNI Syariah selama 5 tahun tetapi pada akhir tahun pertama anda
mendapat rezeki sehingga bisa melunasi lebih cepat cicilan emas
3. Alur Pembiayaan Emas iB Hasanah.
Gambar 3.1 Alur Pembiayaan Emas iB Hasanah
Keterangan:
1. Nasabah mengajukan permohonan Pembiayaan Emas iB Hasanah
dengan menyampaikan data persyaratan administrasi; petugas bank
melakukan analisa kemampuan nasabah melalui wawancara
berdasarkan data yang disampaikan nasabah.
2. Bank melakukan pembelian emas melalui toko emas yang sudah
bekerja sama dengan BNI Syari’ah sesuai kebutuhan nasabah.
3. Bank dan nasabah menandatangani akad pembiayaan murabahah,
nasabah wajib membuka rekening Tabungan iB Hasanah dan
menyetor uang muka yang dipersyaratkan.
4. Nasabah membayar kewajiban angsurannya ke bank sesuai jadwal. 1
3
4
E. Syarat –syarat pengajuan pembiayaan.
1. Berstatus sebagai pegawai aktif / profesional / pengusaha.
2. Pemohon minimal berusia 21 tahun, pada saat pembiayaan lunas
berusia maksimum:
a. 55 tahun untuk pegawai (usia pensiun),
b. 60 tahun untuk kalangan profesional dan pengusaha.
3. Mempunyai penghasilan tetap dan kemampuan mengangsur.
4. Mengajukan permohonan melalui pengisian formulir permohonan
pembiayaan konsumtif serta wawancara langsung.
Adapun kelengkapan Dokumen yang harus di penuhi dalam
pembiayaan Emas iB Hasanah adalah:
1. Formulir Permohonan Pembiayaan
2. Fotokopy KTP
3. Fotokopy NPWP (untuk permohonan Rp. 500.000.000 ke atas).
4. Fotokopy Kartu Identitas Pegawai (untuk pegawai).
F. Perhitungan Pembiayaan Emas iB Hasanah.
Bagi nasabah yang memperoleh pembiayaan dengan akad murabahah atau jual beli, besarnya margin akan tetap sampai periode pembiayaan berakhir
sehingga mempermudah nasabah dalam melakukan perencanaan keuangan,
karena besarnya angsuran tetap sampai jatuh tempo.
Misalnya Bapak Andi ingin membeli Logam Mulia (LM) ANTAM
pecahan 10 gram. Harga jual yang berlaku Rp. 517.000,-/gram. Yang akan
Simulasi perhitungan
- Harga Emas Rp 517.000 × 10 gr = Rp 5.170.000,-
- Uang muka min Rp 20% × Rp 5.170.000 = Rp 1.034.000,-
- Jangka waktu 2 tahun (24 bulan)
Harga emas Rp. 5.170.000
Uang muka disiapkan Rp. 1.034.000 -
Pembiayaan Bank Rp. 4.136.000
Margin 7,90 % (flat) jangka waktu 2 tahun Rp. 653.000 +
Pokok pembiayaan + margin Rp. 4.789.488
Angsuran per bulan Rp. 199.562,-
Porsi pokok pembiayaan = Rp. 4.136.000 / 24 bulan
= Rp. 172.333,33
Porsi margin = Rp. 653.000 / 24 bulan
= Rp. 27.208,33
Angsuran per bulan = Rp. 4.789.488 / 24 bulan
G. Pelaksanaan Pembiayaan Emas iB Hasanah di BNI Syariah Cabang Medan.
BNI Syariah mempunyai beberapa produk simpanan dan pembiayaan. Salah
satu produk pembiayaan BNI Syariah adalah Pembiayaan Emas iB Hasanah,
dimana pembiayaan ini ditujukan untuk semua masyarakat yang ingin memiliki
emas dalam bentuk batangan bersertifikat ANTAM (LM) yang dibeli secara
angsuran yang besarnya tetap setiap bulan selama masa pembiayaan dengan
menggunakan akad murabahah dan juga sebagai alternatif investasi bagi
masyarakat.
Bagi calon nasabah yang ingin melakukan pembiayaan Emas iB Hasanah
ini bisa langsung mengajukan pembiayaan dengan datang langsung ke Bank BNI
Syariah Cabang Medan dengan melengkapi syarat-syarat yang sudah ditentukan
oleh pihak Bank.
Apabila berkas-berkas nasabah yang diajukan untuk pembiayaan sudah
lengkap lalu diserahkan kepada bagian unit consumer sales guna untuk di input atau di kroscek dan dilanjutkan dengan pemberkasan di bagian unit consumer processing.. Setelah pemberkasan dilakukan kemudian berkas-berkas dibawa ke penyelia (Pimpinan Cabang) guna diperiksa kelengkapan data nasabah. Kemudian
berkas yang sudah lengkap dan pembiayaannya sudah disetujui diserahkan ke
Brand Manager dan Bagian operasional lalu di lakukan pelaksanaan akad.
1. Denda atau tunggakan
Apabila nasabah tidak atau terlambat melakukan pembayaran angsuran
dari angsuran yang tertunggak dan harus dibayar lunas oleh nasabah kepada Bank.
Dana hasil denda tersebut digunakan atau di salurkan untuk kepentingan sosial.
2. Pelunasan sebelum jatuh tempo
a. Nasabah dapat mengajukan permohonan pelunasan sebelum jatuh tempo,
secepat-cepatnya 1 (satu) tahun setelah akad pembiayaan berjalan.
b. Nasabah wajib membayar seluruh pokok dan margin (total piutang)
dengan menggunakan dana yang bukan berasal dari penjualan agunan
emas.
c. Nasabah dapat diberikan potongan atau pelunasan dipercepat, namun
tidak diperjanjikan dalam akad murabahah. Perhitungan total kewajiban
yang harus dibayar nasabah (performance) mengacu kepada ketentuan mengenai PPTM (Potongan Pelunasan Tagihan Murabahah) .
3. Penyelamatan pada saat pembiayaan macet.
Apabila nasabah tidak dapat melunasi kewajibannya pada saat jatuh tempo
dan/atau kewajiban Pembiayaan Emas iB Hasanah tersebut telah digolongkan
macet maka agunan dapat dieksekusi oleh pihak Bank secepat-cepatnya
setelah melampaui 1 (satu) tahun sejak tanggal akad.
Hasil eksekusi agunan diperhitungkan dengan sisa kewajiban nasabah
sebagai berikut:
a. Apabila eksekusi agunan lebih besar dari sisa kewajiban nasabah
b. Apabila hasil eksekusi agunan lebih kecil dari sisa kewajiban
nasabah maka selisih kurang tersebut tetap menjadi kewajiban
nasabah.
c. Apabila terdapat permasalahan maka harus ditempuh langkah
penyelesaian melalui Pengadilan Agama atau lembaga lain yang
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
Berdasarkan pembahasan tentang penerapan Akad Murabahah pada
Pembiayaan Emas iB Hasanah di BNI Syari’ah Semarang dapat diambil
kesimpulan sebagai berikut:
1. Dalam prosedur pembiayaan Emas iB Hasanah, Nasabah mengajukan
permohonan Pembiayaan Emas iB Hasanah dengan menyampaikan data
persyaratan administrasi; petugas bank melakukan analisis kemampuan
nasabah melalui wawancara berdasarkan data yang disampaikan nasabah,
kemudian jika permohonan pengajuan disetujui maka bank dan nasabah
menandatangani akad pembiayaan murabahah, setelah itu nasabah wajib
membuka rekening Tabungan iB Hasanah dan menyetor uang muka yang
dipersyaratkan.
2. Pengajuan Pembiayaan Emas iB Hasanah harus memenuhi syarat-syarat
yang telah ditentukan oleh pihak bank dan menyertakan kelengkapan
dokumen sesuai dengan Formulir Permohonan Pembiayaan yang diberikan.
3. Perhitungan Pembiayaan Emas iB Hasanah akan memperoleh margin yang
tetap sampai periode pembiayaan berakhir sehingga mempermudah
nasabah dalam melakukan perencanaan keuangan, karena besarnya
angsuran tetap sampai jatuh tempo.
4. Pelaksanaan Pembiayaan Emas iB Hasanah di BNI Syariah Cabang Medan
mengajukan pembiayaan Emas iB Hasanah ada 4 (empat) tahap: Pertama, tahap permohonan pengajuan pembiayaan. Kedua, tahap analisis yang dilakukan oleh Bagian Processing BNI Syariah. Analisis yang dilakukan
adalah 3 pilar analisis, yaitu kemampuan, legislatif dan objek akad. Ketiga, tahap persetujuan. Dan keempat, tahap pelaksanaan atau penandatangan akad.
B. SARAN
1. Sebaiknya dalam pengajuan pembiayaan Emas iB Hasanah, calon
nasabah harus melihat prosedur yang telah ditentukan sehingga pada
saat pengajuan dapat disetujui sesuai dengan permohonan yang telah
diajukan.
2. Bagi calon nasabah yang ingin mengajukan pembiayaan emas iB
Hasanah harus disesuikan dengan syarat-syarat yang sudah ditentukan
oleh pihak bank sehingga dalam pengajuannya lebih mudah dan lebih
cepat untuk disetujui.
3. Untuk masyarakat yang bermaksud akan melakukan Pembiayaan
Emas iB Hasanah sebaiknya disesuaikan dengan kemampuan
financial yang dia miliki.
4. Dalam pelaksanaan perjanjian Angsuran Emas iB Hasanah diharapkan
pihak bank selalu memperhatikan dan melakukan analisis pembiayaan
secara cermat dan teliti. Hal ini dipandang perlu untuk menghindari
atau mengantisipasi munculnya pembiayaan yang bermasalah
DAFTAR PUSTAKA
Al-Qur’an dan Terjemahnya, Depag RI.
Antonio, Muhammad Syafii, 2001. Bank Syariah: Dari Teori ke Praktik, Jakarta: Gema Insani.
RIVAI, Veithzal; Ariviyan Arifin. 2010. Islamic Banking: sebuah teori, konsep, dan aplikasi, Bumi Aksara. Jakarta.
Hasan, A. 1991. Bulughul Maraam, Bangil: CV. Pustaka Tamaam.
Muhammad Ridwan. 2007. konstruksi Bank Syari’ah Indonesia, Pustaka SM. Yogyakarta. Ed. 1, Cet. 1, hlm. 79-80.
Brosur Pembiayaan Emas iB Hasanah BNI Syariah Cabang Medan.
Buku Pedoman Pembiayaan (BPP) Emas iB Hasanah.
Company Profile BNI Syariah Cabang Medan
Wiroso. 2005. Jual Beli Murabahah, UII Press. Yogyakarta.
UU No. 21 Tahun 2008 sebagai revisi UU No. 10 Tahun 1998 Tentang Perbankan
Syariah