BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam dunia perbankan di Indonesia saat ini, perbankan syariah sudah
tidak lagi dianggap sebagai tamu asing. Hal ini dibuktikan dengan semakin
banyaknya bank yang menerapkan dual banking system dimana bank-bank yang sudah menerapkan sistem perbankan konvensional membentuk
unit-unit perbankan syariah dengan menerapkan sistem perbankan syariah.
Bahkan kini, ada beberapa bank asing yang beroperasi di Indonesia juga
berencana untuk membuka kantor layanan syariah sebagai strategi
bersaing dalam pasar yang terbuka. Dengan demikian, keberadaan sistem
perbankan syariah ini melengkapi keberadaan sistem perbankan
konvensional yang sudah diterima oleh kalangan masyarakat.
Menurut Undang-undang No.21 Pasal 1 ayat (1) tahun 2008 tentang
perbankan syariah atau dalam istilah internasional dikenal sebagai Islamic banking atau perbankan tanpa bunga (interest-free banking) adalah “Segala sesuatu yang menyangkut tentang bank syariah dan unit usaha
syariah, mencakup kelembagaan, kegiatan usaha, serta cara dan proses
dalam melaksanakan kegiatan usahanya”.
Menurut Rivai dan Arifin (2010 : 32) fungsi bank syariah secara garis
besar tidak berbeda dengan bank konvensional, yakni sama-sama sebagai
masyarakat yang membutuhkannya dalam bentuk fasilitas pembiayaan.
Perbedaan pokoknya terletak dalam perlakuan dan jenis keuntungan yang
diambil bank dari transaksi-transaksi yang dilakukannya. Bila bank
konvensional mendasarkan keuntungannya dari pengambilan bunga, maka
bank syariah dari apa yang disebut sebagai imbalan, baik berupa jasa (fee-base income) maupun mark-up atau profit margin, serta bagi hasil (loss and profit sharing).
Disamping dilibatkannya hukum islam dan pembebasan transaksi dari
mekanisme bunga (interest free), posisi unik lainnya dari bank syariah dibandingkan dengan bank konvensional adalah diperbolehkannya bank
syariah melakukan kegiatan-kegiatan usaha yang bersifat multi-finance
dan perdagangan (trading). Hal ini berkenaan dengan sifat dasar transaksi bank syariah yang merupakan investasi dan jual beli serta sangat
beragamnya pelaksanaan pembiayaan yang dapat dilakukan bank syariah,
seperti pembiayaan dengan prinsip bagi hasil (mudharabah), pembiayaan berdasarkan prinsip usaha patungan (musyarakah), jual beli barang dengan memperoleh keuntungan (murabahah), atau pembiayaan barang modal berdasarkan prinsip sewa (ijarah). Sehingga masyarakat yang membutuhkan pendanaan dapat memilih pembiayaan yang prinsipnya
sesuai dengan apa yang menjadi keinginan dan tujuannya (Rivai dan Arifin, 2010:32).
Keberadaan bank syariah, baik yang beroperasi secara stand-online
maupun sebagai unit-unit operasional dari bank-bank konvensional,
semakin beragam. Masyarakat dapat memilih dan menentukan apakah
akan menggunakan jasa perbankan konvensional atau perbankan syariah
berdasarkan pertimbangan bisnis yang rasional.
Sebagai salah satu lembaga keuangan di Indonesia, BNI Syariah
mengeluarkan produk-produk pembiayaan yang diantaranya Pembiayaan
Griya iB Hasanah (fasilitas pembiayaan konsumtif untuk membeli,
membangun, merenovasi rumah/ruko), Pembiayaan Haji iB Hasanah
(fasilitas pengurusan ibadah haji untuk mendapatkan nomor porsi haji),
Pembiayaan Emas iB Hasanah (fasilitas pembiayaan konsumtif untuk
membeli emas logam mulia ANTAM) dan lain-lain. BNI Syariah Cabang
Medan berupaya meningkatkan fasilitas dari produk-produk pembiayaan
yang dimilikinya yang salah satunya yaitu Pembiayaan Haji iB Hasanah
(BNI Syariah, 2014).
Mengingat menunaikan ibadah haji merupakan cita-cita bahkan impian
bagi seluruh umat Islam. Siapa pun mereka, baik orang kaya ataupun
mereka yang ekonominya sederhana, pasti tersirat keinginan untuk
mengunjungi Baitullah, tempat suci yang paling dirindukan oleh setiap
muslim. Namun, biaya sering kali menjadi kendala, selain kuota yang
terbatas. Berkaitan dengan hal itu, BNI Syariah telah meluncurkan produk
pembiayaan Haji iB Hasanah, yang mana produk pembiayaan ini
menggunakan prinsip Ijarah (sewa). Dengan adanya produk ini masyarakat muslim di Indonesia pada saat ini sudah bisa merecanakan
untuk menunaikan ibadah haji lebih cepat. Pembiayaan dapat digunakan
atau kuota haji dan pada saat pelunasan BPIH (Biaya Pelunasan Ibadah
Haji) (BNI Syariah, 2014).
BNI Syariah merupakan salah satu instansi yang berjasa dalam
membantu calon jamaah haji dalam proses pendaftaran ibadah haji ke
tanah suci. Pembiayaan Haji ini diberikan dengan ketentuan-ketentuan
yang telah di sepakati, seperti contoh calon jamaah haji yang hendak
mendaftarkan diri dengan menggunakan fasilitas pembiayaan haji yang
telah disediakan oleh BNI Syariah harus mendaftar melalui pihak-pihak
yang telah ditentukan sebagai penanggung jawab, apabila tidak dapat
melunasi pada saat jatuh tempo, pihak penaggung jawab tersebut adalah
KBIH (kelompok bimbingan ibadah haji) yang dapat dipercaya baik oleh
bank maupun calon jamaah haji itu sendiri. Namun seiring dengan
berkembangnya dunia ekonomi, saat ini para nasabah yang hendak
mengajukan pembiayaan berupa pembiayaan haji tidak harus melalui
pihak lain sebagai penanggung jawab, karna sekarang BNI Syariah sudah
memberikan pembiayaan tersebut secara individu, sesuai dengan syarat
dan ketentuan yang ditetapkan (BNI Syariah, 2014).
Produk Pembiayaan Haji iB Hasanah dari BNI Syariah ini hadir
sebagai solusi yang baik bagi mereka yang kesulitan/kekurangan dana
untuk melaksanakan ibadah haji. Hal ini tentunya memberikan dampak
positif bagi kedua belah pihak. Bagi bank akan menambah jumlah serta
minat para nasabahnya untuk kembali pada bank tersebut. Dan bagi calon
jamaah haji akan mendapat kemudahan dana untuk melaksanakan ibadah
Saat ini produk pembiayaan Haji iB Hasanah pada BNI Syariah
merupakan produk yang paling mendominasi dari segi kuantitas nasabah
dibandingkan produk - produk pembiayaan lainnya. Tujuan penelitian ini
untuk dapat menjelaskan pelaksanaan prosedur dan syarat pembiayaan
serta analisis yang dilakukan BNI Syariah terhadap nasabah dalam
memberikan pembiayaan Haji iB Hasanah. Selain itu tujuan penelitian ini
untuk memudahkan nasabah untuk mendapatkan porsi kursi haji, serta
sebagai solusi yang baik bagi mereka yang kesulitan/kekurangan dana
untuk melaksanakan ibadah haji.
Pemberian Pembiayaan ini dapat mendorong peningkatan ekonomi dan
kesejahteraan sosial masyarakat dan harus dikelola dengan baik oleh
lembaga keuangan tersebut. Sebaliknya pengelolaan pembiayaan yang
tidak baik akan banyak menimbulkan masalah bahkan akan menyebabkan
ambruknya lembaga keuangan tersebut. Dalam dunia perbankan kita
mengenal 6 (enam) prinsip analisis pembiayaan yaitu; Character, Capital, Capacity, Collateral, Condition of Economy, Constraint, and Coverage (Rivai dan Veithzal, 288). Dalam dunia perbankan Syariah 7 (tujuh) prinsip analisis tersebut belumlah cukup. Masih harus memperhatikan sifat
amanah, kejujuran, kepercayaan dari setiap nasabah.
Berdasarkan latar belakang di atas penulis tertarik untuk mengetahui
lebih dalam tentang pelaksanaan pembiayaan haji di BNI Syariah Cabang
B. Rumusan Masalah
Untuk memberikan batasan tentang Tugas Akhir ini, maka penulis
menuliskan beberapa masalah yang perlu diangkat serta dikaji guna memberikan
solusi bersama yang bermanfaat bagi pembaca antara lain sebagai berikut :
a. Apa saja ketentuan dan syarat dalam pemberian Pembiayaan Haji iB
Hasanah ?
b. Bagaimana prosedur pemberian Pembiayaan Haji iB Hasanah ?
c. Adakah hambatan-hambatan yang terjadi dalam pelaksanaan Pembiayaan
Haji iB Hasanah bagaimana penyelesaiaanya ?
d. Bagaimana persepsi nasabah terhadap pembiayaan Haji iB Hasanah?
C. Tujuan Penelitian
Untuk memberikan gambaran yang jelas tentang apa yang ingin
dicapai penulis dalam Tugas Akhir ini, maka penulis menjabarkan tujuan
dari pengamatan yang akan dilakukan. Adapun tujuannya adalah untuk :
a. Mengetahui ketentuan dan syarat dalam pemberian Pembiayaan Haji iB
Hasanah.
b. Mengetahui prosedur pemberian Pembiayaan Haji iB Hasanah.
c. Mengetahui hambatan-hambatan dalam pelaksanaan Pembiayaan Haji iB
Hasanah.
d. Mengetahui bagaimana persepsi nasabah terhadap pembiayaan Haji iB
Hasanah.
D. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitian Tugas Akhir ini adalah:
a. Bagi penulis
1. Dapat menambah wawasan dan pengetahuan tentang Pembiayaan
2. Dapat menambah wawasan dan pengetahuan tentang dunia kerja di
lembaga keuangan syariah.
b. Bagi perusahaan
1. Sebagai media publik ke masyarakat untuk memperkenalkan produk
Pembiayaan Haji iB Hasanah yang sesuai syariah kepada
masyarakat.
2. Memperkenalkan produk-produk yang ada di Bank BNI Syariah
Cabang Medan.
c. Bagi Pembaca
1. Sebagai salah satu sarana untuk sosialisasi / pengenalan kepada
masyarakat tentang produk Pembiayaan Haji iB Hasanah yang ada
pada BNI Syariah cabang Medan.
E. Sistematika Penulisan
BAB I : PENDAHULUAN
Pada bab ini akan dijelaskan mengenai latar belakang masalah,
rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan
sistematika penulisan tugas akhir.
BAB II : PROFIL PERUSAHAAN
Pada bab ini diuraikan tentang sejarah berdirinya BNI
Syariah Cabang Medan, Visi dan Misi BNI Syariah,
Struktur Organisasi, Uraian pekerjaan dan Produk-produk
BNI Syariah Cabang Medan.
BAB III : PEMBAHASAN
Pada bab ini dijelaskan mengenai latar belakang BNI Syariah
menyediakan produk Pembiayaan Haji iB Hasanah, syarat dan
pelaksanaan Pembiayaan Haji iB Hasanah, menganalisis
hambatan-hambatan yang terjadi dalam pelaksanaan
Pembiayaan Haji iB Hasanah serta bagaimana penyelesaiaanya,
dan menganalisis persepsi nasabah terhadap pembiayaan Haji
iB Hasanah.
BAB IV : KESIMPULAN DAN SARAN
Pada bab ini merupakan bab akhir dalam Tugas Akhir ini.
Di dalam bab ini penulis akan menarik kesimpulan dari
permasalahan yang dibuat dan akan memberikan