• Tidak ada hasil yang ditemukan

Gangguan Afektif Bipolar episode Manik dengan Gejala Psikotik Muhammad Hazim Afif b Amirudin

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Gangguan Afektif Bipolar episode Manik dengan Gejala Psikotik Muhammad Hazim Afif b Amirudin"

Copied!
28
0
0

Teks penuh

(1)

Gangguan Afektif Bipolar episode

Manik dengan Gejala Psikotik

(2)

Pendahuluan • Definisi

• Gangguan bipolar (GB) merupakan

gangguan jiwa yang bersifat episodik dan ditandai oleh gejala-gejala manic,

hipomanik, depresi, dan campuran,

biasanya rekuren serta dapat berlangsung seumur hidup

(3)

Epidemiologi

• Prevalensi gangguan bipolar di Indonesia hanya sekitar 2% sama dengan prevalensi skizofrenia. • Prevalensi antara laki-laki dan wanita sama

besar

• Onset gangguan bipolar adalah dari masa anak-anak (usia 5-6 tahun) sampai 50 tahun atau

lebih

• Rata-rata usia yang terkena adalah usia 30 tahun

• Gangguan bipolar cenderung mengenai semua ras

(4)

Etiologi

• Genetik

• Gangguan bipolar memiliki sekurangnya satu

orangtua dengan suatu Gangguan mood, paling sering Gangguan depresif berat. Jika satu

orangtua menderita gangguan bipolar, terdapat kemungkinan 25 persen bahwa anaknya

menderita suatu Gangguan mood.

• kedua orangtua menderita Gangguan bipolar, terdapat kemungkinan 50-75 persen anaknya menderita Gangguan mood

(5)

• Beberapa studi berhasil membuktikan keterkaitan antara Gangguan bipolar dengan kromosom 18 dan 22

• Ternyata penderita sindrom Down (trisomi 21) beresiko rendah menderita Gangguan bipolar

(6)

• Adanya hubungan neurotransmitter dengan Gangguan bipolar.

Neurotransmitter tersebut adalah dopamine, serotonin, noradrenalin • Gen yang mengkode monoamine

oksidase A (MAOA), tirosin hidroksilase, cathecol-ometiltransferase (COMT), dan serotonin transporter (5HTT)

(7)

Biologis

• Terdapat perbedaan gambaran otak

antara kelompok sehat dengan penderita bipolar

• Melalui pencitraan magnetic resonance imaging (MRI) dan positron-emission

tomography (PET), didapatkan jumlah substansia nigra dan aliran darah yang berkurang pada korteks prefrontal

(8)

• Korteks prefrontal, amygdale, dan

hippocampus merupakan bagian dari otak yang terlibat dalam respon emosi (mood dan afek).

• Ekspresi oligodendrosit-myelin berkurang pada otak penderita bipolar

• Bila jumlah oligodendrosit berkurang,

maka dapat dipastikan komunikasi antar saraf tidak berjalan lancar

(9)

Lingkungan

• Stress yang menyertai episode pertama dari Gangguan bipolar dapat

menyebabkan perubahan biologik otak yang bertahan lama

• Dapat menyebabkan perubahan keadaan fungsional berbagai neurotransmitter dan sistem pemberian signal intraneurona

(10)

Gejal Klinis

• Episode Manik

• Paling sedikit satu minggu (bisa kurang, bila dirawat) pasien mengalami mood yang elasi, ekspansif, atau iritabel. Pasien

memiliki, secara menetap, tiga atau lebih gejala berikut (empat atau lebih bila hanya mood iritabel) yaitu:

Grandiositas atau percaya diri berlebihan

Berkurangnya kebutuhan tidur

Cepat dan banyaknya pembicaraan

Lompatan gagasan atau pikiran berlomba

Perhatian mudah teralih

Peningkatan energy dan hiperaktivitas psikomotor

Meningkatnya aktivitas bertujuan (social, seksual, pekerjaan dan sekolah)

Tindakan-tindakan sembrono (ngebut, boros, investasi tanpa perhitungan yang matang)

(11)

• Gejala yang derajatnya berat dikaitkan

dengam penderitaan, gambaran psikotik, hospitalisasi untuk melindungi pasien dan orang lain, serta adanya Gangguan fungsi sosial dan pekerjaan.

(12)

Sindrom Psikotik

• Pada kasus berat, pasien mengalami

gejala psikotik. Gejala psikotik yang paling sering yaitu:

Halusinasi (auditorik, visual, atau bentuk sensasi lainnya)

(13)

Differential Diagnosis

• Terdapat beberapa gangguan mental

lainnya yang memiliki gejala yang sama dengan gangguan bipolar seperti

skizofrenia, skizoafektif, intoksikasi obat, gangguan skizofreniform, dan gangguan kepribadian ambang.

(14)

• salah satu masalah yang paling lazim ialah pembedaan gangguan ini dengan skizofrenia, terutama bila fase

perkembanganya melalui hipomania terlewati

• dijumpai hanya pda puncak penyakitnya ketika waham yang banyak, perbicaraan kacau dan eksitasi kekerasan

(15)

• pembaikan setelah pemakaian nuroleptika pun dapat merupakan masalah diagnostik pada masa mereka pulih pada tingkat

aktivitas fisik dan mental namun masih berwaham dan berhalusinasi.

• jika timbul sekali-sekali dapat dicantumkan pada skizofrenia (f20.x)

• jika mencolok dan menetap, diagnosis skizoafektif (f25.x) mungkin lebih tepat.

(16)

Agents Manic Mixed Depression Maintenance MOOD STABILISER Lithium Divalproex DR Divalproex ER Carbamazepine ER ATYPICALS Risperidone Olanzapine Quetiapine Ziprasidone Aripiprazole OTHER Lamotrigine + Olanzapine/fluoxetine

FDA Approved Bipolar Disorder Treatments

- Physicians’ Desk Reference®. 60th ed. Montvale, NJ: Medical Economics Co;

(17)
(18)

Penatalaksanaan Terapi Farmakologi

Pada Mania Akut

Lini 1

• Terapi:

• -Litium, diivalproat, olanzapin, risperidon, quetiapin, quetiapin XR, aripiprazol, litium atau divalproat + risperidon, litium atau divalproat + quetiapin, litium atau divalproat + olanzapin, litium atau divalproat + aripiprazol.3,9

• Lini 2 • Terapi:

• -Karbamazepin, Terapi Kejang Listrik (TKL), litium + divalproat, paripalidon

• Lini 3 • Terapi:

• -Haloperidol, klorpromazin, litium atau divalproat haloperidol, litium +karbamazepin, klozapin

(19)

Psikoterapi

• Cognitive behavioral therapy (CBT) membantu penderita gangguan bipolar untuk mengubah pola pikir dan perilaku negative.

• Family-focused therapy melibatkan anggota keluarga. Terapi ini juga memfokuskan pada komunikasi dan pemecahan masalah.

• Interpersonal and social rhythm therapy membantu penderita

gangguan bipolar meningkatkan hubungan sosial dengan orang lain dan mengatur aktivitas harian mereka.

• Psychoeducation mengajarkan pada penderita gangguan bipolar mengenai penyakit yang mereka derita beserta dengan

penatalaksanaannya. Terapi ini membantu penderita mengenali gejala awal dari episode baik manik maupun depresi sehingga mereka bisa mendapatkan terapi sedini mungkin

(20)

Pendidikan dan Pencegahan

• intervensi dengan penyuluhan • Penjelasan : gangguan bipolar

• perlukan cara untuk mengawasi alam perasaan dalam waktu 1 hari yang dapat terjadi marah, sensitif dan kesenangan yang berlebihan

• Penting untuk mengatur pola tidur yang normal (contohnya waktu saatnya tidur yang sama,

mencoba untuk tidur dalam kuantitas yang sama sebelum sakit serta hindari kebutuhan tidur yang berlebihan dari biasanya

(21)

• Kekambuhan perlu dicegah dengan

mengenali gejala, seperti berkurangnya waktu tidur, menghabiskan uang atau merasa lebih enegik dari biasanya dan

segera mulai terapi jika hal tersebut terjadi. • Pasien yang berada dalam keadaan manik

tidak sadar akan penyakit yang sedang

dideritanya dan merasa hebat serta energi yang meluap-luap, jadi pengasuh sangat perlu menjadi bagian dalam upaya

(22)

• Hindari penggunaan alkohol maupun zat psikoaktif

• Kesehatan fisik, sosial, jiwa anggota keluarga juga patut diperhatikan

• Perencanaan untuk kembali bekerja atau bersekolah yang dapat menghindari

pengurangan waktu tidur, memperbaiki hubungan dukungan sosial, berdiskusi serta meminta pendapat tentang

keputusan penting misalnya tentang uang atau keputusan penting lainnya

(23)

• Mencari tahu kegiatan pasien, yang jika dianjurkan dapat mebantu secara

langsung maupun tidak langsung dukungan psikososial (contohnya

pertemuan keluarga, bepergian bersama teman, mengunjungi tetangga,

(24)

Rehabilitation

• Memfasilitasi kesempatan kepada pasien dan perawatnya untuk berpartisipasi

dalam kegitan ekonomi, pendidikan serta kesenian di lingkungannya baik secara formal maupun informa

(25)

Follow up

• Follow yang berkesinambungan wajib

diperlukan. Tingkat kekambuhannya tinggi dan pasien yang berada dalam keadaan manik seringkali tidak sadar untuk

mencari pengobatan bagi dirinya, jadi pengobatan serta perawatan yang tidak dilakukan secara bersamaan sangat

(26)

• Pada setiap follow up, gejala serta efek samping dari pengobatan dan kebutuhan akan intervensi psikososial perlu dicantumkan.

• Pasien dengan gangguan manik sebaiknya melakukan evaluasi secara berkala. Evaluasi harus lebih sering sampai episode manik

berakhir

• Kumpulkan informasi mengenai penyakit serta terapi dari pasien dan perawatnya, khususnya yang tentang gejala dan tanda serta

pengelolaan terapi secara bersamaan, saat hilangnya gejala. Jika pasien tidak memiliki perawat yang merawatnya pemeriksaan

dilakukan secara berkala, diusahakan merekrut seorang perawat, idealnya yang berasal dari

(27)

Prognosis

• Prognosis tergantung pada penggunaan obat-obatan dengan dosis yang tepat,

pengetahuan komprehensif mengenai

penyakit ini dan efeknya, hubungan positif dengan dokter dan therapist, kesehatan fisik

• Prognosis pasien gangguan bipolar I lebih buruk dibandingkan dengan pasien

(28)

• Faktor berikut ini telah dihubungkan dengan prognosis yang buruk seperti: durasi episode yang lama, disosiasi temporal antara Gangguan mood dan

gejala psikotik, dan riwayat penyesuaian social pramorbid yang buruk.

Referensi

Dokumen terkait

Gangguan (afektif) bipolar merupakan gangguan yang tersifat oleh episode berulang (sekurang-kurangnya dua episode) dimana afek pasien dan tingkat

 Sekarang tidak menderita gangguan afektif yang nyata selama beberapa bulan terakhir ini, tetapi pernah mengalami sekurang-kurangnya satu episode afektif hipomanik,

Gangguan bipolar terdiri dari afek yang meningkat, dan juga aktivitas yang berlebih (mania atau hipomania), dan dalam jangka waktu yang berbeda terjadi penurunan afek

Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan, fokus dalam penelitian ini adalah dinamika psikologi pada penderita gangguan depresi berat dengan gejala psikotik..

Episode mood pada kriteria A dan B bukan skizoafektif dan tidak bertumpang tindih dengan skizofrenia, skizofreniform, Gangguan waham, atau dengan Gangguan

Gangguan skizoafektif adalah gangguan yang ditandai dengan gejala psikotik yang persisten seperti halusinasi dan delusi, terjadi dengan masalah mood atau gangguan seperti depresi,

Gangguan skuziafektif dan gangguan depresif atau bipolar dikesampingkan - Tidak diperparah episode deprsif/manik yang parah bersamaan dengan gejala fase aktif - Jika terdapat episode