• Tidak ada hasil yang ditemukan

DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

Hal. 1 dari 15 hal PUT No : 337-K/PM II-08/AU/XII/2010

P U T U S A N

NOMOR: 337-K/PM II–08/AU/XII/2010

DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

Pengadilan Militer II-08 Jakarta yang bersidang di Jakarta dalam memeriksa dan mengadili perkara pidana pada tingkat pertama telah menjatuhkan Putusan sebagaimana tercantum dibawah ini dalam perkara Terdakwa:

Nama lengkap : Lanang Pamungkas

Pangkat/NRP. : Pratu/531543

Jabatan : Anggota Yanpers

Kesatuan : Denma Mabesau

Tempat tgl. Lahir : Surakarta, 10 Nopember 1984

Jenis kelamin : Laki-laki

Kewarganegaraan : Indonesia

Agama : Kristen

Tempat tinggal : Mess Transit Denma Mabesau Cilangkap.

Terdakwa dalam perkara ini ditahan oleh:

Dan Denma Mabesau selaku Ankum 20 (dua puluh) hari sejak tanggal 12 April 2010 sampai dengan 1 Mei 2010 berdasarkan Keputusan Penahanan Sementara Nomor : Kep/20/IV/2010 tanggal 7 April 2010, kemudian dibebaskan dari tahanan pada tanggal 22 April 2010 berdasarkan Keputusan dari Dan Denma Mabesau selaku Ankum Nomor : Kep/30/IV/2010 tangal 22 April 2010.

PENGADILAN MILITER tersebut di atas

Membaca Berkas Perkara dari Satpom Lanud Halim P Nomor : POM-401/A/IDIK.44

/VI/2010/HLM Bulan Juni 2010. Memperhatikan :

1. Keputusan tentang penyerahan Perkara dari Dan Denma Mabesau selaku Papera

Nomor: Kep/42/IX/2010 tanggal 29 September 2010.

2. Surat Dakwaan Oditur Militer pada Oditurat Militer II-08 Nomor: Dak/227/XI/2010

tanggal 15 Nopember 2010.

3. Relaas penerimaan surat panggilan untuk menghadap sidang atas nama Terdakwa

dan para Saksi.

4. Surat-surat lain yang berhubungan dengan perkara Terdakwa ini.

Mendengar:

1. Pembacaan Surat Dakwaan Oditur Militer Nomor : Dak/227/XI/2010 tanggal 15

(2)

2. Hal-hal yang diterangkan oleh Terdakwa di persidangan dan keterangan para Saksi di bawah sumpah.

Memperhatikan :

1. Tuntutan pidana (Requisitoir) Oditur Militer yang menyatakan bahwa :

a. Terdakwa terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak

pidana :

“Barangsiapa secara bersama-sama atau sendiri-sendiri membeli,

menawarkan, menukar, menerima gadai, menerima hadiah atau untuk menarik keuntungan, menjual, menyewakan, menukarkan, menggadaikan, mengangkut, menyimpan atau menyembunyikan sesuatu benda, yang diketahui atau sepatutnya harus diduga, bahwa diperoleh dari kejahatan”

sebagaimana diatur dan diancam dengan pidana dalam Pasal 480 ayat (1) KUHP jo Pasal 55 Ayat (1) Ke-1 KUHP.

b. Oleh karena itu mohon agar Terdakwa dijatuhi pidana:

- Penjara selama 5 (lima) bulan,

dikurangkan selama Terdakwa berada dalam tahanan sementara.

c. Membebankan Terdakwa untuk membayar biaya perkara ini sebesar Rp.7.500

(tujuh ribu lima ratus rupiah).

d. Memohon agar barang bukti berupa:

1) Surat-surat:

- 1 (satu) lembar foto kopi STNK sepeda motor jenis Honda Beat

warna hitam Nopol B 3347 NOQ an. M. Dede Taufik. 2) Barang-barang:

- 1 (satu) unit sepeda motor jenis Honda Beat warna hitam Nopol B

3347 NOQ Nomor rangka: MH1JF22119K000010, Nomor Mesin: JF22E1000135 berikut STNK dan kunci kontak.

Menimbang, bahwa Terdakwa berdasarkan surat Dakwaan Oditur Militer Nomor : Dak/227/XI/2010 tanggal 15 Nopember 2010. telah didakwa melakukan tindak pidana sebagai berikut:

Bahwa Terdakwa pada waktu-waktu dan di tempat-tempat sebagaimana tersebut di bawah ini yaitu bulan Desember tahun dua ribu sembilan atau setidak-tidaknya dalam tahun 2008 di Taman Graha Cijantung Jakarta Timur atau setidak-tidaknya di tempat-tempat yang termasuk wewenang Pengadilan Militer II-08 Jakarta telah melakukan tindak pidana:

“Barangsiapa secara bersama-sama atau sendiri-sendiri membeli,

(3)

Hal. 3 dari 15 hal PUT No : 337-K/PM II-08/AU/XII/2010 keuntungan, menjual, menyewakan, menukarkan, menggadaikan, mengangkut, menyimpan atau menyembunyikan sesuatu benda, yang diketahui atau sepatutnya harus diduga, bahwa diperoleh dari kejahatan”

dengan cara-cara sebagai berikut:

1. Bahwa Lanang Pamungkas menjadi prajurit TNI AU melalui pendidikan Secata

angkatan 47di Lanud Adi Soemarmo Solo, setelah lulus dilantik dengan pangkat prada dan ditugaskan di Yanpers Dispers Denma Mabesau hingga saat melakukan perbuatan yang menjadi perkara ini dengan pangkat Pratu NRP 531543.

2. Bahwa Terdakwa kenal dengan Saksi-1 Pratu Sulistyanto sejak dalam pendidikan

dasar di Lanud Adi Soemarmo Solo pada tahun 2004..

3. Bahwa pada bulan Nopember 2009 Terdakwa menemui Saksi-1 di Mess Antarikse II

untuk menawarkan sepeda motor jenis Honda Astrea Grand seharga Rp. 2.000.000,- (dua juta rupiah), namun setelah melihat kondisinya Saksi-1 tidak cocok, kemudian Saksi-1 menawarkan kepada Terdakwa sepeda motor yang hanya dilengkapi STNK saja.

4. Bahwa pada bulan Desember 2009 Terdakwa menghubungi Saksi-1 menanyakan

sepeda motor jenis Yamaha Yupiter Z, namun tidak ada dan satu minggu Saksi-1 menghubungi Terdakwa mengatakan ada sepeda motor jenis Honda Beat seharga Rp. 4.000.000,- (empat juta rupiah) hanya dilengkapi STNK tanpa dilengkapi BPKB.

5. Bahwa Terdakwa setuju dan mengajak bertemu dengan Saksi-1 di perempatan

Cililitan Jakarta Timur, setelah Terdakwa bertemu, kemudian Saksi-1 mengajak Terdakwa ke Taman Graha Cijantung untuk menemui teman Saksi-1 yang bernama Sdr. Ibnu, selanjutnya Saksi-1 memperlihatkan sepeda motor Honda Beat kepada Terdakwa dan setelah melihat kondisinya masih bagus maka Terdakwa berminat membeli dengan menyerahkan uang sebesar Rp. 4.000.000,- (empat juta rupiah) kepada Saksi-1.

6. Bahwa pada tanggal 24 Februari 2010 Saksi-1 dihubungi oleh Pratu Gunawan untuk

datang ke Polsek Cakung Jakarta Timur, berkaitan dengan sepeda motor yang pernah dibeli oleh Saksi-1 ternyata adalah hasil dari kejahatan temasuk sepeda motor yang dijual kepada Terdakwa.

7. Bahwa Terdakwa membeli sepeda motor tidak resmi (bodong) tersebut digunakan

untuk antar jemput sekolah di kampung Margorejo Surakarta.

8. Bahwa Terdakwa sepatutnya harus menduga jika sepeda motor tersebut adalah

hasil dari kejahatan, karena tidak dilengkapi surat-surat sebagaimana sepeda motor yang resmi dan harganyapun jauh lebih murah dari harga resmi di pasaran, namun justru Terdakwa membelinya dengan maksud membeli dengan harga murah tetapi kondisinya masih bagus/baru.

---Berpendapat: Bahwa perbuatan-perbuatan Terdakwa tersebut telah cukup memenuhi unsur-unsur tindak pidana sebagaimana dirumuskan dan diancam dengan pidana yang tercantum dalam pasal: Pasal 480 ayat (1) KUHP jo Pasal 55 Ayat (1) Ke-1 KUHP.

(4)

Menimbang, bahwa atas Dakwaan tersebut Terdakwa menerangkan bahwa ia benar-benar mengerti isi Dakwaan yang didakwakan kepadanya.

Menimbang, bahwa para Saksi yang hadir di persidangan menerangkan di bawah sumpah:

Saksi-1:

Nama lengkap : Sulistyanto

Pangkat/NRP. : Pratu/531464

Jabatan : Anggota Slog Koopsau I

Kesatuan : Koopsau I

Tempat tgl. Lahir : Sleman, 15 Maret 1983

Jenis kelamin : Laki-laki

Kewarganegaraan : Indonesia

Agama : Islam

Tempat tinggal : Mess Antarikse Koopsau I Kel. Halim P Kec. Makasar

Jakarta Timur.

Pada pokoknya Saksi menerangkan sebagai berikut:

1. Bahwa Saksi-1 Pratu Sulistyanto NRP 531464 kenal Terdakwa Pratu Lanang

Pamungkas NRP 531543 sejak pendidikan dasar di Solo dalam hubungan teman dan tidak ada hubungan keluarga.

2. Bahwa pada sekira bulan Nopember 2009 Terdakwa menawarkan sepeda motor

jenis Honda Astrea Grand seharga Rp. 2.000.000,- (dua juta rupiah), namun karena tidak cocok maka Saksi tidak mau, kemudian Terdakwa menanyakan kepada Saksi sepeda motor milik Saksi dan dijawab Suzuki Satria FU hanya dilengkapi STNK tanpa BPKB, selanjutnya Saksi menawarkan sepeda motor yang hanya dilengkapi STNK saja.

3. Bahwa pada bulan Desember 2009 Terdakwa mengirim SMS kepada Saksi

menanyakan sepeda motor Yamaha Yupiter Z, namun tidak ada selang satu minggu Saksi menghubungi Terdakwa menyampaikan ada sepeda motor jenis Honda Beat seharga Rp. 4.000.000,- (empat juta rupiah).

4. Bahwa Terdakwa menyanggupi dan mengajak bertemu di perempatan Cililitan

Jakarta Timur sekira pukul 19.00 Wib, setelah Saksi dan Terdakwa bertemu kemudian berangkat ke Taman Graha Cijantung untuk bertemu dengan Sdr. Ibnu, selanjutnya Saksi memperlihatkan sepeda motornya kepada Terdakwa dan karena merasa cocok Terdakwa langsung membayar sepeda motor tersebut sebesar Rp. 4.000.000,- (empat juta rupiah).

5. Bahwa Saksi mendapatkan sepeda motor dari Sdr. Ibnu anggota TNI AD seharga

Rp. 3.700.000,- (tiga juta tujuh ratus ribu rupiah) dan dijual kepada Terdakwa seharga Rp. 4.000.000,- (empat juta rupiah).

(5)

Hal. 5 dari 15 hal PUT No : 337-K/PM II-08/AU/XII/2010 Saksi-2 :

Nama lengkap : Sutopo

Pangkat / NRP : Praka/529454

Jabatan : Anggota Dispers

Kesatuan : Denma Mabesau

Tempat tgl. Lahir : Yogyakarta, 15 September 1981

Jenis kelamin : Laki-laki

Kewarganegaraan : Indonesia

Agama : Islam

Tempat tinggal : Cakrawala II Jati Rangga Bekasi.

Pada pokoknya Saksi menerangkan sebagai berikut:

1. Bahwa Saksi-2 Praka Sutopo NRP 529454 kenal Pratu Lanang Pamungkas NRP

531543 pada bulan Juni 2004 dalam hubungan antara senior dan junior namun tidak ada hubungan keluarga.

2. Bahwa Saksi mengetahui Terdakwa telah membeli sepeda motor jenis Honda Beat

warna hitam, namun Saksi tidak mengetahui kapan dan dari mana Terdakwa membeli sepeda motor tersebut.

3. Bahwa sepengetahuan Saksi sepeda motor yang Terdakwa beli tersebut digunakan

sehari-hari dan untuk keperluan dinas.

4. Bahwa Saksi tidak mengetahui jika sepeda motor yang Terdakwa beli tersebut

hanaya dilengkapi STNK tanpa dilengjkapi BPKB.

Atas keterangan Saksi tersebut, Terdakwa membenarkan seluruhnya

Menimbang, bahwa di dalam persidangan Terdakwa menerangkan sebagai berikut:

1. Bahwa Terdakwa menjadi prajurit TNI-AU melalui pendidikan Secata angkatan 47 di

Lanud Adi Soemarmo Solo, setelah lulus dilantik dengan pangkat Prada dan ditugaskan di Yanpers Denma Mabesau hingga saat melakukan perbuatan yang menjadi perkara ini dengan pangkat Pratu NRP.531543.

2. Bahwa Terdakwa kenal dengan saksi-1 Pratu Sulistyanto sejak pendidikan dasar di

Lanud Adi Soemarmo Solo pada tahun 2004.

3. Bahwa pada bulan Nopember 2009 Terdakwa menemui Saksi-1 di Mess Antarikse II

untuk menawarkan sepeda motor jenis Honda Astrea Grand seharga Rp.2.000.000,_(dua juta rupia) namun setelah melihat kondisinya saksi-1 tidak cocok kemudian saksi-1 menawarkan kepada Terdakwa sepeda motor yang hanya dilengkapi STNK saja.

4. Bahwa pada bulan desember 2009 Terdakwa menghubungi saksi-1 menanyakan

sepeda motor jenis Yamaha Yupiter Z namun tidak ada dan satu minggu saksi-1 menghubungi Terdakwa mengatakan ada sepeda motor jenis Honda Beat seharga Rp.4.000.000,(empat juta rupiah) hanya dilengkapi STNK tanpa dilengkapi BPKB.

(6)

5. Bahwa Terdakwa setuju dan mengajak bertemu dengan saksi-1 di perempatan Celilitan Jakarta Timur, setelah Terdakwa bertemu kemudian saksi-1 mengajak Terdakwa ke Taman Graha Cijantung untuk menemui teman saksi-1 yang bernama Sdr Ibnu selanjutnya saksi-1 memperlihatkan sepeda motor Honda beat kepada Terdakwa dan setelah melihat kondisinya masih bagus maka Terdakwa berminat membeli dengan menyerahkan uang sebesar Rp.4.000.000,-(empat juta rupiah) kepada saksi-1.

6. Bahwa Terdakwa membali sepeda motor tidak resmi (bodong) tersebut karena

harganya lebih murah dari pasaran tetapi kondisinya masih bagus/baru dan akan digunakan untuk menjemput anak sekolah di kampung Margorejo Surakarta.

Menimbang, bahwa barang bukti yang diajukan oleh Oditur Militer dalam persidangan ini berupa:

1. Barang-barang berupa:

- 1 (satu) unit sepeda motor jenis Honda Beat warna hitam Nopol B 3347 NOQ Nomor rangka: MH1JF22119K000010, Nomor Mesin: JF22E1000135 berikut STNK dan kunci kontak.

2. Surat-surat berupa:

- 1 (satu) lembar foto kopi STNK sepeda motor jenis Honda Beat warna hitam Nopol B 3347 NOQ an. M. Dede Taufik.

Yang kesemuanya telah diperlihatkan dan dibacakan, kepada Terdakwa dan para Saksi serta telah diterangkan sebagai barang bukti yang telah dipergunakan oleh Terdakwa untuk melakukan tindak pidana, ternyata berhubungan dan bersesuaian dengan bukti-bukti lain maka oleh karenanya dapat memperkuat pembuktian atas perbuatan-perbuatan yang didakwakan kepada Terdakwa.

Menimbang bahwa berdasarkan keterangan Saksi yang diberikan di bawah sumpah, keterangan yang dibacakan di bawah sumpah, keterangan Terdakwa serta memperhatikan barang bukti dalam perkara ini, maka telah terungkap fakta-fakta hukum sebagai berikut:

1. Bahwa benar Lanang Pamungkas menjadi prajurit TNI-AU melalui pendidikan Secata

angkatan 47 di Lanud Adi Soemarmo Solo, setelah lulus dilantik dengan pangkat Prada dan ditugaskan di Yanpers Denma Mabesau hingga saat melakukan perbuatan yang menjadi perkara ini dengan pangkat Pratu NRP.531543.

/2. Bahwa …

2. Bahwa benar Terdakwa kenal dengan saksi-1 Pratu Sulistyanto sejak pendidikan

dasar di Lanud Adi Soemarmo Solo pada tahun 2004.

3. Bahwa benar pada bulan Nopember 2009 Terdakwa menemui Saksi-1 di Mess

Antarikse II untuk menawarkan sepeda motor jenis Honda Astrea Grand seharga Rp.2.000.000,_(dua juta rupia) namun setelah melihat kondisinya saksi-1 tidak cocok kemudian saksi-1 menawarkan kepada Terdakwa sepeda motor yang hanya dilengkapi STNK saja.

(7)

Hal. 7 dari 15 hal PUT No : 337-K/PM II-08/AU/XII/2010

4. Bahwa benar pada bulan desember 2009 Terdakwa menghubungi saksi-1

menanyakan sepeda motor jenis Yamaha Yupiter Z namun tidak ada dan satu minggu saksi-1 menghubungi Terdakwa mengatakan ada sepeda motor jenis Honda Beat seharga Rp.4.000.000,(empat juta rupiah) hanya dilengkapi STNK tanpa dilengkapi BPKB.

5. Bahwa benar Terdakwa setuju dan mengajak bertemu dengan saksi-1 di perempatan

Celilitan Jakarta Timur, setelah Terdakwa bertemu kemudian saksi-1 mengajak Terdakwa ke Taman Graha Cijantung untuk menemui teman saksi-1 yang bernama Sdr Ibnu selanjutnya saksi-1 memperlihatkan sepeda motor Honda beat kepada Terdakwa dan setelah melihat kondisinya masih bagus maka Terdakwa berminat membeli dengan menyerahkan uang sebesar Rp.4.000.000,-(empat juta rupiah) kepada saksi-1.

6. Bahwa benar pada tanggal 24 Pebruari 2010 saksi-1 dihubungi oleh Pratu Gunawan

untuk datang ke Polsek Cakung Jakarta Timur berkaitan dengan sepeda motor yang pernah dibeli oleh saksi-1 ternyata adalah hasil kejahatan termasuk sepeda motor yang dijual kepada Terdakwa.

7. Bahwa benar Terdakwa membali sepeda motor tidak resmi (bodong) tersebut

digunakan untuk menjemput anak sekolah di kampong Margorejo Surakarta.

8. Bahwa benar Terdakwa sepatutnya harus menduga jika sepeda motor tersebut

adalah hasil dari kejahatan , karena tidak dilengkapi surat-surat sebagaimana sepeda motor yang resmi dan harganya pun jauh lebih murah dari harga resmi di pasaran, namun justru Terdakwa membelinya dengan maksud membeli dengan harga murah tetapi kondisinya masih bagus/baru.

Menimbang, bahwa di awal persidangan ini Oditur Militer telah membacakan Surat Dakwaannya yaitu pada pokoknya Terdakwa telah didakwa:

“Barangsiapa secara bersama-sama atau sendiri-sendiri membeli, menawarkan, menukar, menerima gadai, menerima hadiah atau untuk menarik keuntungan, menjual,

menyewakan, menukarkan, menggadaikan, mengangkut, menyimpan atau

menyembunyikan sesuatu benda, yang diketahui atau sepatutnya harus diduga, bahwa diperoleh dari kejahatan”

sebagaimana diatur dan diancam dengan pidana dalam Pasal 480 ke-1 KUHP jo Pasal 55 Ayat (1) Ke-1 KUHP

Menimbang, bahwa rumusan Dakwaan Oditur Militer mengandung unsur-unsur tindak pidana sebagai berikut:

Unsur Kesatu : “Barang siapa”

Unsur Kedua : “membeli, menyewa, menukar, menerima gadai, menerima hadiah,

atau untuk menarik keuntungan, menjual, menyewakan,

menukarkan, menggadaikan, mengangkut, menyimpan atau

menyembunyikan sesuatu benda”

Unsur Ketiga : “Diketahui atau sepatutnya harus diduga diperoleh dari kejahatan”

(8)

Menimbang, bahwa unsur-unsur tindak pidana tersebut di atas Majelis Hakim akan membahasnya satu persatu.

Menimbang, bahwa mengenai unsur ke-1 “Barang siapa”

Yang dimaksud dengan barang siapa menurut UU adalah setiap orang yang tunduk pada perundang-undangan RI (dalam hal ini pasal 2,5,7 dan 8 KUHP) termasuk juga diri si Pelaku/Terdakwa.

Yang dimaksud dengan barang siapa, siapa saja yang sehat baik jasmani maupun rohaninya dan mampu bertanggung-jawab terhadap tindak pidana yang dilakukannya serta tunduk kepada peraturan atau perundang-undangan hukum pidana yang berlaku di Indonesia.

Menimbang, bahwa berdasarkan keterangan para Saksi dibawah sumpah, keterangan Terdakwa diperkuat dengan alat bukti lain yang diajukan dalam persidangan terungkap fakta-fakta sebagai berikut:

1. Bahwa Terdakwa Lanang Pamungkas menjadi prajurit TNI-AU melalui pendidikan

Secata angkatan 47 di Lanud Adi Soemarmo Solo, setelah lulus dilantik dengan pangkat Prada dan ditugaskan di Yanpers Denma Mabesau dengan pangkat Pratu NRP.531543 sampai saat melakukan perbuatan yang menjadi perkara ini.

2. Bahwa Terdakwa dihadapkan di persidangan ini berdasarkan Surat Dakwaan Oditur

Militer Nomor: Dak/227/XI/2010 tanggal 15 Nopember 2010.

3. Bahwa Terdakwa adalah orang yang sehat baik jasmani maupun rohani serta tidak

ada alasan pemaaf maupun pembenar yang dapat meniadakan kesalahan maupun bersifat melawan hukum pada diri Terdakwa.

4. Bahwa hukum pidana berlaku terhadap setiap orang yang melakukan tindak pidana

di Indonesia termasuk Terdakwa sebagai Prajurit TNI.

Dengan demikian Majelis Hakim berpendapat bahwa Unsur Kesatu “Barang siapa” telah terpenuhi.

Menimbang, bahwa mengenai unsur ke-2 : “membeli, menyewa, menukar, menerima

gadai, menerima hadiah, atau untuk menarik keuntungan, menjual, menyewakan, menukarkan, menggadaikan, mengangkut, menyimpan atau menyembunyikan sesuatu benda”

Bahwa yang dimaksud dengan “membeli” adalah suatu cara atau perbuatan/tindakan untuk mendapatkan suatu hak pemilikan atas suatu benda/barang menurut cara yang lazim berlaku dalam jual beli barang. Di mana dalam suatu perbuatan jual beli pada umumnya dilengkapi dengan surat-surat sah sebagai bukti telah terjadinya jual beli baik itu surat perjanjian jual beli, kwitansi, fkatur dan sebagainya.

Bahwa dalam hal “jual beli” tidak harus terjadi penyerahan barang yang diperjualbelikan, demikian pula pembayaran harganya, melainkan sudah cukup jika telah terjadi suatu kesepakatan-kesepakatan antara para pihak baik penjual maupun pembeli.

(9)

Hal. 9 dari 15 hal PUT No : 337-K/PM II-08/AU/XII/2010 Bahwa yang dimaksud dengan “menjual” adalah suatu perbuatan/tindakan untuk memindahkan barang sekaligus memindahkan hak kebendaannya kepada orang lain dengan cara-cara yang lazim berlaku dalam praktek jual beli pada umumnya.

Bahkan dalam “pemesanan” dan telah terjadi kesepakatan tentang harga, sudah dipandang terjadi penadahan.

Membeli suatu barang yang berasal dari penadahan dipandang sebagai penadahan (kedua), karena penadahan yang pertama adalah kejahatan (Putusan MA tanggal 10-8-1956 No. 166/K/Kr/1967).

Yang dimaksud dengan “menyewa” adalah suatu cara/perbuatan/tindakan untuk ikut mendapatkan/menikmati atas sesuatu benda/barang milik orang lain, dengan cara/jalan memberi sesuatu imbalan/pembayaran (umumnya berupa uang) menurut jangka waktu (sesuai kebutuhan/kepentingan yang bersangkutan)

Yang dimaksud dengan “menukar” adalah suatu perbuatan/tindakan mengganti (dengan yang lain) dengan cara dengan tanpa memberi tambahan uang.

Yang dimaksud “ menerima gadai” adalah menerima sesuatu barang yang berfungsi sebagai jaminan (gadai) untuk dalam jangka waktu tertentu, di mana si penerima gadai itu telah melepaskan sejumlah uang kepada pihak lain.

Jadi dalam hal ini kembalinya barang/uang itu masih dapat diharapkan, asal saja masing-masing pihak dapat menyelesaikan kewajibannya.

- Yang dimaksud dengan “hadiah (menerima hadiah)” adalah suatu pemberian,

ganjaran, imbalan yang diterima oleh seseorang yang dianggap telah berjasa karena suatu karya untuk pihak/orang lain, dalam hal ini termasuk juga suatu pemberian, ganjaran atau imbalan yang berujud barang dari hasil kejahatan.

- Yang dimaksud dengan “menarik keuntungan” adalah mengambil/mendapatkan

suatu kelebihan/laba (pada umumnya berupa uang) atas sesuatu barang yang mempunyai nilai ekonomi (dalam hal ini barang-barang dari hasil kejahatan).

- Yang dimaksud dengan “mengangkut” adalah membawa untuk memindahkan

sesuatu barang (dalam hal ini hasil kejahatan) baik karena kemauan sendiri/orang lain.

- Yang dimaksud “menyimpan atau menyembunyikan barang” adalah menempatkan

sedemikian rupa sesuatu barang (dalam hal ini kendaraan), sehingga tidak bisa dilihat atau tidak bisa didekati disentuh, oleh orang lain.

Bahwa yang dimaksud dengan “benda” adalah barang bergerak yang mempunyai nilai ekonomis dapat diterima akal untuk mendapat suatu keuntungan.

Menimbang, bahwa berdasarkan keterangan para Saksi dibawah sumpah, keterangan Terdakwa diperkuat dengan alat bukti lain yang diajukan dalam persidangan terungkap fakta-fakta sebagai berikut:

(10)

1. Bahwa benar Terdakwa menjadi prajurit TNI-AU melalui pendidikan Secata angkatan 47 di Lanud Adi Soemarmo Solo, setelah lulus dilantik dengan pangkat Prada dan ditugaskan di Yanpers Denma Mabesau hingga saat melakukan perbuatan yang menjadi perkara ini dengan pangkat Pratu NRP.531543.

2. Bahwa benar pada bulan Nopember 2009 Terdakwa menemui Saksi-1 di Mess

Antarikse II untuk menawarkan sepeda motor jenis Honda Astrea Grand seharga Rp.2.000.000,_ (dua juta rupiah) namun setelah melihat kondisinya saksi-1 tidak cocok kemudian saksi-1 menawarkan kepada Terdakwa sepeda motor yang hanya dilengkapi STNK saja.

3. Bahwa benar pada bulan desember 2009 Terdakwa menghubungi saksi-1

menanyakan sepeda motor jenis Yamaha Yupiter Z namun tidak ada dan satu minggu saksi-1 menghubungi Terdakwa mengatakan ada sepeda motor jenis Honda Beat seharga Rp.4.000.000,(empat juta rupiah) hanya dilengkapi STNK tanpa dilengkapi BPKB.

4. Bahwa benar Terdakwa pada tanggal 24 Pebruari 2010 saksi-1 dihubungi oleh Pratu

Gunawan untuk datang ke Polsek Cakung Jakarta Timur berkaitan dengan sepeda motor yang pernah dibeli oleh saksi-1 ternyata adalah hasil kejahatan termasuk sepeda motor yang dijual kepada Terdakwa.

5. Bahwa benar Terdakwa membali sepeda motor tidak resmi (bodong) tersebut

digunakan untuk menjemput anak sekolah di kampong Margorejo Surakarta.

6. Bahwa benar Terdakwa sepatutnya harus menduga jika sepeda motor tersebut

adalah hasil dari kejahatan , karena tidak dilengkapi surat-surat sebagaimana sepeda motor yang resmi dan harganya pun jauh lebih murah dari harga resmi di pasaran, namun justru Terdakwa membelinya dengan maksud membeli dengan harga murah tetapi kondisinya masih bagus/baru.

Dengan demikian Majelis Hakim berpendapat bahwa Unsur Kedua “membeli,

menyewa, menukar, menerima gadai, menerima hadiah, atau untuk menarik keuntungan, menjual, menyewakan, menukarkan, menggadaikan, mengangkut, menyimpan atau menyembunyikan sesuatu benda” telah terpenuhi.

Menimbang, bahwa mengenai unsur ke-3 : “Diketahui atau sepatutnya harus diduga

diperoleh dari kejahatan”.

- Bahwa dalam delik ini tersirat dua pengertian delik dolus (kesengajaan)

sebagaimana tersurat dalam kata “diketahui” dan delik culpa yang tersurat dalam kata-kata “sepatutnya harus diduga” yang keduanya disenafaskan. Oleh karenanya ancaman pidananya disamakan.

Bahwa kendati unsur kesalahan “yang diketahui dan sepatutnya harus diduga (culpa)” ditempatkan di akhir perumusan delik, namun hal tersebut telah mencakupi seluruh unsur di depannya.

Bahwa yang dimaksud dalam unsur ini adalah bahwa walaupun si pelaku telah mengetahui (dolus) atau sepatutnya harus diduga (culpa) bahwa barang tersebut diperoleh dari kejahatan, namun pada kenyataannya si pelaku tetap saja melakukan tindakan atau perbuatannya membeli, menjual dan sebagainya.

(11)

Hal. 11 dari 15 hal PUT No : 337-K/PM II-08/AU/XII/2010 Bahwa yang dimaksud dengan “diperoleh” adalah bahwa benda/barang tersebut tidak mesti harus sudah menjadi atau milik dari orang yang merupakan sumber barang tersebut. Terjadinya kejahatan yang menjadi sumber perolehan itu tidak harus sudah berselang beberapa waktu/lama, tetapi dapat juga terjadi hampir bersamaan.

Bahwa yang dimaksud dengan kata-kata “dari kejahatan” bahwa untuk meperoleh,

mendapatkan atau memiliki suatu benda tersebut tidak melalui cara-cara pemindahan hak yang lazim berlaku baik itu jual beli, tukar menukar, hibah dan sebagainya, atau dengan kata lain diperoleh secara melawan hukum

Menimbang, bahwa berdasarkan keterangan para Saksi dibawah sumpah, keterangan Terdakwa diperkuat dengan alat bukti lain yang diajukan dalam persidangan terungkap fakta-fakta sebagai berikut:

1. Bahwa benar Lanang Pamungkas menjadi prajurit TNI-AU melalui pendidikan Secata

angkatan 47 di Lanud Adi Soemarmo Solo, setelah lulus dilantik dengan pangkat Prada dan ditugaskan di Yanpers Denma Mabesau hingga saat melakukan perbuatan yang menjadi perkara ini dengan pangkat Pratu NRP.531543.

2. Bahwa benar pada bulan Nopember 2009 Terdakwa menemui Saksi-1 kemudian

saksi-1 menawarkan kepada Terdakwa sepeda motor yang hanya dilengkapi STNK saja.

3. Bahwa benar pada bulan Desember 2009 Terdakwa membeli dari Saksi-1 sepeda

motor jenis Honda Beat seharga Rp.4.000.000,(empat juta rupiah) hanya dilengkapi STNK tanpa dilengkapi BPKB.

4. Bahwa benar Terdakwa setuju dan mengajak bertemu dengan saksi-1 di perempatan

Celilitan Jakarta Timur, setelah Terdakwa bertemu kemudian saksi-1 mengajak Terdakwa ke Taman Graha Cijantung untuk menemui teman saksi-1 yang bernama Sdr Ibnu selanjutnya saksi-1 memperlihatkan sepeda motor Honda beat kepada Terdakwa dan setelah melihat kondisinya masih bagus maka Terdakwa berminat membeli dengan menyerahkan uang sebesar Rp.4.000.000,-(empat juta rupiah) kepada saksi-1.

5. Bahwa benar pada tanggal 24 Pebruari 2010 saksi-1 dihubungi oleh Pratu Gunawan

untuk datang ke Polsek Cakung Jakarta Timur berkaitan dengan sepeda motor yang pernah dibeli oleh saksi-1 ternyata adalah hasil kejahatan termasuk sepeda motor yang dijual kepada Terdakwa.

6. Bahwa benar Terdakwa membali sepeda motor tidak resmi (bodong) tersebut

digunakan untuk menjemput anak sekolah di kampong Margorejo Surakarta.

7. Bahwa benar Terdakwa sepatutnya harus menduga jika sepeda motor tersebut

adalah hasil dari kejahatan , karena tidak dilengkapi surat-surat sebagaimana sepeda motor yang resmi dan harganya pun jauh lebih murah dari harga resmi di pasaran, namun justru Terdakwa membelinya dengan maksud membeli dengan harga murah tetapi kondisinya masih bagus/baru.

Dengan demikian Majelis Hakim berpendapat bahwa Unsur Ketiga “Diketahui atau

(12)

Menimbang, bahwa oleh karena semua unsur-unsur Dakwaan Oditur Militer telah terpenuhi, Majelis Hakim berpendapat Dakwaan Oditur Militer telah terbukti secara sah dan meyakinkan.

Menimbang, berdasarkan hal-hal yang diuraikan di atas merupakan fakta hukum yang diperoleh dalam persidangan. Majelis Hakim berpendapat bahwa terdapat cukup bukti yang sah dan meyakinkan bahwa Terdakwa telah bersalah melakukan tindak pidana :

“Barang siapa bersama-sama atau sendiri-sendiri membeli, menawarkan, menukar,menerima gadai, member hadiah atau untuk menarik keuntungan, menjual,

menyewakan, menukarkan, menggadaikan, mengangkut, menyimpan atau

menyembunyikan sesuatu benda, yang diketahui atau sepatutnya harus diduga, bahwa diperoleh dari kejahatan”.

Sebagaimana diatur dan diancam dengan pidana dalam Pasal 480 ayat (1) KUHP Jo Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP.

Menimbang, bahwa oleh karena Terdakwa telah terbukti bersalah melakukan tindak pidana maka ia harus di pidana.

Menimbang, bahwa sebelum sampai pada pertimbangan terakhir dalam mengadili perkara ini, Majelis Hakim ingin menilai sifat, hakekat dan akibat dari sifat dan perbuatan Terdakwa serta hal-hal lain yang mempengaruhi sebagai berikut:

1. Perbuatan Terdakwa pada hakekatnya karena Terdakwa ingin memiliki sepeda

motor dengan cara yang mudah, cepat dan murah.

2. Bahwa Terdakwa telah mengetahui dan menyadari, membeli seperangkat sepeda

motor yang tidakmemiliki surat-suratnya adalah merupakan perbuatan yang melanggar hukum namun Terdakwa tetap membelinya.

3. Bahwa Terdakwa selaku anggota TNI seharusnya turut serta membantu aparat

kepolisian untuk memberantas pencurian sepeda motor yang sedang digalakan pemerintah, bukan sebaliknya Terdakwa justru terlibat di dalamnya.

4. Bahwa dalam hal ini nampak Terdakwa sudah tidak menghayati sendi-sendi

kedisiplinan lagi layaknya Terdakwa sebagai seorang prajurit, Terdakwa lebih mementingkan diri sendiri dari pada kepentingan TNI-AD, khususnya kesatuan Terdakwa.

5. Bahwa akibat perbuatan Terdakwa dapat merusak citra TNI-AD khususnya kesatuan

Terdakwa di mata masyarakat.

6. Bahwa perbuatan Terdakwa telah bertentangan dengan jiwa Sapta Marga, Sumpah

Prajurit dan 8 Wajib TNI.

Menimbang, bahwa tujuan Majelis Hakim menjatuhkan pidana tidaklah semata-mata hanya memidana orang-orang yang bersalah melakukan tindak pidana tetapi juga mempunyai tujuan untuk mendidik agar yang bersangkutan dapat insyaf kembali kejalan

(13)

Hal. 13 dari 15 hal PUT No : 337-K/PM II-08/AU/XII/2010 yang benar menjadi warga negara dan Prajurit yang baik sesuai dengan Falsafah Pancasila dan Sapta Marga.

Menimbang, sebelum Majelis Hakim menjatuhkan pidana atas diri Terdakwa perlu terlebih dahulu memperhatikan hal-hal sebagai berikut:

Hal-hal yang meringankan:

1. Terdakwa berterus terang sehingga memperlancar jalannya persidangan

2. Terdakwa masih muda sehingga masih dapat dibina kembali.

Hal-hal yang memberatkan:

1. Perbuatan Terdakwa kurang menghayati Sapta Marga dan Sumpah Prajurit..

2. Perbuatan Terdakwa dapat merusak sendi-sendi kedisiplinan Prajurit TNI.

Menimbang, bahwa setelah meneliti dan mempetimbangkan hal-hal tersebut di atas, Majelis Hakim berpendapat bahwa pidana sebagaimana tercantum dalam diktum di bawah ini adalah adil dan setimpal dengan kesalahan Terdakwa.

Menimbang, bahwa waktu selama Terdakwa berada dalam tahanan sementara wajib dikurangkan seluruhnya dari pidana yang dijatuhkan.

Menimbang, bahwa oleh karena Terdakwa harus dipidana maka ia harus dibebani membayar biaya perkara.

Menimbang, bahwa barang bukti dalam perkara ini berupa:

1. Barang-barang:

- 1 (satu) unit sepeda motor jenis Honda Beat warna Hitam Nopol B-3347-NOQ

Nomor Rangka : MH1JF22119K000010, Nomor Mesin : JF22E1000135 berikut STNK dan kunci kontak,

Oleh karena barang-barang tersebut di atas merupakan bukti hasil perbuatan Terdakwa sehingga berkaitan erat dengan tindak pidana yang dilakukan oleh Terdakwa, maka perlu ditentukan statusnya.

2. Surat-surat berupa:

- 1(satu) lembar fotocopy STNK sepeda motor jenis Honda Beat warna Hitam

Nopol B-3347-NOQ a.n M. Dede Taufik.

Oleh karena surat-surat tersebut di atas merupakan bukti hasil perbuatan Terdakwa sehingga berkaitan erat dengan tindak pidana yang dilakukan oleh Terdakwa, maka perlu ditentukan statusnya.

(14)

Mengingat,

1. Pasal 480 ke-1 KUHP Jo pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP

2. dan ketentuan perundang-undangan lain yang bersangkutan.

M E N G A D I L I

1. Menyatakan Terdakwa tersebut di atas yaitu Lanang Pamungkas Pangkat Pratu

NRP. 531543 terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana: “ Penadahan”

2. Memidana Terdakwa oleh karena itu dengan:

Pidana penjara selama 2 (dua) bulan dan 20 (dua puluh) hari.

Menetapkan selama waktu Terdakwa menjalani penahanan sementara dikurangkan seluruhnya dari pidana yang dijatuhkan.

3. Menetapkan barang-barang bukti berupa :

a. Barang-barang:

- 1 (satu) unit sepeda motor jenis Honda Beat warna Hitam Nopol

B-3347-NOQ Nomor Rangka : MH1JF22119K000010, Nomor Mesin : JF22E1000135 berikut STNK dan kunci kontak,

Dikembalikan kepada pemilik yang berhak

b. Surat-surat berupa:

- 1(satu) lembar fotocopy STNK sepeda motor jenis Honda Beat warna

Hitam Nopol B-3347-NOQ a.n M. Dede Taufik. Tetap dilekatkan dalam berkas perkara

(15)

Hal. 15 dari 15 hal PUT No : 337-K/PM II-08/AU/XII/2010 Demikian diputuskan pada hari ini Selasa tanggal 11 Januari 2011 di dalam Musyawarah Majelis Hakim oleh Mangatas Hutapea, SH Kolonel CHK NRP. 31945 sebagai Hakim Ketua, serta Puspayadi, SH Mayor CHK NRP. 522960 dan Immanuel P. Simanjuntak, SH Mayor SUS NRP. 520868 masing-masing sebagai Hakim Anggota I dan sebagai Hakim Anggota II yang diucapkan pada hari dan tanggal yang sama oleh Hakim Ketua di dalam sidang yang terbuka untuk umum, dengan dihadiri oleh para Hakim Anggota tersebut di atas, Panitera Muhammad Saptari, SH Letda CHK NRP. 21960348500276, Oditur Militer Samsurizal, SH Letkol Chk NRP. 14930059360963 serta di hadapan umum dan Terdakwa.

Hakim Ketua Ttd

Mangatas Hutapea, SH Kolonel CHK NRP. 31945

Hakim Anggota I Hakim Anggota II

Ttd Ttd

Puspayadi, SH Immanuel P. Simanjuntak, SH Mayor CHK NRP. 522960 Mayor SUS NRP. 520868

Panitera Ttd

Muhammad Saptari, SH Letda CHK NRP. 21960348500276

Referensi

Dokumen terkait

Dosen membacakan peraturan teknik brainstorming menggunakan aturan main putaran teratur (Round Robin) yaitu: (1) peserta/mahasiswa berbicara secara bergantian

MATA Bisa menyebabkan iritasi mata pada orang yang rentan. Kulit Bisa menyebabkan iritasi kulit pada orang

Hasil penelitian tentang hubungan pemakaian APD (Masker) dengan gangguan fungsi pernafasan pada pekerja gergaji sengon di Kecamatan Ledokombo Kabupaten Jember

analisis yang dilakukan, dipilih skenario 2, subskenario 2 sebagai skenario terbaik yang memberikan rata-rata total biaya persediaan minimum dengan penentuan waktu pemesanan

Dengan mengetahui jumlah akurat pemesanan bahan baku yang dibutuhkan pada tiap periode dan pencatatan pemakaian bahan baku dapat menunjang perkembangan usaha bagi

Penanganan komplikasi kebidanan adalah pelayanan kepada ibu dengan komplikasi kebidanan untuk mendapat penanganan definitif sesuai standar oleh.. tenaga

Hasil penelitian di PLTP Lahendong bahwa bentuk kebijakan K3 yaitu lebih fokus ke komitmen baik dalam komitmen perusahaan maupun komitmen individu masing-masing

 Setelah daerah transisi, pada jarak tertentu dari lubang baut, baru seluruh luas penampang dapat dianggap memikul tegangan tarik secara merata.  Bagian profil siku yang memikul