• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini syariah sudah menjadi fenomena global 1. Syariah adalah sebuah

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. Saat ini syariah sudah menjadi fenomena global 1. Syariah adalah sebuah"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

1

1.1 Latar Belakang

Saat ini syariah sudah menjadi fenomena global1. Syariah adalah sebuah sistem pada sebuah lembaga, instansi, maupun perusahaan yang pelaksanaannya menggunakan atau menerapkan hukum Islam2. Sistem ini dahulunya hanya diterapkan pada produksi kebutuhan-kebutuhan dasar saja, seperti produk makanan, obat dan kosmetik. Namun, saat ini sistem syariah juga diterapkan di berbagai industri, seperti industri perbankan dan industri pariwisata. Sistem syariah pada industri perbankan penerapannya berupa investasi yang halal menurut hukum Islam, prinsip bagi hasil, dana sesuai fatwa Dewan Pengawas Syariah, dan lain sebagainya. Industri pariwisata halal ini sudah menjadi tren pariwisata masa depan3. Industri ini terus berkembang dan dikembangkan oleh para pelakunya. Di banyak negara Industri pariwisata halal menjadi perhatian utama para pelaku bisnis baik institusi negara maupun pihak swasta4. Pasar pariwisata halal menjadi garapan baru melihat prospeknya yang sangat menjanjikan.

1

http://www.republika.co.id/berita/koran/opini-koran/16/08/09/obmu872-indonesia-dan-globalisasi-halal diakses pada tanggal 16 Agustus 2016 pada pukul 16:24

2

Mardani. 2014. Hukum Bisnis Syariah. Jakarta: Prenadamedia Group

3

https://trenmedia.co.id/nasional/wisata-halal-potensi-wisata-masa-depan-indonesia diaksespada tanggal 16 Agustus

4

http://dev.republika.co.id/berita/koran/pareto/16/01/25/o1hy4v-mengembangkan-potensi-wisata-halal diakses pada tanggal 23 Januari 2016

(2)

Pada industri pariwisata, prinsip syariah telah diaplikasikan pada atraksi, aksesibilitas, dan akomodasi. Contoh atraksi adalah Lombok sebagai destinasi wisata syariah yang sudah diakui oleh dunia dengan mendapatkan Halal Tourism Award sebagai World’s Best Halal Tourism Destination dan World’s Best Halal

Honeymoon Destination 20155. Contoh aksesibilitas adalah adanya pelayanan

syariah maskapai nasional Thai Airways milik Thailand yang memiliki Thai Catering Kitchen dan mengklaim sebagai The Largest Halal Kitchen in the

World. Mereka menyediakan makanan dan minuman halal di pesawat6. Contoh

akomodasi adalah hotel syariah, Walaupun terdengar asing, hotel syariah ini sudah banyak ditemukan di negara-negara baik dengan mayoritas muslim seperti Malaysia, Turki, Arab, dan Indonesia, maupun negara-negara dengan mayoritas non muslim seperti Australia, Thailand, dan Singapura7.

Hotel Syariah merupakan prinsip yang menarik karena menggabungkan antara prinsip agama dan sistem industri. Pada operasional hotel syariah, fasilitas, tamu, pemasaran, makanan dan minuman, dekorasi dan ornamen, serta operasional hampir sama dengan operasional hotel konvensional. Namun operasional hotel syariah tidak mengabaikan atau meninggalkan syariat agama Islam. Selain itu, hotel syariah yang menargetkan pangsa pasar kepada wisatawan muslim, tidak menutup kemungkinan bagi para wisatawan non muslim untuk bisa menggunakan hotel syariah. Sesuai dengan prinsip yang bersifat inklusif dan

5

http://www.republika.co.id/berita/koran/halaman-1/15/10/22/nwly0631-lombok-destinasi-wisata-halal-terbaik-dunia diakses pada tanggal 4 April 2016 pada pukul 01:11

6

http://www.thaiairways.com/en/exp_thai/Cabin_Class/special_meal_service.page diakses pada tanggal 4 April 2016 pada pukul 01:14

7

(3)

universal hotel syariah bertujuan untuk tidak membeda-bedakan wisatawan muslim dan wisatawan non muslim dan tidak mengekslusifkan diri.

Prinsip syariah yang berkembang merupakan alternatif bagi wisatawan yang ingin tetap menjalankan segala sesuatunya berada di koridor syariat Islam. Prinsip hotel syariah memudahkan wisatawan, khususnya wisatawan muslim untuk menginap di hotel, tetapi tetap menjamin kemudahan untuk beribadah dan kehalalan makanan yang dikonsumsinya. Hal ini dikarenakan wisatawan memiliki pilihan dalam penentuan tempat menginap yang sesuai prinsip mereka. Persentase Muslim Indonesia mencapai hingga 12,7 persen dari populasi dunia. Dari 205 juta penduduk Indonesia, dilaporkan sedikitnya 88,1 persen beragama Islam8. Oleh karena itu, Indonesia diharapkan dapat memanfaatkan momen booming-nya Halal Tourism sebagai strategi pemasaran kepada negara- negara di Timur Tengah maupun Eropa, Amerika, dan Afrika. Pemasaran tentang produk–produk wisata halal yang ada di Indonesia dapat berupa destinasi wisata halal, restoran halal, dan hotel syariah. Dengan adanya pertumbuhan besar pada wisatawan muslim, diharapkan untuk lebih berdampak terhadap industri seperti makanan halal dan akomodasi hotel bagi wisatawan yang sudah Halal Awareness.

Wisatawan yang sudah sadar akan pariwisata halal akan memilih produk-produk yang menerapkan prinsip syariah, seperti hotel syariah. Hotel syariah di Indonesia sudah mulai berkembang, hampir di seluruh daerah di Indonesia, tak terkecuali di Bali. Terdapat peningkatan jumlah pembangunan hotel syariah di

8

http://www.republika.co.id/berita/dunia-Islam/Islam-nusantara/15/05/27/noywh5-inilah-10-negara-dengan-populasi-Muslim-terbesar-di-dunia diakses pada tanggal 21 Januari 2016, pada pukul 02:04

(4)

Indonesia, yaitu sekitar 50-100 hotel syariah yang sudah beroperasi9. Peningkatan ini menunjukkan besarnya minat masyarakat pada hotel syariah. Hal itu menjadikan potensi bagi pariwisata di Indonesia, khususnya bagi wisatawan muslim.

Sofyan Hotel Betawi merupakan salah satu hotel syariah di Indonesia dan merupakan hotel syariah yang pertama di Indonesia10. Sebagai pionir, Sofyan Hotel Betawi sering menjadi bahan referensi bagi hotel-hotel yang ingin berhijrah ke hotel syariah. Menurut kebutuhan muslim Sofyan Hotel Betawi sudah berada pada level ketiga, yaitu bukan hanya memiliki fasilitas yang memudahkan tamu untuk beribadah dan restoran yang sudah sertifikasi halal, tetapi juga sudah sampai pada pengelolaan bisnisnya, seperti pengelolaan keuangan yang menggunakan perhitungan secara Islami, yaitu menggunakan jasa bank dan asuransi yang syariah, dan mengeluarkan zakat rutin setiap tahunnya11. Baru - baru ini Sofyan Hotel Betawi mendapatkan Halal Tourism Award sebagai World’s Best Friendly and Family Hotel setelah mengalahkan Gloria Hotel Dubai dan Landmark Hotel Dubai12. Sofyan Hotel Betawi merupakan hotel halal kelas dunia yang diharapkan dapat membantu menarik wisatawan muslim untuk berkunjung ke Indonesia dan menjadi tempat yang nyaman bagi wisatawan muslim untuk lebih lama tinggal di Indonesia.

9

http://www.dakwatuna.com/2013/11/21/42469/bisnis-hotel-syariah-perlu-standarisasi/#axzz4JMjrEtXq diakses pada tanggal 04 April 2016

10

http://Indonesiahalalcenter.org/tag/hotel-syariah/ diakses pada tanggal 04 April 2016 pada pukul 21:00

11 Berdasarkan wawancara langsung dengan Ustadz Hafidzudin sebagai Dewan Pengawas Syariah

PT. Hotel Sofyan Tbk

12

http://www.republika.co.id/berita/koran/halaman-1/15/10/22/nwly0631-lombok-destinasi-wisata-halal-terbaik-dunia diakses pada tanggal 4 April 2016 pada pukul 22:00

(5)

Syariah merupakan sebuah fenomena yang menarik untuk dikaji. Maka dari itu, penelitian ini bertujuan untuk memberikan gambaran faktor penarik dan faktor pendorong prinsip syariah yang diterapkan sofyan hotel betawi terhadap pilihan wisatawan untuk menginap. Gambaran ini berguna untuk mengetahui cara yang diterapkan oleh Sofyan Hotel Betawi dalam menjalankan aktivitas perhotelannya dan juga untuk mengetahui apakah prinsip hotel syariah di Sofyan Hotel Betawi menjadi faktor penarik dan faktor pendorong wisatawan untuk menginap. Penelitian ini diharapkan mampu memberikan kontribusi akademis dalam studi pariwisata khususnya dalam bidang ekonomi pariwisata mengenai prinsip hotel menjadi faktor penarik dan faktor pendorong wisatawan untuk menginap di hotel, serta menjadi bahan diskusi bagi Sofyan Hotel Betawi Jakarta. Hasil penelitian ini diharapkan mampu menjadi bahan evaluasi bagi para pelaku industri perhotelan dan menjadi bahan pertimbangan bagi para pelaku industri perhotelan dalam menerapkan prinsip syariah dalam menjalankan aktivitas perhotelannya.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan di atas, maka rumusan masalah yang akan diangkat dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana penerapan prinsip-prinsip syariah terhadap produk, pelayanan dan pengelolaan di Sofyan Hotel Betawi?

2. Apa saja yang menjadi faktor penarik dan faktor pendorong wisatawan untuk menginap di hotel syariah?

(6)

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui cara yang diterapkan oleh Sofyan Hotel Betawi dalam menjalankan aktivitas perhotelannya.

2. Untuk mengetahui apa saja yang merupakan faktor penarik dan pendorong wisatawan untuk menginap di hotel syariah.

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan mampu untuk mengaplikasikan nilai agama (syariah) terhadap industri pariwisata, khususnya industri perhotelan.

1.4.2 Manfaat Praktis

Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan diskusi bagi Sofyan Hotel Betawi, Jakarta. Kemudian, hasil penelitian ini diharapkan mampu menjadi bahan evaluasi bagi para pelaku industri perhotelan dan menjadi bahan pertimbangan bagi para pelaku industri perhotelan dalam menerapkan prinsip syariah dalam menjalankan aktivitas perhotelannya.

1.5 Tinjauan Pustaka

Penelitian yang berkaitan dengan pengambilan keputusan tamu telah banyak dilakukan. Salah satunya adalah penelitian yang dilakukan oleh Evan Adriel Najoan dalam skripsi yang berjudul “Analisis Pengaruh Produk Hotel

(7)

Jayakarta Yogyakarta terhadap Keputusan Tamu untuk Menginap” (2015). Skripsi ini bertujuan untuk mencari tahu produk yang terdapat di Hotel Jayakarta Yogyakarta dan produk apa saja yang berpengaruh terhadap keputusan tamu untuk menginap. Penelitian ini menitik beratkan mengenai pengaruh produk yang terdapat di Hotel Jayakarta Yogyakarta terhadap keputusan tamu untuk menginap. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa produk-produk utama dari Hotel Jayakarta Yogyakarta, yaitu kamar, pelayanan, dan kolam renang menjadi produk yang paling berpengaruh terhadap keputusan tamu untuk menginap di sana. Sementara itu, mini golf, lapangan tenis, dan lapangan voli yang menjadi andalan hotel, tidak berpengaruh terhadap keputusan tamu. Hal tersebut disebabkan oleh tren motivasi tamu yang menginap di Hotel Jayakarta Yogyakarta adalah MICE.

Penelitian yang berhubungan dengan Pengaruh Prinsip Syariah pada Hotel terdapat di dalam tesis yang ditulis oleh Patriot Nusa dengan judul “Analisis Pengaruh Penerapan Prinsip-Prinsip Syariah, dan Kualitas Layanan Terhadap Kepuasan Konsumen dan Loyalitas Hotel Syariah Studi Pada Sofyan Hotel Betawi Jakarta”. Peneliti membahas tentang dimensi kualitas layananan, yaitu kualitas interaksi, kualitas fisik, dan kualitas hasil, serta penerapan prinsip syariah berpengaruh terhadap kepuasan konsumen. Selain itu, kualitas layanan konsumen berpengaruh kepada loyalitas konsumen Sofyan Hotel Betawi. Kesimpulan dari penelitian ini adalah 4 dimensi kualitas layanan dan prinsip syariah secara serempak berpengaruh terhadap kepuasan konsumen. Secara parsial kualitas fisik tidak berpengaruh positif signifikan pada kepuasan konsumen. Perbedaan penelitian diatas dengan penelitian yang penulis lakukan ada pada fokus objek

(8)

penelitian yang mana dalam penelitian tersebut dilakukan pasca tamu menginap di Sofyan Hotel Betawi sedangkan penelitian yang dibahas oleh peneliti mengacu pada bagaimana faktor penarik dan pendorong terhadap keputusan tamu untuk menginap di Sofyan Hotel Betawi.

Penelitian yang dilakukan oleh Rifa’atul Mahmudah dalam jurnal nya yang berjudul “Pengaruh Faktor Internal dan Faktor Eksternal terhadap Keputusan Pembelian di Minimarket Lima-Lima Benowo Surabaya”. Jurnal ini membahas tentang faktor internal dan faktor eksternal konsumen dalam mengambil keputusan pembelian. Metode yang digunakan adalah pendekatan kuantitatif, dengan mengambil populasi 120 konsumen yang berbelanja pada bulan Agustus dengan sampel 98 konsumen. Kesimpulan dari penelitian ini adalah Pertama, kondisi faktor internal terhadap keputusan pembelian tergolong kuat dan faktor eksternal terhadap keputusan pembelian di minimarket Lima-lima Benowo Surabaya sangat kuat. Kedua, faktor internal dan faktor eksternal tidak berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian baik secara stimultan maupun parsial. Perbedaan penelitian di atas dengan penelitian yang akan dilakukan oleh penulis ada pada fokus objek penelitian yang mana dalam penelitian yang dibahas oleh penulis mengacu pada faktor penarik dan faktor pendorong terhadap keputusan tamu untuk menginap di Sofyan Hotel Betawi.

Penelitian yang dilakukan oleh Tamitha Intassar Husen 2014 dalam tesis nya yang berjudul “Analisis Positioning Sofyan Hotel Betawi Jakarta sebagai Hotel Syariah”. Tesis ini membahas tentang untuk menentukan strategi pemasaran yang tepat bagi Sofyan Hotel Betawi dan bertujuan untuk meneruskan

(9)

pertumbuhan produk yang sudah ada dan mengembangkan area pemasaran dari produk syariah yang yang diberikan oleh perusahaan dan target yang jelas. Penelitian menggunakan analisis konsumen dan analisis pesaing yang dipaparkan melalui five forces, yang kemudian dirangkai dalam analisis SWOT. Rekomendasi dan kesimpulan yang diperoleh dalam penelitian ini dipaparkan dalam bentuk segmentasi, targeting, positioning, dan marketing mix. Dalam strategi STP, dilakukan pengelompokkan konsumen menjadi lebih homogen, memilih target pasar Sofyan Hotel Betawi yang mana adalah semua kalangan. Strategi positioning dilihat berdasarkan P-O-P dan P-O-D yang mana perusahaan memposisikan diri sebagai penyedia gaya hidup yang beresensi syariah dan memberikan manfaat dalam segi profit, people dan planet. Ditutup dengan strategi 5P yaitu produk, promosi, harga, tempat dan marketing plan. Penelitian tersebut memiliki persamaan lokasi kasus dengan penelitian yang akan penulis bahas, sehingga diharapkan dapat memberi referensi terhadap penulis tentang gambaran Sofyan Hotel Betawi dan penerapan manajemen syariah yang diterapkan oleh penelitian yang sudah ditulis oleh Tamitha Intassar Husen.

Penelitian-penelitian di atas hanya berfokus kepada strategi, tingkat kepuasan konsumen yang dapat dikembangkan oleh Hotel Sofyan, sedangkan penelitian ini menambahkan tentang faktor penarik dan pendorong wisatawan dalam memilih hotel syariah khususnya Sofyan Hotel Betawi. Selain itu, teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif-analitik dengan metode pengumpulan data observasi dan wawancara. Ada sekitar 40 wisatawan yang diwawancara oleh peneliti untuk mendapatkan data yang akan

(10)

dipaparkan secara deskriptif. Hal tersebut membuktikan bahwa penelitian ini berbeda dan belum pernah dilakukan oleh peneliti-peneliti sebelumnya.

1.6 Landasan Teori

Ada empat hal yang perlu diperhatikan oleh wisatawan sebelum akhirnya melakukan perjalanan wisata. Menurut Cooper, et al (1998:81), terdapat empat komponen yang perlu diperhatikan, yaitu atraksi (daya tarik wisata seperti wisata alam, wisata buatan dan wisata minat khusus), aksesibilitas (akses menuju lokasi destinasi tujuan wisata), amenitas (fasilitas-fasilitas yang ada di destinasi wisata, seperti hotel, restoran) dan ancillary service (organisasi lokal yang menyediakan layanan untuk wisatawan dan para pelaku wisata di destinasi tersebut, seperti pemasaran destinasi wisata). Hotel menjadi salah satu amenitas yang utama bagi wisatawan saat melakukan perjalanan wisata.

Dalam mengambil keputusan seorang wisatawan memiliki faktor eksternal dan internal dalam dirinya. Faktor-faktor tersebut yang menjadi pertimbangan bagi seorang wisatawan untuk akhirnya memutuskan untuk menginap di sebuah hotel. Menurut Schiffman dan Kanuk (2008:71) faktor penarik merupakan faktor eksternal yang terdapat diluar dari individu konsumen yang berupa kelompok rujukan (rekomendasi teman), kelas sosial, dan budaya, serta keluarga. Kelompok rujukan adalah setiap orang atau kelompok yang dianggap sebagai dasar perbandingan atau rujukan bagi konsumen dalam pengambilan keputusan pembelian kamar hotel. Kemudian, keluarga adalah anggota kelompok sosial paling dasar yang terdiri dari dua orang atau lebih yang hidup bersama-sama dan

(11)

berinteraksi untuk memuaskan kehidupan pribadinya bersama, keluarga juga menjadi penentu proses pembelian kamar hotel. Selanjutnya, kelas sosial adalah pembagian anggota masyarakat kedalam hierarki status kelas yang berbeda.Kelas sosisal juga menentukan akan kelas hotel yang akan dipilih oleh wisatawan karena akan merepresentasikan kelas sosial wisatawan tersebut apakah termasuk kelas sosial atas, menengah ataupun bawah. Sementara itu, budaya adalah keseluruhan kepercayaan, nilai-nilai dan kebiasaan yang dipelajari yang mampu mengarahkan perilaku konsumen para masyarakat tertentu, budaya pada masyarakat juga menentukan wisatawan dalam memilih hotel sesuai dengan kepercayaan, nilai-nilai dan kebiasaan dari wisatawan tersebut. Sedangkan faktor pendorong menurut Philip Kotler (2005:45) adalah faktor internal yang memengaruhi perilaku konsumen dapat diartikan sebagai berikut:

1. Persepsi adalah proses yang digunakan oleh individu untuk memilih, mengorganisasi, dan menginterpretasi masukan informasi guna menciptakan gambaran dunia yang memiliki arti. Dalam penelitian ini persepsi berkaitan dengan persepsi wisatawan tentang hotel syariah dan persepsi orang lain yang mengetahui wisatawan menginap di hotel syariah.

2. Motivasi dan keterlibatan dapat disimpulkan bahwa motivasi muncul karena adanya kebutuhan yang dirasakan oleh konsumen. Sumarwan (2004:34) menyimpulkan bahwa kebutuhan sendiri muncul karena konsumen merasakan ketidaknyamanan (state of tension) antara yang seharusnya dirasakan dan yang sesungguhnya dirasakan. Kebutuhan yang dirasakan tersebut mendorong seseorang untuk memenuhi kebutuhan itu. Seperti wisatawan yang ingin

(12)

menginap di hotel syariah karena mencari yang sesuai dengan kebutuhan wisatawan.

3. Gaya hidup adalah pola hidup seseorang didunia yang terungkap pada aktivitas minat dan opininya. Dalam pemilihan hotel gaya hidup juga memengaruhi keputusan wisatawan. Wisatawan yang memiliki gaya hidup Islami akan memilih hotel syariah.

4. Keyakinan adalah suatu proses yang melalui bertindak dan belajar sehingga orang mendapatkan keyakinan. Keyakinan seorang wisatawan menjadi salah satu faktor yang mendorong wisatawan untuk memilih hotel untuk menginap. Wisatawan yang memiliki keyakinan Islam akan memilih hotel yang bisa mengakomodir segala kebutuhan untuk memudahkan melakukan ibadah di hotel.

5. Sikap merupakan kecenderungan faktor motivasional yang belum menjadi tindakan. Sikap merupakan hasil belajar. Sikap merupakan nilai yang bervariasi. Penentuan sikap wisatawan bisa berdasarkan perlakuan atau pelayanan dari hotel, wisatawan akan mengambil sikap apakah akan kembali lagi menginap atau tidak di hotel tersebut.

Berdasarkan Peraturan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2014 tentang Pedoman Penyelenggara Usaha Hotel Syariah. Pengklasifikasian hotel syariah menjadi dua golongan, yaitu hilal-113 dan hilal-214 bertujuan untuk melindungi hak-hak konsumen dengan menjaga kualitas

13

Hilal-1 adalah penggolongan untuk usaha hotel syariah yang dinilai memenuhi seluruh kriteria Usaha Hotel Syariahyang diperlukan untuk melayani kebutuhan minimal wisatawan muslim

14 Hilal-2 adalah penggolongan untuk usaha hotel syariah yang dinilai memenuhi seluruh kriteria

(13)

yang dimiliki oleh hotel syariah dalam menerapkan prinsip-prinsip syariah ketika menjalankan aktivitas perhotelannya. Perbedaan antara hilal-1 dan hilal-2 terletak pada tingkatan standardisasi hotel syariah, yang mana hilal-2 merupakan tingkatan paling tinggi dalam hotel syariah. Prinsip-prinsip syariah tersebut memiliki tiga aspek, yaitu produk, pelayanan, dan pengelolaan. Dalam Peraturan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif nomor 2 tahun 2014 sudah dijelaskan tentang kriteria produk, pelayanan, dan pengelolaan berdasarkan hilal-1dan hilal-2. Selain itu, Henderson dan Stephenson via Kristel Kessler, (2015:21) menjelaskan tentang prinsip hotel halal yang harus diterapkan dalam aktivitas menjalankan hotel syariah. Berikut ini merupakan prinsip-prinsip hotel halal.

1. Prinsip hotel halal yang diterapkan pada kamar hotel adalah sebagai berikut. Hotel harus memiliki lantai yang khusus dialokasikan bagi wisatawan wanita dan keluarga, setiap kamar sudah tersedia sajadah, Al-quran, dan arah kiblat, saluran Tv yang tersedia di dalam kamar bersifat bebas dari pornografi, dan bentuk dekorasi di dalam kamar pun tidak bersifat hiasan, seperti gambar manusia dan binatang tidak di perbolehkan, serta posisi kasur dan kamar mandi harus berlawanan arah dengan arah Mekkah. Kemudian kamar mandi sudah dilengkapi kran urinoar dan peralatan mandi yang yang bersifat halal dan ramah lingkungan.

2. Prinsip hotel halal yang diterapkan pada bagian sumber daya manusia adalah sebagai berikut. Staf hotel mengenakan seragam tradisional, khusus bagi staf wanita menggunakan seragam yang sesuai dengan syariat Islam (hijab). Hotel

(14)

menyediakan waktu untuk staf melakukan ibadah dan membuat batasan waktu kerja saat bulan Ramadan.

3. Prinsip hotel halal yang diterapkan pada bagian food & beverages adalah sebagai berikut. Makanan yang tersedia halal, tidak mengandung babi, dan tidak menyediakan minuman beralkohol, serta menyediakan area makan khusus wanita dan keluarga.

4. Prinsip hotel halal yang terdapat pada fasilitas hotel adalah sebagai berikut. Tersedianya area umum yang khusus bagi wanita dan keluarga dan tidak ada kasino atau mesin perjudian. Hotel memisahkan fasilitas rekreasi antara pria dan wanita seperti kolam renang dan spa, terdapat Al-quran di setiap musala pria dan wanita, dan membuat fasilitas untuk berwudu, serta kamar mandi menghadap berlawanan arah dengan arah Mekkah. Hotel memiliki bentuk dekorasi yang tidak bersifat hiasan seperti gambar manusia dan binatang dan tidak terdapat musik yang mengekspresikan pesan menggoda dan kontroversial.

5. Prinsip hotel halal dalam manajemen operasi hotel adalah sebagai berikut. Pemasaran dan promosi yang dilakukan secara etis, strategi perusahaan yang memiliki tanggung jawab sosial (berhubungan dengan nilai-nilai Islam), dan hotel melakukan kegiatan donasi, seperti zakat, serta transaksi dan investasi sesusai dengan perbankan, akuntansi dan keuangan secara Islam. Hotel lebih baik dikelola dan dimiliki oleh umat muslim.

Dari beberapa definisi tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa hotel syariah adalah jenis akomodasi yang disediakan bagi seseorang atau sekelompak orang,

(15)

menyediakan pelayanan penginapan, makanan dan minuman serta lain sesuai perkembangan kebutuhan dan teknologi yang sesuai dengan prinsip-prinsip syariah.

Prinsip-prinsip hotel halal di atas memiliki keselarasan dengan kriteria-kriteria hotel syariah pada Peraturan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif nomor 2 tahun 2014. Meskipun terdapat sedikit perbedaan, tetapi hampir keseluruhan memiliki maksud yang sama. Perbedaan tersebut terletak pada organisasi yang harus ada di hotel syariah, yaitu dewan pengawas syariah yang bertugas sebagai pengawas jalannya aktivitas perhotelan yang sesuai dengan syariat Islam.

1.7 Metode Penelitian

1.7.1 Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan data adalah prosedur sistematik dan standar untuk data yang diperlukan. Data yang diambil dari lokasi penelitian merupakan data primer, sedangkan data yang didapat dari lembaga dengan tujuan tertentu merupakan data sekunder. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan sekunder.

a. Data Primer

Data primer adalah data yang didapatkan secara langsung oleh peneliti. Pengumpulan data primer dapat dilakukan dengan observasi dan wawancara, misalnya peneliti mencatat kejadian-kejadian di lapangan secara langsung. Data

(16)

primer akan dijelaskan sebagai berikut. Data yang diambil secara langsung ini melibatkan 40 wisatawan yang diwawancarai dan melibatkan pihak-pihak terkait dari Sofyan Hotel Betawi, seperti hotel manajer, sales and marketing manager dan human and resources development manager.

1. Observasi

Menurut Kusmayadi dan Sugiarto (2000:84), observasi adalah salah satu cara memperoleh data dengan mengamati, meneliti, atau mengukur kejadian yang sedang berlangsung. Dalam penelitian ini, observasi akan dilakukan dengan mendatangi Sofyan Hotel Betawi dan berinteraksi dengan wisatawan dan pegawai, serta mengamati perbedaan penerapan prinsip syariah dengan prinsip konvensional secara kasat mata. Dengan melihat seluruh aspek dari produk hotel seperti, fasilitas di dalam kamar, fasilitas di restoran, dan fasilitas-fasilitas hiburan lainnya yang ada di hotel, untuk pelayanan dapat dilihat dari pelayanan yang diberikan oleh para karyawan hotel baik yang ada di kantor depan, cleaning service maupun pelayanan di restoran, yang terakhir peneliti melakukan observasi pada pengelolaan hotel dengan melihat sistem pengelolaan organisasi, manajemen usaha dan sumber daya manusia yang ada di hotel. Observasi ini dilakukan selama sebulan, yaitu pada 1-28 Maret 2016. Dengan pengumpulan data ini diharapkan peneliti dapat mendapatkan informasi dan memperkuat informasi untuk tambahan saat melakukan wawancara.

(17)

2. Wawancara

Dalam penelitian ini, peneliti melakukan wawancara secara langsung dengan pihak-pihak yang dapat memberikan informasi untuk penelitian ini. Pihak-pihak tersebut adalah Sekretaris grup PT.Sofyan Hotel Tbk, hal itu dilakukan untuk mengetahui secara detail sejarah dari awal berdirinya Hotel Sofyan. Kemudian Dewan Pengawas Syariah yang bertugas mengawasi dan mengarahkan implementasi syariah dalam pengelolaan hotel, Hotel Manager dari Sofyan Hotel Betawi, Marketing and Sales Manager untuk mengetahui promosi dan tingkat hunian kamar di Sofyan Hotel Betawi, Human and Resources Development Sofyan Hotel dan yang paling penting adalah wisatawan yang menginap di Sofyan Hotel Betawi. Dengan mewawancarai 40 orang wisatawan dengan usia rata-rata 30-60 tahun, wawancara ini berlangsung hampir satu bulan yaitu pada 1-28 Maret 2016 yang berlangsung di Sofyan Hotel Betawi Jakarta.

b. Data Sekunder

Data sekunder pada penelitian ini didapatkan melalui studi pustaka. Pada tahap ini dilakukan pencarian data yang berhubungan dengan lokus dan fokus penelitian. Studi pustaka digunakan untuk memperkuat teori dan menambah referensi yang relevan dengan penelitian ini. Penggunaan studi pustaka yang digunakan sebagai acuan dalam proses penelitian ini didapatkan melalui buku-buku, jurnal dan karya tulis lain yang berhubungan dengan bisnis hotel syariah dan proses-proses keputusan pembelian konsumen. Selain itu data juga didapatkan dari BPS mengenai tingkat hunian kamar hotel di Jakarta.

(18)

1.7.2 Metode Analisis Data

Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif analitik. Data yang diperoleh melalui wawancara diolah kedalam bentuk koding kemudian dideskripsikan menjadi informasi mengenai faktor penarik dan faktor pendorong wisatawan menginap di hotel syariah (Kusmayadi dan Sugiarto 2000:178). Adapun berdasarkan sifat datanya, penelitian ini menggunakan data kualitatif. Variabel data kualitatif ini akan dikuantifikasikan, sehingga hasil dari penelitian ini dapat dinyatakan dengan nilai-nilainya dalam bentuk angka (Koentjoroningrat, 1994:254). Berikut ini adalah tahapan analisis data dalam penelitian ini:

1. Editing

Setelah peneliti mendapatkan data langsung dari lapangan, data tersebut kemudian diproses untuk kemudian diolah agar dapat menghasilkan data yang baik dalam mutu kualitasnya. Koentjaraningrat (1994:271) Hal-hal yang perlu diteliti dalam editing seperti, pewawancara harus memastikan bahwa semua pertanyaan yang ditanyakan kepada wisatawan yang menginap di Sofyan Hotel Betawi sudah menjawab semua pertanyaan tanpa terkecuali, dan pewawancara juga harus memperhatikan penulisan jawaban dari wisatawan agar bisa terbaca dengan baik, kemudian lebih baik lagi jika pewawancara membawa alat perekam untuk merekam semua pembicaraan antara pewawancara dan wisatawan yang diwawancarai, serta pewawancara harus memastikan bahwa jawaban yang diberikan oleh wisatawan tidak bias. Sehingga peneliti terhindar dari kesalahan tafsir. Dalam proses editing pewawancara juga harus memperhatikan kelogisan

(19)

dan kesesuaian antara pertanyaan dengan hasil jawaban wisatawan. Jawaban dari wisatawan tersebut relevan atau tidak dengan yang ditanyakan oleh pewawancara.

2. Koding

Setelah tahap editing selesai, hasil catatan jawaban dari wawancara dengan wisatawan dikira sudah baik maka dimulailah kegiatan proses koding. Menurut Koentjaraningrat,(1994:272) koding adalah sebuah usaha mengelompokkan jawaban-jawaban responden berdasarkan dengan klasifikasi yang digunakan. Klasifikasi dilakukan dengan cara menandai hasil jawaban dengan memberi kode pada tertentu. Menyesuaikan dengan kategori yang dicari oleh peneliti seperti, kode I untuk kelompok rujukan, kode II untuk kelas sosial, dan kode III untuk keluarga, serta kode IV untuk budaya. Sedangkan jawaban yang sesuai dengan kategori pendorong akan dibagi kedalam beberapa kategori yaitu: kode V untuk persepsi, kode VI untuk motivasi, kode VII untuk gaya hidup, kode VIII untuk keyakinan dan kode IX untuk sikap.

3. Menghitung Frekuensi

Setelah koding selesai dilakukan, peneliti akan memperoleh data jawaban yang seluruhnya sudah berada dalam keadaan terdistribusi ke dalam kategori-kategoti. Kini setiap kategori telah menampung data dalam jumlah (frekuensi) tertentu. Pada tahap inilah penenliti akan memperoleh data dalam frekuensi tertentu pada masing-masing kategori yang ada.

(20)

4. Analisa ke Arah Pembuatan Deskripsi

Setelah melakukan tahap perhitungan frekuensi, peneliti dapat menarik kesimpulan tentang hasil dari jawaban para responden yang telah dikategorikan berdasarkan faktor penarik dan faktor pendorongnya. Kesimpulan dari hasil penelitian akan dipaparkan secara deskriptif.

1.8 Sistematika Penulisan

Penelitian ini akan disajikan dalam empat bab dengan sistematika penulisan sebagai berikut.

BAB I: Pendahuluan

Dalam bab ini akan diuraikan latar belakang masalah, rumusan masalah , tujuan penelitian, manfaat penelitian, tinjauan pustaka, landasan teori, metode penelitian yang digunakan serta sistematika penelitian.

BAB II: Gambaran Umum Sofyan Hotel Betawi

Dalam bab ini akan dijelaskan mengenai gambaran umum hotel, sejarah hotel, makna logo hotel, visi dan misi hotel serta prinsip syariah yang diterapkan oleh Sofyan Hotel Betawi.

BAB III: Analisis Faktor Penarik dan Faktor Pendorong Wisatawan Menginap di Sofyan Hotel Betawi

Dalam bab ini kan menjelaskan mengenai hasil penelitian, analisis hasil studi pustaka, hasil observasi untuk mengetahui secara langsung penerapan prinsip

(21)

hotel syariah, serta hasil wawancara, analisis faktor penarik dan faktor pendorong wisatawan menginap di Sofyan Hotel Betawi.

BAB IV: KESIMPULAN DAN SARAN

Pada bab terakhir ini akan dibahas jawaban-jawaban dari masalah-masalah yang ada dalam penelitian, serta saran peneliti yang diungkapkan atas dasar penelitian.

Referensi

Dokumen terkait

(2) ada perbedaan yang signifikan hasil belajar matematika antara kelas RSBI dan Reguler pada kelompok mata kuliah tertentu, yaitu pada kelompok mata kuliah MPB,

Semakin jauh jarak pelanggan dari sentral, maka akan semakin kecil nilai SNR (Signal to Noise Ratio) yang dihasilkan. Hal ini membuktikan bahwa jarak berbanding

Menurut Scott A.Bernard (2005, p73), Teknologi adalah jenis sumber daya yang memungkinkan informasi dan sumberdaya lainya mengalor untuk mendukung penciptaan dan

Dalam penelitian ini penulis akan membuat perangkat lunak simulasi perhitungan kebutuhan penerangan ruangan dalam menentukan jumlah titik lampu dan luas penampang kabel untuk

Sebagaimana kita tau pasar adalah sebuah tempat bertemunya pembeli dengan penjual guna melakukan transaksi ekonomi yaitu untuk menjual atau membeli suatu barang

Pada proses utama, komputasi menggunakan metode Template Matching dan Hamming Distance, pola wajah akan dilatih untuk mendapatkan sebuah matriks bobot, yang selanjutnya

Hal ini sesuai dengan hasil studi yang dilakukan oleh (Lingga et al., 2020), bahwa tampilan animasi dapat menembus ruang waktu, artinya antara penyaji dan

Contoh dari penerimaan asli daerah adalah penerimaan dari pungutan pajak daerah, dari retribusi daerah, hasil dari perusahaan daerah, dan lainnya yang merupakan sumber