• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PEMBERIAN BERBAGAI JENIS BOKASHI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN PARE (Momordica charantia L.) SILVI AFRIANI TARIGAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGARUH PEMBERIAN BERBAGAI JENIS BOKASHI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN PARE (Momordica charantia L.) SILVI AFRIANI TARIGAN"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH PEMBERIAN BERBAGAI JENIS

BOKASHI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN

PRODUKSI TANAMAN PARE (Momordica

charantia

L.)

SILVI AFRIANI TARIGAN 100211680 A. Latar Belakang

Saat ini terutama masyarakat kelas menengah ke atas semakin peduli akan pentingnya kualitas pertanian. Tuntutan untuk produk berkualitas telah mengarah ke berbagai sektor termasuk pertanian (Susetya, 2014). Di bidang pertanian, para petani sudah mulai melakukan budidaya yang mengarah pada pertanian organik. Penggunaan pupuk dan pestisida sudah diterapkan dengan mengoptimalkan penggunaan bahan dasar dari alam yang ketersediaannya sangat banyak ditemukan.

Salah satu pupuk organik yang saat ini sudah sangat di kenal oleh para petani adalah pupuk bokashi. Bokashi adalah pupuk yang berasal dari bahan organik yang difermentasikan dengan bantuan Effectif Microorganisme (EM4). Berdasarkan sumber bahan organiknya, terdapat beberapa jenis bokashi yang dapat digunakan oleh petani antara lain bokashi jerami, bokashi pupuk kandang, bokashi pupuk kandang arang, bokashi legume, dan lain-lain (Agustina, 2000).

Hasil penelitian Triasih (2000) rnenunjukkan bahwa penggunaan bokashi jerami, bokashi legum, bokashi pupuk kandang dan bokashi pupuk kandang-arang berbeda nyata terhadap semua parameter amatan tanaman caisim. Hal ini berarti bahwa pemakaian bokashi dapat meningkatkan pertumbuhan dan produksi tanaman. Perlakuan bokashi yang berbeda menyebabkan pengaruh pertumbuhan dan produksi tanaman yang berbeda. Sedangkan menurut Winarni (2008), perlakuan komposisi media bokashi enceng gondok 50 % ditambah 50 % top soil menghasilkan pertambahan tinggi rata-rata tanaman 46,85 cm, pertambahan jumlah daun 27,4 helai dan pertambahan diameter tanaman 0,354 cm.

Pare termasuk salah satu tanaman sayur yang berpotensi komersil bila dibudidayakan secara intensif dalam sekala agribisnis. Namun masih banyak petani yang hanya membudidayakan sebagai usaha sampingan. Padahal peluang pasar terbuka luas mulai dari pasar - pasar lokal hingga pasar swalayan di kota – kota besar (Rukmana, 2007).

Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang pengaruh pemberian berbagai jenis bokashi terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman Pare (momordica charantia L.).

B. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian berbagai jenis bokashi terhadap pertumbuhan dan produksi pare (Momordica charantia L.).

C. Hipotesis Penelitian

Ada pengaruh pemberian berbagai jenis bokashi terhadap pertumbuhan dan produksi pare (Momordica charantia L.).

D. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini adalah :

1. Sebagai bahan dasar penulisan skripsi yang merupakan salah satu syarat untuk menempuh ujian sarjana di Fakultas Pertanian Universitas Asahan.

2. Hasil penelitian ini diharapkan menjadi masukan dan sumbangan pemikiran bagi perguruan tinggi khususnya Fakultas Pertanian Universitas Asahan.

3. Sebagai bahan tambahan pengetahuan bagi mahasiswa Fakultas pertanian Universitas Asahan terutama yang menyangkut tentang budidaya pare.

4. Sebagai bahan informasi bagi petani pare dan pihak-pihak lain yang membutuhkannya.

BAHAN DAN METODE A. Tempat dan Waktu

Penelitian ini dilaksanakan di jalan Durian Lk. I, Kel. Kisaran Naga Kec. Kisaran Timur Kabupaten Asahan Propinsi Sumatera Utara. Penelitian dilaksanakan pada bulan Agustus sampai Oktober 2014.

B. Bahan dan Alat

Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah benih pare varietas Lipa F1, bokashi kandang sapi, bokashi enceng gondok, bokashi legum, air, dan insektisida Meothrin, fungisida Delsene-MX, atraktan dan bahan lain yang mendukung pelaksanaan penelitian ini.

Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah cangkul, gembor, tali rafia, meteran, sprayer, kalkulator, papan plot penelitian, papan judul penelitian, patok sampel, bambu, dan parang.

C. Metode Penelitian

Penelitian dilakukan dengan

menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) non faktorial yang terdiri 10 perlakuan, yaitu :

S0 = Tanpa Bokashi (kontrol)

S1 = Bokashi enceng gondok 1,44 kg/plot S2 = Bokashi enceng gondok 2,88 kg/plot S3 = Bokashi enceng gondok 4,32 kg/plot S4 = Bokashi kandang sapi 1,44 kg/plot

(2)

S5 = Bokashi kandang sapi 2,88 kg/plot S6 = Bokashi kandang sapi 4,32 kg/plot S7 = Bokashi legum 1,44 kg/plot S8 = Bokashi legum 2,88 kg/plot S9 = Bokashi legum 4,32 kg/plot

Susunan plot percobaan adalah sebagai berikut : Jumlah ulangan

Jumlah perlakuan Jumlah plot penelitian Jumlah tanaman per plot Jumlah tan. smpl per plot Jumlah total tanaman smpl Jumlah tanaman seluruhnya Jarak antar ulangan Jarak antar plot Jarak tanam Panjang plot Lebar plot

Model linier rancangan acak kelompok (RAK) Nonfaktorial adalah sebagai berikut:

Yij = µ + ρi + αj + εij

Yij = Hasil pengamatan dari faktor perlakuan pada taraf ke-i dalam ulangan ke

µ = Efek dari nilai tengah ρi = Efek dari ulangan ke

αj = Efek faktor dari faktor perlakuan pada taraf ke-j

εij = Efek galat dari ulangan ke mendapat perlakuan pada taraf ke HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil

1. Tinggi tanaman (cm)

Berdasarkan sidik ragam pada lampiran 6, 8, dan 10 dapat dilihat bahwa

berbagai jenis bokashi

pengaruh tidak nyata terhadap tinggi tanaman pada umur 2 minggu setelah tanam, namun berpengaruh nyata pada umur 3 dan 4

setelah tanam.

Berdasarkan hasil sidik ragam tersebut, selanjutnya dilakukan uji beda rata dengan Duncan’s Multiple Range Test (DMRT). Pada Tabel 1, disajikan data rataan tinggi tanaman (cm) terhadap

berbagai jenis bokashi.

Bokashi kandang sapi 2,88 kg/plot Bokashi kandang sapi 4,32 kg/plot Bokashi legum 1,44 kg/plot Bokashi legum 2,88 kg/plot Bokashi legum 4,32 kg/plot

Susunan plot percobaan adalah sebagai berikut : : 3 ulangan : 10 perlakuan : 30 plot : 4 tanaman : 2 tanaman : 60 tanaman : 120 tanaman : 100 cm : 50 cm : 60 cm x 60 cm : 120 cm : 120 cm

Model linier rancangan acak kelompok (RAK) aktorial adalah sebagai berikut:

Hasil pengamatan dari faktor perlakuan i dalam ulangan ke-j Efek dari nilai tengah

Efek dari ulangan ke-i

Efek faktor dari faktor perlakuan pada = Efek galat dari ulangan ke-i yang

mendapat perlakuan pada taraf ke-j HASIL DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan sidik ragam pada lampiran 6, 8, dan 10 dapat dilihat bahwa pemberian berbagai jenis bokashi menunjukkan pengaruh tidak nyata terhadap tinggi tanaman pada umur 2 minggu setelah tanam, namun berpengaruh nyata pada umur 3 dan 4 minggu Berdasarkan hasil sidik ragam tersebut, selanjutnya dilakukan uji beda rata-rata Duncan’s Multiple Range Test (DMRT). Pada Tabel 1, disajikan data rataan tinggi tanaman (cm) terhadap pemberian

Tabel 1. Rataan Pengaruh Pemberian Berbagai Jenis Bokashi Terhadap Tinggi Tanaman Pada Umur 2, 3 dan 4 Minggu Setelah Tanam.

Perlakuan Rataan Tinggi Tanaman (cm) 2 MST S0 14.25 S1 14.50 S2 15.75 S3 16.17 S4 14.08 S5 16.25 S6 17.17 S7 15.83 S8 16.42 S9 16.25

Keterangan : Angka – angka yang diikuti huruf yang sama pada kolom yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata pada taraf 5%.

Berdasarkan Tabel 1. dapat dilihat bahwa tinggi tanaman tertinggi dicapai pada jenis bokashi kandang sapi dengan dosis 4,32 kg/plot (S6) dan terendah terdapat pada kontrol (S0).

Pengaruh pemberian berbagai jenis bokashi terhadap tinggi tanaman umur 4 MST dapat dilihat pada histogram Gambar 1. berikut ini.

Gambar 1. Histogram

Berbagai Jenis Bokashi Terhadap Tinggi Tanaman (cm) Umur 4 MST 0.00 20.00 40.00 60.00 80.00 100.00 120.00 140.00 160.00 S0 S1 S2 S3 S4 93.00 120.83 136.00 145.67 117.83 T in g g i T a n a m a n ( c m )

Jenis Bokashi (kg/plot)

Pengaruh Pemberian Berbagai Jenis Bokashi Terhadap Tinggi Tanaman Pada Umur 2, 3 dan 4 Minggu Setelah Tanam.

Rataan Tinggi Tanaman (cm) 3 MST 4 MST 42.00 93.00 c 48.33 120.83 b 54.58 136.00 ab 58.33 145.67ab 47.25 117.83 bc 56.08 139.83 ab 61.33 153.00 a 52.50 121.67 b 55.00 137.17 ab 58.75 146.50 ab

angka yang diikuti huruf yang pada kolom yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata pada

Berdasarkan Tabel 1. dapat dilihat bahwa tinggi tanaman tertinggi dicapai pada jenis bokashi kandang sapi dengan dosis 4,32 ) dan terendah terdapat pada pemberian berbagai jenis tinggi tanaman umur 4 MST dapat dilihat pada histogram Gambar 1.

Histogram Pengaruh Pemberian Berbagai Jenis Bokashi Terhadap Tinggi Tanaman (cm) Umur 4 MST.

S4 S5 S6 S7 S8 S9 117.83 139.83 153.00 121.67 137.17 146.50

(3)

2. Rataan Panjang Buah (cm)

Berdasarkan sidik ragam pada lampiran 14 dapat dilihat bahwa pemberian berbagai jenis bokashi menunjukkan pengaruh nyata terhadap rataan panjang buah.

Berdasarkan hasil sidik ragam tersebut, selanjutnya dilakukan uji beda rata dengan Duncan’s Multiple

(DMRT). Pada Tabel 2, disajikan data rataan panjang buah panen 1 s/d panen III terhadap pemberian berbagai jenis bokashi

Tabel 2. Rataan Pengaruh Pemberian Berbagai Jenis Bokashi Terhadap Panjang Buah Panen 1 s/d Panen III.

Perlakuan Rataan Panjang Buah (cm) S0 16.67 S1 21.11 S2 22.83 S3 26.89 S4 23.67 S5 24.56 S6 28.67 S7 22.33 S8 25.39 S9 28.06

Keterangan : Angka – angka yang diikuti huruf yang sama pada kolom yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata pada taraf 5%.

Berdasarkan Tabel 2. dapat dilihat bahwa rataan panjang buah terpanjang dicapai pada jenis bokashi kandang sapi dengan dosis 4,32 kg/plot (S6) dan terendah terdapat pada kontrol (S0).

Pengaruh pemberian berbagai jenis bokashi terhadap rataan panjang buah panen I s/d panen III dapat dilihat pada histogram Gambar 2. berikut ini.

Rataan Panjang Buah (cm)

Berdasarkan sidik ragam pada lampiran pemberian berbagai menunjukkan pengaruh nyata terhadap rataan panjang buah.

Berdasarkan hasil sidik ragam tersebut, selanjutnya dilakukan uji beda rata-rata Duncan’s Multiple Range Test (DMRT). Pada Tabel 2, disajikan data rataan panjang buah panen 1 s/d panen III terhadap pemberian berbagai jenis bokashi.

Pengaruh Pemberian Berbagai Jenis Bokashi Terhadap Panjang Buah Panen 1 s/d Panen III.

Panjang Buah (cm) Notasi 16.67 e 21.11 d 22.83 cd 26.89 abc 23.67 bcd 24.56 abcd 28.67 a 22.33 d 25.39 abcd 28.06 ab

angka yang diikuti huruf yang sama pada kolom yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata pada taraf 5%.

Berdasarkan Tabel 2. dapat dilihat bahwa rataan panjang buah terpanjang dicapai pada jenis bokashi kandang sapi dengan dosis 4,32 ) dan terendah terdapat pada Pengaruh pemberian berbagai jenis rataan panjang buah panen I s/d panen III dapat dilihat pada histogram

Gambar 2. Histogram Pengaruh Pemberian Berbagai Jenis Bokashi Terhadap

Buah (cm) Panen I s/d Panen III 3. Rataan Diameter Buah

Berdasarkan sidik ragam pada lampiran 18 dapat dilihat bahwa

jenis bokashi menunjukkan pengaruh nyata terhadap rataan diameter buah.

Berdasarkan hasil sidik ragam tersebut, selanjutnya dilakukan uji beda rata dengan Duncan’s Mu

(DMRT). Pada Tabel 3, disajikan data rataan diameter buah panen 1 s/d panen III terhadap pemberian berbagai jenis bokashi

Tabel 3. Rataan Pengaruh Pemberian Berbagai Jenis Bokashi Terhadap Diameter Buah Panen 1 s/d Panen III.

Perlakuan Rataan Diameter Buah (cm) S0 4.56 S1 5.38 S2 5.64 S3 5.77 S4 5.42 S5 5.76 S6 5.97 S7 5.43 S8 5.61 S9 5.96

Keterangan : Angka – angka yang diikuti huruf yang sama pada kolom yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata

Berdasarkan Tabel 3. dapat dilihat bahwa tiap perlakuan jenis bokashi saling berbeda tidak nyata namun berbeda nyata dengan kontrol (S0). 15.00 17.00 19.00 21.00 23.00 25.00 27.00 29.00 S0 S1 S2 S3 S4 16.67 21.11 22.83 26.89 23.67 R a ta a n P a n ja n g B u a h ( c m )

Jenis Bokashi (kg/plot)

Pengaruh Pemberian Berbagai Jenis Bokashi Terhadap Rataan Panjang Buah (cm) Panen I s/d Panen III.

Rataan Diameter Buah (cm)

Berdasarkan sidik ragam pada lampiran 18 dapat dilihat bahwa pemberian berbagai menunjukkan pengaruh nyata terhadap rataan diameter buah.

Berdasarkan hasil sidik ragam tersebut, selanjutnya dilakukan uji beda rata-rata Duncan’s Multiple Range Test (DMRT). Pada Tabel 3, disajikan data rataan diameter buah panen 1 s/d panen III terhadap pemberian berbagai jenis bokashi.

Pengaruh Pemberian Berbagai Jenis Bokashi Terhadap Diameter Buah Panen 1 s/d Panen

Rataan Diameter Buah (cm) Notasi 4.56 b 5.38 a 5.64 a 5.77 a 5.42 a 5.76 a 5.97 a 5.43 a 5.61 a 5.96 a

angka yang diikuti huruf yang sama pada kolom yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata pada taraf 5%.

Berdasarkan Tabel 3. dapat dilihat bahwa tiap perlakuan jenis bokashi saling berbeda tidak nyata namun berbeda nyata dengan

S4 S5 S6 S7 S8 S9 23.67 24.56 28.67 22.33 25.39 28.06

(4)

Pengaruh pemberian berbagai jenis bokashi terhadap rataan diameter buah panen I s/d panen III dapat dilihat pada histogram Gambar 3. berikut ini.

Gambar 3. Histogram Pengaruh Pemberian Berbagai Jenis Bokashi Terhadap Rataan Diameter Buah (cm) Panen I s/d Panen III.

4. Total Produksi per Plot (kg)

Berdasarkan sidik ragam pada lampiran 22 dapat dilihat bahwa pemberian berbagai jenis bokashi menunjukkan pengaruh nyata terhadap total produksi per plot.

Berdasarkan hasil sidik ragam tersebut, selanjutnya dilakukan uji beda rata dengan Duncan’s Mult

(DMRT). Pada Tabel 4, disajikan data rataan total produksi per plot (kg) terhadap pemberian berbagai jenis bokashi

Tabel 4. Rataan Pengaruh Pemberian Berbagai Jenis Bokashi Terhadap Total Produksi per Plot (kg).

Perlakuan Total Produksi per Plot (kg) S0 2.65 S1 3.24 S2 3.48 S3 4.27 S4 3.42 S5 4.19 S6 4.52 S7 3.72 S8 4.12 S9 4.41

Keterangan : Angka – angka yang diikuti huruf yang sama pada kolom yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata pada

4.30 4.50 4.70 4.90 5.10 5.30 5.50 5.70 5.90 6.10 S0 S1 S2 S3 S4 4.56 5.38 5.64 5.77 5.42 R a ta a n D ia m e te r B u a h ( c m )

Jenis Bokashi (kg/plot)

Pengaruh pemberian berbagai jenis rataan diameter buah panen I s/d panen III dapat dilihat pada histogram

Pengaruh Pemberian Berbagai Jenis Rataan Diameter Buah (cm)

Total Produksi per Plot (kg)

Berdasarkan sidik ragam pada lampiran pemberian berbagai menunjukkan pengaruh nyata terhadap total produksi per plot.

Berdasarkan hasil sidik ragam tersebut, selanjutnya dilakukan uji beda rata-rata Duncan’s Multiple Range Test (DMRT). Pada Tabel 4, disajikan data rataan total produksi per plot (kg) terhadap pemberian berbagai jenis bokashi.

Pengaruh Pemberian Berbagai Jenis Bokashi Terhadap Total Produksi per Plot (kg).

Total Produksi

per Plot (kg) Notasi

2.65 e 3.24 d 3.48 cd 4.27 ab 3.42 cd 4.19 ab 4.52 a 3.72 c 4.12 b 4.41 ab

angka yang diikuti huruf yang sama pada kolom yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata pada taraf 5%.

Berdasarkan Tabel 4. dapat dilihat bahwa rataan total produksi per plot terberat dicapai pada jenis bokashi kandang sapi dengan dosis 4,32 kg/plot (S6) dan terendah terdapat pada kontrol (S0).

Pengaruh pemberian berbagai jenis bokashi terhadap rataan total produksi per plot panen I s/d panen III dapat dilihat pada histogram Gambar 4. berikut ini.

Gambar 4. Histogram Pengaruh Pemberian Berbagai Jenis Bokashi Terhadap Rataan Total Produksi per Plot (kg) Panen I s/d Panen III

B. Pembahasan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah di uji secara statistik diketahui bahwa

berbagai jenis bokashi menunjukkan pengaruh nyata terhadap semua parameter amatan kecuali tinggi tanaman umur 2 dan 3 minggu setelah tanam.

Pemberian berbagai jenis

menunjukkan pengaruh tidak nyata pada tinggi tanaman umur 2 dan 3 minggu setelah tanam disebabkan oleh unsur hara yang lambat tersedia, serta juga disebabkan oleh suhu dan kelembaban udara (Sutanto, 2006). Selain itu, juga disebabkan oleh kandungan

rendah pada pupuk organik untuk memenuhi kebutuhan tanaman secara tepat (Wijaya, 2008).

Pemberian berbagai jenis bokashi menunjukkan pengaruh nyata pada semua parameter amatan disebabkan oleh pengaruh positif pupuk organik terhadap pening

fisik, kimia dan biologi tanah sehingga memberikan lingkungan tumbuh yang baik bagi tanaman. Menurut Yuwono (2006) pertumbuhan dan produksi maksimal tanaman tidak hanya ditentukan oleh hara yang cukup (sifat kimia), dan seimbang tetapi juga mem lingkungan yang baik termasuk sifat fisik, dan biologis tanah. S5 S6 S7 S8 S9 5.76 5.97 5.43 5.61 5.96

Jenis Bokashi (kg/plot)

2.00 2.50 3.00 3.50 4.00 4.50 5.00 S0 S1 S2 S3 S4 2.65 3.24 3.48 4.27 3.42 T o ta l P r o d u k si p e r P lo t (k g )

Jenis Bokashi (kg/plot)

Berdasarkan Tabel 4. dapat dilihat bahwa rataan total produksi per plot terberat dicapai pada jenis bokashi kandang sapi dengan dosis ) dan terendah terdapat pada Pengaruh pemberian berbagai jenis rataan total produksi per plot panen I s/d panen III dapat dilihat pada histogram Gambar 4. berikut ini.

Pengaruh Pemberian Berbagai Jenis Rataan Total Produksi per Plot (kg) Panen I s/d Panen III.

Berdasarkan hasil penelitian yang telah di uji secara statistik diketahui bahwa pemberian menunjukkan pengaruh nyata terhadap semua parameter amatan kecuali tinggi tanaman umur 2 dan 3 minggu setelah Pemberian berbagai jenis bokashi menunjukkan pengaruh tidak nyata pada tinggi tanaman umur 2 dan 3 minggu setelah tanam disebabkan oleh unsur hara yang lambat tersedia, serta juga disebabkan oleh suhu dan kelembaban udara (Sutanto, 2006). Selain itu, juga disebabkan oleh kandungan unsur hara yang rendah pada pupuk organik untuk memenuhi kebutuhan tanaman secara tepat (Wijaya, 2008).

Pemberian berbagai jenis bokashi menunjukkan pengaruh nyata pada semua parameter amatan disebabkan oleh pengaruh positif pupuk organik terhadap peningkatan sifat fisik, kimia dan biologi tanah sehingga memberikan lingkungan tumbuh yang baik bagi tanaman. Menurut Yuwono (2006) pertumbuhan dan produksi maksimal tanaman tidak hanya ditentukan oleh hara yang cukup (sifat kimia), dan seimbang tetapi juga memerlukan lingkungan yang baik termasuk sifat fisik, dan

S4 S5 S6 S7 S8 S9 3.42 4.19 4.52 3.72 4.12 4.41

(5)

Dari hasil penelitian ini diketahui bahwa pemberian jenis bokashi kandang sapi menghasilkan tinggi tanaman, panjang buah, diameter buah serta produksi per plot yang lebih tinggi dibandingkan bokashi legume dan enceng gondok walaupun menurut uji DMRT pemberian bokashi kandang sapi tidak berbeda nyata dengan pemberian jenis bokashi lainnya. Hal ini membuktikan bahwa bokashi yang berasal dari bahan kandang memiliki kandungan hara yang cukup lengkap dibandingkan bokashi yang berasal dari bahan kompos. Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian Soverda dkk (2008) bahwa pembarian bokashi kandang sapi dapat meningkatkan percepatan umur berbunga, jumlah buah per tanaman, bobot buah per tanaman, dan bobot berangkas kering tanaman tomat, diikuti oleh bokashi enceng gondok, serbuk gergaji dan alang-alang. Musnamar (2005) menyatakan bahwa pupuk kandang mengandung unsur hara yang relatif lebih besar dibandingkan kompos, dan ini mungkin menjadi penyebab mengapa pupuk kandang mampu menyuplai hara kepada populasi yang lebih besar dari pada kompos.

Hasil penelitian yang telah didapatkan dengan menggunakan jenis bokashi ini tergolong rendah mengingat potensi genetik tanaman pare yang digunakan mampu berproduksi sampai 30 – 45 ton/ha atau sekitar 4,32 – 6,48 kg/plot, sementara hasil tertinggi yang didapatkan hanya 4,52 kg/plot atau sekitar 31 ton/ha. Rendahnya hasil yang didapatkan karena kendala lapangan yang terjadi selama penelitian berupa serangan hama. Serangan hama yang paling dominan adalah lalat buah dan lembing. Pengendalian dengan menggunakan perangkap hanya mampu menjerat hama lalat buah, sedangkan serangan lembing sukar untuk dikendalikan karena hama ini beraktifitas menjelang malam hari hingga fajar. Akibatnya buah muda menjadi menguning dan dan rusak sebelum masa panen.

KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan

Pemberian berbagai jenis bokashi berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman pare. Jenis bokashi kandang sapi dengan dosis 4,32 kg/plot (S6) menunjukkan hasil yang lebih baik, berbeda tidak nyata dengan bokashi legume dan bokashi enceng gondok, namun berbeda nyata dengan kontrol

B. Saran

Perlu dilakukan penelitian ulang tentang bokashi kandang sapi yang di kombinasikan dengan pupuk lain untuk mendapatkan hasil yang lebih baik.

DAFTAR PUSTAKA

Agustina, L. 2000. Dasar Nutrisi Tanaman. Rineka Cipta. Jakarta.

Cahyo. 2013. Bokashi Jerami dan Bokashi pupuk kandang. http://artikel.co/2417/bokashi-jerami-dan-bokashi-pupuk-kandang.html. Diakses 03 Juni 2014.

Gomez K.A. and A.A. Gomez, 1996. Prosedur Statistik Untuk Penelitian Pertanian, Edisi kedua. UI-PRESS. Jakarta.

Lembah Pinus, 2013. Ramah Membuat Kompos

Enceng Gondok.

http://www.lembahpinus.com/index.php/8- uncategorised/artikel/759-ramah-membuat-kompos-eceng-gondok. Diakses 03 Juni 2014.

Mulyani Happy, 2014. Buku Ajar Kajian Teori dan Aplikasi Optimasi Perancangan Model Pengomposan. Trans Info Media. Jakarta. Musnamar, E. I. 2005. Pupuk Organik. Penebar

Swadaya, Jakarta.

Nazaruddin. 2000. Budidaya dan Pengaturan Pasca Panen Sayuran Dataran Tinggi. Penebar Swadaya. Jakarta.

Pangaribuan, Darwin Habinsaran. Pratiwi Octa Liestia.dan Lismawanti. 2011. Pengurangan Pemakaian Pupuk Anorganik dengan Penambahan Bokashi Serasah Tanaman pada Budidaya Tanaman Tomat. Jurnal Agro Indonesia 39 (3) : 173 – 179 (2011). Rukmana, R., 2007. Budidaya Pare. Kanisius.

Jakarta.

Rozaq, A. dan Novianto, G. 2010. Pemanfaatan Tanaman Enceng Gondok Sebagai Pupuk Cair. Skripsi. Jatim: Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknologi Industri Universitas Pembangunan Nasional “Veteran”. Jawa Timur.

Sismawati, 2013. Pupuk Bokashi dan Faktor - Faktor yang Penting Berpengaruh terhadap Proses Pengomposan Bokashi. Balai Basar Pelatihan Pertanian. Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian Kementrian Pertanian Republik Indonesia. Kalimantan Selatan.

(6)

Soerjowinoto, M. 2003. Flora. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.

Soeseno, S. 2001. Kebun Sayur Pekarangan Anda. PT. Kinta. Jakarta.

Soverda N, Rinaldy, Susanti I. 2008. Pengaruh Beberapa Macam Bokashi Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Tomat (Lycopersicon esculentum Mill) di Polybag. Sulistyowati, Emma. 2007. Skripsi : Pengaruh

Pemberian Kompos Enceng Gondok (Eichhornia crassipes (Mart) Solms) Dan Pupuk Kandang Sapi Terhadap Agregasi Tanah dan Pertumbuhan Tanaman Jagung (Zea mays) Pada Alfisol Pagak, Malang Selatan. Jurusan Tanah Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya, Malang.

Sunarjono H.H. 2013. Pedoman Bertanam Pare. Nuansa Aulia. Bandung.

Susetya Darma. 2014. Panduan Lengkap Membuat Pupuk Organic Untuk Tanaman Pertanian Dan Perkebunan. Pustaka Baru Press. Yogyakarta

Sutanto, R. 2006 Penerapan Teknologi Organik, Pemasyarakatan dan Pengembangannya Yogjakarta ,Kanisius

Tola, Hamzah F., Dahlan, dan Kaharuddin. 2006. Pengaruh Penggunaan Dosis Pupuk Bokashi Kotoran Sapi Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Jagung. Jurnal Agrisistem, Juni 2007, Vol. 3 No. 1.

Triasih, Theresia Pietmarindra. 2000. Pengaruh pemberian beberapa jenis pupuk Bokashi terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman caisim (Brassica chinensis L.). http://eprints.undip.ac.id/30046/. Diakses 15 Agustus 2014.

Wikipedia, 2014. Bokashi.

http://id.wikipedia.org/wiki/Bokashi. Diakses tanggal 01 Juli 2014.

Wordpress, 2012. Cara Pembuatan Bokashi. http://jualqurban. wordpress. com/ tag/ cara-pembuatan-bokashi. Diakses tanggal 01 Juli 2014.

Yuwono, M, Basuki, N., Agustin ,L.2002. Pertumbuhan dan Hasil Ubi Jalar (I pomoea

batatas (L) Lamb).pada Macam dan Dosis

Pupuk Organik Yang Berbeda terhadap Pupuk AnOrganik.

Gambar

Tabel 1. Rataan  Pengaruh  Pemberian  Berbagai  Jenis  Bokashi  Terhadap Tinggi Tanaman Pada Umur 2, 3 dan  4 Minggu Setelah Tanam.
Tabel 3. Rataan  Pengaruh  Pemberian  Berbagai  Jenis  Bokashi  Terhadap Diameter  Buah  Panen  1  s/d  Panen  III
Gambar 4.  Histogram Pengaruh Pemberian Berbagai Jenis  Bokashi  Terhadap  Rataan  Total  Produksi  per  Plot (kg) Panen I s/d Panen III

Referensi

Dokumen terkait

Dalam penelitian Drake, Wong dan Salter (2007) tidak seluruh dimensi dalam empowerment dapat mempengaruhi motivasi, hanya impact yang berpengaruh positif terhadap

Berdasarkan latar belakang dan teori-teori diatas, maka saya dan teman saya dapat menyusun kerangka pemikiran, bahwa pembelajaran merupakan salah satu usaha

Hasil analisis data dalam penelitian ini menunjukan bahwa hipotesis yang diajukan diterima yaitu terdapat hubungan yang positif antara dukungan sosial teman sebaya dengan

tanda tangan. Digital Signature menjadi sangat penting karena menjadi poin utama dalam hal cyber notary. Digital Signature menggantikan tanda tangan konvensional pada

Peninggalan arkeologis dari Zaman Batu Pertengahan (messolithikum) yang disebut sebagai kjokkenmoddinger atau secara harafiah diterjemahkan sebagai sampah dapur,

Pada tampilan sub menu materi ini, terdapat pilihan yaitu bila user memilih evaluasi merangkai kata maka akan langsung ke halaman merangkai kata, jika memilih

Pada populasi kelapa Dalam Sawarna (DSA) jarak genetik individu-individu dalam sudah semakin sempit, artinya keanekaragaman genetik antar individu di dalam populasi

Tidak hanya itu, aksi saling hujat, mengutuk, pencemaran nama baik, pe- nistaan terhadap pihak lain juga ditemukan dalam momen-momen kampanye ( black campagne ). Masing-masing