• Tidak ada hasil yang ditemukan

Bab III. Metodologi Penelitian

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Bab III. Metodologi Penelitian"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

Bab III. Metodologi Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan metode penelitian normative dengan pendekatan secara historis (historical approach), pendekatan peraturan perundang-undangan (statute approach), dan pendekatan sosiologi.

III.1.Metodologi penelitian 1. Persiapan

Tahap persiapan meliputi

a. Studi pustaka dengan melakukan studi pustaka dengan membaca, mempelajari serta menginventaris berbagai teori hukum yang relevan dengan penelitian ini. b. Menetapkan contoh kasus pertama yaitu sengketa tanah wakaf antara Yayasan

Sulit Air Sepakat dengan PT dan kedua studi kasus pengelolaan tanah wakaf untuk tempat pemakaman umum oleh Kantor Pelayanan Pemakaman DKI Jakarta.

c. Studi kasus tersebut diambil untuk mencari hubungan antara pendaftaran dan pengelolaan tanah wakaf dalam hokum agrarian nasional. Dengan demikian akan diperoleh fakta-fakta yang diambil dari kedua kasus tersebut.

d. Menentukan responden atau narasumber penelitian yaitu : Pihak-pihak yang berperkara

 Anas Syamsi selaku wakif.

 Organisasi Sulit Air Sepakat DPC. Tanah Abang, Jakarta Pusat selaku nadzir.  PT. Cipta Multi Permai Wirasta selaku pihak ke tiga.

Penentuan responden pihak berperkara dilakukan untuk memperoleh keterangan langsung sehingga diharapkan peneliti mampu menggali informasi detil mengenai perkara yang sedang mereka hadapi.

Birokrasi dan Lembaga

 Kepala Pusat Hukum dan Dokumentasi BPN RI

 Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam, Direktorat Pengembangan Wakaf Departemen Agama RI

 Divisi Penelitian dan Pengembangan Badan Wakaf Indonesia  Panitera Pengadilan Agama Jakarta Pusat

(2)

Dari pihak birokrasi peneliti mengharapkan data yang sahih, terkini dan relevan dengan penelitian ini. Data yang dikumpulkan berupa keterangan langsung dengan teknik wawancara, dokumen berupa laporan-laporan resmi maupun tidak resmi, peraturan, foto, dan gambar.

Akademisi

 Prof. Boedi Harsono, S.H. pakar hukum agraria Indonesia, Fakultas Hukum Universitas Trisakti, Jakarta.

 Dr. Uswatun Hasanah, M.A pakar perwakafan Indonesia dari Pusat Studi Kajian Timur Tengah, FHUI. (Anggota Tim Penyusun Undang Undang Wakaf).

Wawancara dilakukan dengan para ahli untuk memperoleh keterangan yang berupa teori-teori yang relevan dengan penelitian ini.

2. Mengumpulkan data berupa

 Data primer yaitu data hukum primer berupa peraturan perundang-undangan dengan teknik inventarisasi hukum positif yang berhubungan dengan pendaftaran dan pengelolaan tanah wakaf, baik peraturan yang sedang berlaku maupun yang pernah berlaku serta data kajian hukum Islam mengenai wakaf. Data primer juga yang diperoleh langsung dari dari para narasumber yang dilakukan dengan teknik wawancara dengan baik secara lisan maupun tertulis.  Data sekunder berupa data kepustakaan, meliputi literatur-literatur tentang

agraria khususnya pendaftaran tanah dan wakaf. Literatur-literatur tersebut meliputi karya ilmiah berupa buku, makalah,hasil penelitian, artikel dalam majalah dan bahan hukum sejenisnya. Data sekunder dikumpulkan dengan teknik studi pustaka dan penelusuran data online via internet/research on line.

6. Pengolahan data dilakukan dengan cara

 Menarik asas hukum yang mengatur pendaftaran & pengelolaan tanah wakaf.  Menyusun sistematika peraturan perundangan-undangan mengenai

pendaftaran & pengelolaan tanah wakaf.

(3)

7. Analisis data

Semua data yang terkumpul dianalisa secara descriptive dengan teknik analisa konten (Content Analysis)

8. Penarikan kesimpulan

Penarikan kesimpulan dilakukan setelah memperoleh analisis dari data yang telah dikumpulkan.

9. Penyusunan laporan akhir.

III.2. Bagan alir penelitian

(4)
(5)

III.3.Pelaksanaan penelitian III.3.1.Lokasi penelitian

Penelitian ini mengambil dua studi kasus masing-masing adalah sengketa tanah wakaf antara Anas Syamsi dengan organisasi SAS kemudian studi pengelolaan tanah TPU oleh Kantor Pelayanan Pemakaman DKI Jakarta

Untuk studi kasus pertama dilaksanakan di Kecamatan Tanah Abang, Kecamatan Tanah Abang, Jakarta Pusat, Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta

Adapun secara administrasi Kecamatan Tanah Abang terbagi menjadi 7 kelurahan masing-masing yaitu :

1. Kelurahan Kampung Bali 2. Kelurahan Kebon Kacang 3. Kelurahan Kebon Melati 4. Kelurahan Petamburan 5. Kelurahan Bendungan Hilir 6. Kelurahan Karet Tengsin dan 7. Kelurahan Gelora

Sedangkan secara geografis letak kecamatan Tanah Abang adalah 6° 11’ 16.47” Lintang Selatan dan 106° 48’ 48.09” Bujur Timur.

(6)

Gambar III.2. Lokasi penelitian

Sedangkan studi kasus kedua mengambil upaya pengelolaan tanah wakaf oleh Kantor Pelayanan Pemakaman DKI Jakarta. Kantor tersebut mengelola 22 TPU yang tersebar di beberapa wilayah DKI Jakarta. Seperti tampak pada gambar di bawah ini :

(7)

Gambar III.3. Sebaran Lokasi TPU di DKI Jakarta

III.3.2.Batasan masalah :

Selain pembahasan dibatasi studi kasus pada referensi putusan Mahkamah Agung Nomor 392.K/AG/2006 tanggal 17 Oktober 2006.

Pada penelitian ini penulis menarik asas-asas yang terpenting terhadap pendaftaran dan pengelolaan tanah wakaf. Asas-asas ini dapat ditemukan pada peraturan perundang-undangan yang telah diiventaris sebelumnya seperti :

1. Undang-Undang Pokok Agraria 2. Undang-Undang Wakaf

(8)

3. Peraturan Pemerintah Nomor 42 Tahun 2006 tentang Pelaksanaan Wakaf

4. Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 1977 tentang Pendaftaran Tanah Wakaf Hak Milik.

5. Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 tentang Pendaftaran Tanah

Adapun asas-asas tersebut adalah :

1. Asas penyerahan tanah wakaf tanpa ada hak untuk diminta kembali. 2. Asas pembuktian tanah wakaf

3. Asas penggantian tanah wakaf

4. Asas pengelolaan tanah efisien dan efektif

III.4. Pengumpulan data

Pengumpulan data primer (bahan hukum primer) dengan teknik inventarisasi meliputi semua peraturan perundangan-undangan pengadilan yang mengatur mengenai pendaftaran dan pengelolaan tanah wakaf bertujuan untuk menyusun sistematika peraturan perundangan-undangan mengenai wakaf.

Pengumpulan data primer terhadap responden dilakukan dengan teknik wawancara baik secara tertulis maupun lisan dengan tujuan mendapat keterangan lebih detil mengenai permasalahan yang dihadapi

Data sekunder yang menunjang seperti dokumen baik yang formal/resmi atau pribadi, peta, foto maupun gambar serta literature berupa jurnal ilmiah, buku teks, Koran dan internet penulis lakukan dengan teknik dokumentasi.

Setelah inventaris berbagai peraturan perundangan-undangan dilakukan tahapan selanjutnya adalah melakukan identifikasi terhadap isi peraturan peraturan yang mengatur langsung mengenai pendaftaran dan pengelolaan tanah wakaf.

Identifikasi isi dari masing-masing peraturan perundang-undangan dilakukan agar dapat mengenali asas-asas yang terpenting dan relevan dengan tujuan penelitian.

Pada penelitian ini telah berhasil diinventaris beberapa peraturan perundangan-undangan yang mengatur pendaftaran & pengelolaan tanah wakaf antara lain yaitu :

(9)

1. UUPA

2. UU No. 41 Tahun 2004 tentang Wakaf

3. Peraturan Pemerintah No. 28 Tahun 1977 tentang Perwakafan Tanah Milik 4. Peraturan Pemerintah No. 24 Tahun 1997 tentang Pendaftaran Tanah 5. PP No. 42 Tahun 2006 tentang Peraturan Pelaksanaan Wakaf

6. Instruksi Presiden Nomor 1 Tahun 1991 tentang Kompilasi Hukum Islam

7. Peraturan Menteri Negara Agraria No. 26 Tahun 1997 tentang Pelaksanaan Pendaftaran Tanah

8. Peraturan Menteri Negara Agraria No. 1 Tahun 1978 tentang Pedoman Pelaksanaan Perwakafan Tanah Wakaf Milik.

Peraturan perundangan-undangan tersebut dikeluarkan setelah kemerdekaan.

Sedangkan peraturan yang dikeluarkan pada masa pemerintahan Belanda adalah : 1. SE Sekretaris Governement No. 1435 tanggal 31-01-1905

2. SE Sekretaris Governement No. 1361 tanggal 4-01-1931 3. SE Sekretaris No. 3088/A tanggal 21-12-1934

4. SE Sekretaris Governement No. 1273/A tanggal 27-05-1935

III.5. Pengolahan data III. 5.1. Data primer

Pengolahan data dilakukan masing-masing terhadap data primer yang berupa peraturan perundang-undangan dan jawaban dari responden serta data sekunder yang telah dikumpulkan.

Berdasarkan identifikasi isi dari peraturan perundang-undangan, maka asas-asas hukum yang berhubungan dengan masalah pendaftaran dan pengelolaan tanah yang peneliti revelan dengan tujuan penelitian yaitu :

1. Asas penyerahan tanah wakaf tanpa hak untuk diminta kembali. 2. Asas pembuktian tanah wakaf.

3. Asas penggantian tanah wakaf.

4. Asas pengelolaan tanah wakaf yang efektif dan efisien.

Dengan menarik keempat asas hukum ini memudahkan peneliti untuk menganalisis rumusan masalah yang dikemukakan sebelumnya.

(10)

Terhadap data yang berasal dari wawancara peneliti melakukan cek silang (cross-check) untuk menilai konsistensi jawaban dari responden. Setelah semua data diperiksa selanjutnya dilakukan penyusunan hasil wawancara tersebut ke dalam bentuk tulisan yang sistematis agar mudah untuk dipahami.

III.5.2. Data sekunder

Data sekunder yang berhasil peneliti kumpulkan berupa : 1. Numeris/angka/prosentase laporan dari responden 2. Peta

3. Foto dan gambar

Data sekunder yang bersifat kuantitatif akan diolah ke dalam bentuk table/chart dengan program MS Office (Word dan Excel). Sedangkan data yang berupa peta diolah dengan menggunakan peranti lunak Autocad 2000 dan MapInfo versi 7.5. Data foto diolah dengan Adobe Photoshop CS2 dan CorelDraw versi 7.

Data sekunder dikumpulkan dan diolah dimaksudkan untuk memperkokoh dan memperluas dasar-dasar menarik generalisasi dari hasil-hasil penelitian (Soerjono Soekanto et al 1979 :17).

A. Data dari Putusan Mahkamah Agung Nomor 392.K/AG/2006

Berdasarkan putusan Mahkamah Agung tersebut ditemukan pokok-pokok masalah : 1. Subyek hukum :

a. Anas Syamsi selaku penggugat dan sekaligus wakif. b. Yusman (Ketua DPC SAS Tanah Abang) selaku tergugat I c. DPC SAS Tanah Abang selaku tergugat II sekaligus nadzir. d. PT. Multi Cipta Permai Wirasta selaku tergugat III

e. Notaris Sri Dewi, SH selaku tergugat IV

2. Obyek hukum :

Sebidang tanah wakaf dengan luas 120 m2 dengan bukti kepemilikan Verponding Indonesia Nomor 49/1964 yang terletak di Jalan Jatibaru Gang VI dengan batas-batas :

(11)

Sebelah utara : Jl. Jatibaru Gang VI Sebelah selatan : Pekarangan milik Minin

Sebelah timur : Pekarangan milik Sahadi bi Dani Sebelah barat : Kamar mandi umum

Gambar III.4 : Visualisasi obyek sengketa (Sumber diolah kembali dari PT Jasindo Abadi Utama)

(12)

3. Perbuatan hukum :

a. Jual beli tanah dari Nurlaila kepada Anas Syamsi pada tanggal 25 Oktober 1978.

b. Penyerahan tanah sebagai tanah wakaf dari Anas Syamsi kepada Organisasi SAS DPC Tanah Abang tanggal 15 Oktober 1981 dengan akta notaries nomor 15 dihadapan pejabat notaries Yetty Taher, SH.

c. Tukar-menukar tanah antara DPC SAS Tanah Abang dengan PT. Multi Cipta Wirasta dengan akta pengikatan tukar menukar nomor 13 tanggal 16 April 2002 dihadapan pejabat notaries Sri Dewi, SH.

d. Serah terima tanah ruko antara PT Cipta Multi Wirasta dan dengan Berita Acara Serah Terima Ruko Blok F Nomor 013/BAST/MCPW/II/03 tanggal 20 Pebruari 2003.

B. Data Organisasi Sulit Air Sepakat

Sulit Air Sepakat adalah sebuah organisasi warga perantau berasal dari kenagarian Sulit Air, Kabupaten Solok, Sumater Barat. Organisasi ini didirikan oleh tokoh-tokoh perantau perantau yang berada di kota Padang pada tahun 1918. Organisasi SAS didirikan oleh Mahyudin Dt. Sutan Maharjo Nan Besar atau sering disebut dengan gelar Datuk Bangkik, yang berasal dari keluarga bangsawan Minangkabau Tuanku Laras II yang memimpin nagari Sulit Air pada abad ke 19.

Perjalanan SAS kemudian dilanjutkan dan dikembangkan oleh para tokoh Sulit Air yang berada di Jakarta. Eksistensi SAS sebagai organisasi mengalami kemajuan terutama setelah sukses melaksanakan musyawarah besar (Mubes) di Ciloto, Jawa Barat pada tanggal 3 Juli 1970, yang mendeklarasikan sebagai organisasi formal perkumpulan bagi masyarakat perantau Sulit Air.

Organisasi sekarang telah mempunyai 80 Daerah Perwakilan Cabang di seluruh Indonesia dan 4 Dewan Perwakilan Cabang di luar negeri yaitu di Kualalumpur, Sidney, Melbourne, dan Washington, DC. (www.cimbuak.net: 2008)

(13)

Tabel III. 1 : Periode Ketua Umum DPP SAS

No Ketua Umum Periode

1 H.Syamsul Bahri Nur 1970-1972

2 H.Rozali Usman 1973-1977 3 Armon Syamsuddin 1978-1980 4 Fakruddin Panuh 1981-1982 5 H.Rozali Usman, SH 1982-1984 6 Nurakhsar 1984-1986 7 Drs.H. Rainal Rais 1986-1998

8 H. Zulherfin Zubir 1996 sd sekarang (Sumber diolah kembali dari Huri : 2006)

DPP SAS di dalam menjalin dan membina hubungan dengan masing-masing DPC di daerah rantau lebih berpola sebagai perpanjangan tangan dan perwakilan DPP di setiap daerah atau DPC bertugas sebagai perbantuan DPP di tingkat propinsi. (Huri : 2006).

Untuk menganalisis pola hubungan DPP SAS dengan PDC SAS di daerah serta angota-anggota Susunan organisasi DPP SAS dapat diperhatikan pada bagan struktur organiasis sebagai berikut

(14)

Gambar III.5 : Bagan Struktur Organisasi SAS

C. Data Tempat Pemakaman Umum

Salah satu tujuan wakaf yang sering dilakukan pada masyarakat wakaf tanah adalah untuk kepentingan tempat pemakaman umum (TPU). Bagi daerah perkotaan Jakarta ketersedian adanya tanah untuk tempat pemakaman umum adalah masalah yang cukup serius, setidaknya data dari Kantor Pelayanan Pemakamanan DKI Jakarta menunjukkan bahwa jika tidak ada pengelolaan tempat pemakaman umum yang efisien dan efektif maka Jakarta akan kehabisan tanah tempat pemakaman umum.

(15)

Diperkirakan bahwa lahan yang dibutuhkan agar menjadi ideal adalah sekitar 300 hektare lagi agar krisis lahan ini dapat diselesaikan.

Namun untuk propinsi Daerah Khusus Ibukota yang berpenduduk tidak kurang dari 8.2 juta jiwa dengan luas tanah yang terbatas, kebutuhan lahan seluas 300 hektare untuk areal pemakaman adalah hal cukup serius jika tidak segera ditangani.

Menurut data Subbid Pengendalian Teknis Kantor Pelayanan Pemakaman (KPP) DKI Jakarta, memiliki 95 Taman Pemakaman Umum (TPU) dengan luas 580 hektar. Dalam laporan tahun 2006 bahwa luas ideal yang harus disediakan untuk areal pemakaman di Jakarta itu 875 hektar. Jika tidak ada solusi nyata bagi lahan pemakaman diperkirakan DKI Jakarta akan mengalami krisis lahan pemakaman. Sejak lima tahun terakhir rata-rata setiap harinya TPU di Jakarta menerima 100 orang sehingga luas areal yang ada saat ini tidak mencukupi.

Tabel III.2. Jumlah TPU di DKI Jakarta menurut wilayah Tahun 2006

Kota Muslim Kristen Budha/Hindu Campuran Jumlah

Jakarta Selatan 27 0 0 5 32 Jakarta Timur 35 0 1 4 40 Jakarta Pusat 3 1 0 0 4 Jakarta Barat 12 0 0 4 16 Jakarta Utara 9 0 0 1 10 Kep. Seribu 5 0 0 0 5 Jumlah 91 1 1 14 107

(Sumber diolah dari Jakarta Dalam Angka Tahun 2006)

Menurut data dari Kantor Pelayanan Pemakaman Propinsi DKI Jakarta di wilayah Jakarta tempat pemakaman umum yang dikelola oleh Kantor Pelayanan Pemakaman hanya ada 22 TPU, sedangkan sisanya sejumlah 73 TPU dikelola secara swadaya oleh masyarakat.

(16)

Tabel III.3 : TPU yang dikelola Kantor Pelayanan Pemakaman DKI Jakarta

No. Nama TPU Kelas Alamat Luas (ha)

1 Karet Bivak Induk Jl. Penjernihan 16

2 Karet Pasar Br. Barat L Jl. Pasar Baru Barat 10

3 Petamburan - - 0.7

4 Kawi-Kawi L Senen 11

5 Utan Kayu L Jl. Rawamangun Muka No.1 0

6 Pondok Ranggon Induk Jl. Pondok Ranggon 57

7 Cipinang Besar Induk Jl. Kebon Nanas Raya 16

8 Kober Jatinegara L Jl. Kober Jatinegara 10

9 Pondok Kelapa-Malaka Induk Jl. H. Naman 63

10 Pondok Kelapa-Mlk II Induk Jl. Pondok Kelapa Raya 10

11 Penggilingan L - 4.4

12 Tegal Alur Induk Jl. Kamal Raya No. 1 A 63

13 Grogol kemanggisan - - 0.2

14 Joglo Cabang Jl. Joglo Raya 70

15 Semper Induk Jl. Budi Darma 10

16 Kamp. Kandang P Jl. Moh. Kahfi I No. 1 21

17 Tanjung Barat Induk Jl. H. Saidi Rt 007 / Rw 05 29

18 Srengseng Sawah Induk JL. Kp. Kalibata 76

19 Tanah Kusir Induk Jl. Bintaro Raya 53

20 Jeruk Purut Induk Jl. Madrasah No.01 8

21 Menteng Pulo II Induk Jl.Menteng Pulo 15

22 Menteng Pulo Induk Jl. Menteng Pulo 32

( Sumber dari Kantor Pelayanan Pemakaman Pemprov. DKI Jakarta

Untuk mengetahui daya tampung masing-masing TPU yang dikelola oleh Kantor Pelayanan Pemakaman DKI Jakarta dapat diamati pada tabel di bawah ini.

Tabel III.4. Daya Tampung TPU di DKI Jakarta

No. TPU Tumpangan Petak

Isi

Petak Kosong

Jumlah (Petak Isi + Kosong) 1 Karet Pasar Br. Barat 26 9191 25583 34774

2 Kawi-Kawi 0 837 0 837 3 Karet Bivak 851 24794 56758 81552 4 Petamburan 30 8372 6186 14558 5 Cipinang Besar 9 8514 10133 18647 6 Pondok Kelapa-Malaka 162 15504 3586 19090 7 Pondok Kelapa-Mlk II 102 12819 9414 22233 8 Utan Kayu 2 2180 203 2383

(17)

9 Pondok Ranggon 12 19460 30317 49777 10 Kober Jatinegara 0 41 12759 12800 11 Penggilingan 0 1635 0 1635 12 Tegal Alur 12 8717 23643 32360 13 Grogol kemanggisan 0 834 308 1142 14 Joglo 52 7885 5255 13140 15 Srengseng Sawah 8 5124 7815 12939 16 Tanah Kusir 29 25861 40670 66531 17 Jeruk Purut 30 8964 5534 14498 18 Menteng Pulo 42 21811 16873 38684 19 Kamp. Kandang 103 4519 3139 7658 20 Tanjung Barat 0 839 1448 2287 21 Menteng Pulo II 1 1154 2211 3365 Jumlah 1471 189055 261835 450890

(Sumber Laporan Kantor Pelayanan Pemakaman DKI Jakarta)

D. Data Demografi

Data demografi diambil untuk menganalisa hubungan antara jumlah penduduk dengan kebutuhan lahan yang diperlukan untuk suatu kegiatan pembangunan. Adapun data demografi yang diambil adalah :

1. Data jumlah penduduk 2. Data luas wilayah

3. Data kepadatan penduduk

4. Data angka kematian pada 4 tahun terakhir

Tabel III.5. Jumlah penduduk dan kepadatan penduduk

Wilayah Luas Jumlah Kepadatan

Jakarta Pusat 49.90 896.778 18,618 Jakarta Utara 145.20 1.452.285 10,203 Jakarta Barat 126.15 2.130.696 16,890 Jakarta Selatan 145.73 2.53.684 14,092 Jakarta Timur 187.73 2.413.875 12,858 Kep. Seribu 11.81 19.362 1,646 (Sumber : SUSENAS 2002)

(18)

Tabel III.6. Jumlah Kematian, Penduduk dan Angka Kematian

Tahun

Jumlah Pddk

Mati Penduduk

Angka Kematian Kasar (CDR)

2005 68.028 8.864.519 7,67419

2004 75.132 8.725.630 8,610496

2003 60.828 8.603.776 7,069919

2002 59.604 8.379.069 7,113439

(Sumber : Kantor Catatan Sipil DKI Jakarta : 2002)

E. Data Tanah Wakaf se DKI Jakarta

Menurut data laporan dari Departemen Agama jumlah tanah wakaf di DKI Jakarta adalah sebagai berikut di bawah ini.

Tabel III.7. Jumlah tanah wakaf se DKI Jakarta

No Kota Jumlah

1 Jakarta Pusat 206 bidang

2 Jakarta Selatan 250 bidang

3 Jakarta Barat 217 bidang

4 Jakarta Timur 292 bidang

5 Jakarta Utara 281 bidang

Adapun luas tanah wakaf seluruh DKI Jakarta adalah 389.537,229 m2 dengan rincian berdasarkan laporan :

1. Sudah mempunyai akta ikrar wakaf sejumlah 1095 bidang 2. Sudah bersertipikat 1236 bidang

3. Belum bersertipikat 8 bidang

Data-data tersebut di atas belum dapat menunjukkan posisi relative dari bidang tanah wakaf oleh karena itu untuk mendapatkan analisis spasial masih diperlukan peta, dalam hal peneliti membuat contoh peta sebaran tanah wakaf.

Pada penelitian sebagai contoh peneliti tunjukkan sebaran lokasi tanah wakaf di Jakarta Pusat dalam bentuk peta sebagai mana dapat dilihat pada Lampiran G

Gambar

Gambar III.2. Lokasi penelitian
Gambar III.4 : Visualisasi obyek sengketa (Sumber diolah kembali dari PT Jasindo Abadi Utama)
Gambar III.5 : Bagan Struktur Organisasi SAS
Tabel III.4. Daya Tampung TPU di DKI Jakarta
+2

Referensi

Dokumen terkait

Data yang digunakan berupa data triwulanan yang berhubungan dengan hasil produksi gas bumi dari perusahaan-perusahaan yang berproduksi di daerah Kabupaten X, data

Data inilah yang menjadi data primer (utama) dalam penelitian ini. Data kuantitatif adalah data yang dapat dihitung atau diuraikan secara langsung karena berupa angka – angka.

Data yang digunakan pada penelitian ini yaitu data sekunder dan data primer, data sekunder berupa data dari studi literatur yang berkaitan dengan analisis kestabilan lereng, data

Penelitian yuridis emperis merupakan penelitian lapangan (penelitian terhadap data primer ) yaitu suatu penelitian yang meneliti peraturan peraturan hukum yang

20 Bahan hukum primer yang digunakan dalam penelitian ini adalah peraturan perundang-undangan yang berhubungan dengan pemanfaatan Barang Milik Daerah berupa tanah,

Data primer ini diperoleh dari penyebaran kuesioner penelitian yang berhubungan dengan karakteristik responden dan variabel- variabel penelitian yang meliputi

Data Primer yang diperoleh dari penelitian adalah berupa wawancara dengan karyawan PT Astra Otoparts Tbk Astra Niaga Domestik Division..

Bahan hukum primer yaitu bahan hukum yang bersifat mengikat berupa peraturan perundang-undangan yang berkaitan atau berhubungan dengan permasalahan yang akan dibahas, yaitu