FENOMENA HARI AKHIR PERSPEKTIF AL-QUR’AN: “STUDI Q.S. AL-ZALZALAH (99) MENURUT AL-QURṬŪBI”
Skripsi
Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Agama (S.Ag)
Oleh:
Faizal Zakki Muttaqien NIM: 11150340000061
PROGRAM STUDI ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIR FAKULTAS USHULUDDIN
UNIVERSITAS ISLAM NEGRI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA 1441 H / 2020 M
i
FENOMENA HARI AKHIR PERSPEKTIF AL-QUR’AN: “STUDI Q.S. AL-ZALZALAH (99) MENURUT AL-QURṬŪBI”
Skripsi
Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Agama (S.Ag)
Disusun Oleh: Faizal Zakki Muttaqien
NIM: 11150340000061
Pembimbing
Dr. M. Suryadinata, M.Ag NIP: 196009081989031005
PROGRAM STUDI ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIR FAKULTAS USHULUDDIN
UNIVERSITAS ISLAM NEGRI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA 1441 H / 2020 M
ii
LEMBAR PERNYATAAN
Yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Faizal Zakki Muttaqien
NIM : 11150340000061
Program Studi : Ilmu Al-Qur‟an Dan Tafsir
Dengan ini menyatakan Bahwa skripsi yang berjudul FENOMENA
HARI AKHIR PERSPEKTIF QUR’AN: “STUDI Q.S.
AL-ZALZALAH (99) MENURUT AL-QURṬŪBI” adalah benar
merupakan karya saya sendiri dan tidak melakukan tindakan plagiat dalam penyususnannya. Adapun kutipan yang ada dalam penyusunannya karya ini telah saya cantumkan sumber kutipannya dalam skripsi. Saya bersedia melakukan proses yang semestinya sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku jika ternyata skripsi ini sebagian atau keseluruhan merupakan plagiat dari karya orang lain.
Demikian pernyataan ini dibuat untuk dipergunakan seperlunya.
Ciputat, 12 Juni 2020
Faizal Zakki Muttaqin 11150340000061
iii
PENGESAHAN PANITIA UJIAN
Skripsi yang berjudul FENOMENA HARI AKHIR PERSPEKTIF
QUR’AN: “STUDI Q.S. ZALZALAH (99) MENURUT AL-QURṬŪBI” telah diujikan dalam sidang munaqosyah Fakultas
Ushuluddin Universitas Islam Negri Syarif Hidayatullah Jakarta Pada 23
Maret 2020. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat
memperoleh gelar sarjana Agama (S.Ag) pada Program Studi Ilmu Al-Qur‟an dan Tafsir.
Ciputat, 12 Juni 2020 Sidang Munaqosyah
Ketua Merangkap Anggota, Sekertaris Merangkap Anggota
Kusmana, Ph.D Fahrizal Mahdi, Lc, MIRKH NIP. 196504241995031001 NIP.198208162015031004
Anggota,
Penguji I Penguji II
Dr. Faizah Ali Syibromalisi, M.A. Syahrullah, M.A
NIP. 195507252000122001 NIP. 197808182009011016
Pembimbing
iv
ABSTRAK
Faizal Zakki Muttaqien 11150340000061. Fenomena Hari Akhir
Perspektif Qur’an: Studi Q.S. Zalzalah (99) Menurut Al-Qurṯūbi Skripsi, Program Studi Ilmu Al-Qur‟an dan Tafsir, Fakultas
Ushuluddin dan Filsafat, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 1441 H/2020 M.
Penelitian ini berawal dari ketertarikan peneliti untuk menggali lebih dalam dan mengetahui Fenomena hari akhir perspektif Al-Qur‟an dengan studi Q.S. Al-Zalzalah (99) menurut Al-Qurṯūbi, karena melihat fenomena ini banyak hal kejadian di luar akal manusia seperti terjadinya bencana alam, ditambah lagi dengan kejadian tanda-tanda hari akhir yang sudah mulai terlihat, maka peneliti tertarik untuk mengkaji lebih dalam mengenai fenomena hari akhir perspektif Al-Qur‟an, agar bisa mengambil hikmah serta wawasan yang luas.
Jenis Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif dengan metode deskriptif analisis / pengumpulan data (library research), untuk menjabarkan fenomena hari akhir menurut Al-Qurṯūbi dengan mengumpulkan data-data dari berbagai referensi yang peneliti lakukan dan metode deskriptif analisis yaitu berfungsi untuk mendeskripsikan atau memberi gambaran terhadap objek yang diteliti melalui data, referensi atau sampel yang telah terkumpul.
Fenomena hari akhir ini menjabarkan mengenai fenomena, bencana, kejadian-kejadian yang terjadi saat hari akhir, seperti gemba bumi, tsunami, bumi terbelah, kehancuran-kehancuran yang ada di bumi. Maka disini dijelaskan bagaimana fenomena hari akhir didalam Q.S. Al-Zalzalah (99) menurut Al-Qurṯūbi.
Dipaparkan pula mengenai tanda-tanda hari akhir yang akan terjadi sesuai hadits-hadits Nabi Muhammad SAW yang Ṣahīh. Tambah pula dijelaskan dari berbagai ilmuwan mengenai tanda-tanda hari akhir yang terjadi dimuka bumi ini.
Maka Dengan penelitian fenomena hari akhir yang dilakukan oleh penulis bisa menggambarkan dan memberikan wawasan yang luas terkait fenomena hari akhir perspektif Al-Qur‟an: Studi Q.S. Al-Zalzalah (99) menurut Al-Qurṯūbi. Dan dengan penelitian ini bisa mengambil hikmah dan wawasan terkait Fenomena hari akhir.
v
KATA PENGANTAR
Berjuta untaian rasa syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT. Yang maha penyayang yang kasih sayangnya tak terbilang, yang maha pengasih yang tak pernah pilih kasih, yang maha mengetahui dan maha melihat hamba-hambanya disetiap sudut-sudut kehidupan. Maha suci Allah, dia lah yang menciptakan langit tanpa tiang, menciptakan bintang-bintang dan dijadikan padanya penerang malam dan bulan yang bercahaya. Yang telah memberikan banyak nikmat kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan tugas akhhir ini.
Ya Allah, curahkan solawat dan salam baginya, keluarganya, sahabat-sahabatnya yang setia menemani dalam setiap kesenangan maupun kesulitan yaitu do‟a dan keselamatan yang berlimpah, ialah penghulu junjungan alam pendekar padang pasir yang mengasihi umatnya tanpa pilih kasih yang menyayangi umatnya hingga hari kiamat. Dialah seorang proklamator yang tak pernah bergelar doktor maupun professor, seorang bangsawan yang tak pernah pencitraan apalagi penistaan, dialah yang menghantarkan umatnya kepada jalan yang penuh dengan pernak-pernik keimanan dan ketakwaan. Dialah sosok yang patut diteladani jiwa dan raganya yakni Nabi Muhammad SAW.
Skripsi berjudul Fenomena Hari Akhir Perspektif Al-Qur’an:
Studi Q.S. Al-Zalzalah (99) Menurut Al-Qurṯūbi Ini merupakan salah
satu tugas akhir yang menjadi syarat kelulusan memperoleh gelar sarjana Strata Satu (S-1) di Fakultas Ushuluddin UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Dalam penyusunan skripsi ini, peneliti telah mengerahkan segenap kemampuan sehingga selesailah penulsan skripsi ini. Tentunya dalam penyususnan skripsi ini masih terdapat kekurangan dan kesalahan. Oleh karena itu kritik dan saran sangat peneliti harapkan.
vi
Pada kesempatan ini peneliti ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini. Pihak-pihak yang berjasa tersebut di antaranya adalah:
1. Prof. Dr. Hj. Amany Burhanuddin Umar Lubis, Lc., M.A. selaku Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Dr. Yusuf Rahman, M.A selaku Dekan Fakultas Ushuluddin dan Filsafat.
3. Dr. Eva Nugraha, M. Ag selaku Ketua Program Studi Ilmu Al-Qur‟an dan Tafsir serta Fahrizal Mahdi, Lc, MIRKH. Selaku Sekertaris Program Studi Ilmu Al-Qur‟an dan Tafsir.
4. Dr. M. Suryadinata, M.Ag Dosen Pembimbing Skripsi yang telah meluangkan waktu di sela kesibukannya untuk membaca, mengoreksi memotivasi peneliti dalam menyelesaikan skripsi ini. 5. Hasanuddin, M.A Dosen Akademik yang telah membimbing,
memotivasi dan menasihati peneliti dalam meyelesaikan skripsi ini. 6. Segenap bapak dan ibu dosen serta staf pengajar di Fakultas
Ushuluddin terkhusus pada Program Studi Ilmu Al-Qur‟an dan Tafsir yang telah mengajarkan ilmu dan wawasannya kepada penulis.
7. Pustakawan Fakultas Ushuluddin dan Pustakwan Perpustakaan Utama UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan pinjaman buku-bukunya sebagai acuan dan literatur dalam penulisan skripsi ini.
8. Paling istimewa untuk kedua orang tua penulis, ayahanda Sarmin Data dan Ibunda Ade Widiastuti, yang telah membesarkan, mendidik, dan memberikan dukungannya baik berupa moril serta materil dan doa sehingga peneliti dapat melanjutkan pendidikan ke
vii
jenjang perkuliahan sampai lulus. Kepada adik-adik tersayang Isna Salsabilla dan Abid Aqila Pranaja yang telah mendukung, mensupport dalam menyelesaikan skripsi ini, dan seluruh Keluarga Besar yang berada di Indramayu Cirebon, Jawa Barat dan Keluarga Besar yang berada di Kota Tangerang, Banten.
9. Kepada Guru Tercinta Al-Habib Muhammad Bin Ahmad Alattas yang telah mendidik, membimbing dalam semangat menimba ilmu dan seluruh Keluarga Besar Majelis Ta‟lim dan Solawat Hubburrosul yang telah memberikan semangat, dukungan dalam menyelesaikan Skripsi ini.
10. Para Narasumber yang telah meluangkan Waktunya dan mendukung suksesnya penelitian ini: Asywar Shaleh, Sutria Dirga dan Sahabat, Ahmad Ali Fauzi, Haikal Fauzi Aldien, Zainal Muttaqin Pratama dan seluruh yang terlibat dalam penelitian ini.
11. Kepada seluruh teman-teman seperjuangan Tafsir Hadits 2015, seatap dan seperguruan yang telah menemani setiap ketikan huruf yang terangkai dalam skripsi ini. Perjuangan kita belum seberapa dengan ulama-ulama terdahulu.
12. Kepada seluruh Teman KKN 171 “AKSARA” 2018. Yang telah mengabdikan diri di Desa Sukamulya, Kecamatan Sukamakmur, Kab. Bogor, Jawa Barat. Selama satu bulan penuh yang selalu memberikan motivasi kepada penulis.
Ciputat, 12 Juni 2020
viii
PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB-LATIN
Transliterasi Arab-Latin yang digunakan dalam Skripsi ini menggunakan pedoman Transliterasi Arab-Latin hasil keputusan bersama (SKB) Menteri Agama dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan R.I. Nomor: 158 Tahun 1987-Nomor: 054 b/u/ 198 No Huruf Arab Huruf Latin Keterangan 1. ا Tidak dilambangkan 2. ة B Be 3. ت T Te
4. ث Ṡ Es dengan titik atas
5. ج J Je
6. ح Ḥ h dengan titik bawah
7. خ KH ka dan ha
8. د D De
9. ذ Ż Z dengan titik atas
10. ر R Er
11. س Z Zet
12. س S Es
13. ش Sy es dan ya
14. ص Ṣ es dengan titik di bawah
15. ض Ḍ de dengan titik di bawah
16. ط Ṭ te dengan titik di bawah
17. ظ Ż zet dengan titik di bawah
ix 19. غ G Ge 20. ف F Ef 21. ق Q Ki 22. ك K Ka 23. ل L El 24. م M Em 25. ن N En 26. و W We 27. ه H Ha 28. ء ˋ Apostrof 29. ي Y Ye 2. Vokal
Vokal adalah bahasa Arab, seperti vokal bahasa Indonesia, terdiri dari vokal tunggal atau monoftong dan vokal rangkap atau diftong. Untuk vokal tunggal, ketentuan alih aksaranya adalah sebagai berikut:
Tanda Vokal Arab Tanda Vokal Latin Keterangan
َ A Fatḥah
َ I Kasrah
َ U Ḍammah
Adapun untuk vokal rangkap, ketentuan alih aksaranya ada sebagai berikut:
Tanda Vokal Arab Tanda Vokal Latin Keterangan
ي ا Ai Fatḥah dan ya
x
3. Vokal Panjang
Ketentuan alih aksara vokal panjang (mad), yang dalam bahasa dilambangkan dengan harakat dan huruf, yaitu:
Tanda Vokal Arab
Tanda Vokal Latin Keterangan
بب Ā a dengan garis di atas
ي ب Ī i dengan garis di atas
و ب Ū u dengan garis di atas
4. Kata Sandang
Kata sandang, yang dalam sistem aksara Arab dilambangkan dengan huruf, yaitu dialihaksarakan menjadi huruf /l/, baik diikuti huruf syamsiah maupun huruf kamariah. Contoh: rijāl bukan ar-rijāl, al-dīwān bukan ad- dāwān.
5. Syaddah (Tasydîd)
Syaddah atau tasydìd yang dalam sistem tulisan Arab dilambangkan dengan sebuah tanda tasydìd ) َ) dalam alih aksara ini dilambangkan dengan huruf, yaitu dengan menggandakan huruf yang diberi tanda
syaddah itu. Akan tetapi, hal ini tidak berlaku jika huruf yang menerima
tanda syaddah itu terletak setelah kata sandang yang diikuti oleh huruf-huruf syamsiyah. Misalnya, kata (ةروزضلا) tidak ditulis ad-ḏarūrah melainkan al-ḏarūrah, demikian seterusnya.
6. Ta Marbūṯah
Berkaitan dengan alih aksara ini, jika huruf ta marbûṯah terdapat pada kata yang berdiri sendiri, maka huruf tersebut dialihaksarakan menjadi huruf /h/ (lihat contoh 1 di bawah). Hal yang sama juga berlaku jika ta
xi
marbûah tersebut diikuti oleh kata sifat (na‟t) (lihat contoh 2). Namun,
jika huruf ta marbûṯah tersebut diikuti kata benda (ism), maka huruf tersebut dialihaksarakan menjadi huruf /t/ (lihat contoh 3).
No Kata Arab Alih Aksara
1 ةقيرط Ṯarīqah
2 ةيملاسلإا ةعمالجا al-Jāmi„ah al-Islāmiyyah
3 دوجولا ةدحو Wahdat al-wujūd
7. Huruf Kapital
Meskipun dalam sistem tulisan Arab huruf tidak dikenal, dalam alih aksara ini huruf kapital tersebut juga digunakan, dengan mengikuti ketentuan yang berlaku dalam Ejaan Bahasa Indonesia (EBI), antara lain untuk menuliskan permulaan kalimat, huruf awal nama tempat, nama bulan, nama diri, dan lain-lain. Jika nama diri didahului oleh kata sandang, maka yang ditulis dengan huruf capital tetap huruf awal nama diri tersebut, bukan huruf awal atau kata sandangnya. Contoh: Abū Hāmid al-Ghazālī bukan Abū Hāmid Al-al-Ghazālī, al-Kindi bukan Al-Kindi.
Beberapa ketentuan lain dalam EBI sebetulnya juga dapat diterapkan dalam alih aksara ini, misalnya ketentuan mengenai huruf cetak miring (italic) atau cetak tebal (bold). Jika menurut EBI, judul buku itu ditulis dengan cetak miring, maka demikian halnya dalam alih aksaranya, demikian seterusnya.
Berkaitan dengan penulisan nama, untuk nama-nama tokoh yang berasal dari dunia Nusantara sendiri, disarankan tidak dialihaksarakan meskipun akar katanya berasal dari bahasa Arab. Misalnya ditulis Abdussamad al-Palimbani, tidak „Abd al-Samad al-Palimbani: Nuruddin al-Raniri, tidak Nūr al-Dīn al-Rānīrī.
xii
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING ... i
PENGESHAN PANITIA UJIAN ... ii
LEMBAR PERNYATAAN ... iii
ABSTRAK ... iv
KATA PENGANTAR ... v
PEDOMAN TRANSLITERASI ... viii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang ... 1
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah ... 7
C. Tujuan Penelitian ... 7
D. Manfaat Penelitian ... 8
E. Tinjauan Pustaka ... 8
F. Metodologi Penelitian ... 11
G. Sistematika Penulisan ... 12
BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG HARI AKHIR ... 15
A. Pengertian Hari Akhir ... 15
B. Fenomena Hari Akhir ... 16
C. Hadits Nabi Tentang Hari Akhir ... 29
D. Pendapat Ilmuwan Tentang Hari Akhir ... 32
BAB III IMAM AL-QURṬŪBI DAN TAFSIRNYA ... 35
A. Biografi Imam Al-Qurtubi ... 35
B. Latar Belakang Kitab Tafsir Imam Al-Qurtubi Dan Manhajnya ... 36
xiii
C. Metode Tafsir, Karakteristik Dan ... 36
D. Corak Penafsiran Tafsir Imam Al-Qurtubi ... 38
BAB IV TAFSIR SURAT AL-ZALZALAH ... 43
A. Surat Al-Zalzalah ... 43
B. Keutamaan Surat Al-Zalzalah ... 60
C. Pendapat Para Mufassir Tentang Hari Akhir ... 62
D. Analisa Penulis Terhadap Hari Akhir ... 63
BAB V PENUTUP ... 65
A. Kesimpulan ... 65
B. Saran ... 67
1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Al-Qur‟an merupakan kalam Allah1 yang di dalamnya bagaikan
samudera lautan yang dipenuhi dengan mutiara-mutiara yang tidak akan pernah habis untuk dikaji dan dianalisa. Al-Qur‟an pun tidak akan pernah memiliki keraguan, karena Al-Qur‟an akan terus menyambung kepada Allah Subhânahu wa ta‟ala melalui firman-firmannya. Sebagaimana dalam firman Allah Subhânahu wa ta‟ala di dalam (QS. Al-Baqarah/2: 2).
ََنح ِلَّخ ُم
ْلِل يًدُه ِهُِف َبٍَْز َلَ ُباَخِىْلا ًَِل اذ
(
٢
)
Artinya: “Kitab (al-qur‟an) ini tidak ada keraguan padanya, petunjuk bagi orang yang bertakwa”. (QS. Al-Baqarah: 2).
Al-Qur‟an menceritakan kisah-kisah kehidupan serta peristiwa-peristiwa yang menakjubkan untuk memberi peringatan kepada manusia. dan Al-Qur‟an pun telah memberitahukan kepada manusia bahwa alam semesta ini akan sampai kepada titik akhirnya.
Sebagaimana firman Allah Subhânahu wa ta‟ala dalam (QS. Al-Mu‟min/40: 59).
ََنىُى ِم ْاًُ
لَ ِضاَّىلا َر
َ
ث ْه
َ
ؤ ًَّ ِى
َ
ل َو ا َهيِف َبٍَْز
ََٰ
لَ ٌتَُِج
َ
لَ َتَغا َّظلا َّن ِب
َ
(
٥٩
)
1 Istilah dari ulama Ahlussunnah bahwa Al-Qur‟an adalah kalam Allah
sebagaimana Nabi Musa alaihiissalaam mendengarnya tanpa perantara, begitu juga Jibril
alaihissalaam dan para malaikat serta rasul yang Allah Ta‟ala izinkan untuk dapat
Artinya:“Sesungguhnya hari kiamat pasti akan datang, tidak ada keraguan tentangnya, akan tetapi kebanyakan manusia tidak beriman”.
Dan firman Allah Subhanahu wa ta‟ala dalam (QS. Al-Hajj/22: 7).
َِزىُب
ُلْلا يِف ًَْم ُثَػْبًَ َهَّللا َّنَؤَو اَهيِف َبٍَْز َلَ ٌتَُِجآ َتَغا َّظلا َّنَؤَو
(
٧
)
Artinya: “Dan sungguh, hari kiamat itu pasti datang, tidak ada keraguan padanya; dan sungguh allah akan membangkitkan siapapun yang di dalam kubur”.
Maka dari kedua ayat di atas dapat mengambil hikmah dan
pelajaran bahwa hari kiamat pasti datang2. Segala yang berawal pasti
akan berakhir, baik manusia, tumbuhan, hewan, alam semesta, maupun malaikat akan mati. hanya Allah saja tidak berawal dan tidak berakhir. Waktu yang ditetapkan mulai dari bentuk keindahan kemegahan alam ini, maupun bentuk yang kurang indah dari alam ini, semuanya akan hancur.
Allah Subhânahu wa ta‟ala mengutus Nabi Muhammad
Shallallhu‟alaihi wa sallam dengan haq (benar) sebagai pembawa
kabar gembira dan pemberi peringatan sebelum hari kiamat tiba. Beliau tidak pernah meninggalkan kebaikan, kecuali menunjuki umat kepadanya, tidak pula meninggalkan kejelekan kecuali memberikan peringatan agar menjauhinya.
Beliau mengabarkan kepada manusia bahwasanya hari kiamat pasti akan terjadi dan tidak ada nabi lain Setelah Nabi Muhammad
Shallallahu‟alaihi wa sallam dan segala macam kejadian besar
(dahsyat) yang akan terjadi di akhir zaman sebagai isyarat akan hancurnya alam ini dan permulaan kehidupan yang baru. Saat itu setiap manusia akan dibalas sesuai dengan amal yang ia lakukan.
Nabi shallallahu‟alaihi wa sallam pernah bersabda di dalam khutbahnya:
َ ِنْح
َجاهَه ُتَغا َّظلاَو َاهَؤ ُذْثِػُب
“(jarak antara) diutusnya aku dan hari kiamat seperti dua (jari) ini”.3
(di dalam hadits tersebut diungkapkan):
,هبضغ دخػاو ,هجىص لاغو ,هاىخحو ثسمحا تغاظلا سهذ اذا ناوو
مهاظمو مىحبص ٌىلً ؽِح سًره ههإه
Artinya: “Dan jika beliau menyebutkan hari kiamat, maka memerahlah pipi bagian atasnya, suaranya menjadi tinggi, dan beliau sangat marah, seakan-akan beliau adalah seorang komandan pasukan yang berkata, „musuh akan datang kepada kalian di waktu pagi dan
sore‟.4
Menurut Quraish Shihab, hari kiamat adalah hari di mana terdengarmya suara yang memekakkan telinga, mata, hati dan pikiran manusia. Suara tersebut tidak seperti biasanya yang sering didengar oleh manusia. Pada saat itulah terjadi ketakutan dan kekalutan yang
luar biasa yang dirasakan oleh makhluk hidup terutama manusia.5
3
Dikeluarkan oleh bukhari pada kitab hadits bukhari. Didalam kitab kelembutan hati bab ke-39, Bab sabda nabi: “jarak antara aku diutus dan hari kiamat bagaikan dua jari ini.”
4 Shahih Muslim (No. 1435), Beirut.
Kemudian penjelasan mengenai Hari kiamat terbagi menjadi dua
yaitu kiamat kecil dan besar. Adapun kiamat kecil adalah maut.6
Setiap orang yang mati, berarti telah terjadilah kiamatnya dan telah datanglah ajalnya. Dalam shahih bukhari dan shahih muslim dari aisyah r.a. dikatakan bahwa beberapa orang badui datang kepada nabi Muhammad shallallahu‟alaihi wa sallam. Untuk bertanya tentang hari kiamat. Lalu beliau melihat orang yang terkecil di antara mereka dan bersabda, “seandainya ia ini berumur panjang, ia tidak
mendapatkan masa tuanya sampai kiamat kalian terjadi.7
Ibn Katsir berkata, “maksud hadits di atas adalah berakhirnya umur mereka dan saat mereka masuk ke alam akhirat. jadi setiap yang meninggal berarti masuk ke dalam hukum akhirat. Sebagian orang berkata, „siapa yang meninggal berarti kiamatnya telah terjadi.'
Perkataan dengan makna seperti ini adalah benar.8
Adapun kiamat besar yakni waktu berkumpulnya orang-orang terdahulu dan belakangan (seluruh manusia) di satu tempat, dan hanya
Allah saja yang mengetahui waktunya.9
Di dalam surat Al-Zalzalah diterangkan mengenai keguncangan Allah Subhanahu Wa Ta‟ala berfirman:
إ
ا َه
لاَص
َ
لِش ُضْز
ْ
الْ ِذ
َ ْ
لِص
َ
لُش ا َذ
ْ
(
١
)
ََو
َْخ
ؤ
َ
ََس
ََح
َ ِذ
َ
َ
الْ
َْز
َُض
ََا
َْزََل
َ
َ
لا
ََه
ا
(
٢
)
ََو
ََك
ٌََا
َ ْال
َْو
ََظ
َُنا
ََم
َ
َ
لا
ََه
ا
(
٣
)
ًَََْ
ى
ََم
َِئ
ٍَر
َُج
ََح
َِّد
َُر
ََا
َْخ
ََب
ََزا
ََه
ا
(
٤
)
َِبَ
َ
إ
ََّن
ََز
ََّب
ًََ
ََا
َْو
ََح
َ
َ
ل ى
ََها
(
٥
ًََ )
َْى
ََم
َِئ
َِر
ًََّ
َْص
َُد
َُز
2002), h 477.6 Umar Sulaiman al-asyqar, ensiklopedi hari kiamat, Cet. III. Jakarta:
Serambi ilmu semesta, 2005.
7
Umar Sulaiman al-asyqar, ensiklopedi hari kiamat, Cet. III. Jakarta: Serambi ilmu semesta, 2005.
8 Ibn katsir, an-nihayah, I, h. 24.
9 Umar Sulaiman al-asyqar, ensiklopedi hari kiamat, Cet. III. Jakarta:
ََّىلا
َُضا
َ
َ
ؤ
َْػ
ََخا
ََث
َِ
ّ
لَُح
ََر
َْو
َ
َ
ؤ
َْغ
ََم
ََلَُه
َْم
(
٦
ََف )
ََم
ًَْ
ٌََّ
َْػ
ََم
َْل
َِم
َْث
ََل
ٌََا
ََذ
ََّزٍَة
ََخ
َْحََر
ًََّ ا
ََس
َُه
(
٧
ََو )
ََم
ًَْ
ٌََّ
َْػ
ََم
َْل
َِم
َْث
ََل
ٌََا
ََذ
ََّزٍَة
ََػ
ََّس
ًََّ ا
ََسَُه
(
٨
)
Artinya:
1. Apabila bumi diguncangkan hingga gempar,
2. serta bumi mengeluarkan hal-hal yang terpendam dari dalamnya, 3. sehingga manusia mengatakan: "Ada apa dengan ia?"
4. pada Hari itu ia menjelaskan riwayatnya;
5. karena sungguh Tuhanmulah yang kelak memerintahkan ia.
6. Pada Hari itu umat manusia bermunculan dari kubur dalam keadaan berkelompok-kelompok, supaya diperlihatkan kepada mereka; berbagai amal mereka,
7. barangsiapa yang memperbuat kebaikan seukuran zarrah, maka kelak orang itu akan mendapati hal tersebut,
8. sedangkan barangsiapa yang memperbuat kejahatan seukuran zarrah, maka kelak orang itu akan mendapati hal tersebut.
Ayat Al-Qur‟an di atas adalah surat al-zalzalah mengenai keguncangan hari akhir. Maka pentingnya penelitian ini lebih lanjut agar bisa mengambil hikmah dan mengetahui keterkaitan dan hubungan makna mengenai hari kiamat dalam Al-Qur‟an.
Mengapa memilih judul mengenai fenomena hari akhir, karena sebelum hari kiamat datang pasti ada hari akhir dan tanda-tandanya. Dengan sebuah tanda-tanda hari akhir tersebut adalah menjadi pesan bagi setiap manusia untuk bersegera kembali kepada Allah
pintu hati bagi mereka yang jauh dari Allah Subhânahu wa ta‟ala. yang hatinya tertutup semakin terbuka hatinya untuk mudah menerima hidayah dari Allah Subhanahu wa ta‟ala.
Allah subhanahu wa ta‟ala.
َ ِرى
ُثْبَ ْلْا ِغاَسَفْلاَو ُضاَّىلا ُنىُيًَ َمْىًَ
Artinya: “Pada hari itu manusia seperti laron yang berterbangan”. (QS. Al-Qâri‟ah: 4).
Dan ingatlah azab Allah Swt sangat pedih. Di dalam al-Qur‟an Allah Swt berfirman
مُ ِل
الْ ُبا َرَػ
َ ْ
لا َى ُه يِبا
ْ
َرَغ َّنَؤَو
Artinya: “Dan sesungguhnya azabku adalah azab yang sangat pedih”. (QS. Al-Hijr: 50).
Tafsir yang digunakan yaitu tafsir Al-Qurthubi. Penulis memilih kitab tafsir Al-Qurtubi karena manhajnya yaitu menganut Ahlus Sunnah Wal Jamâ‟ah Asy-„Ariyyah, dan beliau sangat membela Ahlus Sunnah Wal Jamâ‟ah. Dalam madzhab beliau menganut madzhab imam Maliki. walaupun beliau menganut madzhab Maliki, tapi beliau menerima madzhab yang lain selagi manhajnya Ahlus
Sunnah Wal Jamaah.10 Kemudian beliau mufassir sekaligus ulama
dari spanyol, karena memang beliau lahir di Cordoba.
10 Sayyid Muhammad Ali Iyazi, Al-Mufassirun: Hayatuhum wa
Kemudian agar penelitian ini tidak melebar, maka penulis akan membatasi yaitu Fenomena hari akhir perspektif Al-Qur‟an studi surat al-alzalzalah menurut al-qurthubi.
B. Pembatasan Dan Perumusan Masalah
Ada penyebutan nama-nama hari kiamat yang nama-nama tersebut adalah salah satu bukti dari Allah Subhanahu wa ta‟ala yang begitu besarnya perhatian terhadap hari kiamat, karena hari kiamat adalah
hari pembalasan seluruh amal perbuatan manusia.11
Nama-nama hari kiamat antara lain adalah As-Sâ‟ah (Hari Kiamat), Yaumul Ba‟ts (Hari Kebangkitan), Yaumud Dîn (Hari Pembalasan), Yaumul Hasrah (Hari Penyesalan), Ad-Dârul âkhiroh (Negeri Akhirat), Yaumut Tanâd (Hari saling memanggil), Dârul Qarâr (Negeri yang kekal), Yaumul Fashl (Hari Keputusan), Yaumul
Jam‟ (Hari Berkumpul), Yaumul Hisâb (Hari Perhitungan).12
maka penulis membatasi tentang fenomena hari akhir. Maka rumusan masalah dibawah ini adalah
Bagaimana fenomena hari akhir dalam surat al-zalzalah?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan masalah yang dipaparkan di atas, penelitian ini memiliki tujuan yang diharapkan dapat menambah manfaat baik yang bersifat ilmiah maupun akademik, yaitu:
Mengambil pelajaran dan manfaat dari fenomena hari akhir perspektif al-qur‟an menurut al-qurtūbi.
11 Yusuf Bin Abdillah Bin Yusuf Alwabil, Asyrâthus Sâ‟ah,
(Pustakan Ibnu Katsir, Bogor, 2008).
12 Yusuf Bin Abdillah Bin Yusuf Alwabil, Asyrâthus Sâ‟ah,
D. Manfaat Penelitian
Untuk mengambil pelajaran dan manfaat serta hikmah mengenai fenomena hari akhir perspektif al-qur‟an studi surat al-zalzalah menurut al-qurtūbi
E. Tinjauan Pustaka
Untuk menghindari plagiat, penulis akan memaparkan beberapa kajian terdahulu:
Buku atau kitab yang terkait dengan judul skripsi ini sebagai berikut:
1. Rukmanasari membahas secara umum tentang hari kiamat dalam perspektif Al-Qur‟an dan dikhususkan pembahasannya yaitu mengenai surat QS. Al-Qâri‟ah/101. Jadi, judul Rukmanasari adalah Hari Kiamat Dalam Perspektif Al-qur‟an: Studi Terhadap
QS. Al-Qâri‟ah/101.
Sedangkan saya berbeda yaitu mengenai surat tertentu tentang hari akhir yang terdapat dalam Al-Qur‟an.
2. Ahmad Mushtofa membahas tentang Hadits-hadits Prediktif tentang tanda-tanda hari kiamat kemudian dibatasi menjadi studi ma‟ani hadits, beliau membahas mengenai prediksi-prediksi hari kiamat di dalam hadits dan studi ma‟anil hadits.
Sedangkan saya berbeda yaitu mengenai tanda-tanda secara umum tentang hari kiamat.
3. Sholeh bin che‟had membahas Penafsiran Ayat Tentang Hari Kiamat yang dikaji oleh Umar Sulaiman „Abdullah Al-„Asyqar,
beliau menjelaskan hari kiamat menurut abdullah al-asyqar dan gambaran umum tentang hari kiamat.
Sedangkan saya berbeda yaitu fenomena hari akhir perspektif Al-Qur‟an.
4. Ali syuhada membahas Hikayat Kiamat: suntingan teks dan
tinjauan eskatologi. beliau hanya menjelaskan kepada suntingan
teks tentang kiamat kemudian ditinjau dari eskatologi (ajaran teolog mengenai hari kiamat, akhir zaman dan kebangkitan segala manusia dan surga).
Sedangkan saya berbeda yaitu mengkhususkan lebih kepada hari akhir.
Jurnal yang terkait dengan judul skripsi ini sebagai berikut:
1. „Awadh bin Ali bin Abdullah membahas tentang Tanda-Tanda
Hari Kiamat Besar Dan Kecil. beliau membahas tanda-tanda hari
kiamat besar dan kecil secara umum seperti bencana yang dialami saat itu maupun dari tanda-tanda hari kiamatnya.
Sedangkan saya berbeda yaitu tentang tanda-tanda hari kiamat saja. baik melalui hadits atau Al-Qur‟an.
2. Harun Yahya membahas tentang Hari akhir dan al- mahdi, beliau menjelaskan hari akhir dan munculnya al-Mahdi serta tanda-tanda hari kiamat secara umum.
Sedangkan saya berbeda yaitu tentang hari kiamat tanpa mencakup turunnya al-Mahdi.
3. Yunita Dewi Septiana membahas tentang Risalah kiamat: kajian
filologis dan semiotik terhadap naskah syair kiamat. Beliau
meneliti naskah, suntingan teks dan filologi tentang risalah kiamat. Sedangkan saya berbeda yaitu tentang hari kiamat tidak mencakup kajian filologi dan semiotik.
4. Efa Ida Amaliyah membahas tentang Pesan moral kiamat
perspektif Al-Qur‟an , beliau membahas pesan-pesan moral
kehancuran alam semesta dalam perspektif Al-Qur‟an. kemudian Efa Ida Amaliyah mengungkap pesan moral agar menjadi hikmah dan pelajaran bagi pembaca.
Sedangkan saya berbeda yaitu tentang hari kiamat dengan tidak membahas pesan moralnya, tetapi akan merasakan pesan dan hikmahnya bagi para pembaca, karena saya lebih kepada fenomena.
Artikel yang terkait dengan judul skripsi ini sebagai berikut:
1. Saiful Bahri membahas tentang Tadabbur Surat Al-Qiyamah:
Penyesalan-Penyesalan dalam surat al-Qiyamah beliau
mengkhususkan kepada surat al-Qiyamah dan sekaligus
mentadabburi surat al-Qiyamah.
Sedangkan saya berbeda yaitu tentang fenoemna hari akhir dengan tidak menggunakan tadabbur mengenai hari kiamat.
2. Muhammad bin Abdurrohman al-Arifi membahas tentang Ratusan
Tanda Hari Kiamat , beliau juga menjelaskan mengenai isu-isu di
tahun 2012 yang saat itu diisukan akan terjadi hari kiamat dan segelintir orang mempercayainya.
Sedangkan saya berbeda yaitu tentang tanda-tanda hari kiamat dan tidak mencakup isu-isu mengenai hari kiamat.
3. Aslam Karsorejo membahas tentang Kiamat di Ambang Pintu:
Tela‟ah Kritis Atas Buku Huru-Hara Akhir Zaman. beliau
mengkritik atas buku huru-hara akhir zaman.
Sedangkan saya berbeda yaitu tentang hari kiamat tanpa mengkritik pendapat orang lain mengenai hari kiamat tersebut.
F. Metodologi Penelitian
Penulis menguraikan pembahasan dalam tulisan ini dengan metode yang dipakai adalah pendekatan, metode pengumpulan data (library
research), dan jenis penelitian ini akan digunakan deskriptif analisis
1. Metode Pendekatan
Objek studi dalam kajian ini adalah surat-surat atau ayat-ayat Al-Qur‟an. Oleh karena itu, penulis menggunakan metode pendekatan tafsir al-Qurthubi untuk mengetahui isi kandungan al-qur‟an dan memantapkan keimanan seseorang terhadap hari akhir.
2. Metode Pengumpulan Data
Untuk mengumpulkan data, digunakan penelitian
kepustakaan (library research), yakni menelaah referensi atau literatur-literatur yang terkait dengan pembahasan.
Metode Primer, berupa Al-Qur‟ân Al-karim,
Metode Skunder, berupa beberapa buku/kitab yakni: Asyrâthus sâ‟ah, dan buku-buku mengenai hari akhir.
G. Sistematika Penulisan
Adapun sistematika penulisan skripsi dalam studi ini menggunakan Buku Pedoman Skripsi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, tahun 2017. Berikut ini adalah sistematika penulisan yang penulis gunakan, antara lain :
Bab I, Penulis mengawali dengan pendahuluan yang didalamnya
terdapat latar belakang masalah berisi tentang apa yang
melatarbelakangi masalah yang diangkat. Setelah itu pembatasan dan perumusan masalah agar lebih dipahami apa yang telah dipaparkan dari latar belakang masalah, agar pembahasan tidak keluar dari apa yang ingin dibahas. kemudian terdapat tujuan penelitian dan manfaat penelitian, tinjauan, dan metodologi penelitian.
Bab II, bab ini berisi sub bab yaitu tinjauan umum tentang hari akhir, pada bab ini akan dijelaskan secara umum mengenai hari akhir mencakup pengertian hari akhir, fenomena hari akhir, hadits-hadits nabi tentang hari akhir dan pendapat ilmuwan tentang hari kiamat. Bab III, mengenal lebih dekat mengenai biografi mufassir yaitu imam al-qurthubi, sekaligus mencakup latar belakang, manhajnya dan metode, kemudian karakteristik serta corak penafsiran dari imam Al-Qurthubi
Bab IV, bab ini berisi satu sub bab yaitu analisis hasil penelitian yang didalamnya membahas tentang Surat Al-zalzalah. kemudian
keutamaan Surat Al-zalzalah, pendapat para mufassir tentang hari akhir dan analisa penulis tentang hari akhir.
Bab V, pada bab kelima berupa kesimpulan, saran-saran, daftar pustaka. Kesimpulan adalah jawaban dari rumusan masalah, sedangkan saran dalam bab ini adalah masukan yang dianggap penulis paling baik, guna dijadikan bahan pertimbangan bagi beberapa pihak yang memiliki kepentingan terhadap tema ini.
14
BAB II
TINJAUAN UMUM TENTANG HARI AKHIR
A. Pengertian Hari Akhir
Secara etimologi pengertian hari akhir terdiri yaitu
سخال مىً ,باظحلا مىً ,ثػبلا مىً ,تماُللا مىً
Yaumul Akhir adalah hari akhir di mana alam semesta beserta
isinya hancur akan membunuh semua makhluk di dalamnya tanpa terkecuali.
Yaumul Qiyâmah adalah Hari kiamat, yang di mana bumi
digoncangkan dan gunung-gunung seperti bulu yang dihambur-hamburkan, sebagaimana firman Allah Swt di dalam surat al-Qari‟ah ayat 5.
Yaumul Ba‟ts adalah hari kebangkitan13
yaitu dalam ketetapan Allah Swt manusia berdiam (dalam kubur) sampai hari berbangkit, sebagaimana firman Allah Swt di dalam surat Ar-Ruum ayat 56.
Yaumul Hisâb adalah hari perhitungan di mana semua amal
manusia ketika di dunia akan di hitung dalam timbangan amal dan inilah apa yang dijanjikan kepadamu pada hari perhitungan, sebagaimana firman Allah Swt di dalam surat Shadd ayat 53.
13
Yusuf Bin Abdillah Bin Yusuf Alwabil, Asyrâthus Sâ‟ah,, (Pustakan Ibnu Katsir, Bogor, 2008).
Hari akhir terdiri dari dua kata yaitu hari dan akhir. Hari adalah waktu dari pagi sampai pagi lagi (yaitu satu edaran bumi pada sumbunya, 24 jam), kemudian hari akhir adalah waktu selama matahari menerangi tempat kita (dari matahari terbit sampai matahari terbenam), kemudian makna dari hari akhir adalah keadaan (udara, alam, dan sebagainya) yang terjadi dalam waktu 24 jam.
Adapun secara terminologi hari akhir adalah hari yang sangat dahsyat dimana seluruh kaum muslimin sepakat bahwa pada hari itu
(hari kiamat) akan terjadi.14 Disebutkan pula bahwa hari kiamat
adalah hari kebangkitan, di mana seluruh manusia akan dibangkitkan oleh Allah Swt.
Hari kiamat dan hari akhir pula disebutkan adalah hari pembalasan, hari penyesalan, hari perhitungan semua amal manusia, maka dari itu persiapkan bekal kita selagi kita masih diberikan kesempatan hidup di dunia, jangan sampai menyia-nyiakan waktu yang sedikit ini tanpa melakukan amal kebaikan.
Dengan keimanan kepada Allah Swt kita akan mengerti dengan kehidupan yang sementara ini. Tidak ada perlindungan di hari akhir nanti, kecuali perlindungan langsung dari Allah Swt.
B. Fenomena Hari Akhir
Mengenai waktunya tidak ada yang mengetahui kecuali Allah ta‟ala. Di dalam hadits jibril disebutkan (ketika ia bertanya kepada rasulullah shallallahu alaihi wa sallam tentang tanda-tanda kiamat),
14 Yusuf Bin Abdillah Bin Yusuf Alwabil, Asyrâthus Sâ‟ah,
Rasulullah pun bersabda, “orang yang ditanya itu tidak lebih tahu dari
yang bertanya.”15
Allah Ta‟ala berfirman,
...
ًَتَخْغَب َّلَِب ْم
ُىُِجْإَج َلَ ۚ ِضْزَ ْالْ َو ِثاَواَم َّظلا يِف ْذَلُلَز
( ...
١٧٨
)
Artinya: “Kiamat itu amat berat (huru-haranya bagi makhluk) yang di langit dan di bumi. Kiamat itu tidak akan datang kepadamu melainkan dengan tiba-tiba.” (QS. Al-A‟raf [7]: 187).
Menurut para ulama, hikmah diberitahukannya Fenomena, tanda-tanda dan petunjuk datangnya hari akhir kepada manusia adalah sebagai peringatan kepada mereka yang lalai dan mendorong mereka agar senantiasa memelihara diri dengan bertaubat serta kembali kepada Allah ta‟ala. Oleh karena itu setiap manusia harus kembali kepada Allah, bertaubat kepada Allah agar mengetahui bahwa tujuan hidup manusia adalah senantiasa beribadah kepada Allah ta‟ala. Diantara fenomena hari akhir sebagai berikut:
1. Munculnya beragam fitnah
Al-fitan bentuk Plural dari fitnah, berarti cobaan atau ujian.
Kemudian (kata ini) banyak digunakan setiap hal yang mengandung ujian yang dibenci atau kembali kepadanya, seperti dosa, kekufuran, pembunuhan, pembakaran, dan bentuk-bentuk kebencian lainnya. Sesungguhnya nabi shallallahu alaihi wa
sallam telah mengabarkan bahwa diantara tanda-tanda kiamat
adalah munculnya fitnah-fitnah besar yang mencampur adukkan antara hak dan bathil. Maka terjadilah keguncangan iman
15 Imam Al-Qurtūbi, Ensiklopedi hari kiamat dan alam akhirat:
sampai ada seseorang yang di pagi hari ia beriman dan di sore harinya ia menjadi kafir. Setiap kali muncul fitnah saat itu orang beriman berkata, “inilah yang membinasakanku”, kemudian terbuka dan muncullah (fitnah) lainnya, maka ia berkata, “inilah (... seperti ucapan sebelumnya, pent)”. Senantiasa fitnah-fitnah bermunculan di tengah-tengah manusia hingga kiamat terjadi.
Dalam hadits dari Abu Musa Al-„Asyari Radhiyallahu‟anhu
bertutur, Rasulullah Shallallhu alaihi wa sallam bersabda:16
ب
ََّن
ََب
َْح
ََن
ًََ
ََد
َِي
ََّظلا
ََغا
َِت
َِفََخ
ًَى
ََه ا
ََل
َ
َ
ع
َِؼ
ََّللا
َُْ
َ ِل
َُ
ْ
لْا
َ
ْ
ظ
َِلَِم
ًَُ ,
َْص
َِب
َُح
ََّسلا
َُح
َُل
َِف
َْيََه
ا
َُم
َا
َِمًَى
ََو ا
ًَُ
َْم
َ ِ س
ََو ى
َِفا
ًَس
ََا ,ا
َ
ْ
لََل
َِغا
ََد
َِف
َْيََه
ََخ ا
َْحٌَر
َِم
ًََ
َ
ْ
لا
ََل
َِئا
َِم
ََو
َ
ْ
لا
ََل
َِئا
َُم
َِف
َْيََه
ََخ ا
َْحٌَر
َِم
ًََ
َْلْا
َ
َ
ا
َ ِ ش
َْي
ََو ,
َْاََلْ
َ ِ شا
َْي
َِف
َْيََه
ََخ ا
َْحٌَر
َِم
ًََ
ََّظلا
َِعا
َْي
ََف ,
ََى
ََّظ
َُس
َْو
َِك ا
ََظ
ََُّ
َُى
َْم
ََو ,
ََك
َِ
ّ
ع
َُػ
َْى
ا
ؤَْو
ََج
ََزا
َُه
َْم
ََو ,
َْضا
َِسَُب
َْى
ا
َِب
َُظ
َُُ
َْى
َِف
َُى
َُم
َِب
َ
ْ
لا
َ ِح
ََج
اََز
ََة
َّف ,
َِةَ
ْن
َُد
َِخ
ََل
ََغ
ََل
َ
َ
ؤ ى
ََح
َِد
َُه
َْم
ََف
َْلََُ
َُى
ًَْ
ََه
ََخ
َْحَِر
َْبا
ََن
َْي
آََد
ََم
“Sesungguhnya menjelang datangnya hari kiamat dan hari akhir (terjadi) banyak fitnah, bagaikan bagian malam gelap gulita. Seseorang yang di pagi hari dalam keadaan beriman, dan di sore harinya menjadi kafir. Ada yang di sore harinya dalam keadaan beriman, dan di sore harinya menjadi kafir. Orang yang duduk di saat itu lebih baik daripada orang yang berdiri, orang yang berdiri di saat itu lebih baik daripada orang yang berjalan, dan orang yang berjalan saat itu lebih baik daripada orang yang berlari. Maka patahkanlah busur-busur kalian, dan pukulkanlah pedang-pedang kalian ke batu, jika rumah salah seorang dari kalian dimasuki
16 Imam Ahmad bin hanbal, Musnad imam ahmad, Syarh: Ahmad Muhammad
fitnah, Maka jadilah seperti yang terbaik dari kedua anak adam (Habil).” HR. Imam Ahmad, Abu Dawud, Ibnu Majah, dan al-Hakim dalam al-mustadrak.
Hadits-hadits fitnah jumlahnya banyak, maka nabi muhammad
shallallahu alaihi wa sallam memperingatkan ummatnnya dari
segala bentuk fitnah, dan memerintahkan mereka untuk berlindung darinya, serta mengabarkan bahwa generas terakhir dari umat ini akan tertimpa cobaan dan fitnah fitnah-fitnah yang besar.
Ada beberapa faktor penjaga (awashim) 17 dari fitnah-fitnah
tersebut, diantaranya adalah:
- Beriman kepada Allah dan hari akhir
- Komitmen kepada jamaah kaum muslimin, dan mereka adalah kalangan ahlussunnah, sekalipun jumlah mereka sedikit. - Menjauhi fitnah-fitnah
- Berlindung darinya. Sesungguhnya nabi shallallahu alaihi wa
sallam bersabda:
ََح
ََػ
ََّى
َُذ
َْو
َِب ا
ِللها
َِم
ًََ
َ
ْ
لا
َِفَ
َتَِن
ََما
َ
َ
ظ
ََهََ
س
َِمَْن
ََه
ََو ا
ََم
ََبا
َ
َ
ع
ًََ
“mohonlah perlindungan kepada Allah dari segala fitnah yang
nampak darinya dan tersembunyi”.18
2. Hilangnya Amanat19
17 Awadh Bin ali bin abdullah, Muhtashar Asyratussaa‟ah Ash-Shugra Wal
Kubra, penerbit: Islam house, 2009.
18 Imam muslim, Shahih Muslim, penerbit: pustaka As-Sunnah. 19 Yusuf Bin Abdillah Bin Yusuf Alwabil, Asyrâthus Sâ‟ah,
Dari abu hurairah Radhiallahu anhu menuturkan, Nabi
Shallallahu alaihi wa sallam bersabda:
بََذ
َُض ا
َََُِّػ
َ ِذ
َ
َ ْ
الْ
ََم
ََها
َُت
ََف
َْها
ََخ
َِظ
َِس
ََّظلا
ََغا
ََت
ََك ,
ٌََا
ََه :
َُْ
ََف
َِب
ََض
ََغا
َُتََه
ًََ ا
ََزا
َُط
َْى
ٌََ
َِالل
؟
ََك
ٌََا
َِب :
ََذ
َ
ُ
ؤ ا
َْط
َِى
ََد
َ
َ ْ
الْ
َْم
َُس
َِبَ
َ
ل
ََغ ى
َْحَِر
َ
َ
ؤ
َْه
َِلَِه
َِف
َْها
ََخ
َِظ
ََس
ََّظلا
ََغا
ََت
“jika amanat telah disia-siakan,, maka tunggulah kiamat. (Abu Hurairah ra) bertanya, wahai rasulallah, bagaimana amanat itu disia-siakan ? beliau shallallahu alaihi wa sallam menjawab jika urusan diserahkan kepada selain ahlinya, maka tunggulah kiamat (HR. Al-Bukhari).
3. Diangkatnya ilmu dan fenomena kebodohan20
Dari Anas bin Malik Radhiyallahu anhu, ia menuturkan, Rasulullah Shallallahu alaihi Wa Sallam bersabda:
َِم
ًَْ
ؤ
َْػ
ََس
َ ِطا
ََّظلا
ََغا
َ
َ
ؤ ت
َْن
ًَُ
َْس
ََف
ََؼ
َ
ْ
لا
َِػَ
ْل
ََو م
ًََ
َْثَُب
ََذ
َ
ْ
لا
ََج
َْه
َُل
“Diantara tanda-tanda kiamat adalah ilmu dihilangkan dan kebodohan diteguhkan”.
Yang dimaksud dengan diangkatnya ilmu adalah
diwafatkannya para ulama, sebagaimana riwayat dalam hadits
20
Yusuf Bin Abdillah Bin Yusuf Alwabil, Asyrâthus Sâ‟ah, (Pustakan Ibnu Katsir, Bogor, 2008).
abdullah bin‟amr bin „ash Radhiallahu anhuma bertutur
,
aku mendengar Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabdaَِبََّن
ََالل
َ
َ
لَ
ًَََْل
َِب
َُض
َ
ْ
لا
َِػَ
ْلََم
َْها
َِتََز
ًَغا
ًََ ا
َْىََت
َِزَُغ
َُه
َِم
ًََ
َ
ْ
لا
َِػََب
َِدا
ََو ,
َ
َ
ل
َِى
ًَْ
ًََ
َْل
َِب
َُض
َ
ْ
لا
َِػَ
ْلََم
َِبَ
َلَْب
َ ِض
َ
ْ
لا
َُػ
ََلََم
َِءا
ََح ,
ََّت
َِب ى
ََذ
َ
َ
ل ا
َْم
ًَُ
َْب
َ ِم
ََغ
َِاَِل
ٌَم
ََّجا
ََخ
ََر
ََّىلا
ََضا
َُز
َْئ
ًَط
َُح ا
ََّه
َ ًلَا
,
ََف
َْظ
ََئَُل
َْى
ََف ا
َ
َ
إَْف
ََخ
َْى
َِب ا
ََغَْح
َِر
َِغَ
ْلٍَم
ََف ,
ََض
َ لَْ
ى
ََو , ا
َ
َ
ؤ
ََض
َ لَْ
ىا
“Sesungguhnya Allah tidak mencabut ilmu langsung dari para hamba, tetapu mencabut ilmu dengan mewafatkan para ulama, sehingga tidak tersisa lagi seorang alim, maka manusia akan menjadi orang-orang bodoh sebagai pemimpin, lalu mereka ditanya, kemudian mereka akan memberikan fatwa tanpa ilmu, maka mereka sesat lagi menyesatkan orag lain (HR. Bukhari dan
Muslim).21
4. Merebaknya perzinahan22
Dari anas Radhoyallahu anhu, ia menuturkan, Rasulullah
Shallallahu alaihi Wa sallam Bersabda:
َِبََّن
َِم
ًَْ
َ
َ
ؤ
َْػ
ََس
َ ِطا
ََّظلا
ََغا
َِت
ََو . . . :
ََذ
ََه
ََس
َِمَْن
ََه
ََو : ا
ٍََ
َ
ْ
ظ
ََهََ
س
َِّصلا
ََه
ا
“Sesungguhnya diantara tanda-tanda kiamat adalah... dan beliau
Shallallahu alaihi Wa Sallam menyebutkan diantaranya: merebaknya perzinahan”.23
21 Yusuf Bin Abdillah Bin Yusuf Alwabil, Asyrâthus Sâ‟ah,
(Pustakan Ibnu Katsir, Bogor, 2008).
22 Awadh Bin ali bin abdullah, Muhtashar Asyratussaa‟ah Ash-Shugra Wal
5. Riba merajalela
Dalam shahih al-Bukhari dari Abu Hurairah Radhiyallahu
anhu bahwa Rasulullah Shallallahu alaihi Wa sallam bersabda:
َ
َ
لََُ
َ
ْ
إَِجََح
ََّن
ََغ
ََل
ََّىلا ى
َ ِضا
ََش
ََم
ٌَنا
َ
لَ
َ
ًَُ
ََب
َِلا
ي
ََ
ْ
لْا
َْس
َُء
َِبََم
َ
َ
ؤ ا
ََخ
َّر
ََ
ْ
لْا
ٌََا
ًْ ِم
ؤ
َ
َِب
ََح
َ
َ
لا
َ ٌِ
َ
َ
ؤ
َْم
ََح
ََس
ٍَما
“Akan datang suatu zaman pada manusia, dimana seseorang tidak peduli terhadap harta yang ia dapatkan, apakah dari yang halal atau
haram”.24
6. Maraknya minuman keras (Khamr) dan menganggapnya halal Diriwayatkan oleh imam Muslim dari Anas bin Malik
Radhiyallahu anhu ia bertutur, “aku mendengar Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam bersabda:
َِم
ًَْ
َ
َ
ؤ
َْػ
ََس
َ ِطا
َ
ْ
لا
ََّظ
ََغا
ََت
ََو . . .
ََذ
ََه
ََس
َِمَْن
ََه
ََو : ا
ٌََ
َْؼ
ََس
َُب
َ
ْ
لا
ََخ
َْم
َُس
Diantara tanda-tanda kiamat adalah... dan beliau Shallallahu
alaihi Wa Sallam menyebutkan diantaranya : (maraknya minuman khamr).25
7. Berlomba-lomba menghiasi masjid dan berbangga-bangga
dengannya
23
Abu abdillah muhammad bin ismail al-bukhari, Shahih Al-Bukhari, penerbit: di ponegoro, bandung
24 Abu abdillah muhammad bin ismail al-bukhari, Shahih Al-Bukhari, penerbit:
di ponegoro, bandung.
Imam ahmad Rahimahullahu ta‟ala meriwayatkan dari anas
Radhiyalahu anhu, bahwasanya Rasulullah Shallallahu alaihi Wa Sallam bersabda:
ََلَ
ََج
َُل
َْى
َُم
ََّظلا
ََغا
ََت
ََح
ََّت
ًََ ى
ََدََب
ََها
ََّىلا ى
َّضا
َِف
ََ
ْ
لْا ى
ََظ
َِحا
َِد
“Tidak akan tiba kiamat hingga manusia saling
berbangga-bangga dengan masjidnya.”26
8. Maraknya pembunuhan27
Dari abu hurairah Radhiyallahu anhu bahwa Rasulullah
shallallahu alaihi wa sallam bersabda:
ََلَ
ََجَُل
َْى
َُم
ََّظلا
ََغا
ََت
ََح
ََّت
ًََ ى
َْىَ
َ
ثَُر
َ
ْ
لا
ََهََ
س
َُج
ََك ,
َ
ُ
لا
َْى
ََو : ا
ََم
َ
ْ
لا ا
ََهََ
س
َُج
ًََ
ََزا
َُط
َْى
ٌََ
َِالل
؟
ََك
ٌََا
َ
ْ
لا :
َِلََخ
َُل
َ
ْ
لا ,
َِلََخ
َُل
“Tidak akan datang hari kiamat hingga banyak al-harj. Mereka bertanya. “wahai rasulallah, apakah al-harj itu ? beliau
menjawab, “pembunuhan, pembunuhan. (HR. Muslim)28
9. Keluarnya Dajjal
Dajjal akan keluar dari arah timur, dari khurasan,29 dari
perkampungan Yahudi Ashbahan,30 kemudian ia mengembara di
26Imam Ahmad bin hanbal, Musnad imam ahmad, Syarh: Ahmad Muhammad
Syakir, Pustaka Azzam.
27 Awadh Bin ali bin abdullah, Muhtashar Asyratussaa‟ah Ash-Shugra Wal
Kubra, penerbit: Islam house, 2009.
28 Imam muslim, Shahih Muslim, penerbit: pustaka As-Sunnah.
29 Khurasan. Sebuah negri luas di sebelah timur. Di dalamnya ada beberapa
negara bagian, diantaranya naisabur, harah, marwa, balkha, juga kota-kota yang berada didalamnya selain sungai jaihun.
atas bumi, tidak ada satu negri pun yang ditinggalkannya kecuali makkah dan madinah, dia tidak akan bisa memasukinya karena para malaikat menjaganya
Diriwayatkan dari abu bakar ash-shiddiq radhiyallahu anhu, dia berkata, “Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam meriwayatkan hadits kepada kami, beliau bersabda:
ََّدلا
ََّح
ٌَُا
ًَّ
َْخ
َُس
َُج
َِم
ًَْ
ََا
َْز
َ ِض
َِب
ََ
ْ
لْا
َْؼ
َِس
َ ِق
ًَُ ؟
ََل
ٌَُا
َ
َ
لََه
َُخ :ا
ََس
ََطا
َُنا
“Dajjal akan keluar dari bumi di arah timur yang dinamakan
khurasan.”31
10. Turunnya nabi isa alaihi wa sallam
Setelah keluarnya dajjal dan kerusakan yang dia lakukan di bumi, maka Allah mengutus isa alaihissalaam , lalu beliau turun ke bumi. Beliau turun di menara putih sebelah timur damaskus syam. Beliau memakai dua helai pakaian yang dicelup dengan minyak ja‟faran, meletakkan kedua tangannya di atas sayap dua malaikat. Apabila dia menundukkan kepala, maka turunlah rambutnya, dan jika mengangkatnya, maka berjatuhanlah keringatnya bagaikan butir-butir mutiara, tidaklah seorang kafir pun yang mencium nafasnya melainkaan dia akan mati, sementara bafasnya sejauh pandangannya.
30 Ashbahan. Yaqut berkata, “kota ashbahan ada di tempat yang terkenal, yaitu
jayy, tempat tersebut sekarang ini terkenal dengan sebutan syahrastan dan dengan sebutan al-madinah, lalu bukhtanshar (raja romawi) menuju baitul maqdis dan mengambilnya juga menawan penduduknya, maka dia membawa orang-orang yahudi bersamanya, lalu menetapkannya di ashbahan, kemudian mereka membangun sebuah tempat di ujung kota jayy dan menetap disana, lalu dinamakan yahudiyyah (perkampungan yahudi). Maka kota ashbahan sekarang ini adslah yahudiyyah.
Muslim meriwayatkan dari jabir radhiyallahu anhu, dia berkata, “aku mendengar nabi shallallahu alaihi wa sallam berkata:
ا ىلغ نىلجالً ىتمؤ ًم تفئاظ ٌاصج لَ
مىً ىلا ًٍسهاظ محل
ف ٌاك تماُللا
اىل لص ىلاػح مهرحمؤ ٌىلُف مٍسم ًبا ى سِغ ٌزجُ
تمالْ هره تما سىل ءاسما ضػب ىلغ مىضػب نا لَ ٌىلُف
“Akan senantiasa ada sekelompok dari ummatku berperang membela kebenaran hingga hari kiamat, beliau melanjutkan, kemudian nabi isa turun, maka pemimpin mereka berkata, tidak, karena sebagian kalian adalah pemimpin bagi sebagian lainnya,
karena itu merupakan pemuliaan dari ummat ini dari Allah”.32
Maka turunnya nabi isa semata-mata untuk meneguhkan keberadaan syari‟at ummat ini dan sebagai mujaddidnya. Sebab syari‟at nabi muhammad adalah syari‟at yang terakhir dan beliau adalah rasul yang terakhir.
Turunnya nabi isa alaihi wa sallam adalah sebagai hakim yang adil, ketika menjadi hakim itulah beliau menjadi pemimpin kaum muslimin, karena saat itu tidak ada lagi pemimpin, hakim dan mufti. Allah ta‟ala telah mencabut ilmu dan manusia dalam keadaan kosong dari ilmu. Oleh karena itulah peristiwa turunnya nabi isa ini telah Allah beritahukan dari langit (wahyu) sebelum peristiwa ini terjadi, tujuannya agar manusia mengetahui syari‟at Allah, berhukum dengannya dan mengamalkannya. Sehingga
32 Imam muslim, kitab Imam Al-Qurthubi, Ensiklopedi hari kiamat
kaum muslimin berkumpul kepada nabi isa, mereka berhukum dengannya, dimana pada saat itu tidak ada seorang pun yang layak untuk dijadikan sebagai hakim kecuali beliau. Karena ta‟thil (penundaan) dari melaksanakan syari‟at Allah adalah tidak boleh. Dan dunia ini masih akan tetap ada jika didalamnya masih ada At-Taklif (pembeban syari‟at), sampai tidak ada lagi satu orang pun yang menyebut asma‟ Allah; sebagaimana yang akan diterangkan, dan hal ini adalah perkara yang jelas.
11. Keluarnya Ya‟juj dan Ma‟juj33
Diriwayatkan dari Abu Hurairah Radhiiyallahu anhu bahwa Rasulullah Shallallahu alaihi Wa sallam bersabda, “sesungguhnya Ya‟jud dan Ma‟jud sedang berusaha keras melubangi dinding setiap hari, hingga apabila mereka melihat cahaya matahari, maka pemimpin mereka berkata, „pulanglah, kalian akan melubanginya besok. Maka esok harinya mereka kembali dan melubangi dinding itu dengan bekerja lebih kuat dari yang kemarin. Sehingga jika waktunya telah tiba, Allah akan mengirimkan mereka kepada manusia sesuai dengan keinginannya. Sehingga apabila mereka telah melihat cahaya matahari, pemimpin mereka berseru, „pergilah, kalian akan melubanginya esok insya Allah. lalu mereka kembali hendak melubanginya, ternyata dinding itu keadaannya sebagaimaan semula saat mereka tinggalkan, dan mereka terus melubanginya hingga mereka berhasil keluar menyerbu manusia. Mereka mengeringkan air dan manusia berlindung di benteng-benteng mereka. Hingga mereka melepaskan anak panahnya ke langit, lalu anak-anak panah itu kembali dengan berlumuran darah.
33 Imam Al-Qurthubi, Ensiklopedi hari kiamat dan alam akhirat: Takhsir,
Yang aku hafal mereka berkata, „kita telah mengalahkan penduduk bumi dan langit.‟ Kemudian Allah ta‟ala mengirimkan sejenis ulat pada tengkuk mereka hingga menyebabkan kematian.” Kemudian Rasulullah shallallahu alaihi Wasallam bersabda:
مخل ضزالْ باود نا هدُب ي سفه يرلاو
ًم اسىػ سىؼحو ًظ
مهمىحل
“Demi yang jiwaku berada di tangannya, sesungguhnya binatang melata di bumi akan menjadi kenyang dan gemuk karena dapat
makanan daging mereka.”34
12. Keluarnya Dabbah (binatang melata)35
Allah ta‟ala berfirman:
ٌُ ْى َل
لا َؼ َك َو ا َذِبَو
ْ
َّن
ؤ ْم ُه ُم ِ
َ
ّلَيُج ِضْزَ ْالْ ًَِم ًتَّباَد ْمُهَل اَىْحَسْخَؤ ْمِهْيَلَغ
ََنىُىِكىًُ
لَ اَىِجاًَأِب اى
َ
ُهاَو َضاَّىلا
(
٨٢
)
“Dan apabila perkataan telah jatuh atas mereka, kami keluarkan sejenis binatang melata dari bumi yang akan mengatakan kepada mereka, bahwa sesungguhnya manusia dahulu tidak yakin kepada ayat-ayat kami.” (QS. An-Naml [27]: 82).
Ada yang mengatakan bahwa makhluk yang dimaksudkan adalah Al-Jassasah (makhluk yang besar) sebagaimana yang tersebut di dalam hadits yang panjang dari Fatimah binti Qais, rasulullah shallallahu alaihi wa sallam berkata, “tahukan kallian mengapa aku perintahkan untuk berkumpul?” para sahabat
34 Riwayat Imam Ahmad dari Abu hurairah
35 Imam Al-Qurthubi, Ensiklopedi hari kiamat dan alam akhirat: Takhsir,
menjawab, “Allah dan rasulnya yang lebih mengetahui”. Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam bersabda, “demi Allah, aku menyuruh kalian berkumpul di sini bukan hendak menakut-nakuti dan bukan pula hendak memberi kabar gembira. Akan tetapi, aku mengumpulkan kalian karena ingin menceritakan bahwa Tamim Ad-Dari adalah seorang Nasrani, kemudian dia datang kepadaku berbai‟at dan masuk Islam. Kemudian ia bercerita kepadaku tentang satu kisah tentang Al-Masih Dajjal yang pernah aku ceritakan kepada kalian, ia bercerita bahwa ia pernah naik kapal bersama tiga puluh orang yang terdiri atas oraang-orang yang berpenyakit kulit dan kusta. Lalu selama sebulan mereka dihempas oleh ombak di lautan, kemudian mereka mencari perlindungan ke sebuah pulau di tengah lautan hingga sampai di daerah terbenamnya matahari. Lantas mereka menggunakan perahu kecil dan memasuki pulau tersebut. Di sana mereka berjumpa seekor binatang yang bulunya sangat lebat hingga tidak kelihatan mana qubulnya dan mana duburnya, karena begitu lebat bulunya.”
13. Terbitnya matahari dari barat dan ditutupnya pintu taubat36
Diriwayatkan dari abu hurairah Radhiyallahu anhi rasulullah
shallallahu alaihi wa sallam bersabda,
وؤ لبك ًم ذىما ًىج مل اهنامًا اظفه ؼفىبلَ ًحسخ اذا رلاز
تبادو ٌاحدلاو اهبسغم ًم عمؼلا عىلظ ارحخ اهنامًا ىف ذبظه
ضزالْ
36 Imam Al-Qurthubi, Ensiklopedi hari kiamat dan alam akhirat: Takhsir,
“Bila tiga hal telah terjadi maka pada hari itu tidaklah bermanfaat keimanan seseorang yang tidak beriman sebelum hari itu atau belum mengusahakan kebaikan di masa imannya, yaitu ketika terbitnya matahari dan barat, keluarnya Dajjal dan keluarnya dabbah.”
Dari shafwan bin Assal al-Muradi, rasulullah shallallahu alaihi wa
sallam bersabda,
ىتح ملغٌلَ ,تىط نىػبط هجرحظم ,تبىخلل احىخفم اباب بسغلْاب نا
هىحه ًم عمؼلا ؼلعج
“sesungguhnya Allah ta‟ala menjadikan pintu taubat di sebelah barat, lebarnya sepanjang perjalanan tujuh puluh tahun, pintu ini tidak akan ditutup sehingga matahari akan terbit dari arahnya.”
C. Hadits Nabi Tentang Hari Akhir
1. Dekatnya Kiamat37
Menurut riwayat muslim, perawi hadits ini menyatakan, bahwa dia mendengar Shal berkata, aku pernah melihat nabi shallallahu
alaihi wa sallam memberi isyarat dengan kedua jarinya yang di
sebelah ibu jari, yaitu telunjuk dan jari tengah, seraya bersabda,
ارىه تغاظلاو اهؤ ذثػب
“Aku dan kiamat dibangkitkan seperti ini”
Hadits ini hanya diriwayatkan oleh muslim sendiri
2. Dekatnya hari kiamat dibanding masa lalu
Menurut Riwayat Al-Bukhari dari ibnu Umar Radhiyallahu
anhu Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda,
ةلاص نحب ام ممالْا ًم لاخ ًم لحؤ ىف مىلحؤ امها
عمؼلا بسغم ىلا سصػلا
َزاصىلاو دىهيلا لثمو مىلثم امهاو
...ي
“Sesungguhnya ketentuan umur (bagi) kamu dibanding ketentuan umur (untuk) umat-umat terdahulu sebelum kamu, adalah seperti jarak waktu antara shalat ashar dan terbenamnya matahari, dan perumpamaan antara kamu dengan umat Yahudi
dan Nashrani adalah...” (dalam hadits yang panjang)38
3. Terjadinya kiamat benar-benar telah dekat
Muslim meriwayatkan dalam shahihnya, dari aisyah
radiyallahu anhu berkata, orang-oang baduy itu kalau datang
kepada Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam, mereka bertanya tentang kiamat. Beliau melihat kepada salah seorang yang termuda diantara mereka, lalu bersabda,
مىخغاط مىُلغ ذماك مسهلا ههزدً مل اره ؽػٌ نا
“Jika orang ini berumur panjang, belum lagi dia pikun, maka kiamat kamu sekalian pun terjadi”.