• Tidak ada hasil yang ditemukan

Artikel Ilmiah KONSERVASI MEDIA TUMBUH SISTEM PERTANIAN ORGANIK VARIETAS PADI UNGGUL TERHADAP PRODUKSI BERBASIS FARMERS CHARACTER MANAGEMENT.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Artikel Ilmiah KONSERVASI MEDIA TUMBUH SISTEM PERTANIAN ORGANIK VARIETAS PADI UNGGUL TERHADAP PRODUKSI BERBASIS FARMERS CHARACTER MANAGEMENT."

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

Artikel Ilmiah

KONSERVASI MEDIA TUMBUH SISTEM PERTANIAN ORGANIK

VARIETAS PADI UNGGUL TERHADAP PRODUKSI BERBASIS

FARMERS CHARACTER MANAGEMENT

Oleh :

Ir. Made Kadjeng Diasta, MP.

Dra. Ingrid M. E. Rooroh, MM.

Ir. Sunaryo Darmoseputro, MP.

Annastia Loh Jayanti. STP.

Kanthi Pangestuning, SP.

Fathurrahman, SP.

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN BANYUWANGI

BEKERJA SAMA DENGAN

(2)

1

KONSERVASI MEDIA TUMBUH SISTEM PERTANIAN ORGANIK VARIETAS PADI UNGGUL TERHADAP PRODUKSI BERBASIS FARMERS CHARACTER MANAGEMENT

Oleh :

Ir. Made Kadjeng Diasta, MP. Dosen Fakultas Pertanian

Universitas 17 Agustus 1945 Banyuwangi Dra. Ingrid M. E. Rooroh, MM.

Dosen Fakultas Ekonomi

Universitas 17 Agustus 1945 Banyuwangi, dan Ir. Sunaryo Darmoseputro, MP.

Annastasia Loh Jayanti. STP. Kanthi Pangestuning, SP.

Fathurrahman, SP. Dosen Fakultas Pertanian

Universitas 17 Agustus 1945 Banyuwangi.

Abstrak

Diasta, MK. , IME. Rooroh , S. Darmoseputro , AL. Jayanti , K. Pangestuning , Fathurrahman , 2012. Konservsi Media Tumbuh Sistem Pertanian Organik Varietas Padi Unggul terhadap Produksi Berbasis Pengelolaan Karakter Petani.

Penurunan kualitas media tumbuh tanah-tanah sawah akibat pemaksaan pengelolaan mengakibatkan terjadinya penurunan kemampuan tanah sawah sebagai media tumbuh tanaman padi. Penurunan mengakibatkan tanah-tanah sawah tidak mampu memberi unsur hara, nutrisi yang siap dan cukup digunakan untuk pertumbuhan dan perkembangan tanaman padi. Pengabdian melalui perbaikan media tumbuh menggunakan perbandingan terbaik pupuk organik dengan anorganik. Tujuan jangka panjang terbangun kebiasaan masyarakat petani yang baik dalam budidaya sistem pertanian organik, Target khusus, (1) tercapainya pembinaan, pemberdayaan petani, dan (2) tercapainya kapasitas dan stabilitas potensi produksi maksimum.

Pembinaan, pemberdayaan dilakukan dengan tiga seri kegiatan, (1) survey pendahuluan, (2) pembinaan, pemberdayaan petani, dan (3) budidaya tanaman padi berbasis perbaikan media

tumbuh sistem pertanian organik. Menggunakan analisis Deskriptif atau cara penghitungan deskripsi untuk survey pendahuluan dan lanjutan. Budidaya sistem pertanian organik dilaksanakan pada tiga Desa di Kecamatan Glagah yaitu Desa Glagah, Desa Olesari, dan Desa Taman Suruh. Menggunakan rancangan acak kelompok lengkap pola faktorial. Ulangan 3 kali, dilanjutkan uji beda jarak berganda Duncan. Perlakuan rasio terbaik pupuk organik (M) terhadap pupuk anorganik Urea. TSP. dan KCl. (S) = 70% : 30%. Dosis setiap lokasi sama yaitu M = 1400 kg, : Urea = 45 kg, P = 15 kg dan K = 15 kg. Luas ulangan = 5000 m2. Jarak tanam = 25 x 25 cm, dengan 2 bibit per lubang tanam. Tanaman sampel 50 rumpun setiap lokasi diambil secara acak. Parameter pengamatan, (1) pengamatan pendahuluan: analisis tanah, air irigasi, pupuk organik, (2) parameter penghambat: jumlah anakan non produktif per rumpun, jumlah gabah hampa per malai dan rumpun, (3) parameter penunjang: tinggi batang, panjang malai, jumlah anakan produktif per rumpun, serta (4) parameter utama: jumlah gabah isi per malai dan rumpun, bobot gabah kering konstan per rumpun, kering panen dan konstan per plot.

Penelitian pembinaan, pemberdayaan petani sebagai faktor (Y) dengan rincian detail perlakuan: (1) peran SDM dalam ketahanan pangan (X1), (2) berbagai aspek pengabdian sebagai basis pembinaan, pemberdayaan (X2), (3) berbagai karakter dan sarat tumbuh padi unggul varietas Mekongga (X3), (4) tata cara Budidaya sistem konservasi media tumbuh budidaya pertanian dan konvensional (X4), (5) sistem budidaya konvensional yang pernah dilakukan petani dan capaian

(3)

2

produksi (X5) serta (6) berbagai faktor keseimbangan alam sebagai basis keberhasilan budidaya pertanian (X6). Dipilih secara stratified random sampling berdasarkan tingkat pengetahuan dasar. Jumlah petani sebanyak 45 orang sebagai subyek penelitian, masing-masing 15 orang setiap desa. Dari hasil analisis data pengamatan terhadap penelitian dan pengabdian disimpulkan bahwa (1) Capaian pembinaan, pemberdayaan petani terbaik dicapai oleh petani di Desa Olesari sebanyak 6,57% disusul petani Desa Tamansuruh sebanyak 4,71% dan terakhir para petani Desa Glagah sebanyak 4,43%, dan (2) Capaian kapasitas produksi Varietas Mekongga terberat per 0,5 ha dicapai di Desa Tamansuruh seberat 3240,8 kg disusul di Desa Olesari seberat 3120,4 kg dan paling ringan di Desa Glagah seberat 3000.4 kg.

Kata kunci : Konservasi media tumbuh – organik – varietas unggul – produksi. pembinaan, pemberdayaan – petani

PENDAHULUAN

Krisnamurthi (2006) menjelaskan bahwa perkembangan pertanian dalam 20 tahun terakhir terutama pertumbuhan, kemampuan produksi beberapa komodite semakin menurun. Persentase penurunan produkrivitas padi sawah antara tahun 1996 – 2000 mencapai 0,78% dan padi ladang mencapai 1,02%. Penurunan produktivitas disebabkan oleh (1) semakin terbatasnya perkembangan dan penggunaan paket teknologi pertanian, (2) penurunan produktivitas tenaga kerja pertanian

dalam kurun waktu 30 tahun terakhir, dan (3) penurunan produktivitas lahan-lahan

pertanian.

Produksi tanaman padi sangat ditentukan oleh aktivitas yang berlangsung di dalam sel dan jaringan tanaman. Aktivitas sel-sel tanaman sangat menentukan komponen produksi sedangkan komponen produksi sangat dipengaruhi oleh pertumbuhan dan perkembangan tanaman yang dikendalikan oleh aktivitas proses fotosintesis (Diasta dkk, 2003; Jumin, 2005 & Hanafiah dkk, 2005).

Diasta dkk, (2003) menjelaskan bahwa penurunan kualitas tanah-tanah sawah disebabkan oleh; (1) pengolahan tanah sawah yang kurang baik, (2) penggunaan pestisida, insektisida, nematisida, fungisida kimiawi melebihi dosis, dan (3) penggunaan pupuk anorganik berlebihan secara terus-menerus.

Perbaikan kualitas tanah-tanah sawah melalui cara perbandingan pemupukan organik dengan anorganik terutama pupuk Nitrogen. Posfat. dan Kalium. Reijntjes dkk. (1999) menjelaskan bahwa penggunaan pupuk organik maupun anorganik secara sendiri-sendiri secara terus-menerus sama-sama

berisiko sangat buruk dalam budidaya pertanian terutama terhadap perbaikan kualitas tanah-tanah sawah sebagai media tumbuh.

Perbaikan kualitas tanah-tanah sawah karena adanya pengikatan oleh tanah-tanah sawah terhadap Nitrogen dari udara bebas pada atmosfer. Udara mengandung kurang lebih 80% unsur Nitrogen yang merupakan unsur kimia utama bagi kehidupan makhluk hidup, tanaman padi. Hal ini diperkuat oleh (Soemarwoto 2000 & Giller 2001) dimana N udara bebas tertambat ke dalam tanah karena adanya proses pengikatan oleh mikroorganisme pengikat N, misal bakteri Rhyzobium. Kemampuan tanah-tanah sawah pada suatu tempat dapat berubah karena perbedaan lingkungan, jenis dan jumlah pupuk yang diberikan, sisa-sisa tanaman, air hujan dan air irigasi

Pengolahan tanah sawah berat yang baik meliputi; bajak satu, bajak dua, garu dan ratakan. Untuk tanah sawah ringan yaitu; bajak, garu satu, garu dua dan ratakan. Lama pengolahan selama 30 hari dan interval setiap pengolahan selama 7 hari baik untuk tanah sawah berat maupun ringan (Diasta dkk, 2003).

Nursyamsi dkk. (2001) menjelaskan bahwa pengolahan tanah dalam hingga mencapai kondisi lumpur menyebabkan zone perakaran makin luas dan akar tanaman akan tumbuh baik, sehingga penyerapan hara oleh akar makin efektif. Lapisan bajak berfungsi menahan infiltrasi agar air selalu tergenang. Lapisan bajak yang belum terbentuk pada lahan sawah bukaan baru menyebabkan laju infiltrasi air tinggi sehingga penggunaan air boros dan pencucian hara tinggi.

(4)

3

BAHAN DAN METODE

Penelitian dan pengabdian melalui pembinaan, pemberdayaan petani dilaksanakan melalui tiga seri kegiatan, (1) survey pendahuluan, (2) budidaya tanaman padi berbasis perbaikan media tumbuh sistem pertanian organik, dan (3) survey lanjutan. Menggunakan analisis Statistik Deskriptif atau cara penghitungan deskriptif untuk survey pendahuluan dan lanjutan. Budidaya sistem pertanian organik dilaksanakan pada tiga Desa di Kecamatan Glagah yaitu Desa Glagah, Desa Olesari, dan Desa Tamansuruh. Menggunakan rancangan acak kelompok lengkap pola faktorial. Ulangan 3 kali, dilanjutkan uji beda jarak berganda Duncan. Perlakuan rasio terbaik pupuk organik (M) terhadap pupuk anorganik Urea. TSP. dan KCl. (S) = 70% : 30%. Dosis setiap lokasi M = 1400 kg, : Urea = 45 kg, P = 15 kg dan K = 15 kg. Luas ulangan = 5000 m2. Jarak tanam = 25 x 25 cm, dengan 2 bibit per lubang tanam. Tanaman sampel 50 rumpun setiap lokasi diambil secara acak. Parameter pengamatan; (1) pengamatan pendahuluan: analisis tanah, air irigasi, pupuk organik, (2) parameter penghambat: jumlah anakan non produktif per rumpun, jumlah gabah hampa per malai dan rumpun, (3) parameter penunjang: tinggi batang, panjang malai, jumlah anakan produktif per rumpun, serta (4) parameter utama: jumlah gabah isi per malai dan rumpun, bobot gabah kering konstan per rumpun, kering panen dan konstan per plot. Penelitian pembinaan, pemberdayaan petani sebagai faktor (Y) dengan rincian detail perlakuan: (1) peran SDM dalam ketahanan pangan (X1), (2) berbagai aspek pengabdian sebagai basis pembinaan, pemberdayaan (X2), (3) berbagai

karakter dan sarat tumbuh padi unggul varietas Mekongga (X3), (4) tata cara Budidaya sistem konservasi media tumbuh budidaya pertanian dan konvensional (X4), (5) sistem budidaya konvensional yang pernah dilakukan petani dan capaian produksi (X5) serta (6) berbagai faktor keseimbangan alam sebagai basis keberhasilan budidaya pertanian (X6). Dipilih secara stratified random sampling berdasarkan strata, tingkatan pengetahuan dasar. Jumlah petani sebanyak 45 orang sebagai subyek penelitian, masing-masing 15 orang setiap desa.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Rangkuman hasil analisis data deskriptif dan tabel dua arah pada setiap parameter pangamatan akibat pengaruh faktor pembinaan, pemberdayaan dan perbandingan pupuk organik dengan anorganik terhadap produksi varietas padi Unggul Mekongga. Survey pendahuluan bertujuan untuk mengetahui pengetahuan dasar para petani tentang konservasi, perawatan lahan sawah sebagai media tumbulh dan sistem pertanian organik. Survey lanjutan untuk mengetahui capaian akibat pengaruh pembinaan, pemberdayaan para petani melalui pelibatan langsung dalam pengelolaan budidaya tanaman padi Varietas Mekongga sistem pertanian organik. Persentase capaian pada survey pendahuluan maupun lanjutan bertitik tolak dari kualitas, tingkat kesukaran setiap pertanayaan pada daftar quisioner. Tingkat kesukaran, cakupan maupun variasi pertanyaan cukup memadai. Capaian hasil penelitian rinci disajikan pada Tabel 1 sebagai berikut :

(5)

4

A. Penelitian

Tabel 1. Persentase Capaian Hasil Analisis Kegiatan Survey Pendahuluan dan Lanjutan di Desa Olehsari, Tamansuruh, dan Desa Glagah

Jenis Kegiatan

Desa Olehsari Desa Tamansuruh Desa Glagah Survey pendahuluan (%) Survey lanjutan (%) Survey pendahuluan (%) Survey lanjutan (%) Survey pendahuluan (%) Survey lanjutan (%) Pembinaan, pemberdayaan Petani Marginal (Y = 14 item pertanyaan) 76 83 75 80 74 78 Peran SDM dalam ketahanan pangan (X1 = 16 item pertanyaan) 75 80 72 79 71 77 Berbagai aspek pengabdian

sebagai basis pembinaan, pemberdayaan (X2 = 10

item pertanyaan) 75 81 73 79 70 77 Berbagai karakter dan sarat

tumbuh padi unggul varietas konvensional

(X3 = 9 item pertanyaan) 80 87 77 83 75 82

Tata cara Budidaya sistem konservasi media tumbuh pertanian dan konvensional

(X4 = 16 item pertanyaan) 78 85 74 80 72 79

Sistem budidaya

konvensional yang pernah dilakukan petani dan capaian produksi

(X5 = 12 item pertanyaan) 77 82 75 79 74 76

Berbagai faktor keseimbangan alam sebagai basis keberhasilan budidaya pertanian (X6 = 10 item pertanyaan) 79 88 78 77 77 75 Jumlah 540 586 524 557 513 544 Rerata 77,14 83,71 74,86 79,57 73,29 77,71 Persentase capaian pembinaan 6,57 4,71 4,43

(6)

5

Pada Tabel 1 secara rinci dapat diuraikan

sebagai berikut: 1. Desa Olesari

a. Survey Pendahuluan

Persentase potensi para petani sebagai pengetahuan dasar sangat baik terhadap berbagai karakter dan sarat tumbuh padi unggul varietas konvensional mencapai 80% diikuti tentang berbagai faktor keseimbangan alam sebagai basis keberhasilan budidaya pertanian sebanyak 79% dan terendah terhadap pengetahuan dasar tentang peran SDM dalam ketahanan pangan dan berbagai aspek pengabdian sebagai basis pembinaan, pemberdayaan masing-masing sebesar 75%.

Rerata pengetahuan dasar petani sangat baik mencapai 77,14%

b. Survey lanjutan

Persentase capaian tertinggi akibat pembinaan, pemberdayaan para petani dicapai terhadap sistem budidaya konvensional yang pernah dilakukan petani dan capaian produksi sebanyak 88%, diikuti berbagai karakter dan sarat tumbuh padi unggul varietas konvensional sebesar 87% dan terendah terhadap berbagai aspek pengabdian sebagai basis pembinaan, pemberdayaan yaitu 81%.

Rerata survey lanjutan akibat pembinaan pemberdayaan mencapai 83,71%

c. Dari rerata pengetahuan dasar petani pada survey pendahuluan dengan pengaruh pembinaan, pemberdayaan pada survey lanjutan mencapai 6,57%. Sebuah prestasi peringkat terbaik terhadap pembinaan dan pemberdayaan para petani

2. Desa Tamansuruh a. Survey Pendahuluan

Peringkat pengetahuan dasar petani tertinggi terhadap berbagai faktor keseimbangan alam sebagai basis keberhasilan budidaya pertanian sebanyak 78% diikuti terhadap berbagai karakter dan sarat tumbuh padi unggul varietas konvensional sebanyak 77% dan terendah terhadap peran SDM dalam ketahanan pangan yaitu 80%.

Rerata pengetahuan dasar terhadap berbagai sistem budidaya pertanian organik mencapai 74,86%

b. Survey lanjutan

Persentase capaian akibat pembinaan, pemberdayaan melalui perawatan, konservasi media tumbuh lahan sawah sistem pertanian organik tertingi dicapai terhadap berbagai karakter dan sarat tumbuh padi unggul varietas konvensional mencapai 83%, disusul terhadap pembinaan, pemberdayaan prtani dan tata cara Budidaya sistem konservasi media tumbuh pertanian dan konvensional masing-masing sebanyak 80% dan terendah terhadap berbagai faktor keseimbangan alam sebagai basis keberhasilan budidaya pertanian yaitu 77%.

c. Rerata pengetahuan dasar petani cukup baik yaitu 74,86% pada survey pendahuluan dan pada survey lanjutan mencapai 79,57%. Capaian peringkat kedua terhadap pembinaan, dan pemberdayaan petani mencapai 4,71%. Prestasi tengahan terhadap berbagai aspek pembinaan dan pemberdayaan petani dengan melibatkan langsung terhadap sistem budidaya pertanian organik dan konservasi media tumbuh lahan-lahan sawah para petani. 3. Desa Glagah

a. Survey Pendahuluan

Para petani di Desa Glagah pengetahuan dasarnya terbaik terhadap berbagai faktor keseimbangan alam sebagai basis keberhasilan budidaya pertanian mencapai 77%, disusul terhadap pengetahuan tentang berbagai karakter dan sarat tumbuh padi unggul varietas konvensional sebanyak 75% dan terendah terhadap pengetahuan berbagai aspek pengabdian sebagai basis pembinaan, pemberdayaan sebanyak 70%. Peringkat rendah bukan berarti bukan tidak baik tetapi masih pada tingkatan baik dari sisi kualitas pertanyaan pada daftar quisioner.

b. Survey Lanjutan

Pembinaan dan pemberdayaan para petani melalui survey lanjutan dengan pelibatan langsung terbaik dicapai terhadap berbagai karakter dan sarat tumbuh padi unggul varietas konvensional sebanyak 82% disusul terhadap pengetahuan tata cara Budidaya sistem konservasi media tumbuh pertanian dan konvensional sebanyak 79% dan paling rendah terhadap pengetahuan berbagai faktor keseimbangan

(7)

6

alam sebagai basis keberhasilan budidaya

pertanian mencapai 75%.

c. Rerata capaian pemberdayaan dari survey pendahuluan sampai dengan survey lanjutan mencapai 4,43% yaitu dari 73,29% menjadi 77,71%.

Dari uraian analisis data statistik deskriptif dapat dirinci terhadap ketiga kelompok petani

di Desa Olesari, Tamansuruh dan Glagah menunjukkan bahwa pembinaan, pemberdayaan petani terbaik dicapai oleh petani di Desa Olesari sebanyak 6,57% disusul petani Desa Tamansuruh 4,71% dan peringkat terakhir para petani Desa Glagah sebanyak 4,43%

B. Pengabdian

Tabel 2. Rangkuman Analisis Data dari Tabel Dua Arah Setiap Parameter Pengamatan akibat Pengaruh Rasio Pupuk Organik terhadap Anorganik pada Konservasi Media Tumbuh Sistem Pertanian Organik

Jenis parameter pengamatan Capaian parameter pengamatan di ….

Desa Olehsari Desa Tamansuruh Desa Glagah a. Parameter penghambat

1) Rerata jumah anakan non produktif per

rumpun umur 75 hst (batang) 1,7 2,3 2,5 2) Rerata jumlah gabah hampa per malai

(butir) 13,0 15,4 11,0 b. Paraneter penunjang

1) Rerata tinggi batang umur 95 hst (cm) 80,8 80,9 74,9 2) Rerata panjang malai (cm) 23,4 23,9 23,6 3) Rerata jumlah anakan produktif per

rumpun umur 75 hst (batang), 18,6 19,5 19,2 c. Parameter utama

1) Rerata jumlah gabah isi per malai (butir)

113,6 120,1 118,2

2) Rerata bobot 100 butir gabah kering konstan (g)

2,7 2,6 2.6

3) Rerata bobot gabah kering konstan per rumpun (g)

60,5 63,8 58,3

4) Rerta bobot gabah kering konstan per 0,5 ha (kg)

3120,4 3240,8 3000.4

Pada Tabel 2 tentang berbagai parameter pengamatan terhadap parameter penghambat, penunjang dan utama di Desa Olesari, Tamansuruh dan Glagah secara rinci diuraikan sebagai berikut:

a. Parameter Penghambat

1) Rerata jumah anakan non produktif per rumpun umur 75 hari setelah tanam (hst) tertinggi dicapai di Desa Glagah sebanyak 2,5 batang, disusul Desa Tamansuruh 2,3 batang dan terendah di Desa Olesari sebanyak 1,7 batang.

2) Rerata jumlah gabah hampa per malai tertinggi terdapat di Desa Tamansuruh sebanyak 15,4 butir disusul di Desa Olesari

sebanyak 13,0 butir dan terendah di Desa Glagah sebanyak 11,0 butir.

b. Paraneter penunjang

1) Rerata tinggi batang umur 95 hst tertinggi dicapai di Desa Tamansuruh setinggi 80,9 cm disusul di Desa Olesari setinggi 80,8 cm dan terendah di Desa Glagah setinggi 74,9 cm.

2) Rerata panjang malai terpanjang dicapai di Desa Tamansuruh sepanjang 23,9 cm disusul di Desa Glagah sepanjang 23,6 cm dan terpendek di Desa Olesari sepanjang 23,4 cm.

3) Rerata jumlah anakan produktif per rumpun umur 75 hst terbanyak dicapai di Desa Tamansuruh sebanyak 19,5 batang, disusul

(8)

7

di Desa Glagah 23,6 batang dan paling

sedikit di Desa Olesari 23,4 batang. c. Parameter utama

1) Rerata jumlah gabah isi per malai terbanyak dicapai di Desa Tamansusruh sebanyak 120,1 butir disusul di Desa Glagah sebanyak 118,2 butir dan paling sedikit di Desa Olesari sebanyak 113,6 butir.

2) Rerata bobot 100 butir gabah kering konstan terberat dicapai di Desa Olesari seberat 2,7 g disusul di Desa Tamansuruh dan Glagah masing-masing seberat 2,6 g. 3) Rerata bobot gabah kering konstan per

rumpun terberat dicapai di Desa Tasmansuruh seberat 63,8 g disusul di Desa Olesari 60,5 g dan teringan di Desa Glagah seberat 58,3 g.

4) Rerta bobot gabah kering konstan per 0,5 ha terberat dicapai di Desa Tamansuruh seberat 3240,8 kg disusul di Desa Olesari seberat 3120,4 kg dan paling ringan di Desa Glagah seberat 3000.4 kg.

Dari analisis, perhitungan tabel dua arah dapat disimpulkan bahwa produksi padi unggul Varietas Mekongga akibat pengaruh perbandingan pupuk organik terhadap anorganik yang paling berat dicapai di Desa Tamansuruh seberat 3240,8 kg per 0,5 ha. Bila dikonversi kedalam hektar mencapai

6480,16 kg atau 6 ton 480,16 kg. Sebuah capaian yang cukup menggembirakan para petani di Desa Tamansuruh karena mampu melampaui rerata hasil Varietas Mekongga seberat 6,0 ton/ha dengan potensi hasil 8,4 t/ha. Pencapaian pelampauan hasil akibat pengaruh perlakuan perbandingan pupuk organik terhadap anorganik Urea. TSP. dan KCl. sebanyak 70% : 30%. Dosis di Desa Tamansuruh, Olesari dan Glagah per 0,5 ha adalah sama yaitu pupuk organik sebanyak 1400 kg berbanding Urea 45 kg, Posfat 15 kg dan Kalium sebanyak 15 kg. Perbandingan rasio pemupukan tidak berlaku mutlak untuk lahan sawah lain. Rasio pemupukan bersifat spesifik, khusus. Pelampauan produksi dari nilai rerata didukung pendapat Reijntjes dan kawan-kawan, (1999) menjelaskan bahwa penggunaan pupuk organik maupun anorganik secara sendiri-sendiri dan terus-menerus sama-sama berisiko sangat buruk dalam budidaya pertanian terutama terhadap perbaikan kualitas tanah-tanah sawah sebagai media tumbuh.

Salah satu penyebab perbaikan kualitas tanah-tanah sawah karena adanya pengikatan oleh tanah-tanah sawah terhadap Nitrogen dari udara bebas pada atmosfer.

Sebagai perbandingan dari hasil análisis terhadap berbagai data pengamatan penelliti sajikan dokumentasi kegiatan penelitian dan pengabdian tanaman padi Varietas Mekongga pada Gambar 1, 2,3,4, 5 dan 3 sebagai berikut: A. Penelitian

Gambar 1. Persiapan Kegiatan Penjaringan Data

Survey Pendahuluan terhadap Para

Petani sebanyak 45 orang.

Gambar 2. Kegiatan Penjaringan Data menjelang

Survey Lanjutan terhadap Para Petani sebanyak 45 orang.

Gambar 3. Pemberian, Penyerahan Souvenir, Cenderamata Berupa Sebuah Cangkul dan Topi kepada Para Petani

(9)

8

B. Pengabdian

Gambar 4. Pertumbuhan dan Perkembangan Tanaman Padi Varietas Mekongga pada Fase Generatif Menjelang Panen Umur 110 Hari Setelah Tanam di Desa Tamansuruh.

Gambar 5. Pertumbuhan dan Perkembangan Tanaman Padi Varietas Mekongga pada Fase Generatif Menjelang Panen Umur 108 Hari Setelah Tanam di Desa Olesari.

Gambar 6. Pertumbuhan dan Perkembangan Tanaman Padi Varietas Mekongga pada Fase Generatif Menjelang Panen Umur 112 Hari Setelah Tanam di Desa Glagah.

KESIMPULAN

Dari hasil analisis data pengamatan terhadap penelitian dan pengabdian disimpulkan bahwa:

1. Capaian pembinaan, pemberdayaan petani terbaik dicapai oleh petani di Desa Olesari sebanyak 6,57% disusul petani Desa Tamansuruh 4,71% dan terakhir para petani Desa Glagah sebanyak 4,43%.

2. Capaian kapasitas produksi Varietas Mekongga terberat per 0,5 ha dicapai di Desa Tamansuruh seberat 3240,8 kg

disusul di Desa Olesari 3120,4 kg dan paling ringan di Desa Glagah seberat

3000.4 kg.

SARAN

Dari kesimpulan penelitian dan pengabdian perlu dipertimbangkan tentang :

1. Pendampingan sstem pertanian konvensional menuju sistem pertanian organik dengan penerapan berbagai teknologi pertanian perlu dilanjutkan sampai perubahan kerangka dasar para petani dalam berbudidaya.

2. Perawatan, konservasi lahan sawah sebagai media tumbuh tanaman semusim khusus padi perlu dikembangkan secara terus-menerus,

3. Perbandingan pemupukan organik terhadap anorganik bersifat khusus, spesifik sehingga secara terus-menerus diperlukan penelitian.

UCAPAN TERIMA KASIH

Terima kasih kepada Bupati Pemerintah Daerah Kabupaten Banyuwangi yang telah memberikan dana dunia penelitian kepada para Dosen Perguruan Tinggi Swasta terhadap para petani di daerah-daerah pedesaan melalui Ketua Bappeda Kabupaten Banyuwangi.

DAFTAR PUSTAKA

Diasta MK, JB Baon dan M Sedhana, 2003. Pengelolaan Air Terbatas pada Beberapa Varietas Padi Unggul dan Pengaruhnya terhadap Fase-fase Pertumbuhan dan Produksi. Agrikultura. Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran, Jatinangor, Bandung. 15 : 169 – 177.

(10)

9

Giller, 2001. Nitrogen Fixation in Tropical

Cropping System. 2nd Edition. CABI Publishing.

Hanafiah KAH, I Anas, A Napoleon, N Ghoffar, 2005. Biologi Tanah; Ekologi dan Makrobiologi Tanah. Raja Grafindo Persada. Jakarta. Hal. 166.

Jumin HB, 2005. Dasar-dasar Agronomi. Edisi Revisi. Raja Grafindo Persada. Jakarta. Hal. 243.

Krisnamurthi B, 2006. Revitalisasi Pertanian; Sebuah Konskwensi Sejarah dan Tuntutan Masa Depan. Revitalisasi Pertanian; dan Dialog Peradaban. Kompas Media Nusantara. Jakarta. 3 – 29.

Nursyamsi D. ; ME. Suryadi ; A Hasanudin ; & S Abdulah, 2001. Pengaruh Pengelolaan Tanah dan Air terhadap Hara Air Genangan dan Hasil Padi. Program Pertanian; Tanaman Pangan. Pusat Program dan Pengembangan Tanaman Pangan. Badan Program dan Pengembangan Pertanian. Bogor. 20 (1) : 50 – 59.

Reijntjes C B Haverkort & AW Bayer, 1999. Pertanian Masa Depan; Pengantar untuk Pertanian Berkelanjutan dengan Input Rendah. Kanisius, Anggota. IKAPI. Yogyakarta.

Soemarwoto O, 2000. Ekologi, Lingkungan Hidup dan Pembangunan. Jambatan. Jakarta.

Gambar

Tabel  1.  Persentase Capaian Hasil Analisis Kegiatan Survey Pendahuluan dan Lanjutan di  Desa Olehsari, Tamansuruh, dan Desa Glagah
Tabel 2.   Rangkuman  Analisis  Data  dari  Tabel  Dua  Arah  Setiap  Parameter  Pengamatan  akibat  Pengaruh  Rasio  Pupuk  Organik  terhadap  Anorganik  pada  Konservasi  Media Tumbuh Sistem Pertanian Organik
Gambar 3.  Pemberian,  Penyerahan  Souvenir,  Cenderamata Berupa Sebuah Cangkul  dan Topi kepada Para Petani
Gambar 6.  Pertumbuhan  dan  Perkembangan  Tanaman  Padi  Varietas  Mekongga  pada  Fase  Generatif  Menjelang  Panen Umur 112 Hari Setelah Tanam  di Desa Glagah

Referensi

Dokumen terkait

Praktikan memberikan materi Bahasa Jerman dikelas XI IIS 1 yakni mengenai keluarga (Familie) kurang lebih selama 16 Jam Pembelajaran dan materi Bahasa Jerman kelas X

%anatologi adalah bagian dari Ilmu Kedokteran Forensik #ang mem(ela)ari halhal #ang  berkaitan dengan kematian #aitu definisi atau batasan mati+ (erubahan #ang ter)adi  (ada

Penelitian ini mengenai kemampuan renang gaya crawl dilihat dari kemampuan siswa kelas X SMA Negeri 1 Nguter untuk menempuh jarak 25 meter, artinya dalam penelitian

Penelitian Ropingi (2009) yang berjudul “Analisis Keterkaitan Sektor Pertanian Terhadap Sektor Perekonomian Lain dalam Pembangunan Wilayah di Era Otonomi Daerah Kabupaten

Pembiayaan untuk kegiatan organisasi kemahasiswaan STIPAS Palangka Raya bersumber dari dana kegiatan mahasiswa (DKM) yang dihimpun pada setiap tahun akademik dan atau

[r]

Pada tanggal 13 Desember tahun 1957, Indonesia menyatakan secara sepihak Wilayah Perairan Nusantara yang disebut dengan Deklarasi Djuanda. Pada saat yang hampir

pelayanan yang diberikan oleh Lembaga Pemberdayan Masyarakat Kampung Bugis sudah berusaha untuk memberikan pelayanan yang baik, akan tetapi belum semua pelanggan