Lampiran 3.Denah Bank Muamalat Indonesia Cabang Banjarmasin
Nama Instansi : Bank Muamalat Indonesia Cabang Banjarmasin Alamat : Jl. A. Yani KM 5,2 No.1, Pekapuran Raya, Kec.
Banjarmasin Timur, Kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan, 70249
Lampiran 5. Hasil Wawancara
1. Apa pengertian dari pembiayaan take over?
Jawab : Take overmerupakan peruntukan/ tujuan pembiayaan, yaitu pengambil alihan pembiayaan atas nama nasbah/ pasangan dengan angunan atas nama nasabah/pasangan dari Bank/Lembaga Keuangan lain baik Konvensional ataupun Bank/Lembaga Keuangan Syariah yang di pindahkan ke Bank Muamalat.
2. Apa saja produk yang terdapat dalam pembiayaan takeoverpada Bank Muamalat Indonesia Cab. Banjarmasin ?
Jawab : Seperti yang dapat dilihat di website resmi Bank Muamalat ada tiga yaitu untuk takeoverKPR, Multi Guna dan Pensiunan. Tetapi untuk saat ini pada BMI Cab. Banjarmasin cuman ada 2 yaitu KPR dan Multi Guna, untuk yang Pensiunan saat ini produknya di stop dulu, dikarenakan juga terhalangnya 3. Apa perbedaan KPR takeoverdanpembiyaantakeoverlainnya?
Jawab : KPR takeoveradalah pembiayaan yang di pergunakan khusus untuk mengambil alih fasilitas KPR di Bank sebelumnya dan juga seperti renovasi dll. Sedangkan Multi Guna untuk pembelian mobil, biaya kuliah, biaya perkawinan dll
4. Akad apa saja yang digunakan dalam pembiayaan KPR take over? Kebanyaka menggunakan akad apa? Perbedaan dari kedua akad tersebut apa saja?
Jawab : Ada 2 akad yang digunakan pada BMI Cab. Banjarmasin sesuai dengan ketentuan Fatwa DSN, yaitu akad Murabahah dan Musyarakah
mutanaqisah. Biasanya untuk pembiayaan takeoverdari Bank lain seperti Bank
konvensional yang sebelumnya tidak menggunakan suatu akad , maka pada saat melakukan pembiyaantakeoverdi BMI digunakan akad Murabahah, Namun untuk pembiayaan takeoverdari sesama Bank Syariah, maka tidak bisa menggunakan akad yang sama yaitu Murabahah, maka dari itu di gunakan akad Musyarakah mutanaqisah. Berikut tabel perbedaan akad Murabahah dan
Musyarakah mutanaqisah :
Murabahah Musyarakah mutanaqisah
Untuk pembelian aset (properti/non-properti), atau pelunasan hutang 1. Properti readystock dalam bentuk Rumah, Apartemen dan Ruko.
Untuk tujuan konsumtif selain pembelian aset (properi/non-properti).
yang bersifat dan tangible (berwujud).
2. Material untuk keperluan Renovasi atau Pembangunan Properti. Bank hanya dapat membiayai pembelian material sesuai dengan spesifikasi rincian untuk renovasi properti diluar biaya tenaga kerja.
3. Kavling siap bangun dengan lokasi developer yang telah bekerja sama dengan BMI. Ketentuan lainnya mengacu pada ketentuan pembiayaan kavling yang tertera pada ketentuan Pembelian Properti.
4. Kendaraan Non –
Niaga dalam kondisi
readystock.
5. Pelunasan hutang/ Fasilitas ke Bank/ Lembaga Keuangan Konvensional dengan syarat objek yang dibiayai merupakan aset
tangible( berwujud/
berbentuk/
readystock) dan
1. Kebutuhan jasa (biaya pengobatan, jasa renovasi/ pembangunan, biaya pendidikan, biaya pernikahan, wisata.
2. Pelunasan hutang konsumtif di Bank/ Lembaga Keuangan lainnya dimana penggunaan konsumtif tidak diketahui dari dokumen kontrak.
3. Pembelian aset ( properti/ non properti) yang belum terwujud (indent)
4. Pembelian konsumsi berangun properti.
Dari segi jaminan Untuk akad Murabahah boleh menggunakan jaminan atas nama orang lain. Tidak bisa membiayai denda dan lai-lain dari bank sebelumnya.
Untuk akad Musyarakah
mutanaqisah wajib
menggunakan jaminan atas nama pribadi dan kalau ada biaya yang timbul pada sebelumnya seperti denda dan lain-lain bisa dibiayai juga.
5. Bagaimanakah prosedur pembiayaan KPR takeoverpada BMI Cab. Banjarmasin dan apa saja persyaratan yang diperlukan?
Jawab : Berdasarkan prinsip musyarakah mutanaqisah pada Bank Muamalat, prosedur yang dijalankan adalah sebagai berikut :
a. Permohonan take over dari nasabah dilengkapi dokumen
b. Proses Taksasi; Proses ini dilakukan untuk menaksir ulang nilai jaminan yang diagunkan dalam hal ini objek rumah yang akan di take over pembiayaan KPRnya. Tujuannya adalah mengetahui berapa nilai pasar jaminan saat ini dan mengevaluasi kelayakan jaminan dari sisi dokumen serta kondisinya.
c. Penilaian Calon Nasabah; Sebelum menyetujui permohonan calon nasabah untuk men-take over, pihak Bank melakukan survey mengenai calon debitur dengan menggunakan analisa 5C yaitu analisa mengenai character (karakter), capacity (kapasitas), capital (modal), collateral (jaminan), dan conditionofeconomics (kondisi ekonomi). Selain survey mengenai 5C ini, pihak bank juga melakukan survey bank checking pada bank awal dan BI checking terlebih dahulu untuk memastikan kebenaran hutang, jaminan, dan kelancaran pembayaran calon nasabah.
d. Proses pengajuan pinjaman
e. Akad-akad pembiayaan dilaksanakan di kantor Bank Muamalat dengan pendampingan notaris.
Adapun aturan-aturan terkait ketentuan pelaksanaannya adalah sebagai berikut :
1) Proses pembiayaan (permohonan nasabah, mengisi formulir aplikasi, kelengkapan dokumen);
2) Asli bukti kepemilikan agunan pembiayaan (sertifikat) dilakukan verifikasi keabsahannya oleh notaris/PPAT yang merupakan rekanan Bank dan yang disetujui oleh pihak bank asal, ke Badan Pertanahan Nasional (BPN) setempat.
3) Penandatanganan Perjanjian Pembiayaan (PK) Al musyarakah
mutanaqisah untuk hanya dilaksanakan setelah:
a) Bank menerima covernote dari pihak Bank asal secara
efektif menerima dana take over sebesar baki debet/kewajiban calon nasabah, maksimum dalam lima (5) hari kerja akan melepaskan haknya atas sertifikat agunan dengan menyerahkan kepada Bank berupa : rincian total kewajiban nasabah yang akan di take over , asli bukti kepemilikan agunan (sertifikat) atas nama yang bersangkutan, asli Sertifikat Hak Tanggungan, surat roya ke BPN, dan bukti pelunasan pembiayaan atas nama calon nasabah; atau
b) Bank menerima copy bukti kepemilikan agunan (sertifikat)
yang telah diteliti keabsahannya, dan printout baki debet (outstanding) fasilitas KPR calon nasabah dari Bank asal;
c) Bank menerima Surat Pernyataan dari nasabah yang
menyatakan; Nasabah bersedia untuk menandatangani akta pengikatan atas tanah agunan pembiayaan dengan Hak Tanggungan.
4) Pembayaran dana take over pembiayaan dilakukan oleh Bank secara tunai /overbooking ke rekening pinjaman atas nama nasabah yang bersangkutan di Bank asal sebesar kewajibannya. 5) Penandatanganan Akad Pembiayaan Musyarakah mutanaqisah
a) Asli bukti kepemilikan agunan (sertifikat) a.n nasabah ybs.,
asli sertifikat hak tanggungan dan surat roya ke BPN diterima oleh bank, maka segera menyerahkan kepada notaris PPAT rekanan bank untuk dilakukan penandatanganan akte kuasa membebankan hak tanggungan (akta SKMHT) oleh nasabah dan bank. Dan melakukan pengikatan dengan skema murabahah.
b) Selanjutnya notaris PPAT rekanan bank tersebut akan
melaksanakan pengurusan peroyaan, pengikatan hak tanggungan dan mendaftarkan sesuai ketentuan perundang undangan untuk kepentingan bank.
c) Untuk mengamankan posisi bank, maka peroyaan dan
pengikatan agunan harus dilakukan oleh notaris rekanan bank.
Persyaratan pengajuan untuk pembiayaan KPR Take over pada Bank Muamalat Banjarmasin :
a. Mengisi Formulir Permohonan b. Fotocpy KTP Suami &Isteri c. Fotocopy Akta Nikah d. Fotocopy Kartu Keluarga e. Fotocopy NPWP Pribadi
f. Pas Foto berwarna Suami &Isteri
g. Rekening koran tabungan / giro 6 bulan terakhir Adapun data jaminan yang diperlukan yaitu :
a. Fotocopy Sertifikat Hak Guna Bangunan / Sertifikat Hak Milik b. Fotocopy Izin Mendirikan Bangunan
c. Fotocopy Pajak Bumi Bangunan Terakhir d. Rincian Rencana Pengunaan Dana
Kemudian persyaratan berikutnya ada berupa data penghasilan untuk PNS/ Karyawan yaitu :
a. Slip / Daftar gaji minimal 3 bulan terakhir
b. Surat Keputusan awal dan akhir dari Instansi / Perusahaan Dan berikut data penghasilan bagi wiraswasta yaitu :
a. Fotocopy Izin Legalitas Usaha
b. Nota – Nota Pembelian Barang 6 bulan terakhir c. Laporan Keuangan 2 tahun terakhir
6. Alasan nasabah melakukan pembiayaan KPR takeoverpada BMI Cab. Banjarmasin?
Jawab : Dikarenakan meningkatnya kesadaran dan kebutuhan masyarakat terkait konsep hijrah dan ingin melakukan top-up / penambahan pinjaman yang akan di alihkan kepada Bank Muamalat Indonesia Cabang Banjarmasin.
7. Bagaimana pengaruh pembiayaan KPR takeoverterhadap laporan keuangan?
Jawab : Sebenarnya tidak terlalu berpengaruh karena sebenarnya pembiayaan takeoverdianggap sama seperi pembiayaan baru di Bank Muamalat Indonesia Cabang Banjarmasin.
8. Apakah benar proses pembiayaan KPR takeoversehingga kurang diminati masyarakat?
Jawab : Sebenarnya tidak begitu rumit namun tergantung kepada nasabah kembali yang semakin cepat mengumpulkan persyaratan yang diperlukan semakin cepat juga pihak Bank Muamalat Indonesia Cabang Banjarmasin memproses pembiayaan KPR take over. Dan kendala lainnya juga biasanya pada Bank sebelumnya karena tahu bahwa nasabahnya akan pindah maka akan ditawarkan pembiayaan yang lain lagi.
9. Mulai dari tahun berapa BMI Cab. Banjarmasin melayani pembiayaan KPR take over?
Jawab : Sejak produk KPR di Lounchingkurang lebih pada tahun 2007/2008.
10. Antara KPR take over dan Multi Guna, adakah perbedaan besar resiko pada kedua jenistakeovertersebut ?
Jawab : Perbedaan besarnya terdapat di angunannya.
11. Alasan apa yang mendasari apabila pada bank sebelumnya dilakukan pembiayaan dengan akad Murabahah, kemudian pada bank BMI digunakan akad lain yaitu Musyarakah mutanaqisah ?
Jawab : Karena tidak bisa akad yang sama digunakan dua kali. Dan apabila dari Bank Syariah lainnya sudah menggunakan akad Murabahah, maka di Bank Muamalat Indonesia Cabang Banjarmasin memakai akad
Musyarakah mutanaqisah, selain akad yang sama tidak bisa digunakan
dua kali, tidak terdapat objek/ barang juga dari pembiyaan tersebut. 12. Bagi BMI sendiri pembiayaan KPR takeoversendiri, apakah keuntungan
nya lebih besar dibanding resikonya ?
Jawab : Resikonya relatif sama karena untuk KPR dan Multi Guna yang masing-masing sudah di mitigasi dengan persyaratan dan ketentuan yang ditetapkan untuk nasabah. Pada saat awal penjelasan produk juga sudah dijelaskan mengenai resikonya.
13. Apakah secara khusus dijelaskan pada CALK berapa besar porsi
takeoverdibanding pembiayaan biasa?
Jawab : Karena pembiayaan takeoverdianggap seperti pembiayaan baru, maka tidak dijelaskan secara khusus berapa porsinya pembiayaan take
over. Jadi cuman dapat dilihat di Laporan Keuangan pada akad Murabahah dan Musyarakah mutanaqisah.
14. Bagaimana perkembangan KPR takeoverpada BMI Cab. Banjarmasin? Khususnya pada tahun 2017-2019? Apakah dapat dilihat pada laporan keuangan yang dapat di akses melalui website resmi BMI?
Jawab : Cukup bagus, dikarenakan ada beberapa program pembiayaan sendiri dari BMI yaitu Angsuran Super Ringan, dan Fix&Fix, yang dimana program tersebut memberikan keringanan bagi nasabah. Untuk dilaporan keuangan mungkin dapat dilihat di sisi financing tapi itu untuk pembiayaan secara menyeluruh. Untuk KPR takeoversendiri secara mendetail tidak disebutkan dalam Laporan Keuangan, melainkan hanya disebutkan berupa akad nya saja yaitu akad Murabahah dan Musyarakah
15. Produk Fix n Fix dan Angsuran Super Ringan, masing-masing menggunakan akad apa? Dan apakah ada perbedaan kedua jenis produk tersebut?
Jawab : Akad yang digunakan bebas, boleh di antara 2 yaitu akad murabahah ataupun musyarakah mutanaqisah. Perbedaannya terletak pada angsurannya. Pilihan tergantung nasabah, tapi kebanyak
memilik Fix n Fix dikarenakan kalau dihitung hitung total Magrin produk ASR lebih tinggi dari pada Fix n fix.
16. Mengenai take over di Bank Muamalat Indonesia Cabang Banjarmasin mengikuti peraturan dari mana saja ka?
Jawab : Mengikuti peraturan, Fatwa DSN-MUI, Peraturan Bank Indonesia, POJK untuk nomernya bisa di akses sendiri diwebsite resmi masing-masing.