• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH MOTIVASI TERHADAP MINAT MENGIKUTI UJIAN CHARTERED ACCOUNTANT (CA) INDONESIA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGARUH MOTIVASI TERHADAP MINAT MENGIKUTI UJIAN CHARTERED ACCOUNTANT (CA) INDONESIA"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

Riset / 3282

JURNAL EKSIS Vol.12 No.1, April 2016: 3214 – 3345

PENGARUH MOTIVASI TERHADAP MINAT MENGIKUTI UJIAN

CHARTERED ACCOUNTANT (CA) INDONESIA

Eko Adi Widyanto

( Staf Pengajar Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Samarinda )

Rahmawati Fitriana

( Staf Pengajar Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Samarinda )

ABSTRAK

EKO ADI WIDYANTO dan RAHMAWATI FITRIANA: Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh Motivasi Sosial, Motivasi Karir, Motivasi Ekonomi, dan Motivasi Kualitas terhadap minat mengikuti ujian Chartered Accountant (CA) Indonesia. Responden penelitian adalah seluruh Mahasiswa semester 8 Program Studi Akuntansi Manajerial Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Samarinda sebanyak 73 mahasiswa. Pengujian instrumen dilakukan menggunakan uji validitas dan reliabilitas. Guna menentukan ketepatan model dilakukan pengujian asumsi klasik dilanjutkan dengan analisis regresi berganda baik secara parsial maupun simultan

Hasil penelitian menyatakan secara simultan, motivasi sosial, motivasi karir, motivasi ekonomi dan motivasi kualitas secara bersama-sama berpengaruh terhadap minat untuk mengikuti ujian CA Indonesia. Secara parsial hanya variabel motivasi ekonomi yang berpengaruh secara signifikan, sedangkan 3 variabel lain yaitu Motivasi sosial, Motivasi karir dan Motivasi kualitas tidak berpengaruh signifikan terhadap minat untuk mengikuti ujian Chartered Accountant (CA) Indonesia

.

Keywords: Motivasi Sosial, Motivasi Karir, Motivasi Ekonomi, Motivasi Kualitas, Chartered Accountant

PENDAHULUAN

Terbentuknya era Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) membuat negara di asia tenggara menjadi kawasan kompetitif dalam ekonomi global. Kehadiran MEA mereduksi batasan transaksi antar negara menjadi tanpa hambatan. Realita ini menyebabkan persaingan ketat di berbagai sektor termasuk di jasa akuntansi.

Tenaga akuntan yang handal, memiliki kualifikasi dan bermutu tinggi dituntut untuk dihasilkan. Demi tujuan tersebut, Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) meluncurkan Chartered Accountant (CA) Indonesia. CA diluncurkan selain untuk menaati Statement Membership Obligations (SMO) dan Guideline IFAC, juga untuk memberi nilai tambah bagi akuntan beregister negara. Sejalan dengan IAI, Kementrian Keuangan mengeluarkan Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Nomor

25/PMK.01/2015 tentang Akuntan Beregister Negara yang telah disahkan pada tanggal 3 Februari 2015. PMK tersebut merupakan amanat dari UU Nomor 34 Tahun 1954 Pasal 6 yang mengamanahkan kepada Menteri Keuangan untuk mengatur lebih lanjut mengenai kebijakan pelaksanaan untuk pemakaian gelar akuntan baik “Ak” maupun “CA”

Untuk mendapatkan CA, seseorang dengan kriteria tertentu harus mengikuti ujian yang diselenggarakan oleh IAI. Sedemikian pentingnya CA, untuk mendapatkannya, seseorang yang selesai menempuh program Pendidikan Profesi Akuntan (PPAk) tidak secara otomatis mendapatkan gelar akuntan (Ak) kecuali telah dinyatakan lulus ujian CA. CA memiliki banyak

Benefit, dengan memiliki CA, akuntan Indonesia

memenuhi persyaratan menjadi akuntan di negara lain. Lebih dari itu, pemilik CA mendapatkan

(2)

JURNAL EKSIS Vol.12 No.1, April 2016: 3214 – 3345

Riset / 3283

pengakuan sebagai seorang akuntan dengan level

internasional. Fenomena ini mendorong seseorang untuk berusaha memiliki gelar CA dengan motif dan/atau motivasi tertentu.

Penelitian di masa lalu telah dilakukan berkaitan dengan dengan motivasi untuk mengikuti pendidikan PPAk seperti yang telah dilakukan oleh Machfoedz (1998), Widyanstuti dkk (2004), Suranta dan Syafiqurahman (2006), Benny dan Yuskar (2006), Lisnasari dan Fitriani (2008), serta Nurhayani (2012)

Banyak penelitian yang mengkaji pengaruh motivasi terhadap minat untuk mengikuti program pendidikan profesi akuntansi (PPAk) Namun belum pernah ada sebelumnya riset yang meneliti mengenai motivasi untuk mengikuti ujian CA. Penelitian ini adalah penelitian yang pertama kali dilakukan di Indonesia berkaitan dengan motivasi untuk mengikuti ujian CA sehingga penelitian ini merupakan gabungan antara explanatory research dan extended replication dari penelitian yang telah dilakukan sebelumnya. Selanjutnya yang menjadi permasalahan adalah apakah Motivasi Sosial, motivasi karir, motivasi ekonomi dan motivasi kualitas berpengaruh secara Parsial dan simultan terhadap keputusan untuk mengikuti ujian

Chartered Accountant (CA) Indonesia?.

TINJAUAN PUSTAKA

Hasil Penelitian yang Relevan

Beberapa penelitian yang berkaitan dengan minat untuk menikuti ujian CA belum pernah dilakukan sebelumnya. Namun telah dilakukan penelitian yang mendekati mengenai minat mengikuti ujian CA yaitu minat untuk mengikuti Pendidikan Profesi Akuntansi (PPA) seperti yang telah dilakukan oleh Suranta dan Syafiqurrahman

(2006), Mahfoedz (1998), Nurhayani (2012), Lisnasari dan Fitriany (2008), Benny dan Yuskar (2006), Widyastuti, Suryaningsum, dan Juliana (2004)

Minat

Minat, menurut Nurhayani (2012) adalah kecendrungan hati yang tinggi terhadap sesuatu atau gairah atau keinginan

Semiawan dalam Ikbal (2011)

mendefinisikan minat sebagai suatu keadaan mental yang menghasilkan respon terarahkan kepada suatu situasi atau obyek tertentu yang

menyenangkan dan memberi keputusan

kepadanya (Satisfiers). Definisi ini menjelaskan bahwa minat berfungsi sebagai daya penggerak yang mengarahkan seseorang melakukan kegiatan sangat menyenangkan (excitement). Berdasakan uraian ini nampak bahwa minat tidak

hanya memiliki dimensi aspek efektif, tetapi juga aspek kognitif (Hurlock, 2004) dalam Ikbal.

Indikator Minat mengikuti ujian CA lain 1. Minat yang tinggi

2. Keinginan lebih maju dari orang lain 3. Memiliki keterampilan yang tinggi. 4. Mendapatkan gelar yang lebih tinggi 5. Lebih diakui di masyarakat

6. Peningkatan pengalaman 7. Keinginan berkembang 8. Pantang mundur 9. Keterkaitan Dana

10. Anggapan menjadi lebih baik dengan PPAk. Motivasi

Stephen P. Robbins – Timoty A. Judge (2008:222) menyatakan bahwa motivasi merupakan sebagai proses yang menjelaskan intensitas, arah, dan ketekunan seseorang individu untuk mencapai tujuannya. Motivasi umum berkaitan dengan usaha mencapai tujuan apapun, kita akan mempersempit fokus tersebut menjadi tujuan-tujuan organisasional untuk mencerminkan minat kita terhadap prilaku yang berhubungan dengan pekerjaan.

Banyak teori motivasi yang dikemukakan oleh para ahli. Pada penelitian ini, peneliti mengambil 4 (empat) jenis motivasi yaitu:

a. Motivasi Sosial

Martameh (1982) menyatakan motivasi sosial adalah motivasi yang mendasari aktivitas yang dilakukan individu dalam reaksinya terhadap orang lain, Jika ia dalam membuat pilihan memperhitungkan akibatnya bagi orang lain. Indikator Motivasi Sosial

1. Keinginan mengungguli orang lain 2. Umpan balik terhadap prestasi 3. Menyukai hal-hal menantang 4. bukan untuk uang dan kekuasaan 5. Keinginan bergaul dengan orang lain 6. kebutuhan persahabatan yang lebih banyak 7. Senang bekerja sama dengan orang lain 8. Keinginan memiliki pengaruh terhadap orang

lain

9. Menyukai situasi kompetitif dan berorientasi status

10. Keinginan mendapatkan prestise. b. Motivasi Karir

Menurut Djaali (2008) karir dapat diartikan sebagai “rangkaian sikap dan perilaku yang berhubungan dengan perjalanan kerja seseorang sepanjang kehidupan kerjanya”. Indikator dari motivasi karir :

(3)

Riset / 3284

JURNAL EKSIS Vol.12 No.1, April 2016: 3214 – 3345

1. Keinginan prestasi dalam dunia kerja.

2. Keinginan untuk memperdalam keahlian akuntansi.

3. Tertantang untuk meningkatkan karir. 4. Keinginan akan jabatan yang lebih tinggi. 5. Ingin diakui.

6. Kecekatan dalam menyelesaikan pekerjaan 7. Situasi yang menuntut tanggung jawab 8. Mendapatkan pengetahuan yang lebih 9. Bekerja dengan tujuan yang Realistis 10. Pengembangan karir yang lebih tinggi c. Motivasi Ekonomi

Motivasi ekonomi adalah suatu dorongan yang timbul dari dalam diri seseorang untuk meningkatkan kemampuan pribadinya dalam rangka mencapai penghargaan finansial yang diinginkannya (Yuskar dan Benny, 2006). Indikator motivasi ekonomi

1. Peningkatan ekonomi keluarga 2. Keinginan membantu keluarga

3. Mendapatkan sesuatu yang bermanfaat 4. Pengumpulan kekayaan.

5. Keluar dari kesulitan ekonomi 6. Kehidupan yang layak 7. Peningkatan taraf hidup

8. Kepemilikan akan sesuatu yang berharga 9. Mendapatkan uang yang banyak

10. Keinginan untuk berbuat sosial. d. Motivasi Kualitas

Motivasi kualitas yaitu dorongan yang timbul dari dalam diri seseorang untuk memiliki dan meningkatkan kualitas atau kemampuannya dalam melaksanakan tugas dengan baik dan benar (Yuskar dan Benny, 2006).

Indikator motivasi kualitas

1. Pengetahuan tentang isu-isu kebijakan dan peraturan terbaru

2. Peningkatkan kompetensi pengaruhnya terhadap keputusan manajerial

3. Meningkatkan pengetahuan organisasional dan lingkungan bisnis

4. Meningkatkan kemampuan analitis, decision making, dan problem solving

5. Meningkatkan keahlian dalam

mengaplikasikan pengetahuan dalam memecahkan masalah-masalah riil dalam keseharian

6. Meningkatkan kemampuan interpersonal 7. Meningkatkan pengetahuan dalam bidang

keuangan

8. Meningkatkan kemampuan berkomunikasi baik verbal/non verbal

9. Meningkatkan pengetahuan dalam bidang khusus

10. Untuk meningkatkan keahlian tidak hanya teoritis namun juga praktis

Chartered Accountant (Ca) Definisi CA

Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (IAI), Chartered Accountant (CA) adalah akuntan profesional yang bertanggung jawab untuk menyiapkan dan melaporkan laporan keuangan kepada pemegang saham dan publik.

Kompetensi CA

1. CA dapat menganalisis dan mengevaluasi informasi keuangan, membuat keputusan berdasarkan informasi tersebut, dan merencanakan implementasi keputusan yang diambil.

2. CA dapat bertindak sebagai konsultan mengenai masalah akuntansi, perpajakan, keuangan, pelaporan manajemen, dan sistem informasi, serta diberikan lisensi mendirikan kantor jasa akuntansi selain jasa asurans. 3. CA dapat menandatangani laporan keuangan

perusahaan.

Kriteria Akuntan Profesional berdasarkan CA 1. Memiliki register akuntan sesuai dengan

perundang-undangan yang berlaku

2. Memiliki pengalaman dan/atau menjalankan praktik keprofesian di bidang akuntansi, baik di sektor pendidikan, korporasi, sektor publik, maupun praktisi akuntan publik

3. Menaati dan melaksanakan standar profesi 4. Menjaga kompetensi melalui pendidikan

profesional berkelanjutan. Manfaat CA

1. Mensejajarkan Ak dengan gelar profesi akuntan internasional seperti CPA, ACCA, CIMA, CMA

2. Memberi nilai tambah Akuntan Beregister, antara lain :

a. Pengakuan sebagai Akuntan Profesional sesuai panduan internasional (IFAC) b. Dijaga kompetensinya sesuai dengan

ketentuan IAI yang mengacu ke standar internasional

c. Pengakuan Akuntan diberikan tanggung jawab untuk mengambil keputusan yang signifikan dalam bidang-bidang yang terkait dengan pelaporan keuangan untuk kepentingan publik.

d. diakui oleh PAO negara lain (tidak perlu menempuh beberapa mata ujian)

METODOLOGI PENELITIAN

Dari uraian diatas, dapat diperjelas pengaruh variabel Motivasi (sosial, karir, kualitas, ekonomi) baik secara parsial dan simultan terhadap Minat

(4)

JURNAL EKSIS Vol.12 No.1, April 2016: 3214 – 3345

Riset / 3285

untuk mengikuti ujian CA. Secara skematis dapat

diilustrasikan pada bagan :

Keterangan :

1. Garis tegas menunjukkan bahwa terjadi pengaruh secara parsial

2. Garis putus-putus menunjukkan bahwa terjadi hubungan secara simultan

Populasi dan Sampel

Populasi adalah gabungan dari seluruh elemen yang berbentuk peristiwa, hal, atau orang yang memiliki karakteristik serupa yang menjadi pusat perhatian peneliti, karenanya dipandang sebagai semesta penelitian (Ferdinand, 2006). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa semester akhir Program Studi Akuntansi Manajerial Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Samarinda.

GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN

Data yang diolah adalah data primer dalam bentuk kuesioner dari hasil jawaban responden terkait dengan Motivasi Sosial, Motivasi Karir, Motivasi Ekonomi, Motivasi Kualitas dan Minat mengikuti Ujian Chartered Accountant (CA). Kuesioner sebagai instrumen penelitian didistribusikan langsung oleh peneliti kepada seluruh mahasiswa semester akhir Program Studi Akuntansi Manajerial di lingkungan Politeknik Negeri Samarinda sebnayak 73 mahasiswa.

Dari seluruh kuesioner yang disebar, jumlah kuesioner yang dapat dijadikan bagian dari penelitian sebanyak 49 buah. Sebagian kuesioner ada yang tidak kembali maupun tidak dapat diolah karena tidak lengkapnya isian.

Dari 73 orang yang menjadi responden, kuesioner yang dapat digunakan hanya berjumlah 49 kuesioner. Beberapa kuesioner tidak kembali, rusak dan isian yang tidak lengkap.

Uji Instrumen

a. Uji Validitas

Indikator r hitung Status

X1.2 0.553 Valid X1.3 0.397 Valid X1.4 0.394 Valid X1.5 0.535 Valid X2.1 0.571 Valid X2.2 0.441 Valid X2.3 0.424 Valid X2.4 0.53 Valid X2.5 0.535 Valid X3.1 0.319 Valid X3.2 0.503 Valid X3.3 0.425 Valid X3.4 0.436 Valid X3.5 0.521 Valid X4.1 0.802 Valid X4.2 0.631 Valid X4.3 0.577 Valid X4.4 0.694 Valid X4.5 0.667 Valid Y1.1 0.551 Valid Y1.2 0.567 Valid Y1.3 0.546 Valid Y1.4 0.378 Valid Y1.5 0.711 Valid b. Uji Reliabilitas

Variabel Cronbach's Alpha Status

X1 0.751 Reliabel

X2 0.723 Reliabel

X3 0.678 Reliabel

X4 0.856 Reliabel

Y 0.775 Reliabel

Uji Asumsi Klasik a. Uji Normalitas

Normalitas Asym. Sig. (2-tailed)

Sosial (X1) 0.309 Karir (X2) 0.295 Ekonomi (X3) 0.272 Kualitas (X4) 0.062 Minat CA (Y) 0.354 b. Multikolinieritas Motivasi Sosial (X1) Minat Mengikuti Ujian CA (Y) Motivasi Karir (X2) Motivasi Kualitas (X3) Motivasi Ekonomi (X4)

(5)

Riset / 3286

JURNAL EKSIS Vol.12 No.1, April 2016: 3214 – 3345

Multikolinieritas Tolerance VIF

Sosial (X1) 0.756 1.323

Karir (X2) 0.606 1.65

Ekonomi (X3) 0.771 1.297

Kualitas (X4) 0.793 1.261

c. Uji Heteroskedastisitas

Heteroskedastiitas Uji Park Sig.

Sosial (X1) Lnx1 0.725 Karir (X2) Lnx2 0.506 Ekonomi (X3) Lnx3 0.968 Kualitas (X4) Lnx4 0.336 d. Uji Autokorelasi Model Summaryb

Model R Square R Adjusted R Square the Estimate Std. Error of Watson

Durbin-1 .646a .417 .364 2.220 1.870

a. Predictors: (Constant), SQRT_KUALITAS, EKONOMI, SOSIAL, KARIR

b. Dependent Variable: MINAT

Uji Hipotesis

a. Koefisien Korelasi dan Determinasi

Model Summary

Model R Square R Adjusted R Square Std. Error of the Estimate

1 .646a .417 .364 2.220

a. Predictors: (Constant), SQRT_KUALITAS, EKONOMI, SOSIAL, KARIR

Koefisien korelasi menerangkan sejauh mana terjadi keeratan hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat. Dari tabel diatas dapat terlihat bahwa nilai koefisien korelasi (R) berada pada angka 0,646 atau 64,6%. Dengan demikian hubungan antara variabel memiliki hubungan yang kuat. Koefisien Determinan (R2)

digunakan untuk mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai koefisien determinasi adalah antara nol dan satu. Jika nilai R2 kecil, berarti kemampuan variabel-variabel

independen dalam menjelaskan variabel dependen sangat terbatas. Apabila nilai R2 mendekati satu

berarti variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk

memprediksi variasi variabel dependen. Hal ini menunjukkan jika nilai R2 semakin dekat pada nilai

1, maka pengaruh variabel bebas terhadap variabel tidak bebas semakin kuat. Sebaliknya jika nilai R semakin dekat dapat nilai 0 maka pengaruh variabel bebas terhadap variabel tidak bebas semakin lemah.

Dari uji koefisien determinan yang dilakukan dapat dinyatakan bahwa Besarnya R2 sebesar

0,364 atau 36,4%. Hal ini berarti 36,4% variabel Minat mengikuti ujian CA dapat dijelaskan oleh variabel motivasi sosial, motivasi karir, motivasi ekonomi dan motivasi kualitas. Sedangkan sisanya sebesar 63,6% dijelaskan oleh sebab atau variabel lain diluar model penelitian ini.

Uji Simultan

ANOVAb

Model Squares Sum of df Square Mean F Sig. 1 Regression 155.192 4 38.798 7.874 .000a

Residual 216.808 44 4.927

Total 372.000 48

a. Predictors: (Constant), SQRT_KUALITAS, EKONOMI, SOSIAL, KARIR

b. Dependent Variable: MINAT

Dari tabel diatas, dapat dilihat bahwa hasil perhitungan menunjukkan bahwa secara bersama-sama variabel motivasi sosial, motivasi karir, motivasi ekonomi dan motivasi kualitas berpengaruh signifikan terhadap minat untuk mengikuti ujian CA. Hal ini ditandai dengan nilai signifikansi sebesar 0,000 dimana lebih kecil dari 0,05. Dengan demikian hipotesis 5 diterima.

Uji Parsial Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardiz ed Coefficient s t Sig. B Error Std. Beta 1 (Constant) -.955 5.254 -.182 .857 SOSIAL .151 .146 .137 1.035 .306 KARIR .309 .192 .237 1.607 .115 EKONOMI .593 .176 .442 3.368 .002 SQRT_KU ALITAS -.192 1.146 -.022 -.168 .868

a. Dependent Variable: MINAT

Dari tabel diatas, dapat dilihat bahwa hasil perhitungan menunjukkan bahwa secara parsial hanya variabel motivasi ekonomi yang berpengaruh signifikan sedangkan 3 variabel lain yaitu motivasi sosial, motivasi karir dan motivasi kualitas tidak berpengaruh signifikan terhadap minat untuk mengikuti ujian CA. Hal ini dilihat dari tabel bahwa hanya variabel motivasi ekonomi yang memiliki nilai signifikansi dibawah 0,05 sedangkan sisanya

(6)

JURNAL EKSIS Vol.12 No.1, April 2016: 3214 – 3345

Riset / 3287

berada diatas 0,05. Dengan demikian hanya

hipotesis 3 yang diterima sedangkan hipotesis 1, 2 dan 4 ditolak.

Berdasarkan tabel diatas, maka model regresi yang diperoleh adalah sebagai berikut :

Y = – 955 + 0,151X1 + 0,309X2+ 0,593X3 – 0,192X4

Pengaruh Motivasi Karir terhadap Minat

mengikuti Ujian CA

Dari hasil analisis, diketahui bahwa pada variabel X2 yang diwakili oleh motivasi karir tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap minat mengikuti ujian CA pada mahasiswa program studi akuntansi manajerial di Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Samarinda.

Para mahasiswa merasa bahwa mereka tidak perlu mengikuti ujian CA untuk mendapatkan gelar agar bisa meningkatkan karir. Ada beberapa alasan yang melatarbelakangi hal tersebut antara lain; saat lulus meraka berpikir belum saatnya untuk mereka membuka konsultan karena ingin mencari pengalaman terlebih dahulu di dunia kerja. Sebagian dari mereka malah masih sangsi apakah dengan memperoleh gelar CA dapat meningkatkan karir dalam pekerjaan. Sedangkan sebagian lagi dari mereka tidak ingin berkarir sebagai pegawai kantoran namun ingin berwiraswasta. Hal ini terlihat dari rekapitulasi jawaban responden dimana 15 dari 49 orang mahasiswa atau sekitar 30,6% memilih netral saat diberikan pertanyaan apakah minat mengikuti ujian CA karena ingin mengembangkan karir ke tingkat yang lebih tinggi.

Pengaruh Motivasi Ekonomi terhadap Minat mengikuti Ujian CA

Dari hasil analisis, diketahui bahwa pada variabel X3 yang diwakili oleh motivasi ekonomi memiliki pengaruh signifikan terhadap minat mengikuti ujian CA pada mahasiswa program studi akuntansi manajerial di Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Samarinda.

Banyak keuntungan yang didapat seseorang yang menyandang gelar CA. Salah satu diantaranya adalah diberikannya ijin untuk membuka Kantor Jasa Akuntansi (KJA) serta memungkinkan untuk menjadi seorang tenaga akuntansi diluar negeri dimana hal ini tentunya merupakan keuntungan yang tidak bisa dimiliki setiap orang. Dengan banyaknya keuntungan tersebut maka hasil yang didapat juga semakin besar terutama dalam aspek finansial.

Seluruh mahasiswa yang menjadi responden dalam penelitian ini adalah mahasiswa semester akhir sehingga tujuan utama mereka setelah lulus adalah secepatnya bekerja dan diharapkan mendapatkan gaji yang layak. Hal ini dibuktikan dari rekapitulasi jawaban responden dimana 24 dari

49 orang mahasiswa atau sekitar 49% memilih sangat setuju saat diberikan pertanyaan apakah minat mengikuti ujian CA karena ingin meningkatkan taraf hidup ke arah yang lebih baik. Pengaruh Motivasi Kualitas terhadap Minat mengikuti Ujian CA

Dari hasil analisis, diketahui bahwa pada variabel X4 yang diwakili oleh motivasi kualitas memiliki pengaruh signifikan terhadap minat mengikuti ujian CA pada mahasiswa program studi akuntansi manajerial di Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Samarinda.

Politeknik Negeri Samarinda adalah salah satu perguruan tinggi vokasi terkemuka di Propinsi Kalimantan Timur. Salah satu program studi unggulan ada di Jurusan Akuntansi. Tidak sedikit mahasiswa yang sudah diterima bekerja sebelum di wisuda. Siklus waktu tunggu yang pendek ini merupakan ukuran kualitas dari para lulusannya. Sebelum antara tahun 2008 hingga tahun 2013, Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Samarinda merupakan satu-satunya program studi di pulau kalimantan yang memiliki akreditasi “A”. Mahasiswa akuntansi memahami ini dan mereka sadar akan kualitas yang mereka miliki. Mereka pun sadar meski mereka tidak memperoleh gelar CA namun mereka masih percaya bahwa untuk memulai sekedar bekerja (fresh graduate), mereka tetap memiliki kualitas yang dibutuhkan untuk bisa bersaing sambil menimba pengalaman. Hal ini yang menjadi pijakan berpikir mereka bahwa mereka merasa cukup dengan kualitas yang mereka miliki saat ini meski belum memiliki gelar CA.

Pengaruh Motivasi Sosial, Motivasi Karir, Motivasi Ekonomi, Motivasi Kualitas terhadap Minat mengikuti Ujian CA

Dari hasil analisis, diketahui bahwa pada variabel X1, X2, X3, dan X4 yang diwakili oleh motivasi kualitas, motivasi karir, motivasi ekonomi dan motivasi kualitas memiliki pengaruh signifikan terhadap minat mengikuti ujian CA pada mahasiswa program studi akuntansi manajerial di Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Samarinda.

Dari hasil analisis data yang dilakukan secara bersama-sama motivasi sosial, motivasi karir, motivasi ekonomi, dan motivasi kualitas berpengaruh secara signifikan. Hal ini membuktikan bahwa agar seseorang memiliki minat untuk ikut ujian dan mendapatkan gelar CA maka seseorang tersebut harus tunjang berbagai

motivasi untuk bisa mendapatkannya.

Mengabaikan faktor lain menurunkan rendahnya minat untuk ikut ujian CA. Sehingga bisa disimpulkan bahwa kuat tidaknya motivasi sangat menentukan.

(7)

Riset / 3288

JURNAL EKSIS Vol.12 No.1, April 2016: 3214 – 3345

Penutup

Kesimpulan

a. Motivasi Sosial, motivasi karir dan motivasi kualitas tidak berpengaruh signifikan secara Parsial terhadap keputusan untuk mengikuti ujian Chartered Accountant (CA) Indonesia sedangkan motivasi ekonomi berpengaruh signifikan

b. Motivasi Sosial, motivasi karir, motivasi ekonomi dan motivasi kualitas berpengaruh signifikan secara simultan terhadap keputusan untuk mengikuti ujian Chartered Accountant (CA) Indonesia

Saran

a. Meski para mahasiswa belum berpikir jauh untuk membuka kantor jasa akuntansi atai bekerja diluar negeri namun ada baiknya untuk mengikuti ujian CA untuk membuka peluang kerja yang lebih besar.

b. Keuntungan yang dimiliki pemegang gelar CA sangat banyak dan seharusnya ini bisa digunakan sebagai nilai plus dalam peningkatan karir.

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 1996. Prosedur Penelitian

Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka

Cipta.

Benny, Ellya dan Yuskar. 2006. “Pengaruh Motivasi Terhadap Minat Mahasiswa Akuntansi Untuk Mengikuti Pendidikan Profesi Akuntansi (PPA)”. Dalam Simposium Nasional Akuntansi 9 Padang. Padang: Universitas Andalas.

Djaali, H, 2008. Psikologi Pendidikan. Penerbit Bumi Aksara, Jakarta.

Ferdinand, Augusty. 2006. Metode Penelitian Manajemen. Edisi 2. BP Universitas Diponegoro. Semarang.

Ghozali Imam, 2006. Aplikasi analisis multivarate dengan SPSS cetakan IV. Universitas diponegoro. Semarang.

Martameh, Mulyani Sri, 1982. Motivasi Sosial. Universitas Gajah Madah, Yogyakarta. Ikbal, Muhmad.2011. “Pengaruh Motivasi Terhadap

Minat Mahasiswa Akuntansi Untuk Mengikuti Pendidikan Profesi Akuntasi (PPAk)”. Skripsi.semarang: Universitas Diponegoro.

Judge, Timothy and Robbins, S. Stephen. 2008. Perilaku Organisasi. Jakarta: Salemba Empat.

kamus besar bahasa indonesia, 2007.

Lisnasari dan Fitriany, 2008. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Minat Mahasiswa Akuntansi Untuk Mengikuti Pendidikan Profesi Akuntansi (PPAK). The 2nd Accounting Conference, 1st Doctoral Colloquium, and Accounting Workshop. Jakarta.

Machfoedz, Mas’ud. 1998. Survey Minat Mahasiswa untuk Mengikuti Ujian Sertifikasi Akuntan Publik. Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia, Vol. 13 No. 4, 110-124.

Nurmastadiyah, Roiyan. 2009. “Pengaruh Motivasi Terhadap Minat Mahasiswa Akuntansi Untuk Mengikuti Pendidikan Profesi Akuntansi (PPAk)”. Skripsi.pekanbaru: UIN suska Riau.

Nurhayani, Ulfa. 2012. Pengaruh Motivasi Terhadap Minat Mahasiswa Akuntansi Untuk Mengikuti Pendidikan Profesi Akuntansi (PPAk). Jurnal Mediasi Vol. 4 N0.1 Juni 2012.

Peraturan Menteri Keuangan (PMK) UU Nomor 34 Tahun 1954 Pasal 6.

Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Nomor 25/PMK.01/2015.

Suranta, Sri dan Muhammad Syafiqurrahman. 2006. “Pengaruh Motivasi Terhadap Minat Mahasiswa Untuk Mengikuti Pendidikan Profesi Akuntansi (PPA) di Karisidenan Surakarta”. Dalam Jurnal Empirika Vol.19, No. 1. Surakarta: Universitas Sebelas Maret. Widyastuti, Suryaningsum, Juliana. 2004.

Pengaruh Motivasi Terhadap Minat Mahasiswa Akuntansi Untuk Mengikuti Pendidikan Profesi Akuntansi (PPAk). Simposium nasional Akuntansi 7 Bali.

Referensi

Dokumen terkait

Data kualitas penggunaan ceftriaxone dari 83 penggunaan adalah 19,27% penggunaan rasional (kategori 0), 2,4% penggunaan rasionalnamun waktu pemberian kurang tepat (kategori

Sejalan dengan penelitian di Kecamatan Biau, dimana pakaian pelindung diri yang paling banyak digunakan oleh petugas pengelola sampah yaitu pelindung kaki/sepetu

Hal ini disebabkan bumi memilki ukuran massa yang lebih besar dari pada bulan, sehingga bumi memilki kekuatan untuk menarik benda dan memgang setiap benda yang beredar di atasnya,

Pelaksanaan tugas dan fungsi Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kota Blitar pada tahun 2018 didasarkan pada PERDA Kota Blitar No.4 Tahun 2016 dan PERWALI Kota Blitar No.

Dalam penelitian ini penulis membatasi permasalahannya yaitu pada hal yang berkaitan dengan morali pengabdian diri pilot Kamikaze sebagai wujud dari kesetiaan terhadap Kaisar

Hal itu disebabkan penggunaan konsentrasi kulit bawang putih dan daun jeruk purut pada bandeng presto di semua perlakuan memiliki kadar airnya masing-masing, maka

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan kecerdasan emosional dan hasil belajar seni musik antara siswa yang mengikuti pembelajaran dengan strategi

Hal ini didukung oleh penelitian dengan menggunakan model kooperatif tipe make a match yang dilakukan oleh Sofina, dkk (2012: 5) tentang pengaruh penerapan