• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kata Kunci: Disiplin Kerja, PP Nomor 53 Tahun 2010, Kecamatan Barong Tongkok

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Kata Kunci: Disiplin Kerja, PP Nomor 53 Tahun 2010, Kecamatan Barong Tongkok"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

© Copyright 2017

IMPLEMENTASI PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 53 TAHUN

2010 TENTANG DISIPLIN KERJA PEGAWAI NEGERI SIPIL DI

KANTOR KECAMATAN BARONG TONGKOK

KABUPATEN KUTAI BARAT

Nessie Rika Damai Yanti

1

, Hartutiningsih

2

, Syahrani

3

Abstrak

Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 tentang Disiplin Kerja

Pegawai Negeri Sipil belum sepenuhnya dilaksanakan dengan baik oleh para

pegawai di Kantor Kecamatan Barong Tongkok. Faktor-faktor yang mendukung

implementasi adalah kejelasan dari peraturan disiplin kerja, hubungan antar

personil yang baik serta komitmen Camat untuk menegakkan aturan disiplin kerja

kepada para bawahannya. Sedangkan faktor-faktor penghambatnya adalah masih

adanya pegawai yang bersikap acuh tak acuh terhadap teguran pimpinan dan

terbatasnya fasilitas pendanaan sehingga upaya dalam peningkatan pemahaman

disiplin kerja pegawai belum dapat dilaksanakan.

Kata Kunci: Disiplin Kerja, PP Nomor 53 Tahun 2010, Kecamatan Barong

Tongkok

Abstract

Government Regulation No. 53 of 2010 on Discipline Work at the District

Office Barong Tongkok been implemented fairly well, but not optimal in

improving employee discipline. Factors that support the implementation is clear

clauses PP No. 53 of 2016 on Work Discipline Employees that are not multi

interpretative relationship between personnel well so as to create conditions

conducive for employees to perform their duties and functions as well as a

commitment Head of Barong Tongkok to enforce the rules labor discipline to his

subordinates so that the public service can be done well. While the factors

inhibiting their employees who are still indifferent to the strike leaders and the

limited funding facility so that an effort to improve understanding of labor

discipline through employee training, seminars or workshops up to now can not

be implemented.

Keywords: Work Discipline, Regulation No. 53 of 2010, Barong Tongkok Residen

Pendahuluan

Upaya meningkatkan disiplin kerja PNS dilakukan pemerintah sejak

diterbitkannya Peraturan Pemerintah No. 30 Tahun 1980 tentang Peraturan

(2)

Disiplin Pegawai Negeri Sipil, yang kemudian pada tahun 2010 disempurnakan

dengan dikeluarkannya Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 tentang

Disiplin Pegawai Negeri Sipil. PP ini diberlakukan mulai bulan Juni 2010,

sehingga segala hal yang berhubungan dengan disiplin kerja PNS mengacu pada

peraturan pemerintah ini. Dalam PP Nomor 53 Tahun 2010 ini, terdapat 17

kewajiban dan 15 larangan sebagai penyempurnaan atas 26 kewajiban dan 18

larangan sebagaimana tertera dalam peraturan pemerintah sebelumnya (PP 30

Tahun 2010).

Dalam mengimplementasikan PP tersebut, seluruh jajaran pemerintah dari

pusat hingga daerah telah dilakukan dengan berbagai daya dan upaya diantaranya

absensi dengan menggunakan cara yang manual dan bahkan saat ini sarana

teknologi finger print dengan sidik jadi. Kegiatan lainnya adalah apel pagi dan

sore bagi pegawai, pengawasan dan pemberian sanksi sebagai telah diatur dalam

PP tersebut. Dengan upaya tersebut seharusnya para pegawai pemerintah bisa

lebih efektif dan efisien dalam bekerja, serta menanamkan rasa disiplin,

profesionalisme dan menjunjung tinggi etika dan moral dalam meningkatkan

prestasi kerja pegawai dapat diwujudkan.

Namun upaya tersebut belum optimal dalam merubah perilaku disiplin para

PNS. Perilaku kurang disiplin PNS masih tetap terlihat lumrah dalam

pemandangan sehari-hari, seperti terlambat masuk kerja, meninggalkan tempat

kerja tanpa alasan yang jelas dan pulang sebelum waktunya. Masih adanya

pegawai melanggar disiplin kerja bisa saja terjadi karena memang pegawai

tersebut tidak mengerti dan mengetahui terhadap etika pegawai negeri dan atau

adanya pegawai tersebut memang mengerti dan mengetahui tetapi sikap

perilakunya pura-pura tidak tahu.

Permasalahan disiplin kerja PNS di atas menarik untuk dicermati terutama

dalam rangka implementasi peraturan pemerintah nomor 53 tahun 2010 di Kantor

Kecamatan Barong Tongkok Kabupaten Kutai Barat. Hal tersebut karena pada

hasil pengamatan sementara penulis ditemui indikasi kurang optimalnya

implementasi peraturan mengenai disiplin kerja tersebut sehingga berpengaruh

pada sikap disiplin kerja PNS di Kantor Kecamatan Barong Tongkok.

Implementasi Kebijakan Publik

Menurut Udoji (dalam Wahab, 1997) bahwa ”the execution of policies will

remain dreams if not more important than policy making. Policies will remain

dreams or blue prints file jackets unless they are implemented” (pelaksanaan

kebijakan adalah sesuatu yang penting, bahkan mungkin jauh lebih penting

daripada pembuatan kebijakan. Kebijakan-kebijakan akan sekedar berupa

impian atau rencana bagus yang tersimpan rapat dalam arsip kalau tidak

diimplementasikan). Menurut James dan Stewart (dalam Winarno, 2002),

implementasi kebijakan dipandang dalam pengertian yang luas, merupakan alat

administrasi hukum dimana berbagai aktor, organisasi, prosedur dan teknik yang

bekerja bersama-sama untuk menjalankan kebijakan guna meraih dampak atau

(3)

tujuan yang diinginkan. Lebih lanjut dikatakan bahwa, implementasi pada sisi yang

lain merupakan fenomena yang kompleks yang mungkin dapat dipahami sebagai

proses, keluaran (output) maupun hasil.

Meter dan Horn (dalam Winarno, 2002) membatasi implementasi

kebijakan, sebagai tindakan-tindakan yang dilakukan oleh individu-individu

(atau kelompok-kelompok) pemerintah maupun swasta yang diarahkan untuk

mencapai tujuan-tujuan yang telah ditetapkan dalam keputusan-keputusan

kebijakan sebelumnya. Dalam pelaksanaan kebijakan dapat mencakup beberapa

unsur sebagai pendukungnya, unsur-unsur pelaksana kebijakan tersebut adalah

elemen penting bagi berhasilnya suatu kebijakan. Namun demikian dalam

pelaksanaan tugas kebijakan harus jelas batasan-batasan yang harus dilakukan mana

yang disebut sebagai obyek dan mana yang disebut sebagai subyek sehingga

kebijakan itu tampak jelas karena tidak tumpang tindih.

Dari pengertian di atas implementasi kebijakan pada umumnya diserahkan

kepada lembaga-lembaga pemerintahan dalam berbagai jenjangnya hingga

jenjang pemerintahan yang terendah. Namun demikian obyek dari kebijakan

adalah orang-orang atau kelompok terhadap siapa yang ditujukan oleh kebijakan

itu. Organisasi pelaksana kebijakan meliputi keseluruhan para aktor

pelaksana dengan pembagian tugas masing-masing. Implementasi kebijakan publik

sangat penting untuk memberikan perhatian yang khusus kepada peran dari

kelompok-kelompok kepentingan (interest groups) yang bertindak sebagai

obyek kebijakan.

Mazmanian dan Sabatier (dalam Wahab, 1997) merumuskan proses

implementasi kebijakan sebagai berikut : implementasi adalah pelaksanaan

keputusan kebijakan dasar, biasanya dalam bentuk undang-undang, namun

dapat pula berbentuk perintah-perintah atau keputusan-keputusan eksekutif

yang penting atau keputusan badan peradilan. Lazimnya, keputusan tersebut

mengindentifikasikan masalah yang ingin diatasi, menyebutkan secara tegas

tujuan/sasaran yang ingin dicapai, dan berbagai cara untuk menstrukturkan/

mengatur proses implementasinya.

Berdasarkan pendapat tersebut nampak bahwa implementasi kebijakan tidak

hanya terbatas pada tindakan atau perilaku badan alternatif atau unit birokrasi

yang bertanggung jawab untuk melaksanakan program dan menimbulkan

kepatuhan dari target group, namun lebih jauh dari itu juga berlanjut dengan

jaringan kekuatan politik sosial ekonomi yang berpengaruh pada perilaku semua

pihak yang terlibat pada akhirnya terdapat dampak yang diharapkan maupun

yang tidak diharapkan.

(4)

Pembinaan Sumberdaya Manusia

Kedudukan manusia dalam suatu organisasi sangat menentukan karena

posisinya selain sebagai objek juga subjek dalam proses pencapaian tujuan

organisasi. Oleh karena itu hidup matinya organisasi tergantung pada manusia

yang ada di dalam organisasi. Apabila pegawai yang ada dalam organisasi

bermoral baik, aktif dan mempunyai motivasi yang tinggi untuk bekerja, maka

organisasi akan berkembang dan maju, sebaliknya apabila pegawai bermoral

kurang baik, pasif dan tidak mempunyai motivasi yang tinggi untuk bekerja, maka

organisasi akan hancur atau tidak berkembang. Itulah sebabnya manusia atau

pegawai yang bekerja di dalam organisasi harus selalu dipupuk ke arah positif

dengan cara melakukan pembinaan.

Thoha (1986:178) menyatakan, bahwa : pembinaan adalah suatu tindakan,

proses, hasil atau pernyataan menjadi baik. Dalam hal ini menunjukkan adanya

kemajuan, peningkatan pertumbuhan, evolusi atas berbagai kemungkinan,

berkembang atau peningkatan sesuatu. Ada dua unsur dalam pengertian ini yakni

pembinaan itu bisa berupa suatu tindakan, proses, atau pernyataan tujuan, dan

kedua pembinaan menunjuk kepada perbaikan atas sesuatu.

Pada dasarnya pembinaan pegawai merupakan suatu tindakan yang

diarahkan untuk kemajuan, peningkatan atau perbaikan atas sesuatu. Di

lingkungan pemerintahan, pembinaan pegawai (aparatur) dilakukan atas segi

kemanusiaan dan keahlian. Pembinaan kemanusiaan itu sendiri dilakukan dengan

memenuhi kebutuhan hidup pegawai dan keluarganya baik jasmani maupun

rohani, sedangkan pembinaan keahlian dilakukan dengan memenuhi kebutuhan

pegawai untuk bekerja sama mencapai tujuan yang telah disepakati bersama.

Kedua kebutuhan apabila dipenuhi akan memberikan prestasi yang besar bagi

organisasi (Moenir, 1987 : 219).

Pembinaan kepegawaian lainnya dapat dilakukan untuk memenuhi

kebutuhan pegawai agar dapat mempunyai sikap mental dan moral yang baik

sehingga kecil kemungkinannya pegawai tersebut bertindak menyimpang dari

aturan normatif. Pembinaan pegawai itu penting karena dapat merubah sikap dan

perilaku ke arah yang lebih baik. Esensi pembinaan pegawai selain sebagaimana

yang dikemukakan di atas dapat membetuk karakteristik dalam mengembangkan

kemampuan individu ke arah prestasi kerja yang lebih baik.

Disiplin Pegawai Negeri Sipil

Disiplin berasal dari kata Latin discipulus yang berarti siswa atau murid.

Dibidang psikologi dan pendidikan, kata ini berhubungan dengan perkembangan,

latihan fisik, dan mental serta kapasitas moral anak melalui pengajaran dan

praktek. Kata ini juga berarti hukuman atau latihan yang membetulkan serta

kontrol yang memperkuat ketaatan. Makna lain dari kata yang sama adalah

seseorang yang mengikuti pemimpinnya.

Peraturan Disiplin Pegawai Negeri Sipil adalah peraturan yang mengatur

mengenai kewajiban, larangan, dan sanksi apabila kewajiban tidak ditaati atau

(5)

larangan dilanggar oleh Pegawai Negeri Sipil. Peraturan Disiplin Pegawai Negeri

Sipil diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 tentang Disiplin

Pegawai Negeri Sipil. Dalam Peraturan Disiplin PNS tersebut diatur

ketentuan-ketentuan mengenai Kewajiban, Larangan, Hukuman disiplin, Pejabat yang

berwenang menghukum, Penjatuhan hukuman disiplin, Keberatan atas hukuman

disiplin, dan Berlakunya keputusan hukuman disiplin.

Disiplin kerja merupakan suatu sikap dan perilaku. Pembentukan perilaku

jika dilihat dari formula Kurt Lewin adalah interaksi antara faktor kepribadian

terdiri dari disiplin karena Kepatuhan, disiplin karena Identifikasi, disiplin karena

Internalisasi dan dan faktor lingkungan (situasional).

Kewajiban Pegawai Negeri Sipil

Kewajiban-kewajiban Pegawai Negeri diatur dalam Pasal 4, 5 dan 6

Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999 tentang Undang-undang Pokok

Kepegawaian yaitu :

1. Pegawai negeri wajib setia dan taat sepenuhnya kepada Pancasila

Undang-Undang Dasar 1945, negara dan pemerintah, serta wajib menjaga persatuan

dan kesatuan bangsa dan negara Kesatuan Republik Indonesia.

2. Pegawai negeri wajib mentaati segala peraturan perundang-undangan yang

berlaku dan melaksanakan tugas kedinasan yang dipercayakan kepadanya

dengan penuh pengabdian, kesadaran, dan tanggung jawab.

3. Pegawai negeri wajib menyimpan rahasia jabatan dan hanya dapat

mengemukakan rahasia jabatan kepada dan atas perintah pejabat yang

berwajib atas kuasa Undang-Undang.

Sementara itu Kewajiban bagi Pegawai Negeri Sipil menurut Pasal 3 (tiga)

Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 Tentang Peraturan Disiplin Pegawai

Negeri Sipil ditetapkan sebagai berikut :

1.

Mengucapkan sumpah/janji PNS;

2.

Mengucapkan sumpah/janji jabatan;

3.

setia dan taat sepenuhnya kepada Pancasila,Undang-Undang Dasar Negara

Republik Indonesia Tahun 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia, dan

Pemerintah;

4.

menaati segala ketentuan peraturan perundang-undangan;

5.

melaksanakan tugas kedinasan yang dipercayakan kepada PNS dengan

penuh pengabdian, kesadaran,dan tanggung jawab;

6.

menjunjung tinggi kehormatan negara, Pemerintah,dan martabat PNS;

7.

mengutamakan kepentingan negara daripada kepentingan sendiri,

seseorang, dan/atau golongan;

8.

memegang rahasia jabatan yang menurut sifatnya atau menurut perintah

harus dirahasiakan;

9.

bekerja dengan jujur, tertib, cermat, dan bersemangat untuk kepentingan

negara;

(6)

10.

melaporkan dengan segera kepada atasannya apabila mengetahui ada hal

yang dapat membahayakan atau merugikan negara atau Pemerintah

terutama di bidang keamanan, keuangan, dan materiil;

11.

masuk kerja dan menaati ketentuan jam kerja;

12.

mencapai sasaran kerja pegawai yang ditetapkan;

13.

menggunakan dan memelihara barang-barang milik negara dengan

sebaik-baiknya;

14.

memberikan pelayanan sebaik-baiknya kepada masyarakat;

15.

membimbing bawahan dalam melaksanakan tugas;

16.

memberikan kesempatan kepada bawahan untuk mengembangkan karier;

dan,

17.

menaati peraturan kedinasan yang ditetapkan oleh pejabat yang berwenang.

Larangan Bagi Pegawai Negeri Sipil

Mengenai larangan bagi Pegawai Negeri Sipil diatur dalam Pasal 4 (empat)

Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 tentang Peraturan Disiplin Pegawai

Negeri Sipil, yaitu :

1. Menyalahgunakan wewenang;

2. menjadi perantara untuk mendapatkan keuntungan pribadi dan/atau orang

lain dengan menggunakan kewenangan orang lain;

3. tanpa izin Pemerintah menjadi pegawai atau bekerja untuk negara lain

dan/atau lembaga atau organisasi internasional;

4. bekerja pada perusahaan asing, konsultan asing,atau lembaga swadaya

masyarakat asing;

5. memiliki,

menjual,

membeli,

menggadaikan,

menyewakan,

atau

meminjamkan barang-barang baik bergerak atau tidak bergerak, dokumen

atau surat berharga milik negara secara tidak sah;

6. melakukan kegiatan bersama dengan atasan, teman sejawat, bawahan, atau

orang lain di dalam maupun di luar lingkungan kerjanya dengan tujuan untuk

keuntungan pribadi, golongan, atau pihak lain, yang secara langsung atau

tidak langsung merugikan negara;

7. memberi atau menyanggupi akan memberi sesuatu kepada siapapun baik

secara langsung atau tidak langsung dan dengan dalih apapun untuk diangkat

dalam jabatan;

8. menerima hadiah atau suatu pemberian apa saja dari siapapun juga yang

berhubungan dengan jabatan dan/atau pekerjaannya;

9. bertindak sewenang-wenang terhadap bawahannya;

10. melakukan suatu tindakan atau tidak melakukan suatu tindakan yang dapat

menghalangi atau mempersulit salah satu pihak yang dilayani sehingga

mengakibatkan kerugian bagi yang dilayani;

(7)

12. memberikan dukungan kepada calon Presiden/Wakil Presiden, Dewan

Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, atau Dewan Perwakilan

Rakyat Daerah dengan cara:

a. ikut serta sebagai pelaksana kampanye;

b. menjadi peserta kampanye dengan menggunakan atribut partai atau atribut

PNS;

c. sebagai peserta kampanye dengan mengerahkan PNS lain; dan/atau

d. sebagai peserta kampanye dengan menggunakan fasilitas negara;

13. memberikan dukungan kepada calonPresiden/Wakil Presiden dengan cara:

a. membuat keputusan dan/atau tindakan yang menguntungkan atau

merugikan salah satu pasangan calon selama masa kampanye; dan/atau

b. mengadakan kegiatan yang mengarah kepada keberpihakan terhadap

pasangan calon yang menjadi peserta pemilu sebelum, selama, dan

sesudah masa kampanye meliputi pertemuan, ajakan, himbauan, seruan,

atau pemberian barang kepada PNS dalam lingkungan unit kerjanya,

anggota keluarga, dan masyarakat;

14. memberikan dukungan kepada calon anggota Dewan Perwakilan Daerah atau

calon Kepala Daerah/Wakil Kepala Daerah dengan cara memberikan surat

dukungan disertai foto kopi Kartu Tanda Penduduk atau Surat

KeteranganTanda Penduduk sesuai peraturan perundang-undangan;dan

15. memberikan dukungan kepada calon KepalaDaerah/Wakil Kepala Daerah,

dengan cara:

a. terlibat dalam kegiatan kampanye untuk mendukung calon Kepala

Daerah/Wakil Kepala Daerah;

b. menggunakan fasilitas yang terkait dengan jabatan dalam kegiatan

kampanye;

c. membuat keputusan dan/atau tindakan yang menguntungkan atau

merugikan salah satu pasangan calon selama masa kampanye;dan/atau

d. mengadakan kegiatan yang mengarah kepada keberpihakan terhadap

pasangan calon yang menjadi peserta pemilu sebelum, selama, dansesudah

masa kampanye meliputi pertemuan, ajakan, himbauan, seruan, atau

pemberian barang kepada PNS dalam lingkungan unit kerjanya, anggota

keluarga, dan masyarakat.

Sanksi terhadap Pelanggaran Disiplin Kerja

Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 53 Tahun 2010, hukuman disiplin

adalah hukuman yang dijatuhkan kepada Pegawai Negeri Sipil karena melanggar

Peraturan Disiplin Pegawai Negeri Sipil. Sementara itu merujuk pada Peraturan

Pemerintah Nomor 30 Tahun 1980 tentang Peraturan Disiplin Pegawai Negeri

Sipil pada Pasal 6 memuat tingkat dan jenis hukuman disiplin, yaitu :

1. Hukuman disiplin ringan terdiri dari :

a. Teguran lisan.

(8)

c. Pernyataan tidak puas secara tertulis.

2. Hukuman disiplin sedang, terdiri dari

a.

Penundaan kenaikan gaji berkala untuk paling lama satu tahun.

b.

Penurunan gaji sebesar satu kali kenaikan gaji berkala untuk paling lama

satu tahun.

c.

Penundaan kenaikan pangkat untuk paling lama satu tahun.

3. Hukuman disiplin berat, terdiri dari :

a. Penurunan pangkat pada pangkat setingkat lebih rendah untukpaling lama

satu tahun.

b. Pembebasan dari jabatan.

c. Pemberhentian dengan hormat tidak atas permintaan sendiri sebagai

Pegawai Negeri Sipil.

d. Pemberhentian tidak dengan hormat sebagai Pegawai Negeri Sipil.

Implementasi Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 tentang Disiplin

Kerja Pegawai Negeri Sipil di Kantor Kecamatan Barong Tongkok

Kabupaten Kutai Barat

Pemahaman Pegawai pada Peraturan Disiplin Kerja

Untuk mencapai tingkat disiplin kerja, pegawai memerlukan pengetahuan dan pemahaman yang baik terhadap aturan-aturan disiplin tersebut, karena dengan memahami aturan tersebut dapat memudahkan pegawai dalam menjalankan kewajibannya sebagai Pegawai Negeri Sipil.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pegawai di Kantor Kecamatan Barong Tongkok mengetahui dan memahami Peraturan tentang disiplin kerja, walaupun tidak menjelaskan secara rinci isi dari aturan tersebut, namun secara garis besar sudah menunjukkan bahwa pegawai sudah memahami aturan disiplin Pegawai Negeri Sipil. Pemahaman mengenai disiplin kerja pegawai Kecamatan Barong Tongkok, tidak terlepas dari adanya himbauan kepada pegawai berupa poster dan tulisan yang memuat agar pegawai mengingat waktu dan jam kerja pegawai. Selain itu, adanya peralatan finger print (sidikjari) untuk absensi pegawai yang berada dibagian belakang dipintu masuk kantor, selalu mengingatkan pegawai untuk tidak lupa melakukan absen datang dan pulang sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Nampak dari pengamatan penulis, bahwa pegawai saat datang dan pulang tidak lupa melakukan absensi sidik jari tersebut dengan waktu yang hampir sama pada saat pulang kerja.

Pelaksanaan Kewajiban

Hasil penelitian menunjukkan bahwa ketaatan pegawai masih belum

optimal. Masalah ini merupakan salah satu hal yang serius dan harus diperhatikan,

Diharapkan adanya pengawasan dan ketegasan oleh atasan agar pegawai memiliki

disiplin terhadap jam kerja yang lebih baik. Apalagi temuan penelitian

menunjukkan masih ada pegawai bahkan tidak hadir ke tempat kerja tanpa adanya

alasan kepada pimpinan kecamatan, padahal pegawai Negeri Sipil sebagai

aparatur pemerintah yang menyelenggarakan tugas pemerintahan dan penentu

(9)

keberhasilan pembangunan nasional, sudah sepatutnya memiliki disiplin waktu

yang lebih baik lagi agar dapat melaksanakan tugas dan fungsinya secara

profesional dan bertanggung jawab.

Secara umum pegawai di Kantor Kecamatan Barong Tongkok telah

mencapai sasaran kerja yang ditetapkan, dan dapat menyelesaikan pekerjaan atau

tugasnya dengan cukup baik, walaupun masih ada sebagian kecil pegawai yang

tidak menyelesaikan tugasnya dengan tepat waktu. Olehnya itu diharapkan para

pegawai dapat menyelesaikan tugas atau pekerjaannya dengan tepat waktu

sebagai bentuk tanggung jawab terhadap tugas dan fungsi yang harus mereka

kerjakan. Karena jika seluruh tugas dapat diselesaikan sesuai waktu yang

ditentukan, maka akan membantu dalam meningkatkan kinerja dan pencapaian

target kerja pegawai dapat lebih optimal.

Sedangkan berdasarkan hasil penelitian, para pegawai telah melaksanakan

pelayanan dengan cukup baik. Pegawai telah mematuhi prosedur pelayanan yang

telah ada.

Ketaatan Terhadap Larangan PNS

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pegawai yang bekerja di Kantor

Kecamatan Barong Tongkok tidak menerima hadiah atau pemberian apa saja baik

yang berhubungan dengan jabatan maupun pekerjaannya. Artinya tidak

memanfaatkan jabatan untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu yang

bertentangan. Hal ini mencerminkan bahwa sejauh ini para pegawai sudah

menjalankan tugas atau pekerjaannya sesuai dengan aturan yang berlaku.

Demikian pula dapat dilihat bahwa pegawai yang bertugas menangani

pelayanan di Kantor Kecamatan Barong Tongkok khususnya pelayanan tidak

melakukan tindakan yang dapat menghalangi atau mempersulit salah satu pihak

yang dilayani, serta dalam memberikan layanan juga cukup baik dan ramah.

Sementara itu hasil peneltian lainnya menunjukkan bahwa pegawai di

lingkungan Kantor Kecamatan Barong Tongkok dalam pengangkatan jabatan

sudah sesuai dengan aturan yang berlaku. Yang mana dalam mempromosikan atau

mengusulkan pegawai untuk diangkat jabatannya tetap berdasarkan pada prestasi,

kinerja, serta syarat-syarat lain

Penerapan Sanksi Pelanggaran

Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan sanksi di

Kantor Kecamatan Barong Tongkok telah sesuai dengan aturan disiplin PNS yaitu

Peraturan Pemerintah Nomor 53 tahun 2010, yang mana pemberian sanksi

dilakukan sesuai dengan tingkat pelanggaran yang dilakukan oleh pegawai.

Sanksi yang pernah dilakukan adalah melalui surat peringatan pertama kepada

dua orang pegawai.

(10)

Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan analisis yang dikemukakan pada bab

sebelumnya dapat disimpulkan bahwa Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun

2010 tentang Disiplin Kerja Pegawai Negeri Sipil belum sepenuhnya

dilaksanakan dengan baik oleh para pegawai negeri sipil dan pegawai honorer di

Kantor Kecamatan Barong Tongkok. Hal tersebut dapat dijelaskan sebagai

berikut:

a. Sebagian pegawai telah memahami aturan tentang disiplin, hanya sebagian

kecil pegawai yang kurang memahami ketentuan tentang disiplin kerja.

b. Masih ada pegawai yang belum melaksanakan kewajiban untuk hadir dan

pulang kerja pada waktu yang ditentukan, bahkan masih ada pegawai yang

tidak hadir tanpa keterangan.

c. Para pegawai telah menunjukkan ketaatan untuk tidak menerima hadiah atau

pemberian, tidak mempersulit pelayanan kepada masyarakat dan tidak

memberi atau menyanggupi akan memberi sesuatu kepada siapapun baik

secara langsung dan dengan dalih apapun untuk diangkat dalam jabatan.

d. Sanksi telah diberikan oleh Camat dalam bentuk surat peringatan kepada

pegawai yang melanggar ketentuan disiplin kerja.

e. Faktor-faktor yang mendukung dalam implementasi, diantaranya adalah:

1).

Pasal-pasal PP Nomor 53 tahun 2010 tentang Disiplin Kerja Pegawai

sudah jelas sehingga tidak multi interpretatif dalam menafsirkan

maksud dan tujuan ketentuan,

2).

Hubungan antar personil yang baik sehingga menciptakan kondisi

yang kondusif bagi pegawai untuk melaksanakan tugas dan fungsinya

3).

Komitmen Camat Barong Tongkok untuk menegakkan aturan disiplin

kerja kepada para bawahannya sehingga proses pelayanan kepada

masyarakat dapat dilakukan dengan baik.

Sedangkan faktor-faktor penghambatnya adalah

1).

Masih adanya pegawai yang bersikap acuh tak acuh terhadap teguran

pimpinan sehingga kurang mengindahkan peringatan untuk lebih

disiplin dalam bekerja

2).

Pendanaan yang terbatas sehingga upaya dalam peningkatan

pemahaman disiplin kerja melalui diklat pegawai, kegiatan seminar

atau workshop hingga saat ini tidak dapat dilaksanakan.

Daftar Pustaka

Anonim. Undang-undang No. 43 Tahun 1999 Tentang Pokok-pokok

Kepegawaian. Departemen Pendayagunaan Aparatur Negara: Jakarta.

_____. Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 tentang Peraturan Disiplin

Pegawai Negeri Sipil. Departemen Pendayagunaan Aparatur Negara:

(11)

_____. Peraturan Pemerintah No. 30 Tahun 1980 tentang Peraturan Disiplin

Pegawai Negeri Sipil. Diktat Prajabatan Golongan III. Departemen

Pendayagunaan Aparatur Negara: Jakarta.

Moenir. 1987. Manajemen Sumberdaya Manusia. Bumi Aksara: Jakarta.

Wahab, Solichin Abdul. 1997. Analisis Kebijaksanaan Negara, Dari Formulasi

Ke Implementasi Kebijakan Negara. Edisi Kedua. Bumi Aksara: Jakarta.

Winarno, Budi. 2002. Teori dan Proses Kebijakan Publik. Media Pressindo:

Yogyakarta.

Thoha, Mifftah. 1986. Perspektif Perilaku Organisasi, Konsep dasar dan

Referensi

Dokumen terkait

Suatu lingkungan hidup dikatakan tercemar apabila telah terjadi perubahan- perubahan dalam tatanan lingkungan tersebut, sehingga tidak sama lagi dengan bentuk aslinya, sebagai

bahwa untuk melaksanakan maksud tersebut diatas dan dalam rangka meningkatkan kelancaran penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan, maka perlu diterbitkan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan maka dapat simpulkan bahwa Lembar Kerja Siswa (LKS) Berbasis Pendekatan Saintifik pada materi Sistem Pencernaan

Menimbang, bahwa Majelis Hakim Mahkamah Syar’iyah Sigli telah mempertimbangkan terhadap harta-harta sebagaimana tersebut dalam surat gugatan angka 8 point A.01

mobile network) terdiri dari sejumlah mobile station (MS) yang dihubungkan dengan jaringan radio ke infrastruktur perangkat switching yang berinterkoneksi dengan sistem

Hasil penelitian yang telah dilakukan mengenai pengaruh gambar motivasi lewat media sosial line terhadap perilaku merokok mahasiswa PSIK-UMY didapatkan hasil bahwa

Voluntary Auditor Switching di Perusahaan Manufaktur Indonesia (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2008-2012..

Solusi yang terdapat pada pemberitaan konflik etnis Rohingya dan militer Myanmar di Tirto.id berasal dari narasumber yang dipilih Tirto.id, dan bukan berasal dari redaksi