RINGKASAN MATA KULIAH AKUNTANSI MANAJEMEN
“Inventory Management”
Dosen : Dr. I Ketut Sujana, SE., Ak., M.Si., CA
Oleh : Kelompok 6
Desi Kusuma Dewi 1707531131
Femy Nur’aini 1707531143
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS UDAYANA
1. MANAJEMEN PERSEDIAAN TRADISIONAL
Berbagai perusahaan menyadari pentingnya mengelola tingkat persediaan untuk memperoleh keunggulan kompetitif jangka panjang, kualitas, rekayasa produk, harga, lembur, kapasitas berlebih, kemampuan untuk merespon pelanggan, waktu tunggu dan profitabilitas keseluruhan adalah hal-hal yang dipengaruhi oleh tingkat persediaan. Memahami manajemen persediaan tradisional memberikan latar belakang yang diperlukan untuk memahami keunggulan metode manajemen persediaan yang digunakan dalam lingkungan manufaktur yang canggih, seperti JIT dan teori kendala.
1.1 Biaya Persediaan
Jika persediaan berupa bahan baku atau barang yang dibeli dari sumber luar, maka biaya yang terkait dengan persediaan tersebut disebut biaya pemesanan dan biaya penyimpanan, jika bahan baku atau barang diproduksi secara internal, maka biayanya disebut biaya persiapan dan biaya penyimpanan.
Biaya pemesanan adalah biaya-biaya untuk menempatkan dan menerima pesanan.Contohnya mencakup biaya pemrosesan pesanan (biaya administrasi dan dokumen), biaya asuransi untuk pengiriman, dan biaya pembongkaran.
Biaya persiapan atau penyetelan adalah biaya-biaya untuk menyiapkan peralatan dan fasilitas sehingga dapat digunakan untuk memproduksi produk atau komponen tertentu. Contohnya adalah upah pekerja bagian produksi yang tidak terpakai, biaya fasilitas produksi yang tidak terpakai (penghasilan yang hilang), dan biaya uji coba produksi (tenaga kerja, bahan baku dan overhead).
Biaya penyimpanan adalah biaya-biaya yang menyimpan persediaan. Contohnya adalah asuransi, pajak persediaan, keusangan, biaya peluang dari dana yang terikat dalam persediaan, biaya penanganan, dan ruang penyimpanan persediaan.
1.2 Alasan Tradisional Untuk Memiliki Persediaan
Memaksimalkan laba mensyaratkan perlunya meminimalkan biaya yang berkaitan dengan persediaan dan meminimalkan biaya penyimpanan mendorong jumlah persediaannya sedikit atau bahkan tidak ada. Sementara itu, meminimalkan
biaya pemesanan atau biaya persiapan mendorong jumlah persediaan yang besar. Kebutuhan untuk menyeimbangkan dua kelompok biaya tersebut agar total biaya penyimpanan dan pemesanan dapat di minimalkan adalah salah satu alasan perusahaan memilih untuk menyimpan persediaan. Masalah ketidakpastian permintaan adalah alasan utama kedua untuk memiliki persediaan.
1.3 Kuantitas Pesanan Ekonomis (EOQ) : Model Persediaan Tradisional
Kuantitas pesanan dan total biaya pemesanan dan penyimpanan asumsikan permintaan diketahui. Dalam menentukan kuantitas pesanan atau ukuran lot produksi, manajer hanya perlu memperhatikan biaya pemesanan (persiapan) dan penyimpanan. Total biaya pemesanan (persiapan) dan penyimpanan dapat digambarkan melalui persamaan berikut:
TC =PD/Q + CQ/2
= Biaya pemesanan + Biaya penyimpanan 1.4 Menghitung EOQ
Karena EOQ adalah kuantitas yang meminimalkan persamaan ke-1 rumus untuk menghitung kuantitas ini dapat diturunkan dengan mudah.
Q= EOQ =
√
2 PD /C1.5 Titik Pemesanan Kembali (Reorder Point)
Titik pemesanan kembali adalah titik waktu dimana sebuah pesanan hal baru harus dilakukan atau persiapan dimulai. Hal ini merupakan fungsi EOQ, waktu tunggu, dan tingkat dimana persediaan hamper habis. Waktu tunggu adalah waktu yang di perlukan untuk menerima kuantitas pesanan ekonomis setelah pesanan dilakukan atau pesiapan di mulai. Mengetahui tingkat penggunaan dan waktu tunggu akan memungkinkan kita untuk menghitung titik pemesanan kembali yang memenuhi tujuan berikut.
1.6 EOQ dan Manajemen Persediaan
Pendekatan tradisional untuk mengelola persediaan telah dikenal sebagai system just in case.Pada beberapa situasi, sistem persediaan just in case benar-benar sangat tepat.Sebagai contoh, rumah sakit memerlukan persediaan obat resep, obat-obatan, dan perlengkapan penting lainnya sepanjang waktu untuk menangani situasi darurat.Model EOQ berguna untuk mengatasi masalah yang berkaitan dengan ketidakpastian melalui penggunaan persediaan pengaman.Pentingnya model EOQ bagi banyak perusahaan industry di AS dari jaman dulu dapat di apresiasikan secara lebih baik dengan memahami sifat lingkungan manufaktur tradisional.
2. MANAJEMEN PERSEDIAAN JIT
Perusahaan asing menawarkan produk berkualitas lebih tinggi dan berharga lebih rendah fitur khusus sehingga menviptakan tekanan berat pada perusahaan domestic yang memiliki batch besar dan biaya persiapan yang tinggi untuk meningkatkan kualitas dan keanekaragaman produk sambil mengurangi total biaya secara simultan. Tekanan persaingan ini telah menyebabkan perusahaan meninggalkan model EOQ dan beralih ke pendekatan just-in-time untuk proses manufaktur dan pembelian.
Manufaktur JIT (Just in itme manufacturing) adalah suatu system berdasarkan tarikan permintaan yang membutuhkan barang untuk ditarik melalui system oleh permintaan yang membutuhkan barang untuk ditarik melalui system oleh permintaan yang ada, bukan didorong kedalam system pada waktu tertentu berdasarkan permintaan yang diantisipasi.Jit adalah pendekatan manufaktur yang memproduksi barang berdasarkan permintaan yang sesungguhnya ada, bukannya berproduksi dengan jadwal tetap berdasarkan pada proyeksi permintaan. Dalam pull system, permintaan pelanggan menarik bahan baku untuk masuk proses produksi. Prinsip yang sama digunakan dalam proses. Setiap aktivitas produksi hanya dilakukan jika diperlukan untuk memenuhi permintaan aktivitas berikutnya. Bahan baku atau suku cadang tersedia hanya pada waktu dibutuhkan untuk aktivitas produksi sehingga permintaan tetap dapat dipenuhi. JIT memiliki dua tujuan strategis yaitu:
1. Untuk meningkatkan laba, dan
2.1 Karakteristik dasar JIT a. Tata letak pabrik
Just In Time (JIT) mengganti tata letak pabrik tradisional ini dengan suatu pola sel manufaktur. Sel manufaktur terdiri dari mesin-mesin yang dikelompokkan dalam kumpulan, biasanya dalam bentuk setengah lingkaran.Mesin-mesin diatur sehingga mereka dapat digunakan untuk melakukan berbagai operasi secara berurutan.Tiap sel dipersiapkan untuk menghasilkan produk atau kumpulan produk tertentu.Produk dipindah dari satu mesin ke yang lainnya dari awal hingga selesai.Para pekerja ditugaskan pada sel-sel dan dilatih untuk mengoperasikan semua mesin dalam sel.
b. Pengelompokkan dan pemberdayaan karyawan
Pelatihan pekerja sel untuk melakukan tugas-tugas ganda juga memiliki pengaruh pada relokasi dukungan pelayanan pada sel. Sebagai tambahan dari pekerjaan produksi langsung, para pekerja sel dapat melakukan tugas persiapan, memindahkan barang setengah jadi dari bagian ke bagian lain dalam sel, melakukan perawatan pencegahan dan perbaikan kecil, melakukan inspeksi kualitas, dan melakukan tugas pembersihan. Kemampuan multitugas ini secara langsung berhubungan pada pendekatan tarikan melalui produksi.
c. Total quality control
Just In Time (JIT) perlu memberikan tekanan yang lebih kuat pada pengelolaan kualitas. Total quality control pada intinya adalah suatu pengerjaan tanpa henti untuk suatu kualitas sempurna, usaha untuk mendapatkan suatu desain produk dan proses manufaktur tanpa cacat.
d. Ketelusuran biaya overhead
Suatu sistem pembiayaan menggunakan tiga metode untuk membebankan biaya pada produk individual: penelusuran langsung, penelusuran penggerak, dan alokasi. Dari ketiga metode, penelusuran langsung adalah yang paling akurat dan, sehingga, lebih disukai daripada dua metode lainnya.
e. Pengaruh persediaan
Just In Time (JIT) umumnya menurunkan persediaan hingga tingkat yang sangat rendah. Pencapaian terhadap tingkat yang tidak signifikan dari persediaan adalah vital bagi kesuksesan Just In Time.Just In Time (JIT) menolak untuk menggunakan persediaan sebagai solusi dari masalah-masalah ini. Bahkan, persediaan tidak hanya
dipandang sebagai pemborosan namun sebagai sesuatu yang langsung berhubungan dengan kemampuan perusahaan untuk bersaing.
2.2 Biaya persiapan dan penyipanan : pendekatan JIT
JIT merupkan pendekatan untuk meminimalkan total biaya penyimpanan dan biaya persiapan yang sangat berbeda dari pendekatan tradisional. Pendekatan tradisional mengakui keberadaan biaya persiapan, kemudian menentukan kuantitas pesanan yang merupakan perimbangan terbaik dari dua kategori biaya. Di lain pihak, JIT tidak menerima biaya persiapan (atau pemesanan). Justru sebaliknya, JIT mencoba menekan biaya-biaya ini sampai nol. Jika biaya persiapan dan biaya pemesanan menjadi tidak signifikan, maka biaya yang tersisa untuk dikurangi adalah biaya penyimpanan yang dicapai dengan mengurangi persediaan sampai ketigkat yang sangat rendah.Pendekatan ini yang menjelaskan dorongan untuk persediaan nol dalam system JIT.
a. Kontrak Jangka Panjang, Pengisian Kembali yang Berkelanjutan, Pertukaran Data Elektronik dan JIT II.
Dengan pengisian kembali berkelanjutan, pembuat barang mengambil alih fungsi manajemen persediaan pengecer. Pembuat barang memberitahu pengecer kapan dan berapa banyak persediaan yang harus dipesan kembali. Pertukaran data elektronik adalah suatu bentuk awal dari perdagangan elektronik yang pada intinya adalah suatu metode terotomatisasi dari pengiriman informasi dari komputer ke komputer.Pengaturan bersama sering didukung dengan kontrak terbuka, jangka
panjang yang dianggap sebagai suatu kontrak abadi. Kontrak abadi tidak memiliki tanggal berakhir, tidak membutuhkan penawaran ulang, sehingga menurunkan resiko permintaan bagi pemasok.
b. Kinerja Jatuh Tempo : Solusi JIT
Kinerja jatuh tempo adalah ukuran kemampuan perusahaan untuk menanggapi kebutuhan pelanggan. Sistem JIT memecahkan maslah kinerja jatuh tempo bukan dengan menimbun persediaan, tetapi dengan mengurangi tenggang waktu secara dramatis.
c. Menghindari Penghentian Produksi dan Keandalan Proses : Pendekatan JIT
Kebanyakan penghentian produksi terjadi karena salah satu dari tiga alasan : kegagalan mesin, kecacatan bahan baku atau subperakitan, dan ketidaktersediaan bahan baku atau subperakitan. Memiliki persediaan adalah suatu solusi tradisional atas semua masalah tersebut.
1) Pemeliharaan Pencegahan Total. Kegagalan mesin nol adalah tujuan pemeliharaan pencegahan total. Dengan memberikan perhatian lebih pada pemeliharaan pencegahan, sebagian besar kegagalan mesin dapat dihindari. 2) Sistem Kanban. Sistem kanban adalah sebuah sistem informasi yang
mengendalikan produksi melalui penggunaan tanda atau kartu. Kanban penarikan merinci kuantitas proses berikutnya yang harus ditarik dari proses sebelumnya. Kanban produksi merinci kualitas yang harus diproduksi oleh proses sebelumnya. Kanban pemasok digunakan untuk memberitahukan pemasok agar menyerahkan lebih banyak komponen; dan juga merinci komponen tersebut dibutuhkan
2.3 Diskon dan Kenaikan Harga : Pembelian JIT versus Menyimpan Persediaan Secara tradisional, persediaan disimpan sehingga perusahaan dapat mengambil keuntungan diskon kuantitas dan melindungi diri dari kenaikan harga di masa mendatang atas barang yang dibeli. Tujuannya adalah untuk menurunkan biaya persediaan. Sistem JIT mencapai tujuan yang sama tanpa harus menyimpan persediaan. Solusi JIT adalah menegosiasikan kontrak jangka panjang dengan
sejumlah kecil pemasok terpilih yang berlokasi sedekat mungkin dengan fasilitas produksi dan membangun keterbatasan pemasok secara lebih intensif.
2.4 Keterbatasan JIT
JIT bukan merupakan pendekatan yang dapat dibeli dan diterapkan dengan hasil segera. Implementasinya merupakan proses evolusioner, bukan revolusioner. Di sini dibutuhkan kesabaran. JIT sering kali disebut sebagai program penyederhanaan – namun ini bukan berarti ia mudah atau sederhana untuk diterapkan. Pekerja juga dapat terpengaruh oleh JIT. Kekurangan yang paling menonjol dari JIT adalah tidak adanya persediaan untuk menyangga berhentinya produksi. Pilihan lain, yang mungkin sebagai pendekatan pelengkap, adalah teori kendala (TOC).
3. TEORI KENDALA
Setiap perusahaan menghadapi sumber daya yang terbatas dan permintaan yang terbatas atas setiap produk. Keterbatasan-keterbatasn ini disebut kendala.
3.1 Konsep Dasar
TOC memfokuskan pada tiga ukuran kinerja organisasi : throughput, persediaan, dan beban operasi. Throughput adalah tingkat di mana suatu organisasi menghasilkan uang melalui penjualan. Dalam istilah operasional, throughput adalah selisih antara pendapatn penjualan dan biaya variabel tingkat unit seperti bahan baku dan listrik. Persediaan adalah seluruh uang yang dikeluarkan organisasi dalam mengubah bahan baku menjadi throughput. Beban operasi disefinisikan sebagai seluruh uang yang dikeluarkan organisasi untuk mengubah persediaan menjadi throughput.
a. Produk yang Lebih Baik.
Produk yang lebih baik berarti kualitas yang lebih tinggi. Hal ini juga berarti bahwa perusahaan mampu memperbaiki produk dan menyediakan produk yang sudah diperbaiki tersebut secara cepat ke pasar.
b. Harga yang Lebih Rendah.
Persediaan yang rendah akan mengurangi biaya penyimpanan, biaya investasi per unit, dan beban operasi lainnya seperti lembur dan beban pengiriman khusus. Harga yang lebih rendah atau margin produk yang lebih tinggi dapat saja terjadi jika kondisi kompetitif tidak memerlukan pemotongan harga.
c. Daya Tanggap.
Tingkat persediaan menandakan kemampuan perusahaan untuk merespon. Tingkat yang tinggi secara relatif terhadap pesaing akan mengakibatkan kelemahan kompetitif. Dengan kata lain, TOC menekankan pengurangan persediaan dengan mengurangi teggang waktu.
3.2 Langkah-langkah TOC
Teori kendala menggunakan lima langkah untuk mencapai tujuan memperbaiki kinerja organisasi :
1. Mengidentifikasi kendala(-kendala) perusahaan.
Kendala yang dihadapi perusahaan dapat dibagi menjadi dua macam yaitu:
a. Kendala Eksternal, yaitu faktor-faktor yang membatasi perusahaan yang berasal dari sumber-sumber diluar perusahaan.
b. Kendala internal, yaitu faktor-faktor yang membatasi yang ditemukan didalam lingkup perusahaan.
Kendala dimana sumber daya yang terbatas tidak digunakan sepenuhnya oleh bauran produk disebut kendala longgar sedangkan kendala yang mengikat adalah kendala dimana sumber daya yang tersedia dimanfaatkan sepenuhnya. Dengan asumsi biaya tingkat non unit sama dengan bauran produk yang berbeda-beda, bauran oprimal merupakan bauran yang memaksimalkan kontribusi margin.
2. Mengeksploitasi kendala(-kendala) yang mengikat.
Langkah ini adalah inti dari filosofi teori kendala mengenai manajemen manajemen kendala jangka pendek dan langsung terkait dengan tujuan teori kendala yaitu mengurangi persediaan dan memperbaiki kinerja.Di perusahaan kendala sumber yang mengikat hanya sedikit, kendala pengikat utama disebut sebagai drummer.Tingkat produksi kendala drummer mempengaruhi tingkat produksi keseluruhan pabrik. Proses ke hilir yang dimulai dengan kendala drummer secara alamiah akan dipaksa mengikuti tingkat produksinya. Proses ke hulu yang berakhir pada kendala drummer dijadwalkan untuk memproduksi pada tingkat yang sama seperti kendala drummer. Penjadwalan pada tingkat drummer akan mencegah produksi barang persediaan dalam proses hulu yang berlebihan.
3. Mensubordinasi apa saja yang lain dari keputusan yang dibuat pada langkah 2.
Pada intinya kendala drummer menetapkan kapasitas seluruh pebrik.Semua departemen lainnya harus disubordinasi sesuai kebutuhan kendala drummer. Prinsip ini mengharuskan perusahaan untuk mengubah cara mereka memandang sesuatu.
4. Mengangkat kendala-kendala yang mengikat
Setelah tindakan untuk mengusahakan penggunaan kendala yang ada dilakukan secara maksimal, maka langkah berikutnya adalah memulai program perbaikan berkelanjutan dengan mengurangi keterbatasan yang dimiliki kendala yang mengikat atas kinerja perusahaan.
5. Mengulangi proses.
Pada akhirnya kendala sumber daya akan diangkat sampai pada suatu titik dimana kendala tersebut tidak mengikat lagi, kemudian akan memunculkan kendala drummer yang baru. Setelah kendala drummer baru muncul, maka proses TOC akan berulang kembali. Tujuannya adalah memperbaiki kinerja secara berkelanjutan.
DAFTAR PUSTAKA
Don R, Hansen Mowen, Maryanne M. 2009. Akuntansi Manajerial. Jakarta: Salemba Empat.