• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sejarah Peradaban Islam (8) Peradaban Islam (8)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Sejarah Peradaban Islam (8) Peradaban Islam (8)"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Umat Islam dewasa ini banyak mengalami krisis identitas yang menyebabkan mereka kehilangan jati diri dan kewibawaan mereka. Kenapa demikian? Karena mereka tidak mengetahui akan sejarah dan perkembangan Peradaban Islam, baik pada masa Nabi Muhammad saw, sahabat, sampai dengan masa sekarang. Sehingga sulit untuk mereka meneladani bagaimana perjuangan-perjuangan para pejuang Islam yang telah lalu.

Oleh karena itu, dalam makalah ini kami lebih khusus membahas tentang bagaimana sejarah 4 (empat) sahabat Nabi saw., yaitu Abu Bakar ash-Shiddiq r.a, Umar bin Khattab r.a, Utsman bin Affan r.a dan Ali bin Abi Thalib r.a, yang kami uraikan secara singkat, dan kami berusaha menjawab sebagian keterbatasan pengetahuan umat Islam tentang sejarah dari ke-4 (empat) sahabat Nabi saw., tersebut.

B. Rumusan Masalah

1. Biografi singkat Abu Bakar ash-Shiddiq, Umar bin Khattab, Utsman bin Affan dan Ali bin Abi Thalib?

2. Bagaimanakah masa kekhalifahan Abu Bakar ash-Shiddiq, Umar bin Khattab, Utsman bin Affan dan Ali bin Abi Thalib?

3. Bagaimanakah sistem pemilihan para khalifah?

C. Batasan Masalah

(2)

BAB II

PEMBAHASAN

1. Masa Abu Bakr al-Siddiq

Nama lengkapnya adalah Abdullah ibn Abi Quhafah Utsman bin Amir bin Amr bin Ka’ab bin Taym bin Murrah bin Ka’ab bin Lu’ay bin Ghalib al Quraisyi at Tamimi. Setelah masuk Islam nama tersebut diganti oleh rasulullah dengan abdullah yang akrab dipanggil dengan abu bakar. Ada pendapat yang mengatakan bahwa gelar tersebut melekat sebagai nama panggilan karena beliau termasuk orang yang mula-mula memeluk Islam. Sedangkan gelar ash-Shiddiq merupakan julukan karena beliau selalu membenarkan Rasulullah tentang berbagai peristiwa terutama pada peristiwa isra’ dan mi’raj.

Abu bakar dilahirkan pada tahun 573 M (dua tahun setelah kelahiran Rasulullah) dan meninggal dalam usia 63 tahun sebagimana usia rasulullah. Beliau termasuk golongan orang yang memeluk Islam tanpa banyak pertimbangan. Sebelum masuk Islam ia merupakan seorang saudagar kaya yang mempunyai pengaruh yang cukup besar dikalangan bangsa Arab. Selain itu beliau juga dikenal sebagai orang yang jujur dan dermawan serta senang beramal untuk kepentingan perjuangan Islam. Bukti kedemawaan tersebut sebagaimana dilukiskan dalam sejarah bahwa ketika Rasulullah saw. Mempersiapkan pasukan menuju Tabuk, Abu Bakar menyumbangkan semua harta kekayaan yang dimilikinya dan tidak ada lagi yang tersisa.

Setelah Nabi wafat, timbul permasalahan yang menyangkut siapa yang akan menggantikan beliau karena sampai wafat beliau tidak memberi petinjuk tentang tata cara pengangkatan penggantinya (khalifah). Hal ini hampir membawa perpecahan antara kaum Muhajirin dan Ansar. Dengan perdebatan yang alot maka terpilihlah Abu Bakr sebagai khaliffah yang menggantikan posisi Nabi. Dalam pidato politik pertamanya terdapat hal-hal penting yang dapat dicatat antara lain:1

a) Abu Bakr menuntut kepatuhan dan kesetiaan umat Islam kepadanya, selama Ia dijalan yang benar

b) Adanya jaminan dan kebebasan kepada berpendapat kepada masyarakat

c) Menegakkan keadilan dan HAM

(3)

d) Membela negara ( Jihad )

e) Menjalankan shalat

Abu Bakr lebih banyak melakukan konsolidasi kedalam dengan memperkuat negara Madinah dari ancaman-ancaman yang berasal dari luar dan dalam negeri. Abu Bakr mengirim panglima-panglima perang dalam menumpas pemberontakan. Setelah berhasil mengatasi situasi dalam negeri dan memperkuat pertahanan terhadap serangan Persia dan Romawi barulah Abu Bakr berkonsentrasi terhadap masalah pembenahan negara. Sistem pemerintahan disusun dengan penekanan pada prinsip pembagian kekuasaan dan penempatan orang yang sesuai dengan kemampuannya.

Untuk pelaksanaan tugas eksekutif, Abu Bakr melakukan pembagian kekuasaan dikalangan sahabat senior. Abu Bakr mengangkat tiga sekretaris negara, satu bendahara negara dan membentuk majelis Syura dan disetiap propinsi diangkat gubernur sebagai kepala pemerintahan. Dibidang perekonomian, hal penting yang dilakukan adalah menekankan pembayaran pajak dan zakat dalam memebantu perekonomian. Abu Bakr melaksanakan pemerintahan yang egaliter dan demokratis. Walaupun dia belum memisahkan kekuasaan eksekutif, legislative dan yudikatif, namun pola pemerintahan yang dijalankannya benar-benar modern ditengah situasi masyarakat saat itu.

Dalam menetapkan siapa yang akan menggantikannya, Abu Bakr menempuh kebijakan melakukan wasiat untuk meneruskan kepemimpinannya agar yang bertujuan untuk memantapkan stabilitas keamanan dalam negeri dan mencegah terjadinya perpecahan. Dan yang dipilihnya adalah Umar ibn al-Khathab.

2. Masa ‘Umar ibn al-Khathtab

Umar bin Khattab dilahirkan 12 tahun setelah kelahiran Rasulullah. Ayahnya bernama Khattab dan ibunya bernama Khatamah. Perawakannya tinggi besar dan tegap dengan otot-otot yang menonjol dari kaki dan tangannya, jenggot yang lebat dan berwajah tampan, serta warna kulitnya coklat kemerah-merahan.

(4)

Khatamah binti Hasyim bin al Mughirah al Makhzumiyah. Rasulullah memberi beliau kunyah

Abu Hafsh (bapak Hafsh) karena Hafshah adalah anaknya yang paling tua dan memberi laqab

(julukan) al Faruq.

Secar prinsip, Umar melanjutkan kebijakan yang ditempuh Abu Bakr. Namun pada masa Umar banyak terdapat permasalahan yang terjadi. Kebijaksanaan yang dilakukan Umar sebagai kepala negara antara lain:

a) Perluasan daerah, pengembangan kekuasaan kerajaan islam. Kekuasaan Islam telah menyebar melampaui jazirah Arab dan berhasil menguasai daerah Bizantium dan Persia. Kerajaan islam juga telah berhasil menguasai Irak, Mesir, Damaskus dan Palestina.

b) Pembenahan birokrasi pemerintahan. Umar mengadakan perubahan yang signifikan dalam bidang administrasi negara. Umar membentuk majelis Syura yang beranggotakanb sahabat-sahabat senior sebagai teman dalam bermusyawarah. Umar membentuk lembaga kepolisian untuk menjaga keamanan dan ketertiban dalam masyarakat dan lembaga pekerjaan umum untuk menangani pembangunann fasiliyas umum. Umar mendirikan Kantor Perbendaharaan dan Keuanagan Negara, untuk menempa mata uang. Dalam pemerintahan daerah, Umar mengangkat gubernur dan hakim yang kekuasaannya terpisah . hakim melaksanakan lembaga peradilan yang bebas dan mandiri. Dalem merekrut pejabat, Umar mementingkan profesionalisme dan kemampuan dalam bidang tugasnya.

c) Peningkatan kesejahteraan rakyat. Perluasan daerah membawa dampak banyak devisa negara yang masuk baik dalm rampasan perang dan pajak.hasil inilah yang digunakan Umar untuk mensejahterakan rakyat dengan memberikan tunjangan kepada kaum muslim. Pembagian tunjanagn ini diatur berdasarkan nasab kepada Nabi, senoiritas masuk Islam, jasa dan perjuangan mereka dalam menegakkan Islam. Umar langsung mengontrol kondisi kesejahteraan rakyat.

d) Pembentukan tentara regular yang digaji oleh Negara. Umar membentuk lembaga pertahanan dan keamanan yang mengurusi masalah ketentaraan. Tentara disiapkan secara khusus dan professional dan digaji oleh negara.

(5)

Dalam menentukan siapa yang akan meggantikannya, Umar menggunakan cara yang berbeda dari dua pendahulunya. Umar memakai tim formatur ynabg terdiri dari sahabat-sahabat senior seperti, Usman, Ali, Abd al-Rahmanibn ‘Awf, Thalhah, Zubeir, Sa’d ibn Abi Waqqqash dan ankaknya sendiri Abdullah. Tetapi Umar berpesan bahwa anknya tidak boleh dipilih. Cara ini menimbulkan perdebatan diantara para formatur terkait dengan keinginan dari mereka sendiri yang ingin menjadi Khalifah selanjutnya. Melalui cara ini akhirnya terpilihlah Usman.

3. Masa Khalifah Usman ibn Affan

Utsman bin Affan (sekitar 574 – 656) adalah sahabat Nabi Muhammad SAW yang merupakan Khulafaur Rasyidin yang ke-3. Nama lengkap beliau adalah Utsman bin affan Al-Amawi Al-Quarisyi, berasal dari Bani Umayyah. Lahir pada tahun keenam tahun Gajah. Kira-kira lima tahun lebih muda dari Rasullulah SAW.

Nama panggilannya Abu Abdullah dan gelarnya Dzunnurrain (yang punya dua cahaya). Sebab digelari Dzunnuraian karena Rasulullah menikahkan dua putrinya untuk Utsman; Roqqoyah dan Ummu Kultsum. Ketika Ummu Kultsum wafat, Rasulullah berkata; “Sekiranya kami punya anak perempuan yang ketiga, niscaya aku nikahkan denganmu.” Dari pernikahannya dengan Roqoyyah lahirlah anak laki-laki. Tapi tidak sampai besar anaknya meninggal ketika berumur 6 tahun pada tahun 4 Hijriah.

Menikahi 8 wanita, empat diantaranya meninggal yaitu Fakhosyah, Ummul Banin, Ramlah dan Nailah. Dari perkawinannya lahirlah 9 anak laki-laki; Abdullah al-Akbar, Abdullah al-Ashgar, Amru, Umar, Kholid, al-Walid, Sa’id dan Abdul Muluk. Dan 8 anak perempuan.

Nama ibu beliau adalah Arwa binti Kuriz bin Rabiah. Beliau masuk Islam atas ajakan Abu Bakar, yaitu sesudah Islamnya Ali bin Abi Thalib dan Zaid bin Haristah. Beliau adalah salah satusahabat besar dan utama Nabi Muhammad SAW, serta termasuk pula golongan as-Sabiqun al-Awwalin, yaitu orang-orang yang terdahulu Islam dan beriman.

(6)

Ketika kaum kafir Quarisy melakukan penyiksaan terhadap umat Islam, maka Utsman bin Affan diperintahkan untuk berhijrah ke Habsyah (Abyssinia, Ethiopia). Ikut juga bersama beliau sahabat Abu Khudzaifah, Zubir bin Awwam, Abdurahman bin Auf dan lain-lain. Setelah itu datang pula perintah Nabi SAW supaya beliau hijrah ke Madinah. Maka dengan tidak berfikir panjang lagi beliau tinggalkan harta kekayaan, usaha dagang dan rumah tangga guna memenuhi panggilan Allah dan Rasul-Nya. Beliau Hijrah bersama-sama dengan kaum Muhajirin lainya.

Pada peristiwa Hudaibiyah, Utsman dikirim oleh Rasullah untuk menemui Abu Sofyan di Mekkah. Utsman diperintahkan Nabi untuk menegaskan bahwa rombongan dari Madinah hanya akan beribadah di Ka’bah, lalu segera kembali ke Madinah, bukan untuk memerangi penduduk Mekkah.

Suasana sempat tegang ketika Utsman tak kenjung kembali. Kaum muslimin sampai membuat ikrar Rizwan – bersiap untuk mati bersama untuk menyelamatkan Utsman. Namun pertumpahan darah akhirnya tidak terjadi. Abu Sofyan lalu mengutus Suhail bin Amir untuk berunding denganNabi Muhammad SAW. Hasil perundingan dikenal dengan nama Perjanjian Hudaibiyah.

Usman ibn Affan adalah seorang pengusaha yang sukses yang banyak menyumbangkan hartanya untuk kepentingan Islam. Garis kebijakan yang dilaksanakannya mengacu pada kebijakan Khalifah Abu Bakr dan Umar. Usman berhasil memperluas wilayah Islam dengan menguasai Ray dan Rum serta Cyprus. Kekuasaan Islam pada saat itu meliputi Azerbaizan, Afganistan, Armenia, Kurdistan dan Heart.

Usman melakukan pembangunan fisik seperti perumahan, jalan-jalan, jembatan dan fasilitas umum. Dalam menjalankan pemerintahan Usman dibantu dewan pajak, bendahaar negara, kepolisian, pekerjaan umum dan militer. Untuk jabatan didaerah Usman dibantu gubernur-gubernur.

(7)

a) Usman lebih mengutamakan keluarganya dalam menduduki suatu jabatan. Usman sangat selektif melihat orang yang bukan keluarganya untuk memegang tugas pemerintahan. Usman menganti beberapa gubernur dan mengangat anggota keluarga dan kerabatnya untuk menduduki posisis itu. Usman juga tidak tegas terhadap anggota keluarga besarnya. Hal ini menyebabkan kekuasaan keluarganya yang diluar control. Usman hanyalah Khalifah simbol.

b) Kebijaksanaannya memberikan izin kepada para sahabat senior untuk meninggalkan Madina. Akibatnya kurangnya control terhadap kekuasaan Usman dan tidak ada lagi yang menjadi teman berdiskusi dalam memecahkan masalah. Akibatnya, kebijaksanaan poltik Usman ditempuh berdasarkan kepentingan golongan, tidak dimusyawarahkan dengan orang-orang tepat.

c) Besarnya arus oposisi dari berbagai daerah terhadap pemerintahan Usman. Rakyat dibebankan dengan pajak yang besar sementara para pejabat hidup mewah. Hal ini menimbulkan rasa tidak puas dikalangan rakyat. Klimaksnya adalah peristiwa tragis pembunuhan Khalifah Usman ditangan umat Islam sendiri.

4. Masa Khalifah ‘Ali ibn Abi Thalib

Nama lengkap beliau, Ali bin Abi Thalib ra. bin Abdi Manaf bin Abdul Muththalib bin Hasyim bin Abdi Manaf bin Qushay bin Kilab bin Murrah bin Ka’ab bin Luay bin Ghalib bin Fihr bin Malik bin an-Nadhar bin Kinanah Abul Hasan dan Husein, digelari Abu Turab, keponakan sekaligus menantu Rasulullah saw. dari puteri beliau, Fathimah az-Zahra’.

Ibu beliau bernama Fathimah binti Asad bin Hasyim bin Abdi Manaf bin Qushay, ibunya digelari Wanita Bani Hasyim pertama yang melahirkan seorang putera Bani Hasyim. Beliau memiliki beberapa orang saudara laki-laki; Thalib, Aqiel dan Ja’far. Mereka semua lebih tua dari beliau, masing-ma-sing terpaut sepuluh tahun. Beliau memiliki dua orang saudara perempuan; Ummu Hani’ dan Jumanah. Keduanya adalah puteri Fathimah binti Asad, ia telah masuk Islam dan turut berhijrah. Ayah beliau bernama Abu Thalib. Dia adalah paman kandung yang sangat menyayangi Rasulullah saw. nama sebenarnya Abdi Manaf. Demikianlah disebutkan oleh Imam Ahmad dan ulama-ulama ahli nasab dan sejarah.

Kaum Rafidhah mengira Abu Thalib ini bernama Imran, bahwa dialah yang dimaksud dalam firman Allah SWT.: ” Sesungguhnya Allah telah memilih Adam, Null, keluarga

Ibrahim dan keluarga Imran melebihi segala umat (di masa mereka masing-masing).” (Ali

(8)

Kaum Rafidhah ini telah jatuh dalam kesalahan yang amat besar. Mereka tidak memperhatikan ayat-ayat al-Qur’an lainya sebelum mereka mengucapkan kedustaan tersebut dengan menafsirkan ayat seenaknya. Karena setelah itu Allah SWT. mengatakan, ” (Ingatlah),

ketika isteri Imran berkata, Ya Rabbku, sesungguhnya aku menazarkankepada Engkau anak

yang dalam kandunganku menjadi hamba yang saleh dan berkhidmat (di Baitul Maqdis)’.”

(Ali Imran: 35). Allah SWT. menyebutkan kelahiran Maryam binti Imran. Begitulah zhahirnya.

Abu Thalib ini sangat menyayangi Rasulullah saw. namun ia tidak ber-iman kepada beliau. Bahkan ia mati di atas kekufuran seperti yang telah diriwayatkan dalam Shahih al-Bukhari. Ali binAbi Thalib ra. termasuk salah seorang sahabat yang dijamin masuk surga dan salah seorang dari enam orang ahli syura.

Pada masa kepemimpinannya, Ali memberhentikan gubernur yang diangkat oleh Usman dan menarik tanah yang dibagi-bagikan Usman kepada kerabatnya. Hal ini juga menghadapi banyak tantangan dari daerah. Disisi lain penduduk Madinah pun tidak bulat mendukung Ali. Oleh karena itu Ali memindahkan ibukota pemerintahannya ke Kufah.

(9)

5. Cara Pemilihan Khalifah

Yang dimaksud Imam adalah khalifah, raja . Shultan atau kepala Negara2. Seorang kepala

Negara selain menyandang baju politik, kepala negara juga menyandang baju Agama. Karena sesungguhnya imam (khalifah) itu diproyeksikan untuk mengambil alih peran kenabian dalam menjaga agama dan mengatur dunia. Pemberian jabatan imamah (kepimpinan) kepada orang yang mampu menjalankan tugas di atas pada ummat adalah wajib berdasarkan ijma’ (konsesus ulama’), kendati al-Asham menyimpang dari ijma’ mereka.

Mengingat bahwa khilafah adalah jabtan pengganti kenabian yang bertugas melanjutkan pimpinan kerohanian dan kenegeraan, maka adanya jabatan khilafah itu mutlak bagi kaum Muslimin.3 Untuk pemilihan atau seleksi diperlukan dua hal. Pertama, Ahl al-Ikhtiar4 atau

mereka yang berwenang untuk memilih imam bagi ummat. Mereka harus memenuhi tiga syarat:

1. Memiliki sikap adil

2. Memiliki Ilmu pengetahuan yang memungkinkan mereka mengetahu siapa yang memenuhi syarat untuk diangkat menjadi imam

3. Memiliki wawasan yang luas dan kearifan yang memungkinkan mereka memili siapa yang paling tepat untuk menjadi imam, dan paling mampu mengelola kepentingan umat diantara mereka yang memenuhi syarat untuk jabatan itu.

Para ulama’ berselisih pendapat mengenai jumlah keanggotaan ahl halli wa al ‘aqdi ini, ada yang berpendapat bahwa jumlah alh halli wa al ‘aqdi terdiri dari perwakilan masing masing daerah, ada sebagian ulama’ lagi yang berpendapat minimal lima orang. Sayangnya Al Mawardi tidak memberikan pendapat terkait jumlah lembaga dewan pemilih Imam ini.

Kedua, Ahl al-Imamah, atau mereka yang berhak mengisi jabatan imam. Mereka harus memiliki tujuh syarat, yaitu:

1. Sikap adil dengan segala persyaratannya 2. Ilmu pengetahuan yang memadai untuk ijtihad 3. Sehat pemdengaran, penglihatan, dan lisannya 4. Utuh anggota-anggota tubuhnya

2 Munawir Sjadzali, Islam dan Tata Negara Ajaran Sejarah dan Pemikiran,edisi kelima (Jakarta : UI – Press, 2008)hal 63

3 A. Hasjmy, Dimana Letaknya Negara Islam, (Surabaya: Bina Ilmu, 1984) hal. 156

(10)

5. Wawasan yang memadai untuk mengatur kehidupan rakyat dan mengelola kepentingan umum

6. Keberanian yang memadai untuk melindungi rakyat dan mengenyahkan musuh 7. Keturunan Quraisy5.

Al-Mawardi berpandangan, bahwa mereka yang hidup diperkotaan memiliki prioritas dalam memilih khalifah. Alasannya adalah:

1. kematian khalifah terlebih dahulu diketahui di sana

2. pertimbangan politik menuntut pengangkatan khalifah baru sesegara mungkin 3. semua orang yang berkualifikasi pemimpin umumnya tinggal disana.

Namun demikian, prinsip pemilihan khalifah tidak secara konsisten diikuti, bahwa seorang Imam dipilih dan dianggap sah apabila dengan menggunakan salah satu dari dua cara berikut:

1. dia dapat dipilih oleh anggota dewan pemilih ( ahl ikhtiar / ahl halli wa al ‘aqdi) 2. dia bisa ditunjuk oleh Imam yang masa jabatannya akan berakhir.6

Untuk cara pertama, sebagian cendikiawan berpendapat bahwa Imam harus dipilih oleh anggota dewan dari semua kota, sedangkan sebagian lain yang menentang cara ini bersikukuh agar Abu Bakar dipilih hanya oleh orang-orang Madinah. Bahkan ada yang berpendapat bahwa lima orang saja sudah cukup untuk memilih Imam, karena hal ini perna dilakukan pada masa Abu Bakar dan Usman. Namun Mawardi bahkan berpendapat, bahwa satu orang pun cukup untuk memilih Imam. Pendapat Mawardi mendapat dukungan dari Al-Asyari. Meski demikian, pada dasarnya ini merupakan kelonggaran untuk situasi yang telah berubah sewaktu Negara Islam berubah menjadi Negara Feodal.

Untuk cara yang kedua, mengapa khalifah bisa ditunjuk oleh Imam Sebelumnya, bahwa mengaca pada perististiwa pengangkatan khalifah Umar ibn Khattab yang ditunjuk oleh imam sebelumnya yaitu Abu Bakar.

Namun ada syarat, sebelum menunjuk calon penggantinya seorang imam harus beusaha agar yang ditunjuknya itu benar – benar benar berhak untuk mendapatkan kepercayaan dan kehormatan yang tinggi itu, dan orang yang ditunjuk tersebut benar – benar memenuhi syarat untuk menjadi seorang Khalifah7.

5 Munawir Sjadzali, Islam dan Tata Negara Ajaran Sejarah dan Pemikiran,edisi kelima (Jakarta : UI – Press, 2008) hal 63-64

(11)

6. Teori Kontrak Sosial

Suatu hal yang sangat menarik untuk dicermati dari gagasan ketatanegaraan Al Mawardi ialah hubungan antara ahl halli wa al ‘aqdi atau Al Mawardi sering menyebut dengan sebutan ahl ikhtiar dengan seorang khalifah. Bila dicermati kedua lembaga tersebut menjalin hubungan perjanjian yang didasari sukarela yang melahirkan hak dan kewajiban. Oleh karenanya selain imam berhak untuk ditaati oleh rakyatnya ia juga mempunya kewajiban yang harus dipenuhi rakyatnya artinya keduanya memiliki hubungan timbal balik. Teori ini oleh Imam Al Mawardi diperkenalkan di Eropa pada abad ke XI dengan sebutan teori kontrak social. Sedangkan di Eropa sendiri teori ini pertama kalinya muncul pada abad XVI8.

Setidaknya ada empat ilmuan Barat yang mengemukakan teori Kontrak social, mereka itu antara lain Hubbert Languet ( ilmuan Perancis 1519 M – 1581 M ), Thomas Hobbes ( ilmuan asal Inggris 1588 M – 1679 M ), John Locke ( ilmuan Inggris 1632 M – 1974 M ) dan yang terakhir adalah Jean Jaques Rousseu ( ilmuan Perancis 1712 M – 1778 M )9. Hubbert Languet

pada tahun 1579 M dalam bukunya yang berjudul Vindiciae Contra Tyrannos ( Suatu Pembelaan Kebabasan Tiran – Tiran) menyatakan bahwa “pembentukan Negara itu didasarkan atas dua kontrak; pertama dibuat antara tuhan disatu pihak dan raja serta rakyat lain dilain pihak, yang berisikan janji bahwa raja dan rakyat akan tetap patuh kepada perintah perintah agama sebagai hamba – hamba Tuhan. Kedua,dibuat antara raja dan rakyat , yang berisikan bahwa rakyat berjanji untuk taat dan patuh kepada raja asalkan raja memerintah dengan adil.

Thomas Hobbes pada tahun 1651 M dalam bukunya yang berjudul ‘Laviathan ( tentang Negara) ia menyatakan bahwa dalam kehidupan alamiah semua manusia memiliki kebebasan penuh untuk berbuat sekehendaknya. Tetapi kebebasan tersebut selalu diseliputi oleh suasana permusuhan. Atau dengan kata lain hukum alam berlaku yang kuat ia akan berkuasa dan yang kalah ia akan tertindas. Oleh karena itu mereka membuat perjanjian untuk hidup rukun secara bersama, diantara mereka ada yang didaulat untuk memimpin10.

John Locke berbeda dari dua pendahulunya, ia mengemukakan bahwa raja adalah pihak atau partner dari kontrak social itu, dan kontrak itu antara raja di satu pihak dengan rakyat dipihak lain. Sebagai konsekuensinya pemerintahan itu merupakan suatu amanah, raja adalah penerima amanah sedangkan rakyat adalah pemberi amanah.

8 Ibid, hal 67 9 Ibid, hal 67

(12)

J.J Roousseu bependapat sama dengan pendapatnya Al Mawardi, bahwa; pertama, kontrak sosial itu hanya antara sesama rakyat atau anggota-anggota masyarakat, kedua,

melalui kontrk sosial itu masing – masing melimpahkan segala hak perorangannya kepada komunitas sebagai satu keutuhan. Dari teori inilah lahir lembaga perwakilan rakyat.

(13)

BAB III

PENUTUP

Perjuangan dari Abu Bakar ash-Shiddiq ra, Umar bin Khattab ra, Utsman bin Affan ra dan Ali bin Abi Thalib ra, dalam berjuang dan membela Islam sudah bukan menjadi sebuah rahasia. Peran dan sumbangan mereka terhadap Islam menjadi sebuah catatan sejarah yang tak akan pernah pudar. Keempat sahabat Nabi saw., ini telah membuktikan peran mereka baik dalam penataan kepemerintahan, keikutsertaan dan kepemimpinan dalam peperangan, penaklukan-penaklukan, pengumpulan dan pembukuan mushaf Al Qur’an dan lain sebagainya.

(14)

DAFTAR PUSTAKA

Al Mawardi , Imam, Al Ahkam As Shulthaniyah Al Wilayah Ad Diniyah ,terjamah : Fadli Bahri Jakarta : Darul Falah, 2006

Al Husaini, Al Hamid, Sejarah Hidup Imam Ali Bin Abi Thalib R.A., (Singa ALLAH SW.,

Pejuang Amar Ma’ruf Nahi Munkar), Lembaga Penyelidikan Islam, 1981, Jakarta.

Engineer, Asghar Ali Islamic State,terjemah: Imam Muttaqin,Yogyakarta: Pustaka Pelajar; 2000

Hasjmy, A, Dimana Letaknya Negara Islam, Surabaya: Bina Ilmu, 1984

Haekal, Muhammad Husain, Abu Bakar Ash Siddiq, Yang Lembut Hati (Sebuah Biografi dan

Studi Analisis tentang Permulaan Sejarah Islam Sepeninggal Nabi), PT. Pustaka Utera

Antar Nusa, cet.3, 2003, Jakarta.

..., Umar Bin Khattab (Sebuah telaah mendalam tentang

pertumbuhan Islam dan Kedaulatannya masa itu, PT. Pustaka Utera Antar Nusa, cet.3,

2002, Jakarta.

..., Utsman Bin Affan, (Kisah tentang Majelis Syura dan Pelantikan

Utsman, Utsman Dulu dan Sekarang), PT. Pustaka Utera Antar Nusa, cet.3, 2002, Jakarta.

Sjadzali, Munawir, Islam dan Tata Negara Ajaran Sejarah dan Pemikiran, edisi kelima, Jakarta : UI – Press, 2008

Referensi

Dokumen terkait

[r]

dilakukan praktikan dengan bimbingan guru pamong. Dalam hal ini, guru pamong ikut masuk dalam kelas sehingga guru pamong dapat mengamati dan memberikan evaluasi dan

Dalam perkembangannya, hermeunitika dalam perspektif ini dijadikan sebagai metode untuk memperoleh makna kehidupan manusia secara menyeluruh, sehingga garapan kerjanya tidak

Pengajaran model adalah kegiatan yang dilakukan praktikan dengan cara mengamati guru pamong dalam melakukan proses pembelajaran terhadap siswa. Melalui kegiatan ini praktikan

Par- tisipasi dalam penelitian ini merupakan kegiatan partisipasi pasif di mana peneliti pernah mengikuti mata kuliah yang metode pembelajarannya menggunakan pendekatan

jaringan komputer global, maka setiap komputer yang terhubung ke internet harus memiliki alamat yang unik yang disebut dengan IP address. Jika anda terhubung ke internet

Praktikan memperoleh pengalaman secara langsung dalam beradaptasi dengan lingkungan sekolah untuk menggali kemampuan bersosialisasi praktikan dan mengenal dunia pendidikan

Banyak laptop yang menggunakan LiIon menyatakan memiliki masa aktif 5 jam, tetapi ukuran tersebut dapat sangat bergantung pada bagaimana komputer tersebut digunakan. Hard Drive,