• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Penilaian Kinerja Bank Berdasarkan Metode Camel pada PT. Bank Mandiri, Tbk pada Tahun 2006 - 2009.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis Penilaian Kinerja Bank Berdasarkan Metode Camel pada PT. Bank Mandiri, Tbk pada Tahun 2006 - 2009."

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

vii Universitas Kristen Maranatha

ABSTRACT

This study aimed to determine the performance level and what things are affecting the performance of the company. The object of research conducted at PT. Bank Mandiri, Tbk period 2006-2009. The method used is the method of analysis that includes the CAMEL Capital Adequacy Ratio (CAR), Bad Dept Ratio (BDR), Assets Quality (KAP), Return On Assets (ROA), Operating Expenses (BOPO), Call Money to Current Net Assets (NCM to CA), Loan to Deposit Ratio (LDR). Results showed that based on the calculation method of analysis of CAMEL in 2006, PT. Bank Mandiri is included in the category of "Unsanitary". But in its development in 2007-2009 PT Bank Mandiri, Tbk able to improve its performance so that changes occur and can be reached in the category "Health Fair". Overall, PT. Bank Mandiri, Tbk has a good performance.

(2)

viii Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kinerja dan hal- hal apa saja yang mempengaruhi kinerja perusahaan. Objek penelitian dilakukan pada PT. Bank Mandiri, Tbk periode 2006–2009. Metode penelitian yang digunakan adalah metode analisis CAMEL yang meliputi Capital Adequacy Ratio (CAR), Bad Dept Ratio (BDR), Kualitas Aktiva Produktif (KAP), Return On Assets (ROA), Beban Operasional (BOPO), Net Call Money to Current Assets (NCM to CA), Loan to Deposit Ratio (LDR).Hasil penelitian menunjukkan bahwa berdasarkan perhitungan metode analisis CAMEL pada tahun 2006, PT. Bank Mandiri termasuk dalam kategori “Kurang sehat”. Akan tetapi dalam perkembangannya pada tahun 2007 -2009 PT.Bank Mandiri, Tbk mampu meningkatkan kinerjanya sehingga terjadi perubahan dan dapat mencapai dalam kategori “Cukup Sehat”. Secara keseluruhan, PT. Bank Mandiri, Tbk memiliki kinerja yang cukup baik.

(3)

ix Universitas Kristen Maranatha

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN ... 8

2.1. Kajian Pustaka ... 8

2.1.5. Laporan Keuangan Bank ... 16

2.1.5.1. Tujuan Laporan Keuangan ... 17

(4)

x Universitas Kristen Maranatha

2.1.6. Penilaian Kesehatan Bank ... 20

2.1.7. Predikat Tingkat Kesehatan Bank ... 28

2.1.8. Penelitian Terdahulu ... 28

2.2. Kerangka Pemikiran ... 29

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN ... 31

3.1. Objek Penelitian ... 31

3.1.1. Gambaran Umum PT. Bank Mandiri, Tbk ... 31

3.1.2. Visi dan Misi PT. Bank Mandiri, Tbk ... 33

3.1.3. Produk dan Jasa PT. Bank Mandiri, Tbk ... 33

3.1.4. Slogan PT.Bank Mandiri, Tbk ... 35

3.2. Metode Penelitian ... 36

3.2.1. Jenis Data dan Metode Pengumpulan Data ... 36

3.2.2. Metode Analisis Data ... 37

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 39

4.1. Hasil Penelitian ... 39

4.1.1. Penelitian Faktor Permodalan (Capital )... 39

4.1.2. Penilaian Faktor Kualitas Aktiva Produktif (Assets) ... 41

4.1.3. Penilaian Faktor Manajemen (Management) ... 44

4.1.4. Penilaian Faktor Rentabilitas (Earnings )... 45

4.1.5. Penilaian Faktor Likuiditas (Liquidity) ... 48

4.2. Pembahasan CAMEL ... 52

4.2.1. Faktor Permodalan (Capital) ... 52

4.2.2. Faktor Kualitas Aktiva Produktif (Assets) ... 54

4.2.3. Faktor Manajemen (Management) ... 56

4.2.4. Faktor Rentabilitas (Earnings) ...56

4.2.5. Faktor Likuiditas (Liquidity)...58

4.2.6. Pembahasan CAMEL PT. Bank Mandiri, Tbk ... 61

(5)

xi Universitas Kristen Maranatha BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 71 5.1. Kesimpulan ... 71 5.2. Saran ... 72

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN A LAMPIRAN B LAMPIRAN C LAMPIRAN D LAMPIRAN E

(6)

xii Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR GAMBAR

Halaman

(7)

xiii Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel I. Operasionalisasi Variabel Perhitungan CAMEL ... 37

Tabel II. Perhitungan Nilai CAR Tahun 2006 – 2009 ... 39

Tabel III. Perhitungan Nilai BDR Tahun 2006 – 2009 ... 41

Tabel IV. Perhitungan Nilai KAP Tahun 2006 – 2009 ... 43

Tabel V. Perhitungan Nilai ROA Tahun 2006 – 2009 ... 45

Tabel VI. Perhitungan Nilai BOPO Tahun 2006 – 2009 ... 47

Tabel VII. Perhitungan Nilai NCM to CA Tahun 2006 – 2009 ... 49

Tabel VIII. Perhitungan Nilai LDR Tahun 2006 – 2009 ... 51

Tabel IX. Nilai Kredit CAR Tahun 2006 – 2009 ... 53

Tabel X. Nilai Kredit BDR Tahun 2006 – 2009 ... 54

Tabel XI. Nilai Kredit KAP Tahun 2006 – 2009 ... 55

Tabel XII. Nilai Kredit ROA Tahun 2006 – 2009 ... 57

Tabel XIII. Nilai Kredit BOPO Tahun 2006 – 2009 ... 58

Tabel XIV. Nilai Kredit NCM to CA Tahun 2006 – 2009 ... 59

Tabel XV. Nilai Kredit LDR Tahun 2006- 2009 ... 60

Tabel XVI. Nilai CAMEL PT. Bank Mandiri, Tbk Tahun 2006 ... 61

Tabel XVII. Nilai CAMEL PT. Bank Mandiri, Tbk Tahun 2007 ... 63

Tabel XVIII. Nilai CAMEL PT. Bank Mandiri, Tbk Tahun 2008 ... 64

(8)

xiv Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran A Neraca PT. Bank Mandiri, Tbk Tahun 2006 – 2009

Lampiran B Laporan Laba/Rugi PT. Bank Mandiri, Tbk Tahun 2006 – 2009 Lampiran C Laporan Perhitungan Kewqajiban Penyediaan Modal Minimum PT.

Bank Mandiri, Tbk Tahun 2006 – 2009

Lampiran D Laporan Kualitas Aktiva Produktif dan Informasi Lainnya PT. Bank Mandiri, Tbk 2006 – 2009

(9)

1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I

PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang

Keberhasilan pembangunan ekonomi suatu negara dapat diukur oleh tingkat laju

pertumbuhan ekonomi. Mankiw (2007) menyatakan bahwa pertumbuhan ekonomi

merupakan salah satu indikator penting untuk melihat keberhasilan pembangunan

ekonomi di suatu negara di samping indikator-indikator lain seperti tingkat

pengangguran, angka kemiskinan, laju inflasi, dan sebagainya. Mengingat

pentingnya pertumbuhan ekonomi bagi kesejahteraan masyarakat, pemerintah

Indonesia selalu menetapkan target pertumbuhan yang akan dicapai setiap tahun.

Perkembangan perbankan nasional di Indonesia mengalami pasang surut

khususnya pada saat krisis moneter tahun 1997 sampai dengan tahun 1998 yang

ditandai dengan turunnya nilai tukar Rupiah terhadap dollar Amerika dan tingkat

inflasi yang tinggi. Hal ini berdampak buruk bagi perekonomian Indonesia, salah

satunya sektor perbankan. Kondisi perbankan yang memburuk disebabkan oleh:

1. Tingkat kepercayaan masyarakat dalam dan luar negeri terhadap perbankan di

Indonesia menurun drastis.

2. Bank kurang memperhatikan prinsip kehati-hatian yang mengakibatkan sebagian

besar bank dilikuidasi. Bank wajib untuk tetap senantiasa memelihara tingkat

kesehatan bank seperti kecukupan modal, kualitas aset, kualitas manajemen,

likuiditas, rentabilitas, dan aspek lain yang berhubungan dengan usaha bank.

3. Proporsi kredit bermasalah yang semakin besar disebabkan ketidakmampuan

(10)

Bab I Pendahuluan

2 Universitas Kristen Maranatha pinjaman, pembayaran bunga, dan lain-lain. Besarnya kredit bermasalah

mempengaruhi penilaian tingkat kesehatan bank.

Bank Indonesia, Pemerintah, dan lembaga internasional berupaya keras

menanggulangi krisis tersebut antara lain dengan:

1. Penyediaan likuiditas kepada bank bermasalah yang dikenal dengan Bantuan

Likuiditas Bank Indonesia (BLBI).

2. Menutup bank‐bank bermasalah dan melakukan konsolidasi perbankan dengan

melakukan merger.

3. Mendirikan lembaga khusus untuk menangani masalah yang ada di industri

perbankan seperti Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN).

4. Memperkuat kewenangan Bank Indonesia dalam pengawasan perbankan melalui

penetapan Undang‐Undang No. 23/1999 tentang Bank Indonesia yang menjamin

independensi Bank Indonesia dalam penetapan kebijakan.

Pada tahun 1999 sampai dengan tahun 2002 pemerintah melakukan pembenahan

di sektor perbankan dalam rangka melakukan stabilisasi sistem keuangan dan

mencegah terulangnya krisis. Langkah penting yang dilakukan pemerintah antara

lain:

1. Memperkuat kerangka pengaturan dengan menyusun rencana implementasi yang

jelas untuk memenuhi 25 Basel Core Principles for Effective Banking Supervision

yang menjadi standar internasional bagi pengawasan bank.

2. Menerapkan bank guarantee scheme untuk melindungi simpanan masyarakat di

bank.

(11)

Bab I Pendahuluan

3 Universitas Kristen Maranatha Pada tahun 2008 kondisi perekonomian kembali diguncang dengan adanya krisis

keuangan global. Dampak krisis yang bermuara di Amerika mengenai subprime

mortgage mengalami resesi yaitu bankrutnya perusahaan Lehman Brothers. Krisis

tersebut berdampak pula pada perekonomian di Indonesia termasuk dunia perbankan

antara lain banyak bank yang melakukan pinjaman ke luar negeri tanpa melakukan

hedging, pemberian kredit yang melebihi batas maksimum pemberian kredit

(BMPK) yang ditetapkan, dan struktur permodalan yang lemah. Bank merupakan

lembaga perantara (intermediary) harus berpegang pada prinsip kesesuaian jatuh

tempo dalam mengelola dananya. Bank yang berhati-hati biasanya menyalurkan dana

masyarakat berjangka pendek menjadi jangka pendek pula, sedangkan kredit jangka

panjang didanai dari dana jangka panjang, tetapi dalam praktiknya ada bank yang

menggunakan dana jangka pendek untuk membiayai proyek properti yang berjangka

panjang (http://rahasia-terbesar.tripod.com/tiga.htm).

Berdasarkan pasal 1 Undang-Undang No.10 Tahun 1998 tentang perbankan,

bank didefinisikan sebagai badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat

dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit

dan/atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat

banyak. Dari uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa usaha perbankan meliputi

tiga kegiatan utama yaitu:

1. Menghimpun dana

2. Menyalurkan dana

3. Memberikan jasa bank lainnya

Sektor perbankan memiliki peran yang sangat penting antara lain sebagai

(12)

Bab I Pendahuluan

4 Universitas Kristen Maranatha menjaga kepercayaan masyarakat terhadap perbankan menjadi bagian yang sangat

penting untuk dilakukan. Untuk membangun sektor perbankan menjadi lebih baik,

Bank Indonesia perlu melakukan pengawasan dan pengukuran apakah bank yang

beroperasi di Indonesia sudah menjalankan tugas dan wewenangnya serta mentaati

semua aturan perbankan dengan baik. Analisis yang dilakukan berupa penilaian

tingkat kesehatan bank. Kesehatan bank dapat diartikan sebagai kemampuan suatu

bank untuk melakukan kegiatan operasional perbankan secara normal dan mampu

memenuhi semua kewajibannya dengan baik dengan cara-cara yang sesuai dengan

peraturan perbankan yang berlaku (Sigit Triandaru dan Totok Budisantoso, 2006:51).

Tingkat kesehatan bank dapat dinilai dari beberapa indikator seperti CAR, BDR,

CAD, ROA, BOPO, LDR, dan NCM to CA. Salah satu sumber utama yang dijadikan

dasar penilaian adalah laporan keuangan bank. Standar Akutansi Keuangan (1999,

p.2) menyebutkan bahwa laporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan

keuangan yang lengkap meliputi neraca, laporan laba/rugi, laporan perubahan posisi

keuangan (yang dapat disajikan dalam berbagai cara, sebagai laporan arus kas, atau

laporan arus dana), catatan dan laporan lain, serta materi penjelasan yang merupakan

bagian integral dari laporan keuangan.

Dengan adanya laporan keuangan tersebut dapat dihitung sejumlah rasio

keuangan yang biasa dijadikan dasar penilaian tingkat kesehatan bank. Untuk menilai

kinerja perusahaan perbankan dapat dilakukan dengan menggunakan 5 aspek

penilaian, yaitu:

1. Capital (Permodalan)

2. Asset Quality (Kualitas Aset)

(13)

Bab I Pendahuluan

5 Universitas Kristen Maranatha 4. Earnings (Rentabilitas)

5. Liquidity (Likuiditas)

Hasil pengukuran berdasarkan CAMEL diterapkan untuk menentukan predikat

tingkat kesehatan bank yang dikategorikan Sehat, Cukup Sehat, Kurang Sehat, dan

Tidak Sehat.

Luciana Spica Almilia, S.E., M.Si. dan Winny Herdiningtyas, S.E. (2005)

meneliti tentang “Analisis Rasio CAMEL Terhadap Prediksi Kondisi Bermasalah

Pada Lembaga Perbankan 2000 – 2002”. Sampel penelitian yang digunakan terdiri dari 16 bank sehat, 2 bank yang mengalami kebangkrutan, dan 6 bank yang

mengalami kondisi kesulitan keuangan. Variabel yang digunakan adalah 11 rasio

keuangan CAMEL menurut Bank Indonesia sesuai dengan Surat Edaran Bank

Indonesia Nomor 2/20/DPNP tanggal 14 Desember 2001 yaitu CAR, ATTM, APB,

NPL, PPAP terhadap Aktiva Produktif, Pemenuhan PPAP, ROA, ROE, NIM,

BOPO, dan LDR. Hasil penelitian menunjukkan rasio yang memiliki perbedaan yang

signifikan antara bank-bank kategori bermasalah dan tidak bermasalah periode

2000-2002 adalah CAR, APB, NPL, PPAPAP, ROA, NIM, dan BOPO.

Penelitian serupa dilakukan oleh Sri Pujianti dan Dr. Ir. E. Susi Suhendra, MS

dengan judul “Analisis Kinerja Keuangan Mengenai Tingkat Kesehatan Bank

Dengan Menggunakan Metode CAMEL (Studi Kasus Pada PT. Bank Negara

Indonesia (Persero), Tbk Dan PT. Bank Bukopin, Tbk Periode 2006 – 2008”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa PT. Bank Negara Indonesia (Persero), Tbk dan PT.

Bank Bukopin, Tbk dapat dikatakan sebagai bank yang sehat. Namun, PT. Bank

(14)

Bab I Pendahuluan

6 Universitas Kristen Maranatha (Persero), Tbk. Hal ini dapat dilihat dari aspek Asset, Management, Earning, dan

Liquidity yang dimiliki oleh PT. Bank Bukopin, Tbk lebih baik.

Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik untuk mengadakan penelitian dengan

judul “ANALISIS PENILAIAN KINERJA BANK BERDASARKAN METODE CAMEL PADA PT. BANK MANDIRI, TBK PADA TAHUN 2006 – 2009”.

1.2.Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, permasalahan yang muncul adalah:

1. Bagaimana tingkat kinerja PT. Bank Mandiri, Tbk yang terjadi selama tahun 2006

– 2009 dengan menggunakan metode CAMEL?

2. Hal-hal apa saja yang mempengaruhi kinerja PT. Bank Mandiri, Tbk selama tahun

2006 – 2009?

1.3.Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah:

1. Mengetahui tingkat kinerja PT. Bank Mandiri, Tbk yang terjadi selama tahun

2006 – 2009 dengan menggunakan metode CAMEL.

2. Mengetahui hal-hal yang mempengaruhi kinerja PT. Bank Mandiri, Tbk selama

tahun 2006 – 2009.

1.4.Kegunaan Penelitian

(15)

Bab I Pendahuluan

7 Universitas Kristen Maranatha 1. Bagi penulis, penelitian ini dapat membantu penulis untuk menambah

pengetahuan khususnya tentang penilaian tingkat kesehatan bank dan bagaimana

menganalisis kinerja suatu bank.

2. Bagi PT. Bank Mandiri, Tbk, penelitian ini dapat digunakan sebagai sumbangan

pemikiran dan bahan pertimbangan dalam meningkatkan kinerja PT. Bank

Mandiri, Tbk.

3. Bagi masyarakat, penelitian ini dapat menambah wawasan pengetahuan tentang

penilaian tingkat kesehatan bank.

4. Bagi investor, penelitian ini dapat digunakan sebagai informasi mengenai tingkat

kesehatan PT. Bank Mandiri, Tbk sehingga dapat menjadi bahan pertimbangan

dalam memilih PT. Bank Mandiri, Tbk sebagai tempat untuk menginvestasikan

(16)

Bab V Kesimpulan dan Saran

71 Universitas Kristen Maranatha

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Setelah melakukan analisis kinerja PT.Bank Mandiri, Tbk melalui perhitungan

rasio – rasio dari faktor permodalan, kualitas aktiva produktif, rentabilitas, dan

likuiditas kemudian mengolahnya menggunakan metode CAMEL, maka penulis

dapat menyimpulkan hal- hal berikut:

1. Aspek permodalan PT. Bank Mandiri, Tbk yang dilihat dari nilai rasio CAR

menunjukkan keadaan sehat karena selama tahun 2006 – 2009 berada di atas nilai

8,0% sesuai dengan peraturan yang ditetapkan Bank Indonesia.

2. Aspek kualitas aktiva produktif PT. Bank Mandiri, Tbk yang dilihat dari nilai rasio

BDR dan KAP selama tahun 2006 – 2009 menunjukkan keadaan sehat. Hal ini

disebabkan oleh nilai BDR yang relatif kecil dan nilai KAP yang berada di atas

nilai 100%.

3. Aspek rentabilitas PT. Bank Mandiri, Tbk yang diukur dengan rasio ROA pada

tahun 2006 menunjukkan keadaan tidak sehat karena berada di bawah nilai

minimum yaitu 1,20%. Sedangkan rasio ROA pada tahun 2007 – 2009

menunjukkan keadaan yang sehat karena berada di atas nilai minimum.

Aspek rentabilitas PT. Bank Mandiri, Tbk yang diukur dengan rasio BOPO untuk

tahun 2006 - 2009 menunjukkan keadaan yang sehat karena berada di bawah

(17)

Bab V Kesimpulan dan Saran

72 Universitas Kristen Maranatha 4. Aspek likuiditas PT. Bank Mandiri, Tbk yang diukur dengan rasio LDR pada

tahun 2007 menunjukkan keadaan yang sehat karena berada di bawah nilai

maksimal yang ditetapkan Bank Indonesia yaitu 110%. Sedangkan untuk tahun

2006, 2008 dan 2009 nilai rasio LDR menunjukkan keadaan tidak sehat karena

melebihi batas maksimum.

Aspek likuiditas PT. Bank Mandiri, Tbk yang diukur dengan rasio NCM to CA

tahun 2006 – 2009 menunjukkan keadaan yang sehat karena berada di bawah nilai

maksimum yaitu di bawah 19,00%.

5. Kinerja PT. Bank Mandiri, Tbk pada tahun 2006, 2008 dan 2009 yang diukur

menggunakan metode CAMEL memperlihatkan keadaan yang termasuk dalam

kategori “Kurang Sehat” karena berada di antara nilai 51 – 66. Sedangkan untuk

tahun 2007 termasuk dalam kategori “Cukup Sehat” karena berada di antara nilai

66 – 81.

6. Faktor – faktor yang mempengaruhi kinerja PT. Bank Mandiri, Tbk selama tahun

2006 – 2009 adalah perolehan laba bersih setiap tahun, besarnya kredit, dan

kecukupan modal.

5.2. Saran

Adapun saran yang dapat penulis sampaikan berkaitan dengan ini adalah sebagai

berikut:

1. Penelitian pada bidang yang sama di masa mendatang, diharapkan dapat

memasukkan aspek manajemen agar nilai CAMEL dapat menunjukkan hasil

(18)

Bab V Kesimpulan dan Saran

73 Universitas Kristen Maranatha 2. Penelitian yang sama selanjutnya, perlu dilakukan dengan memperlebar periode

pengamatannya. Semakin lebar periode yang diamati, akan membuka peluang

dalam menemukan hal-hal atau temuan baru dalam penelitian tersebut.

3. Rasio CAMEL yang ada pada PT. Bank Mandiri, Tbk rata-rata sudah sesuai

dengan standar yang telah ditetapkan oleh Bank Indonesia, tetapi dengan melihat

nilai rasio ROA, BOPO, dan LDR yang nilainya kurang dari batas minimum maka

sebaiknya PT. Bank Mandiri, Tbk meningkatkan nilai rasionya agar kondisi

bermasalahnya semakin kecil dan agar tidak terulang pada tahun-tahun yang akan

datang.

4. PT. Bank Mandiri, Tbk sebaiknya menampilkan analisis rasio CAMEL secara

sederhana dan representatif dalam laporan tahunannya sehingga pihak-pihak yang

berkepentingan dapat memantau kinerja PT. Bank Mandiri, Tbk secara

menyeluruh dan dapat memotivasi PT. Bank Mandiri, Tbk agar selalu

mempertahankan dan menghasilkan kinerja yang senantiasa lebih baik dari waktu

ke waktu sehingga PT. Bank Mandri, Tbk dapat menjalankan fungsinya sebagai

lembaga keuangan bank yang profesional dan mampu menjaga kredibilitas serta

(19)

Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR PUSTAKA

Dahlan, Siamat (2004). Manajemen Lembaga Keuangan. FE UI. Jakarta.

Dendawijaya, Lukman (2005). Manajemen Perbankan, Edisi Kedua. Penerbit Ghalia Indonesia. Bogor.

Harahap, Sofyan Syafri. (2002). Analisa Kritis Atas Laporan Keuangan. PT Raja Grfindo Persada. Jakarta.

Kasmir (2008). Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya. Rajawali Pers. Jakarta.

Kuncoro, Mudrajad., Suharjono (2002). Manajemen Perbankan: Teori dan Aplikasi, Edisi Pertama. BPFE – Universitas Gajah Mada. Yogyakarta.

Lucia Spica Almilia, Winny Herdiningtyas. (2005). Analisis Rasio CAMEL Terhadap Prediksi Kondisi Bermasalah Pada Lembaga Perbankan Perioda 2000 – 2002. Jurnal Akuntansi dan keuangan. Volume 7. No2, hal 1 – 27.

Munawir, Slamet (2004). Analisis Laporan Keuangan. Edisi Ke-Empat. Liberty. Yogyakarta.

Nazir, Moh (2003). Metode Penelitian Bisnis. Ghalia Indonesia. Jakarta.

Pandia Frianto, Elly Santi Ompusunggu, Achmad Abror. (2004). Lembaga

Keuangan. PT. Rineka Cipta. Jakarta.

PT. Bank Mandiri, Tbk. (2006). Laporan Tahunan 2006. Jakarta.

PT. Bank Mandiri, Tbk. (2007). Laporan Tahunan 2007. Jakarta.

(20)

Universitas Kristen Maranatha PT. Bank Mandiri, Tbk. (2009). Laporan Tahunan 2009. Jakarta.

Riyadi, Selamet (2006). Banking Assets And Liability Management. Edisi Ketiga. Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Univesitas Indonesia. Jakarta.

Skep DIR – BI No. 30/2/UPPB/1990 Jo SE No. 30/23/UPPB/1998 tentang Standar Predikat Tingkat Kesehatan Bank

Sri Pujianti, Dr. Ir. E. Susi Suhendra, MS (2009). Analisis Kinerja Keuangan Mengenai Tingkat Kesehatan Bank Dengan Menggunakan Metode CAMEL (Studi Kasus Pada PT. Bank Negara Indonesia (Persero), Tbk Dan PT. Bank Bukopin, Tbk Periode 2006 – 2008. Ekonomi Akutansi. Universitas Gunadarma. Jakarta

Standar Akuntansi Keuangan PSAK No.1 (IAI:2004:04)

Subagyo, Fatmawati, Sri., Badrudin, Rudi (1998). Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya. Bagian Penerbitan STIE YKPN. Jakarta.

Suliyanto (2005). Metode Riset Bisnis. Penerbit Andi. Yogyakarta.

Susilo, Sri., Triandaru, Sigit., Santoso, A Totok Budi. (2000). Bank dan Lembaga Keuangan Lain. Penerbit Salemba Empat. Jakarta.

Taswan (2010). Manajemen Perbankan. UPP STIM YKPM. Yogyakarta

Undang – Undang No. 10 Tahun 1998 Tentang Perbankan

www. bankmandiri.co.id

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini menjelaskan tentang kurangnya minat belajar siswa terhadap mata pelajaran dasar kompetensi kejuruan teknik komputer dan informatika pada

Jus tru yang terjadi adalah setiap penonton dengan bebas mengendalikan makna atas setiap kode yang diterimanya.. Hal ini terjadi karena setiap penon ton memiliki modal dalam

PROVINSI

[r]

Dari pasar tradisional dapat ditemui angka Larva hookworm paling tinggi, di pasar traditional terdapat 54 sampel yang terkontaminasi dan juga pasar modern

Penelitian yang pernah dilakukan oleh Sutapa, Gede (2011) adalah tentang Porositas, Kuat Tekan, Dan Kuat Tarik Belah Beton dengan Agregat Kasar Batu Pecah Pasca dibakar

Maka pejabat Pengadaan Barang dan Jasa Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Aceh Timur Tahun Anggaran 2015 Mengumumkan Pemenang pada Paket tersebut di atas sebagai berikut

Lampiran : Surat Panitia Pengadaan Barang/ Jasa Konstruksi Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Jawa Tengah TA3. Asli