ANALISIS KINERJA BANK SEBELUM DAN SESUDAH
AKUISISI DENGAN MENGGUNAKAN METODE CAMEL
Studi Kasus : PT BRI (PERSERO) Tbk Dan PT BANK SINARMAS Tbk
Oleh :
Yohanes Catur Margatama NIM : 062214122
PROGRAM STUDI MANAJEMEN JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA
2013
ANALISIS KINERJA BANK SEBELUM DAN SESUDAH
AKUISISI DENGAN MENGGUNAKAN METODE CAMEL
Studi Kasus : PT BRI (PERSERO) Tbk Dan PT BANK SINARMAS Tbk
Oleh :
Yohanes Catur Margatama NIM : 062214122
PROGRAM STUDI MANAJEMEN JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA
2013
ANALISIS KINERJA BANK SEBELUM DAN SESUDAH
AKUISISI DENGAN MENGGUNAKAN METODE CAMEL
Studi Kasus : PT BRI (PERSERO) Tbk Dan PT BANK SINARMAS Tbk
Oleh :
Yohanes Catur Margatama NIM : 062214122
PROGRAM STUDI MANAJEMEN JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA
!
"
# #
$%&'
iv
Hidup
Hidup hanya Sekali jadi, Hiduplah dengan Dahsyat.
Nilai seseorang itu ditentukan dari keberaniannya memikul tanggung jawab, mencintai hidup dan pekerjaannya.
_Tung Desem Waringin_
Obat Kuat
Tersenyum dan berpikirlah positif dan lakukan hal kecil apapun itu dalam setiap hal jika kamu dalam rasa ketakutan, rasa itu akan lebur dan akan hilang menjadi sebuah ketenangan.
_Sir Jhon Chess the Mainrood_
Doa
Jadikanlah Aku Pembawa Damai
_PS 221_
Skripsi ini Kupersembahkan Kepada :
Alm. Emiliana Sulastri ( Ibunda Ku)
KAKAK KAKAK Aku
v
UNIVERSITAS SANATA DHARMA FAKULTAS EKONOMI
JURUSAN MANAJEMEN PROGRAM STUDI MANAJEMEN
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya menyatakan bahwa Skripsi dengan judul:
! "#$% %&'()*+(',* ,*-)(. /0$1'()23#+3 2 *42(. / Dengan ini, saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat keseluruhan atau sebagian tulisan orang lain yang saya ambil dengan cara menyalin, atau meniru dalam bentuk rangkaian kalimat atau simbol yang menunjukkan gagasan atau pendapat atau pemikiran dari penulis lain yang saya akui seolah-olah sebagai tulisan saya sendiri, dan tidak terdapat bagian atau keseluruhan tulisan saya salin, saya tiru, atau saya ambil dari tulisan orang lain tanpa memberikan pengakuan (disebutkan dalam referensi) pada penulis aslinya.
Yogyakarta, 31 Mei 2013 Yang membuat pernyataan,
vi
56789:;6: < =9> 99<;6: ? 6> @A @9<
;@85B C9 ?BC9:=9B57B9D@<> @CC6;6< >B<E9<9C9F6 7B C
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:
Nama : Yohanes Catur Margatama
Nomor Mahasiswa : 062214122
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:
GHGI J KJ KLJ HMNOGP GHLKMP MI QRSGHKM KQS GT
GLQJ KJ KJ SMHUGHRMHUUQHGLG HR MVW SMXGRMI
? YZ [ \C]^ Z^_;>8:B(;6:? 6: `)>a bF]c;>8 9<C?B<9:79 ?>a b
Beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikannya di Internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin atau pun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya. Dibuat di Yogyakarta
Pada tanggal : 31 Mei 2013
Yang menyatakan
vii
ANALISIS KINERJA BANK SEBELUM DAN SESUDAH AKUISISI
DENGAN MENGGUNAKAN METODE CAMEL
Studi Kasus : PT BRI (PERSERO) Tbk Dan PT BANK SINARMAS Tbk
Yohanes Catur Margatama Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta 2013
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) tingkat kesehatan Bank sebelum akuisisi dan setelah akuisisi.
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli 2012 di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Pengumpulan data dilakukan dengan cara melihat hasil Laporan Tahunan Bank yang dipublikasikan ke masyarakat. Peneliti ini dilakukan pada dua Perusahaan yang melakukan akuisisi khususnya pada dunia perbankan. Peneliti melakukan analisis dengan metode CAMEL yaitu Capital, Asset, Management, Earnings, dan Liquidity.
Hasil penelitian ini menunjukkan tingkat kesehatan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk dan juga PT Sinarmas Tbk sebelum akuisisi dan sesudah akuisisi dalam kondisi sehat. Mengambil keputusan untuk mengakuisisi perusahaan lain dapat membantu meningkatkan nilai kesehatan Bank saat mengambil keputusan untuk mengakuisisi.
viii
PERFORMANCE ANALYSIS OF BANK BEFORE AND AFTER THE ACQUISITION BY USING CAMEL
Case Study: PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk and PT Bank Sinarmas Tbk
Yohanes Catur Margatama Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta 2013
This study aims to determine the financial condition of the Bank, before acquisition and after the acquisition.
The study was conducted at two banks making acquisitions. The researcher applies the method of CAMEL Capital, Assets, Management, Earnings, and Liquidity.
The result of this study indicates that the bank of PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk and PT Bank Sinarmas Tbk prior to the acquisition and after acquisition in a healthy condition. From the results of the study also concluded that the decision to acquire another company can help increase the value of the Bank when making decisions to acquire.
ix
KATA PENGANTAR
Puji syukur dan terima kasih penulis haturkan kepada Bapa di Surga atas
cinta kasih, karunia serta berkat yang senantiasa diberikan sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi dengan judul Analisis Kinerja Bank Sebelum dan Sesudah
Akuisisi Dengan Menggunakan Metode CAMEL, studi kasus pada PT BRI
(PERSERO) Tbk Dan PT BANK SINARMAS Tbk.
Skripsi ini ditulis dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk
memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Program Studi Manajemen Fakultas
Ekonomi Universitas Sanata Dharma.
Dalam kesempatan ini tentunya penulis juga ingin mengucapkan terima
kasih atas bantuan dan dukungan dari semua pihak yang turut berperan dalam
penyelesaian skripsi ini. Penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Romo Dr. Ir. Paulus Wiryono Priyotamtama, S.J., selaku Rektor Universitas
Sanata Dharma.
2. Bapak Dr. H. Herry Maridjo, M.Si., selaku Dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
3. Bapak Dr. Lukas Purwoto, S.E., M.Si., selaku Kepala Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dan juga selaku
dosen pembimbing akademik yang telah mendampingi dan membimbing
penulis selama berkuliah di Program Studi Manajemen Universitas Sanata
x
4. Bapak Drs. T. Handono Eko Prabowo, M.B.A.,Ph.D., selaku Dosen
Pembimbing I yang telah membimbing dengan penuh kesabaran,
kesungguhan hati serta memberikan banyak ide dan masukan kepada
penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
5. Ibu Dra Diah Utari BR.,M.,Si, selaku Dosen Pembimbing II yang penuh
kesabaran membimbing dan mengarahkan penulis selama menyelesaikan
skripsi ini.
6. Para Dosen Fakultas Ekonomi Jurusan Manajemen Universitas Sanata
Dharma Yogyakarta yang telah memberikan ilmunya kepada penulis.
7. Orang Tua saya, terima kasih atas cinta, kasih sayang yang selalu
menyertaiku, serta dorongan, kerja keras dan kesabarannya dalam mendidik
dan membimbing saya, terutama Alm Emiliana Sulastri mama saya yang
paling berharga dalam hidup saya dalam kenangan.
8. Kakak – kakak yang saya sayangi Imelda Eko Susananingwati, Irene Dwi
Mayasari, Gregorius Tri Wahyudi, yang telah membantu dan merawat saya
dan menerima baik buruknya saya apa adanya.
9. Terima kasih yang spesial untuk mbak Ima K yang setia mendampingi dan
memberikan semangat yang luar biasa dalam penyelesaian penelitian ini.
10. Buat Saudara-saudara saya Mas Romi dan Mas Andi, Budhe Mami,Om dan
Tante Agus, Om dan Tante Hono, Om dan Tante Erry Anggara,Om George
Ardinan K, Om Didit (GM), OM Daru, Tante Dwi Aprita sekeluarga, Om
Kevin, Keluarga Besar Sowi dan Hadi : Simbah Putri dan Simbah Kakung,
xi
11. Untuk teman seperjuanganku Manajemen 2006 (Dedi Nurmawan, Genk
Gadoel, Yanto-Kribo, Sigit-Itik, Sangga Dam, Kriwil) Terima kasih untuk
masukan dan semangat yang telah diberikan selama ini untuk
menyelesaikan penelitian ini.
12. Teman-teman UKMK dan JARUM kita berorganisasi bersama Om patrix
dkk and pengikut organisasi.
13. Bocah-bocah Kos Apartemen Maryoto yang koplak Viktor, Zakky, Ivo
Genks, Ato.
14. Paragirl’s motivation group( Indra, Ikhe , Sri, Septi)
15. Teman-teman bermain mas agus (Pak RT), mas Agus dan mas Yanto
Burjo,Warung Pak Nanang dan teman-temanku yang lain yang tidak dapat
penulis sebutkan satu persatu. Terima kasih atas kebersamaan dan
dukungannya selama ini.
Yogyakarta, 31 Mei 2013
Penulis
xii
HALAMAN JUDUL ... i
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii
LEMBAR PENGESAHAN... iii
HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... iv
PERNYATAAN KEASLIAN ... v
LEMBAR PERSETUJUAN PUBLIKASI ... vi
ABSTRAK ... vii
ABSTRACT ... viii
KATA PENGANTAR... ix
DAFTAR ISI ... xii
DAFTAR TABEL ... xvi
DAFTAR GAMBAR ... xvii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. LATAR BELAKANG MASALAH ... 1
B. RUMUSAN MASALAH ... 8
xiii
E. MANFAAT PENELITIAN ... 9
F. SISTEMATIKA PEMBAHASAN ... ....10
BAB II LANDASAN TEORI ...12
A. LANDASAN TEORI ... 12
B. JURNAL PENELITIAN SEBELUMNYA ... 19
C. INSTRUMEN PENELITIAN ... 30
D. GAMBARAN PENELITIAN ... 39
BAB III METODE PENELITIAN... 41
A. JENIS PENELITIAN ... 41
B. WAKTU dan TEMPAT PENELITIAN ... 41
C. SUBJEK dan OBJEK PENELITIAN ... 41
D. POPULASI dan SAMPEL ... 42
E. JENIS dan SUMBER DATA ... 42
F. VARIABLE PENELITIAN... 42
G. TEKNIK ANALISIS DATA ... 43
BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN ... 47
A. GAMBARAN UMUM PT BRI Tbk ... 47
1. SEJARAH ... 47
2. VISI dan MISI... 49
xiv
5. PRODUK ... 52
B. GAMBARAN UMUM PT SINARMAS Tbk ... 54
1. SEJARAH ... 54
2. VISI dan MISI... 56
3. MANAJEMEN PERUSAHAAN... 56
4. INFORMASI UMUM PERUSAHAAN ... 57
5. PRODUK ... 58
BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN ... 61
A. ANALISA DATA 1. ANALISA DATA PT BRI Tbk ... 61
a. PT BRI Tbk SEBELUM AKUISISI ... 62
b. PT BRI Tbk SETELAH AKUISISI ... 67
c. PT BRI Tbk SEBELUM dan SETELAH AKUISISI... 72
2. ANALISA DATA PT SINARMAS Tbk ... 76
a. PT SINARMAS Tbk SEBELUM AKUISISI ... 77
b. PT SINARMAS Tbk SETELAH AKUISISI ... 81
c. PT SINARMAS Tbk SEBELUM dan SESUDAH AKUISISI... 85
B. PEMBAHASAN ... 89
1. Kinerja PT BRI Tbk ... 89
xv
DENGAN TEKNIK ANALISIS TREND ... 91
2. Kinerja PT SINARMAS Tbk ... 93
a. KINERJA PT SINARMAS Tbk SEBELUM dan SESUDAH AKUISISI DALAM KESEHATANYA BERDASARKAN CAMEL... 93
b. PERKEMBANGAN TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN TEKNIK ANALISIS TREND ... 95
c. Kinerja Kesehatan Bank Sebelum dan Sesudah Akuisisi pada PT BRI Tbk dan PT SINARMAS Tbk melalui metode CAMEL ... 97
BAB VI KESIMPULAN dan SARAN ...100
A. KESIMPULAN ...100
B. SARAN ...101
DAFTAR PUSTAKA ...103
xvi
Tabel II.1 : JURNAL PENELITIAN SEBELUMNYA...19
Tabel II.2 : PERHITUNGAN CADANGAN AKTIVA YANG DIKLARIFIKASI ... 33
Tabel III.1: TATA CARA PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN BANK
DENGAN METODE CAMEL ... 44
Tabel V.1 : NILAI ASPEK ASPEK RASIO CAR, BDR, CAD, NPM, ROA,
BOPO, LDR, CM TO CA PADA PT BRI Tbk ... 61
Tabel V.2 : NILAI ASPEK ASPEK RASIO CAR, BDR, CAD, NPM, ROA,
BOPO, LDR, CM TO CA PADA PT SINARMAS Tbk ... 76
Tabel V.3 : TABEL PERHITUNGAN KESEHATAN PT BRI Tbk
BERDASARKAN METODE CAMEL... 89
Tabel V.4 : PERHITUNGAN PERKEMBANGAN KESEHATAN BANK
BERDASARKAN CAMEL PT BRI Tbk ... 91
Tabel V.5 : TABEL PERHITUNGAN KESEHATAN PT SINARMAS Tbk
BERDASARKAN METODE CAMEL... 94
Tabel V.6 : PERHITUNGAN PERKEMBANGAN KESEHATAN BANK
xvii
Gambar II.1 : Skema Akuisisi Bank ...39
Gambar II.2 : Skema Kerangka Penelitian Bank ...40
Gambar V.1 : Grafik CAR PT BRI Tbk Sebelum Akuisisi ...63
Gambar V.2 : Grafik BDR PT BRI Tbk Sebelum Akuisisi ...64
Gambar V.3 : Grafik CAD PT BRI Tbk Sebelum Akuisisi ...64
Gambar V.4 : Grafik NPM PT BRI Tbk Sebelum Akuisisi ...65
Gambar V.5 : Grafik ROA PT BRI Tbk Sebelum Akuisisi ...65
Gambar V.6 : Grafik BOPO PT BRI Tbk Sebelum Akuisisi ...66
Gambar V.7 : Grafik LDR PT BRI Tbk Sebelum Akuisisi ...66
Gambar V.8 : Grafik NCM to CA PTBRI Tbk Sebelum Akuisisi ...67
Gambar V.9 : Grafik CAR PT BRI Tbk Setelah Akuisisi ...68
Gambar V.10 : Grafik BDR PT BRI Tbk Setelah Akuisisi ...68
Gambar V.11 : Grafik CAD PT BRI Tbk Setelah Akuisisi ...69
Gambar V.12 : Grafik NPM PT BRI Tbk Setelah Akuisisi ...69
Gambar V.13 : Grafik ROA PT BRI Tbk Setelah Akuisisi ...70
Gambar V.14 : Grafik BOPO PT BRI Tbk Setelah Akuisisi ...71
Gambar V.15 : Grafik LDR PT BRI Tbk Setelah Akuisisi ...71
Gambar V.16 : Grafik NCM to CA PT BRI Tbk Setelah Akuisisi ...72
Gambar V.17 : Grafik CAR PT BRI Tbk Sebelum dan Setelah Akuisisi ...73
Gambar V.18 : Grafik BDR dan CAD PT BRI Tbk Sebelum dan Setelah Akuisisi ...73
xviii
Gambar V.21 : Grafik LDR dan NCM to CA PT BRI Tbk Sebelum dan
Setelah Akuisisi ...75
Gambar V.22 : Grafik CAR PT Sinarmas Tbk sebelum Akuisisi ...77
Gambar V.23 : Grafik BDR dan CAD PT Sinarmas Tbk sebelum Akuisisi...78
Gambar V.24 : Grafik NPM PT Sinarmas Tbk sebelum Akuisisi ...79
Gambar V.25 : Grafik ROA dan BOPO PT Sinarmas Tbk sebelum Akuisisi ...79
Gambar V.26 : Grafik LDR PT Sinarmas Tbk sebelum Akuisisi ...80
Gambar V.27 : Grafik CAR PT Sinarmas Tbk Setelah Akuisisi ...81
Gambar V.28 : Grafik BDR dan CAD PT Sinarmas Tbk Setelah Akuisisi ...82
Gambar V.29 : Grafik NPM PT Sinarmas Tbk Setelah Akuisisi ...82
Gambar V.30 : Grafik ROA dan BOPO PT Sinarmas Tbk Setelah Akuisisi ....83
Gambar V.31 : Grafik LDR dan NCM to CA PT Sinarmas Tbk Setelah Akuisisi ...84
Gambar V.32 : Grafik CAR PT Sinarmas Tbk Sebelum dan Sesudah Akuisisi ...85
Gambar V.33 : Grafik BDR dan Sebelum dan Sesudah Akuisisi CAD PT Sinarmas Tbk ...86
Gambar V.34 : Grafik NPM PT Sinarmas Tbk Sebelum dan Sesudah Akuisisi ...86
Gambar V.35 : Grafik ROA dan BOPO PT Sinarmas Tbk Sebelum dan Sesudah Akuisisi ...87
xix
Tbk ...90
Gambar V.38 : Grafik Perkembangan Kesehatan Bank berdasarkan CAMEL Sebelum dan Sesudah Akuisis pada PT
SINARMAS, Tbk ...95
Gambar V.39 : Grafik Tingkat Kesehatan Bank berdasarkan CAMEL
sebelum dan sesudah Akuisis PT BANK RAKYAT
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Perekonomian dunia diguncang oleh adanya krisis yang melanda
negara adi kuasa yaitu Amerika Serikat yang berakibatkan pada para
pengusaha yang takut akan keadaan perekonomian yang memburuk. Hal ini
mempengaruhi terjadinya krisis global yang mengakibatkan buruknya
kondisi perekonomian. Kondisi ini mempengaruhi perusahaan - perusahaan
yang beroperasi di Indonesia.
Kondisi perekonomian yang kurang stabil mempengaruhi beberapa
usaha, baik manufaktur dan jasa dalam beroperasi. Dalam bidang jasa
khususnya perbankan apabila perekonomian kurang stabil secara elastis
mempengaruhi kinerja keuangan, sehingga berpengaruh kepada para
investor yang menanamkan modal mereka pada Bank. Para investor harus
peka dengan kesehatan Bank, baik investor lama maupun baru.
Para investor harus memperhatikan kesehatan Bank dalam upaya
memperkecil peluang dalam menghadapi kerugian. Pada saat krisis moneter
yang terjadi pada tahun 1997 banyak terjadi permasalahan pada lembaga
keuangan. Beberapa lembaga keuangan salah satunya perbankan mengalami
pembekuan hingga sampai penutupan oleh Bank Indonesia. Beberapa kasus
penutupan Bank Dagang Bali, dan Bank Asiatic, divestasi bank-bank
rekapitulasi, merger dan pembekuan (Dendawijaya, 2005: 261).
Kesehatan Bank dapat dilihat dari beberapa aspek yang mempengaruhi
kinerjanya salah satunya yang dapat dilihat melalui kinerja keuangan.
Dengan memperhatikan bagian ini lebih intensif maka, para pemilik modal
dan perusahaan dapat mengurangi rasa takut akan resiko kerugian.
Bank yang menjaga kinerjanya dengan baik maka akan selalu
berkembang dan terciptanya peningkatan. Dalam kondisi sehat maka Bank
dapat beroperasi sebagaimana mestinya. Menyadari arti pentingnya
kesehatan suatu Bank bagi pembentukan kepercayaan dalam dunia
perbankan serta untuk melaksanakan prinsip kehati-hatian (Prudential
Banking) dalam dunia perbankan. Bank dapat berkembang dan mewujudkan
misi dengan hasil maksimal apabila kinerja perusahaan terkontrol dengan
baik, salah satunya adalah terkontrolnya kinerja pada keuangan. Pemerintah
juga ikut campur dalam kebijakan perusahaan perbankan karena dalam hal
ini pemerintah sebagai pengawas dan juga Pembina Bank–bank yang ada
melalui Bank Indonesia yang telah tercantum dalam undang-undang RI No
10 Tahun 1998 tentang Perbankan pasal 29. Pemerintah mengeluarkan
beberapa kebijakan dalam upayanya mengatur keseimbangan perekonomian
Pihak perusahaan juga berupaya untuk dapat bertahan dan bersaing
dalam menjalankan usahanya maka salah satu cara dari perusahaaan
melakukan beberapa upaya dalam mengembangkan usahanya dengan
penggabungan usaha. Terdapat beberapa jenis cara penggabungan
perusahaan yang sering dilakukan di beberapa perusahaan Indonesia.
Macam- macam cara penggabungan yang biasa dilakukan (Hardanti,R :
2006,39) yaitu :
1. Merger
Penggabungan dari dua Bank atau lebih dengan cara tetap
mempertahankan berdirinya salah satu dari Bank dan
membubarkan Bank –bank lainya tanpa melikuidasi terlebih
dahulu.
2. Konsolidasi
Penggabungan dari dua Bank atau lebih dengan cara
mendirikan Bank baru dan membubarkan Bank-bank tersebut
tanpa melikuidasi terlebih dahulu.
3. Akuisisi
Pengambilalihan kepemilikan suatu Bank yang berakibat
beralihnya pengendalian terhadap Bank. Dalam penggabungan
dengan bentuk akuisisi biasanya nama Bank yang diakuisisi
Dengan timbulnya beraneka ragam kondisi keuangan yang terjadi
maka beberapa alasan perusahaan/Bank melakukan penggabungan
usaha yaitu :
a. Masalah kesehatan Bank.
b. Modal yang relatif kecil,sehingga sulit untuk melakukan
ekspansi.
c. Manajemen perusahaan/Bank yang semrawut atau kurang
professional sehingga perusahaan menjadi merugi dan sulit
berkembang.
d. Administrasi yang kurang teratur dan masih tradisional.
e. Penguasaan pasar.
Proses penggabungan ini terjadi pada PT. Bank Shinta Indonesia yang
berdiri pada tahun 1989. Proses akuisisi tersebut terdiri dari dua tahap yang
dilalui oleh PT. Sinarmas Multiartha. Pertama, PT. Sinarmas Multiartha
membeli 21 persen saham Bank Shinta Indonesia senilai Rp 17,73 miliar.
Kemudian kelompok usaha Sinarmas ini mengambil alih Bank Shinta
Indonesia dengan menguasai saham sebesar 79 persen untuk dapat
mengambil alih kepemilikan Bank Shinta. (Gandhi Sulistiyanto, Komisaris
Mengapa PT. Sinarmas Multiartha melakukan akuisisi terhadap Bank
Shinta Indonesia antara lain telah dituturkan oleh Komisaris PT. Sinarmas
Multiartha kepada redaksi TEMPO ONLINE.COM.
Kelompok usaha yang pernah menjadi nomor dua di
Indonesia ini mengincar Bank Shinta karena bank ini dinilai
sehat. "Mereka bersih dari kredit macet," ujar Gandhi
Sulistiyanto. Sekitar tiga tahun silam nama Bank Shinta sempat
ramai dibicarakan karena kasus pembobolan deposito. Di luar
kasus kriminal yang tak melibatkan orang dalam itu, Shinta
nyaris tak bermasalah.
Pemilik lama Bank Shinta adalah keluarga Hermijanto. Meski
namanya jarang terdengar, bisnis keluarga ini tergolong likuid.
"Mereka menjual Bank Shinta bukan karena butuh uang, tetapi
lebih karena deal-nya menguntungkan," ujar sumber Tempo
yang dekat dengan keluarga itu. (WWW.TEMPO ONLINE.COM:
posting 13 juni 2005)
Alasan lain juga dituturkan oleh belau sebagai Komisaris adalah di
masa depan, Sinar Mas menginginkan Bank Shinta menjadi bank retail.
"Inginnya seperti Bank Commonwealth di Australia”. Alasan – alasan
tersebut merupakan bagian dari tujuan PT. Sinarmas Multiartha untuk dapat
mengembangkan sayapnya dalam mengembangkan usaha perbankan. Untuk
mendukung langkah perusahaan dalam memperkuat usahanya maka
berubah menjadi Bank Sinarmas dengan dikeluarkanya Surat Keputusan dari
Menteri Hak Azasi Manusia Republik Indonesia pada 20 Desember 2006
Setelah melalui proses pengambilalihan, kini Bank Sinarmas
beroperasi dan bersaing untuk menguasai pasar dalam bidang perbankan
melalui visi dan misi dari perusahaan. Berbagai langkah dilakukan mulai
dari pembiayaan usaha kecil dan mikro hingga kini berkembang menjadi
pembiayaan konsumer dan komersial dan juga pembangunan teknologi
informasi untuk mendukung kegiatan bisnis Bank Sinarmas.
Namun tidak menutup kemungkinan perusahaan ini mengalami
kegagalan dalam menjalankan usaha bisnis ini oleh karena itu diperlukanya
controlling dalam perusahaan maka pihak Bank Sinarmas perlu melakukan
pengawasan pada Bank. Hal ini dilakukan untuk menjaga supaya Bank
dalam kondisi sehat karena hal ini juga perlu berpengaruh kepada para
investor-investor.
Proses akuisisi juga dilakukan oleh PT Bank Rakyat Indonesia Tbk
dalam mengembangkan usahanya. Pernyataan ini dipaparkan oleh Dirut
Bank yaitu Sofyan Basir dalam wawancaranya
Jakarta - PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI)
akhirnya meminang Bank Jasa Arta untuk diakusisi sebagai
unit syariahnya. BRI membeli Bank Jasa Arta seharga Rp
61 miliar. Hal tersebut disampaikan Dirut BRI Sofyan Basir
di sela-sela peringatan ultah Bank Indonesia ke-54 di Gedung BI, Jalan MH Thamrin, Jakarta, Senin (2/7/2007).
Salah satu cara yang digunakan untuk melihat kondisi kesehatan Bank
adalah dengan melakukan penilaian tingkat kesehatan Bank yang telah
ditentukan oleh pemerintah melalui Bank Indonesia dengan mengeluarkan
Surat Keputusan Direksi Bank Indonesia No 30/11/KEP/DIR maka hal-hal
yang perlu diperhatikan adalah Permodalan, Kualitas Aktiva Produktif,
Manajemen, Rentabilitas, Likuiditas. Sedangkan untuk metode yang
digunakan dalam penilaian kesehatan Bank ini sering dikenal dengan istilah
CAMEL yang berisikan Capital, Asset, Management, Earnings, Liquidity
(Taswan, 2006 : 142).
Dalam penilaian kesehatan Bank tersebut data-data dapat diperoleh
melalui laporan keuangan dengan menghitung rasio-rasio yang telah
ditentukan dalam menilai kesehatan Bank sesuai dengan surat Edaran Bank
Indonesia No 6/23/DPNP tanggal 31 Mei 2004 diantaranya adalah : Capital
Adequancy Ratio (CAR), Bad debt Ratio (BDR), Cadangan Aktiva yang
Diklasifikasi, Return on Total Assets (ROA), Rasio Beban Operasional
terhadap Pendapatan Operasional (BOPO), Loan to Deposit Ratio (LDR),
dan juga Net Call Money to Current Assets (NCM-CA). Rasio-rasio tersebut
digunakan untuk melihat kinerja kesehatan Bank melalui laporan keuangan
perusahaan yang selalu rutin dilaporkan pada akhir tahun periode.
Kinerja keuangan pada PT BRI (PERSERO) Tbk dan PT BANK
SINARMAS Tbk perlu di analisis untuk membantu para investor dan
setelah adanya proses akuisisi dengan sebelumnya. Dengan adanya hasil
analisis dan didukung dengan visi serta misi perusahaan, maka PT BRI
(PERSERO) Tbk Dan PT BANK SINARMAS Tbk dapat berupaya untuk
meraih cita-cita perusahaan. Hasil analisis juga membantu perusahaan untuk
menarik konsumen melalui tingkat kesehatan Bank.
Dengan melihat hasil analisis dari penilaian tingkat kesehatan Bank,
maka perusahaan dapat menggunakan hasil ini untuk mengontrol dan
menjadikan pedoman dalam menjalankan perusahaan di bidang perbankan,
hasil penilaian ini juga dapat digunakan oleh investor untuk melihat kondisi
Bank pada saat investasi.
Dengan menganalisis kinerja keuangannya, maka pihak-pihak yang
berkepentingan baik dari Bank maupun para Investor dapat mempergunakan
hasil penilaian tersebut untuk melihat kesehatan Bank yang telah beroperasi
hingga saat ini, berdasarkan laporan keuangan untuk menjalankan usahanya
dengan didukung visi dan misi perusahaan untuk dapat meraih cita-cita
perusahaan.
B. Rumusan Masalah
Bagaimanakah kinerja keuangan PT BRI (PERSERO) Tbk dan PT BANK
SINARMAS Tbk sebelum dan setelah akuisisi dengan menggunakan metode
C. Batasan Masalah
Dalam batasan penelitian berdasarkan pada rumusan masalah, maka penulis
membatasi penelitian ini pada laporan keuangan sebelum dan sesudah proses
akuisisi yang dilakukan pada Bank. Batasan penelitan ini dilakukan dengan
melihat laporan keuangan periode tahunan pada saat sebelum dan sesudah
akuisisi dengan rentang waktu 5 tahun yaitu pada PT BRI (PERSERO) Tbk
pada tahun 2005 sampai 2009 dan PT BANK SINARMAS Tbk pada tahun
2003 sampai 2007.
D. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah maka penelitian ini dilaksanakan untuk
membantu investor dan pihak Bank dalam melihat tingkat kesehatan PT BRI
(PERSERO) Tbk Dan PT BANK SINARMAS Tbk melalui kinerja
keuangan berdasarkan laporan keuangan dengan batasan sebelum dan
sesudah akuisisi pada laporan keuangan tahunan.
E. Manfaat Penelitian
1. Bagi investor, hasil penelitian dapat membantu investor untuk melihat
tingkat kesehatan Bank.
2. Bagi perusahaan, hasil penelitian dapat digunakan untuk melihat tingkat
kesehatan Bank dan juga dijadikan bahan pertimbangan dalam
mengambil keputusan yang berhubungan dengan kepentingan pihak Bank
3. Bagi penulis, hasil penelitian ini membantu penulis untuk dapat
menambah ilmu pengetahuan tentang menghitung tingkat kesehatan
Bank, dan menganalisis kesehatan Bank dari aspek keuangan.
4. Bagi Universitas Sanata Dharma, hasil penelitian dapat membantu
seluruh mahasiswa yang akan menganalisis kesehatan Bank sebagai
referensi.
F. Sistematika Pembahasan
Pembahasan penelitian ini dibuat dengan sistematika pembahasan
penulisan dengan terdiri dari enam bab dengan sistematika sebagai
berikut :
BAB I : PENDAHULUAN
Bab ini menguraikan tentang latar belakang masalah, rumusan
masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika
pembahasan.
BAB II : LANDASAN TEORI
Pada ulasan tentang landasan teori pada bab ini membahas
tentang teori–teori yang berkaitan dengan perhitungan dari
metode CAMEL, yang terdiri dari pengertian-pengertian yang
mendukung teori-teori yang berkaitan dengan bahan
penelitian seperti antara lain pengertian CAR, BDR, CAD dan
BAB III : METODA PENELITIAN
Bab ini mengulas lebih jauh tentang populasi penelitian,
variable penelitian, metode pengumpulan data, dan teknik
analisis data.
BAB IV : GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
Pada bahasan bab untuk gambaran umum perusahaan ini
memaparkan tentang objek dari penelitian dan mengulas
tentang gambaran dari perusahaan.
BAB V : ANALISIS DAN PEMBAHASAN
Bab ini menguraikan tentang langkah–langkah dalam
menganalisis data dan hasilnya serta pembahasan hasil yang
didapat dari pengolahan data yang ada.
BAB VI : PENUTUP
Bab ini berisikan kesimpulan yang dibuat berdasarkan hasil
penelitian, keterbatasan penelitian, serta saran–saran guna
12
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Landasan Teori
1. Pengertian Bank
Pengertian Bank menurut undang–undang RI nomor 10 tahun 1998
tanggal 10 November 1998 tentang perbankan. Bank adalah “ badan usaha
yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan
menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk–
bentuk lainya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak”.
2. Fungsi Bank
Bank yang dinaungi oleh Bank Indonesia mempunyai tujuan yang
sama dalam peranan bank untuk beroperasi di dalam menjalankan usahanya
dalam bidang penyedia layanan jasa. Fungsi utama perbankan Indonesia
adalah sebagai penghimpun dan penyalur dana masyarakat serta bertujuan
untuk menunjang pelaksanaan pembangunan nasional dalam rangka
meningkatkan pemerataan pembangunan dan hasil-hasilnya, pertumbuhan
ekonomi dan stabilitas nasional, kearah peningkatan taraf hidup rakyat
3. Sumber–Sumber Dana Bank
Sumber–sumber dana bank adalah usaha bank dalam menghimpun
dana untuk membiayai operasional. Di dalam usaha bank untuk menghimpun
dana dalam kegiatannya sehari–hari maka bank menghimpun dana yang
bersumberkan dari (Hardanti, 2006: 11-12) :
a. Dana yang bersumberkan dari bank itu sendiri
1) Setoran modal dari pemegang saham.
2) Cadangan–cadangan bank, cadangan laba pada tahun lalu yang tidak
dibagikan kepada para pemegang sahamnya dengan maksud untuk
mengantisipasi laba pada tahun mendatang.
3) Laba bank yang belum dibagi. Laba yang memang belum dibagikan
pada tahun yang bersangkutan sehingga dapat digunakan sebagai
modal untuk sementara waktu.
b. Dana yang bersumberkan dari masyarakat luas.
Dana yang bersumberkan dari masyarakat luas adalah dana yang
dihimpun bank dalam pelaksanaan operasional sehari–hari pada
pelaksanaan layanan yang disediakan bank antara lain :
1) Simpanan Giro
Simpanan Giro adalah simpanan yang penarikanya dapat dilakukan
setiap saat dengan cek, bilyet giro, sarana perintah pembayaran lainya
atau pemindahbukuan. yang telah tercantum dalam undang undang
2) Simpanan Tabungan
Simpanan Tabungan adalah simpanan yang penarikanya hanya dapat
dilakukan menurut syarat–syarat tertentu yang telah disepakati, tetapi
tidak dapat ditarik melalui cek, bilyet giro dan atau alat lain yang
dipersamakan dengan itu, yang telah diatur dalam undang–undang
nomor 10 tahun 1998.
3) Simpanan Deposito
Simpanan yang penarikannya hanya dapat dilakukan pada waktu
tertentu berdasarkan perjanjian nasabah penyimpan dengan bank.
c. Dana yang bersumber dari lembaga lainya.
Sumber dana ini merupakan sumber dana yang dilakukan bank apabila
kedua cara tersebut sulit didapatkan dalam mengumpulkan dana karena
cara ini relatif membutuhkan biaya yang lebih besar dan sifatnya hanya
sementara. Perolehan dana yang bersumber dari lembaga lain adalah :
1) Kredit likuiditas dari Bank Indonesia.
2) Pinjaman Antar Bank (Inter Bank Call Money).
3) Pinjaman dari bank–bank luar negeri.
4. Pengertian Umum Kinerja
Pengertian kinerja hampir sama dengan prestasi kerja yang merupakan
perbandingan hasil-hasil kerja yang secara nyata dengan standar kerja yang
telah ditetapkan. Dalam hal ini kinerja lebih memfokuskan pada hasil
kinerjanya. Tujuan pokok penilaian kinerja dalam perusahaan adalah untuk
memotivasi karyawannya dalam mencapai sasaran organisasi dan dalam
memenuhi standar perilaku yang telah ditetapkan sebelumnya agar
membuahkan tindakan dan hasil yang diinginkan (Mulyadi, 1993: 420).
5. Pengertian Laporan Keuangan
Laporan keuangan adalah laporan yang berisikan informasi yang
berkaitan dengan posisi keuangan, aliran arus kas dan kinerja dari suatu
perusahaan kepada pihak lain yang berkepentingan yang dapat digunakan
sebagai pertimbangan dalam pengambilan keputusan.
6. Tujuan Laporan Keuangan
Tujuan dari Laporan Keuangan adalah untuk memberikan informasi
mengenai posisi keuangan, kinerja dan aliran kas dari suatu perusahaan
kepada pihak lain yang berkepentingan. Laporan keuangan dapat digunakan
sebagai acuan atau pedoman serta informasi dalam pengambilan keputusan.
Laporan keuangan dapat digunakan sebagai alat untuk mengawasi kinerja
Secara umum tujuan pembuatan laporan keuangan perbankan adalah
sebagai berikut (Kasmir, 2003: 240) :
a. Memberikan informasi keuangan tentangjumlah aktiva dan
jenis-jenis aktiva yang dimiliki.
b. Memberikan informasi keuangan tentang jumlah kewajiban dan
jenis-jenis kewajiban baik jangka panjang maupun jangka pendek.
c. Memberikan informasi keuangan tentang jumlah modal
pada waktu tertentu.
d. Memberikan informasi tentang hasil usaha yang tercemin dari
jumlah pendapatan yang diperoleh dan sumber-sumber pendapatan
bank tersebut.
e. Memberikan informasi keuangan tentang jumlah biaya-biaya yang
dikeluarkan dalam periode tertentu.
f. Memberikan informasi tentang perubahan-perubahan yang terjadi
dalam aktiva, kewajiban, dan modal suatu modal.
g. Memberikan informasi tentang kinerja manajemen dalam suatu
7. Pengertian Tentang Penilaian Kesehatan Bank
Penilaian kesehatan bank dimaksud untuk melihat apakah bank dalam
keadaan sehat. Hal ini dilakukan untuk memonitor bank dalam melaksanakan
operasional sehingga nasabah dan para pemegang saham serta semua bagian
yang berkaitan dengan bank tidak mengalami kerugian yang akan
diderita.dalam hal ini penilaian bank dilakukan dengan melihat kinerja dari
laporan keuangan bank, yang ditinjau dengan penilaian kesehatan bank
melalui penilaian yang telah diatur oleh undang–undang perbankan.
Ukuran untuk penilaian kesehatan bank telah ditentukan oleh Bank
Indonesia. Seperti yang tertera dalam Undang-Undang RI No 7 tahun 1992
tentang perbankan pasal 29, yang isinya adalah:
a. Pembinaan dan pengawasan bank dilakukan oleh Bank Indonesia
b. Bank Indonesia menetapkan ketentuan tentang kesehatan bank dengan
memperhatikan aspek permodalan, kualitas aset, kualitas manajemen,
rentabilitas, likuiditas, solvabilitas, dan aspek lain yang berhubungan
dengan usaha bank.
c. Bank wajib memelihara kesehatan bank sesuai dengan ketentuan
sebagaimana dimaksudkan dalam ayat (2) dan wajib melakukan usaha
8. Tujuan Penilaian Kinerja Kesehatan Keuangan
Dalam penilaian ini bertujuan untuk menentukan apakah bank tersebut
dalam kondisi sehat, cukup sehat, kurang sehat atau tidak sehat sehinga bank
Indonesia sebagai Pengawas dan Pembina bank–bank dapat memberikan
arahan bagaimana bank tersebut harus dijalankan dengan baik atau bahkan
dihentikan operasinya (Martono, 2004: 87).
Dari penilaian kinerja kesehatan keuangan maka akan memperoleh
hasil yang dapat dilihat dan dipantau melalui angka–angka perolehan
penghitungan dari CAMEL, metode ini digunakan secara berkala dalam
monitoring tingkat kesehatan bank, maka para nasabah atau investor dapat
menggunakan hasil ini untuk menentukan keputusannya dalam penggunaan
layanan jasa yang disediakan.
Berdasarkan laporan keuangan akan dapat dihitung sejumlah rasio
keuangan yang lazim dijadikan dasar penilaian tingkat kesehatan bank.
Analisis rasio keuangan memungkinkan manajemen untuk
mengidentifikasikan perubahan pada perusahaan, dan hubungan serta alasan
perubahan tersebut. Hasil analisis laporan keuangan akan membantu
menginteprestasikan berbagai hubungan serta kecenderungan yang dapat
memberikan dasar pertimbangan mengenai potensi keberhasilan perusahaan
B. Jurnal Penelitian Sebelumnya
Tabel II.1 : Jurnal Penelitian - Penelitian Sebelumnya
No Peneliti Judul Variable Alat Analisis Hasil
1 Sri Pujiyanti ;
Dr.Ir.E.Susi
Suhendra, MS
Modus, Volume
20 (1) tahun
2009.
ANALISIS KINERJA
KEUANGAN
MENGENAI TINGKAT
KESEHATAN BANK
DENGAN
MENGGUNAKAN
METODE CAMEL
”(STUDI KASUS PADA
PT. BANK NEGARA
INDONESIA
(PERSERO) Tbk DAN
PT. BANK BUKOPIN
Tbk PERIODE
2006-2008) CAMEL • Capital • Asset • Manajement • Earnings • Liquidity Rekapitulasi hasil Perhitungan
Peringkat Komposit :
PerhitunganCAR,
KAP, NPM, ROA,
BO/PO, LDR
• Tingkat Kesehatan PT.
Bank Negara Indonesia
Tbk pada periode
2006-2008 berada pada tingkat
1 dan 2 maka dapat
dikatakan dalam kondisi
Sehat
• Tingkat Kesehatan PT.
Bank Bukopin Tbk pada
periode 2006–2008
berada pada tingkat 1 dan
dalam kondisi Sehat
• PT. Bank Bukopin Tbk
lebih sehat dibanding PT
Bank Negara Indonesia
No Peneliti Judul Variable Alat Analisis Hasil
2 Ahmad Faisol
Jurnal Ilmiah
Volume 3 No 7
Tahun 2007
ANALISIS
KINERJA
KEUANGAN
BANK PADA PT
BANK
MUAMALAT
INDONESIA Tbk
Periode 2004 - 2006
• Likuiditas
• Rentabilitas
• Solvabilitas
• Analisis Rasio
Likuiditas:Cash
ratio, Reserve
Requirement),
Loan to Deposit
Ratio (LDR), Loan
to Asset Ratio (LAR
• Analisa rasio Liquiditas
Bank Muamalat
Indonesia yang terdiri
dari Cash Ratio, Reserve
Requirement (RR),LDR
dan LAR memperlihatkan
kecenderungan angka
rasio yang terus
meningkat dari tahun ke
• Analisis Rasio
Rentabilitas :
• ROA
• ROE
• BO/PO
• NPM
• Dari Analisis
Rentabilitas dapat dilihat
bahwa perhitungan rasio
rasio yang terkait masuk
No Peneliti Judul Variable Alat Analisis Hasil
• Analisis Rasio
Solvabilitas :
Capital Adequacy
Ratio (CAR), Debt to
Equity Ratio (DER)
• Hasil perhitungan rasio
Solvabilitas
menunjukkan hasil yang
beragam, dan dilihat dari
perhitungan angka DER
maka tingkat solvabilitas
bank dapat dikatakan
buruk pada periode 2004
No Peneliti Judul Variable Alat Analisis Hasil
3 Betty Arviana Analisis Perbedaan
Kinerja Keuangan
Perusahaan Sebelum
Dan Sesudah Merger
(Study Empiris Pada
Perusahaan
Manufaktur Di
BEI)”
Rasio
Keuangan: DER,
GPM, OPM,
NPM, ROE, dan
ROI
paired
sample t-test
Hasil penelitian ini
secara umum
menunjukkan tidak ada
peningkatan yang
signifikan antara kinerja
keuangan perusahaan
sebelum dan sesudah
melakukan merger dan
No Peneliti Judul Variable Alat Analisis Hasil
4 YunantoAdi
Kusumo
Analisis Kinerja
Keuangan Bank
Syariah Mandiri
Periode 2002 – 2007
(Dengan Pendekatan Pbino. 9/1/PBI/2007) • Likuiditas • Rentabilitas • Solvabilitas
• Analisis Rasio
Likuiditas:STM:
Short Term
Mismatch
• Analisis Rasio
Rentabilitas :
NOM: Net
Operating
Margin
• Analisis Rasio
Solvabilitas :
Untuk mendapatkan kinerja
keuangan dengan peringkat
yang bagus, kelima rasio
keuangan tersebut harus
memiliki peringkat yang
bagus juga, terutama rasio
KAP yang memiliki bobot
tertinggi yaitu 50%.
Sehingga jika rasio KAP
kinerjanya meningkat
mengakibatkan kinerja
keuangan bank syariah
Kewajiban
Penyediaan
Modal Minimum
(KPMM)
meningkat, terutama untuk
rasio KAP serta MR yang
kinerjanya masih perlu
No Peneliti Judul Variable Alat Analisis Hasil 5 MUHAMMAD AJI NUGROHO Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Perusahaan Sebelum
Dan Sesudah Merger
Dan
Akuisisi
(Pada Perusahaan
Pengakuisisi,
Periode 2002-2003)
• Profitabilitas :
NPM,ROA,ROE,
• Solvabilitas :
DER, EPS, TATO
• Likuiditas :
Current Ratio
• Uji
Normalitas
• Uji Hiotesis
• Wilcoxon
Signed Ranks
Test
• Uji Manova
1. variable NPM, ROA,
Debt Rasio, EPS,
TATO, CR tidak
menunjukan perbedaan
yang signifikan antar
sesudah dan sebelum
merger.
2. Variable ROE, DER
menunjukan perbedaan
yang signifikan antar
sesudah dan sebelum
No Peneliti Judul Variable Alat Analisis Hasil
6 Surifah
Jurnal
Akuntansi dan
Auditing
Indonesia Vol 6,
No. 2 Desember
2002.
“Kinerja Keuangan
Perbankan Swasta
Nasional Indonesia
Sebelum Dan
Setelah Krisis
Ekonomi”.
Variabel bebas
Yang terdiri dari
CAMEL 1. Capital 2. Assets 3. Management 4. Earning Liquidity
Metode Penelitian
yang digunakan
adalah studi kasus.
Populasi
Penelitian ini adalah
Bank Umum Swasta
Nasional devisa
maupun non devisa.
Sedangkan sampel
yang diambil secara
purposive sampling,
yaitu 17 Bank
Umum Swasta
Berdasarkan pengujian
dengan rasio CAMEL
berbeda secara signifikan
antara sebelum dan setelah
krisis ekonomi dan
kebanyakan rasio
menunjukkan bahwa setelah
krisis ekonomi justru lebih
tinggi dibandingkan sebelum
Nasional Devisa dan
15 Bank Umum
Swasta Nasional
C. Instrumen Penelitian
1. Instrumen–Instrumen Penilaian Kinerja Kesehatan Bank
Dalam penggunaan metode CAMEL dalam menilai tingkat kinerja
kesehatan bank terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan didalamnya.
Beberapa aspek yang mendukung dalam penilaian tingkat kinerja telah diatur
oleh pemerintah yang meliputi Instrumen–Instrumen Penilaian Tingkat
Kesehatan Bank :
Berdasarkan ketentuan yang telah berlaku dalam penilaian tingkat
kesehatan bank dapat dilakukan dengan metode yang dikenal dengan metode
CAMEL, metode ini menghitung besarnya rasio pada laporan keuangan pada
aspek - aspek berikut ini :
a. Capital (Modal)
Untuk menghitungnya digunakan rasio Capital Adequacy Ratio (CAR)
dengan rumus sebagai berikut.
X 100 %
Atau secara rinci dapat dihitung dengan
CAR = X 100 %
Dengan perhitungan nilai kredit sebagai berikut :
Untuk CAR = 0 % atau negatif, nilai kredit = 0
Untuk setiap kenaikan 0,1% nilai kredit ditambah 1 dengan bobot
Modal inti ini terdiri atas:
1) Modal Disetor, yaitu modal yang disetor secara kolektif oleh
pemilik (bisa dalam bentuk kepemilikan saham).
2) Agio Saham, yaitu selisih lebih dari harga saham dengan nilai
nominal saham, apabila terjadi selisih negatif maka selisih
tersebut menjadi pengurang.
3) Modal Sumbangan, yaitu modal yang diperoleh kembali dari
sumbangan saham atau uang oleh pihak lain, termasuk selisih
nilai yang tercatat dengan harga apabila saham dijual kembali.
4) Cadangan Umum, yaitu caadangan yang dibentuk dari
penyisihan laba yang ditahan.
5) Cadangan Tujuan, yaitu bagian laba setelah pajak yang
disisihkan untuk tujuan tertentu atas persetujuan RUPS
6) Laba ditahan, yaitu saldo laba bersih setelah pajak yang RUPS
diputuskan untuk tidak dibagikan.
Modal Pelengkap terdiri atas cadangan-cadangan yang dibentuk bukan
dari laba setelah pajak serta pinjaman yang sifatnya dipersamakan
dengan modal.
Secara terinci modal pelengkap dapat berupa:
1) Cadangan revaluasi aktiva tetap, yaitu cadangan yang dibentuk
dari selisih penilaian kembali aktiva tetap yang telah
2) Cadangan penghapusan aktiva yang diklasifikasikan, yaitu
cadangan yang dibentuk dengan cara membebani laba rugi
tahun berjalan. Hal ini dimaksudkan untuk menampung
kerugian yang mungkin timbul sebagai akibat tidak
diterimanya kembali sebagian atau seluruh aktiva produktif.
Berdasarkan ketentuan Bank Indonesia, bank yang dinyatakan
termasuk sebagai bank yang sehat harus memiliki CAR paling
sedikit sebesar 8 %.
b. Assets (Aktiva)
Untuk menilai aspek Assets atau aktiva adalah dengan dua hal
berikut, Rasio BDR (Bad Debt Ratio) dan CAD (Cadangan Aktiva
yang Diklasifikasikan).
Untuk BDR dihitung dengan Rumus :
X 100 %
Aktiva produktif meliputi :
1) Kredit yang diberikan bank dan telah dicairkan,
2) Surat-surat berharga (baik surat berharga pasar uang maupun
surat berharga pasar modal),
3) Penyertaan Saham, dan
Nilai kredit rasio aktiva produktif yang di klarifikasi dihitung
sebagai berikut :
1) Untuk BDR = 15,5 % atau lebih, nilai kredit = 0
2) Untuk setiap penurunan 0,15 %, nilai kredit ditambah 1
dengan maksimum 100.
Dengan bobot CAMEL untuk BDR adalah 25% dalam kecukupan
bad debt ratio.
Untuk perhitungan Cadangan Aktiva yang Diklarifikasi (CAD)
sendiri dengan menggunakan kategori yang diklasifikasikan
seperti :
Tabel II.2 :
Perhitungan Cadangan Aktiva yang Diklarifikasi
NO Kategori Kredit Cadangan yang wajib dibentuk
1 2 3 4 5 Lancar Perhatian khusus Kurang lancar Diragukan Macet
0% x besarnya rekening dalam kategori tersebut
5% x besarnya rekening dalam kategori tersebut
15% x besarnya rekening dalam kategori tersebut
50% x besarnya rekening dalam kategori tersebut
100% x besarnya rekening dalam kategori tersebut
Jumlah APYD Jumlah dari seluruh nilai Cadangan yang di bentuk
Nilai kredit rasio penyisihan penghapusan aktiva produktif yang di
klarifikasi dihitung sebagai berikut:
1) Untuk rasio = 0 tidak memiliki cadangan, maka nilai
kredit = 0
2) Untuk setiap kenaikan sebesar 1% nilai kredit ditambah
1 dengan maksimum 100.
3) Nilai bobot dalam CAMEL untuk CAD sebesar 5%
Cadangan aktiva yang diklarifikasi ini dibentuk dengan
menyisihkan sebagian laba dan merupakan persetujuan pemegang
saham bank yang dilakukan dalam rapat umum pemegang saham.
c. Management (Manajemen)
Untuk aspek manajemen dinilai dengan ketentuan yang
dikeluarkan oleh Bi sesuai dengan SK Dir BI no 30/12/kep/DIR/97
dengan menilai :
• Manajemen Umum (10 %)
1) Strategi.
2) Struktur.
3) Sistem.
4) Kepemimpinan.
Ketentuan tersebut digunakan untuk menilai kinerja dengan
menggunakan beberapa pertanyaan yang terkait dengan
manajemen bank. Dalam Penilaian aspek manajemen untuk
menghitung kinerja berdasarkan laporan keuangan sebagai alat
perhitunganya adalah dengan menggunakan rumus perhitungan
Net Profit Margin (NPM).
NPM (Net Profit Margin) = x 100 %
Untuk nilai dalam perhitungan kecukupan NPM dalam bobot
CAMEL adalah 25%
d. Earnings (Rentabilitas)
Untuk aspek rentabilitas dihitung dengan dua rasio yaitu dengan :
1) ROA (Return on total Assets)
Return on Total Assets dapat dihitung dengan rumus :
x 100 %
Penilaian rasio laba sebelum pajak dalam 12 bulan terakhir
terhadap rata-rata volume usaha dalam periode yang sama
sebesar 0% atau negatif diberi nilai kredit 0 dan untuk setiap
kenaikan 0,015% mulai dari 0% nilai kredit ditambah 1 dengan
poin x ROA Komponen Kredit Nilai 1 % 015 , 0 ) ( =
Dengan nilai bobot dalam CAMEL adalah 5% dalam
perhitungan nilai ROA.
2) BOPO (Ratio Beban Operasional terhadap Pendapatan
Operasional)
Untuk menghitung BOPO digunakan rumus sebagai berikut :
x 100%
Penilaian Rasio Biaya Operasional dalam 12 bulan terakhir
terhadap Pendapatan Operasional dalam periode yang sama
sebesar 100% atau lebih diberi nilai kredit 0 dan untuk setiap
penurunan sebesar 0,08%, nilai kredit ditambah 1 dengan
maksimum 100 ( Sihol & Daniel, 2007:180).
poin x BOPO Komponen Kredit Nilai 1 % 08 , 0 ) -% 100 ( =
Nilai kredit tersebut dikalikan dengan bobot CAMEL untuk
rasio BOPO adalah 5% untuk menghasilkan nilai untuk Komponen
e. Liquidity (Likuiditas)
Untuk menilai likuiditas bank dalam acuannya terdapat dua
langkah yang dinilai. Dalam hal ini menggunakan langkah berikut
dalam perhitungannya.
1) LDR (Loan to Deposit ratio)
x 100 %
Batasan kewajaran angka LDR adalah dibawah 110% yang
berarti jumlah kredit yang disalurkan sama dengan jumlah dana
masyarakat yang berhasil dihimpun bank. Bila angka LDR
melambung diatas 110% maka bank tersebut mengobral kredit
sehingga sebagian dananya didapat dari pinjaman bank-bank
dan pihak lain.
Nilai kredit untuk LDR adalah sebagai berikut :
Untuk rasio LDR sebesar 110 % atau lebih , nilai kredit = 0
sedangkan untuk LDR dibawah 110% nilai kredit = 100%.
Dengan nilai bobot CAMEL dalam perhitungan LDR sebesar
5%.
Jumlah kredit yang diberikan merupakan jumlah kredit yang telah
Dana pihak ketiga meliputi simpanan masyarakat berupa giro,
tabungan dan berbagai jenis deposito, sedangkan dana KLBI
(Kredit Likuiditas Bank Indonesia) adalah volume pemberian
pinjaman (kredit) yang diberikan Bank Indonesia kepada bank
yang bersangkutan.
2) NCM to CA (Net Call Money to Current Assets)
NCM to CA adalah selisih absolute antara volume transaksi
Call Money yang diberikan oleh suatu bank umum kepada
bank lain dengan volume transaksi Call Money yang diterima
yang diterima bank tersebut dengan bank yang lain.
Untuk nilai kredt dihitung sebagai berikut :
1. Untuk rasio 100% atau lebih , nilai kredit = 0
2. Untuk setiap penurunan 1 %, nilai kredit ditambah
1 dengan maksimum 100.
3. Dengan nilai bobot dalam perhitungan CAMEL
D. Gambaran Penelitian
1. Skema Akuisisi Bank
Sebelum Akuisisi Sesudah Akuisisi
Gambar II.1 : Skema Akuisisi Bank
Sumber: Yulianto. 2008. Analisis Kinerja Keuangan Perusahaan Publik
yang Melakukan Merger dan Akuisis selama dan sesudah krisis
moneter.Surakarta: Universitas Muhammadiyah. Mengendalikan Bank A
Bank B Bank B
2. Skema Kerangka Penelitian Kesehatan Bank
Gambar II.2 : Skema Kerangka Penelitian Kesehatan Bank Bank
Laporan Keuangan
Rasio Keuangan
ROA BOPO
LDR
NCM to CA
CAR BDR
CAD
NPM
Metode CAMEL
Analisis
41
BAB III
METODA PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang dilakukan penulis adalah dengan meneliti hasil
laporan keuangan yang dilaporkan sebagai laporan keuangan perusahaan,
dengan sebuah metode penelitian.
B. Waktu dan Lokasi Penelitian
1. Waktu
Waktu penelitian dilakukan pada bulan Juni 2012
2. Lokasi
Lokasi Penelitian dilakukan di Pojok Bursa Efek Indonesia, Fakultas
Ekonomi Sanata Dharma Yogyakarta
C. Subyek dan Obyek Penelitian
Subyek dalam penelitian ini adalah PT BRI (PERSERO) Tbk dan PT
BANK SINARMAS Tbk. Sedangkan obyek dalam penelitian ini adalah data
keuangan sebelum dan sesudah akuisisi pada perusahaan PT BRI
(PERSERO) Tbk pada tahun 2005 hingga 2009 dan PT BANK SINARMAS
D. Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian kesehatan bank adalah data-data keuangan yang
berada pada laporan keuangan yang diterbitkan oleh perusahaan khususnya
perbankan. Untuk sampel yang digunakan adalah laporan keuangan bank
yang melakukan akuisisi yaitu laporan keuangan PT BRI (PERSERO) Tbk
dan PT BANK SINARMAS Tbk.
E. Jenis dan Sumber Data
Data kuantitatif yaitu data yang berupa angka–angka yang memiliki
satuan hitung dan dapat dihitung secara sistematis yaitu data keuangan
perusahaan yang dapat diperoleh melalui pojok BEI FE Sanata Dharma.
F. Variable Penelitian
Penelitian ini akan menguji hasil laporan keuangan yang ada dalam tengang
waktu tertentu dengan beberapa faktor, yaitu menghitung :
1. Variable Terikat
Variabel terikat dalam penelitian ini adalah hasil jumlah bobot presentase
2. Variable Bebas
Variable bebas dalam penelitian adalah presentase faktor-faktor yang
mempengaruhi CAMEL (%) :
a. C (Capital): CAR (Capital Adequacy Ratio)
b. A (Asset ): BDR (Bad Debt Ratio)
CAD (Cadangan aktiva yang Diklasifikasikan)
c. M (Management): NPM (Net Profit Margin)
d. E (Earnings): ROA (Return on Assets)
BOPO (Beban Operasional terhadap Pendapatan
Operasional)
e. L (Liquidity): LDR (Loan to Deposit Rasio)
NCM to CA (Net Call Money to Current Asset)
G. Teknik Analisis Data
1. Metode CAMEL
Metode penelitian yang digunakan adalah CAMEL ( Capital,
Asset, Management, earnings, Liquidity )dalam menilai tingkat
kesehatan bank, maka yang akan digunakan dalam pelitian
Tabel III.1 :
Tata Cara Penilaian Tingkat Kesehatan Bank (Metode CAMEL)
Uraian C A M E L
Singkatan dari Capital Assets Management Earnings Liquidity
Bahasa
Indonesia
Modal Aktiva Manajemen Rentabilitas Likuiditas
Yang dinilai Kecukupan modal Kualitas Aktiva Produktif Kualitas Manajemen Kemampuan Menghasilkan Laba Kemampuan bank dalam menjaga likuiditas
Jumlah rasio 1 2 2 2 2
Rasio (1) CAR
(1) BDR (2) CAD Manajemen Umum Manajemen Resiko (1) ROA (2) BOPO (1) LDR
(2) NCM to CA
Perhitungan
Nilai kredit
0 s/d max
100
(1) max 100
(2) max 100
(1) max 100
(2) max 100
(1) max 100
(2) max 100
(1) max 100
(2) max 100
Bobot 25 %
( 1 ) 25 %
( 2 ) 5 %
Total 30 %
( 1 ) 10 %
( 2 ) 15 %
Total 25 %
( 1 ) 5 %
( 2 ) 5 %
Total 10 %
( 1 ) 5 %
( 2 ) 5 %
Total 10 %
Sesuai dengan tabel III.1 tersebut, maka dapat ditemukan nilai
yang digunakan sebagai acuan dalam mengetahui hasil yang ada dengan
pedomananya adalah sebagai berikut dari hasil perhitungan CAMEL (%) :
Maka dapat dilihat sebagai berikut dalam rumus (Lukman, Manajemen
Perbankan. 2002: 150) :
∑ Bobot Yn = % C + % A + % M + % E + % L
Keterangan :
81–100 = Sehat
66 - < 81 = Cukup sehat
51 - < 66 = Kurang sehat
0 - < 51 = Tidak sehat
∑ Bobot Yn = Jumlah total % dari CAMEL pada tahun ke n
% C = Hasil persentase bobot pada perhitungan rasio aspek Capital
% A = Hasil persentase bobot pada perhitungan rasio aspek Assets
% M = Hasil persentase bobot pada perhitungan rasio aspek
Management
% E = Hasil persentase bobot pada perhitungan rasio aspek
Earnings
% L = Hasil persentase bobot pada perhitungan rasio aspek
2. Analisis Grafis
a. Real Data
Hasil pengukuran dan pengamatan suatu variabel yang
bentuknya dapat berupa angka, kata-kata.
b. Tren
Menggunakan analisa trend dengan metode kuadrat terkecil
(least square). Garis trend secara matematik dapat
dinyatakan dengan rumus : Y = a + bx
Keterangan :
Y : nilai variabel yang akan ditentukan
a : nilai Y apabila X sama dengan nol
b : perubahan nilai Y dari waktu ke waktu
X : periode waktu dan tahun dasar
Untuk menentukan nilai a dan b pada persamaan trend
linier dapat digunakan rumus:
a =∑ Y / N
b =∑ XY / ∑X2
keterangan :
N = banyaknya tahun yang digunakan
Y = jumlah nilai bersih masing-masing bank
47
BAB IV
GAMBARAN UMUM
A. Gambaran Umum PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) Tbk
1. Sejarah
PT Bank Rakyat Indonesia (PERSERO) Tbk adalah salah satu bank
milik pemerintah yang terbesar di Indonesia. Pada awalnya Bank Rakyat
Indonesia (BRI) didirikan di Purwokerto, Jawa Tengah oleh Raden Bei
Aria Wirjaatmadja dengan nama De Poerwokertosche Hulp en Spaarbank
der Inlandsche Hoofden atau "Bank Bantuan dan Simpanan Milik Kaum
Priyayi Purwokerto", suatu lembaga keuangan yang melayani orang-orang
berkebangsaan Indonesia (pribumi). Lembaga tersebut berdiri tanggal 16
Desember 1895, yang kemudian dijadikan sebagai hari kelahiran BRI.
Pada periode setelah kemerdekaan RI, berdasarkan Peraturan
Pemerintah No. 1 tahun 1946 Pasal 1 disebutkan bahwa BRI adalah
sebagai Bank Pemerintah pertama di Republik Indonesia. Dalam masa
perang mempertahankan kemerdekaan pada tahun 1948, kegiatan BRI
sempat terhenti untuk sementara waktu dan baru mulai aktif kembali
setelah perjanjian Renville pada tahun 1949 dengan berubah nama menjadi
Bank Rakyat Indonesia Serikat. Pada waktu itu melalui PERPU No. 41
tahun 1960 dibentuklah Bank Koperasi Tani dan Nelayan (BKTN) yang
Maatschappij (NHM). Kemudian berdasarkan Penetapan Presiden
(Penpres) No. 9 tahun 1965, BKTN diintegrasikan ke dalam Bank
Indonesia dengan nama Bank Indonesia Urusan Koperasi Tani dan
Nelayan.
Setelah berjalan selama satu bulan, keluar Penpres No. 17 tahun
1965 tentang pembentukan bank tunggal dengan nama Bank Negara
Indonesia. Dalam ketentuan baru itu, Bank Indonesia Urusan Koperasi,
Tani dan Nelayan (eks BKTN) diintegrasikan dengan nama Bank Negara
Indonesia unit II bidang Rural, sedangkan NHM menjadi Bank Negara
Indonesia unit II bidang Ekspor Impor (Exim).
Berdasarkan Undang No. 14 tahun 1967 tentang
Undang-undang Pokok Perbankan dan Undang-Undang-undang No. 13 tahun 1968 tentang
Undang-undang Bank Sentral, yang intinya mengembalikan fungsi Bank
Indonesia sebagai Bank Sentral dan Bank Negara Indonesia Unit II Bidang
Rular dan Ekspor Impor dipisahkan masing-masing menjadi dua Bank
yaitu Bank Rakyat Indonesia dan Bank Ekspor Impor Indonesia.
Selanjutnya berdasarkan Undang-undang No. 21 tahun 1968 menetapkan
kembali tugas-tugas pokok BRI sebagai bank umum.
Sejak 1 Agustus 1992 berdasarkan Undang-Undang Perbankan No.
7 tahun 1992 dan Peraturan Pemerintah RI No. 21 tahun 1992 status BRI
berubah menjadi perseroan terbatas. Kepemilikan BRI saat itu masih
Pemerintah Indonesia memutuskan untuk menjual 30% saham bank ini,
sehingga menjadi perusahaan publik dengan nama resmi PT Bank Rakyat
Indonesia (Persero) Tbk, yang masih digunakan sampai dengan saat ini.
2. Visi Dan Misi
Visi
Menjadi bank komersial terkemuka yang selalu mengutamakan kepuasan
nasabah.
Misi BRI
• Melakukan kegiatan perbankan yang terbaik dengan
mengutamakan pelayanan kepada usaha mikro, kecil dan menengah
untuk menunjang peningkatan ekonomi masyarakat.
• Memberikan pelayanan prima kepada nasabah melalui jaringan
kerja yang tersebar luas dan didukung oleh sumber daya manusia
yang profesional dengan melaksanakan praktek good corporate
goverrnance.
• Memberikan keuntungan dan manfaat yang optimal kepada
3. Manajemen Perusahaan
Dewan Komisaris
Komisaris Utama : Bunasor Sanim
Komisaris Independen : Aviliani
Komisaris Independen : Adhyaksa Dault
Komisaris Independen : Hermanto Siregar
Komisaris : Agus Suprijanto
Komisaris : Heru Lelono
Direksi
Direktur Utama : Sofyan Basyir
Direktur :
1. Toni Soetirto
2. Djarot Kusumayakti
3. Sarwono Sudarto
4. Sulaiman A. Arianto
5. Lenny Sugihat
6. Randi Anto
8. Suprajarto
9. Asmawi Syam
10. Gatot Mardiwasisto
4. Informasi Umum Perusahaan
Nama Perusahaan :
PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk.
Pendirian Perusahaan :
18 Desember 1968 berdasarkan Undang-Undang No. 21 Tahun 1968
Alamat Perusahaan :
Gedung BRI I Jl. Jend Sudirman Kav. 44–46 Jakarta 10210
No. Telp. Perusahaan :
(62-21) 2510244, 2510254, 2510264, 2510269, 2510279
No. Fax Perusahaan :
(62-21) 2500065, 2500077
Website:
www.bri.co.id
Bidang Usaha :
Perbankan
Komposisi Pemegang Saham :
Negara Republik Indonesia (56,75%), Publik (43,25%)
Pencatatan Saham :
Email :
humas@bri.co.id
Call center :
14017 / (62-21) 57987400
Surat menyurat :
Divisi Sekretariat Perusahaan Gedung BRI 1 Lt. 20 Jl. Jend. Sudirman
Kav. 44-46 Jakarta 10210
5. Produk
a. PRODUK SIMPANAN
BritAma
Simpedes
GiroBRI
DepoBRI
Tabungan Haji
BRI Junio
b. PRODUK PINJAMAN
1) Kredit Mikro
• Kupedes
• Kredit Usaha Rakyat (KUR) Mikro
2) Kredit Kecil/Ritel
• Kredit Modal Kerja
• Kredit PPTKI
• Kredit Pemilikan Waralaba
• Kredit Resi Gudang
• Kredit SPBU
• Bank Garansi (BG)
3) Kredit Konsumer
• Kredit Kepemilikan Rumah (KPR)
• Kredit Kendaraan Bermotor (KKB)
• Kredit Multi Guna (KMG)
• Kartu Kredit
4) Kredit Program
• Kredit Usaha Rakyat (KUR) Ritel
• Kredit Koperasi Primer untuk Anggota (KPPA)
• Kredit kepada Kelompok Usaha Kecil (KKUK)
5) Kredit Menengah/Korporasi
• Kredit Modal Kerja (KMK)
• Kredit Modal Kerja Ekspor (KMK-E)
• Standby L/C (SBLC)
• Bank Garansi (BG)
c. JASA PERBANKAN
BRI Priority Banking
Cash Management System
B. Gambaran Umum PT BANK SINARMAS Tbk
1. Sejarah
Pada tahun 2005 PT. Sinar Mas Multiartha, Tbk yang merupakan
Kelompok Usaha Sinarmas yang berada di bawah kelompok usaha
Financial Services mengambil alih PT. Bank Shinta Indonesia yang
didirikan pada tahun 1989 yang memulai operasionalnya sejak Maret
1990. PT. Bank Shinta Indonesia mengalami perubahan nama menjadi
Bank Sinarmas pada Desember 2006.
Sebagai upaya untuk memenuhi arahan Bank Indonesia yaitu agar
bank-bank umum segera menjadi perusahaan Go Public sehingga sebagian
sahamnya dapat dimiliki oleh masyarakat umum, maka pada tahun 2010
setelah mendapatkan pernyataan efektif dari otoritas yang berwenang,
tepatnya pada tanggal 13 Desember Bank Sinarmas mencatatkan saham
perdananya di Bursa Efek Indonesia sehingga meningkatkan struktur
permodalan sebesar Rp. 160 miliar, dari sebelumnya Rp. 568 miliar
menjadi Rp. 728 miliar.
Minat Masyarakat untuk memiliki Saham Bank Sinarmas cukup
tinggi, hal ini dikarenakan oleh pertumbuhan usaha yang cukup
menggembirakan dan cukup signifikan, hal ini dapat dilihat pada total aset
pada akhir Desember 2010 sebesar 11,2 triliun, jaringan kantor bertambah
dan telah terhubung secara real time on-line dan teknologi informasi
perbankan yang telah dicapai.
Sebagai Bank swasta nasional, Bank Sinarmas secara konsisten
mengembangkan pangsa pasarnya ditengah tantangan pasar yang sedang
berkembang di Indonesia. Usaha dan inisitatif diperlukan untuk memenuhi
kebutuhan para nasabah dan masyarakat, maka kegiatan usaha yang
awalnya pada pasar pembiayaan usaha kecil, menengah dan mikro
berkembang pada pembiayaan konsumer dan komersial.
Tuntutan fasilitas teknologi informasi yang serba canggih di masa kini dan
masa depan menjadi tantangan perbankan untuk menyediakan layanan
terbaik kepada masyarakat. Oleh karena itu tahun 2007 Bank Sinarmas
memfasilitasi teknologi perbankan terintegrasi yang tidak terbatas ruang
dan waktu yakni Phone Banking, Internet Banking, dan Automatic Teller
Machine (ATM). Keperluan di bidang IT ini dari waktu ke waktu terus
dikembangkan seiring dengan keperluan bisnis.
Bank Sinarmas melangkah maju mengembangkan diri secara
berkesinambungan dengan semangat dan komitmen yang tinggi dari
pemegang saham, pengurus dan karyawan Bank untuk meningkatkan mutu
pelayanan de