• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. pengguna akan maksimal jika didukung oleh sarana dan prasarana yang sesuai

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II KAJIAN PUSTAKA. pengguna akan maksimal jika didukung oleh sarana dan prasarana yang sesuai"

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

6 BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Sarana Perpustakaan

Selain layanan yang tersedia untuk memenuhi kebutuhan informasi pengguna akan maksimal jika didukung oleh sarana dan prasarana yang sesuai dengan masing-masing layanan yang dimiliki perpustakaan. Sutarno (2006, 122) menyatakan bahwa ”Sarana dan prasarana perpustakaan adalah semua peralatan dan perlengkapan pokok dan penunjang agar kegiatan perpustakaan dapat berjalan dengan baik”.

Selain itu Sutarno (2006, 83) juga menyatakan bahwa

“Sarana perpustakaan adalah semua barang, perlengkapan, dan perabot ataupun inventaris yang harus disediakan di perpustakaan. Sarana dan prasarana perpustakaan untuk setiap jenis perpustakaan jumlah dan jenisnya tidak sama. Namun sekurang-kurangnya harus memiliki perlengkapan, perabot dan peralatan”.

Dari uraian di atas dapat diketahui bahwa sarana perpustakaan merupakan hal yang berkaitan dengan perlengkapan dan perabot ataupun inventaris perpustakaan yang harus disediakan agar dapat mendukung kegiatan perpustakaan sehingga terlaksana dengan baik.

Adapun yang termasuk sarana perpustakaan tersebut antara lain, menurut Cahyono (2003, 4) bahwa “Sarana bahan bacaan merupakan hal yang disediakan oleh perpustakaan”. Dapat diketahui bahwa koleksi atau bahan bacaan perpustakaan merupakan salah satu sarana yang disediakan perpustakaan.

Sarana lainnya yang terdapat di perpustakaan menurut Santoso (2007, 1) bahwa “Penyediaan sarana dan prasarana sebagai akses dimana pustakawan dan

(2)

7

pengguna perpustakaan dapat menggunakan Internet. Perpustakaan menyediakan sejumlah komputer sebagai terminal yang terhubung ke Internet”. Dapat diketahui bahwa komputer yang terhubung ke internet termasuk kedalam salah satu sarana layanan perpustakaan untuk mendapatkan akses informasi yag dibutuhkan.

Sarana perpustakaan yang berfungsi sebagai temu kembali bahan perpustakaan yaitu katalog/ sarana penelusuran. Menurut Suhendar (2005, 2) “Sarana yang berfungsi sebagai temu kembali bahan perpustakaan adalah katalog perpustakaan”. Dapat diketahui bahwa katalog berfungsi sebagai sarana temu kembali sebagai salah satu sarana atau alat bantu pada perpustakaan adalah katalog sebagai sarana penelusuran.

Sedangkan menurut Milburga (1991, 112) bahwa “Sarana perpustakaan yang digunakan dalam proses pelayanan perpustakaan agar terselenggara dengan baik dan efisien adalah ruang perpustakaan beserta perabot perpustakaan”. Dapat diketahui bahwa ruang dan perabotan perpustakaan merupakan salah satu sarana perpustakaan yang digunakan untuk terselenggaranya pelayanan perpustakaan dengan baik.

Dari paparan diatas dapat diketahui bahwa ketersediaan sarana perpustakaan adalah segala sesuatu yang mendukung dan memudahkan terlaksananya kegiatan perpustakaan dalam memenuhi kebutuhan pengguna.

2.1.1. Koleksi Perpustakaan

Di dalam Buku Pedoman Umum Penyelenggaraan Perpustakaan Umum (2000, 19) dinyatakan bahwa “Koleksi perpustakaan umum mencakup bahan

(3)

8

pustaka tercetak seperti buku, majalah dan surat kabar, bahan pustaka terekam dan elektronik seperti kaset, video, piringan (disk) dan lain-lain.”

Menurut Sinaga (2005, 37) koleksi bahan pustaka itu sendiri adalah Keseluruhan bahan-bahan pustaka yang dibina dan dikumpulkan oleh suatu perpustakaan melalui upaya pembelian, sumbangan, pertukaran, atau membuat sendiri dengan tujuan untuk disajikan dan didayagunakan oleh seluruh pemakai perpustakaan.

Pengelompokan bahan pustaka di perpustakaan umum terdiri dari a. Kelompok bahan pustaka anak-anak

b. Kelompok bahan pustaka remaja

c. Kelompok bahan pustaka pandang dengar d. Kelompok bahan pustaka rujukan (referensi)

e. Kelompok bahan pustaka berkala (majalah, surat kabar) f. Kelompok bahan pustaka untuk pemudan dan orang dewasa g. Kelompok bahan pustaka braile

h. Kelompok bahan pustaka khusus seperti koleksi lukisan, foto, dan lain-lain (Perpusnas RI 2006, 19)

Dari uraian di atas dapat diketahui bahwa koleksi perpustakaan mencakup keseluruhan bahan perpustakaan dan memiliki beragam jenis baik atau kelompok yang tercetak maupun bahan perpustakaan elektronik yang terekam, yang di peroleh melalui pembelian, sumbangan, pertukaran atau membuat sendiri yang bertujuan untuk dapat dimanfaatkan atau digunakan oleh seluruh pengguna perpustakaan. Koleksi bahan perpustakaan dapat dibedakan berdasarkan jenisnya. Untuk lebih jelasnya berikut penjelasan mengenai jenis-jenis koleksi perpustakaan:

2.1.1.1. Koleksi Buku Umum

Menurut Yusuf (2007, 10) bahwa “Koleksi buku bisa bermacam-macam jenisnya. Bisa buku bermateri fiksi maupun yang bersifat non fiksi. Keduanya memiliki jenis yang beragam”.

Menurut Bafadal (2006, 27) di tinjau dari isinya bahan pustaka atau buku teks dapat dibagi kedalam 2 kelompok:

(4)

9 a) Buku fiksi

Bahan pustaka yang isinya fiksi, atau buku fiksi seperti buku cerita anak-anak, novel, cerpen.

b) Buku nonfiksi

Bahan pustaka yang isinya disebut nonfiksi seperti buku-buku referensi, biografi, ensiklopedi, majalah, dan surat kabar.

Dari uraian tersebut dapat diketahui bahwa koleksi buku umum pada dasarnya dapat dibagi menjadi dua kelompok yaitu buku fiksi yang mencakup buku cerita anak-anak, novel, cerpen, dan lain sebagainya. Sedangkan buku nonfiksi mencakup buku referensi, biografi, ensiklopedi, majalah, surat kabar dan lainnya. Dengan beragamnya koleksi umum yang ada disebuah perpustakaan diharapkan mampu memenuhi kebutuhan informasi penggunanya.

2.1.1.2. Koleksi Referensi

Koleksi referensi merupakan koleksi yang penting didalam sebuah perpustakaan karena koleksi ini sering dicari oleh pengguna, untuk itu koleksi referensi menjadi koleksi yang wajib ada di perpustakaan. Menurut Junaida (2008, 15) “koleksi referensi adalah koleksi yang dikhususkan untuk memberi informasi singkat dan tidak dapat dipinjamkan dan hanya digunakan di perpustakaan saja, informasi dari koleksi referensi dapat diklasifikasikan berdasarkan bahasa, data, gambar, pedoman, lembaga , pemilihan literatur dan undang-undang”.

Menurut Sumardji (1992, 28) Koleksi referensi adalah :

Kumpulan atau kelompok koleksi pustaka yang terdiri dari bahan - bahan pustaka berisi karya-karya yang bersifat memberitahu/ menunjukkan (informatif/referensial) mengenai informasi-informasi tertentu, yang disusun secara sistematis yang digunakan sebagai alat petunjuk atau konsultasi.

(5)

10

1. Koleksi referensi ditujukan untuk keperluan konsultasi dan tidak dimaksudkan untuk dibaca keseluruhan isinya seperti buku teks biasa 2. Koleksi referensi seringkali terdiri dari entri-entri yang terpotong-potong 3. Pada koleksi referensi informasi disusun untuk memudahkan penelusuran

secara cepat dan menyeluruh

4. Di perpustakaan koleksi referensi biasanya tidak dipinjamkan karena buku tersebut diperlukan setiap waktu untuk konsultasi.

(Murniaty 2006, 9)

Selain itu Lasa yang dikutip oleh Junaida (2008, 8) juga menyatakan bahwa buku referensi dapat dibagi berdasarkan jenisnya, formatnya, maupun kriteria lainnya, yaitu:

a. Kamus/dictionary, adalah kumpulan kata-kata. Kamus memberikan pertolongan pembaca yang menemukan kesulitan tentang kata. Sebab koleksi ini berisi daftar kata yang disusun alfabetis, tiap kata dianalisis dan diolah menurut asal kata, ucapannya, artinya maupun cara penggunaanya juga sering diberikan sinonim, lawan kata. Kadang diberi foto, grafik maupun gambar untuk memperjelas arti. Contoh Kamus Besar Bahasa Indonesia.

b. Ensiklopedi/ encyclopedia, merupakan salah satu koleksi referensi yang banyak dipergunakan pemakai. Jenis karya ini merupakan karya universal, menyeluruh yang berisi ukuran ringkas tentang berbagai cabang ilmu atau bidang ilmu pengetahuan. Entri-entrinya disusun alfabetis seperti pada kamus dan uraiannya dalam bentuk artikel-artikel yang terpisah. Contoh yaitu : Americana, Brittanica, Colliers danWorld Book”.

c. Bibliografi/bibliography, terdiri dari kata ”bibliografi” yang berasal dari bahasa yunani kuno/greek ”biblion” yang berarti buku dan ”graphein” berarti menulis. Kemudian arti ini berkembang menjadi pengertian menulis tentang buku. Juga dapat diartikan sebagai daftar pustaka yag disusun menurut aturan maupun pola tertentu.

d. Sumber Biografi, berasal dari kata “bio” berarti hidup dan “grapheine” yang berarti menulis dan mencatat. Maka biografi diartikan catatan maupun tulisan-tulisan tentang riwayat hidup seseorang atau beberapa orang sejak kecil sampai dewasa yang ditulis seobjektif mungkin. Riwayat hidup ini ditulis sendiri atau ditulis oleh orang lain. Riwayat hidup yang ditulis sendiri oleh pelakunya disebut autobiografi. Contoh : Biografi nasional : Yakni biografi yang mencantumkan sejumlah nama, tokoh dalam bidangnya dalam suatu negara dan biografi khusus: Biografi yang hanya mencantumkan nama-nama orang yang ahli atau tokoh dalam bidang tertentu.

e. ndeks, dapat diartikan sebagai tanda atau petunjuk indikasi. Misalnya IP= indeks prestasi berarti menunjukkan prestasinya juga misalnya indeks bahan makanan, indeks harga dan lain sebagainya.

(6)

11

f. Abstrak, adalah uraian yang dipadatkan dari suatu karangan atau artikel yang biasannya bersifat ilmiah.

g. Buku pedoman/handbook/manual & guidebook, yang dimaksud buku pedoman atau pegangan disini berbeda dengan buku pegangan untuk mengajar bagi guru-guru SD-SMTA. Akan tetapi jenis ini pada umumnya berisi uraian yang dapat dipergunakan untuk mengerjakan sesuatu. Juga merupakan petunjuk ringkas tetapi menyeluruh dalam satu bidang. Di dalam buku ini petunjuk-petunjuknya diberikan secara mendalam dan dilengkapi dengan gambar-gambar agar mudah digunakan.

h. Directori/directory, koleksi ini berupa daftar nama-nama orang, lembaga, organisasi maupun perkumpulan lain yang disusun alfabetis maupun sistematis. Dicantumkan pula data pendukung lainnya seperti: alamat, profesi, pendidikan dan lain-lain. Jenis ini berguna terutama untuk menghubungi orang-orang tertentu maupun akan mengunjungi lembaga tertentu.

i. Almanak , mula-mula almanak diartikan sebagai kalender, penanggalan dalam waktu satu tahun. Kemudia arti ini berkembang menjadi catatan peristiwa dalam berbagai bidang selama waktu tertentu. Pada umumnya, almanak menyajikan fakta, statistik serta informasi dasar tentang berbagai hal sejak soal-soal pertanian sampai pada binatang. Almanak merupakan bahan rujukan tentang kependudukan, bisnis, olahraga serta soal-soal statistik pertanian. j. Buku Tahunan, adalah buku yang memuat peristiwa-peristiwa selama

setahun terakhir (yang sudah lewat). Pada umumnya buku tahunan ini berisi masalah-masalah statistik dan kejadian-kejadian penting selama setahun lewat.

k. Sumber-sumber Ilmu bumi/geographical sources, sumber informasi ini akan memberikan keterangan tentang kota, pulau, gunung, danau, sungai dan sumber-sumber alam maupun hasil karya manusia yang berkaitan dengan kealaman. Koleksi ini sangat berguna untuk penelitian sumber daya alam, penjelajahan, peperangan, pariwisata, transportasi maupun kepentingan keilmuan yang lain.

l. Penerbitan pemerintah, terbitan ini menyajikan informasi yang perlu diketahui oleh masyakarat pada umumnya. Sumber informasi ini tidak dijual belikan di toko-toko buku meskipun isinya diperlukan masyarakat. Penerbitan resmi ini merupakan informasi resmi dalam bidang-bidang pertanian, statistik, peraturan perundangan, pendidikan, pertahanan dan lainnya. Bahkan data statistik dalam almanak juga biasanya berdasarkan sumber resmi yang dikeluarkan oleh pemerintah.

Dari uraian di atas dapat dinyatakan bahwa koleksi referensi adalah koleksi yang bisa digunakan sebagai petunjuk atau buku rujukan yang sifatnya

(7)

12

memberitahukan informasi, koleksi referensi biasanya tidak untuk dipinjam seperti kamus, buku pegangan, ensiklopedi, buku pegangan, buku tahunan, indeks, abstrak, dan lain sebagainya. Untuk mempermudah mengidentifikasi koleksi referensi memiliki beberapa ciri-ciri yaitu terdiri dari entri-entri yang terpotong-potong, biasanya disusun untuk memudahkan penelusuran secara cepat dan menyeluruh.

2.1.1.3. Koleksi Terbitan Berseri

Koleksi terbitan berseri sebaiknya ada di perpustakaan karena pada umumnya koleksi terbitan berseri mempunyai nilai informasi yang terkini atau up to date dan teraktual. Menurut Yulia (2010, 5) yang menyatakan bahwa terbitan berseri adalah terbitan yang diterbitkan terus menerus dalam jangka waktu terbit tertentu, dapat berupa harian, mingguan, bulanan dan sebagainya.

Saleh (1996, 26) juga menyatakan bahwa terbitan berseri mempunyai peran sebagai berikut:

1. Memberi ruang untuk menampung ide, gagasan, pengalaman seseorang

2. Menjadi media untuk menyampaikan hasil-hasil penemuan terbaru dalam bidang tertentu

3. Sumber untuk memperluas wawasan seseorang 4. Sumber untuk mengetahui keahlian seseorang.

Sedangkan menurut Harrod yang dikutip oleh Siregar (2012, 7) bahwa jenis-jenis terbitan berseri antara lain adalah:

1) Surat Kabar

Surat kabar/ Koran adalah suatu terbitan berseri yang sangat kaya akan berita atau informasi mutakhir. Terbitan ini lebih banyak menyajikan informasi dalam bentuk berita. Namun demikian adakalanya surat kabar memuat informasi ilmiah.

(8)

13

Majalah sudah sangat popular dikalangan masyarakat terutama kaum terpelajar. Banyak sekali macam majalah yang ditemukan, mulai dari majalah yang bersifat popular sampai kepada majalah yang bersifat ilmiah.

a) Majalah Komersial

Majalah ini berhubungan dengan professional dan aktivitas lainnya. Tujuan penerbitan majalah ini adalah keuntungan ekonomi dimana penerbit berusaha agar majalah yang diterbitkan dapat dilanggan oleh banyak orang. Contoh majalah ini seperti: Tiras, Tempo, Gadis, Hai, Kartini, Femmina dan lain sebagainya.

b) Majalah Ilmiah (Journal)

Majalah jenis ini banyak diterbitkan oleh lembaga pendidikan maupun lembaga-lembaga penelitian dan organisasi profesi. Isi majalah ini adalah artikel yang ditulis berupa hasil-hasil penelitian mereka. Contoh majalah ilmiah ini seperti: Journal of Animal Science, Jurnal Pustakawan Indonesia, Jurnal Ilmu Pendidikan

c) Majalah Lokal atau Lingkungan Sendiri

Majalah ini diterbitkan dengan tujuan sebagai sarana komunikasi dalam lingkungan sendiri, misalnya lingkungan suatu lembaga dan staf, perusahaan dengan staf dan pemegang saham atau kombinasi dari semuanya. Walaupun isi majalah jenis ini ditujukan sebagai informasi untuk staf lembaga tersebut namun kadang-kadang isinya sangat berguna bagi masyarakat umum, misalnya tentang review bang, review sifatnya teknis dan ilmiah.

d) Buletin

Buletin merupakan suatu terbitan berkala berbentuk majalah yang sebagian isinya serupa dengan warta maupun artikel dan hasil-hasil penelitian. Misalnya: Buletin Penelitian Kesehatan, Buletin Pascasarjana IPB.

3) Advanced in..year’s work in..

Jenis majalah ini agak berbeda dengan majalah pada umumnya, baik format maupun frekuensi terbitnya. Adakalanya majalah jenis ini hanya berisi satu atau dua artikel saja dengan kajian yang sangat mendalam. Frekuensi majalah jenis ini kadang-kadang tidak teratur. Pelanggan terbanyak majalah jenis ini biasanya adalah lembaga seperti perpustakaan dan lembaga penelitian ataupun pusat-pusat informasi. Misalnya: Advanced in Librarianship, New York :Academic Press, Indonesian Agricultural Research & Development journal.

4) Buku Tahunan

Buku tahunan adalah suatu terbitan yang berisi informasi mutakhir dalam bentuk deskripsi dan/atau statistik yang diterbitkan sekali dalam satu tahun. Judul-judul yang sering ditemukan dalam kelompok buku tahunan antara lain: Annual, Yearbook, Kalender, Almanak.

5) Seri Monograf

Monograf adalah meruapakan suatu risalah satu subjek atau bagian subjek atau risalah seseorang yang biasanya sangat terinci tetapi dalam lingkup

(9)

14

yang tidak terlalu luas. Pada umunya seri monograf ini diterbitkan oleh perguruan tinggi atau organisasi profesi.

6) Prosiding

Prosiding pada umumnya disajikan oleh suatu pertemuan ilmiah atau konferensi ataupun symposium. Terbitan yang termasuk kedalam jenis ini adalah Laporan seminar, laporan symposium, laporan lokakarya , laporan konferensi dan lain sebagainya.

7) Transaction dan Memoir

Transaction dan Memoir adalah bentuk terbitan berseri dimana makalah-makalah yang dimuat didalamnya sudah dipresentasikan atau dibacakan sebelumnya pada suatu pertemuan ilmiah dari suatu organisasi profesi atau masyarakat ilmiah. Misalnya Transaction of the American Fisheries Society..

Dari pernyataan di atas dapat diketahui bahwa koleksi terbitan berseri merupakan publikasi atau terbitan yang memiliki waktu tertentu dengan jarak penerbitan yang tetap dan terus menerus tanpa batas waktu tertentu. Terbitan berseri dapat berupa majalah, jurnal, surat kabar, dan lain sebagainya yang memuat informasi mengenai ilmu pengetahuan dan teknologi, pengetahuan umum, hiburan dan lainnya. Koleksi terbitan berseri juga memiliki peran sebagai penampung ide, menjadi media dalam menyampaikan hasil temuan-temuan terbaru, sebagai sumber wawasan seseorang dan sebagai sumber untuk mengetahui keahlian seseorang.

2.1.2 Sarana Internet / Wifi

Perkembangan teknologi menyebabkan adanya internet sebagai sarana yang disediakan oleh perpustakaan. Dengan adanya internet, pengguna dapat menemukan informasi yang dibutuhkannya dalam bentuk elektronik atau noncetak.

Menurut Siregar (2008, 2) menyatakan bahwa “Penyediaan sarana dan prasarana sebagai akses dimana pustakawan dan pengguna perpustakaan dapat

(10)

15

menggunakan Internet. Perpustakaan menyediakan sejumlah komputer sebagai terminal yang terhubung ke Internet”.

Sedangkan menurut Ciolek dan Mathew yang di kutip oleh Pancaputra (2003, 51) yang menyatakan bahwa internet diakui menjadi suatu alat yang berguna bagi kegiatan ilmiah yang produktif.

Sedangkan manfaat internet secara umum menurut Koswara (1998, 188) adalah sebagai berikut:

1. Mendapatkan informasi untuk kehidupan pribadi, seperti informasi kesehatan, hobi, pengembangan pribadi, rohani dan sosial

2. Mendapatkan informasi untuk kehidupan professional/pekerjaan seperti sains, teknologi, perdagangan, saham, komooditas, berita, bisnis, asosiasi profesi, asosiasi bisnis, dan berbagai forum komunikasi 3. Sebagai sarana untuk kerja sama antar pribadi atau kelompok tanpa

mengenal batas dan waktu, batas Negara, ras, kelas ekonomi, ideologi atau faktor lain yang biasanya dapat menghambat pertukaran pikiran. 4. Sebagai sarana bisnis, termasuk iklan dan publikasi secara online,

bisnis bru (koneksi ke internet ke web page), alternative cetak jarak jauh, jenis layanan baru pelanggan, jasa surat elektronik, dan bulletin board.

5. Sebagai media komunikasi.

6. Sebagai sarana penunjang sistem pendidikan jarak jauh. 7. Sebagai sarana hiburan dan hobi.

8. Dapat menekan biaya dan administrasi pengiriman pesan, fax, gambar dan biaya cetak.

9. Dapat memperluas wawasan masyarakat. 10. Globalisasi informasi sumber data tersedia.

11. Merupakan sarana diskusi global bagi para professional, peneliti, pelajar, mahasiswa dan masyarakat umum.

Dari pendapat di atas dapat diketahui bahwa sarana internet di perpustakaan berupa sejumlah komputer yang terhubung ke internet merupakan akses yang dapat dimanfaatkan pengguna ataupun pustakawan untuk mencari informasi atau kegiatan ilmiah yang produktif dalam bentuk non tercetak. Secara umum internet bermanfaat sebagai sarana untuk mendapatkan informasi baik untuk pribadi maupun profesional, sebagai sarana penunjang sistem pendidikan

(11)

16

jarak jauh, memperluas wawasan masyarakat, sebagai sarana diskusi global bagi profesional, peneliti, pelajar, mahasiswa dan masyarakat umum.

2.1.3 Sarana Penelusuran

Salah satu sarana yang penting pada sebuah perpustakaan adalah sarana perpustakaan, untuk menemukan koleksi yang cepat dan mudah. Pengguna perpustakaan dapat memanfaatkan sarana penelusuran. Selain itu, pengguna juga dapat mengetahui koleksi apa saja yang tersedia di sebuah perpustakaan. Katalog perpustakaan merupakan bagian dari sarana penelusuran. Menurut Gates yang dikutip oleh Hasugian (2009, 150) bahwa katalog adalah “suatu daftar yang sistematis dari buku dan bahan-bahan lain dalam suatu perpustakaan dengan informasi deskriptif mengenai pengarang, judul, penerbit, tahun terbit, bentuk fisik, subjek, ciri khas bahan dan tempatnya”.

Hal serupa dinyatakan oleh Soeatminah (1992, 96) bahwa “Katalog adalah daftar pustaka (buku dan non-buku) milik suatu perpustakaan yang disusun secara sistematis sehingga dapat digunakan untuk mencari dan menemukan lokasi pustaka dengan mudah dan cepat”

Katalog juga mempunyai fungsi sebagai berikut:

1. Menunjukkan tempat suatu buku atau bahan lain dengan menggunakan lambang-lambang atau angka-angka klasifikasi dalam bentuk nomor panggil (Call Number)

2. Mendaftar semua buku dan bahan lain dengan susunan alfabetis nama pengarang, judul buku, atau subjek buku yang bersangkutan, kebutuhan dalam suatu tempat khusus di perpustakaan untuk memudahkan pencarian entri-entri atau informasi yang di perlukan 3. Memberikan kemudahan untuk mencari suatu buku bahan lain di

perpustakaan dengan hanya mengetahui salah satu daftar kelengkapan buku yang bersangkutan (Yusuf 1999, 76)

(12)

17

Dari uraian di atas dapat diketahui bahwa sarana penelusuran merupakan hal yang penting pada sebuah perpustakaan. Katalog dapat digunakan untuk mencari dan menemukan lokasi bahan pustaka dengan mudah dan cepat yang disusun secara alfabetis maupun sistematis. Katalog juga berfungsi sebagai penunjuk koleksi buku menggunakan Call Number (Nomor Panggil), Pendaftaran koleksi dengan format alfabetis yang memudahkan pencarian informasi yang dibutuhkan dan memberikan kemudahan untuk mencari koleksi dengan hanya mengetahui salah satu daftar kelengkapan buku yang bersangkutan.

Ada beberapa jenis penelusuran yang bisa dilakukan untuk menemukan koleksi di perpustakaan, antara lain:

1. Penelusuran Katalog Manual

Menurut Sulistiyo-Basuki (2003, 318) bahwa “Katalog perpustakaan yang ada saat ini terdiri dari berbagai bentuk fisik antara lain, katalog berbentuk buku (book catalog), katalog berkas (sheaf catalog), katalog berbentuk kartu (card catalog), katalog berbentuk indeks kasat mata (visible index), kartu puched, mikrofilm, pita magnetis, komputer dan compact disk read only memory (CD-ROM).

2. Penelusuran katalog Online

Katalog online atau sering disebut juga dengan Online Public Access Catalog (OPAC) merupakan katalog yang paling modern yang dimiliki sebuah perpustakaan sampai saat ini. Menurut Corbin yang dikutip Hasugian (2001, 5) bahwa “OPAC adalah suatu katalog yang berisikan cantuman bibliografi dari koleksi satu atau beberapa perpustakaan, disimpan pada magnetic disk atau media rekam lainnya, dan dibuat secara online kepada pengguna”.

Sedangkan Prastowo (2012, 193) menambahkan bahwa OPAC memberi kemudahan bagi pengguna dalam memakainya maupun menyediakan keakuratan dalam menghadirkan data, dapat diakses oleh beberapa orang sekaligus pada saat yang sama dan memberikan keleluasaan pada pengakses untuk memilih tajuk entri, pengarang, judul, subjek atau penerbit.

Dari penjelasan di atas dapat diketahui bahwa katalog yang dikenal pada saat ini di bedakan kedalam dua bentuk: pertama, katalog manual yakni katalog

(13)

18

yang tersedia dalam berbagai bentuk seperti katalog berbentuk buku, katalog berbentuk kartu dan lain sebagainya. Kedua, katalog dalam bentuk online atau dikenal dengan istilah OPAC, karena OPAC di anggap sebagai katalog yang paling modern hingga saat ini karena memberikan kemudahan bagi pengguna dalam menghadirkan data, dapat diakses oleh beberapa orang sekaligus pada saat yang bersamaan dan memberikan banyak pilihan mengaksesnya seperti melalui tajuk entri, pengarang, judul, subjek atau penerbit.

2.1.4 Ruang Perpustakaan

Ruang perpustakaan juga menjadi faktor penting dalam sebuah perpuatakaan. Ruang perpustakaan sebaiknya dibuat senyaman mungkin. Kenyamanan ruang bagi pengguna adalah hal yang utama. Sebagai penunjang kegiatan membaca maupun kegiatan lainnya, pihak perpuatakaan sebaiknya mengetahui apa yang diinginkan pengguna, sehingga pengguna betah berlama-lama berada di perpustakaan.

Menurut Siregar (2008, 12) “ruangan perpustakaan adalah tempat atau bagian tertentu dalam satu gedung perpustakaan yang dipakai untuk meletakkan suatu barang tertentu yang mempunyai fungsi tertentu, yang dibatasi oleh alat pemisah atau penyekat. Agar pelaksanaan kegiatan berjalan dengan baik dan efektif, maka perlu diperhatikan beberapa faktor dalam perancangan ruang perpustakaan, antara lain:

1. Jumlah koleksi dan perkembangannya di masa yang akan datang. 2. Jumlah pemakai atau masyarakat yang dilayani oleh perpustakaan 3. Jumlah bentuk layanan perpustakaan yang disajikan

4. Jumlah petugas/karyawan yang menggunakan ruangan (Perpustakaan Nasional RI 1992, 5)

(14)

19

Jadi dari pendapat di atas dapat diketahui bahwa ruang perpustakaan yaitu sebuah tempat tertentu yang digunakan untuk meletakkan barang dengan fungsi tertentu dengan menggunakan penyekat sebagai pembatas. Dalam perancangan ruang perpustakaan hal yang perlu di perhatikan adalah jumlah koleksi, jumlah pemakai yang akan datang, jumlah layanan yang disajikan serta jumlah petugas yang akan menggunakan ruangan.

Dilihat dari sisi tujuan keberadaannya Lasa (2009, 197) menyatakan bahwa keberadaan gedung atau ruang perpustakaan adalah untuk menampung dan melindungi koleksi perpustakaan sekaligus sebagai wadah untuk melaksanakan kegiatan kepustakaan dan informasi.

Menurut buku Pedoman Umum Perlengkapan Perpustakaan Umum (1992, 5) ruangan yang harus dimiliki oleh setiap perpustakaan adalah:

1. Ruang koleksi

Merupakan ruang tempat penyimpanan koleksi perpustakaan, luas ruangan ini tergantung pada jenis dan jumlah bahan pustaka yang dimiliki serta besar kecilnya luas bangunan perpustakaan. Ruangan koleksi dapat terdiri dari suatu ruangan atau beberapa ruang, misalnya ruang koleksi buku, ruang koleksi majalah, ruang koleksi referensi, ruang koleksi audivisual. 2. Ruang baca

Ruang baca adalah ruang yang digunakan untuk membaca bahan pustaka, luas ruangan ini tergantung pada jumlah bahan pustaka pembaca/pamakai jasa perpustakaan.

3. Ruang pelayanan

Ruang pelayanan adalah tempat peminjaman dan pengembalian buku, meminta keterangan kepada petugas, menitipkan barang atau tas, mencari informasi dan buku yang diperlukan melalui katalog.

4. Ruang kerja teknis administrasi

Ruang kerja teknis administrasi adalah ruang yang digunakan untuk melakukan kegiatan sebagai berikut:

a) Pemerosesan bahan pustaka mulai dari pengadaan sampai bahan pustaka tersebut siap untuk disajikan kepada pemakai.

b) Ruang khusus adalah ruang yang terdiri dari kamar kecil, ruang diskusi/ pertemuan.

(15)

20

Selain itu hal lain yang harus diperhatikan adalah kenyamanan pengguna perpustakaan agar dapat dimanfaatkan dengan maksimal oleh pengguna. Dalam buku Pedoman Tata Ruang dan Perabotan (2011, 36) aspek yang berkaitan dengan kenyamanan pengguna adalah:

1. Pencahayaan

Prinsip dasar untuk ruang perpustakaan adalah

a) Ruang perpustakaan membutuhkan pencahayaan yang merata pada seluruh area, baik pada area koleksi maupun pada area baca

b) Penggunaan sumber cahaya alami perlu dimaksimalkan untuk memberikan penerangan pada siang hari.

c) Cahaya matahari yang masuk melalui bukan jendela harus menyinari ruangan tanpa terhalang.

d) Penggunaan sumber cahaya buatan dapat diterapkan pada saat tertentu, misalnya pada hari mendung atau hujan.

e) Penempatan sumber cahaya harus mempertimbangkan penataan koleksi didalam ruang perpustakaan

f) Pencahayaan pada ruang perpustakaan harus diatur sedemikian rupa agar tidak terjadi ‘glare’ atau silau yang mengganggu keamanan pengguna.

2. Pengudaraan

Prinsip di bawah ini dapat diupayakan untuk mencapai kondisi pengudaraan yang baik di perpustakaan:

a) Idealnya suhu ruang perpustakaan 20 – 40°C dan kelembaban bekisar 40 - 60°C

b) Pengudaraan alami dapat diupayakan melalui bukaan jendela atau ventilasi yang memadai

c) Pengudaraan buatan dapat diterapkan dengan memanfaatkan kipas angin atau exhaust van yang dapat membantu pertukaran udara dalam ruangan

d) Kondisi pengudaraan yang baik sangat diharapkan pada sebagian besar ruang udara.

3. Petunjuk/Tanda

Petunjuk atau tanda-tanda merupakan elemen yang perlu direncanakan dengan baik agar dapat memudahkan pengguna dalam memanfaatkan perpustakaan. Petunjuk dan tanda pada perpustakaan umum harus dirancang agar mudah dilihat penggunanya, memberikan informasi yang dibutuhkan pengguna serta mendukung suasana ruang secara keseluruhan.

Dari penjelasan di atas dapat diketahui bahwa tujuan dari keberadaan ruang perpustakaan adalah untuk menampung dan melindungi koleksi yang ada di

(16)

21

perpustakaan, ruang perpustakaan juga berfungsi sebagai wadah pelaksanaan kegiatan perpustakaan dan informasi. Secara umum ruang perpustakaan dibagi menjadi empat macam yaitu, ruang koleksi, ruang baca, ruang layanan dan ruang kerja teknis administrasi. Selain itu aspek lain yang harus diperhatikan dalam ruang perpustakaan yaitu adanya pencahayaan yang baik dan tepat, pengudaraan untuk mencapai kondisi yang baik sehingga pengguna tidak merasa pengap, serta yang tidak kalah pentingnya adalah dengan adanya petunjuk/tanda yang harus direncanakan dengan baik agar dapat memudahkan pengguna dalam memanfaatkan perpustakaan.

2.1.5 Perabotan dan Perlengkapan

Perabotan dan perlengkapan termasuk sarana yang dibutuhkan oleh pengguna dalam memanfaatkan perpustakaan. Keadaan perabotan dan perlengkapan sebaiknya didesain agar pengguna merasa nyaman dan sesuai dengan standard dan juga harus disesuiakan dengan kondisi sebuah perpustakaan. Dengan adanya perabotan dan perlengkapan sebagai pendukung kegiatan perpustakaan maka akan tingkat pemanfaatan perpustakaan akan maksimal. Menurut Sulistyo-Basuki (1993, 309) yang menyatakan bahwa perabotan dan perlengkapan bergerak mencakup barang-barang untuk umum, ruang kerja, pemberian jasa serta barang tambahan lainnya.

Sejalan dengan hal itu di dalam Buku Pedoman Umum Perlengkapan Perpustakaan Umum (1992, 4) bahwa :

Perabot perpustakaan adalah barang-barang yang berfungsi sebagai wadah atau wahana penunjang fungsi perpustakaan seperti meja, kursi, rak buku, papan peragaan dan lain sebagainya. Sedangkan perlengkapan

(17)

22

perpustakaan adalah barang-barang yang merupakan perlengkapan dan suatu komponen atau kegiatan perpustakaan misalnya mesin ketik, layar proyektor dan sebagainya.

Perabot dan perlengkapan perpustakaan merupakan bagian yang sangat penting untuk menunjang kelancaran kegiatan perpustakaan. Oleh karena itu, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pengadaan perabot dan perlengkapan agar nantinya kegiatan dan fungsi perpustakaan dapat berjalan dengan efektif dan efisien antara lain:

1. Inventaris perabot dan perlengkapan yang ada dan dapat dimanfaatkan

2. Kapasitas ruang tersedia

3. Spesifikasi perabot dan perlengkapan yang dibutuhkan 4. Keperluan bantuan evaluasi seperti perabotan dan penawaran

(Depdiknas RI 2004, 136)

Di samping itu juga, petugas perpustakaan harus merencanakan perlengkapan dan perabotan berdasarkan identifkasi kegiatan yang dilakukan yaitu:

1. Kegiatan harus sesuai dengan rincian tahap pekerjaan sehingga perlengkapan dan perabot yang dibutuhkan dapat disesuaikan dengan tahap-tahap pekerjaan

2. Kegiatan harus dihubungkan dengan ruang tempat dimana kegiatan dilakukan. Hal ini menyangkut bentuk dan ruangan.

3. Aspek lain yang diperlukan dalam penentuan perlengkapan dan perabotan adalah

a. Jumlah dan jenis koleksi; bahan cetak atau bahan lain yang ada dan akan dimiliki perpustakaan dalam rencana lima tahun mendatang b. Jangkauan layanan yang akan diselenggarakan, termasuk jumlah

tenaga yang akan menempati tiap ruangan dan pengembangannya lima tahun mendatang

c. Pada keadaan tertentu ruangan pasti dapat dipakai untuk perkantoran/kegiatan administrasi dan perkembangannya (T. Yusuf 1996, 115)

Sedangkan menurut Sutarno (2006, 85) yang termasuk dalam perlengkapan, peralatan dan perabot utama sebuah perpustakaan adalah :

a) Rak bahan pustaka: buku, majalah, surat kabar, pandang dengar (AV).

(18)

23

b) Lemari katalog; ukurannya disesuaikan dengan ukuran kartu katalog.

c) Meja kursi untuk para pembaca di ruang baca. Bentuknya dapat bermacam-macam model.

d) Meja sirkulasi/ layanan.

e) Mesin tik untuk pembuatan kartu katalog dan surat-surat. f) Meja kerja pengolahan dan untuk pegawai.

g) Lemari penitipan tas/ barang. h) Papan pamer (display).

i) Alat baca khusus untuk koleksi tertentu. j) Lemari arsip untuk tata usaha.

k) Papan pengumuman. l) Kotak saran.

m) Jam dinding.

n) Troli pembawa bahan pustaka. o) Komputer.

p) Dan lain-lain yang diperlukan.

Jelas diketahui bahwa perabotan dan perlengkapan merupakan barang-barang yang berfungsi sebagai wadah penunjang dan perlengkapan pada sebuah perpustakaan, baik untuk pengguna maupun untuk pustakawan, seperti rak bahan perpustakaan, meja dan kursi baca, meja kerja untuk pustakawan, komputer, layar proyektor dan barang lainnya yang dibutuhkan. Perpustakaan yang baik adalah perpustakaan yang merencanakan perlengkapan dan perabotan berdasarkan identifikasi kegiatan yang dilakukan agar ruangan serta perlengkapan dan perabotan dapat dimaksimalkan.

Sintesis:

Yang dimaksud dengan ketersediaan sarana perpustakaan adalah tersedianya segala sesuatu yang mendukung dan memudahkan terlaksananya kegiatan perpustakaan dalam memenuhi kebutuhan pengguna, dengan indikator (1) Koleksi (2) Sarana Internet dan Wifi (3)

(19)

24

Sarana Penelusuran (4) Ruang Perpustakaan (5) Perabotan dan Perlengkapan.

2.2 Pemanfaatan Perpustakaan

Keberadaan perpustakaan hendaknya mampu dimanfaatkan oleh pengguna dengan baik oleh penggunanya. Di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005, 711) dinyatakan bahwa pemanfaatan adalah suatu cara atau proses dalam memanfaatkan suatu benda atau objek. Sedangkan menurut Sutarno (2006, 215) bahwa “Pemberdayaan atau pendayagunaan perpustakaan adalah suatu upaya bagaimana memanfaatkan perpustakaan dan segala fasilitas yang tersedia, baik oleh penyelenggara maupun oleh pemakaiannya secara maksimal atau optimal”.

Menurut Arsyad (2003, 100) pemanfaatan perpustakaan sebagai sumber belajar secara efektif memerlukan keterampilan sebagai berikut:

1. Keterampilan mengumpulkan informasi, meliputi: mengenal sumber informasi dan pengetahuan, menentukan lokasi sumber informasi, cara menggunakan katalog dan indeks, menggunakan bahan pustaka baru dan referensi lainnya.

2. Keterampilan mengambil intisari dan mengorganisasikan informasi, seperti memilih informasi yang relevan dengan kebutuhan dan masalah serta mendokumentasi informasi dan sumbernya.

3. Keterampilan menganalisis, meliputi memahami bahan yang dibaca, dan membedakan antara fakta dan opini.

4. Keterampilan menggunakan informasi, seperti memanfaatkan intisari informasi, menggunakan informasi dalam diskusi dan menyajikan informasi dalam bentuk tulisan.

Jelas diketahui bahwa pemanfaatan perpustakaan merupakan suatu proses dalam memanfaatkan objek dalam hal ini tentunya perpustakaan baik oleh pustakawan maupun pengguna secara maksimal. Dalam proses pemanfaatan perpustakaan memerlukan keterampilan agar pemanfaatan perpustakaan sebagai sumber belajar secara efektif.

(20)

25

Agar pemanfaatan perpustakaan dapat tercapai dengan maksimal perlu dilakukan kegiatan-kegiatan pembinaan pengguna agar membantu pengguna dalam memanfaatkan perpustakaan. Salah satu kegiatan pembinaan tersebut adalah pendidikan pengguna. Sedangkan pendidikan pengguna adalah “kegiatan membimbing atau memberikan petunjuk kepada pengguna dan calon pengguna agar mampu memanfaatkan kemudahan dan pelayanan perpustakaan dengan efektif dan efisien” (Perpustakaan Perguruan Tinggi : Buku Pedoman 1994, 75).

Selain itu Hasanah (1993, 47) menyatakan bahwa “Pendidikan pengguna merupakan salah satu kegiatan jasa pemanduan dari perpustakaan untuk membantu pengguna perpustakaan dalam meningkatkan keterampilan pengguna menemukan informasi yang diinginkan secara cepat dan tepat”.

Pemanfaatan perpustakaan dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut: 1. Mengadakan bimbingan pengguna perpustakaan, yaitu menuntun,

mengarahkan, memberikan penjelasan tentang cara-cara menggunakan kartu katalog/OPAC, menelusur sumber informasi dan menggunakan pedoman perpustakaan yang lain

2. Memberikan pendidikan pengguna, yaitu kegiatan yang dilakukan oleh petugas layanan mengenai seluk-beluk perpustakaan, manfaat perpustakaan, cara menjadi anggota, persyaratan keanggotaan, tata tertib, jenis layanan, kegunaan sistem katalogisasi dan klasifikasi, partisipasi masyarakat di dalam perpustakaan. Semua itu dilakukan dalam rangka memberikan pengetahuan dan ketrampilan pemakai dalam memanfaatkan perpustakaan secara cepat dan tepat tanpa mengalami banyak kesulitan

3. Melakukan sosialisasi, publikasi dan promosi perpustakaan. (Sutarno 2003, 112)

Dari definisi di atas dapat dijelaskan bahwa pendidikan pengguna dapat membantu pengguna agar mampu memanfaatkan kemudahan atas pelayanan yang ada di perpustakaan seperti penggunaan internet/wifi, penggunaan OPAC dengan

(21)

26

efektif dan efisien, serta meningkatkan kemampuan pengguna dalam menemukan informasi yang diinginkan secara cepat dan tepat.

Selanjutnya Darmono (2001, 23) menyatakan bahwa “pemanfaatan perpustakaan berkenaan dengan adanya proses bimbingan pemanfaatan pepustakaan”. Materi yang diberikan berkaitan dengan bimbingan pemanfaatan perpustakaan adalah sebagai berikut:

1. Pengenalan terhadap denah perpustakaan 2. Peraturan perpustakaan

3. Alat penelusuran informasi

4. Pengenalan terhadap bagian-bagian layanan perpustakaan 5. Pengenalan terhadap penempatan koleksi

6. Pengenalan terhadap ruang baca (Darmono 2001, 23)

Dapat dikatakan bahwa pemanfaatan perpustakaan berkaitan dengan bimbingan pemanfaatan perpustakaan dengan materi mengenai sarana kegiatan perpustakaan seperti koleksi, alat penelusuran informasi, pengenalan terhadap bagian-bagian layanan perpustakaan dan pengenalan terhadap ruang baca di perpustakaan. Selain itu, melalui bimbingan pemanfaatan yang berkaitan dengan perpustakaan, maka pengguna dapat mengetahui sarana yang tersedia di perpustakaan, hal ini juga akan mempengaruhi pengguna dalam memanfaatkan perpustakaan.

2.2.1. Tujuan Pemanfaatan Perpustakaan

Dalam memanfaatkan perpustakaan, pengguna perpustakaan pasti memiliki tujuan masing-masing, seperti memenuhi kebutuhan informasi, menambah wawasan, ada yang sekedar meningkatkan kegemaran membaca, ada pula yang hanya ingin berekreasi dengan datang ke perpustakaan atau ada juga yang hanya ingin melepaskan lelah dan istirahat setelah melakukan aktifitas

(22)

27

seharian. Oleh karena itu perpustakaan dituntut untuk dapat menyediakan serta memberikan sarana layanan yang baik kepada pengguna agar dapat memanfaatkan perpustakaan secara efektif. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005, 1216) dinyatakan bahwa “Tujuan bermakna arahan, haluan (jurusan), yang dituju, maksud, tuntutan (yang dituntut)”. Sedangkan menurut Salim (2002, 928) “Pengertian pemanfaatan sebagai proses, cara atau perbuatan pemanfaatan”.

Dari kedua pendapat di atas dapat diketahui bahwa tujuan pemanfaatan perpustakaan merupakan proses pemanfaatan yang dilakukan pengguna untuk menambah pengetahuan dan wawasan, baik yang sifatnya umum ataupun yang sifatnya lebih mendalam lagi seperti penelitian ilmiah. Selain itu, untuk membuat pengguna berkunjung ke perpustakaan hendaknya memberikan informasi atau mengemas informasi yang ada sebaik mungkin agar informasi yang dibutuhkan mudah didapat. Sarana perpustakaan yang disediakan oleh perpustakaan juga hendaknya disediakan sebaik mungkin sehingga membuat pengguna ingin datang dan datang lagi ke perpustakaan.

Selanjutnya Sutarno (2003, 112) menyatakan bahwa:

Dalam rangka pemenuhan kebutuhan informasi dan ilmu pengetahuan masyarakat dapat menemukannya di perpustakaan.Apabila kedatangan anggota masyarakat di perpustakaan atas pengaruh, desakan, perintah ataupun ajakan orang lain, maka hanya bersifat sementara/spontan. Sedangkan yang diharapkan adalah kunjungan rutin sebagai suatu kegemaran, kebiasaan, dan keperluan yang berkaitan perpustakaan.

Dari pendapat di atas dapat diketahui bahwa tujuan pengguna perpustakaan untuk memanfaatkan perpustakaan yang sifatnya rutin dan didasari oleh ketertarikan pengguna terhadap perpustakaan baik dari segi kelengkapan koleksi, ketersediaan sarana dan fasilitas, kenyamanan yang disediakan dengan

(23)

28

baik oleh pihak perpustakaan sehingga pengguna tiak merasa ada paksaan ketika berkunjung dan memanfaatkan perpustakaan.

2.2.2. Frekuensi Pemanfaatan Perpustakaan.

Dalam upaya agar masyarakat teratur dan terus – menerus memanfaatkan perpustakaan untuk memenuhi kebutuhan mereka. Dalam hal ini informasi yang tersedia harus dapat menarik minat pengguna sehingga frekuensi pemanfaatan perpustakaan oleh pengguna dapat berkembang. Menurut Salim (2002, 425) bahwa ”Frekuensi adalah sejumlah pengulangan kejadian tertentu yang teratur”. Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005, 322) frekuensi mempunyai arti ”Kekerapan”

Jadi jelas dapat diketahui bahwa keseringan pemanfaatan merupakan suatu rutinitas pengguna perpustakaan, dimana frekuensi pemanfaatan tersebut berhubungan dengan kebutuhan pengguna sehingga frekuensi pemanfaatan dapat menjadi tolok ukur pemanfaatan perpustakaan. Rutinitas yang dilakukan oleh pengguna perpustakaan meliputi banyak hal seperti, memanfaatkan koleksi buku yang ada, baik membaca ditempat maupun meminjam koleksi, memanfaatkan sarana internet, memanfaatkan OPAC sebagai sarana penelusuran dan lain sebagainya.

Sintesis:

Yang dimaksud dengan pemanfaatan perpustakaan adalah cara atau proses dalam menggunakan semua layanan dan fasilitas yang disediakan oleh perpustakaan, dengan indikator (1) Ketrampilan pemanfaatan perpustakaan (2) Pendidikan Pemakai (3) Frekuensi Kunjungan ke Perpustakaan

Referensi

Dokumen terkait

intention dengan kepuasan kerja sebagai variabel mediasi, mengemukakan bahwa iklim organisasi berpengaruh negatif terhadap turnover intention dengan kepuasan.. kerja sebagai

Bahwa pengeluaran anggaran tersebut sangat jauh berbeda dengan kebijakan Pemohon selaku Pemerintah Daerah Kabupaten Gowa dalam penyelenggaraan pelayanan kesehatan terhadap

Latar belakang peneliti meneliti mengenai pelatihan paduan suara bagi purna bhakti yang ada di UPT Kesehatan UNPAD Bandung karena, pada awalnya peneliti merasa tertarik

Melalui Program Praktek Pengalaman Lapangan (PPL) yang dilakukan, mahasiswa akan berusaha untuk menumbuhkembangkan sikap dan kepribadian sebagai seorang pendidik,

Dalam menentukan potensi kerugian kebakaran dapat ditentukan dengan menilai kerugian jika terjadi kebakaran pada satu tangki timbun flammable dan combustible material, hal

1) Pendekatan berdasarkan proses meliputi pendekatan yang berorientasi kepada guru / lembaga pendidikan, penyajian bahan ajar yang hampit semua kegiatannya

berdasarkan hal tersebut maka penulis ingin membantu pihak administrasi dalam mewujudkan kebutuhan perusahaan dalam hal hasil laporan yang diinginkan oleh manajer, dengan

Pada pembuatan biodiesel dari dedak dan metanol dengan proses esterifikasi in situ ini, dedak diekstraksi terlebih dahulu dengan menggunakan n-hexane untuk