• Tidak ada hasil yang ditemukan

, TOTAL ASSETS TURNOVER, RETURN TERHADAP SAHAM LQ

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan ", TOTAL ASSETS TURNOVER, RETURN TERHADAP SAHAM LQ"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

71 | Jurnal Ekonomi, Bisnis Dan Industri (EBI) Vol. 1. No. 1 September 2019 DEBT TO EQUITY RASIO, TOTAL ASSETS TURNOVER, RETURN

TERHADAP SAHAM LQ 45

Gytha Nurhana Dhea Praadha Gitama1, Widya Jati Lestari2 , Safitri Akbari3

1Manajemen, Universitas Catur Insan Cendekia 2Komputerisasi Akuntansi, Universitas Catur Insan Cendekia

3

Komputerisasi Akuntansi, Universitas Catur Insan Cendekia

gythanurhanadheapraadhagitama@gmail.com1, widya.jatilestari@cic.ac.id2,safitriakbari94@gmail.com3

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh debt to equity rasio (DER), total assets turnover (TAT) dan return saham terhadap harga saham pada perusahaan LQ45 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Penelitian ini dilakukan pada perusahaan yang termasuk dalam daftar LQ45 di Bursa Efek Indonesia tahun 2010 – 2017. Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan yang masuk dalam daftar LQ45 di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2010 – 2017. Dalam pemilihan sampel, penelitian ini menggunakan metode purposive sampling, dimana jumlah sampel yang diperoleh dalam penelitian ini adalah 5 perusahaan. Variabel dependen penelitian ini adalah harga saham dan variabel independen terdiri dari to equity rasio (DER), total assets turnover (TAT) dan return saham. Pengujian menggunakan analisis regresi linear berganda. Berdasarkan hasil pengujian data, diperoleh bahwa secara uji simultan debt to equity rasio (DER), total assets turnover (TAT) dan return saham berpengaruh signifikan terhadap harga saham. Secara parsial, debt to equity rasio (DER) dan total assets turnover (TAT) yang berpengaruh signifikan terhadap harga saham, sedangkan return saham tidak berpengaruh terhadap harga saham. Penelitian ini dapat berkontribusi terhadap ilmu pengetahuan dalam bidang ekonomi khususnya dan bidang pendidikan pada umumnya.

Kata kunci: DER, TAT, Return Saham, Harga Saham Abstract

This study aims to determine and analyze the effect of debt to equity ratio (DER), total assets turnover (TAT) and stock returns on stock prices at LQ45 companies listed on the Indonesia Stock Exchange. This research was conducted on companies included in the LQ45 list on the Indonesia Stock Exchange in 2010 - 2017. The population in this study were companies included in the LQ45 list on the Indonesia Stock Exchange (BEI) in 2010 - 2017. In the selection of samples, this study used the method purposive sampling, where the number of samples obtained in this study were 5 companies. The dependent variable of this study is the stock price and the independent variable consists of to equity ratio (DER), total asset turnover (TAT) and stock return. Tests using multiple linear regression analysis. Based on the results of data testing, it was found that the simultaneous test of debt to equity ratio (DER), total asset turnover (TAT) and stock returns significantly influence stock prices. Partially, debt to equity ratio (DER) and total assets turnover (TAT) which have a significant effect on stock prices, while stock returns have no effect on stock prices. This research can contribute to science in the field of economics in particular and the field of education in general.

Key words: DER, TAT, stock return, stock price 1. PENDAHULUAN

Kinerja keuangan menurut Irham Fahmi (2011: 2) adalah suatu analisis yang dilakukan untuk melihat sejauh mana suatu perusahaan telah melaksanakan dengan menggunakan aturan-aturan pelaksanaan keuangan secara baik dan benar. Kinerja keuangan adalah prestasi

yang dicapai oleh perusahaan dalam suatu periode tertentu yang mencerminkan tingkat kesehatan dari perusahaan tersebut (Keputusan Menteri Keuangan No.740/KMK.00/1989). Bagi investor pengukuran kinerja keuangan sangatlah penting, karena dapat menentukan seberapa baik perusahaan melaksanakan seluruh kegiatannya

(2)

Gytha Nurhana Dhea Praadha Gitama, Widya Jati Lestari, Safitri Akbari | 72 dalam perusahaan dan dapat berdampak pada

tingkat kesehatan kinerja perusahaan.

Pengukuran kinerja perusahaan dapat dilakukan dengan menggunakan perhitungan rasio keuangan. Rasio keuangan sebagai alat melakukan analisis kinerja keuangan perusahaan. Menurut Irham Fahmi (2011:44), rasio keuangan adalah sebagai hasil yang diperoleh antara satu jumlah dengan jumlah lainnya. Alat melakukan analisis keuangan ini didesain untuk mengevaluasi laporan keuangan yang berupa laporan laba rugi dan neraca. Pada umumnya rasio-rasio keuangan digunakan untuk menilai kinerja perusahaan, rasio-rasio yang digunakan dilihat dalam berbagai aspek, macam-macam rasio yang digunakan untuk menilai kinerja perusahaan adalah rasio likuiditas, rasio solvabilitas, rasio profitabilitas, rasio aktivitas dan rasio pasar. Menurut Hary (2016:114) salah satu tujuan dan manfaat analisis kinerja keuangan adalah untuk mengetahui posisi kuangan perusahaan dalam suatu periode tertentu.

Tingkat leverage atau solvabilitas adalah rasio yang menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi seluruh kewajibannya baik jangka pendek maupun jangka panjang. Menurut Fred Weston dikutip dari Kasmir (2008:150). Salah satu rasio keuangan untuk mengukur tingkat solvabilitas adalah debt to equity ratio yang digunakan untuk mengukur besarnya proposi utang terhadap modal, rasio ini berguna untuk mengetahui besarnya perbandingan antara jumlah dana yang disediakan kreditor dengan jumlah dana yang berasal dari pemilik perusahaan. Dengan kata lain rasio ini berfungsi untuk mengetahui berapa bagian dari setiap rupiah modal yang dijadikan sebagai jaminan hutang. Rasio ini juga memberi petunjuk tentang kelayakan kredit dan resiko keuangan debitor Hery (2016:168).

Rasio aktivitas yang menunjukkan tingkat efektifitas penggunaan aktiva atau kekayaan perusahaan. Rasio aktivitas merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur efisiensi atau efektivitas perusahaan dalam menggunakan aktiva yang dimilikinya. Salah satu rasio keuangan untuk mengukur tingkat aktivitas adalah total assets turnover yang merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur keefektifan total aset yang dimiliki perusahaan dalam menghasilkan penjualan atau dengan kata lain untuk mengukur berapa jumlah

penjualan yang akan dihasilkan dari setiap rupiah dana yang tertanam dari total aset Hary (2016:187).

Salah satu pilihan berinvestasi adalah melalui pasar modal. Menurut Tandelilin (2010:26), menjelaskan bahwa pasar modal merupakan tempat bertemunya pihak yang memiliki kelebihan dana dengan pihak yang membutukkan dana untuk menjual belikan

sekuritas yang umumnya memiliki umur lebih

dari satu tahun, seperti saham. Ekspektasi investor dalam berinvestasi saham selain pemilik suatu perusahaan dengan proposional kepemilikan tertentu, saham yang ditanamkan tersebut diharapkan mampu memberikan tingkat pengembalian atau return tertentu. Return adalah faktor pendorong yang memotivasi investor untuk melakukan investasi.Tujuan jangka pendek dalam berinvestasi melalui saham adalah capital gain, menurut Tandelilin (2010:51) capital gain merupakan peningkatan harga saham atau disebut juga perubahan harga saham yang menguntungkan, sedangkan menurunan harga saham disebut juga capital

loss, karena merupakan perubahan harga saham

yang bersifat merugikan. Sedangkan tujuan jangka panjangnya adalah deviden (yield).

Menurut Widya (2017),hubungannya dengan pendapatan deviden, para investor umumnya menginginkan pembagian deviden yang relatif stabil, karena dengan stabilitas deviden dapat meningkatkan kepercayaan investor terhadap perusahaan sehingga mengurangi ketidakpastian investor dalam menanamkan dananya ke dalam perusahaan

Harga saham menurut Darmadji dan Fakhrudin (2012) adalah harga saham terjadi di bursa pada waktu tertentu. Harga saham bisa berubah naik ataupun turun dalam hubungan waktu yang begitu cepat. Harga saham dapat berubah dalam hitungan menit bahkan dapat berubah dalam hitungan detik. Hal tersebut dimungkinkan karena tergantung permintaan dan penawaran antara pembeli saham dengan penjual saham, dapat disimpulkan bahwa harga saham adalah harga selembar kertas yang diperjualbelikan di pasar modal, yang mana harga tersebut dapat berubah kapan saja dan berubah sesuai dengan permintaan dan penawaran serta kinerja ekonomi mikro dan makro. Harga saham juga disebut dengan penutupan (closing price). Dalam hal ini obyek yang dijadikan penelitian adalah perusahaan-perusahaan yang masuk ke dalam perusahaan-perusahaan

(3)

73 | Jurnal Ekonomi, Bisnis Dan Industri (EBI) Vol. 1. No. 1 September 2019 LQ45. Di Bursa Efek Indonesia (BEI) selain

memiliki Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) juga memiliki indeks yang bernama LQ45. Indeks LQ45 adalah indeks yang berisi 45 saham terpilih yang memiliki likuiditas tinggi sehingga mudah untuk diperdagangkan. Nama LQ sendiri memiliki arti LiQuid dan angka 45 memiliki arti 45 saham yang berada di dalamnya, adapula nomor 45 dipilih karena merupakan simbol tahun kemerdekaan bangsa Indonesia tahun 1945. Indeks LQ45 terbitkan pada bulan Februari 1997. Namun untuk mendapatkan data historikal yang cukup panjang, hari dasar yang digunakan adalah tanggal 13 Juli 1994, dengan nilai indeks sebesar 100 Tbk.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh:

1. Untuk mengetahui pengaruh Debt to

Equity Ratio (DER) terhadap Harga

Saham pada Perusahaan LQ 45 yang terdaftar di BEI.

2. Untuk mengetahui pengaruh Total Assets

Turnover (TAT) terhadap Harga Saham

pada Perusahaan LQ 45 yang terdaftar di BEI.

3. Untuk mengetahui pengaruh Return Saham terhadap Harga Saham pada Perusahaan LQ 45 yang terdaftar di BEI. 4. Untuk mengetahui pengaruh secara

simultan Debt to Equity Ratio (DER),

Total Asset Turnover (TAT) dan Return

Saham terhadap Harga Saham pada Perusahaan LQ 45 yang terdaftar di BEI. 2. METODE PENELITIAN

2.1 Debt To Equity Rasio (DER)

Menurut Hary (2016:168), mengemukakan bahwa :‘’Rasio utang terhadap modal (debt to equity ratio). Adalah rasio yang digunakan untuk mengukur besarnya proporsi utang terhadap modal, rasio ini berguna untuk mengetahui besarnya perbandingan antara jumlah dana yang disediakan oleh kreditor dengan jumlah dana yang berasal dari pemilik perusahaan.’’

𝐷𝑒𝑏𝑡 𝑡𝑜 𝐸𝑞𝑢𝑖𝑡𝑦 𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜 =𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑈𝑡𝑎𝑛𝑔 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑀𝑜𝑑𝑎𝑙 2.2 Total Assets Turnover (TAT)

Menurut Hary (2016:187), menyatatakan bahwa, Rasio Perputaran total aset (total assets turnover) adalah rasio yang digunakan untuk mengukur keefektifan

total aset yang dimiliki perusahaan dalam menghasilkan penjualan atau dengan kata lain untuk mengukur berapa jumlah penjualan yang akan dihasilkan dari setiap rupiah dengan dana yang tertanam dalam total aset.’’

𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡𝑠 𝑇𝑢𝑟𝑛𝑜𝑣𝑒𝑟 = 𝑃𝑒𝑛𝑗𝑢𝑎𝑙𝑎𝑛 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑎𝑠𝑒𝑡 2.3 Return Saham

Menurut Jogiyanto (2009:199), menyatakan bahwa :‘’ Return adalah hasil yang diperoleh dari investasi.’’

𝑅𝑖𝑡 =𝑃𝑖𝑡 − 𝑃𝑖𝑡 − 1

𝑃𝑖𝑡 − 1 𝑋 100% 2.4 Harga Saham

Menurut (Jogiyanto, 2010) mengemukakan bahwa :‘’ Harga saham adalah harga saham yang terjadi di pasar bursa pada saat tertentu yang ditentukan oleh pelaku pasar dan ditentukan oleh permintaan dan penawaran saham yang bersangkutan di pasar modal. Semakin banyaknya permintaan saham maka harga saham tersebut akan cenderung meningkat, begitu juga sebaliknya.’’

2.5 Penelitian Terdahulu

Sulia (2012) Pengaruh Laba Akuntansi, Arus Kas dan Debt to Equity Rasio (DER) Terhadap Harga Saham Perusahaan LQ45 yang terdapat di BEI, menunjukkan secara simultan maupun parsial DER mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap harga saham. Rani dan Ni Nyoman Ayu Diantini (2015) Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Harga Saham Dalam Index LQ45 di BEI, menunjukkan bahwa variabel TAT secara parsial berpengaruh terhadap harga saham.

2.6 Kerangka Pemikiran

Gambar 1. Kerangka Pemikiran 2.7 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Metode penelitian

(4)

Gytha Nurhana Dhea Praadha Gitama, Widya Jati Lestari, Safitri Akbari | 74 kuantitatif, sebagaimana dikemukakan oleh

Sugiyono (2012: 8) yaitu :“Metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif atau statistik, dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan”. 2.8 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Perusahaan LQ45, untuk periode 31 Desember tahun 2010 sampai dengan Desember 2017. Data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah neraca, laba rugi dan harga saham. Data neraca dan laba rugi diambil di laporan keuangan dari situs www.idx.co.id sedangkan harga saham dari situs http://www.duniainvestasi.com/bei/prices/stock/ 2.9 Populasi dan Sampel

Menurut Sugiyono (2012:80), “Populasi adalah wilayah generalisasi terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan”. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan LQ45 yang terdapat dalam BEI (Bursa Efek Indonesia) dari tahun 2010 sampai dengan tahun 2017.

Tabel 1. Populasi Penelitian

No Kriteria Jumlah

1. Perusahaan yang termasuk dalam

kategori LQ 45. 45

2.

Perusahaan yang tidak menerbitkan laporan keuangan secara periodik dari 2006 sampai dengan 2017 dan mencantumkan laporan keuangan menggunakan bukan mata uang rupiah

21

3. Perusahaan yang termasuk lembaga

keuangan dan rokok 7

4. Tidak memiliki harga saham tahun 2009 1 5. Masuk ke dalam urutan 14 smpai dengan

24 11

Populasi 85

Menurut Sugiyono (2012:81) sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Pemilihan sampel dilakukan dengan metode purposive sampling dengan melakukan penetapan melalui beberapa kriteria sample. Kriteria tersebut adalah sebagai berikut:

1. Perusahaan yang termasuk dalam kategori LQ 45.

2. Perusahaan yang menerbitkan laporan keuangan secara periodik dari 2010 sampai dengan 2017.

3. Perusahaan yang menerbitkan laporan keuanganya menggunakan mata uang rupiah.

4. Perusahaan yang termasuk lembaga keuangan dan perusahaan rokok.

5. Perusahaan yang tidak memiliki harga saham tahun 2009.

6. Perusahaan yang termasuk urutan ke 14 sampai dengan 24.

Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan cara purposive sampling method yang merupakan teknik pengambilan sampel berdasarkan kriteria atau pertimbangan tertentu diperoleh 40 sampel dari 85 populasi data. 2.10 Metode Pengumpulan Data

Data yang digunakan merupakan data sekunder, karena diperoleh publikasi resmi, dokumentasi, tulisan-tulisan ilmiah yang ada maupun buku-buku atau literatur lainnya. Data tersebut berupa neraca dan laporan laba rugi yang telah dipublikasikan di BEI. Data Tahun 2010 sampai 2013.

2.11 Metode Analisis a. Uji Asumsi Klasik

Uji Asumsi Klasik dilakukan digunakan untuk mengetahui apakah hasil analisis yang digunakan

a. Uji Normalitas b. Uji Multikolonearitas c. Uji Heterokedastisitas d. Uji Autokolerasi

b. Analisis Regresi Linier Berganda Model regresi berganda adalah teknik analisis regresi yang menjelaskan hubungan antara variabel terikat dengan beberapa variabel bebas. Persamaan dari model regresi berganda tersebut, sebagai berikut:

Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + e

Keterangan :

X1 : Debt to Equity Ratio (DER) X2 : Total Aset Turn Over (TAT) X3 : Return Saham

e : Faktor Pengganggu a : konstanta

Y : Harga Saham

b1,b2,b3,b4 : Koefisien regresi linear masing-masing variabel

(5)

75 | Jurnal Ekonomi, Bisnis Dan Industri (EBI) Vol. 1. No. 1 September 2019 c. Uji Hipotesis

1) Uji statistik F. Uji signifikansi simultan bertujuan untuk mengetahui pengaruh semua variabel independen terhadap variabel dependen.

2) Uji Statistik T. Uji beda t-test digunakan untuk menguji seberapa jauh pengaruh variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini secara individual dalam menerangkan variabel dependen.

3. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1 Statistik Deskritif

Menurut Lijan Poltak Sinambela (2014:189) Statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi.

Tabel 2. Hasil Uji Statistik Deskriptif

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

DER 40 ,001 ,057 ,01755 ,015653

TAT 40 ,004 ,023 ,00895 ,004379

Return Saham 40 ,000 ,020 ,00305 ,004825

Harga Saham 40 ,430 ,643 ,56670 ,048909

Valid N (listwise) 40

Statistik deskritif diatas menunjukan jumlah sampel yang diteliti sebanyak 40 (2010-2017) perusahaan.

1. Variabel tingkat solvabilitas (DER) memiliki nilai terendah (minimum) sebesar 0,001 dan nilai tertinggi (maxsimum) 0,057. Nilai rata-rata (mean) tingkat solvabilitas adalah 0,01755 dengan standar deviasi sebesar 0,015653. Nilai mean yang lebih besar dari standar deviasi menandakan perbedaan lamanya harga saham sebesar 0,01785 menunjukan bahwa rata-rata harga saham untuk perusahaan yang diteliti adalah 0,01785 yaitu lamanya kenaikan harga saham.

2. Variabel tingkat aktivitas (TAT) memiliki nilai terendah (minimum) sebesar 0,004 dan nilai tertinggi (maxsimum) 0,023. Nilai rata-rata (mean) tingkat aktivitas adalah 0,00895 dengan standar deviasi sebesar 0,004379. Nilai mean yang lebih besar dari standar deviasi menandakan perbedaan lamanya harga saham sebesar 0,00895 menunjukan bahwa rata-rata harga saham untuk perusahaan yang diteliti adalah 0,00895 yaitu lamanya kenaikan harga saham.

3. Variabel Return Saham (RS) memiliki nilai terendah (minimum) sebesar 0,000 dan nilai tertinggi (maxsimum) 0,020. Nilai rata-rata return saham adalah 0,00305 dengan standar deviasi sebesar 0,004825.

Nilai standar devisiasi yang lebih besar dari

mean menandakan tidak ada perbedaan

harga saham antar perusahaan kecil, nilai

mean yang positif menunjukan bahwa

rata-rata perusahaan yang diteliti mengalami keuntungan, nilai minimum sebesar 0,01 dimiliki oleh perusahaan.

4. Variabel Harga Saham (HS) memiliki nilai terendah (minimum) sebesar 0,430 dan nilai tertinggi (maxsimum) 0,643. Nilai rata-rata (mean) adalah 0,56670 dengan standar deviasi sebesar 0,048909. Nilai mean yang lebih besar dari standar deviasi menandakan perbedaan lamanya naiknya harga saham sebesar 0,56670 menunjukan bahwa rata-rata harga saham untuk perusahaan yang diteliti adalah 0,56670 untuk waktu kenaikan harga saham.

3.2 Uji Asumsi Normalitas

Tujuan uji normalitas yaitu untuk mengetahui apakah variabel dependen dan variabel independen dalam model regresi mempunyai distribusi normal atau tidak. Data yang berditribusi normal adalah memilki model regresi baik. Uji normalitas dilakukan dengan menggunakan uji Kolmogorov-Smirnow (K-S). Jika probabilitas lebih besar dari tingkat signifikansi 0,05 (α=5%) maka dikatakan distribusi data normal (Ghozali, 2013).

(6)

Gytha Nurhana Dhea Praadha Gitama, Widya Jati Lestari, Safitri Akbari | 76 Tabel 3. Hasil Pengujian Asumsi Normalitas

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

N 40

Normal Parametersa,b Mean ,0000000

Std. Deviation ,02270426

Most Extreme Differences Absolute ,065

Positive ,052

Negative -,065

Test Statistic ,065

Asymp. Sig. (2-tailed) ,200c,d

a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.

c. Lilliefors Significance Correction.

d. This is a lower bound of the true significance. Berdasarkan hasil pengolahan data

diketahui bahwa nilai probabilitas (Asymp.sig.2-tailed) yang diperoleh dari uji

Kolmogorov-Smirnov sebesar 0,200. Karena nilai probabilitas

pada uji Kolmogorov-Smirnov lebih besar dari tingkat kekeliruan 5% (0.05), maka disimpulkan bahwa model regresi berdistribusi normal. 3.3 Uji Asumsi Multikolonearitas

Uji multikolinieritas berarti adanya hubungan yang kuat di antara beberapa atau semua variabel bebas pada model regresi. Uji Multikolinearitas dilakukan untuk mengetahui nilai variance inflation factor dan tolerance, Ketika nilai VIF kurang dari 10 dan tolerance kurang dari 0,1 maka dapat diartikan tidak ada multikolinearitas (Ghozali, 2013). Adapun hasil pengujian gejala multikolinearitas disajikan sebagai berikut:

Tabel 4. Hasil Pengujian Asumsi

Multikolonearitas

Coefficientsa

Model Collinearity Statistics Tolerance VIF

1 (Constant)

DER ,867 1,153

TAT ,939 1,065

Return Saham ,819 1,221

a. Dependent Variable: Harga Saham

Berdasarkan tabel 4 bahwa Varian

Inflation Factor (VIF) Tingkat Solvabilitas

(DER) adalah 1,153, Tingkat Aktivitas (TAT) adalah 1,065 dan Return Saham adalah 1,221 dibawah 10 dan Nilai Tolerance tingkat solvabilitas adalah 0,867 dan tingkat aktivitas adalah 0,939 dan Return Saham 0,819 diatas 0,1. Berdasarkan hasil pengujian pada Tabel tersebut menunjukkan bahwa semua variabel

yang digunakan dalam penelitian ini memiliki

tolerance yang lebih dari 0,1 dan nilai VIF yang

kurang dari 10. Hal ini berarti bahwa variabel-variabel penelitian tidak menunjukkan adanya gejala multikolinearitas dalam model regresi. Oleh karena itu pelaksanaan pengujian dapat dilakukan.

3.4 Uji Asumsi Heterokedastisitas

Uji Heteroskedastisitas yang digunakan dalam penelitian ini yaitu melalui grafik

scatterplot. Apabila pada scatterplot

titik-titiknya menyebar di bawah ataupun di atas titik origin (angka 0) pada sumbu Y dan tidak mempunyai pola yang teratur, maka disimpulkan tidak terjadi heteroskedastisitas (Ghozali, 2013). Hasil deteksi dengan melihat

scatterplot disajikan dalam gambar 2 di bawah

ini:

Gambar 2. Hasil Pengujian Asumsi Heterokedastisitas

Berdasarkan Gambar 2 terlihat titik-titik menyebar secara acak baik di bawah maupun di atas angka 0 pada sumbu Y, dan juga terlihat

(7)

77 | Jurnal Ekonomi, Bisnis Dan Industri (EBI) Vol. 1. No. 1 September 2019 titik-titik tersebut tidak mempunyai pola yang

teratur. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa penelitian ini terbebas dari masalah heteroskedastisitas.

3.5 Uji Autokolerasi

Uji autokolerasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi linear ada

kolerasi antara kesalahan pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya). Untuk mengetahui ada tidaknya autokolerasi digunakan metode pengujian Durbin Waston (dw). Model regresi tidakmengandung masalah autokolerasi jika kriteria du<dw<4-du ini dipenuhi, ditunukan pada tabel 5 berikut.

Tabel 5. Hasil Pengujian Asumsi Autokolerasi

Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Durbin-Watson

1 ,886a ,785 ,767 ,023631 1,223

Tabel diatas menunjukan bahwa nilai Durbin-Waston (DW) sebesar 1,223 terletak diantara nilai batas atas (dU) dengan 4-dU. Hal tersebut menunjukan bahwa dalam model regresi tidak terjadi autokorelasi.

3.6 Uji Regresi Linier Berganda

Analisis regresi linier berganda digunakan dalam penelitian ini dengan tujuan untuk untuk memprediksi nilai variabel dependen berdasarkan satu atau lebih variabel independen (Widarjono, 2013). Adapun hasil pengolahan data sebagai berikut :

Tabel 6. Hasil Analisis Regresi

Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1

(Constant) ,636 ,009 67,598 ,000

DER -2,764 ,260 -,885 -10,648 ,000 ,867 1,153

TAT -2,852 ,892 -,255 -3,199 ,003 ,939 1,065

Return Saham 1,530 ,867 ,151 1,765 ,086 ,819 1,221

a. Dependent Variable: Harga Saham

Berdasarkan Tabel 6 maka diperoleh persamaan regresi linier berganda sebagai berikut:

Harga Saham = 0,636 - 2,764DER - 2,852TAT + 1,530RS + e

1. Nilai Konstanta sebesar 0,636 menyatakan bahwa rata-rata kontribusi variabel dalam penelitian memberikan dampak positif terhadap harga saham.

2. Nilai koefisien debt to equity rasio untuk variabel X1 sebesar (2,764) dan bertanda negatif, ini menunjukkan bahwa debt to

equity rasio mempunyai hubungan yang

berlawanan arah dengan harga saham. Hal ini mengandung arti bahwa setiap kenaikan

debt to equity rasio satu satuan maka harga

saham akan turun sebesar (2,764) dengan asumsi bahwa variabel bebas yang lain dari model regresi adalah tetap.

3. Nilai koefisien total assets turnover untuk variabel X2 sebesar (2,852) dan bertanda

negatif, ini menunjukkan bahwa total assets

turnover mempunyai hubungan yang

berlawanan arah dengan harga saham. Hal ini mengandung arti bahwa setiap kenaikan

total assets turnover satu satuan maka

harga saham akan turun sebesar (2,852) dengan asumsi bahwa variabel bebas yang lain dari model regresi adalah tetap. 4. Nilai koefisien return saham untuk variabel

X3 sebesar 1,530. Hal ini mengandung arti bahwa setiap kenaikan return saham satu satuan maka harga saham akan naik sebesar 1,530 dengan asumsi bahwa variabel bebas yang lain dari model regresi adalah tetap. 3.7 Uji F untuk Kelayakan Model

Uji F bertujuan untuk mengetahui layak atau tidaknya suatu model regresi, yang dijelaskan menggunakan analisis varian (analysis of variance = ANOVA) (Ghozali, 2013). Hasil kelayakan model diperoleh sebagai berikut:

(8)

Gytha Nurhana Dhea Praadha Gitama, Widya Jati Lestari, Safitri Akbari | 78 Tabel 7. Pengujian Secara Simultan

ANOVAa

Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.

1 Regression ,073 3 ,024 43,685 ,000b

Residual ,020 36 ,001

Total ,093 39

a. Predictors: (Constant), TAT, DER, Return Saham b. Dependent Variable: Harga Saham

Berdasarkan hasil pengolahan seperti yang terdapat pada tabel 7 dapat dilihat nilai Fhitung sebesar 43,685 dengan nilai signifikansi nol. Kemudian nilai Ftabel pada tingkat signifikansi 5% ( = 0,05) dan derajat bebas atau degree of freedom, k adalah jumlah variabel bebas + jumlah variabel terikat dan n adalah jumlah observasi atau sampel pembentuk regresi. Derajat bebas 3 (df1 = k-1) dan 36 (df2 = n – k) adalah 2,87. Karena Fhitung (43,685) lebih besar dari Ftabel 2,87, maka pada tingkat kekeliruan 5% diputuskan terdapat pengaruh yang signifikan dari debt to equity (DER), total

assets turnover (TAT) dan return saham secara

simultan terhadap harga saham.

Dari hasil pengolahan data maka dapat diketahui bahwa data tersebut dapat dikatakan layak untuk dilakukan penelitian. Hal ini dibuktikan dengan dari tingkat signifikan 0,00 < 0,05. Dengan demikian, variabel bebas yang terdiri dari DER, TAT, dan Return Saham secara simultan berpengaruh terhadap return saham.

3.8 Pengujian Hipotesis (Uji t)

Uji t (Uji Parsial) digunakan untuk membuktikan apakah variabel independen secara individu mempengaruhi variabel dependen (Widarjono, 2013). Hasil pengujian uji t sebagaimana pada lampiran diketahui sebagai berikut:

Tabel 9. Output Uji Parsial

Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 (Constant) ,636 ,009 67,598 ,000 DER -2,764 ,260 -,885 -10,648 ,000 TAT -2,852 ,892 -,255 -3,199 ,003 Return Saham 1,530 ,867 ,151 1,765 ,086

a. Dependent Variable: Harga Saham 3.8.1 Pengaruh Debt To Equity Rasio (X1)

Terhadap Harga Saham (Y)

Terlihat pada kolom Coefficients debt to

equity rasio terdapat nilai sig 0,00. Nilai sig

lebih kecil dari nilai probabilitas 0,05 atau nilai 0,00<0,05, maka H1 diterima, debt to equity

rasio mempunyai thitung yakni 10,648 dengan ttabel=2,028. Jadi thitung>ttabel dapat disimpulkan bahwa debt to equity rasio memiliki kontribusi terhadap harga saham. Nilai t negatif menunjukkan bahwa debt to equity rasio mempunyai hubungan yang berlawanan arah dengan harga saham. Jadi dapat disimpulkan

debt to equity rasio memiliki pengaruh

signifikan terhadap harga saham.

3.8.2 Pengaruh Total Asset Turnover (X2))

terhadap Harga Saham (Y)

Terlihat pada kolom Coefficients total

assets turnover terdapat nilai sig 0,03. Nilai sig

lebih kecil dari nilai probabilitas 0,05 atau nilai 0,03<0,05, maka H2 diterima, total assets

turnover mempunyai thitung yakni 3,199 dengan ttabel=2,028. Jadi thitung>ttabel dapat disimpulkan bahwa total assets turnover memiliki kontribusi terhadap harga saham. Nilai t negatif menunjukkan bahwa total assets turnover mempunyai hubungan yang berlawanan arah dengan harga saham. Jadi dapat disimpulkan

total assets turnover memiliki pengaruh

(9)

79 | Jurnal Ekonomi, Bisnis Dan Industri (EBI) Vol. 1. No. 1 September 2019 3.8.3 Pengaruh Return Saham (X3) terhadap

Harga Saham (Y)

Terlihat pada kolom Coefficients return saham terdapat nilai sig 0,86. Nilai sig lebih besar dari nilai probabilitas 0,05, atau nilai 0,86>0,05, maka H3 ditolak. Variabel return saham mempunyai thitung yakni 1,765 dengan ttabel=2,028. Jadi thitung,<ttabel dapat disimpulkan bahwa variabel return saham tidak memiliki kontribusi terhadap harga saham. Nilai t positif menunjukkan bahwa variabel return saham mempunyai hubungan yang searah dengan harga saham. Jadi dapat disimpulkan return saham tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap harga saham.

3.8.4 Koefisien Determinasi (R2)

Koefisien determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen.Nilai koefisien determminasi adalah antara nol dan satu.Nilai R2 yang kecil berarti kemampuan variavel – variabel dependen dalam menjelaskan variable-variabel dependen amat terbatas.Nilai yang mendekati satu berarti variable-variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen.

ditunjkan pada tabel berikut :

Tabel 9. Korelasi berganda Debt To Equity Rasio, Total Assets Turnover, Return Saham Secara

Simultand Dengan Harga Saham

Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Durbin-Watson

1 ,886a ,785 ,767 ,023631 1,223

a. Predictors: (Constant), TAT, DER, Return Saham b. Dependent Variable: Harga Saham

Berdasarkan tabel diatas dapat dijelaskan dengan melihat angka Adjusted R square atau Koefisien determinasi adalah 0.767. Angka tersebut menunjukan bahwa variasi Harga Saham dapat di jelaskan oleh tingkat solvabilitas (DER), tingkat aktivitas (TAT) dan

Return Saham sebesar 76,7% adapun sisanya

23,3% dipengaruhi oleh variabel lain. 3.9 Pembahasan

3.9.1 Pengaruh DER Terhadap Harga Saham Perusahaan

Debt To Equity Rasio adalah rasio yang

digunakan untuk membandingkan total utang dengan total modal. DER merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur seberapa besar porsi modal milik perusahaan dengan modal milik kreditor. Kondisi DER yang positif menunjukan bahwa dari total utang yang dipergunakan untuk operasi perusahaan mampu memberikan laba bagi perusahaan. Sebaliknya jika DER negatif menunjukan total modal yang dipergunakan memberikan keuntungan atau rugi hal ini akan berdampak pada kenaikan harga saham perusahaan. Penelitian ini didukung oleh Suli (2012), tetapi menolak hasil penelitian Jaqualine O.Y. (2016) yang menyatakan bahwa DER tidak berpengaruh terhadap Harga Saham. 3.9.2 Pengaruh TAT Terhadap Harga

Saham Perusahaan

Total Assets Turnover adalah rasio yang

digunakan untuk membandingkan penjualan dengan total aset. TAT merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur keefektifan total aset yang dimiliki perusahaan dalam menghasilkan penjualan atau dengan kata lain untuk mengukur beberapa jumlah penjualan yang akan dihasilkan dari setiap rupiah dana yang tertanam dalam total aset. Kondisi TAT yang positif menunjukan bahwa dari total aset yang dipergunakan untuk operasi perusahaan mampu memberikan laba bagi perusahaan. Sebaliknya jika TAT negatif menunjukan total aset yang dipergunakan memberikan keuntungan atau rugi hal ini akan berdampak pada kenaikan harga saham perusahaan. Penelitian ini didukung oleh Kadek Setia Rani dan Ni Nyoman Ayu Diantini (2015), tetapi menolak hasil penelitian Jaqualine O.Y. (2016) yang menyatakan bahwa TAT tidak berpengaruh terhadap Harga Saham

3.9.3 Pengaruh Return Saham Terhadap Harga Saham Perusahaan

Dikarenakan dalam perhitungan ini, dihitung pada saat akhir tahun tidak dapat mewakilkan pengaruh return saham terhadap harga saham, hal iru terjadi dikarenakan harga saham nilainya selalu berubah-ubah setiap menit maupun detik dikarenakan penentuanya ditentukan oleh permintaan dan penawaran

(10)

Gytha Nurhana Dhea Praadha Gitama, Widya Jati Lestari, Safitri Akbari | 80 saham bersangkutan di pasar modal, semakin

banyaknya permintaan saham maka harga saham tersebut akan cenderung meningkat, begitu juga sebaliknya. Semakin tinggi harga saham maka akan meningkatkan return saham, pernyataan ini dikuatkan oleh pengertian dari salah satu ahli yaitu menurut (Jogiyanto, 2010) mengemukakan bahwa Harga saham adalah harga saham yang terjadi di pasar bursa pada saat tertentu yang ditentukan oleh pelaku pasar dan ditentukan oleh permintaan dan penawaran saham yang bersangkutan di pasar modal. Semakin banyaknya permintaan saham maka harga saham tersebut akan cenderung meningkat, begitu juga sebaliknya.

4. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan, maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut:

1. Secara parsial variabel Debt To Equity

Rasio mempunyai pengaruh terhadap Harga

Saham pada perusahaan LQ45 yang terdaftar di BEI tahun 2010-2017.

2. Secara parsial variabel Total Asset Turnover mempunyai pengaruh terhadap

Harga Saham pada perusahaan LQ45 yang terdaftar di BEI tahun 2010-2017.

3. Secara parsial variabel Return Saham tidak mempunyai pengaruh terhadap Harga Saham pada perusahaan LQ45 yang terdaftar di BEI tahun 2010-2017.

4. Secara simultan Debt To Equity Rasio,

Total Asset Turnover, Return Saham

memiliki pengaruh terhadap Harga Saham pada perusahaan LQ45 yang terdaftar di BEI tahun 2010-2017.

DAFTAR PUSTAKA

[1] Kadek, Ni Nyoman 2015, Pengaruh

Kinerja Keuangan Perusahaan terhadap Harga Saham Dalam Indeks LQ45 di BEI,

Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Undayana (Unud), Bali.

[2] Sulia, 2012, Pengaruh Debt Laba Akutansi, Arus Kas dan Debt To Equity Ratio terhadap Harga Saham (Studi pada Perusahaan LQ45 yang Terdaftar di BEI Tahun), Program Studi Akutansi STIE

Mikroskil, Medan.

[3] Widya Jati Lestari (2017). Pengaruh

Struktur Kepemilikan, Struktur Modal, Free Cash Flow, Terhadap Kebijakan

Inisiasi Deviden, Komputerisasi Akuntansi, Universitas Catur Insan Cendekia.

[4] Ary, Tatang. 2011. Manajemen Investasi. Edisi Pertama. Mitra Wacana Media. Jakarta.

[5] Athoillah, Anton. 2010. Dasar-Dasar

Manajemen. Cetakan Pertama. CV

Pustaka Setia. Bandung.

[6] Brigham E. Dan J.F Houston. 2010.

Dasar-dasar Manajemen Keuangan

Buku 1(Edisi 11). [7] Salemba Empat. Jakarta.

[8] Darmadji, T dan H.M Fakhruddin. 2012. Pasar Modal di Indonesia: Pendekatan Tanya Jawab.

[9] Edisi Ketiga. Salemba Empat. Jakarta. [10] Fahmi, Irham. 2014. Analisis Laporan

Keuangan. Cetakan ke Empat. Alfabeta.

Bandung.

[11] Fahmi, Irham. 2012. Pengantar Manajemen Keuangan. Alfabeta. Bandung.

[12] Fahmi, Irham. 2011. Analisis Laporan

Keuangan. Cetakan ke Pertama. Alfabeta.

Bandung.

[13] Hary. 2017. Analisis Laporan Keuangan. Cetakan ke Dua. PT. Grasindo. Jakarta. [14] Handoko. T Hani. 2009. Manajemen.

Cetakan Kedua Puluh. BPFE Yogyakarta. [15] Hartono, Jogiyanto. 2010. Teori Portofolio

dan Analisis Investasi. Edisi Tujuh. BPFE Yogyakarta.

[16] Jogiyanto, H. 2010. Teori Portofolio dan

Analisis Investasi. Edisi 6. BPFE. Yogyakarta.

[17] Jaquqline, Sri Murni dan Marjam Mangantar 2016, Pengaruh Kinerja Keuangan Perusahaan terhadap Harga Saham (Studi Pada Perusahaan Ritel Yang Terdaftar Di BEI Tahun 2010 – 2013 ),

Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Sam Ratulangi, Manado.

[18] Martono dan Harjito, Agus. 2007.

Manajemen Keuangan. Edisi Pertama.

Cetakan Keenam. Ekonisia Yogyakarta. [19] Mamduh, M. Hanafi Halim, Abdul. (2007).

Analisis Laporan Keuangan. Edisi 3.

Cetakan Pertama. UPP STIM YKPN Yogyakarta.

[20] Subramanyam K. R dan John J. Wild. 2010. Analisa Laporan Keuangan.

Salemba Empat. Jakarta.

[21] Sukmalana, Soelaiman 2008. Manajemen

(11)

81 | Jurnal Ekonomi, Bisnis Dan Industri (EBI) Vol. 1. No. 1 September 2019

Pengendalian Keuangan Organisasi atau Bisnis. Cetakan ke Dua. PT. Intermedia

Personalia Utama Jakarta Timur.

[22] Sinambela, Lijan Poltak 2014. Metodologi

Penelitian Kuantitatif. Cetakan Pertama

Graha Ilmu Jakarta.

[23] Sartono, A 2008. Teori Manajemen

Keuangan dan Aplikasi. BPFE Yogyakarta.

[24] Tandelilin, Enduardus. 2010. Portofolio

dan Infestasi, Edisi Pertama. Universitas

Gajah Mada. Yogjakarta.

[25] Umam, Khaerul. 2012. Manajemen Organisasi. Cetakan 1. CV Pustaka Setia

Bandung.

[26] Wijayanto, Dian. 2012. Pengantar Manajemen. Cetakan Pertama. PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

[27] Wiagustini, Ni Luh Putu 2010. Dasar-Dasar Manajemen Keuangan. Undayana University Press. Denpasar.

[28] Keuangan adalah prestasi yang dicapai oleh perusahaan dalam suatu periode tertentu yang mencerminkan tingkat kesehatan dari perusahaan tersebut (Keputusan Menteri Keuangan No.740/KMK.00/1989).

Gambar

Tabel 4. Hasil Pengujian Asumsi  Multikolonearitas

Referensi

Dokumen terkait

Limbah semi cair yang dihasilkan RSG-GAS adalah resin bekas pakai pada sistem.. purifikasi air kolam reaktor (KBE01), sistem purifikasi kolam penyimpanan bahan

a) Model pembelajaran adalah bentuk kegiatan yang direncanakan dalam kegiatan belajar mengajar dibatasi pada Model pembelajaran terstruktur yaitu pembelajaran yang

Pada tugas akhir ini penulis hanya membahas tentang perbandingan analisis variansi dengan analisis kovariansi pada rancangan petak-petak terbagi dengan data hilang,

REKAPITULASI DOKUMEN PELAKSANAAN PERUBAHAN ANGGARAN BELANJA LANGSUNG MENURUT PROGRAM DAN KEGIATAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH URAIAN BERTAMBAH/(BERKURANG) KODE PROG./

Penerapan authentic assessment dalam pembelajaran matematika di sekolah menengah mendorong siswa untuk menjadi aktif dalam menampilkan hasil belajar karena apa yang

Adalah penting untuk menentukan apa yang akan anda jual dengan bisnis online anda. Dengan internet anda dapat menjual apa saja, baik menjual barang atau jasa

26 Menurut buruh harian lainnya upahnya juga sudah pas dengan pekerjaannya karena upah tersebut diambil setiap satu minggu sekali dengan akumulasi jumlah

Penyakit bercak daun dapat mengurangi fotosintesis daun yang mengakibatkan berkurangnya produksi polong yang berpengaruh terhadap bobot panen kacang Bogor, dari