LITHOSFER
A. Struktur lapisan bumi dan batuan pembentuk permukaan bumi 1. Struktur lapisan kulit bumi`
Lithosfer terdiri dari dua kata yaitu lithos yang berarti batu dan sfeer(sphaira) yang berarti bulatan. Jadi lithosfer merupakan lapisan batuan atau kulit bumi yang mengikuti bentuk bumi yang bulat. Perlapisan kulit bumi dapat dibagi menjadi beberapa lapisan, yaitu inti bumi/barysfer, selubung bumi/lapisan pengantara, dan kerak bumi/lithosfer.
a Barysfer adalah bagian yang dalam dari lapisan bumi. Lapisan Barysfer merupakan lapisan inti bumi. Lapisan ini tersusun dari lapisan nife yaitu niccolum (nikel) dan ferrum (besi). Inti bumi terdiri dari inti dalam dan inti luar. Pada inti luar mempunyai suhu 2.2000C dan mencapai suhu 5.0000C pada bagian yang mendekati inti bumi. Karena suhu yang sangat tinggi dapat menyebabkan nikel dan besi akan meleleh dan berubah menjadi cairan panas.
disebut juga astenosfer(mantel). Astenosfer merupakan lapisan yang berbahan cair dan bersuhu tinggi.
c Lithtosfer adalah lapisan yang terletak diatas lapisan pengantara dan mempunyai ketebalan 1.200 km. Lithosfer berupa lapisan yang sangat tipis, bersifat kaku, padat, keras dan kuat
Membahas Lithosfer berarti juga membahas kerak bumi. Kerak bumi dibagi menjadi dua, yaitu kerak benua dan kerak samudera.
Kerak Benua Kerak Samudera
batuan bersifat granitis
batuan penyusunnya lebih ringan
banyak mengandung unsur sillisium dan alumunium disebut lapisan sial
terdiri dari batuan basalt
batuan penyusunnya lebih berat
kaya akan sillisium dan magnesium disebut dengan lapisan sima
Lithosfer merupakan tempat melakukan aktifitas bagi manusia serta makhluk hidup lainnya. Lithosfer juga sebagai tempat tumbuhnya berbagai jenis tumbuhan. Dengan keberadaan lithosfer, manusia dan hewan dapat mengambil berbagai manfaat dari unsur-unsur yang terkandung dalam lithosfer.
Manfaat tersebut antara lain sebagai berikut :
a. untuk kebutuhan industri seperti industri elektronika, industri peralatan rumah tangga, industri bahan bangunan maupun industri kendaraan bermotor dapat memanfaatkan unsur besi dan alumunium.
b. Dalam lapisan lithosfer banyak terkandung berbagai mineral seperti intan, emas, perak dan lain-lain
c. Unsur uranium meskipun dalam jumlah yang sangat sedikit dan terbatas dapat dimanfaatkan sebagai sumber energi dan pembuatan bahan peledak.
d. Dalam kegiatan pertanian juga memanfaaatkan unsur pada lapisan lithosfer seperti pupuk buatan berupa NPK (nitrogen, posfor, kalium)
2. Batuan pembentuk permukaan bumi
Batuan merupakan benda alam yang menjadi penyususn utama lapisan lithosfer. Berikut ini urutan terbentuknya batuan.
a. Magma sebagai induk segala batuan pembentuk lithosfer.
b. Batuan beku dalam, korok dan luar adalah proses pendinginan dan pembekuan magma di lapisan dalam, di dalam korok atau di permukaan bumi.
c. Melewati proses penghancuran tanpa perubahan susunan kimia dari batu asal, maka terbentuklah batuan sedimen klasik.
d. Pada pengendapan proses kimiawi, hasilnya adalah batuan sedimen kimiawi dan yang dilakukan oleh organisme, hasilnya adalah batuan sedimen organik.
e. Adanya penambahan suhu menghasilkan batuan metamorf kontak, adanya tekanan menghasilkan metamorf dinamo, dan adanya penambahan zat lain terbentuklah batuan metamorf pneumatolistis kontak.
Berdasarkan proses pembentukannya, batuan dibedakan manjadi tiga macam, yaitu batuan beku, batuan sedimen dan batuan metamorf.
a. Batuan Beku
1) Berdasarkan Tempat Pembekuannya
Jenis Batuan Ciri-ciri Contoh
batuan a) Batuan Beku Dalam terbentuk jauh di dalam kulit bumi dan
hanya terdiri dari kristal saja, karena proses pendinginnnya berjalan sangat lambat.
Umumnya berbutir lebih kasar dan jarang menunjukkan adanya lubang-lubang gas.
Granit Granitdiorit gabro
b) Batuan Beku Korok(Gang) batuan yang terbentuk di daerah korok atau celah kerak bumi sebelum magma sampai ke permukaan bumi.
Proses pendinginan cepat .
Terdiri dari kristal besar, kristal kecil, dan ada yang tidak mengkristal
Porfirit granit Porfir diorit
c) Batuan Beku Luar Terbentuk di permukaan bumi Proses pendinginan sangat cepat
Tidak menghasilkan kristal-kristal
batuan Riolit Basalt Andesit Obsidian Scoria Pumice(bat u apung)
2) Berdasarkan Mineral Penyusunnya
a) Batuan Beku Mineral Ringan tersusun oleh mineral-mineral ringan biasanya berwarna terang, mudah pecah, dan banyak mengandung silikat sehingga termasuk batuan yang bersifat asam
b) Batuan Beku Mineral Berat tersusun atas mineral-mineral berat biasanya berwarna gelap, sulit pecah dan kandungan silikatnya sedikit sehingga termasuk batuan yang bersifat basa.
b. Batuan Sedimen
Batuan sedimen adalah batuan yang terbentuk karena adanya proses sedimentasi (pengendapan). Proses terbentuknya batuan sedimen disebut diagenesis. Butir-butir batuan sedimen berasal dari berbagai macam batuan melalui proses pelapukan, baik pelapukan oleh angin maupun air. Butir-butir dari hasil dari pelapukan mengendap secara berlapis yang makin lama makin menebal dan berbentuk padat. Adanya tekanan atau beban yang terlalu berat inilah yang menyebabkan batuan berbentuk padat. Tekanan yang lama membentuk agregat batuan yang padat. Karena pemadatan dan sedimentasi inilah berbagai endapan berangsur-angsur berubah menjadi batuan sedimen. Batuan sedimen dibedakan menjadi tiga kelompok , yaitu sebagai berikut :
1) Berdasarkan tempat terbentuknya
Berdasarkan tempat terbentuknya(lingkungan pengendapan), batuan sedimen terdiri dari No Jenis Batuan Sedimen Tempat proses pengendapan
a Glasial di daerah es atau gletser
b Fluvial di Sungai
c Limnis/lakustre di Danau, Rawa atau Waduk
d Marine di Laut
e Teristris di Darat
2) Berdasarkan tenaga yang Mengendapkan
No Jenis Batuan Sedimen Tenaga pengendapnya oleh
a Glasial Gletser
b Aeolis Angin
c Akuatis Air
3) Berdasarkan proses pengendapannya
No Jenis Batuan Sedimen Penjelasan Contoh a Batuan Sedimen Klastika batuan sedimen yang
susunan kimianya sama dengan batuan asalnya
Breksi Konglomerat b Batuan Sedimen Kimiawi batuan sedimen yang Batuan kapur
diendapkan secara kimiawi dan proses pengendapannya terjadi perubahan susunan kimianya
c Batuan Sedimen Organik batuan sedimen yang diendapkan melalui kegiatan organik
Terumbu karang
Penjelasan batuan sedimen Klastika :
Batuan sedimen Klastika atau disebut juga dengan terrigenous atau deditrus, terdiri dari kumpulan butiran (fragmen) batuan, matriks dan semen. Pemberian nama pada batuan sedimen klastik pada umumnya berdasarkan pada besar butirnya, yaitu sebagai berikut :
No Nama Ukuran/besarnya butiran
(1) Boulder atau bongkah (bongkah konglomerat) > 256 mm (2) Cobble atau kerakal (kerakal konglomerat) 64 – 256 mm (3) Pebble atau kerikil (kerikil konglomerat) 4 – 64 mm (4) Granule (batu pasir kasar) 2 – 4 mm
(5) Batu Pasir 0,063 – 2 mm
(6) Batu Lanau 0,004 – 0,063 mm
(7) Batu Lempung < 0,004
c. Batuan Metamorf
Batuan metamorf adalah batuan yang telah mengalami perubahan baik secara fisik maupun secara kimia sehingga menjadi berbeda dari batuan induknya. Proses perubahan batuan metamorf dipengaruhi oleh berbagai faktor, antara lain suhu yang tinggi, tekanan yang kuat dan waktu yan lama.
Batuan metamorf terdiri dari tiga jenis, yaitu sebagai berikut :
No Nama batuan Keterangan Contoh batuan
1) Batuan Metamorf Kontak batuan terbentuk akibat pengaruh suhu yang tinggi
Marmer (berasal dari batu gamping/kapur)
2) Batuan Metamorf Dinamo batuan yang berubah karena pengaruh tekanan yang sangat tinggi, dalam waktu yang sangat lama dan dihasilkan dari proses pembetukan kulit bumi oleh tenaga endapan. Batuan ini banyak ditemukan pada daerah- daerah patahan dan
batu lumpur (mudstone) menjadi batu tulis (slate)
lipatan yang tersebar di seluruh dunia.
3) Batuan Metamorf Pneumatolitis batuan yang berubah karena pengaruh gas-gas dari magma.
kuarsa dengan gas
boriium berubah menjadi furmalin (sejenis permata)
kuarsa dengan gas
fluorium berubah menjadi topas (permata berwarna kuning)
B. Bentuk muka bumi akibat tenaga ENDOGEN
Perubahan muka bumi ini disebabkan oleh dua gaya yaitu gaya endogen dan gaya eksogen.
Tenaga endogen adalah tenaga pembentuk permukaan bumi yang berasal dari dalam bumi yang bersifat membangun atau konstruktif.
Tenaga endogen meliputi tektonisme, vulkanisme dan seisme. 1. Tektonisme
Tektonisme adalah tenaga yang bekerja dari dalam bumi dengan arah vertikal maupun horisontal yang mengakibatkan perubahan lokasi (dislokasi) lapisan batuan pada permukaan bumi.
Dislokasi adalah perubahan letak dari kompleks batuan, baik yang mengakibatkan putusnya hubungan batuan atau tidak. Pada umunya bentukan hasil tenaga tektonisme berupa lipatan dan patahan.
Tektonisme terdiri dari dua macam sebagai berikut : a. Orogenesis
Orogenesis adalah suatu gerakan tenaga endogen yang relatif cepat dan meliputi wilayah relatif sempit. Pada gerakan diagenesis ini terjadi pembentukan lipatan dan patahan.
1) Bentukan Lipatan
Lipatan adalah gerakan pada lapisan bumi yan tidak terlalu besar dan berlangsung dalam waktu yang lama sehingga menyebabkan lapisan kulit bumi berkerut atau melipat. Kerutan atau lipatan bumi ini nantinya bisa membentuk pegunungan.Punggung lipatan disebut dengan antiklinal dan lembah lipatan dinamakan sinklinal.
Contoh daerah lipatan yang besar adalah Pegunungan Sirkum Pacifik, Sirkum Mediterania dan Pegunungan Bukit Barisan.
Daerah sinklinal yang sangat luas dinamakan geosinklinal.
Berdasarkan posisi sumbunya, jenis-jenis lipatan sebagai berikut : - lipatan tegak - lipatan miring - lipatan menggantung - lipatan isoklinal - lipatan rebah - lipatan kelopak
2) Bentukan Patahan (Sesar)
Patahan adalah gerakan pada lapisan bumi yang sangat besar dan berlangsung dalam waktu yang cepat, sehingga dapat menyebabkan lapisan kulit bumi retak atau patah. Berdasarkan arah pergeserannya, sesar dapat dibedakan atas sesar normal/sesar turun, sesar naik dan sesar mendatar.
Dari berbagai tipe sesar, dapat menghasilkan bentuk permukaan bumi sebagai berikut : a) Horst (tanah naik), bagian dari patahan yang mengalami pengangkatan lebih tinggi
daripada daerah sekitarnya.
b) Graben/Slenk (tanah turun), bagian dari patahan yang posisinya lebih rendah dibandingkan daerah sekitarnya.
b. Epirogenesis
Disebut juga pengangkatan atau penurunan benua, yaitu tenaga endogen yang bekerja pada daerah yang relatif luas dengan kecepatan yang relatif lambat.
Epirogenesa dibedakan menjadi dua, yaitu : 1) Epirogenesa negatif
Yaitu gerak naik permukaan bumi yang mengakibatkan daratan naik dan air laut seolah-olah turun. Dengan demikian daratan menjadi semakin luas.
Contohnya : munculnya pulau Buton, pulau Timor, pulau Nias dan Dataran Tinggi Colorado (AS).
2) Epirogenesa positif
Yaitu gerak turun permukaan bumi yang mengakibatkan daratan turun dan permukaan air laut seolah-olah naik. Akibatnya, sebagian besar daratan tergenang air sehingga kelihatan semakin menyempit.
Contohnya : tenggelamnya pulau-pulau di Indonesia bagian Timur.
2. Vulkanisme
Vulkanisme yaitu peristiwa yang berhubungan dengan pembentukan gunung api, yaitu magma yang bergerak dari lapisan dalam mantel menyusup ke lapisan lithosfer yang lebih atas atau sampai ke permukaan bumi. Magma adalah batuan cair pijar bertemperatur tinggi yang terjadi dari berbagai mineral dan mengandung gas yang larut di dalamnya. Suhu magma sangat tinggi sehingga bersifat aktif. Aktivitas magma disebabkan oleh tingginya suhu magma dan banyaknya gas yang terkandung di dalamnya. Magma dapat berbentuk padat, cair dan gas.
Gejala vulkanisme terbentuk dengan persyaratan sebaga berikut : a. Terbentuknya dapur magma di Lapisan dalam kulit Bumi
Dapur magma/kantung magma adalah ruang di lapisan dalam kulit bumi tempat magma berada. Kedalaman dan besarnya dapur magma beragam. Perbedaan letak dapur magma merupakan penyebab perbedaan kekuatan letusan. Dapur magma yang letaknya dalam menimbulkan letusan yang lebih kuat dibandingkan yang letaknya dangkal.
b. Intrusi Magma
Intrusi magma yaitu proses penerobosan magma melalui rekahan-rekahan/ retakan dan celah pada lapisan batuan pembentuk lithosfer, akan tetapi tidak sampai keluar permukaan bumi. Tekanan gas-gas yang terkandung di dalam magma itu sendiri yang menyebabkan terjadinya proses intrusi. Dengan adanya proses pendinginan karena penurunan suhu, magma dapat membeku dan membentuk bongkah-bongkah batuan yang sangat keras.
Intrusi magma sebelum mencapai permukaan bumi menghasilkan bentukan sebagai berikut : 1 Batholith merupakan dapur magma yang membeku
2 Lakolith batuan beku sebagai hasil magma yang menyusup antara dua lapisan lithosfer yang berbentuk lensa cembung.
3 Sills atau kepingan intrusi
berbentuk tipis mendatar, menyusup antara dua lapisan lithosfer.
4 Korok/Gang batuan beku hasil intrusi magma yang berbentuk tipis, memanjang memotong lithosfer dengan arah vertikal atau miring.
c. Ekstrusi Magma
Ekstruksi/Erupsi magma adalah proses keluarnya magma sampai permukaan bumi. Berdasarkan kekuatan letusannya, ekstrusi dibedakan sebagai berikut :
1) Erupsi Efusif
Erupsi Efusif adalah proses keluarnya magma dari gunung api yang berupa lelehan lava dan lahar. Jenis ini terjadi jika magma relatif encer.
2) Erupsi Eksplosif
Erupsi Eksplosif adalah keluarnya magma ke permukaan bumi yang disertai letusan/ledakan yan cukup dahsyat. Jenis ini terjadi jika cairan magma kental dan memiliki kandungan gas yang relatif banyak.
Berdasarkan celah/lubang keluar, ekstrusi magma dibedakan sebagai berikut : 1) Erupsi Linier
Proses keluarnya magma melalui celah/retakan yang memanjang, sehingga membentuk deretan gunung api. Misalnya, deretan gunung api sepanjang pulau Jawa.
2) Erupsi Areal
Proses keluarnya magma yang terjadi karena letak magma yang dekat dengan permukaan bumi, sehingga magma membakar dan melelehkan lapisan batuan yang berada diatasnya. Lubang magma berukuran besar, contohnya seperti pegunungan di Argentina dan Paraguay.
3) Erupsi Sentral
Proses keluarnya magma melalui satu lubang sehingga membentuk kerucut gunung api yang terpisah-pisah. Erupsi sentral menghasilkan bentuk gunung sebagai berikut :
Pembeda Strato Perisai/Tameng Maar
Sifat letusan Efusif dan Eksplosif Efusif Eksplosif
Sifat magma cair dan kental cair padat/kental
Tekanan gas sedang lemah kuat
letak dapur magma
sedang dangkal dangkal dan dalam
bentuk gunung kerucut/berlapis-lapis tameng/landai seperti danau contoh gunung G. Merapi
G. Merbabu G. Semeru G. Kelud G. Maona Lea G. Maona Kea G. Lamongan G. Kelud G. Kelimutu Gambar
Tipe gunung api ditentukan berdasarkan kedalaman dapur magma, volume dapur magma dan kekentalan (viscositas) magma. Menurut tipe letusan, gunung api dibedakan sebagai berikut :
sifat lava tekanan gas letak dapur magma hasil letusan contoh
Hawaii encer rendah dangkal lava cair - G. Maona Loa - G. Maona Kea - G. Kilauea
Stromboli encer sedang dangkal eflata - G. Vesuvius - G. Raung - G. Batur (Bali)
Vulkano kuat encer agak kental
tinggi dalam eflata - G. Bromo - G. Etna -
Vulkano lemah
encer sedang dangkal eflata G. Semeru
Merapi kental rendah sangat dangkal lava pijar, awan panas, lahar dingin G. Merapi Perret/Plinian encer sampai kental
tinggi sangat dalam gas sangat tinggi dan dihiasi awan berbentuk bunga kol
G. Krakatau
Pelee kental tinggi dalam awan pijar G. Pelee
Sint Vincent kental sedang dangkal lahar panas G. Kelud
Letusan gunung api mengeluarkan material yang bermacam-macam. Material/benda vulkanis ini dapat berbentuk padat, cair dan gas.
a. Benda padat/eflata, antara lain sebagai berikut :
1) Bom batu-batu sebesar kepal tangan manusia yang keluar dari gunung api saat terjadi letusan.
2) Kerikil batu kerikil yang keluar saat terjadi letusan
3) Lapili, batu-batu sebesar biji kacang hijau yang keluar saat terjadi letusan
4) Pasir Vulkanik batu-batu kecil sebesar pasir yang dikeluarkan dari lubang kepundan gunung api.
6) Scoria material magmatik berwarna kehitaman, kecoklatan hingga kemerahan, mempunyai struktur agak berongga, agak berat, dan cenderung tenggelam di dalam air.
7) Batu Apung batuan berongga yang berasal dari buih magma yang cepat membeku pada saat buih tersebut terlempar keatas pada waktu terjadi letusan gunung api.
b. Benda cair, terdiri dari :
1) Lava magma yang berada di kawah (lubang kepundan ) dan akan meleleh di lereng gunung apabila terjadi letusan/erupsi.
2) lahar panas lelehan lumpur panas yang terbentuk dari lava bercampur air yang berasal dari lubang kepundan (kawah yang terisi sebagai danau kepundan),
3) lahar dingin lelehan lumpur dingin yang dihanyutkan oleh air hujan
c. Benda gas, terdiri dari :
1) Solfator gas belerang (H2S) 2) Fumarol berupa uap air (H2O),
3) Mofet berbentuk CO2 yang berbahaya
Manfaat gunung api bagi kehidupan :
a) sebagai daerah penangkap atau mendatangkan hujan b) abu vulkanik dapat menyuburkan tanah
c) menjadikan letak mineral (tambang) dekat dengan permukaan bumi. d) dapat dijadikan tempat pariwisata
Usaha mengurangi bahaya dari gunung berapi :
a) membuat terowongan atau jalur untuk tempat mengalirnya lahar b) mengadakan pos-pos pengamatan gunung api
c) mengungsikan penduduk yang bertempat tinggal di lereng-lereng gunung api.
1. Seisme/Gempa bumi
a. Pengertian gempa bumi
Gempa bumi adalah getaran yang dirasakan oleh manusia/alat pada permukaan bumi yang disebabkan oleh tenaga indogen.
b. Berdasarkan penyebabnya
1) gempa tektonik, yaitu gempa yang disebabkan pergeseran lapisan batuan (dislokasi) berupa patahan/retakan.
2) gempa vulkanik, yaitu gempa yang disebabkan adanya letusan gunung api
3) gempa runtuhan, yaitu gempa yang disebabkan runtuhnya atap gua yan terdapat di dalam lithosfer. Contoh; runtuhnya terowongan tambang dan gua kapur.
c. Berdasarkan bentuk episentrumnya
gempa tektonik merupakan jenis gempa linier.
2) gempa sentral yaitu episentrum gempanya berupa titik. Gempa vulkanik dan gempa runtuhan termasuk episentrum titik.
d. Berdasarkan letak hiposentrumnya
1) gempa dalam, jika letak hiposentrumnya antara 300 – 700 km 2) gempa intermidier, jika letak hiposentrumnya 100 – 300 km 3) gempa dangkal, jika letak hiposentrumnya kurang dari 100 km e. Berdasarkan jarak episentrumnya
1) gempa dekat (lokal), jika jarak episentrumnya kurang dari 10.000 m 2) gempa jauh, jika jarak episentrumnya lebih dari 10.000 m
f. Istilah-istilah yang berkaitan dengan gempa
1 Seismologi : ilmu yang mempelajari gempa bumi 2 Seismograf : alat pencatat gempa
3 Seismogram : hasil gambaran seimograf yang berupa garis-garis patah
4 Hiposentrum : pusat gempa di dalam bumi
5 Episentrum : tempat di permukaan bumi/permukaan laut yang tepat di atas hiposentrum. Pusat gempa di permukaan bumi
6 Homoseista : garis khayal pada permukaan bumi yang mencatat gelombang gempa primer pada waktu yang sama 7 Pleistoseista : garis khayal yang membatasi sekitar episentrum
yang mengalami kerusakan terhebat akibat gempa 8 Isoseista : garis pada peta yang menghubungkan
tempat-tempat yang mempunyai kerusakan fisik yang sama
9 Mikroseista : gempa yang terjadi sangat halus/lemah dan dapat diketahui hanya dengan menggunakan alat gempa 10 Makroseista : gempa yang terjadi sangat besar kekuatannya, sehingga tanpa menggunakan alat mengetahui jika terjadi gempa
g. Gelombang gempa bumi
1) gelombang primer (longitudinal), adalah gelombang gempa yang dirambatkan dengan kecepatan antara 7 – 14 km/detik. Gelombang inilah yang pertama tercatat oleh seismograf.
2) gelombang sekunder (transversal), adalah gelombang gempa yang dirambatkan dengan kecepatan 4 – 7 km/detik.
3) gelombang panjang (permukaan), adalah gelombang gempa yang dirambatkan dengan kecepatan kurang dari 3,5 km/detik
h. Cara menentukan letak episentrum
1) Dengan menggunakan tiga tempat yang terletak pada satu homoseista. Homoseista adalah garis yang menghubungkan tempat-tempat di permkaan bumi yang mencatat
getaran gempa pertama pada waktu yang sama. Jika kota A, B dan C mencatat getaran gempa pertama pada jam 10.31.56. berarti ketiga tempat itu terletak pada homoseista. Untuk mencari episentrumnya hubungkan PQ dengan sebuah garis, demikian juga QR, kemudian buatlah garis sumbu kedua garis itu, maka titik potong kedua garis sumbu itulah tempat episentrum yang dicari.
2) Dengan menggunakan hasil pencatatan 3 seismograf, orang dapat menentukan letak episentrum gempa. Seismograf yang digunakan yaitu seismograf vertikal, seismograf horisontal (dipasang barat timur), dan seismograf horisontal (dipasang utara selatan). 3) Dengan menggunakan tiga tempat yang mencatat episentrum.
Untuk mengetahui jarak episentrum suatu gempa dapat menggunakan rumus Laska : A = ( S – P ) – 1 menit x 1000 km
A = jarak episentrum dari stasiun pencatat gempa
S = waktu yang menunjukkan pukul berapa gelombang sekunder tercatat di stasiun P = waktu yang menunjukkan berapa gelombang primer tercatat di stasiun
1 menit (ketetapan) 1000 km (ketetapan)
C. Bentuk Muka Bumi akibat tenaga EKSOGEN
Eksogen adalah tenaga pembentuk muka bumi yang berasal dari luar bumi, bersifat merusak atau destruktif, yang meliputi :
a. Pelapukan (Weathering)
Pelapukan adalah segala perubahan dalam batuan karena pengaruh keadaan cuaca (misalnya air, suhu)
Apabila kecepatan dari pelapukan itu tidak dapat mengikuti kecepatan runtuhnya lapisan batuan yang lapuk, maka batuan asli akan terkelupas dan terbuka telanjang. Hal ini disebut denudasi. Macam-macam pelapukan :
1) Pelapukan Fisik (Mekanik)
Pelapukan mekanik merupakan pelapukan batuan yang tidak disertai dengan perubahan susunan kimia, seperti batuan besar pecah dan berubah menjadi kecil, selanjutnya sampai halus, tetapi susunan kimianya sama dengan batuan induknya.
Sebab-sebab pelapukan mekanis :
Insolasi (pengaruh sinar matahari) dan perubahan suhu Pengerjaan pembekuan atau celah batu
Pengerjaan garam Daya erosi
Gelombang laut yang memukul pantai 2) Pelapukan Kimia
Pelapukan kimia merupakan pelapukan batuan melalui proses kimia yang disertai dengan perubahan susunan zat dari mineral batuan induknya. Peristiwa ini banyak terdapat di daerah kapur yang menimbulkan gejala-gejala karst. Beberapa gejala karst yang banyak hubungannya dengan pelapukan kimia, yaitu :
Karena batuan kapur mudah larut oleh air hujan yang banyak mengandung CO2
, maka pada permukaan batuan kapur selalu terdapat celah. Ditempat perpotongan
celah-celah itu larutan lebih banyak dan terjadi lubang-lubang kecil yang disebut karren. Pipa karst, yaitu lubang kecil dan dalam, dindingnya curam.
Doline, yaitu lubang yang berbentuk corong. Menurut terjadinya doline dapat dibagi menjadi dua :
(1) Doline Corrosion, karena proses larutan. Didasar doline diendapkan tanah kapur yang disebut terrarosa atau tanah merah.
(2) Dolin terban terjadinya karena atap gua runtuh.
Ponor, yaitu pipa karst dan doline terjadi didaerah kapur yang air tanahnya cukup dalam. Uvala, lubang doline yang lama kelamaan makin lebar dan akhirnya menjadi satu.
Polye, deretan uvala-uvala atau deretan doline-doline besar
Sungai dibawah tanah, yaitu sungai yang terdapat didalam tanah kapur. Karena sifat lapisan kapur yang pecah-pecah dan mudah larut , maka kadang –kadang sungai yang melalui daerah kapur sekonyong-konyong hilang dan keluar lagi ditempat lain.
Gua di batuan kapur, yaitu gua-gua yang terdapat di dalam tanah kapur. Dari atap gua itu menetes air yang merupakan endapan dari air hujan. Karena itu, terjadi endapan batu kapur pada atap gua memanjang kebawah yang disebut stalaktit. Dari dasar tanah kapur juga terdapat endapan yang menjulang keatas disebut stalakmit.
3) Pelapukan Biologis (Organik)
Pelapukan organik merupakan pelapukan batuan yang disebabkan oleh organisme-organisme (tumbuh-tumbuhan, hewan, manusia). Manusia dapat merusak ekosistem yang lebih besar lagi, tetapi dapat juga memelihara ekosistem yang sudah rusak dan memperbaharui lagi. Pelapukan organis sebagian masuk pelapukan fisik dan sebagian pelapukan kimia.
Pelapukan biologis dapat digolongkan menjadi dua
Pelapukan biologis fisik, misalnya tekanan akar, merayapnya cacing, dan sebagainya. Pelapukan biologis kimia, misalnya pelapukan bunga tanah (humus), pengerjaan
jasad-jasad hidup pada batuan yaitu dengan jalan mengeluarkan zat-zat tertentu. b. Erosi
Erosi adalah proses pengikisan permukaan bumi oleh tenaga yang melibatkan pengangkatan benda-benda seperti air mengalir, es, angin dan gelombang atau arus.
1) Erosi Air
Air yang mengangkut batu-batuan yang hancur mempunyai kekuatan mengikis lebih besar. Peristiwa gesekan pada erosi air tergantung pada :
Kecepatan gerak Daya angkut air Keadaan permukaan 2) Erosi Air Laut
Pengikisan batuan yang disebabkan oleh pengerjaan air laut disebut abrasi. Besar kecilnya gelombang atau kecepatan angin , dapat menimbulkan perubahan bentuk di sepanjang pantai disebut abrasi platform.
3) Erosi Es
Pengikisan yan disebabkan oleh pengerjaan es disebut erosi glasial atau eksarasi. Didaerah pegunungan yang tinggi sering terjadi salju abadi atau es. Es bergerak turun melalui lereng
yang mengikis dasar lereng gunung serta mendorongnya ke lembah. 4) Erosi Angin
Erosi angin atau korasi terjadi karena adanya perombakan batuan yang sudah pecah atau hancur akibat pelapukan. Angin mengangkat bagian-bagian debu yang menerbangkannya. c. Sedimentasi
Lapisan hasil pelapukan yang terjadi dipermukaan bumi, baik di daratan yang rata maupun di lereng-lereng bukit, pegunungan atau gunung dipengaruhi oleh bermacam-macam kekuatan. Daerah yang terkena pelapukan maupun yang menerima hasil pelapukan menghasilkan struktur morfologi yang berbeda-beda.
Bentukan-bentukan dalam proses pengendapan/sedimentasi didaerah pantai ① Pesisir (Beach)
Pesisir (beach) adalah pantai yang terdiri atas endapan pasir sebagai hasil erosi ② Dune
Dune adalah bukit pasir di daerah pedalaman yang terjadi sebagai akibat hembusan angin didaaerah pasir yang luas.
③ Spit dan Bar
Spit adalah material pasir sebagai proses pengendapan yang terdapat dimuka teluk, berbentuk memanjang dan salah satu ujungnya menyatu dengan daratan, sedang ujung lain terdapat di laut.
Bar adalah punggungan pasir dan kerikil yang diendapkan tepat diseberang teluk, bila Bar ini menghubungkan dua pulau disebut Tombolo.
④ Delta
Delta adalah bentukan dari proses pengendapan erosi yang dibawa oleh aliran sungai di daerah pantai. Dalam proses sedimentasi/pengendapan ini akan menghasilkan batuan sedimentasi.
Batuan sedimen dapat diklasifikasikan berdasarkan tenaga alam yang mengangkut dan tempat sedimen :
Berdasarkan tenaga alam yang mengangkutnya Sedimen akuatis ; pengendapan oleh air
Sedimen aeris (aeolis) ; pengendapan oleh angin Sedimen glasial ; pengendapan oleh es
Sedimen marin ; pengendapan oleh air laut Berdasarkan tempatnya :
Teristris ; pengendapan di darat
Sedimen fluvial ; pengendapan di sungai
Sedimen limnis ; pengendapan di rawa-rawa/danau Sedimen marine ; pengendapan di laut
Sedimen glasial ; pengendapan di daerah es d. Masswashting
Penghancuran massal batu-batuan hasilnya adalah pengrataan relief muka bumi, penghancuran massal (masswashting) dibedakan menjadi :
1) Slow flowage, yang meliputi beberapa gerakan menjalar yang perlahan menuruni lereng-lereng yang disebut creep. Adapun macam-macam creep adalah :
Soil creep : tanah menjalar
Talus creep : puing-puing yang menuruni lereng
Rock creep : bergesernya batuan besar secara perlahan
Rode glacial creep : sekumpulan batuan menuruni lereng terlihat seperti gletser 2) Rapid flowage, sebagai aliran cepat, meliputi :
Earth flow ; creep yang lebih cepat
Mud flow : aliran lumpur bercampur fragmen batuan melalui saluran Dubois avalanche : menuruni lereng terjal dan sempit
3) Land slides : aliran tanah yang dapat dilihat mata
4) Subsidence : jatuhnya material (berpindah) tidak melalui permukaan yang bebas, terjadi di daerah kapur (karst).