• Tidak ada hasil yang ditemukan

Comparative Study on Teaching Simple Present Tense by Using. Deductive and Inductive Grammar Teaching Methods: A Case Study

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Comparative Study on Teaching Simple Present Tense by Using. Deductive and Inductive Grammar Teaching Methods: A Case Study"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

CHAPTER 5 SUMMARY

BINA NUSANTARA UNIVERSITY

Faculty of Letters English Department

Strata 1 Program 2007

Comparative Study on Teaching Simple Present Tense by Using

Deductive and Inductive Grammar Teaching Methods: A Case Study

at Sutia English Course, Pontianak

Febriyanti

0600667214

Bahasa Inggris adalah salah satu bahasa Internasional yang berada pada posisi penting dalam berbagai jenis komunikasi, misalnya dalam pendidikan, bisnis, politik, dll. Menyadari bahwa bahasa Inggris berada pada posisi yang strategi, banyak sekali orang Indonesia yang tertarik untuk mempelajari bahasa tersebut. Kondisi seperti ini mendorong pihak pemerintah dan pihak swasta untuk mendirikan kursus – kursus bahasa Inggris dengan berbagai tujuan. Seperti di beberapa kota besar di Indonesia, contoh:

(2)

Jakarta, Surabaya, Medan dan Pontianak, disana kita sudah bisa menjumpai beberapa kursus bahasa Inggris. Sutia English Course adalah salah satu dari kursus private bahasa Inggris yang ada di Pontianak. Sutia English Course memiliki murid lebih dari dua ratus orang, mulai dari tingkat Taman Kanak-Kanak atau TK, hingga Sekolah Menengah Umum atau yang disingkat SMU. Kebanyakan murid sekolah dasar (SD) Sutia English Course dapat berbicara dalam bahasa Inggris dengan lancar, tetapi murid-murid kelas satu memiliki kesulitan dalam memahami dan menggunakan Simple Present Tense.

Melalui thesis ini, penulis berusaha mencari tahu apakah metode pengajaran menjadi salah satu penyebab atas masalah yang terjadi di atas. Dalam rangka membandingkan dan memberikan solusi atas masalah tersebut, penulis menawarkan metode Inductive Grammar Teaching Method untuk menolong murid kelas satu Sutia English Course dalam memahami dan menggunakan Simple Present Tense dengan lebih mudah. Dalam thesis ini, penulis bertujuan untuk membuktikan apakah metode Inductive Grammar Teaching Method lebih baik daripada Deductive Grammar Teaching Method yang saat ini digunakan oleh Sutia English Course.

Secara tradisional, pelajaran grammar selama ini selalu mengandalkan Deductive Grammar Teaching Method. Didalam Deductive Grammar Teaching Method, aturan – aturan atau rumus – rumus, definisi grammar disampaikan oleh guru terlebih dahulu dan setelah rumus beserta definisi sudah dimengerti oleh para siswa, baru diterapkan melalui latihan-latihan yang diberikan oleh para guru.

Ada beberapa aturan dalam menerapkan Deductive Grammar Teaching Method, diantaranya adalah:

ƒ Kebenaran

(3)

ƒ Batas – batas

Rumus – rumus harus dipaparkan dengan jelas sesuai limit atau batasan dalam pemakaian rumus tersebut. Misalnya perbedaan pemakaian kata will dengan is going to, meskipun keduanya adalah sama – sama digunakan untuk mengungkapkan sesuatu yang akan terjadi atau masa depan.

ƒ Kejelasan

Rumus – rumus harus jelas. Rumus yang tidak dipaparkan secara jelas akan menyebabkan kebingungan atau mengaburkan terminology. Misalnya : “Pakailah kata will untuk keputusan mendadak dan is going to untuk keputusan yang sudah direncanakan sebelumnya.

ƒ Kesederhanaan

Rumus - rumus yang diberikan haruslah sudah dikemas secara sederhana sehingga akan lebih gampang dipahami dan diingat oleh para siswa.

ƒ Keakaraban

Penjelasan yang diberikan oleh para guru harus diusahakan sesuai dengan konsep yang sudah familiar dengan para siswa. Ada beberapa siswa yang sudah mempunyai pengetahuan grammar, namun mereka menggunakan beberapa istilah dengan kata-kata mereka sendiri dalam menjelaskan grammar.

ƒ Keterkaitan

Harus bisa menjawab pertanyaan mengenai rumus-rumus sesuai dengan kondisi dan latar belakang orang yang bertanya. Misalnya orang Arabic yang pada struktur bahasanya tidak menggunakan present perfect, mungkin akan diperlukan penjelasan yang berbeda dibandingkan dengan, misalnya orang Prancis, yang struktur

(4)

bahasanya hampir sama dengan struktur bahasa Inggris yang memakai present perfect, meskipun agak sedikit berbeda.

Kelebihan dari Deductive Grammar Teaching Method diantaranya adalah: ¾ Langsung kepada inti, yaitu tidak ada teka-teki rumus yang digunakan. Jadi rumus

langsung diberikan pada awal pertemuan dan akan sangat menghemat waktu.(tidak bertele-tele).

¾ Menghargai kedewasaan dan tingkat intelejen dari berbagai kalangan khususnya dewasa.

¾ Menegaskan kepada para siswa mengenai proses belajar di kelas yang special, khususnya kepada siswa yang mempunyai cara belajar tersendiri.

¾ Mengijinkan para guru untuk langsung masuk ke inti dari pembelajaran bahasa jika para siswa sudah mempunyai dasar pengetahuan dari apa yang akan dipelajari

Kekurangan dari Deductive Grammar Teaching Method diantaranya adalah: ¾ Memulai pembelajaran dengan presentasi grammar mungkin kurang efektif bagi para

siswa, khususnya para pemula. Mereka mungkin tidak memiliki kemampuan untuk mengerti konsep yang diberikan secara menyeluruh.

¾ Oleh karena penjelasan grammar diberikan dari awal, maka akan mengurangi keterlibatan dan interaksi dari para siswa.

¾ Penjelasan seringkali dihapalkan seperti bentuk dari presentasi, misalnya demonstrasi.

¾ Seperti suatu kepercayaan bahwa belajar bahasa dapat dilakukan hanya dengan mengetahui aturan-aturan dari bahasa itu saja.

Inductive Grammar Teaching Method adalah suatu metode pengajaran yang tanpa menjelaskan aturan – aturan atau rumus – rumus namun para siswa belajar dari

(5)

contoh – contoh dan latihan – latihan yang pada akhirnya mengarahkan para siswa untuk mengerti suatu rumus.

Konsep pengajaran dengan Inductive Grammar Teaching Method cenderung lebih lambat, tidak to the point (tidak langsung pada inti pembelajaran), sangat membutuhkan kesabaran dan rencana pengajaran yang cukup menyita waktu dari para guru. Tetapi hasil yang didapat sangat memuaskan, karena metode ini sangat mengutamakan pengertian dan aplikasi dari suatu rumus dan aturan dibandingkan dengan penghapalan .

Secara sederhana, Inductive Grammar Teaching Method bisa didefinisikan sebagai: siswa memperoleh pengertian dan rumus atau aturannya sendiri dari observasi yang dilakukan ketika siswa menggunakan bahasa Inggris dalam berkomunikasi.

Kelebihan dari Inductive Grammar Teaching Method diantaranya adalah: ¾ Para siswa menemukan rumus – rumus dan aturan – aturan dari bahasa melalui

pengalaman mereka. Hal ini dapat membuat rumus – rumus yang ditemukan lebih berarti, gampang diingat dan berguna.

¾ Para siswa lebih banyak terlibat dalam proses pembelajaran; lebih baik dari pada jadi penerima(siswa) yang pasif; para siswa menjadi lebih perhatian dan termotivasi. ¾ Belajar memecahkan masalah membuat para siswa lebih mandiri.

Kekurangan dari Inductive Grammar Teaching Method diantaranya adalah: ¾ Waktu dan energi yang dikeluarkan dalam mencari rumus – rumus bisa menyesatkan

para siswa hingga mempercayai bahwa grammar adalah objek dari pembelajaran bahasa, lebih dari sebuah pengertian.

¾ Waktu yang terpakai untuk menentukan sebuah rumus, mungkin akan sama dengan waktu yang digunakan saat memakai rumus untuk menyelesaikan beberapa latihan.

(6)

¾ Para siswa bisa salah dalam menyimpulkan sebuah rumus, rumus versi mereka bisa terlalu luas atau malah terlalu sempit. Ini sangat berbahaya karena tidak ada test yang jelas untuk menentukan kebenaran hipotesa mereka baik yang berbentuk contoh-contoh latihan maupun statement yang tegas atas suatu rumus atau aturan. ¾ Metode ini memberatkan para guru dalam merencanakan pengajaran. Mereka harus

berhati – hati dalam menyeleksi dan mengatur data yang membawa para siswa ke formulasi rumus yang jelas. Selain itu para guru juga harus memastikan kalau data itu dapat dimengerti.

¾ Meskipun data sudah diatur dengan sebaik mungkin, masih banyak bidang –bidang bahasa seperti aspek dan kata bantu pengandaian yang berlawanan dengan formulasi rumus yang gampang.

¾ Inductive Grammar Teaching Method bisa membuat frustasi para siswa yang hanya belajar secara perorangan atau berdasarkan pengalaman mereka. Para siswa yang seperti ini cenderung lebih memilih metode deductive.

Dalam rangka membuktikan apakah Inductive Grammar Teaching Method (IGTM) lebih baik daripada Deductive Grammar Teaching Method (DGTM), penulis mengadakan observasi pengajaran dengan menggunakan t-test untuk mendapatkan hasil yang lebih akurat. Penulis memilih dua kelas, yaitu 1A dan 1B untuk menerapkan DGTM dan IGTM. Penulis menggunakan DGTM untuk mengajar 1A dan IGTM untuk mengajar 1B.

Penulis mengadakan dua kali test, yaitu Pre-Test dan Post-Test. Test tersebut diadakan untuk mengetahui apakah perbedaan kemampuan dan kecerdasan sebelum dan sesudah penerapan DGTM dan IGTM. Selain itu, test tersebut juga diadakan untuk membuktikan apakah IGTM lebih baik daripada DGTM.

(7)

Berdasarkan hasil statistic, penulis menemukan tidak ada perbedaan kemampuan dan kecerdasan antara para siswa 1A dan 1B pada ketika Pre-Test diadakan. Tetapi setelah Post-Test, penulis menemukan ada perbedaan kemampuan dan kecerdasan antara siswa 1A dan 1B. Siswa 1B mendapat nilai di atas rata-rata, sedangkan siswa 1A mendapatkan nilai standard atau rata-rata. Penelitian ini membuktikan bahwa IGTM lebih baik dibandingkan DGTM.

Referensi

Dokumen terkait

A COMPARATIVE STUDY ON TEACHING WRITING THROUGH INDUCTIVE AND DEDUCTIVE METHOD (An Experimental Study at the Tenth Grade of SMA Negeri 4 Surakarta.. in the 2009/2010

The “skripsi” (Scientific Paper) entitled “The Effecti s of Using Dialogue Technique In Teaching Simple Present Tense “ (a pre- experimental study at the

While she was able to integrate grammar teaching within the CLT approach, with sufficient attention to both meaning and form, the teacher did not use the techniques or activities in

This study investigates the effect of using deductive and inductive approaches in teaching English to students on their conditional sentence mastery.. This study also intends

The process of teaching and learning the simple past tense trough grammar translation method carried out by the English teacher of SMP Negri 1 Pabedilan – Cirebon that