• Tidak ada hasil yang ditemukan

THE MOODY HANDBOOK OF THEOLOGY (1)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "THE MOODY HANDBOOK OF THEOLOGY (1)"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

THE MOODY HANDBOOK OF THEOLOGY (1) REVISED AND EXPANDED EDITION

Oleh: Paul Enns

“This book was fi rst published in the United States by Moody Publishers, 820 N. LaSalle Blvd., Chicago, IL 60610 with the Ɵ tle The Moody Handbook of Theology, Revised and Expanded EdiƟ on, Copyright ©1989, 2008 by Paul Enns. Translated by permission”

Diterbitkan oleh

LITERATUR SAAT

Jalan Anggrek MerpaƟ 12, Malang 65141 Telp. (0341) 490750

website: www.literatursaat.com Penulis : Paul Enns

Alih Bahasa : RahmiaƟ Tanudjaja

PenyunƟ ng : Chilianha Jusuf, ChrisƟ ne L. W. Emma Penata Letak : Yusak P. Palulungan, Deril C. Waluyo Gambar Sampul : Lie Ivan Abimanyu

Edisi terjemahan telah mendapat izin dari penerbit buku asli. Cetakan Pertama : 2003 Cetakan Kedua : 2004 Cetakan KeƟ ga : 2006 Cetakan Keempat : 2008 Cetakan Kelima : 2010 Cetakan Keenam : 2013

Cetakan Ketujuh : 2014 (Edisi Revisi) Cetakan Kedelapan : 2016

Cetakan Kesembilan : 2019

Dilarang memproduksi sebagian atau seluruh isi buku ini tanpa izin tertulis dari Penerbit.

Enns, Paul

The Moody Handbook of Theology, Revised and Expanded (1) / Paul Enns ––Alih bahasa, RahmiaƟ Tanudjaja––Cet. 9––Malang : Literatur SAAT, 2019.

472 hlm. ; 22 cm

(3)

DAFT

DAFT

DAFT

DAFT

DAFTAR ISI

AR ISI

AR ISI

AR ISI

AR ISI

9 11 Prakata

Kata Pengantar Edisi Revisi

Kata Pengantar untuk Edisi I 15

B

AGIAN

1: T

EOLOGI

B

IBLIKA

1. Pendahuluan Teologi Biblika 21

2. Pendahuluan Teologi Perjanjian Lama 29

3. Teologi Era Edenik 41

4. Teologi Era Nuh 47

5. Teologi Era Patriakh 53

6. Teologi Era Musa 57

7. Teologi Era Monarki 63

8. Teologi Era Para Nabi 67

9. Pendahuluan Teologi Perjanjian Baru 79

10. Teologi Sinoptik 83

11. Teologi Kisah Para Rasul 99

12. Teologi Yakobus 105

13. Teologi Paulus 109

14. Teologi Ibrani 125

15. Teologi Petrus dan Yudas 133

16. Teologi Yohanes 141

B

AGIAN

2: T

EOLOGI

S

ISTEMATIKA

17. Pendahuluan Teologi Sistematika 157

18. Bibliologi: Doktrin Alkitab 163

19. Teologi Proper: Doktrin Allah 197

20. Kristologi: Doktrin Kristus 243

21. Pneumatology: Doktrin roh Kudus 277

22. Angelology: Doktrin Malaikat 323

(4)

24. Soteriologi: Doktrin Keselamatan 361

25. Eklesiologi: Doktrin Gereja 393

26. Eskatologi: Doktrin Akhir Zaman 421

D

AFTAR

T

ABEL

Relasi Teologi Biblika dan Disiplin Lain 24

Urutan dari Teologi Biblika 24

Kontras antara Teologi Biblika dengan Teologi Sistematika 25 Kerajaan: Kesatuan Tema dari Teologi PL 36

Kerangka Kovenan dari Teologi PL 37

Format Perjanjian The Suzerainity––Vassal dari Kovenan Mosaik

58 75 84 100 110 111 168 180 204 218 225 246 250 259 260 260 261 281 282 284 288 289 di Keluaran 19 Visi-visi Zakharia

Perbandingan Injil: Perbedaan dan Persamaan Mukjizat-mukjizat Apostolik yang Sama Kronologi Kehidupan Paulus

Surat-surat Paulus

Jenis-jenis dari Wahyu Allah

Firman Allah Dua Wahyu yang Hidup Atribut Allah: Macam-macam Kategori Diagram Kuno dari Tritunggal yang Kudus Urutan ketetapan-ketetapan

Nubuat tentang Kristus di PL Penggenapan Nubuat tentang Kristus Perkataan Kristus di Injil

Karya Yesus yang Merupakan Karya Allah Signifikansi Milenial dari Mukjizat Kristus Mukjizat-mukjizat yang diseleksi di Injil Yohanes Beberapa Kata Ganti Maskulin untuk Roh Kudus Sebutan untuk Roh Kudus

Atribut-atribut Allah Tritunggal Minyak sebagai Tipologi dari Roh Ciptaan Napas Allah

(5)

294 304 313 330 333 347 353 365 384 406 410 Paralel Penghakiman: Air Bah dan Tribulasi

Perbandingan Kemampuan Alamiah dan Spiritual Relasi dari Karunia-karunia Fundamental

Nama-nama Setan Klarifikasi Malaikat

Beragam Pandangan tentang Komposisi Manusia Pandangan-pandangan tentang Imputasi Dosa Teori-teori Penebusan

Kontras dari Dua Kelahiran

Bentuk-bentuk dari Pemerintahan Gereja Pandangan-pandangan tentang Perjamuan Tuhan

(6)

D

EFINISI

ISTILAH TEOLOGI BIBLIKA dapat digunakan dengan cara-cara yang berbeda.

Meskipun dalam bagian ini penggunaannya difokuskan pada suatu metode khusus dalam studi teologi, namun harus dimengerti bahwa istilah itu secara luas digunakan untuk menunjuk pada suatu gerakan yang pada dasarnya antagonistik terhadap iman evangelikal. Penggunaan yang bersifat negatif di sini dimaksudkan dan dimunculkan sebelum adanya pembahasan tentang arti yang sah dari teologi biblika.

Pada awalnya, istilah ini digunakan untuk menjelaskan gerakan teologi biblika. Gerakan ini berawal dari liberalisme dan neo-ortodoksi. Gerakan ini muncul dalam karya tulis Walther Eichordt volume pertama tentang teo-logi PL di tahun 1933 yang berakhir dengan publikasi karya kedua von Rad tentang teologi PL yang diterbitkan pada tahun 1960.1 Brevard Childs

menyatakan bahwa gerakan itu mengalami kematiannya pada tahun 1963 dengan dicetaknya buku Honest To God dari A. T. Robinson.

Gerakan ini pada awalnya merupakan reaksi terhadap liberalisme dan berusaha untuk kembali pada studi eksegesis Kitab Suci, khususnya penekanan pada studi kata-kata biblika. Karya Kittel yang bersifat monumental, yaitu sepuluh volume Theological Dictionary of the New Testament merupakan perkembangan dari gerakan itu. Rupanya sebagai suatu gerakan, gerakan itu tidak pernah melepaskan diri dari pengaruh liberalisme; gerakan itu tetap memakai metode kritik historis. Misalnya, dalam mempelajari kitab Injil, penganut-penganut gerakan teologi biblika mengaplikasikan metode kritik historis dalam usaha untuk menemukan kata-kata Kristus mana yang sebenar-nya merupakan kata-kata yang benar-benar dikatakan oleh-Nya.

Meskipun pada abad XVII dan XIX kelemahan pesan dari liberalisme disadari, namun gerakan itu tetap mempertahankan presuposisi liberalisme terhadap Alkitab. Penganut-penganut pandangan neo-ortodoksi mengenai pewahyuan, mengajarkan evolusi sebagai teori asal mula, dan lebih menekankan aspek manusiawi dari Alkitab daripada aspek Ilahinya. Sebagai akibatnya, gerakan ini menghancurkan dirinya sendiri. Sebab, sangatlah tidak mungkin untuk melakukan studi eksegesis Kitab Suci secara serius dan pada saat yang sama menyangkali otoritas dari Kitab Suci itu sendiri.2

PEND

PEND

PEND

PEND

PENDAHUL

AHUL

AHUL

AHUL

AHULU

U

U

UAN

U

AN

AN

AN

AN

TEOLOGI BIBLIKA

TEOLOGI BIBLIKA

TEOLOGI BIBLIKA

TEOLOGI BIBLIKA

TEOLOGI BIBLIKA

1

(7)

THE MOODY HANDBOOKOF THEOLOGY

22

Pemahaman lain dari istilah teologi biblika untuk menunjukkan suatu metode di mana pengambilan bahan-bahannya berorientasi pada sejarah PL dan PB untuk menghasilkan suatu teologi. Naturnya adalah eksegesis, di mana bahan-bahan diambil dari Alkitab dan bukan dari pengertian teologi secara filosofis; studi ini menekankan pada peristiwa-peristiwa sejarah dari mana doktrin-doktrin itu diajukan; studi ini menyelidiki teologi yang muncul sesuai dengan periode sejarahnya (seperti era Nuh atau Abraham) atau dari para penulis secara individu (seperti tulisan Paulus dan Yohanes).

Teologi biblika yang dijelaskan di atas dapat disebut sebagai “cabang ilmu teologi yang secara sistematis mempelajari perkembangan penyataan Allah dalam sejarah sebagaimana yang dinyatakan di Alkitab.”3

Beberapa unsur penting yang perlu diperhatikan berkaitan dengan defi-nisi ini adalah:4

Sistematisasi

Teologi biblika menyelidiki periode sejarah di mana Allah telah menya-takan diri-Nya, atau penekanan doktrinal dari penulis-penulis Alkitab yang berbeda dan kemudian disusun secara sistematis. Teologi biblika, meskipun dipresentasikan secara sistematis, namun berbeda dengan teologi sistematik yang mengasimilasikan kebenaran dari seluruh Alkitab dan dari luar Kitab Suci, dalam proses menyistematiskan doktrin-doktrin Alkitab. Teologi biblika lebih sempit. Teologi biblika lebih terfokus untuk menekankan periode sejarah yang dinyatakan dalam PL atau tentang pengajaran eksplisit dari penulis ter-tentu di PB.

Sejarah

Teologi biblika menaruh perhatian pada peristiwa penting dalam sejarah yang menyatakan doktrin-doktrin Alkitab. Apa yang dapat dipelajari dari era PL tentang pewahyuan? Apa situasi dan kondisi pada waktu penulisan Matius dan Yohanes? Apa situasi dan kondisi pembaca dari surat Ibrani? Hal-hal itu merupakan pertanyaan-pertanyaan penting yang akan menolong untuk menemukan penekanan doktrinal dari periode tertentu atau dari penulis ter-tentu.

Progres dari Wahyu

Doktrin ortodoksi yang telah lama dipegang oleh kaum evangelikal adalah kepercayaan mengenai wahyu yang bersifat progresif; Allah tidak menyatakan semua kebenaran tentang diri-Nya sekaligus, melainkan sebagian demi sebagian kepada orang yang berbeda di sepanjang sejarah (lih. Ibr. 1:1). Teologi biblika menelusuri wahyu yang progresif dan melihat bagaimana penyataan Allah mengenai diri-Nya dinyatakan dalam era tertentu atau melalui penu-lis tertentu. Oleh karena itu, penyataan Allah tentang diri-Nya kepada

(8)

23 PENDAHULUANUNTUK TEOLOGI BIBLIKA Nuh dan Abraham jika dibandingkan tidaklah seprogresif penyataan kepada Yesaya. Buku PB yang ditulis sebelumnya, seperti Yakobus, merefleksikan pandangan yang lebih primitif tentang gereja dibandingkan dengan buku-buku yang ditulis kemudian, seperti dalam surat-surat pastoral.

Natur yang Alkitabiah

Berlawanan dengan teologi sistematik, yang mengambil informasi ten-tang Allah dari berbagai sumber dan sumber itu bisa yang mana saja, teologi biblika memiliki fokus yang lebih sempit yang mengambil informasi hanya dari Alkitab (dan dari informasi sejarah yang menjelaskan lebih luas tentang peristiwa-peristiwa sejarah di Alkitab). Jadi natur dari teologi biblika adalah eksegetikal, yaitu mempelajari doktrin-doktrin dari berbagai periode sejarah atau mempelajari kata-kata dan pernyataan-pernyataan dari penulis-penulis tertentu. Hal ini memungkinkan orang yang mempelajari Alkitab untuk menentukan penyataan Allah tentang diri-Nya dalam periode sejarah.

H

UBUNGANDENGAN

D

ISIPLIN

I

LMU

L

AIN5

Studi Eksegetikal

Teologi biblika memiliki hubungan langsung dengan eksegesis (“men-jelaskan; menafsirkan”), dapat dikatakan bahwa teologi merupakan hasil dari eksegesis. Eksegesis berdasar pada teologi biblika. Eksegesis bertugas untuk menganalisa teks Alkitab menurut metode literal—gramatikal—historikal. (1) Bagian yang harus dipelajari menurut arti yang umum dari suatu bahasa. Bagaimana kata itu atau kalimat itu pada umumnya dimengerti? (2) Bagian itu harus dipelajari menurut aturan tata bahasa; eksegesis menuntut penelitian dari kata benda, kata kerja, kata depan, dan lain-lain, untuk mendapatkan pengertian yang tepat dari bagian tersebut. (3) Bagian itu harus dipelajari sesuai dengan konteks historisnya. Bagaimana situasi politik, sosial, dan konteks budaya pada waktu itu? Teologi biblika tidak diakhiri dengan eksegesis tetapi harus dimulai dengan eksegesis. Seorang teolog harus menganalisa teks secara tepat untuk mendapatkan pengertian yang benar dari apa yang ditulis oleh Matius, Paulus atau Yohanes.

Studi Latar Belakang Penulisan

Meskipun tujuan dari teologi biblika bukan untuk memberikan pem-bahasan yang rinci tentang hal-hal yang berkaitan dengan latar belakang penulisan, namun beberapa pembahasan sangat penting karena kesimpulan dari suatu penafsiran kadang-kadang berkaitan secara langsung dengan studi tentang latar belakang penulisan. Latar belakang penulisan menentukan isu-isu seperti penulis, tanggal penulisan, tujuan penulisan dan situasi kondisi serta tujuan penulisan. Misalnya, penanggalan kitab Ibrani sangat penting

(9)

THE MOODY HANDBOOKOF THEOLOGY

24

karena hal itu berkaitan dengan penderitaan macam apa yang sedang dialami oleh pembaca kepada siapa buku itu ditujukan. Penganiayaan menjadi sangat berat setelah Roma dibakar pada tahun 64 M. Yang lebih penting adalah isu tentang tujuan dalam Ibrani. Jika audiens dipahami sebagai orang yang belum percaya, maka kitab ini akan dipelajari dari sudut itu; apabila pembaca dime-ngerti sebagai orang Kristen Yahudi, maka kitab itu akan dimedime-ngerti secara berbeda. Contoh lain adalah pembaca Matius, Markus dan Lukas juga menen-tukan bagaimana penulis ini dievaluasi. Misalnya, pandangan teologis Matius harus dimengerti dari sudut bahwa ia menulis kepada orang Yahudi. Sudut pandang teologis si penulis jelas sangat berkaitan dengan isu-isu latar belakang penulisan.

Kitab Suci

Pendahuluan Eksegesis Hermeneutik

Teologi Biblika

Teologi Sistematik dan Teologi Dogmatik

Apologetik Teologi Historikal Teologi

dan Teologi Kontemporer Praktikal

Studi Teologi Sistematik

Ada persamaan dan perbedaan antara teologi biblika dengan sis-tematik. Keduanya berakar pada penganalisaan Kitab Suci, namun demi-kian teologi sistematik juga berusaha memperoleh kebenaran dari sumber-sumber di luar Alkitab. Dari hubungan antara kedua teologi ini, ada bebe-rapa perbedaan yang dapat dilihat. (1) Teologi biblika merupakan awal dari teologi sistematik; eksegesis memimpin teologi biblika yang kemudian

URUTAN DARI TEOLOGI BIBLIKA

Eksegesis Teologi Biblika Teologi Sistematika

RELASI TEOLOGI BIBLIKA DENGAN DISIPILIN LAIN

(10)

25 PENDAHULUANUNTUK TEOLOGI BIBLIKA memimpin teologi sistematik. (2) Teologi biblika berusaha menentukan apa yang dimaksudkan oleh penulis Alkitab berkaitan dengan isu-isu teologi, sedangkan teologi sistematik menjelaskan mengapa sesuatu itu benar dengan menambahkan pandangan secara filosofis. (3) Teologi biblika memberikan pandangan penulis Alkitab, sedangkan teologi sistematik memberikan diskusi doktrinal dari sudut pandang masa kini. (4) Teologi biblika menganalisis materi dari penulis tertentu atau periode sejarah tertentu, sedang-kan teologi sistematik meneliti semua materi baik dari Alkitab maupun dari luar Alkitab yang berkaitan dengan doktrin tertentu.

Perbedaan antara teologi biblika dengan teologi sistematik dapat digam-barkan sebagai berikut:

TEOLOGI BIBLIKA

Membatasi studinya hanya pada

Kitab Suci.

Mempelajari bagian-bagian dari Kitab Suci.

Menyusun informasi tentang suatu doktrin dari seorang penulis tertentu (mis. Yohanes atau Paulus) atau era

tertentu (mis. Abrahamik, Mosaik,

profetik).

Berusaha untuk mengerti mengapa

atau bagaimana suatu doktrin

berkembang.

Berusaha untuk mengerti proses dan hasil dari produk itu.

Melihat progres dari wahyu dalam era yang berbeda (seperti di era Eden, Nuh).

KONTRAS ANTARA

TEOLOGI BIBLIKA DENGAN TEOLOGI SISTEMATIK TEOLOGI SISTEMATIKA

Mencari kebenaran dari Kitab Suci dan dari sumber lain di luar Alkitab. Mempelajari keseluruhan dari Kitab Suci.

Menyusun informasi tentang suatu doktrin dengan mengkorelasikan

semua Kitab Suci.

Berusaha untuk mengerti apa yang tertulis pada akhirnya.

Berusaha untuk mengerti hasil dari

produk itu.

Melihat kulminasi dari wahyu Allah.

M

ETODOLOGI7

Teologi biblika PL paling baik dimengerti apabila PL dipelajari untuk mendapatkan suatu “pusat” atau kesatuan prinsip. Ada banyak proposal yang berbeda yang telah diusulkan berkaitan dengan tema kesatuan dari PL. Walter Kaiser mengusulkan “janji” sebagai tema kesatuan; Elmer Martens mengusulkan “rancangan Allah” sebagai hal utama; sedangkan Eugene Merrill mengusulkan “kerajaan” sebagai tema yang mendasari PL. Apa pun tema yang ditekankan,

(11)

THE MOODY HANDBOOKOF THEOLOGY

26

teologi biblika dari PL harus meliputi tema dari periode yang berbeda di PL (wahyu progresif) (lihat penjelasan metodologi selanjutnya di pasal 2 tentang “Pendahuluan Teologi PL”).

Oleh karena kitab-kitab PB kemungkinan ditulis dalam kurun waktu 50 tahun,6 maka teologi biblika PB harus memperhatikan sudut pandang penulis

PB yang berbeda. Jadi, teologi biblika PB dipelajari berdasarkan teologi Paulus, teologi Petrus, teologi Yohanes dan seterusnya. Studi ini mengevaluasi doktrin khusus apakah yang ditekankan oleh penulis-penulis PB dan bagaimana mereka mengembangkan doktrin tersebut (lih. penjelasan tentang metodologi selanjut-nya di pasal 9 “Pendahuluan Teologi PB”).

K

EPENTINGAN

T

EOLOGI

B

IBLIKA7

Memperlihatkan Perkembangan Sejarah Doktrin

Teologi biblika penting untuk mencegah kita mempelajari doktrin terlepas dari konteks sejarahnya. Dalam studi teologi sistematik sangat mungkin kita mengabaikan konteks sejarah dari kebenaran doktrin; teologi biblika berusaha menghindari hal itu dengan cara memberikan perhatian kepada konteks sejarah pada waktu doktrin itu diberikan.

Memperlihatkan Penekanan dari Penulis

Teologi biblika menyatakan pengajaran doktrinal dari penulis tertentu atau selama suatu periode tertentu. Dalam pengertian tersebut, teologi biblika menyistematiskan Kitab Suci berdasarkan penulis atau periode waktu tertentu. Hal itu memungkinkan orang yang mempelajarinya menentukan apa yang dite-kankan pada masa Abraham atau apa yang ditedite-kankan oleh rasul Yohanes dan hal itu memberikan perspektif yang berbeda yang biasanya tidak didapatkan dalam proses studi teologi sistematik.

Memperlihatkan Unsur Manusiawi Dalam Inspirasi

Memang benar bahwa Alkitab diinspirasikan secara verbal dan tanpa salah, namun demikian, juga benar bahwa penulis Kitab Suci, masing-masing menulis sesuai dengan gaya mereka. Teolog biblika menekankan faktor manusiawi dalam penulisan Kitab Suci (namun tidak mengabaikan inspirasi). Jadi, teologi biblika dimaksudkan untuk menemukan apa yang Yohanes atau Paulus ajar-kan atau apa yang diteajar-kanajar-kan selama periode sejarah tertentu di PL. Teologi biblika “Menunjukkan latar belakang individu, interes, dan gaya dari penulis-penulis. Teologi biblika menekankan bahwa para penulislah yang telah menyu-sun Firman Tuhan, dan tentu saja, menyumenyu-sun dan menulisnya di bawah peng-awasan Ilahi.”8

(12)

27 PENDAHULUANUNTUK TEOLOGI BIBLIKA

C

ATATAN

1. J. Goldingay, “The Study of Old Testament Theology: It’s Aims and Purpose,” Tyndale

Bulletin 26 (1975), 34.

2. Untuk pembahasan, evaluasi dan kritik yang konservatif lihat G. F. Hasel, “Biblical Theology Movement” dalam Walter A. Elwell, ed., Evangelical

Dictio-nary of Theology (Grand Rapids: Baker, 1984), hal. 149-152; dan Geoffrey W.

Bromiley, “Biblical Theology” dalam Everett F. Harrison, ed., Baker’s Dictionary of

Theology (Grand Rapids: Baker, 1960), 95-97. Untuk evaluasi yang

non-konser-vatif lihat Brevard S. Childs, Biblical Theology in Crisis (Philadelphia: Westminster, 1970) dan James Barr, “Trends and Prospects in Biblical Theology,” Journal of

Theo-logical Studies 25 (1974):265-282.

3. Charles C. Ryrie, Biblical Theology of the New Testament (Chicago: Moody, 1959), 12. Lihat juga pembahasan singkat yang berguna dalam Charles C. Ryrie, Basic

Theology (Wheaton: Victor, 1986), 14.

4. Ryrie, Biblical Theology of the New Testament, 12-14.

5. Lihat pembahasan oleh Ryrie, Biblical Theology of the New Testament, hal. 14-19; dan Geerhardus Vos, Biblical Theology: Old and New Testament (Grand Rapids: Eerdmans, 1948), 14-16.

6. Kurang dari tiga puluh tahun menurut John A. T. Robinson, Redating the New

Tes-tament (Philadelphia: Westminster, 1976), 352.

7. Lihat Ryrie, Biblical Theology of the New Testament, 20-24; dan Vos, Biblical

Theo-logy, 17-18.

8. Ryrie, Biblical Theology of the New Testament, 23.

U

NTUK

S

TUDI

L

EBIH

L

ANJUT

D

ALAM

T

EOLOGI

B

IBLIKA

* Geoffrey W. Bromiley. “Biblical Theology.” Dalam Everett F. Harrison, ed., Baker’s

Dictionary of Theology (Grand Rapids: Baker, 1960), 95-97.

** Brevard S. Childs. Biblical Theology in Crisis (Philadelphia: Westminster, 1970). ** Donald Guthrie. New Testament Theology (Downers Grove, Ill.: InterVarsity,

1981), 21-74.

** Gerhard Hasel. Old Testament Theology: Basic Issues in the Current Debate, rev. ed. (Grand Rapids: Eerdmans, 1982). Ini merupakan karya penting dalam pemba-hasan metodologi dari teologi PL.

* “Biblical Theology Movement.” Dalam Walter A. Elwell, ed., Evangelical Dictionary

of Theology (Grand Rapids: Baker, 1984), 149-152.

** Walter C. Kaiser, Jr. Toward an Old Testament Theology (Grand Rapids: Zondervan, 1978), 1-19.

** Elmer A. Martens. God’s Design: A Focus on Old Testament Theology (Grand Rapids: Baker, 1981).

* J. Barton Payne. The Theology of the Older Testament (Grand Rapids: Zondervan, 1962), 15-24.

* Charles C. Ryrie. Biblical Theology of the New Testament (Chicago: Moody, 1959), 11- 24.

* Geerhardus Vos. Biblical Theology: Old and New Testaments (Grand Rapids: Eerd-mans, 1948), 3-18.

(13)

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan uraian diatas, peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian “Efektivitas Bahan Ajar Buku Panduan Pembelajaran Kebencanaan di Kabupaten Klaten

“Kalau manusia memikirkan dengan bijaksana, maka mereka akan menemukan fakta bahwa sejarah manusia sebenar nya adalah pengulangan saja,” Iblis memberikan materi kuliah kepada

Bagian kedua menjelaskan secara mendetail tentang ancaman bencana yang ada, baik ancaman bencana geoisik, ancaman bencana hidro-meteorologis, ancaman bencana

Berdasarkan studi literatur yang telah dilakukan, diketahui bahwa sedikitnya ada 6 bahan alam berbasis thibbun Nabawi yang sudah terbukti secara ilmiah mampu meningkatkan sistem imun

Bertolak dari permasalahan tersebut tujuan penelitian ini secara umum adalah terbentuknya bahan ajar menulis makalah dan laporan penelitian pada Program Studi

Metode penelitian yang digunakan adalah studi literatur yang dilakukan dengan mencari bahan – bahan pustaka baik yang berasal dari buku, jurnal, e-book , brosur,

Melalui studi analisis JIN MAO Tower dapat dipelajari bagaimana idea dan filosofis arsitektural yang mengangkat aspek kultur tradisional bangunan pagoda dapat ber integrasi

Pengertian fotosintesis dalam kamus Biologi adalah peristiwa penggabungan karbon dioksida dan air secara kimiawi dalam klorofil untuk membentuk karbohidrat dengan bantuan