• Tidak ada hasil yang ditemukan

View of KAJIAN FILOSOFI METODE PENDIDIKAN DALAM AL-QUR’AN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "View of KAJIAN FILOSOFI METODE PENDIDIKAN DALAM AL-QUR’AN"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

KAJIAN FILOSOFI METODE PENDIDIKAN DALAM AL-QUR’AN Oleh: Syarboini, MA

ABSTARK

Metode merupakan alat yang dipergunakan untuk mencapai tujuan pendidikan. Metode dalam al-Qur’an suatu bagian penting dalam melaksanakan upaya pendidkan yang telah menawarkan sejumlah cara dalam menyampaikan nilai-nilai pendidikan, baik dalam pengembangan akal, perasaan, dan ketrampilan. Dalam surat an-Nahl ayat 125 di dalam terkandungt metode “kisah”. Pengertian matode kisah ada dua, pertama al-Qashah fi al-Qur’an” yang artinya pemberitaan al-Qur’an tentang hal ihwal ummat terdahulu, baik informasi kenabian maupun peristiwa-peristiwa yang terjadi pada umat yang terdahulu. Kedua al-Qashah fi al-Qur’an” yang artinya karakteristik kisah-kisajh yang terdapat dala al-Qur’an. Yang kedua inilah yang dimaksud kisah sebagai metode pendidikan. pertama “al-Qashah fi al-Qur’an” yang artinya pemberitaan

al-Qur’an tentang hal ihwal ummat terdahulu, baik informasi kenabian maupun peristiwa-peristiwa yang terjadi pada umat yang terdahulu. Kedua al-Qashah fi

al-Qur’an” yang artinya karakteristik kisah-kisajh yang terdapat dala al-Qur’an.

(2)

A. Pendahuluan

Berdasarkan pandangan umum, metode diartikan sebagai cara

mengerjakan sesuatu. Cara tersebut mungkin baik mungkin tidak baik. Baik atau tidaknya metode tersebut tergantung kepada beberapa faktor. Faktor tersebut mungkin berupa situasi dan kondisi, pemakai metode itu sendiri yang kurang memahami penggunaannya atau tidak sesuai dengan seleranya, atau secara objek tidak sesuai dengan kondisi dari objek.

Dalam pengertian literlik, kata “metode” berasal dari bahasa Greek yang

terdiri dari meta dan hodos, meta yang berarti “melalui” sedangkan hodos yang berarti “jalan”. Jadi, metode berarti “ jalan yang dilalui”. Dalam pandangan

filosifis pendidikan, metode merupakan alat yang dipergunakan untuk mencapai tujuan pendidikan.

Dikalangan masyarakat kita, masih terdapat pandangan yang membedakan

pengertian antara apa yang dimaksud dengan “pendidikan” dan apa “pengajaran”.

Dua istilah tersebut dalam pengertian teknis pedadagogis hampir tidak bisa dipisahkan. Apa lagi kita menganut paham pendidikan di Amirika serikat, maka istialah pengajaran hampir tidak pernah dipergunakan oleh para ahli pendidikan (Arifin: 90).

Metode merupakan salah satu komponen pendidikan yang harus untuk diperhatiakan. Penyampaian materi dalam arti pemahaman nilai-nilai pendidikan

sering gagal karena cara yang digunakannya kurang tepat. Penguasaan guru terhadap materi pendidkan belum cukup untuk dijadikan tolak ukur keberjhasilan proses belajar mengajar, karena proses pendidikan bertujuan untuk mencerdaskan para peserta didik terhadap materi pelajaran, maka guru dituntut untuk meningkatkan kemampuannya.

Bertolak dari pemahaman tentang konsep pendidikan dalam perspektif

al-Qur’an, maka metode dalam al-Qur’an suatu bagian penting dalam melaksanakan upaya pendidkan yang telah menawarkan sejumlah cara dalam menyampaikan nilai-nilai pendidikan, baik dalam pengembangan akal, perasaan, ketrampilan dan lain sebagainya.

(3)

B. Pembahasan

Dalam sejarah pendikan Islam dapat diketahui bahwa para pendidik

muslim dalam berbagai situasi dan kondisi yang berbeda tetap menerapkan berbagai macam metode pendidikan. Metode-metode yang diterapkan tidak hanya metode mendidik dari peserta didik, melainkan juga metode belajar yang harus dipergunakan anak didik. Untuk lebih jelasnya mari kita kaji metode yang ada dalam al-Qur’an surat an-Nahal ayat 125

1. Surat An-Nahl ayat 125



pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk. (Surat an-Nahal ayat 125)

2. Tafsir Surat An-Nahl ayat 125Mufradat

(4)

Penjelasan

Maksudnya adalah serulah ummatmu wahai para Rasul dengan seruan

agar mereka melaksanakan syari’at yang telah ditetapkannya berdasarkan wahyu

yang diturunkannya, dengan melalui ibarat dan nasehat yang terdapat di dalam Kitab yang diturunkannya. Dan hadapilah mererka dengan cara yang lebih baik dari lainnya sekalipun mereka menyakitimu, dan sadarkanlah mereka dengan cara yang baik. (Abudin Nata: 171)

Maksudnya adalah bahwa sesungguhnya Tuhanmu wahai para Rasul adalah lebih mengetahui dengan apa yang berjalan dan diperselisihkan, dan juga lebih mengetahui cara yang harus ditempuh sesuai yang hak.

Ringkasnya ayat tersebut menyuruh agar Rasulullah menempuh cara

berdakwah dan berdiskusi dengan cara yang baik. Sedangkan petunjuk (al-Hidayah) dan kesesatan (al-dlalal) serta hal-hal yeng terjadi di antara keduanya

sepenuhnya dikembalikan kepada Allah SWT, karena Dia-lah yang lebih mengetahui keadaan orang-orang yang tidak dapat terpelihara dirinya daei kesesatan, dan mengembalikan dirinya kepada petunjuk. (Abudin Nata: 172)

Serulah dan ajaklah umt manusia itu kepada gama Allah dengan cara kebijaksanaan dan pengajaran yang baik. Bersoal-jawablah dengan mereka itu dengan jalan yang sebaik-baiknya. Allah lebih mengetahui orang-orang yang sesat dari jaln agama-Nya dan orang-orang yang dapat petunjuk. Dalam ayat ini Allah menerangkan begaimana cara melaksanakan penyiaran agama Allah kepada semua umat manusia, yaitu dengan cara kebijaksanaan, bukan dengan paksaan dan kekerasan atau dengan mencela dan memaki-meki atau dengan perkataan kasar yang jauh dari adab kesopanan, sebagaimana diperbuat oleh setengah orang

yang tiada mempelajari cara da’wah (seruan) menurut petunjuk Qur’an. Sebab itu

hendaklah ulama-ulama dan penyiar-penyiar agama memakai cara kebijaksanaan itu untuk menarik umat manusia kepada agama Allah, karena manusia dapat ditarik dengan kebijaksanaan, bukan dengan kekerasan. (Yunus: 399)

Begitu juga hendaklah menyeru umat manusia itu dengan pengajaran yang

baik, dengan dalil dan keterangan cukup yang dapat difahamkan mereka. Berkata

(5)

“Gembirakanlah mereka itu dan jangan dijauhkan; mudahkanlah dan

jangan disukarkan”. Inilah cara menyeru manusia agama Allah.

Bersoal-jawablah dengan mereka itu dengan jalan yang sebaik-beiknya, yaitu dengan lunak lembut dan keterangan yang cukup, sehingga memuaskan hati meraka dan menghilangkan segala keraguannya.

Sebab itu wajiblah ulama-ulama dan penyiar-penyiar agama mengetahui bermacam-macam ilmu pengetahuan yang diketahui oleh masyarakat umat yang diserunya, supaya dapat dipersesuaikannya dengan ajaran agama, sehingga dapat diterima oleh akal mereka yang telah terdidik dengan ilmu pengetahuan itu. Kalau tidak, niscaya mereka tolak ajaran agama, karena bertentangan dengan ilmu pengetahuannya. Pendeknya ulama-ulama dan penyiar-penyiar agama harus mengetahui ilmu dunia dan akhirat, baru mereka dapat melaksanakan pekerjaaannya yang berat.(Yunus: 399)

Kami menceritakan kepadamu kisah yang paling baik dengan mewahyukan Al Quran Ini kepadamu, dan Sesungguhnya kamu sebelum (Kami mewahyukan) nya adalah termasuk orang-orang yang belum Mengetahui.

3. Metode Pendidikan

Metode pendidikan dalam ayat di atas merupakan metode kisah Qur’ani.

Kata “kisah” berasal dari bahasa Arab, yakni dari kata “qishah” diserap kedalam

bahsa Indonesia menjadi “kisah” yang berarti cerita. Namun terdapat perbedaan

(6)

Secara etimologis “Qishah” berasal dari kata “al-Qashshu”, yang artinya

mencari jejak, seperti yang terungkap dalam kalimat “qashsshu atsarahu”, artinya mencari jejak. Kata “Qashah” dengan berbagai bentuk dimuat dalam al-Qur’an, di antaranya Allah berfirman

Musa berkata: "Itulah (tempat) yang kita cari". lalu keduanya kembali, mengikuti jejak mereka semula. (QS. Al-Qahfi ayat 64)

Dan berkatalah ibu Musa kepada saudara Musa yang perempuan: "Ikutilah dia" Maka kelihatanlah olehnya Musa dari jauh, sedang mereka tidak mengetahuinya, (QS. Al-Qashash ayat 11).

Secara terminologi kata “Qashah”al-Qur’an mengandung dua makna yaitu: pertama al-Qashah fi al-Qur’an” yang artinya pemberitaan al-Qur’an tentang hal ihwal ummat terdahulu, baik informasi kenabian maupun peristiwa-peristiwa yang terjadi pada umat yang terdahulu. Kedua “al-Qashah fi al-Qur’an” yang artinya karakteristik kisah-kisajh yang terdapat dala al-Qur’an. Yang kedua inilah yang dimaksud kisah sebagai metode pendidikan.

Kisah dalam al-Qur’an merupakan peristiwa-peristiwa benar terjadi pada manusia-manusia terdahulu dan merupakan peristiwa sejarah yang dapat dibuktikan kebenarannya secara filosofis dan secara ilmiah melalui saksi-saksi bisu berupa peninggalan-peningggalan orang-orang terdahulu seperti Ka’bah di Mekah, mesjid Aqsa di Palestina, piramida dan Spink di Mesir dan sebagainya.

(Syahidin” 95) Seperti dinyatakan dalam firman Allah:

(7)

Sesungguhnya pada kisah-kisah mereka itu terdapat pengajaran bagi orang-orang yang mempunyai akal. Al Quran itu bukanlah cerita yang dibuat-buat, akan tetapi membenarkan (kitab-kitab) yang sebelumnya dan menjelaskan segala sesuatu, dan sebagai petunjuk dan rahmat bagi kaum yang beriman.

Al-Qur’an menceritakan suatu generasi kegenerasi lainnya bagaikan mata rantai yang tidak terputus, bahkan lebih jauh dari itu bukan sekedar menceritakan peristiwa-peristiwa yangf telah terjdi malahan peristiwa yang akan terjadi di akhirat pun digambarkan secara gamblang seperti dialog dua orang yang bersahabat di dunia, yang satu sebagai penghuni neraka dan yang satunya penghunu surga, seperti dalam surat al-‘Araf ayat 51





(yaitu) orang-orang yang menjadikan agama mereka sebagai main-main dan senda gurau, dan kehidupan dunia Telah menipu mereka." Maka pada hari (kiamat) ini, kami melupakan mereka sebagaimana mereka melupakan pertemuan mereka dengan hari ini, dan (sebagaimana) mereka selalu mengingkari ayat-ayat kami.(QS al-‘Araf ayat 51)

(8)

103. Tatkala keduanya Telah berserah diri dan Ibrahim membaringkan anaknya atas pelipis(nya), (nyatalah kesabaran keduanya ).104. Dan kami panggillah dia: "Hai Ibrahim,105. Sesungguhnya kamu Telah membenarkan mimpi itu Sesungguhnya Demikianlah kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik.106. Sesungguhnya Ini benar-benar suatu ujian yang nyata.107. Dan kami tebus anak itu dengan seekor sembelihan yang besar.108. Kami abadikan untuk Ibrahim itu (pujian yang baik) di kalangan orang-orang yang datang Kemudian,(QS al-Shaffat ayat 103-108)

Pelaksanaan pendidikan Islam dibutuhkan adanya metode yang tepat, guna mengantar tercapainya tujuan pendidikan yang dicita-citakan, tidak mungkin materi pendidikan dapat diterima dengan baik kecuali disampaikan dengan metode yang tepat. Metode diibaratkan sebagai alat yang dapat digunakan dalam suatu proses pencapaian tujuan, tanpa metode, suatu materi tidak akan dapat berproses secara efektif dan efisien dalam kegiatan belajar mengajar menuju tujuan pendidikan.

Dalam mengajarkan peserta didik seorang pendidik harus mengetahui apa-apa saja metode pendidikan itu, agar pendidikan itu sesuai dengan Alquran As-Sunnah. Dan membuat peserta didik mengerti apa yang disampaikan oleh

pendidik (guru). Sehingga anak didik mencapai suatu tujuan pendidikan.

Seperti dalam surat Al-Maidah Islam mendasarkan metodologi

pendidikannya kepada sesuatu yang akan mengendalikan jalan kehidupan dalam masyarakat. Maka bila suatu masyarakat Islam terbentuk, masyarakat itu harus mendasari anak-anaknya dengan nilai-nilai Islam melalui suri tauladan Rasulullah yang diterapkan dalam masyarakat dan terlaksana didalam keluarga dan oleh orang tua.

(9)

menjadi sifat bawaannya seperti keadaan anjing tersebut. Sungguh buruk kedaan orang yang demikian.

Dan kemudian dalam surat ibrahim ayat di atas adalah bahwa perumpamaan adalah salah satu metode yang dapat diterapkan dalam proses pendidikan dan pengajaran. Melalui ungkapan-ungkapan pemisalan, anak didik akan mudah memahami materi pelajaran dan akan lebih termotivasi untuk melakukan karya-karya nyata dan positif. Gambaran perumpamaan pada ayat di atas tentang pohon bagus yang akarnya kokoh menancap ke dasar bumi dan cabangnya menjulang ke angkasa untuk sebuah kalimah thayyibah, bertujuan agar obyek yang diajak bicara lebih mudah memahami pentingnya memiliki prinsip tauhid yang kuat dalam menempuh perjalanan kehidupan di dunia ini.

Dan terakhir surat An-nahl ayat 125 di atas menyangkut metode atau cara melakukan dakwah. dalam metode menyampaikan materi ajaran Islam yang tercantum dalam surat An-Nahl, yang memuat tentang prisnsip-prinsip berdakwah ( mengajar, mendidik ) yang terdiri dari Al-Hikmah (arif-bijaksana bersumber dari Al-Qur’an), Maudzah Hasanah (perkataan yang baik, lemah lembut) dan Mujadalah (diskusi, dialog bila perlu berdebat ). Prinsip dasar tersebut sangat dibutuhkan dalam mendidik seorang ana

C. Kesimpulan

Metode merupakan salah satu komponen pendidikan yang harus untuk diperhatiakan. Penyampaian materi dalam arti pemahaman nilai-nilai pendidikan sering gagal karena cara yang digunakannya kurang tepat. Kisah dalam al-Qur’an merupakan peristiwa-peristiwa benar terjadi pada manusia-manusia terdahulu dan merupakan peristiwa sejarah yang dapat dibuktikan kebenarannya secara filosofis dan secara ilmiah melalui saksi-saksi bisu berupa peninggalan-peningggalan orang-orang terdahulu seperti Ka’bah di Mekah, mesjid Aqsa di Palestina, piramida dan Spink di Mesir dan sebagainya.

(10)

sejarah lainnya atau cerita-cerita biasa, sebagai contoh Nabi Ibrahim dengan Nabi Ismail.

(11)

DAFTAR PUSTAKA

Al-Qur’an Nulqarim

Muzayyin Arifin, Filsafat Pendidikan, Islam, Jakarta: Bumi Aksara, 2003 Abudin Nata, Tafsir Ayat-ayat Pendidikan, Jakarta: RajaGrafindo, 2002 Mahmud Yunus, Tafsir Quran Karim (Bahasa Indonesia), hlm. 399

Referensi

Dokumen terkait

berorientasi pada penyusunan proposal PTK. Pelatihan ini bertujuan supaya para guru mampu menyusun proposal PTK yang kemudian melakukan PTK itu sendiri. Pengabdian

Dalam fiqih, Islam tidak ada larangan terkait adat tersebut mintelu, rata-rata masyarakat takut melaksanakannya ini karena keyakinan mereka yang sudah menempel dan menjadi acuan

DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM.. Angka di akhir Tanggal penutupan menunjukkan jumlah kali perpanjangan tanggal penutupan proyek 2). Progres Varian positif menunjukkan penyerapan dana

Menurut Bapak Riza selaku Kepala Unit Suroboyo bus menyatakan bahwa sumber daya manusia yang ada untuk mengelolah program ini sudah baik, untuk bagian operasonal

Negara Exportir utama komoditas krustasea adalah Negara Ekuador dengan total transaksi yang mencapai 255.928.000 juta USD pada tahun 2014 yang meningkat 10,9%

Kematian pada pakan perlakuan A dan C diduga tidak disebabkan oleh keracunan pakan karena pakan tersebut merupakan pakan dibuat dari bahan baku yang umum

Al-Qur‟an merupakan wahyu Allah yang diturunkan kepada Nabi SAWmelalui jibril sebagai hudan li al-nas (petunjuk bagi umat manusia). Secara harfiahal-Qur‟an merupakan bacaan

Maka dari itu penelitian ini bertujuan untuk melakukan analisis pada perhitungan beban kerja mental mahasiswa Universitas XYZ Yogyakarta jurusan Teknik Industri