• Tidak ada hasil yang ditemukan

No Longer a Gentleman

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "No Longer a Gentleman"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

No Longer a

Gentleman

(3)

No

Longer a

Gentleman

Mary Jo Putney

Penerbit PT Elex Media Komputindo

(4)

Originally published as No Longer A Gentleman © 2010 Mary Jo Putney Translation by Elex Media Komputindo as No Longer a Gentleman © 2017 All rights reserved including the right of reproduction in whole or in part in any form.

Th is edition is published by arrangement with Zebra Books—Kensington Publishing Corp.

Th is is a work of fi ction. Names, characters, places, and incidents are either the product of the author’s imagination or are used fi ctitiously, and any resemblance to actual persons, living or dead, businness establishments, events, or locales is entirely coincidental.

Alih bahasa: Prima Sari Woro Dewanti

Hak Cipta Terjemahan Indonesia Penerbit PT Elex Media Komputindo Hak Cipta dilindungi oleh Undang-Undang Diterbitkan pertama kali pada tahun 2017 oleh Penerbit PT Elex Media Komputindo Kelompok Gramedia, Anggota IKAPI, Jakarta

717031671

ISBN: 978-602-04-4721-6

Dilarang mengutip, memperbanyak, dan menerjemahkan sebagian atau seluruh isi buku ini tanpa izin tertulis dari Penerbit.

Dicetak oleh Percetakan PT Gramedia, Jakarta Isi di luar tanggung jawab Percetakan

(5)

“Selamat Tidur,”

bisik Cassie.

“Perjalanan besok pasti akan lebih mudah.”

“Setiap harinya merupakan sebuah petualangan baru,” sahutnya. “Petualangan besok adalah mencari tahu apakah bokongku terlalu nyeri untuk duduk di atas pelana.”

Tawa gadis itu dengan cepat berubah menjadi aliran napas pelan dan teratur, menunjukkan bahwa gadis itu telah jatuh tertidur. Ia juga merasa begitu letih hingga ber-pikir bahwa ia juga akan tidur dengan mudah, tapi dengan keras kepala benaknya menolak untuk ber isti rahat.

Cassie mungkin menganggap dirinya sendiri kurang cantik, namun ia menganggap gadis itu semakin menarik. Tanpa ada hal lain yang mengganggu pikirannya, yang ada dalam benaknya hanyalah gadis itu.

Ia menggulingkan tubuh ke samping dan membela-kangi Cassie, tapi mustahil baginya untuk melupakan keberadaan gadis itu. Sementara malam terus merang-kak, ia menambahkan kayu ke dalam nyala api di dalam perapian kecil yang primitif. Benda kuno itu nyaris tidak sanggup menyingkirkan udara yang dingin, tapi tidak masalah. Ia sudah merasa cukup hangat.

Selama tahun-tahun terakhir masa kurungannya, gairah telah padam sama sekali dan ia merasa seperti

(6)

No Longer a Gentleman

2

seorang pria yang telah dikebiri. Pemikiran itu nyaris tidak mengganggunya saat tidak ada wanita dalam hidup nya selain dalam kenangan-kenangan yang se-makin menjauh.

Namun, kini ia sedang menempati sebuah ruangan kecil bersama dengan seorang wanita yang menarik dan ia sukai serta kagumi, dan yang dapat ia pikirkan hanya-lah betapa ia ingin menyentuh gadis itu.

(7)

Bab 1

London, Januari 1813

Waktunya untuk beraksi lagi. Cassie mengayunkan pengetuk pintu Kirkland House yang berbentuk kepala naga, sambil bertanya-tanya misi apa yang menantinya kali ini.

Daun pintu terbuka. Karena telah mengenal siapa dirinya, sang kepala pelayan membungkukkan tubuh untuk memberi hormat dan mempersilakannya masuk. “His lordship sedang berada di ruang kerjanya, Miss Fox.”

“Aku akan ke sana sendiri.” Cassie menuju bagian belakang rumah, sambil berpikir bahwa sudah waktunya Kirkland mengirimnya kembali ke Prancis. Selama bertahun-tahun, ia telah bergerak secara rahasia antara Inggris dan Prancis, memata-matai dan bertindak sebagai seorang kurir dengan arahan pria itu. Pekerjaan tersebut berbahaya dan cukup memuaskan.

Terlihat seperti seorang pria yang santai dan memiliki banyak waktu luang, diam-diam Kirkland adalah seorang ahli mengumpulkan dan menganalisis data intelijen. Kali ini pria tersebut telah menahannya di London lebih lama dari biasanya sebagai bagian dari sebuah tim yang bekerja mati-matian guna mengungkap sebuah rencana jahat terhadap keluarga kerajaan. Mereka telah berhasil,

(8)

No Longer a Gentleman

4

kemudian merayakan sebuah pesta pernikahan serta Natal. Kini, Cassie mulai gelisah. Bekerja untuk meng-hancurkan rezim Napoleon memberinya tujuan hidup.

Cassie mengetuk pintu menuju ruang kerja dan masuk setelah dipersilakan. Kirkland duduk di balik meja tulisnya, berpakaian rapi seperti biasa. Ia bangkit dengan sopan saat Cassie masuk.

Dengan rambut gelapnya, bahu yang lebar, dan penampilan yang klasik, pria itu benar-benar tampan. Tetapi, hari ini wajahnya dihiasi ketegangan meskipun bibirnya tersenyum. “Kau tampak lebih asing dari biasanya, Cassie. Bagaimana kau berhasil menjadi begitu mudah dilupakan?”

“Bakat dan latihan, karena menjadi asing sangatlah berguna bagi seorang mata-mata,” jawab Cassie dengan tangkas sambil memilih sebuah kursi di seberang Kirkland. “Tapi kau, Sir, terlihat seperti kematian yang datang terlalu dini. Kalau kau tidak menjaga dirimu sendiri dengan lebih baik, kau akan tumbang akibat sebuah serangan demam lain dan kita akan mencari tahu apakah kau memang sangat diperlukan atau tidak.”

“Tidak ada seorang pun yang sangat diperlukan,” ujar Kirkland sambil duduk kembali. “Rob Carmichael dapat melakukan pekerjaanku jika diharuskan.”

“Dia bisa melakukannya, namun ia tidak akan mau. Rob jauh lebih suka bertugas di lapangan dan menghajar para penjahat.” Kurang lebih begitulah yang telah Rob katakan kepada Cassie—mereka adalah teman dekat dan terkadang lebih dari sekadar teman.

“Dan ia sangat hebat dalam hal itu,” ujar Kirkland sependapat. “Tapi aku tidak bermaksud untuk

(9)

5 Mary Jo Putney

hilangan nyawa dalam waktu dekat.” Pria itu mulai bermain-main dengan pena bulu ayamnya.

“Bersikap gelisah bukanlah kebiasaanmu,” ujar Cassie. “Apa kau telah menemukan sebuah misi yang lebih berbahaya dari biasanya untukku?”

Mulut Kirkland tersenyum getir. “Mengirim agen rahasia ke Prancis memang selalu berbahaya. Kece-masanku bertambah saat misi tersebut bersifat lebih pribadi ketimbang demi kepentingan vital Britania.”

“Temanmu Wyndham,” ujar Cassie segera. “Kubur dalam-dalam kecemasanmu itu. Sebagai pewaris Earl of Costain, ia akan sangat mengundang risiko sekalipun jika ia bukanlah temanmu.”

“Seharusnya aku sudah tahu kalau kau akan men-duganya.” Kirkland meletakkan pena bulu ayam dengan rapi pada tempat penyangganya. “Telah berapa kali kau menelusuri petunjuk-petunjuk yang kemungkinan mengarah kepada Wyndham?”

“Dua atau tiga, dengan hasil yang gagal total.” Dan Cassie bukanlah satu-satunya agen rahasia yang mencari bukti bahwa Wyndham yang telah lama menghilang itu entah masih hidup atau sudah mati. Kirkland tidak akan pernah menyerah sampai ada bukti tentang kemungkinan yang satu atau yang lainnya.

“Sebenarnya aku tidak ingin mengakuinya, tapi aku khawatir bahwa ia telah terbunuh saat Peace of Amiens1

1 Atau Treaty of Amiens, sebuah perjanjian yang ditandatangani di Amiens, Prancis pada 27 Maret 1802 oleh Britania, Prancis, Spanyol, dan Belanda yang menghasilkan perdamaian di Eropa selama empat belas bulan saat berlangsungnya peperangan di bawah pimpinan Napoleon

(10)

No Longer a Gentleman

6

berakhir dan para pria Inggris diasingkan agar mereka tidak dapat kembali ke Inggris.” Kirkland mendesah. “Wyndham tidak akan mau tunduk begitu saja. Kemung kinan besar ia terbunuh akibat melawan saat ditangkap. Belum ada kabar tentang dirinya sejak Mei 1803 ketika perang berlanjut lagi.”

“Karena ia tidak berada di Verdun bersama dengan para tahanan lainnya dan tidak muncul jejak lain ten-tang dirinya, itu adalah penjelasan yang paling memung-kinkan,” ujar Cassie sependapat. “Tapi ini adalah pertama kalinya aku mendengarmu mengakui kemungkinan itu.”

“Selama ini Wyndham selalu penuh semangat hidup,” renung Kirkland. “Sepertinya mustahil jika ia sam pai bisa terbunuh tanpa alasan. Aku tidak sebodoh itu, tentu saja. Tapi aku merasa jika mengucapkan kata-kata tersebut secara terang-terangan, semua itu akan menjadi kenyataan.”

Sebuah pengakuan mengejutkan yang keluar dari mulut Kirkland, yang terkenal memiliki otak tajam dan keobjektifan. “Ceritakan tentang Wyndham,” ujar Cassie. “Bukan tentang kedudukan sosial dan harta ke kayaannya, tapi seperti apa dia sebagai seorang pri-badi.”

Ekspresi Kirkland berubah tenang. “Ia adalah seorang perayu berambut keemasan yang sanggup memperdaya seekor ular hingga merontokkan sisiknya. Nakal, tapi tidak ada kebencian dalam dirinya. Lord Costain mengirimnya ke Westerfi eld Academy dengan harapan Lady Agnes akan mampu menangani Wyndham tanpa harus takluk pada pesonanya.”

Referensi

Dokumen terkait

Kemudian usaha kedua yaitu merencanakan kampanye diawali dengan menyusun tujuan dari kampanye Counting Down ini yaitu: untuk menberikan informasi kepada

Pembuatan perangkat lunak dengan cara kerja sistem dimulai ketika sensor loop mendeteksi mobil yang tepat berada diatas kawat lilitan, data dari sensor itu dikirim ke

Sekolah Dasar Swasta Harapan 3 yang berlokasi di Jalan Karya Wisata Ujung no 31, adalah sekolah umum dalam naungan dinas pendidikan namun tetap mengutamakan

Zirconia merupakan bahan keramik yang mempunyai sifat mekanis baik dan banyak digunakan sebagai media untuk meningkatkan ketangguhan retak bahan keramik lain diantaranya

Perbedaan skripsi ini dengan skripsi yang penulis bahas adalah skripsi di atas hanya menjelaskan tentang kecocokan teori al-Qur‘an dengan teori biologi, tapi

Agenda Clustering Requirement untuk clustering Tipe data dalam cluster analysis Interval-scale variable Binary variable Nominal variable Ordinal variable Ratio-scaled

Berdasarkan uraian penjelasan yang meliputi tugas dan kewenangan Dinas Perhubungan Kabupaten Hulu Sungai Utara, Fungsi-fungsi yang dimiliki, struktur organisasi, dan

Berdasarkan data dan analisis data yang telah dilakukan pada penelitian ini maka dapat disimpulkan bahwa Alat ukur kadar air pada gabah dengan sistem sensor yang terdiri dari LED,