• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Pada masa globalisasi sekarang ini, perkembangan di bidang industri mengalami kemajuan yang sangat pesat. Hal tersebut dapat dilihat dari banyaknya terobosan-terobosan baru yang dilakukan perusahaan untuk pemenuhan kebutuhan konsumen. Kemajuan yang semakin pesat tersebut mengakibatkan adanya persaingan yang semakin ketat. Maka dalam hal ini, perusahaan harus melakukan strategi dalam memasarkan produknya kepada para konsumen agar perusahaan tersebut semakin berkembang dan dikenal oleh masyarakat luas.

Dalam dunia industri, apabila suatu perusahaan tidak dapat mengelola pemasaran dengan baik, maka perusahaan tersebut akan menghadapi kegagalan dalam bersaing dimana pemasaran merupakan komponen yang sangat vital demi keberlangsungan hidup suatu perusahaan. Tidak hanya dalam bidang industri, persaingan dalam bidang pendidikan pun semakin selektif. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya lembaga pendidikan yang berlomba-lomba dalam melakukan pemasaran untuk eksistensi lembaga yang dikelolanya.

Lembaga pendidikan Islam bukan hanya sebagai tempat untuk menuntut ilmu pengetahuan umum dan ilmu agama saja tetapi dituntut untuk memberikan kepuasan pelanggan. Banyak lembaga pendidikan yang bersaing dalam mempromosikan jasa mulai dari jasa kurikuler, jasa penelitian, jasa ekstrakurikuler, jasa pengembangan kehidupan, jasa administrasi, serta jasa layanan khusus agar menarik calon pelangggan yaitu murid, orang tua murid, dan pihak lainnya. (Faizin, 2017)

Dalam hal ini, maka setiap lembaga pendidikan perlu adanya manajemen pemasaran dengan baik. Manajamen pemasaran merupakan suatu usaha yang diawali dari tahap persiapan, pengorganisasian,

(2)

penerapan, serta pengawasan atau pengendalian kegiatan pemasaran dalam suatu lembaga agar mencapai tujuan lembaga secara efektif dan efisien. (Tanama, 2017: 10)

Menurut Kotler, bahwa pemasaran merupakan suatu sistem sosial dan manajerial di mana seseorang ataupun kelompok akan mendapatkan apa yang mereka perlukan dan inginkan dengan cara pembuatan dan pergantian produk dan nilai satu sama lain. Kotler juga mengemukakan pemasaran mencakup semua kegiatan yang dirancang demi mewujudkan dan memfasilitasi setiap pertukaran untuk memuaskan keperluan dan harapan pelanggan. (Sudaryono, 2016: 39-41)

(Mursyid 2014: 116), menjelaskan bahwa jasa adalah suatu aktivitas yang dipersepsikan secara distingtif yang pada prinsipnya bersifat tidak tersentuh demi memuaskan keperluan dan tidak harus bersifat terikat pada pemasaran barang atau jasa lain”. Kotler (Sarifudin dan Maya: 2019), mengemukakan bahwa jasa merupakan setiap produk perilaku atau kinerja yang ditawarkan dari suatu krelompok pada kelompok yang lainnya yang saling menguntungkan”.

Manajemen pemasaran jasa dalam sebuah lembaga pendidikan merupakan suatu tahapan yang diawali dari tahap persiapan, penggolongan, implementasi, serrta penilaian kegiatan pemasaran dengan tujuan memberikan kepuasan kepada pelanggan mulai dari kepuasan stakeholder maupun kepuasan masyarakat pada umumnya.

Pemasaran jasa pendidikan juga merupakan sebuah metode untuk melakukan sesuatu dimana murid, orang tua murid, guru serta TU dan masyarakat menganggap madrasah sebagai lembaga penyokong masyarakat yang berkontribusi demi menyiapkan keperluan konsumen pendidikan. Maka dari itu, pemasaran jasa pendidikan lebih dari sekedar kegiatan penjualan, periklanan, serta promosi demi menciptakan permintaan jasa pendidikan. (Wijaya 2012: 20-21)

Pemasaran dalam dunia pendidikan bermaksud demi mewujudkan keperluan serta harapan pelanggan jasa pendidikan. Lembaga pendidikan

(3)

supaya tidak ditinggalkan oleh konsumennnya, maka lembaga pendidikan perlu memberikan fasilitas jasa yang terbaik dan berkualitas mulai dari layanan akademik, layanan ekstrakurikuler, layanan bimbingan, layanan administrasi serta layanan jasa yang lainnya sehingga para pelanggan jasa pendidikan merasa puas dalam menerima jasa tersebut.

Dalam pemasaran jasa pendidikan, benar-benar diperlukan adanya unsur-unsur pemasaran. Unsur-unsur pemasaran merupakan beberapa unsur yang amat vital serta bisa digabungkan sehingga bisa melahirkan suatu strategi pemasaran yang bisa memenangkan suatu kompetisi. Yang termasuk unsur-unsur pemasaran pendidikan tersebut yaitu product (produk) price (harga), place (tempat), promotion (promosi), people (sumber daya manusia), physical evidence (sarana dan prasarana), serta process (proses). (Khasanah, 2015)

Pemasaran dalam dunia pendidikan berfungsi untuk menciptakan image (citra) yang postif di mata masyarakat dan pelanggan agar masyarakat dapat tertarik dalam memanfatkan jasa yang ditawarkan oleh lembaga pendidikan. Citra merupakan sebuah pandangan/persepsi yang bersumber dari pengetahuan, penjelasan serta pemahaman seseorang mengenai kebenaran informasi. (Mulyadi, 2018)

Franks (Mulyadi, 2018), menjelaskan bahwa “citra merupakan sebuah kesan yang diperoleh seseorang mengenai sesuatu yang timbul sebagai hasil pengetahuan dan hasil pengalamannya”. Membangun image positif diperlukan partisipasi serta kerjasama dari berbagai pihak agar lembaga pendidikan semakin berkembang dan dikenal oleh masyarakat luas. Melalui image yang positif, madrasah dapat dipercaya untuk menyampaikan ilmu yang lebih baik serta hal-hal positif kepada pelangganya.

Citra merupakan sesuatu yang harus diperjuangkan dan dipertahankan secara terus menerus sepanjang masa. Citra tergolong kegiatan pemasaran dalam memposisikan bagaimana madrasah ditempatkan oleh pelanggan, apakah murah tapi bermutu, kreatif-inovatif,

(4)

atau mahal-produktif. Maka dari itu, membangun citra sekolah/madrasah memerlukan waktu panjang serta adanya komitmen dari seluruh elemen sekolah/madrasah. (Asmani, 2015)

Membangun citra suatu lembaga pendidikan memerlukan kerjasama dari berbagai pihak mulai dari peserta didik, guru, kepala sekolah/madrasah, pengawas, dan pihak lainnya agar bisa membentuk citra yang positif di mata calon pelanggan jasa pendidikan dan masyarakat pada umumnya. Membangun citra sekolah/madrasah adalah salah satu unsur yang amat vital untuk masa depan sekolah/madrasah tersebut.

Aktivitas pemasaran jasa pendidikan amatlah essensial karena eksistensi pelanggan menjadi urat nadinya manajemen bisnis lembaga pendidikan. Maka dari itu, agar pengolahan manajemen pemasaran berjalan dengan baik maka dibutuhkan adanya kebijakan-kebijakan yang bisa menyetarakan antara nilai kualitas madrasah berbanding lurus dengan permintaan dan keinginan dari pelanggan atau konsumen jasa pendidikan. (Sarifudin dan Maya, 2019)

Untuk sekolah/madrasah swasta kegiatan pemasaran memberikan kontribusi yang positif terhadap calon siswa atau orang tuanya. Maka dari itu dibutuhkan manajemen pemasaran jasa yang baik untuk menarik kuantitas murid, membentuk citra positif bagi sebuah lembaga, serta agar keberadaan sekolah/madrasah tidak ditinggalkan oleh masyarakat luas serta konsumen jasa pendidikan yang potensial. (Wijaya, 2016: 13)

Dewasa ini transformasi dalam dunia pendidikan yang semakin aktif memerlukan pemasaran dalam memasarkan jasa pendidikan, disertai dengan adanya promosi di tengah semakin kompetitifnya dunia pendidikan dalam menawarakan produk jasa pendidikan kepada pelanggannya, juga adanya perubahan lingkungan yang semakin dinamis sehingga sekolah/madrasah harus melaksanakan penilaian diri dalam mnganalisis keberadaannya. (Jahari, 2013: 156)

Fenomena tersebut diperkuat dengan hasil studi pendahuluan yang dilakukan peneliti di MTs Ma’Arif Cikeruh Jatinangor Sumedang bahwa

(5)

MTs dijadikan sebagai second choice (pilihan kedua) setelah sekolah negeri. Hal ini disebabkan karena adanya sekolah negeri yang berjarak dengan dengan MTs Ma’Arif Cikeruh Jatinangor Sumedang yang menawarkan keunggulan fasilitas, sehingga menyebabkan adanya suatu persaingan yang menjadi tantangan dalam merekrut calon siswa baru.

Demi perkembangan sebuah lembaga, kepala madrasah MTs Ma’Arif Cikeruh Jatinangor Sumedang terus melakukan strategi-strategi pemasaran dengan mengembangkan unsur-unsur pemasaran jasa pendidikan yaitu product, price, place, promotion, people, physical evidence dan process serta melakukan kerjasama dengan pihak koramil dan kepolisisan untuk menjaga peserta didik agar tidak melanggar peraturan sekolah.

Dari berbagai layanan jasa yang dimiliki MTs Ma’Arif Cikeruh Jatinangor Sumedang, banyak orang tua yang mengharapkan anaknya bisa bersekolah di sekolah tersebut. Hal ini dapat dilihat setiap tahunnya calon peserta didik yang masuk semakin banyak. Di samping itu juga, MTs Ma’Arif Cikeruh Jatinangor Sumedang dikelola oleh para tenaga pendidik yang profesionalyang mempunyai kualifikasi S1 dan S2.

Berlandaskan latar belakang yang telah dijabarkan di atas, begitu pentingnya manajemen pemasaran jasa dalam suatu lembaga pendidikan, maka dari itu penulis mengadakan penelitian dengan judul “Pengaruh Manajemen Pemasaran Jasa Terhadap Citra Lembaga Pendidikan di MTs Ma’Arif Cikeruh Jatinangor Sumedang”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana manajemen pemasaran jasa di MTs Ma’Arif Cikeruh Jatinangor Sumedang?

2. Bagaimana citra lembaga pendidikan di MTs Ma’Arif Cikeruh Jatinangor Sumedang?

(6)

3. Bagaimana pengaruh manajemen pemasaran jasa terhadap citra lembaga pendidikan di MTs Ma’Arif Cikeruh Jatinangor Sumedang?

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini memiliki tujuan untuk mengetahui

1. Manajemen pemasaran jasa di MTs Ma’Arif Cikeruh Jatinangor Sumedang.

2. Citra lembaga pendidikan di MTs Ma’Arif Cikeruh Jatinangor Sumedang.

3. Pengaruh manajemen pemasaran jasa terhadap citra lembaga pendidikan di MTs Ma’Arif Cikeruh Jatinangor Sumedang

D. Manfaat Hasil Penelitian

Adapun manfaat yang diharapakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Manfaat Teoretik

Hendaknya penelitian ini diharapkan bermanfaat untuk pengembangan khasanah ilmu manajemen pendidikan khususnya bagi pengembangan manajemen lembaga pendidikan Islam serta sebagai acuan untuk penelitian selanjutnya

2. Manfaat Praktis a. Bagi Sekolah

Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan evaluasi bagi lembaga pendidikan agar selalu memperbaiki kuliatas layanan serta memperbaiki hubungan antara lembaga pendidikan dengan pelanggannnya untuk membentuk citra yang baik demi kemajuan madrasah.

b. Bagi Masyarakat

Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan informasi mengenai pengaruh manajemen pemasaran jasa terhadap

(7)

citra lembaga pendidikan di MTs Ma’Arif Cikeruh Jatinangor Sumedang.

E. Kerangka Berfikir.

George Terry (Badrudin, 2015: 3), mendefinisikan “manajemen sebagai suatu proses yang khas yang terdiri atas tindakan-tindakan perencanaan, pengorganisasian, penggerakan, dan pengendalian yang dilakukan untuk menentukan serta mencapai sasaran yang telah ditentukan melalui pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber daya lainnya”.

Sebuah organisasi/lembaga pendidikan, tidak akan berjalan lancar apabila manajemennya tidak terlaksana dengan baik. Maka dari itu, organisasi/lembaga pendidikan memerlukan manajemen yang professional yang merupakan suatu tahapan dalam mengatur anggota-anggota organisasi/lembaga dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Boone dan Kurtz (Sudaryono, 2016: 51), menjelaskan “pemasaran merupakan sebuah tahapan yang terdiri dari persiapan, implementasi, harga, penjualan, distribusi atas ide, barang, jasa, organisasi, dan peristiwa dengan tujuan guna menghasilkan dan memelihara hubungan yang akan memuaskan bagi tujuan individu ataupun kelompok”.

Kotler (Khasanah: 2015), mendefinisikan jasa adalah setiap perilaku atau kinerja yang ditawarkan oleh suatu kelompok pada kelompok lainnya yang secara hakikat tidak berbentuk dan tidak mengakibatkan kepindahan kepemilikan. (Nembah, 2011), menjelaskan bahwa “jasa merupakan seluruh aktivitas/kegiatan yang bisa dipromosikan kepada kelompok lain yang intangible dan tidak menyebabkan penguasaan atas sesuatu.

Dari ketiga definisi manajemen, pemasaran dan jasa tersebut, bisa disimpulkan jika manajemen pemasaran jasa adalah suatu tahapan yang diawali dengan tahap persiapan, penyusunan, pelaksanaan, serta pemeriksaan atau pengendalian suatu kegiatan pemasaran yang bertujuan demi melengkapi dan mencukupi keperluan serta harapan konsumen agar tercipta kepuasan pelanggan yang diharapkan.

(8)

Pemasaran jasa pendidikan juga merupakan suatu penguasaan persiapan dan pengaturan suatu interaksi antara madrasah dan kelompok masyarakat. Maka dari itu, pemasaran jasa pendidikan mencakup kegiatan untuk mempromosikan lembaga pendidikan secara tetap dan efektif (Wijaya, 2016: 20)

Pemasaran dalam dunia pendidikan sangatlah penting dikelola oleh setiap pengelola pendidikan agar sekolah/madrasah yang dikelolanya bisa berkembang dengan pesat dan diketahui oleh masyarakat luas serta agar misi-misi sekolah dapat terlaksana dengan baik sehingga bisa memberikan kepuasan kepada konsumen/pelanggan jasa pendidikan.

Pada jurnal (Khasanah, 2015), didapatkan fenomena yaitu munculnya madrasah yang berkelas internasional dan lahirnya sekolah negeri dan swasta yang berlomba-lomba dalam mempromosikan jasa pendidikan mulai dari keunggulan fasilitas hingga harga yang murah sehingga dapat meningkatkan kompetisi dalam dunia pendidikan.

Fenomena tersebut adalah salah satu hal yang dapat mendorong pemasaran jasa pendidikan. Sebagaimana yang diungkapkan oleh Lockhart (Wijaya, 2016: 13-14), yang menjelaskan bahwa situasi yang dapat mendorong pemasaran jasa pendidikan dibagi ke dalam 5 faktor, yaitu: 1) Meningginya suatu persaingan; 2) Perpindahan demografi; 3) Ketidakpercayaan publik kepada sebagian sekolah/madrasah; 4) Pencarian/penyidikan media masa; serta 5) Kurangnya sumber daya yang ada.

Sebuah sekolah/madrasah jika ingin mendapatkan keberhasilan dalam waktu yang lama, sekolah/madrasah tersebut harus menghasilkan layanan yang memenuhi kebutuhan dan keinginan kosumennya. Untuk menghasilkan layanan yang memenuhi tersebut, maka sekolah/madrasah menciptakan bauran pemasaran. Bauran pemasaran adalah beberapa unsur/komponen pemasaran yang saling terikat, dipadukan, disusun dan digunakan dengan benar sehingga lembaga pendidikan bisa menjalankan tujuan pemasaran dengan efektif. (Faizin, 2017)

(9)

Menurut Kotler (Khasanah, 2015), menyebutkan unsur-unsur pemasaran terdiri dari 7P yaitu, product, price, place, promotion, people, physical evidence, and process. Berikut merupakan penjelasan dari unsur-unsur pemasaran tersebut: Pertama, product (produk). Produk merupakan semua yang dapat dipromosikan ke pasar demi mewujudkan harapan serta keperluan. Produk dalam konteks jasa pendidikan berupa nama baik lembaga, harapan, kualitas pendidikan, peluang yang cerah bagi para peserta didik untuk menentukan prefensi yang diharapkannya.

Menurut Kotler dan Amstrong (2012: 62), menyebutkan ada tiga unsur dari produk, yaitu: 1) mutu serta keunggulan suatu produk yang dipromosikan; 2) berbagai ragam atau jenis produk yang dipromosikan. Jenis produk dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu: a) Produk konsumsi; b) Produk industry; 3) design produk

Kedua, price (harga). Harga merapakan sejumlah keharusan biaya yang wajib dibayar oleh pelanggan ataupun masyarakat guna memperoleh suatu produk yang diharapkannya. Harga dalam konteks pendidikan merupakan cost pengeluaran dari pengguna guna memperoleh jasa pendidikan.yang diharapkannya. (Sarifudin dan Maya, 2019). Tjiptono (2014: 95), mengklasifikasikan ada empat komponen dari harga, yaitu: 1) Keterjangkauan harga; 2) kesesuaian harga dengan mutu produk; 3) daya saing harga; 4) kesesuaian harga dengan manfaat.

Ketiga, place (lokasi). Lokasi berhubungan dengan dimana sekolah/madrasah itu bermarkas. Lokasi dalam konteks jasa pendidikan adalah tempat madrasah berada. (Khasanah, 2015). Tjiptono (2014), menyebutkan ada delapan komponen dari lokasi yaitu seperti berikut ini: 1) akses; 2) visibilitas; 3) lalu lintas; 4) tempat parkir luas dan aman; 5) ekspansi; 6) lingkungan; 7) persaingan; 8) peraturan pemerintah.

Keempat, promotion (promosi). Menurut Harold dan Cyril, bahwa promosi merupakan suatu kegiatan pemasaran yang berupaya menyalurkan informasi, mengajak atau mengingatkan pasar sasaran atas sekolah/madrasah dan produknya agar bersikap menerima, membayar pada

(10)

produk yang ditawarkan oleh sekolah/madrasah tersebut (Munir, 2018). Kotler dan Keller (2012: 121), menyatakan bahwa ada 4 komponen dalam promosi, yaitu: 1) Frekuensi promosi; 2) Kualitas promosi; 3) Kuantitas promosi; 4) Waktu promosi; 5) Ketepatan serta kesesuaian target promosi.

Kelima, people (orang). Orang dalam bidang pendidikan adalah orang-orang yang berpartisipasi dalam proses penyampaian jasa pendidikan sepeti kepala sekolah, staff TU, dan tenaga pendidik.(Khasanah, 2015). Zeithml, Binner and Gremler (2013), menyebutkan bahwa ada delapan unsur dari orang, yaitu: 1) Employees (pegawai); 2) recruiting (perekrutan); 3) training (pelatihan); 4) motivation (motivasi); 5) reward (hadiah); 6) teamwork (kerja sama); 7) costumer; 8) communication (komunikasi).

Keenam, physical Evidence (bukti fisik). Bukti fisik merupakan bukti adanya area lokasi jasa pendidikan dalam mengatur sekolah/madrasah dengan cara langsung pelaksanaannya berkomunikasi bersama konsumen. Bukti fisik disini terdapat dua kategori yaitu pertama seperti gedung atau bangunan sekolah, kelas, lapangan olahraga, gedung perpustakaan, dan sebagainya. Kategori selanjutnya adalah bukti pembantu/penunjang kegiatan pembelajaran seperti nilai raport. (Sarifudin dan Maya: 2019). Menurut Zeithml, Bitner, dan Gremler (2013), menyebutkan ada 3 unsur dari sarana fisik, yaitu: 1) facility Design; 2) equimpment; 3) signage.

Ketujuh, process (proses). Proses adalah perpaduan seluruh aktivitas, yang secara biasanya terdiri atas metode, urutan pekerjaan, sistem, dan perihal rutin lainnya, di mana jasa dihasilkan dan disampaikan pada pelanggan. Proses dapat dibagi ke dalam dua metode, yaitu: pertama, komplikasi yang berkaitan dengan prosedur pada tahap proses. Kedua, kersepakatan yang berkaitan dengan perpindahan pada tahap proses. (Lupiyoadi, 2018: 98).

Dari tujuh bauran pemasaran tersebut, pengelola pendidikan harus bisa memanfaatkan unsur unsur tersebut secara maksimal dan konsisten guna mencapai dan mempertahankan keunggulan kompetisi pendidikan.

(11)

Pengelola pendidikan juga harus terus mengembangkan 7 bauran pemasaran tersebut demi masa depan sekolah/madrasah yang dikelolanya.

Pemasaran dalam dunia pendidikan bermanfaat untuk membentuk image yang positif di mata pelanggan sehingga pelanggan tertarik dalam menggunakan jasa yang ditawarkan oleh lembaga tersebut. Image (citra) merupakan kesan yang diperoleh berdasarkan pengetahuan, pengertian d seseorang mengenai kebenaran. (Mulyadi, 2018)

Kotler (Indrioko, 2015), menjelaskan “citra sebagai seperangkat keyakinan, ide dan kesan yang dimiliki oleh seseorang terhadap suatu objek, di mana sikap dan tindakan seseorang terhadap suatu objek sangat dipengaruhi oleh objek tersebut”. Image yang tampak baik dari suatu lembaga akan baik bagi lembaga pendidikan tersebut, sedangkan image yang buruk akan berdampak merugikan terhadap sebuah lembaga tersebut. Sutisna (Sarifudin dan Maya, 2019).

Menurut Shirley (Hanifaf Nur’aini dan . Rasyid Ridia: 2015) , informasi yang lengkap mengenai citra lembaga meliputi empat elemen, yaitu: a) Personality, yaitu keseluruhan ciri lembaga yang dipahami publik sasaran seperti lembaga yang bisa dipercaya, lembaga yang memiliki tanggung jawab sosial; b) reputation, hal yang dilakukan lembaga dan diyakini publik sasaran berlandaskan pengalaman sendiri maupun pihak lain; c) value, yaitu nilai-nilai yang dimiliki lembaga dengan kata lain budaya organisasi atau lembaga; d) Corporate identify, yaitu komponen-komponen yang mempermudah mengenai publik sasaran terhadap lembaga.

Bertajuk dari permasalahan yang dijelaskan sebelumnya, penelitian ini berusaha menemukan dan memahami pengaruh manajemen pemasaran jasa dalam membentuk image suatu organisasi pendidikan yang efektif dari public dan calon pelanggan jasa pendidikan. Berlandaskan hal tersebut, maka dalam penelitian ini dapat diketengahkan suatu kerangka berfikir yang menandakan pengaruh antara faktor yang akan diteliti.

(12)

F. Hipotesis

Hipotesis merupakan reaksi/respons semestara pada persoalan yang bersifat prasangka dikarenakan harus dibuktikan kenyataannya (Gay & Diehl (Sandu dan Ali Sodik: 2015: 56). Berlandaskan kerangka berfikir di atas, maka hipotesis penelitian ini dirumuskan sebagai berikut:

1) Hipotesis Kerja (Hi) yang berbunyi “Adanya pengaruh yang positif dan signifikan antara manajemen pemasaran jasa terhadap citra lembaga pendidikan”

2) Hipotesis Nihil (Ho) yang berbunyi “Tidak ada pengaruh yang positif dan signifikan antara manajemen pemasaran jasa terhadap citra lembaga pendidikan”

Berlandaskan kerangka berfikir, maka hipotesis yang dapat dirumuskan dalam penelitian ini adalah “semakin baik maniajemen pemasaran jasa maka akan semakin baik pula citra lembaga pendidikan”

Variabel X

Manajemen Pemasaran Jasa 1. Product (Produk) 2. Price (Harga) 3. Place (Lokasi) 4. Promotion (Promosi) 5. People (Orang) 6. Physical Evidence (Bukti Fisik) 7. Process (Proses) Variabel Y Citra Lembaga Pendidikan 1. Personality 2. Reputation 3. Value 4. Corporate identify

Gambar 1. 1 Pengaruh Manajemen Pemasaran Jasa Terhadap Citra Lembaga Pendidikan

(13)

G. Hasil Penelitian Terdahulu

Hasil penelitian terdahulu ialah hasil penelitian yang dilakukan oleh Rina Eka Rahmawati, mahasiswa Kependidikan Islam Fakultas Tarbiyah UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2010 terkait “Pengaruh Manajemen Marketing Pendidikan terhadap Peningkatan Kuantitas Siswa di SMP Bina Bangsa Surabaya”. Hasil penelitiannya yaitu bahwa pengaruh pengelolaan pemasaran pendidikan terhadap meningkatnya jumlah peserta didik di SMP Bina Bangsa Surabaya didapat indeks korelasi rxy = 0,675 rxy yng termasuk pada nilai “r product moment pada interval 0,40-0,70 yang artinya berada pada kategori cukup.

Perbedaannya yaitu terletak pada variabel terikat atau Y nya bahwa penelitian yang dilakukan oleh Rina Eka Rahmawati variabel terikatnya adalah peningkatan kuantitas siswa sedangkan pada skripsi ini variabel terikatnya adalah citra lembaga pendidikan.

Penelitian selanjutnya yaitu skripsi karya Uswatun Hasanah (11470067), mahasiswa jurusan Kependidikan Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta tahun 2015 dengan judul “Manajemen Pemasaran Jasa Pendidikan di SMA Muhammadiyah 2 Yogyakarta”. Hasil penelitiannya yaitu bahwa SMA Muhammadiyah 2 Yogyakarta telah mengimplementasikan bauran pemasaran dengan baik, hal tersebut ditunjukkan dengan tingkat kepuasan peserta didik layanan sebesar 56%.

Perbedaannya dengan penelitian ini yaitu mengenai pendekatan penelitian bahwa pendekatan penelitian yang dipakai Saudari Uswatun Hasanah menggunakan pendekatan kualitatif sedangkan pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif.

Kemudian, penelitian selanjutnya ialah penelitan karya Sarifudin dan Rehendra Maya tahun 2019 yang merupakan jurnal manajemen pendidikan Islam Vol. 02, No. 02 dengan judul “Implementasi Manajemen Pemasaran Jasa Pendidikan Dalam Meningkatkan Kepuasan Pelanggan Di Madrasah Aliyah Terpadu (MAT) Darul Fallah Bogor”.

(14)

Hasil penelitiannya yaitu bahwa penerapan bauran pemasaran pendidikan di MAT Darul Fallah Bogor yaitu pertama, dari strategi product yang dipromosikan oleh sekolah MAT Darul Fallah Bogor terhadap konsumen bisa dibuktikan dalam visi sekolah tersebut. Kedua, strategi harga, harga di MAT Darul Fallah Bogor amat terjangkau. Ketiga, strategi tempat adalah luas tanah yang dimiliki oleh MAT Darul Fallah Bogor sangatlah luas yaitu 26,5 hektar.

Keempat, strategi promotion MAT Darul Fallah Bogor dengan media sosial, alumni dan bekerjasama dengan lembaga dalam perekrutan siswa baru. Kelima, strategi people, yaitu dengan merekrut guru dan staf TU yang sesuai ketermpilan serta lulusan. Keenam, strategi physical evidence MAT Darul Fallah Bogor memiliki fasilitas yang lengkap Ketujuh, strategi process dari aspek kurikulum. Perbedaannya dengan penelitian ini yaitu mengenai pendekatan penelitian bahwa pendekatan yang dilakukan oleh Sarifudin dan Rahendra Maya menggunakan pendekatan kualitatif. Sedangkan pendekatan yang digunakan pada skripsi ini ialah opendekatan kuantitatif.

Gambar

Gambar 1. 1 Pengaruh Manajemen Pemasaran  Jasa Terhadap Citra Lembaga Pendidikan

Referensi

Dokumen terkait

Struktur pasar monopolistik terjadi manakala jumlah produsen atau penjual banyak dengan produk yang serupa/sejenis, namun di mana konsumen produk tersebut

Dalam satu semester, pada suatu program studi harus berlangsung rapat dosen lengkap, kegiatan pembelajaran, kegiatan evaluasi hasil proses pembelajaran setiap

From the finding, it can be concluded that code-switching and code-mixing are language media highly used in Indonesian television advertisements to convey the messages of the

20 Tahun 2001 Tentang Pemilikan Saham Dalam Perusahaan yang Didirikan Dalam Rangka Penanaman Modal Asing yakni dalam rangka lebih mempercepat peningkatan dan perluasan kegiatan

Untuk menghubungkan poros penggerak ke poros yang digerakkan dengan putaran yang sama dalam meneruskan daya, sehingga dapat melepaskan hubungan kedua poros pada mesin

Tujuan dari isi paper ini adalah untuk menganalisa unjuk kerja sistem kompresi citra grayscale asli, apakah informasi data citra hasil rekonstruksi benar-benar dapat

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa penguasaan guru terhadap materi pelajaran ketika memberi pelajaran dikategorikan sangat menguasai, pesponden yang

Kerja sama antara anda dan guru BK dalam menangangani kenakalan remaja di MTsN 2 Banda Aceh dan bentuk kerja sama yang dilakukan adalah: Bentuk kerja sama sebatas