• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN KARAKTERISTIK PETANI DENGAN AKSESIBILITAS TERHADAP MEDIA KOMUNIKASI CYBER EXTENSION

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "HUBUNGAN KARAKTERISTIK PETANI DENGAN AKSESIBILITAS TERHADAP MEDIA KOMUNIKASI CYBER EXTENSION"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

69

HUBUNGAN KARAKTERISTIK PETANI DENGAN

AKSESIBILITAS TERHADAP MEDIA KOMUNIKASI

CYBER EXTENSION

Aksesibilitas terhadap media komunikasi cyber extension adalah peluang memanfaatkan media komunikasi cyber extension yang meliputi beberapa aspek yaitu: persepsi, ketersediaan teknologi informasi, ketersediaan infrastruktur jaringan komunikasi, dan keterjangkauan fasilitas training. Data diperoleh dari petani pengguna dan non pengguna cyber extension.

Data yang akan diolah adalah hubungan antara karakteristik individu dengan persepsi tentang tingkat keuntungan relatif, tingkat kerumitan, dan tingkat keterjangkauan fasilitas training. Hal ini disebabkan oleh petani non pengguna cyber extension tidak menggunakan media komunikasi cyber extension dalam mencari informasi mengenai teknologi pertanian, sehingga tidak dapat dihubungkan dengan efektivitas media komunikasi cyber extension.

Karakteristik individu yang diidentifikasi, yaitu: usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan formal, dan tingkat pendapatan, sedangkan aksesibilitas terhadap media komunikasi cyber extension yang diidentifikasi, yaitu: persepsi tentang tingkat keuntungan relatif media komunikasi cyber extension, persepsi tentang tingkat kerumitan media komunikasi cyber extension, dan tingkat keterjangkauan fasilitas training. Untuk variabel aksesibilitas terhadap media komunikasi lainnya tidak dihubungkan dengan karakteristik individu. Hal ini dikarenakan data/kuesioner pengguna dan non pengguna tidak sama. Uji tabulasi silang dan Rank Spearman untuk melihat apakah terdapat hubungan antara karakteristik individu dengan aksesibilitas media komunikasi cyber extension. Namun, hubungan antara jenis kelamin dengan persepsi tentang tingkat keuntungan relatif, tingkat kerumitan, dan tingkat keterjangkauan fasilitas training dilakukan dengan tabulasi silang dan uji Chi- Square.

Hubungan Usia dengan Persepsi tentang Media Komunikasi Cyber Extension

Hubungan Usia dengan Persepsi tentang Tingkat Keuntungan Relatif Media Komunikasi Cyber Extension

Tabel 49 menyajikan data persentase hubungan usia dengan persepsi tentang tingkat keuntungan relatif media komunikasi cyber extension. Terdapat 50.0 persen petani usia muda menilai tingkat keuntungan relatif rendah dan tinggi seimbang. Sebagian besar petani usia tua (55.0%) menilai tingkat keuntungan relatif tinggi.

(2)

70

Hasil tabulasi silang di atas menunjukkan bahwa baik petani usia muda dan tua menilai tingkat keuntungan relatif tinggi. Hal ini dikarenakan baik petani usia muda dan tua sama-sama menilai manfaat menggunakan media komunikasi cyber extension yang lebih besar dibandingkan media komunikasi interpersonal dan media massa. Manfaat media komunikasi cyber extension antara lain: ketersediaan informasi tanpa batas, sehingga mempermudah petani dalam mencari informasi, dan biaya untuk mengakses internet terjangkau.

Berikut pernyataan salah satu petani pengguna media komunikasi cyber extension pada usia tua yang menilai tingkat keuntungan relatif tinggi:

“…Internet sangat bermanfaat untuk saya, selain untuk mencari informasi dengan internet, saya juga dapat berinteraksi dengan petani lainnya untuk bertukar informasi. Media massa tidak memberikan informasi yang lengkap mengenai tanaman hias, dengan internet saya dapat mencari infomasi mengenai bagaimana cara budidaya anggrek, medianya apa, bridging, dan mencari literatur mengenai jenis-jenis anggrek terbaru…”(Bpk KSM, 67 tahun)

Berikut pernyataan salah satu petani non pengguna media komunikasi cyber extension pada usia tua yang menilai tingkat keuntungan relatif rendah:

“…Kalau saya ya neng, bukan saya yang mencari informasi tetapi pemain-pemain baru malah yang bertanya kepada saya, karena saya sudah lama terjun di tanaman hias, jadi sudah banyak pengalaman. Biasanya kalau saya tidak tau informasi mengenai nama ilmiah tanaman hias saya langsung tanya lewat teman-teman, kalau bisa ketemu, saya ketemu, kalau tidak lewat hp neng. Jadi lebih mudah ketemu langsung dan telpon temen neng, dari pada lewat internet, apalagi saya tidak bisa menggunakan, maklum cuma lulus SMP…” (Bpk SLH, 62 tahun)

Hasil tabulasi silang sejalan dengan hasil uji statistik menggunakan Rank Spearman yang menunjukkan bahwa p-value = 0.773 > 0.05, maka disimpulkan bahwa tidak terdapat hubungan antara usia dengan persepsi tentang tingkat

Tabel 49 Persentase petani berdasarkan usia dan persepsi tentang tingkat keuntungan relatif

Tingkat keuntungan relatif Muda Tua Usia

Rendah 50.0 45.0

Tinggi 50.0 55.0

Total 100.0 100.0

(3)

71 keuntungan relatif pada media komunikasi cyber extension, pada selang kepercayaan 0.05.

Hubungan Usia dengan Persepsi tentang Tingkat Kerumitan Media Komunikasi Cyber Extension

Tabel 50 menyajikan data persentase hubungan usia dengan persepsi tentang tingkat kerumitan media komunikasi cyber extension. Terdapat 50.0 persen petani usia muda menilai tingkat kerumitan rendah dan tinggi seimbang. Terdapat 70.0 persen petani usia tua menilai tingkat kerumitan tinggi. Hasil tabulasi silang di atas menunjukkan bahwa baik petani usia muda dan tua menilai tingkat kerumitan tinggi. Artinya media komunikasi cyber extension semakin tidak rumit diakses. Dengan demikian, dapat terlihat bahwa pada usia tua tidak menyebabkan petani menilai tingkat kerumitan rendah.

Hasil tabulasi silang di atas menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan antara usia dengan persepsi tentang tingkat kerumitan. Berdasarkan hasil wawancara didapatkan bahwa untuk mengakses media komunikasi cyber extension cukup memiliki fasilitas telepon genggam yang memiliki aplikasi internet, dan komputer berinternet. Hal ini diperkuat oleh pernyataan salah satu petani pada usia tua yang menilai tingkat kerumitan tinggi:

“…Mencari informasi mengenai tanaman hias melalui internet sangat mudah mbak, tinggal cari di google aja mbak, selain itu untuk mencari informasi lewat internet selain melalui laptop juga bisa melalui telepon genggam, jadi kapan dan dimana saja saya bisa mengakses informasi melalui internet mbak…”(Ibu EKA, 50 tahun)

Hasil uji korelasi Rank Spearman membuktikan bahwa p-value = 0.233 > 0.05, maka disimpulkan bahwa tidak terdapat hubungan antara usia dengan persepsi tentang tingkat kerumitan pada media komunikasi cyber extension, pada selang kepercayaan 0.05.

Tabel 50 Persentase petani berdasarkan usia dan persepsi tentang tingkat kerumitan

Tingkat kerumitan Usia

Muda Tua

Rendah 50.0 30.0

Tinggi 50.0 70.0

Total 100.0 100.0

(4)

72

Hubungan Usia dengan Tingkat Keterjangkauan Fasilitas Training Tabel 51 menyajikan data persentase hubungan usia dengan tingkat keterjangkauan fasilitas training. Sebagian besar petani usia muda (56.2%) dengan tingkat keterjangkaun fasilitas training rendah, sedangkan sebagian besar petani usia tua (60.0%) dengan tingkat keterjangkauan fasilitas training tinggi. Dengan demikian, dapat terlihat bahwa semakin tua usia, maka semakin tinggi tingkat keterjangkauan fasilitas training. Berdasarkan hasil wawancara dan hasil observasi bahwa beberapa petani pada usia muda sudah dapat menggunakan komputer untuk pengolahan data dan akses informasi, pemanfaatan telepon genggam untuk akses informasi, pemanfaatan dan pengelolaan informasi melalui internet, sehingga sebagian besar petani usia muda tidak perlu lagi mengikuti training yang mendukung penggunaan media komunikasi cyber extension.

Hasil uji korelasi Rank Spearman membuktikan bahwa p (0.346) > 0.05, maka disimpulkan bahwa tidak terdapat hubungan antara usia dengan tingkat keterjangkauan fasilitas training, pada selang kepercayaan 0.05.

Hubungan Jenis Kelamin dengan Persepsi tentang Media Komunikasi Cyber Extension

Hubungan Jenis Kelamin dengan Persepsi tentang Tingkat Keuntungan Relatif Media Komunikasi Cyber Extension

Tabel 52 menyajikan data persentase petani secara keseluruhan berdasarkan jenis kelamin dan persepsi tentang tingkat keuntungan relatif. Sebagian besar petani laki-laki (53.8%) menilai tingkat keuntungan relatif tinggi. Terdapat 50.0 persen petani laki-laki dan perempuan menilai tingkat keuntungan relatif rendah dan tinggi. Hasil dari tabulasi silang tersebut menunjukkan bahwa sebagian besar petani baik petani laki-laki dan responden perempuan menilai tingkat keuntungan relatif tinggi pada media komunikasi cyber extension. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa jenis kelamin tidak berhubungan dengan persepsi tentang tingkat keuntungan relatif. Hal ini disebabkan karena baik petani laki-laki dan petani perempuan memiliki kesempatan atau peluang yang sama untuk mencari informasi, memiliki kepentingan dan kebutuhan yang sama terkait dengan usaha tanaman hias.

Tabel 51 Persentase petani berdasarkan usia dan tingkat keterjangkauan fasilitas training

Tingkat keterjangkauan fasilitas training Usia

Muda Tua

Rendah 56.2 40.0

Tinggi 43.8 60.0

Total 100.0 100.0

(5)

73

Hasil tabulasi silang sejalan dengan hasil uji statistik menggunakan Chi- Square yang menunjukkan bahwa p-value = 0.836 > 0.05, maka disimpulkan bahwa tidak terdapat hubungan antara jenis kelamin dengan persepsi tentang tingkat keuntungan relatif pada media komunikasi cyber extension, pada selang kepercayaan 0.05.

Petani laki-laki dan perempuan menilai tingkat keuntungan relatif tinggi, karena media komunikasi cyber extension dalam menyebarkan informasi mengenai teknologi pertanian (tanaman hias) lebih baik dibandingkan media komunikasi interpersonal dan media massa. Berikut pernyataan petani laki-laki dan perempuan yang menilai tingkat keuntungan relatif tinggi:

“…Lebih mudah mencari informasi melalui internet mbak dibandingkan media massa. Kalau internet kapanpun kita butuh informasi mengenai tanaman hias, langsung kita cari saja mbak melalui internet, jadi informasi di internet itu tersedia setiap saat. Kalau radio informasi yang disampaikan terkadang tidak sesuai dengan kebutuhan kita…”(Ibu HSI, 46 tahun)

“…Mencari infomasi mengenai tanaman hias melalui komunikasi interpersonal terkendala waktu mbak, karena harus mengatur jadwal untuk bertemu. Kalau menghubungi melalui telepon, terkadang informasi yang disampaikan tidak tertangkap semuanya, apalagi kalau kartunya beda mbak, pulsanya mahal mbak…”(Bpk UJG, 42 tahun)

Hubungan Jenis Kelamin dengan Persepsi tentang Tingkat Kerumitan Media Komunikasi Cyber Extension

Tabel 53 menyajikan data persentase petani berdasarkan jenis kelamin dan persepsi tentang tingkat kerumitan. Sebagian besar petani laki-laki (57.7%) menilai tingkat kerumitan tinggi. Sebagian besar petani perempuan (70.0%) menilai tingkat kerumitan tinggi. Hasil dari tabulasi silang tersebut menunjukkan bahwa sebagian besar petani baik petani laki-laki dan perempuan memberikan penilaian tingkat kerumitan tinggi pada media komunikasi cyber extension. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa jenis kelamin tidak berhubungan dengan persepsi tentang tingkat kerumitan. Dari hasil penelitian sebagian besar petani non pengguna baik laki-laki dan perempuan menilai tingkat kerumitan rendah, artinya media komunikasi semakin rumit di akses dibandingkan media komunikasi interpersonal dan media massa, hal ini dikarenakan petani tidak mau belajar bagaimana mengakses informasi melalui media komunikasi cyber

Tabel 52 Persentase petani berdasarkan jenis kelamin dan persepsi tentang tingkat keuntungan relatif

Tingkat keuntungan relatif Jenis kelamin Laki-laki Perempuan

Rendah 46.2 50.0

Tinggi 53.8 50.0

(6)

74

extension, dan menilai lebih mudah menggunakan media komunikasi interpersonal.

Hasil uji statistik menggunakan Chi-Square yang menunjukkan bahwa p-value = 0.497 > 0.05, maka disimpulkan bahwa tidak terdapat hubungan antara usia dengan persepsi tentang tingkat kerumitan pada media komunikasi cyber extension, pada selang kepercayaan 0.05.

Hubungan Jenis Kelamin dengan Tingkat Keterjangkauan Fasilitas Training Tabel 54 menyajikan data persentase petani berdasarkan jenis kelamin dan tingkat keterjangkauan fasilitas training. Sebagian besar petani laki-laki (53.8%) dengan tingkat keterjangkauan fasilitas training rendah, sedangkan sebagian besar petani perempuan (70.0%) dengan tingkat keterjangkauan fasilitas training tinggi. Hasil tabulasi silang menunjukkan bahwa sebagian besar petani laki-laki dengan tingkat keterjangkauan fasilitas training rendah. Berdasarkan hasil wawancara dan observasi di lapangan, petani laki-laki sering keluar untuk mencari jenis-jenis tanaman hias, mengikuti pameran, sehingga waktu untuk mengikuti pelatihan semakin berkurang, sedangkan petani perempuan lebih banyak bertugas menjaga dan mengurus tanaman hias, sehingga waktu yang tersedia untuk pelatihan lebih banyak.

Hasil tabulasi silang sejalan dengan hasil uji statistik menggunakan Chi-Square yang menunjukkan bahwa p-value = 0.199 > 0.05, maka disimpulkan bahwa tidak terdapat hubungan antara usia dengan persepsi tentang tingkat keterjangkauan fasilitas training, pada selang kepercayaan 0.05.

Tabel 54 Persentase petani berdasarkan jenis kelamin dan tingkat keterjangkauan fasilitas training

Tingkat keterjangkauan fasilitas training Jenis kelamin Laki-laki Perempuan Rendah 53.8 30.0 Tinggi 46.2 70.0 Total 100.0 100.0

Tabel 53 Persentase petani berdasarkan jenis kelamin dan persepsi tentang tingkat kerumitan

Tingkat Kerumitan Jenis kelamin

Laki-laki Perempuan

Rendah 42.3 30.0

Tinggi 57.7 70.0

(7)

75 Hubungan Tingkat Pendidikan Formal dengan Persepsi tentang Media

Komunikasi Cyber Extension

Hubungan Tingkat Pendidikan Formal dengan Persepsi tentang Tingkat Keuntungan Relatif Media Komunikasi Cyber Extension

Tabel 55 menyajikan data persentase petani berdasarkan tingkat pendidikan formal dan persepsi tentang tingkat keuntungan relatif. Sebagian besar petani dengan tingkat pendidikan formal tinggi (76.9%) menilai tingkat keuntungan relatif tinggi, sedangkan sebagian besar petani dengan tingkat pendidikan formal rendah (60.9%) menilai tingkat keuntungan relatif rendah pada media komunikasi cyber extension.

Hasil tabulasi silang menunjukkan bahwa semakin tinggi tingkat pendidikan formal, maka akan semakin tinggi penilaian tingkat keuntungan relatif media komunikasi cyber extension. Hal tersebut dikarenakan semakin tinggi tingkat pendidikan formal, maka akan semakin aktif dalam mencari informasi mengenai manfaat menggunakan media komunikasi cyber extension dibandingkan media komunikasi interpersonal dan media massa.

Petani dengan tingkat pendidikan formal yang menilai tingkat keuntungan relatif tinggi tidak menggunakan media komunikasi cyber extension dalam mencari informasi mengenai teknologi pertanian (tanaman hias), hal ini dikarenakan bukan karena petani tidak mengetahui manfaat menggunakan media komunikasi cyber extension, dan bukan karena tidak mengerti menggunakan media komunikas cyber extension, akan tetapi terdapat faktor lain yang mempengaruhi. Hal ini diperkuat oleh pernyataan salah satu petani berikut ini:

“…Saya di rumah punya komputer berinternet mbak, tapi saya tidak pernah menggunakannya untuk mencari informasi mengenai tanaman hias di internet. Saya malas mbak, padahal saya tahu mbak bahwa internet memberikan keuntungan yang lebih besar dibandingkan menggunakan media komunikasi interpersonal dan media massa, dan saya mengerti bagaimana menggunakan internet…”(Ibu TNI, 48 tahun)

Hasil uji korelasi Rank Spearman menunjukkan bahwa p-value = 0.029 < 0.05, maka disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara tingkat pendidikan formal dan persepsi tentang tingkat keuntungan relatif pada media komunikasi cyber extension, pada selang kepercayaan 0.05.

Tabel 55 Persentase petani berdasarkan tingkat pendidikan formal dan persepsi tentang tingkat keuntungan relatif

Tingkat keuntungan relatif Tinggi Rendah Tingkat pendidikan formal

Rendah 23.1 60.9

Tinggi 76.9 39.1

Total 100.0 100.0

(8)

76

Hubungan Tingkat Pendidikan Formal dengan Persepsi tentang Tingkat Kerumitan Media Komunikasi Cyber Extension

Tabel 56 menyajikan data persentase petani berdasarkan tingkat pendidikan formal dan persepsi tentang tingkat kerumitan. Sebagian besar petani dengan tingkat pendidikan formal tinggi (69.2%) menilai tingkat kerumitan tinggi. Sebagian besar petani dengan tingkat pendidikan formal rendah (56.5%) menilai tingkat kerumitan tinggi pada media komunikasi cyber extension.

Hasil tabulasi silang menunjukkan bahwa baik petani dengan tingkat pendidikan formal rendah dan tinggi menilai tingkat kerumitan tinggi pada media komunikasi cyber extension. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tingkat pendidikan formal tidak berhubungan dengan persepsi tentang tingkat kerumitan. Petani non pengguna cyber extension dengan tingkat pendidikan formal rendah menilai tingkat kerumitan tinggi berdasarkan informasi yang didapatkan dari teman yang sudah menggunakan media komunikasi cyber extension.

Hasil uji korelasi Rank Spearman yang menunjukkan p-value = 0.467 > 0.05, maka disimpulkan bahwa tidak terdapat hubungan nyata antara tingkat pendidikan formal dengan persepsi tentang tingkat kerumitan dari media komunikasi cyber extension, pada selang kepercayaan 0.05.

Hubungan Tingkat Pendidikan Formal dengan Tingkat Keterjangkauan Fasilitas Training

Tabel 57 menyajikan data persentase petani berdasarkan tingkat pendidikan formal dan tingkat keterjangkauan fasilitas training. Sebagian besar petani dengan tingkat pendidikan formal tinggi (53.9%) memiliki tingkat keterjangkauan fasilitas training tinggi. Sebagian besar petani dengan tingkat pendidikan formal rendah (52.2%) memiliki tingkat keterjangkauan fasilitas training tinggi.

Tabel 56 Persentase petani berdasarkan tingkat pendidikan formal dan persepsi tentang tingkat kerumitan

Tingkat kerumitan Tinggi Rendah Tingkat pendidikan formal

Rendah 30.8 43.5

Tinggi 69.2 56.5

Total 100.0 100.0

(9)

77

Hasil tabulasi silang menunjukkan bahwa baik petani dengan tingkat pendidikan formal rendah dan tinggi memiliki tingkat keterjangkauan fasilitas training yang hampir sama. Hal ini karena setiap training yang diadakan oleh suatu lembaga, seperti: Dinas Pertanian Kota Bogor dan Penyuluhan dihadiri oleh petani dari tingkatan pendidikan formal, mulai dari tingkat pendidikan formal rendah sampai dengan tingkat pendidikan formal tinggi.

Hasil uji korelasi Rank Spearman membuktikan bahwa p-value (0.926) > 0.05, maka disimpulan bahwa tidak terdapat hubungan antara tingkat pendidikan formal dengan tingkat keterjangkauan fasilitas training, pada selang kepercayaan 0.05.

Hubungan Tingkat Pendapatan dengan Persepsi tentang Media Komunikasi Cyber Extension

Hubungan Tingkat Pendapatan dengan Persepsi tentang Tingkat Keuntungan Relatif dari Media Komunikasi Cyber Extension

Tabel 58 menyajikan data persentase petani berdasarkan tingkat pendapatan dan persepsi tentang tingkat keuntungan relatif. Sebagian besar petani dengan tingkat pendapatan tinggi (69.2%) menilai tingkat keuntungan relatif tinggi pada media komunikasi cyber extension, sedangkan sebagian besar petani dengan tingkat pendapatan rendah (56.5%) menilai tingkat keuntungan relatif tinggi pada media komunikasi cyber extension.

Hasil tabulasi silang menunjukkan bahwa semakin tinggi pendapatan seseorang, semakin tinggi persepsi tentang tingkat keuntungan relatif pada media komunikasi cyber extension. Petani dengan tingkat pendapatan rendah menilai media komunikasi cyber extension memberikan keuntungan relatif tinggi dikarenakan menurut beberapa petani biaya yang harus dikeluarkan untuk

Tabel 58 Persentase petani berdasarkan tingkat pendapatan dan tingkat keuntungan relatif dari media komunikasi cyber extension Tingkat keuntungan relatif Tingkat pendapatan

Tinggi Rendah

Rendah 30.8 56.5

Tinggi 69.2 43.5

Total 100.0 100.0

Catatan : rs = 0.248 p = 0.145

Tabel 57 Persentase petani berdasarkan tingkat pendidikan formal dan tingkat keterjangkauan fasilitas training

Tingkat keterjangkauan fasilitas training Tingkat pendidikan formal Tinggi Rendah

Rendah 46.1 47.8

Tinggi 53.9 52.2

Total 100.0 100.0

(10)

78

mengakses informasi mengenai teknologi pertanian (tanaman hias) masih terjangkau dan lebih murah dibandingkan menggunakan media cetak dan telepon genggam.

Hasil tabulasi silang ini tidak sejalan dengan hasil uji Rank Spearman. Hasil uji korelasi Rank Spearman menunjukkan bahwa p-value = 0.145 > 0.05, maka disimpulkan bahwa tidak terdapat hubungan antara tingkat pendapatan dengan persepsi tentang tingkat keuntungan relatif pada media komunikasi cyber extension, pada selang kepercayaan 0.05.

Hubungan Tingkat Pendapatan dengan Persepsi tentang Tingkat Kerumitan dari Media Komunikasi Cyber Extension

Tabel 59 menyajikan data persentase petani berdasarkan tingkat pendapatan dan persepsi tentang tingkat kerumitan. Terdapat 76.9 persen petani dengan tingkat pendapatan tinggi menilai tingkat kerumitan tinggi. Terdapat 52.1 persen petani dengan tingkat pendapatan rendah menilai tingkat kerumitan tinggi pada media komunikasi cyber extension.

Hasil tabulasi silang menunjukkan bahwa baik petani dengan tingkat pendapatan tinggi dan rendah menilai tingkat kerumitan tinggi. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tingkat pendapatan tidak berhubungan dengan persepsi tentang tingkat kerumitan. Berdasarkan data tersebut dapat dikatakan bahwa petani dengan tingkat pendapatan tinggi menilai tingkat kerumitan lebih tinggi dibandingkan petani dengan tingkat pendapatan rendah. Berdasarkan hasil observasi di lapangan petani dengan tingkat pendapatan tinggi memiliki teknologi informasi yang lebih modern dibandingkan dengan tingkat pendapatan rendah, sehingga petani dengan tingkat pendapatan tinggi menilai mengakses informasi mengenai teknologi informasi semakin tidak rumit diakses.

Hasil tabulasi silang sejalan dengan hasil uji korelasi Rank Spearman. Hasil uji korelasi Rank Spearman menunjukkan bahwa p-value = 0.152 > 0.05, maka disimpulkan bahwa tidak terdapat hubungan antara tingkat pendapatan dan tingkat kerumitan pada media komunikasi cyber extension, pada selang kepercayaan 0.05.

Hubungan Tingkat Pendapatan dengan Tingkat Keterjangkauan Fasilitas Training

Tabel 60 menyajikan data persentase petani berdasarkan tingkat pendapatan dengan tingkat keterjangkauan fasilitas training. Sebagian besar petani dengan tingkat pendapatan tinggi (61.5%) memiliki tingkat keterjangkauan fasilitas

Tabel 59 Persentase petani berdasarkan tingkat pendapatan dan tingkat kerumitan dari media komunikasi cyber extension

Tingkat kerumitan Tingkat pendapatan

Tinggi Rendah

Rendah 23.1 47.8

Tinggi 76.9 52.1

Total 100.0 100.0

(11)

79 training tinggi. Sebagian besar petani dengan tingkat pendapatan rendah (52.1%) memiliki tingkat keterjangkauan fasilitas training rendah.

Hasil tabulasi silang menunjukkan bahwa semakin tinggi pendapatan, semakin tinggi tingkat keterjangkauan fasilitas training. Berdasarkan hasil wawancara dan observasi di lapangan, petani dengan tingkat pendapatan tinggi aktif dalam mencari dan mengikuti training yang diadakan oleh berbagai pihak untuk memajukan usaha tanaman hiasnya.

Hasil uji korelasi Rank Spearman menunjukkan bahwa p-value = 0.443 > 0.05, maka disimpulkan bahwa tidak terdapat hubungan antara tingkat pendidikan formal dan tingkat keuntungan relatif pada media komunikasi cyber extension, pada selang kepercayaan 0.05.

Petani non pengguna cyber extension tidak menggunakan media komunikasi cyber extension dalam mencari informasi mengenai teknologi pertanian disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu: ketidakmampuan menggunakan media komunikasi cyber extension, ketidaktersediaan teknologi informasi untuk menggunakan media komunikasi cyber extension, dan keterbatasan biaya dalam menggunakan media komunikasi cyber extension.

Petani pengguna cyber extension kurang optimal dalam memanfaatkan media komunikasi cyber extension. Sebagian besar petani mencari informasi mengenai jenis-jenis tanaman hias terbaru, sedangkan untuk informasi mengenai teknik budi daya tanaman hias lebih sedikit. Sebagian besar petani tidak membangun networking melalui media komunikasi cyber extension, hal ini disebabkan petani menilai lebih efektif dan efisien membangun networking melalui media komunikasi interpersonal dan media massa dibandingkan dengan membangun networking melalui media komunikasi cyber extension, dan petani tidak mengerti bagaimana membangun networking melalui media komunikasi cyber extension.

Tabel 60 Persentase petani berdasarkan tingkat pendapatan dan tingkat keterjangkauan fasilitas training

Tingkat keterjangkauan fasilitas training Tingkat pendapatan

Tinggi Rendah

Rendah 38.5 52.1

Tinggi 61.5 47.8

Total 100.0 100.0

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Tanaman sela dari jenis kacang-kacangan (kedelai dan kacang hijau) di antara tanaman jarak pagar yang sudah direhabilitasi pada tahun kedua memberikan hasil biji

Berdasarkan Paired T Test dan Wilcoxon Sign Rank Test diatas maka dapat disimpulkan bahwa beragam respon dari investor yang di akibatkan peristiwa

”Windor GlassCo”, merupakan suatu perusahaan kaca yang memproduksi kusen alumunium dan kusen kayu dengan berbagai ukuran. Untuk menghasilkan produk itu diperlukan 3 macam

in expected value due to the merger, bidders of all types do have an incentive to merge. Moreover, the free riding issue is absent in the two-aspect model; the merging bidders

Pada gambar 4.4 dan 4.5 diatas dapat dilihat jika posisi roll centre dari tanah (ground) suspensi double whisbone yang dianalisa memiliki kecenderungan tren

Hasil penelitian menunjukkan bahwa sosialisasi Program Keluarga Harapan di Kelurahan Kranggan sudah dilaksanakan dengan baik, pelaksana kebijakan ada penyusunan anggota

Jam adalah suatu produk pangan yang memiliki karakteristik setengah padat terbuat dari 45 bagian berat bubur buah dan 55 bagian berat gula kemudian dipekatkan dengan