OMBUDSMAN REPUBLIK INDONESIA
PERWAKILAN NUSA TENGGARA BARAT
MENJAGA KUALITAS
PADA PELAYANAN
Perijinan dan PTSP
BIROKRASI INDONESIA
LATAR BELAKANG
PERINGKAT INDONESIA MENINGKAT DARI
#55
(TAHUN 2008-2009) MENJADI#38
(TAHUN 2013-2014)SATU PILIHAN :
REFORMASI
BIROKRASI
Pemerintahan terbuka berbasis IT Pemerintahan melayani dan partisipatif SDM Aparatur yang kompeten dan kompetitif Efisiensi dan efektivitas pemerintahanTujuan Akhir
1. Bebas KKN 2. Akuntabel dan berkinerja 3. Pelayanan publik yang berkualitas9 (Sembilan) Program Percepatan Reformasi Birokrasi
1. Penataan Struktur Birokrasi;
2. Penataan Jumlah, Distribusi, dan Kualitas PNS;
3. Sistem seleksi dan promosi secara terbuka;
4. Profesionalisasi PNS;
5. Pengembangan Sistem Elektronik Pemerintah;
6. Peningkatan Pelayanan Publik;
7. Pelaporan Harta Kekayaan Pegawai Negeri;
8. Peningkatan Kesejahteraan Pegawai;
9. Efisiensi Penggunaan Fasilitas dan Sarana dan
Prasarana Kerja Pegawai Negeri.
Program
Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik
R E N C A N A A K S I
a. Peningkatan Pelayanan Perizinan:
1. Kejelasan Biaya dan Persyaratan Perizinan. 2. Penyederhanaan Deregulasi Perizinan:
Penguatan Pelayanan Terpadu Satu Pintu; Pembatasan waktu pengurusan izin.
( Mendorong penyelenggaraan PTSP )
b.
Penguatan Budaya Pelayanan Prima melalui:
Penetapan dan Penerapan Standar Pelayanan Publik dan Maklumat Pelayanan (melalui
implementasi UU tentang Pelayanan Publik);
Pemeringkatan Unit Kerja Pelayanan Publik seluruh K/L dan Pemerintah Daerah;
Survei KM (Kepuasan Masyarakat); Pengelolaan Pengaduan Masyarakat.
PERCEPATAN REFORMASI BIROKRASI
BIDANG PELAYANAN PUBLIK
Latar Belakang PTSP
1
• Tahun 2016 : Pertumbuhan Ekonomi Lamban (5,6%).
• Kemiskinan (17,75%), Pengangguran (11,1%)
2
• INPRES NOMOR 3 TAHUN 2016 Tentang Paket
Kebijakan Investasi (85 Tindakan)
3
• Penyederhanaan Pelayanan Perijinan Satu Pintu
Dasar Hukum
UU No.23 Th 2014 tentang Pemerintahan Daerah UU No.25 Th 2007 tentang Penanaman Modal UU No.25 Th 2009 tentang Pelayanan Publik
PP No.41 Th 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah
Perpres No.27 Th.2009 tentang PTSP Di Bidang Penanaman Modal Inpres No.3 Th.2006 ttg Paket Perbaikan Iklim Investasi
o Menyederhanakan proses pembentukan perushn & izin usaha o Merealisasikan sistem pelayanan terpadu
o Menyederhanakan perijinan tenaga kerja asing
Permendagri No.24 Th.2006 ttg Penyl. Yanblik Terpadu Satu Pintu.
Permendagri No.57 Th.2007 ttg Juknis Penataan Org. Perangkat Daerah Permendagri No.20 Th.2008 ttg Pedoman Org dan Taker UPPT di Daerah Permenpan No.20 Th.2006 ttg Standar Pelayanan Publik.
Surat Keputusan Bersama Mendagri, Men PAN/RB, Kepala BKPM tahun 2010 terkait Penyerahan Kewenangan ke PTSP.
DASAR HISTORIS KEBIJAKAN PEMBENTUKAN PTSP
Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 ttg Pemerintahan Daerah Terbitnya… Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 ttg Pembagian UrusanPemerintah, Pem.Prov, Pem.Kab & Pem.Kota
Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007
ttg Organisasi Perangkat Daerah
Permendagri No.24 Th. 2006
ttg Pedoman Penyelenggaraan PTSP
Permendagri No.20 Th. 2008
ttg Organisasi & Tata Kerja Pelayanan Terpadu di Daerah
Undang-undang Nomor 25 Tahun 2007 ttg Penanaman Modal Undang-undang Nomor 25 Tahun 2009 ttg Pelayanan Publik YA N
LIK Keputusan MENPAN Nomor 63/KEP/ M.PAN/7/2003 tentang
Pedoman Umum Penyelenggaraan Pelayanan Publik.
Seiring diterbitkannya Peraturan-peraturan & Keputusan
MENPAN-RB terkait Pelayanan Publik.
SINKRONISASI & HARMONISASI KEBIJAKAN
Peraturan Presiden Nomor 27 Tahun 2009
ttg PTSP Bidang Penanaman Modal
Perka BKPM No. 6 Th. 2011
ttg Pelaksanaan, Pembinaan dan Pelaporan Pelayanan Terpadu
Satu Pintu (PTSP) di Bidang Penanaman Modal;
Peraturan Pemerintah Nomor 96 Tahun 2012
ttg Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang
Pelayanan Publik
Undang-undang Nomor 25 Tahun 2009
tentang Pelayanan Publik mengamanatkan :
“
Pelayanan Publik
adalah kegiatan atau rangkaian
kegiatan dalam rangka pemenuhan kebutuhan
pelayanan sesuai dengan Peraturan
perundang-undangan bagi setiap warga negara dan penduduk
atas
barang
,
jasa
, dan/atau
pelayanan administratif
Mengatur Hak, Kewajiban dan Larangan
• Hak-hak dan Kewajiban Masyarakat dalam Pelayanan
• Kewajiban dan Larangan bagi Penyelenggara Pelayanan
Partisipasi dan Pemberdayaan Masyarakat
• Masyarakat diikutsertakan dalam penyusunan kebijakan, penyusunan Standar Pelayanan, sampai dengan pengawasan dan pemberian penghargaan
• Masyarakat berhak menyampaikan pengaduan, dan wajib untuk ditangani oleh penyelenggara
Kewajiban pokok Penyelenggara (Pemerintah)
• Menyelenggarakan pelayanan prima dengan penyusunan standar pelayanan dan pengelolaan pengaduan.
• Terdapat sanksi administratif, ganti rugi pelayanan publik, dan sanksi pidana.
Inti muatan Undang-Undang No. 25/2009
Terkait kebijakan sesuai Undang-undang Nomor 25 Tahun 2009
tentang PELAYANAN PUBLIK ( @ Pasal 9 tentang PPTSP )
terwujudnya batasan dan hubungan yang jelas tentang hak, tanggung jawab, kewajiban dan kewenangan seluruh pihak terkait dengan
penyelenggaraan pelayanan publik; Terwujudnya sistem
penyelenggaraan pelayanan publik yang layak sesuai dengan asas-asas umum pemerintahan dan korporasi yang baik;
Terpenuhinya penyelenggaraan pelayanan publik dengan peraturan perundang-undangan; dan
Terwujudnya perlindungan dan kepastian hukum bagi masyarakat dalam penyelenggaraan pelayanan publik.
Peraturan Pemerintah Nomor 96 Tahun 2012
tentang Pelaksanaan Undang-Undang No. 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik
Pendelegasian dan
Pelimpahan Kewenangan mutlak dilakukan oleh
Kepala Daerah dan menjadi syarat penting dalam
efektivitas
penyelenggaraan
Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP).
Peraturan Pemerintah Nomor 96 Tahun 2012
tentang Pelaksanaan Undang-Undang No. 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik
Terdapat 4 (empat) hal Pokok dalam
Peraturan Pemerintah No. 96/2012
1)
Pedoman penyusunan
Standar Pelayanan &
Maklumat Pelayanan;
2) Sistem Pelayanan Terpadu;
3) Proporsi akses dan kategori kelompok
Masyarakat dalam Pelayanan Berjenjang;
4) Pengikutsertaan Masyarakat dalam
Penyusunan Standar Pelayanan dan
pengelolaan Pengaduan.
Bagaimana Melihat Konsep
Etika Pelayanan Publik
Laporan Masyarakat Berdasarkan Substansi Maladministrasi Tahun 2016. (Sumber : Ombudsman RI Perwakilan NTB)
No Substansi Laporan Jumlah %
1 Berpihak 1 0,62% 2 Diskriminasi 5 3,12% 3 Konflik Kepentingan 1 0,62% 4 Penundaan Berlarut 42 26,25% 5 Penyalahgunaan Wewenang 7 4,37% 6 Penyimpangan Prosedur 27 16,87%
7 Permintaan Imbalan Uang, Barang dan Jasa
17 10,62%
8 Tidak Kompeten 7 4,37%
9 Tidak Memberikan Pelayanan 42 26,25%
10 Tidak Patut 11 6,87%
Grafik Laporan Masyarakat Berdasarkan Substansi Maladministrasi Tahun 2016 (Sumber : Ombudsman RI Perwakilan NTB).
0 5 10 15 20 25 30 26,25% 26,25% 16,87% 10,62% 0,62% 3.12% 6,87% 4,37% 4,37% 0,62%
ETIKA PUBLIK
3 FOKUS
Refleksi tentang Standar
/ norma yang
menentukan baik/buruk,
benar/salah perilaku,
tindakan dan keputusan
untuk mengarahkan
kebijakan publik dalam
rangka menjalankan
tanggung jawab
pelayanan publik
1. Pelayanan publik yang berkualitas dan relevan
2. Sisi dimensi Reflektif, Etika Publik berfungsi sebagai bantuan dalam
menimbang pilihan sarana kebijakan publik dan alat evaluasi. 3. Modalitas menjembatani norma moral Etika, antara dan tindakan faktual
POLITICAL SOCIETY
CIVIL SOCIETY
ETIKA
PUBLIK
TUJUAN MODALITAS AKUNTABILITAS TRANSPARANSI NETRALITAS TINDAKAN INTEGRITAS PUBLIK PELAYANAN PUBLIK YANG BERKUALITAS DAN RELEVANETIKA
PUBLIK
KOMPETENSI ETIKA
Manajemen Nilai
Kemampuan penalaran moral Moralitas peribadi
Etika Organisasional
Pengetahuan ttg hukum Manajemen program Manajemen Strategis Manajemen Sumber Daya
KOMPETENSI TEKNIS
KOMPETENSI LEADERSHIP
Penilaian dan Penetapan Tujuan Ketrampilan Manajemen
Gaya Manajemen
The Fraud Triangle Opportunity Incentive/ Pressure Rationalization /Attitude masalah keuangan;
masalah obat terlarang, judi,
rumah tangga dan sejenisnya;
tekanan di lingkungan kerja; tekanan lain
Kantor berutang pada saya
Saya hanya meminjam dan akan dikembalikan Tidak ada seorangpun yang akan dirugikan Ingin lebih dihargai
Untuk tujuan baik (Robin Hood)
Saya telah banyak berjasa kepada negara Orang lain juga melakukan hal yang sama, dll
Lemahnya pengendalian & SOP (BAD SYSTEM) Ketidakmampuan menilai kinerja organisasi
Akses informasi yang tertutup/terbatas Ketidakpedulian, dan apatisme
Tidak adanya hukuman atau hukuman yang sangat ringan Bagi pelanggar
peraturan organisasi
Penyebab Korupsi, Maladministrasi
Beberapa Teori :
Pasal UU/PP Uraian Kewajiban Penyelenggara Ancaman Sanksi
Pasal 20 (1) UU
Wajib menyusun dan menetapkan SP
Dengan sanksi Pemberhentian dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
Pasal 20 (2) UU
Wajib mengikutsertakan
Masyarakat dalam Penyusunan SP
Dengan sanksi Pembebasan dari Jabatan
Pasal 26 (1) PP
Pembahasan Rancangan SP wajib mengikut sertakan masyarakat.
Teguran tertulis
Pasal 27 (1) PP
Rancangan SP yang telah dibahas wajib dipublikasikan
Teguran tertulis
Pasal 20 (3) UU
Wajib menerapkan SP Dengan sanksi Pembebasan dari Jabatan
Pasal 30 (1) PP
Wajib menyusun dan menetapkan Maklumat Pelayanan
Pembebasan dari jabatan
Pasal 33 (1) PP
Wajib meninjau ulang SP yang telah ditetapkan dalam waktu 3 tahun
Pembebasan dari jabatan
SANKSI
(UU 25/2009 dan PP 96/2012)
Dikenakan atas kewajiban yang tidak dijalankan dan merupakan penjabaran Sanksi yang telah ada dalam Undang-undang, misalnya:
Etika Pelayanan Publik dan Trust
• Pertaruhan
imige yang positif
yang mampu
membuka lebar pintu peluang investasi bagi
investor yang potensial ke sebuah daerah.
• Pemahaman dan pemaknaan konsep moral dalam
etika publik menuntut
lebih dari kompetensi
teknis
karena harus mampu mengidentifikasi
masalah-masalah dan konsep etika yang khas
dalam pelayanan publik
Kepatuhan Pelayanan Terpadu di NTB
Terhadap UU Pelayanan Publik
No Daerah Lembaga Zonasi
2014 2015 2016 1 Mataram Dinas Penanaman
Modal dan PTSP Provinsi NTB
2 Mataram Badan Penaman Modal dan Pelayanan
Perizinan Terpadu (BPMP2T) Kota Mataram
3 Lombok UtaraKantor Pelayanan Perizinan Terpadu (KPPT) Kabupaten Lombok Utara 4 Kab. Sumbawa Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu (KPPT) Kabupaten Sumbawa
5 Kota Bima Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu (KPPT) Kota Bima
8 Aksi Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi Pemerintah Daerah
Tahun 2014 yaitu:
1. Pembentukan Kelembagaan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP) bagi Pemerintah Daerah yang belum membentuk kelembagaan PTSP.
2. Pelimpahan kewenangan penerbitan perizinan dan non perizinan di daerah kepada lembaga PTSP.
3. Publikasi standar pelayanan terpadu satu pintu pada lembaga PTSP (bagi Pemerintah Daerah yang sudah membentuk Kelembagaan PTSP).
4. Penyediaan sarana dan mekanisme penyelenggaraan penanganan
pengaduan
layanan PTSP.5. Peningkatan transparansi pengelolaan anggaran daerah.
6. Publikasi dokumen Rencana Pembangunan Daerah dan Rencana Kerja Satuan Perangkat Daerah.
7. Pelaksanaan Transparansi Proses Pengadaan Barang dan Jasa.
8. Pembentukan dan penguatan tugas pokok dan fungsi Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi (PPID) Utama dan pembantu
Betapa Pentingnya
• Sering kali pelayanan dikeluhkan
karena tidak memenuhi
ekspektasi dan kepuasan
pengguna layanan
• Apakah setiap ekspektasi maupun
ketidakpuasan pengguna layanan
adalah selalu benar?
• Diperlukan Standar Sebagai
Ukuran baik buruknya kualitas
pelayanan
Alat Ukur Pencapaian Etika Pelayanan Publik
dalam Pelayanan Terpadu
Efesiensi : yaitu para birokrat tidak boros dalam melaksanakan tugas.
Efektivitas : yaitu pada birokrat dalam melaksanakan tugas tugas pelayanan kepada publik harus baik (etis) apabila memenuhi target atau tujuan yang telah ditentukan
Kualitas Layanan : yaitu kualitas pelayanan yang diberikan oleh pada birokrat kepada publik harus memberikan kepuasan kepada yang dilayani
Responsivitas : yaitu berkaitan dengan tanggung jawab birokrat dalam merespon kebutuhan publik yang sangat mendesak
Akuntabilitas : yaitu berkaitan dengan pertanggungjawaban dalam
melaksanakan tugas dan kewenangan pelayanan publik. Birokrat yang baik (etis) adalah birokrat yang akuntabel dalam melaksanakan tugas dan kewenangannya.