• Tidak ada hasil yang ditemukan

JURNAL MANAJEMEN DEWANTARA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "JURNAL MANAJEMEN DEWANTARA"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH KUALITAS PRODUK, CITRA MEREK DAN PERSEPSI HARGA TERHADAP MINAT BELI PRODUK SMARTPHONE XIOMI PADA DUTA CELL BIMA

Nurliati Irma Mardian

Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Bima Email:nurliati17.stiebima@gmail.com

Informasi Naskah : Abstract

Diterima: 4 Maret 2021 Revisi: 28 April 2021 Terbit: 30 April 2021

The purpose of this study was to determine and analyze the effect of product quality, brand image and price perception on buying interest in Xiomi smartphone products at Duta Cell Bima. This type of research is associative, using primary data sources with quantitative data types. The research instrument used was a questionnaire with a Likert scale. The data collection techniques used were observation, interview, questionnaire and literature study. The data analysis technique used is validity test, reliability test, classical assumption test, multiple linear regression analysis, multiple correlation, determination test, t test and f test. Based on the results of the statistical t test, it shows that product quality, brand image and price perception partially do not have an effect on the purchase intention of Xiomi Smartphone products at Duta Cell Bima. Simultaneously, product quality, brand image and price perception affect the purchase interest of Xiomi Smartphone products at Duta Cell Bima.

Kata kunci: Product Quality, Brand Image, Price Perception, Purchase Intention

PENDAHULUAN

Diera digitalisasi telekomunikasi sekarang ini, konsumen dihadapkan dengan berbagai macam alat dan teknologi yang menawarkan kemudahan dengan berbagai fitur-fitur yang sangat canggih dan menarik. Teknologi komunikasi diera digitalisasi semakin mendapat tempat sebagai salah satu bisnis yang berkembang pesat dewasa ini, hal tersebut tentunya menjadi tantangan sekaligus mendorong seluruh perusahaan teknologi di dunia untuk menciptakan produk yang dapat memenuhi kebutuhan pasar. Tantangan ini juga didukung oleh keberadaan Perusahaan sejenis yang menawarkan produk dan karakteristik yang hampir serupa seperti perusahaan smartphone Xiomi, Samsung, Oppo, Vivo dan Realme.

Seiring berkembangnya teknologi dan informasi membuat konsumen lebih cerdas dalam memilih suatu produk. Memahami tingkat keterlibatan konsumen terhadap produk berarti produsen harus berusaha mengidentifikasi hal-hal yang menyebabkan seseorang merasa harus terlibat atau tidak dalam pembelian suatu produk, Kumala (dalam Prawira dan Yasa, 2014), mengemukakan

JURNAL

MANAJEMEN DEWANTARA

(2)

bahwa minat beli merupakan instruksi diri konsumen untuk melakukan pembelian atas suatu produk,melakukan perencanaan,mengambil tindakan-tindakan yang relevan sepert mengusulkan, dan akhirnya mengambil keputusan untuk melakukan pembelian.

Menghadapi konsumen yang sangat kritis dalam memilih suatu produk, hal yang pertama yang mesti dilakukan oleh produsen Smarthphone harus bisa melucurkan produk Smarthphone yang berkualitas karna keputusan untuk membeli suatu produk sangat dipengaruhi oleh penilaian akan kualitas produk tersebut. Menurut Hidayat (2010) kualitas produk merupakan suatu bentuk dengan nilai kepuasan yang kompleks.

Kedua yaitu meningkatkan citra merek produk smarthphone tersebut. Merek mempunyai sifat khas, dan sifat khas inilah yang membedakan produk yang satu berbeda dengan produk yang lainnya, walaupun sejenis. Permintaan akan sebuah produk barang yang semakin berkualitas membuat perusahaan berlomba-lomba meningkatkan kualitas produk dan mepertahankan citra merek produk yang mereka miliki. Citra merek adalah persepsi dan keyakinan terhadap sekumpulan asosiasi suatu merek yang terjadi dibenak konsumen (Sari, 2013).

Selain meningkatkan kualitas produk dan citra merek, hal ketiga yang mesti dipenuhi oleh produsen smatrhphone adalah harus mampu menyesuaikan harga yang ditetapkan untuk setiap produknya, konsumen biasanya membandingkan harga produk yang satu dengan produk lainnya, oleh karna itu produsen smartphone harus bisa bersaing dengan produsen lain dalam penetapan harga produk yang ditawarkan dan produsen harus tau bagaimana harga yang ditawarkan dipersepsikan oleh konsumennya, apakah dianggap murah atau mahal, terjangaku oleh daya beli konsumen, sesuai tidaknya dengan kualitas barang yang ditawarkan tersebut.

Tiga hal diatas menjadi faktor pendorong minat beli konsumen terhadap produk smartphone, khususnya produk smartphone Xiomi. Smartphone Xiomi merupakan produk yang dapat digunakan di semua kalangan masyarakat, Dari observasi awal peneliti menemukan bahwa dalam upaya dapat diterima dan bisa bersaing dengan produk smartphone saingan lainnya , smartphone Xiomi telah meningkatkan kualitas produknya terus menerus, smartphone Xiomi juga telah mengeluarkan produk-produk dengan harga yang beragam guna bisa dijangkau oleh semua kalangan konsumen, Namun konsumen masih merasa kualitas produk smartphone Xiomi masih kalah saing dengan produk smartphone lainya. Masalah yang sering dikeluhkan oleh para pengguna pada smartphone Xiaomi seperti jaringan 4G yang sering hilang, boros baterai saat menggunakan wifi baterai Xiaomi jauh akan cepat habis atau boros saat terhubung dengan jaringan wifi, tidak dapat recovery setting, adanya recovery setting pada smartphone berbasis android sangatlah penting, Notifikasi Actifation SIM Card, google now tidak berjalan sempurna, google now merupakan layanan asisten suara terdapat pada platfrom Android.

Permasalahan lainya yaitu meskipun produsen smartphone Xiomi sudah mengeluarkan produk terbarunya dengan kualitas dan spesifikasi yang sistem android terbaru serta tampilan yang lebih menarik berkesan sylist yang dan disertai harga yang jarang bisa dijangkau oleh masyarakat kalangan menengah ke bawah, namun citra merek yang ada dibenak konsumen adalah Xiomi hanya merek smartphone yang ditujukan untuk masyarakat menengah ke bawah, dan kalah saing citranya dengan smartphone merek OPPO, VIVO apalagi IPHONE , citra merek smartphone Xiomi yang kurang baik juga disebabkan adanya keluhan dari penggunanya yang mengatakan bahwa smartphone Xiomi tidak mampu memenuhi kebutuhanya di era modern .

Harga smartphone Xiomi dalam pandangan sebagian penggunanya tidak sesuai dengan kualitas produk dari smartphone Xiomi tersebut yang dirasa kurang maksimal, sehingga muncul persepsi yang mangganggap bahwa harga smartphone Xiomi terlalu mahal jika dibandingkan dengan smartphone merek lain dengan spesifikasi yang sama.

Permasalahan-permasalah diatas mempengaruhi minat beli konsumen terhadap produk smartphone Xiomi dan mendasari peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Kualitas Produk, Citra Merek Dan Persepsi Harga Terhadap Minat Beli Produk Smartphone Xiomi Pada Duta Cell Bima”.

(3)

KAJIAN LITERATUR DAN HIPOTESIS Kualitas Produk

Menurut Feingenbaum dalam Marwanto (2015:153) menyatakan bahwa kualitas produk merupakan seluruh gabungan karakteristik produk dari pemasaran, rekayasa (perencanaan), pembuatan (produk) dan pemeliharaan yang membuat produk yang digunakan memenuhi harapan harapan pelanggan.

Menurut Oentoro (2012) kualitas produk adalah ukuran tahan lamanya produk itu, dapat dipercayainya produk tersebut, ketetapan (precition) produk, mudah mengoperasikannya dan memeliharanya, serta atribut lain.

Indikator kualitas produk menurut Tjiptono (2011) adalah:

a. Performance (kinerja), yaitu berhubungan dengan karakteristik operasi dasar dari sebuah produk.

b. Durability (daya tahan), yaitu berapa lama atau umur produk yang bersangkutan bertahan sebelum produk tersebut harus diganti.

c. Conformance to specifications, (kesesuaian dengan spesifikasi), yaitu sejauh mana karakteristik operasi dasar dari sebuah produk memenuhi spesifikasi tertentu dari konsumen atau tidak ditemukannya cacat pada produk.

d. Features (fitur), yaitu karakteristik produk yang dirancang untuk menyempurnakan fungsi produk atau menambah ketertarikan konsumen terhadap produk.

e. Reliability (reliabilitas), yaitu probabilitas bahwa produk akan bekerja dengan memuaskan atau tidak dalam periode waktu tertentu.

f. Aesthetics (estetika), yaitu berhubungan dengan bagaimana penampilan produk.

g. Perceived quality (kesan kualitas), yaitu merupakan hasil dari penggunaan pengukuran yang dilakukan secara tidak langsung karena terdapat kemungkinan bahwa konsumen tidak mengerti atau kekurangan informasi atas produk yang bersangkutan.

h. Serviceability, yaitu kecepatan dan kemudahan untuk direparasi, serta kompetensi dan keramahtamahan staf layanan.

Citra Merek

Menurut Setiadi dalam Permana dan Haryanto (2014), Citra merek (brand image) merupakan representasi dari keseluruhan persepsi terhadap merek dan dibentuk dari informasi dan pengalaman masa lalu terhadap merek itu.

Menurut Evelina dkk. (2012) citra merek (brand image) merupakan representasi dari keseluruhan persepsi terhadap merek dan dibentuk dari informasi dan pengalaman masa lalu terhadap merek itu.

Menurut Keller (2013:78), brand image dapat diukur dengan indikator sebagai berikut : a. Keunggulan Asosiasi Merek

Merupakan salah satu faktor pembentuk brand image, dimana produk tersebut unggul dalam persaingan.

b. Kekuatan Asosiasi Merek

Adalah bagaimana informasi masuk kedalam ingatan konsumen dan bagaimana proses bertahan sebagai bagian dari citra merek.

c. Keunikan Asosiasi Merek

Keunikan asosiasi merek terhadap suatu merek mau tidak mau harus terbagi dengan merek-merek lain. Oleh karena itu, harus diciptakan keunggulan bersaing yang dapat dijadikan alasan bagi konsumen untuk memilih suatu merek tertentu

Persepsi Harga

Menurut Swastha (2010:147), harga adalah jumlah uang (ditambah beberapa barang kalau mungkin) yang dibutuhkan untuk mendapatkan sejumlah kombinasi dari barang beserta pelayananya.

Dari definisi di atas tersebut menjelaskan bahwa harga adalah unsur penting dalam sebuah peusahaan dimana dengan adanya harga maka perusahaan akan mendapatkan income

(4)

bagi keberlangsungan perusahaan. Selain itu, harga juga merupakan alat yang nantinya dijadikan proses pertukaran terhadap suatu barang atau jasa oleh konsumen

Menurut Kotler dan Armstrong (2012:278), ada empat indikator yang mencirikan harga yaitu:

a. Keterjangkauan Harga

b. Kesesuaian Harga Dengan Kualitas Produk c. Daya Saing Harga

d. Kesesuaian Harga Dengan Manfaat. Minat Beli

Menurut Tjiptono (2015:140) menyatakan bahwa minat beli konsumen mencerminkan hasrat dan keinginan konsumen untuk membeli suatu produk.

Sedangkan pengertian lain menurut Kotler dan Keller (2016:181) minat beli adalah seberapa besar kemungkinan konsumen membeli suatu merek dan jasa atau seberapa besar kemungkinan konsumen untuk berpindah dari satu merek ke merek lainnya. Bila manfaat yang lebih besar dibandingkan pengorbanan untuk mendapatkannya maka dorongan untuk membeli semakin tinggi.

Menurut Ferdinand (2011) minat beli dapat diidentifikasi melalui beberapa indikator, yaitu: a. Mempertimbangkan untuk Membeli.

b. Tertarik untuk mencoba. c. Ingin memiliki produk. Kerangka Pikir

Untuk memberikan gambaran tentang penelitian ini maka penulis menyajikan dalam bentuk kerangka pikir, yaitu sebuah bagan yang berisi tentang arah hubungan antara variabel penelitian seperti berikut ini :

H1 H2 H3

H4

Gambar 1. Kerangka Pikir Hipotesis

Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, dimana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pernyataan. Dikatakan sementara karena jawaban yang diberikan baru berdasarkan pada teori yang relevan, belum didasarkan pada fakta-fakta empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data, (Sugiyono, 2016)

Adapun hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini antara lain : Hipotesis pertama :

Ho1 ; β1= 0, tidak terdapat pengaruh Kualitas Produk terhadap Minat Beli Produk Smartphone Xiomi Pada Duta Cell Bima secara parsial.

Ha1 ; β1 ≠ 0, terdapat pengaruh Kualitas Produk terhadap Minat Beli Produk Smartphone Xiomi Pada Duta Cell Bima) secara parsial.

KUALITAS PRODUK (X1) MINAT BELI (Y) CITRA MEREK (X2) PERSEPSI HARGA (X3)

(5)

Hipotesis kedua :

Ho2 ; β2= 0, tidak terdapat pengaruh Citra Merek terhadap Minat Beli Produk Smartphone Xiomi Pada Duta Cell Bima secara parsial.

Ha2 ; β2 ≠ 0, terdapat pengaruh Citra Merek terhadap Minat Beli Produk Smartphone Xiomi Pada Duta Cell Bima secara parsial.

Hipotesis ketiga :

Ho3 ; β3= 0, tidak terdapat pengaruh Persepsi Harga terhadap Minat Beli Produk Smartphone Xiomi Pada Duta Cell Bima secara parsial .

Ha3 ; β3 ≠ 0, terdapat pengaruh Persepsi Harga terhadap Minat Beli Produk Smartphone Xiomi Pada Duta Cell Bima secara parsial .

Hipotesis keempat :

Ho4 ; β4= 0, tidak terdapat pengaruh Kualitas Produk, Citra Merek dan persepsi harga terhadap Minat Beli Produk Smartphone Citra Merek dan persepsi harga terhadap Minat Beli Produk Smartphone Xiomi Pada Duta Cell Bima secara simultan.

Ha4 ; β4 ≠ 0, terdapat pengaruh Kualitas Produk, Citra Merek dan persepsi harga terhadap Minat Beli Produk Smartphone Xiomi Pada Duta Cell Bima secara Simultan.

METODE PENELITIAN Jenis Penelitian

Dalam penelitian ini digunakan jenis penelitian asosiatif yaitu suatu penelitian yang bersifat mengetahui hubungan antara dua variabel atau lebih dan mempunyai tingkat yang lebih bila di bandingkan dengan penelitian deskriptif dan komparatif (Sugiyono 2016).

Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah suatu alat yang di gunakan untuk mengukur fenomena alam maupu sosial yang di amati (Sugiyono,2016). Instrumen penelitian yang digunakan yaitu dalam penelitian ini yaitu dengan menggunakan kuesioner dengan skala likert

Populasi Dan Sampel Penelitian

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek / subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang. Populasi yang digunakan adalah seluruh konsumen yang datang membeli Produk Smartphone Xiomi Pada Pt Duta Cell Bima yang jumlahnya tidak diketahui secara pasti (unknowns population).

Sampel penelitian Sugiyono (2016:81) Mengungkapkan bahwa sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Dikarenakan populasinya tidak dikatahui secara pasti, menurut Riduwan (2015:65), untuk menentukan jumlah sampel dalam populasi yang tidak diketahui maka digunakan rumus cochran dan dan diperoleh sampel sebanyak 100 orang. Rumus cochran : �0 = � 2�� �2 = (1,96) 2 0,5 (0,5)

(0,1)2 = 96 orang digenapkan manjadi 100 orang responden

Keterangan :

n0= Ukuran sampel

z2= abscissa kurva normal yang memotongarea sisi (tails), atau 1-tingkat kepercayaan, misalnya

sebesar 95%

e2= tingkat kepercayaan yang diinginkan

p = proporsi yang diestimasi suatu atribut yang ada dalam suatu populasi q = 1 – p

(6)

Teknik pengambilan Sampel dilakukan dengan metode purposive sampling. Menurut Sugiyono (2016:61), Menyatakan bahwa sampling purposive adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu.

\

Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu : a. Observasi

Hadi (dalam Sugiyono, 2016:145), mengemukakan bahwa, observasi merupakan suatu proses yang kompleks, sauatu proses yang tersusun dari pelbagai proses biologis dan psikologis. Dua diantara yang terpenting adalah proses-proses pengamatan dan ingatan.

b. Wawancara

Wawancara merupakan teknik pengumpilan data apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk mengemukakan permasalahan yang harus diteliti, dan juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam dan jumlah respondennya sedikit atau kecil (Sugiyono, 2016:140).

c. Kuesioner

Kuisioner merupakan teknik pengumpulan data dengan cara penyebaran angket yang berisi sejumlah pernyataan, dimana setiap jawaban dari pertanyaan tersebut memiliki bobot nilai yang berbeda.

d. Studi Pustaka

Studi pustaka adalah metode pengumpulan data dengan mencari informasi lewat buku, majalah, koran, dan literatur lainnya yang bertujuan untuk membentuk sebuah landasan teori. (Arikunto, 2016).

Jenis Dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif. Data kuantitatif yaitu data yang dapat dihitung atau diukur dengan angka, dalam hal ini data tentang insentif dan disiplin pegawaiyang diperoleh darihasil tabulasidata jawaban responden pada kuisioner yang disebarkan.

Sumber data dalam penelitian ini adalah data. Data primer yaitu data yang diperoleh secara langsung dari responden pada objek penelitian.

Teknik Analisa Data

Dalam penelitian ini teknik analisis data yang digunakan antara lain : 1. Uji Validitas

Uji Validitas adalah sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya (Azwar, 2016: 56). Biasanya syarat minimum untuk dianggap valid dan memenuhi syarat adalah kalau r = 0,300 atau lebih. Jadi kalau korelasi antara butir dengan skor total kurang dari 0,3 maka dinyatakan tidak valid.

2. Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas adalah suatu pengujian yang dilakukan untuk mengetahui apakah item-item penyataan dapat dipercaya keakuratannya atau tidak. Syarat untuk menyatakan bahwa butir instrument dinyatakan reliabel biasanya apabila nilai Cronbach’s Alfa sama dengan atau lebih besar dari 0,6 (Cronbach’s Alfa ≥ 0,6) dan apabila nilainya berada dibawah 0,6 maka dinyatakan tidak reliabel atau kurang dapat dipercaya (Azwar, 2016: 83).

3. Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik adalah analisis yang dilakukan untuk menilai apakah di dalam sebuah model regresi linear Ordinary Least Square (OLS) terdapat masalah-masalah asumsi klasik Terdapat beberapa asumsi yang harus dipenuhi terlebih dahulu sebelum menggunakan multiplinear regression sebagai alat untuk menganalisa pengaruh variabel-variabel yang diteliti. Asumsi-asumsi tersebut diantaranya :

a. Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk menguji apakah model regresi mempunyai distribusi normal ataukah tidak. Asumsi normalitas merupakan persyaratan yang sangat penting pada

(7)

pengujian kebermaknaan (signifikansi) koefisien regresi. Model regresi yang baik adalah model regresi yang memiliki distribusi normal atau mendekati normal sehingga layak dilakukan pengujian statistik. Pada penelitian ini, uji yang digunakan untuk menguji kenormalan adalah uji kolmogorov-smirnov dengan melihat data residualnya apakah berdistribusi normal atau tidak. b. Uji Multikolinearitas

Menurut Ghozali (2007:97) “Untuk mendeteksi ada tidaknya Multikolonieritas didalam sebuah regresi dapat dicermati hal berikut: Jika nilai tolerance-nya > 0,1 dan VIF < 10 maka tidak terjadi masalah Multikolonieritas dan jika nilai toelence-nya < 0,1 dan VIF > 10 maka terjadi Multikolonieritas.

c. Uji Hetetoreskedastisitas

Uji yang menilai apakah ada ketidaksamaan varian dari residual untuk semua pengamatan pada model regresi linear. Uji heteroskedasitas dapatdilibatkan dengan menggunakan metode Glejer yaitu dengan carameregresikan antara variabel independen dengan nilai absolut residual. Dengan bantuan Program SPSS for Windows

d. Uji Autokorelasi

Uji autokerelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam suatu model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1 (sebelumnya).

4. Regresi Linear Berganda

Regresi linier berganda adalah didasarkan pada hubungan fungsional ataupun kausal dua atau lebih variabel independen dengan satu variabel dependen (Sugiyono, 2016 : 224).

5. Koefisien Korelasi Berganda

Koefisien korelasi berganda merupakan angka yang menunjukkan arah dan kuatnya hubungan antara dua variabel independen secara bersama-sama atau lebih dengan satu variabel dependen (Sugiyono, 2016 : 230)

6. Uji Determinasi

Koefisien determinasi ini bertujuan untuk melihat besar kecilnya pengaruh variabel bebas terhadap variabel tidak bebas (Sugiyono, 2012).

7. Uji t

Uji t adalah pengujian signifikansi pengaruh secara parsial yaitu apakah pengaruh ditemukan untuk semua populasi (Sugiyono, 2016 : 236)

8. Uji f

Uji F yaitu uji untuk melihat signifikansi pengaruh semua variabel bebasnya secara bersama-sama terhadap variabel terikatnya dan atau untuk menguji apakah model regresi yang kita buat signifikan atau tidak signifikan

HASIL Uji Validitas

Tabel 1. Hasil Uji Validitas

Variable Item Nilai validity Standar

validitas Ket Kualitas Produk (X1) 1 0,727 0,300 Valid 2 0,808 0,300 Valid 3 0,750 0,300 Valid 4 0,692 0,300 Valid 5 0,715 0,300 Valid 6 0,670 0,300 Valid 7 0,720 0,300 Valid 8 0,814 0,300 Valid 9 0,772 0,300 Valid 10 0,710 0,300 Valid 1 0,620 0,300 Valid

(8)

Citra Merek (X2) 2 0,644 0,300 Valid 3 0,561 0,300 Valid 4 0,583 0,300 Valid 5 0,640 0,300 Valid 6 0,560 0,300 Valid 7 0,669 0,300 Valid 8 0,685 0,300 Valid Persepsi Harga (X3) 1 0,665 0,300 Valid 2 0,682 0,300 Valid 3 0,519 0,300 Valid 4 0,546 0,300 Valid 5 0,559 0,300 Valid 6 0,636 0,300 Valid 7 0,583 0,300 Valid 8 0,541 0,300 Valid Minat Beli (Y) 1 0,646 0,300 Valid 2 0,395 0,300 Valid 3 0,657 0,300 Valid 4 0,641 0,300 Valid 5 0,694 0,300 Valid 6 0,654 0,300 Valid 7 0,335 0,300 Valid 8 0,302 0,300 Valid

Sumber Data: Data Primer Diolah, 2021

Tabel 1 di atas, hasil pengujian validitas terhadap setiap pernyataan instrumen penelitian pada variabel kualitas produk, citra merek, persepsi harga dan minat beli dapat dikatakan semua item pernyataan yang diajukan dalam penelitian ini adalah valid karena berada diatas standar validitas yaitu ≥ 0,300.

Uji Reabilitas

Tabel 2. Hasil Uji Reabilitas

Variabel Jumlah item Alpha Standar Ket

Kualitas

Produk 10 0,906 0,600 Reliabel

Citra Merek 8 0,768 0,600 Reliabel

Persepsi

Harga 8 0,735 0,600 Reliabel

Minat Beli 8 0,670 0,600 Reliabel

Sumber :Data Primer Diolah, 2021

Pada tabel 2 diatas Hasil uji reliabilitas terhadap item pernyataan pada variabel variabel kualitas produk (X1), citra merek (X2), persepsi harga (X3) dan minat beli (Y) dengan nilai cronbach’s Alpha sudah mencapai atau lebih dari standar yang ditetapkan yaitu 0,6 artinya semua item pernyataan dari kuisioner dinyatakan reliabel atau akurat untuk digunakan dalam perhitungan penelitian.

(9)

Uji Asumsi Klasik Uji Normalitas

Gambar 2 Uji Normalitas

Sumber Data: Data primer diolah Spss v20 2021

Gambar diatas menunjukkan bahwa grafik Normal P-P of Regression Standardized Residual menggambarkan penyebaran data di sekitar garis diagonal dan penyebarannya mengikuti arah garis diagonal grafik tersebut, maka model regresi yang digunakan dalam penelitian ini memenuhi asumsi normalitas.

Untuk menegaskan hasil uji normalitas di atas, maka peneliti melakukan uji kolmogorov-smirnov dengan hasil sebagai berikut :

Tabel 3. Hasil Uji kolmogorov-smirnov One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

N 100

Normal Parametersa,b Mean 0E-7

Std.

Deviation 3,27203215 Most Extreme

Differences AbsolutePositive ,065,065

Negative -,059

Kolmogorov-Smirnov Z ,651

Asymp. Sig. (2-tailed) ,790

a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.

Sumber : Data primer diolah Spss v20 2021

Berdasarkan hasil uji kolmogorof-Smirnov di atas, terlihat nilai Asymp.Sig memiliki nilai > 0.05. Hal ini menunjukkan bahwa data pada penelitian ini terdistribusi secara normal dan model regresi tersebut layak dipakai untuk memprediksi variabel dependen yaitu minat beli berdasarkan masukan variabel independen yaitu kualitas produk,citra merek dan persepsi harga. Maka data penelitian layak digunakan sebagai penelitian.

Uji Multikolinearitas

Tabel 4. Hasil Uji Multikolinearitas Coefficientsa

Model Collinearity Statistics

Tolerance VIF

1 KUALITAS

(10)

CITRA MEREK ,466 2,145 PERSEPSI

HARGA ,469 2,134

a. Dependent Variable: MINAT BELI Sumber : Data primer diolah Spss v20 2021

Berdasarkan nilai Collinearity Statistic dari output di atas, di peroleh nilai Tolerance untuk variable kualitas produk (X1), citra merek (X2), persepsi harga (X3) lebih dari 0,10 sementara, nilai VIF untuk variable kualitas produk (X1), citra merek (X2), persepsi harga (X3) kurang dari 10.00. maka dapat di di simpulkan bahwa tidak terjadi gejala multikolineritas dalam model regresi. Uji Heterokedastisitas

Gambar 3. Uji Heterokedastisitas

Sumber Data: Data primer diolah Spss v20 2021

Grafik Scatterplot yang ditampilkan untuk uji heterokesdastisitas menampakkan titik-titik yang menyebar secara acak dan tidak ada pola yang jelas terbentuk serta dalam penyebaran titik-titik tersebut menyebar dibawah dan diatas angka 0 pada sumbu Y. Hal tersebut mengidentifikasikan tidak terjadinya heterokesdastisitas pada model regresi, sehingga model regresi layak dipakai untuk memprediksi variabel minat beli (Y).

Uji Autokorelasi

Tabel 5. Hasil Uji Autokorelasi Runs Test

Unstandardized Residual

Test Valuea ,32080

Cases < Test Value 50

Cases >= Test Value 50

Total Cases 100 Number of Runs 48 Z -,603 Asymp. Sig. (2-tailed) ,546 a. Median

(11)

Berdasarkan tabel 5 diatas, di ketahui nilai Asymp. Sig. (2-tailed) sebesar 0,546 > dari 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat gejala autokorelasi, sehingga analisis regresi linier dapat di lanjutkan.

Regresi Linear Berganda

Tabel 6. Hasil Uji Regresi Linear Berganda Coefficientsa

Model Unstandardized

Coefficients StandardizedCoefficients

B Std. Error Beta 1 (Constant) 18,119 5,114 KUALITAS PRODUK ,074 ,058 ,125 CITRA MEREK ,241 ,136 ,249 PERSEPSI HARGA ,104 ,169 ,087

a. Dependent Variable: MINAT BELI

Sumber :Data Primer Diolah SPSS v20, 2021

Dari hasil analisis regresi dapat diketahui persamaan regresi berganda sebagai berikut: Y = 18,199+ 0,074 X1 + 0,241 X2 + 0,104 X3

Berdasarkan persamaan tersebut, maka dapat dijelaskan sebagai berikut:

a. Nilai konstanta sebesar 18,199 dapat diartikan apabila variabel kualitas produk, citra merek dan persepsi harga dianggap nol, maka minat beli akan sebesar 18,199.

b. Nilai koefisien beta pada variabel kualitas produk sebesar 0,074 artinya setiap perubahan variabel kualitas produk (X1) sebesar satu satuan maka akan mengakibatkan perubahan minat beli sebesar 0,074 satuan, dengan asumsi-asumsi yang lain adalah tetap. Peningkatan satu satuan pada variabel kualitas produk akan meningkatkan minat beli sebesar 0,074 satuan. c. Nilai koefisien beta pada variabel citra merek sebesar 0,241 artinya setiap perubahan variabel

citra merek (X2) sebesar satu satuan, maka akan mengakibatkan perubahan minat beli sebesar 0,241 satuan, dengan asumsi-asumsi yang lain adalah tetap. Peningkatan satu satuan pada citra merek akan meningkatkan minat beli sebesar 0,241 satuan.

d. Nilai koefisien beta pada variabel persepsi harga sebesar 0,104 artinya setiap perubahan variabel persepsi harga (X3) sebesar satu satuan, maka akan mengakibatkan perubahan minat beli sebesar 0,104 satuan, dengan asumsi-asumsi yang lain adalah tetap. Peningkatan satu satuan pada persepsi harga akan meningkatkan minat beli sebesar 0,104 satuan.

Koefisein Kolerasi dan Uji Determinasi

Tabel 7. Hasil Uji Koefisien Kolerasi dan Uji Determinasi Model Summaryb

Model R R

Square Adjusted RSquare Std. Error ofthe Estimate

1 ,324a ,105 ,077 3,323

a. Predictors: (Constant), PERSEPSI HARGA, KUALITAS PRODUK, CITRA MEREK

b. Dependent Variable: MINAT BELI Sumber :Data Primer Diolah SPSS v20, 2021

Dari hasil tersebut dapat diperoleh nilai r square adalah sebesar 0,105. Hasil tersebut menjelaskan bahwa terdapat pengaruh antara kualitas produk, citra merek dan persepsi harga

(12)

terhadap minat beli. Untuk dapat memberi interpretasi terhadap kuatnya pengaruh itu maka dapat digunakan pedoman seperti pada tabel berikut :

Tabel 8. Pembanding Tingkat Hubungan Koefisien Korelasi Interval Koofisien Tingkat Hubungan

0,00 – 0,199 0,20 – 0,399 0,40 – 0,599 0,60 – 0,799 0,80 – 1,000 Sangat Rendah Rendah Sedang Kuat Sangat Kuat Sumber : Sugiyono 2016

Jadi kolerasi hubungan kualitas produk, citra merek dan persepsi harga terhadap minat beli sebesar 0,105 berada pada interval 0,00 – 0,199 dengan tingkat hubungan sangat rendah.

Uji Determinasi

Jadi terdapat pengaruh antara kualitas produk, citra merek dan persepsi harga terhadap minat beli yang besarnya pengaruh ini dapat dinyatakan secara kuantitatif dengan pengujian koefisien determinasi lalu diperoleh nilai Koefisien Determinasi (Adjusted R Square) sebesar 0,077 atau 7,7%, sedangkan sisanya 92,3,7% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini. Hasil Uji t

Tabel 9. Hasil Uji t Coefficientsa Model t Sig. 1 (Constant) 3,543 ,001 KUALITAS PRODUK 1,278 ,204 CITRA MEREK 1,764 ,081 PERSEPSI HARGA ,616 ,540

a. Dependent Variable: MINAT BELI Sumber :Data Primer Diolah SPSS v20, 2021 Hipotesis pertama :

Ho1 ; β1= 0, tidak terdapat pengaruh Kualitas Produk terhadap Minat Beli Produk Smartphone Xiomi Pada Duta Cell Bima secara parsial.

Ha1 ; β1 ≠ 0, terdapat pengaruh Kualitas Produk terhadap Minat Beli Produk Smartphone Xiomi Pada Duta Cell Bima) secara parsial.

Hasil statistik uji t untuk variabel kualitas produk diperoleh nilai thitung sebesar 1,278 dengan nilai t tabel sebesar 1,984 (1,278 < 1,984) dengan nilai signifikansi sebesar 0,204 lebih besar dari 0,05 (0,204 > 0,05), maka hipotesis pertama yang menyatakan bahwa “tidak terdapat pengaruh Kualitas Produk terhadap Minat Beli Produk Smartphone Xiomi Pada Duta Cell Bima secara parsial” Diterima. Hal ini mengindikasikan bahwa pengguna produk Smartphone Xiomi di Kota Bima cenderung tidak mempertimbangkan kualitas produk sebelum memutusan untuk membeli produk Smartphone Xiomi pada Duta Cell Bima.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Hermanto dan Saputra (2019), hasil penelitiannya menyatakan bahwa secara parsial Kualitas produk tidak berpengaruh terhadap minat beli konsumen produk Smarthphone Xiaomi di Jakarta Barat.

(13)

Hipotesis kedua :

Ho2 ; β2= 0, tidak terdapat pengaruh Citra Merek terhadap Minat Beli Produk Smartphone Xiomi Pada Duta Cell Bima secara parsial.

Ha2 ; β2 ≠ 0, terdapat pengaruh Citra Merek terhadap Minat Beli Produk Smartphone Xiomi Pada Duta Cell Bima secara parsial.

Hasil statistik uji t untuk variabel citra merek diperoleh nilai thitung sebesar 1,764 dengan nilai ttabel sebesar 1,984 (1,764 < 1,984) dengan nilai signifikansi sebesar 0,081 lebih besar dari 0,05 (0,081 > 0,05) maka hipotesis kedua yang menyatakan bahwa “tidak terdapat pengaruh Citra Merek terhadap Minat Beli Produk Smartphone Xiomi Pada Duta Cell Bima secara parsial” Diterima. Hal ini mengindikasikan bahwa pengguna produk Smartphone Xiomi di Kota Bima tidak terlalu memperdulikan citra merek smartphone Xiomi buruk atau baik di masyarakat sebelum memutusan untuk membeli produk Smartphone Xiomi pada Duta Cell Bima.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Septono, dkk (2018), hasil penelitiannya menyatakan bahwa secara parsial citra merek tidak berpengaruh terhadap minat beli produk sepatu Adidas dan Nike.

Hipotesis ketiga :

Ho3 ; β3= 0, tidak terdapat pengaruh Persepsi Harga terhadap Minat Beli Produk Smartphone Xiomi Pada Duta Cell Bima secara parsial .

Ha3 ; β3 ≠ 0, terdapat pengaruh Persepsi Harga terhadap Minat Beli Produk Smartphone Xiomi Pada Duta Cell Bima secara parsial.

Hasil statistik uji t untuk variabel persepsi harga diperoleh nilai thitung sebesar 0,616 dengan nilai ttabel sebesar 1,984 (0,616 < 1,984) dengan nilai signifikansi sebesar 0,540 lebih besar dari 0,05 (0,540 > 0,05) maka hipotesis kedua yang menyatakan bahwa “tidak terdapat pengaruh Persepsi Harga terhadap Minat Beli Produk Smartphone Xiomi Pada Duta Cell Bima secara parsial” Diterima. Hal ini mengindikasikan bahwa pengguna produk Smartphone Xiomi di Kota Bima tidak terlalu memperdulikan harga smartphone Xiomi, masyarakat cenderung membeli produk Smartphone Xiomi pada Duta Cell Bima tanpa perduli harga smartphone Xiomi tergolong mahal atau murah .

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Prawira dan Yasa (2014), hasil penelitiannya menyatakan bahwa secara parsial persepsi harga tidak berpengaruh terhadap minat beli produk Smarthphone Samsung di Kota Denpasar.

Hasil Uji F

Tabel 10. Hasil Uji F ANOVAa

Model Sum of

Squares Df SquareMean F Sig.

1 Regression 124,197 3 41,399 3,750 ,014b

Residual 1059,913 96 11,041

Total 1184,110 99

a. Dependent Variable: MINAT BELI

b. Predictors: (Constant), PERSEPSI HARGA, KUALITAS PRODUK, CITRA MEREK

(14)

Hipotesis keempat :

Ho4 ; β4= 0, tidak terdapat pengaruh Kualitas Produk, Citra Merek dan Persepsi Harga terhadap Minat Beli Produk Smartphone Citra Merek dan persepsi harga terhadap Minat Beli Produk Smartphone Xiomi Pada Duta Cell Bima secara simultan.

Ha4 ; β4 ≠ 0, terdapat pengaruh Kualitas Produk, Citra Merek dan Persepsi Harga terhadap Minat Beli Produk Smartphone Xiomi Pada Duta Cell Bima secara Simultan.

Dari hasil pengujian diperoleh nilai Fhitung sebesar 3,750 dengan nilai Ftabel sebesar 2,70 ( 3,750 > 2,70) dengan signifikansi sebesar 0,014 (0,014 < 0,05). Oleh karena nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05 (0,014 < 0,05), maka dapat disimpulkan bahwa hipotesis keempat yang menyatakan bahwa “terdapat pengaruh Kualitas Produk, Citra Merek dan Persepsi Harga terhadap Minat Beli Produk Smartphone Xiomi Pada Duta Cell Bima secara Simultan.”Diterima.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Septono, dkk (2018), hasil penelitiannya menyatakan bahwa secara simultan kualitas produk, citra merek dan persepsi berpengaruh terhadap minat beli produk sepatu Adidas dan Nike.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Hasi uji t statistik menunjukan bahwa kualitas produk, citra merek dan persepsi harga secara parsial tidak mempunyai pengaruh terhadap minat beli produk Smartphone Xiomi pada Duta Cell Bima. hal ini menunjukan bahwa variabel kualitas produk, citra merek dan persepsi harga tidak cukup untuk dapat mempengaruhi variabel minat beli produk Smartphone Xiomi pada Duta Cell Bima pengguna Smartphone Xiomi cenderung memperhatikan variabel lain misalnya variabel gaya hidup, motivasi, kualitas pelayanan dan variabel lain yang tidak termasuk dalam penelitian ini. Untuk itu sebaiknya Duta Cell Bima lebih memperhatikan gaya hidup, motivasi atau kualitas pelayanan yang dapat diberikan sehingga dapat menarik minat beli konsumen terhadap produk Smartphone Xiomi.

2. Secara simutan kualitas produk, citra merek dan persepsi harga berpengaruh terhadap minat beli produk Smartphone Xiomi pada Duta Cell Bima.

REFERENSI

Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta. Azwar, S. 2016. Metode Penelitian. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.

Evelina, Nela, Handoyo DW, Listyorini, S. 2013. Pengaruh Citra Merek, Kualitas Produk, Harga, dan Promosi Terhadap Keputusan Pembelian Kartu Perdana Telkom Flexi (Studi Kasus pada Konsumen Telkom Flexi di Kecamatan Kota Kudus Kabupaten Kudus). Jurnal Ilmu Administrasi Bisnis, 1(1), pp: 203-213.

Ferdinand. 2011. Metode Penelitian Manajemen. Badan Penerbit Universitas Diponegoro Semarang. Ghozali, Imam. 2007. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Semarang, Badan

Penerbit Universitas Diponegoro

Hermanto, Rendy Saputra. 2019. Pengaruh Citra Merek Dan Kualitas Produk Terhadap Minat Beli Konsumen Produk Smartphone Xiaomi (Studi Kasus Di Jakarta Barat). Business Management Journal .Vol.15 (No. 1 ) : 1 - 67.

Hidayat, Rachmat. 2010. Pengaruh Kualitas Layanan, Kualitas Produk dan Nilai Nasabah Terhadap Kepusan dan Loyalitas Nasabah Bank Mandiri. Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan. Vol. 11, No. 1, Hal. 59 – 72

Keller, K.L. (2013). Strategic Brand Management: Building, Measuring, And Managing Brand Equity (4th ed.). England: Pearson Education, Inc.

(15)

92 Kotler, Philip & Amstrong, G. 2012. Prinsip-Prinsip Pemasaran. Edisi 13, Jilid 1. Erlangga:

Jakarta.

Kotler, Philip & Keller, L. K. 2016. Manajemen Pemasaran, Edisi 12 Jilid 1 & 2. Jakarta: PT. Indeks.

Marwanto, Arif. 2015. Marketing Sukses. Yogyakarta: Kobis

Oentoro, Deliyanti. 2012. Manajemen Pemasaran Modern. Yogyakarta, LakBang: PRESSindo Permana, S.M, Haryanto, O.J. 2014. Pengaruh Country of Origin, Brand Image dan Persepsi

Kulaitas terhadap Intensi Pembelian. Jurnal Manajemen. Vol. 18, No. 03, Hal. 365-380. Prawira, B, Yasa, K.N.N. 2014. Pengaruh Kualitas Produk, Citra Merek dan Persepsi Harga

terhadap Minat Beli Produk Smarthphone Samsung di Kota Denpasar. E-Jurnal Manajemen. Vo. 3, No. 12, Hal. 3642-3658

Riduwan. 2015. Dasar-Dasar Statistika. Bandung: Alfabeta

Sari, K.A. 2013. Pengaruh Citra Merek dan Keluarga Terhadap Keputusan Pembelian Honda Beat. Jurnal Ilmu Manajemen. Vol. 1, No.1, Hal. 285-296

Septono, F.A, Haryono, T. A, Harini, C. 2018. Pengaruh Kualitas Produk, Cita Merek, Persepsi Harga terhadap Emotional Response dengan Minat Beli sebagai Variabel Intervening (Studi Komparatif terhadap Produk Adidas dan Nike). Journal of Management. Vol. 4, No. 4. Hal. 140-168

Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta. Sugiyono. 2016. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung : Alfabeta

Swashta, Bayu. 2010. Manajemen Pemasaran:Analisa dan Perilaku Konsumen. Yogyakarta.BPFE.UGM.

Tjiptono, F. 2011. Brand Management and Strategy. Yogyakarta: Andi. Tjiptono, F. 2015. Strategi Pemasaran, Edisi 4. Andi Offset, Yogyakarta.

Gambar

Gambar 1. Kerangka Pikir Hipotesis
Tabel 1. Hasil Uji Validitas Variable Item Nilai validity Standar
Tabel 1 di atas, hasil pengujian validitas terhadap setiap pernyataan instrumen penelitian pada variabel kualitas produk, citra merek, persepsi harga dan minat beli dapat dikatakan semua item pernyataan yang diajukan dalam penelitian ini adalah valid karen
Gambar diatas menunjukkan bahwa grafik Normal P-P of Regression Standardized Residual menggambarkan penyebaran data di sekitar garis diagonal dan penyebarannya mengikuti arah garis diagonal grafik tersebut, maka model regresi yang digunakan dalam penelitia
+5

Referensi

Dokumen terkait

Atribut selanjutnya adalah atribut warna memiliki skor bi sebesar (3,40), skor tersebut berbeda pada atribut rasa, aroma dan tekstur, dimana hasil skor atribut warna

mempertimbangkan beberapa faktor salah satunya adalah keamanan.Semakin tinggi suatu gedung maka resiko untuk menahan gaya lateral, terutama akibat beban gempa

Jika, dalam pernyataan ini, x dan y adalah matriks (atau vektor) unsur dari x dipangkatkan, dikalikan atau dibagikan dengan unsur yang.. terkait dari y bergantung

Dalam pemaparan di atas di jelaskan secara jelas bahwa dalam rangka implementasi KKNI secara na- sional diharapkan ada badan khusus yang bernama Badan

Globalisasi yang melanda dunia saat ini berpengaruh pada perkembangan bahasa di seluruh dunia. Terjadi penyerapan berbagai unsur dari berbagai bahasa akibat

Pada penelitian terdahulu (Sukrawa, 2015) sudah dilakukan validasi model RDP berlubang WO4 dan menunjukkan hasil yang serupa dengan WO3 yaitu model dengan

Dalam perannya sebagai pemimpin (leader), kepala sekolah SD Kanisius Kadirojo dan kepala sekolah SD Negeri Purwobinangun sama-sama memiliki kemampuan untuk mengembangkan

Pada tahap awal untuk melihat seberapa akurat sistem dilakukan uji coba terhadap data training yang telah dilatih dan sistem mencoba untuk melakukan prediksi kategori yang sesuai