• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dam menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan/atau bentuk-bentuk

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dam menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan/atau bentuk-bentuk"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

6

2.1 Tinjauan Umum tentang Bank dan Nasabah 2.1.1 Bank

Berdasarkan Pasal 1 angka (2) UU Perbankan menyatakan bahwa “bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dam menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan/atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak”. Jenis bank dapat digolongkan menjadi beberapa golongan, tidak hanya berdasarkan jenis kegiatan usahanya, melainkan juga mencakup bentuk badan hukumnya, pendirian dan kepemilikannya, dan target pasarnya. Jenis dan fungsi bank yang ada di Indonesia diatur dalam Undang-Undang Perbankan. Jenis-jenis perbankan berdasarkan UU Perbankan No.10 Tahun 1998 berbeda dengan ketentuan sebelumnya, yaitu UU No. 14 Tahun 1967. Namun kegiatan utama atau pokok bank sebagai lembaga keuangan yang menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkan dana tidak berbeda. Berikut ini jenis-jenis bank :

1. Bank Sentral, bank sentral yang dimaksud adalah Bank Indonesia. Bank Indonesia adalah lembaga negara yang independen dalam melaksanakan tugas dan wewenangnya, bebas dari campur tangan pemerintah dan atau pihak lain, kecuali untuk hal-hal yang secara tegas diatur dalam undang-undang ini. Menurut UU Pokok Perbankan nomor 14 Tahun 1967 jenis perbankan menurut fungsinya terdiri

(2)

atas: Bank Umum, Bank Pembangunan, Bank Tabungan, Bank Pasar, Bank Desa, Lumbung Desa, atau Bank Pegawai.

Namun setelah keluar UU Pokok Perbankan Nomor 7 Tahun 1992 dan ditegaskan lagi dengan keluarnya UU RI nomor 10 tahun 1998, jenis perbankan menjadi Bank Umum dan Bank Perkreditan Rakyat (BPR). Bank Pembangunan dan Bank Tabungan berubah fungsi menjadi Bank Umum, sedangkan Bank Desa, Bank Pasar, Lumbungan desa dan Bank Pegawai menjadi Bank Perkreditan Rakyat (BPR).Tugas pokok Bank Sentral adalah:

i. mengatur, menjaga, dan memelihara kestabilan nilai rupiah

ii. mendorong kelancaran produksi dan pembangunan serta

memperluas kesempatan kerja guna meningkatkan taraf hidup rakyat.

2. Bank Umum, pengertian bank umum menurut Peraturan Bank Indonesia No. 9/7/PBI/2007 adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional dan atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. Jasa yang diberikan oleh bank umum bersifat umum, artinya dapat memberikan seluruh jasa perbankan yang ada. Bank umum sering disebut bank komersial (commercial bank).

3. Bank Perkreditan Rakyat (BPR), adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional atau berdasarkan Prinsip Syariah yang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. Artinya, kegiatan BPR jauh lebih sempit jika dibandingkan dengan kegiatan Bank Umum. Dengan demikian,

(3)

dewasa ini di Indonesia terdapat tiga macam bank yaitu bank Sentral, Bank Umum, dan Bank Perkreditan Rakyat.

Apabila ditinjau dari segi kepemilikannya, jenis bank terdiri atas bank milik

pemerintah, bank milik swasta nasional, dan bank milik swasta asing. 2

1) Bank Milik Pemerintah, Bank pemerintah adalah bank di mana baik akta pendirian maupun modalnya dimiliki oleh pemerintah, sehingga seluruh keuntungan bank dimiliki oleh pemerintah pula. Contohnya Bank Rakyat Indonesia (BRI), Bank Mandiri. Selain itu ada juga bank milik pemerintah daerah yang terdapat di daerah tingkat I dan tingkat II masing-masing provinsi. Ditinjau dari segi kepemilikan adalah siapa pun yang turut andil dalam pendirian suatu bank. Kepemilikan bank dapat dilihat dari akte pendirian dan penguasaan saham yang dimilikinya.

2) Bank milik swasta nasional, bank jenis ini, seluruh atau sebagian besar sahamnya dimiliki oleh swasta nasional. Akte pendiriannya menunjukkan kepemilikan swasta, begitu pula pembagian keuntungannya untuk pihak swasta. Contoh bank milik swasta nasional antara lain: Bank Muamalat, Bank Central Asia, Bank Bumi Putra, Bank Danamon, Bank Duta, Bank Nusa Internasional, Bank Niaga, Bank Universal, Bank Internasional Indonesia: 3) Bank milik Koperasi, kepemilikan saham-saham bank ini dimiliki oleh badan

hukum koperasi, contohnya adalah Bank Umum Koperasi Indonesia;

2

Makalah-perlindungan-nasabah.html (Online), (https://tipsserbaserbi.blogspot.com/2016/09/jenis- jenis-bank-berdasarkan-kepemilikannya-serta-contohnya.html, diakses pada tanggal 25 Juni 2018).

(4)

4) Bank milik campuran, kepemilikan saham bank campuran dimiliki oleh pihak asing dan pihak swasta nasional. Saham bank campuran secara mayoritas dimiliki oleh warga negara Indonesia. Contoh bank campuran antara lain : Sumitono Niaga Bank, Bank Merincop, Bank Sakura Swadarma, Bank Finconesia, Mitsubishi Buana Bank, Inter Pacifik Bank, Paribas BBD Indonesia, Ing Bank, Sanwa Indonesia Bank, dan Bank PDFCI.

5) Bank Milik Asing, Bank jenis ini merupakan cabang dari bank yang ada di luar negeri, baik milik swasta asing atau pemerintah asing. Kepemilikannya dimiliki oleh pihak luar negeri. Contohnya ABN AMRO bank, City Bank, dan lain-lain.

Menurut Try Rudy Sutanto, bank adalah suatu badan usaha yang bertujuan untuk memuaskan kebutuhan kredit, baik dengan alat-alat pembayaran sendiri atau dengan uang yang diperolehnya dari pihak lain maupun dengan jasa memperedarkan

alat-alat penukar barang berupa uang giral.3

Abdurrahman menjelaskan bahwa bank adalah suatu jenis lembaga keuangan yang melaksanakan berbagai macam jasa, seperti memberikan pinjaman, mengedarkan mata uang, pengawasan terhadap mata uang, bertindak sebagai tempat penyimpanan benda-benda berharga, membiayai usaha perusahaan-perusahaan dan

lain-lain.4 Dari definisi tentang bank tersebut maka dipahamibahwa bank memiliki

dana sendiri dalam pendiriannya ditambah dana dari masyarakat berupa tabungan maupun deposito yang dikembalikannya dalam bentuk kredit. Dilihat dari fungsinya,

3 Try Rudy Santoso, 1990, Mengenai Dunia Perbankan. Andi, Yogyakarta. Hal. 56.

4 Abdurrachman, 1995, Ensiklopedia Ekonomi Keuangan dan Perdagangan. Alumni, Bandung. Hal.

(5)

berbagai macam definisi tentang bank itu oleh Thomas Suyatno dapat dikelompokkan

menjadi tiga, yaitu:5

a. Bank dilihat sebagai penerima kredit.

Dalam pengertian pertama ini bank menerima uang serta dana-dana lainnya dari masyarakat dalam bentuk:

1. Simpanan atau tabungan biasa yang dapat diminta/diambil kembali setiap saat; 2. Deposito berjangka, yang merupakan tabungan atau simpanan yang

penarikkannya kembali hanya dapat dilakukan setelah jangka waktu yang ditentukan habis;

3. Simpanan dalam rekening koran/giro atas nama si penyimpan giro yang penarikan hanya dapat dilakukan dengan menggunakan cek, bilyet giro atau perintah tertulis kepada bank. Pengertian ini mencerminkan bahwa bank melaksanakan operasi perkreditan secara pasif dengan menghimpun uang dari pihak ketiga.

b. Bank dilihat sebagai pemberi kredit, ini berarti bahwa bank melaksanakan operasi perkreditan secara aktif. Dengan demikian maka fungsi bank terutama dilihat sebagai pemberi kredit, tanpa mempermasalahkan apakah kredit itu berasal dari deposito atau tabungan yang diterimannya atau bersumber pada penciptaan kredit yang dilakukan oleh bank itu sendiri.

c. Bank dilihat sebagai pemberi kredit bagi masyarakat melalui sumber yang berasal dari modal sendiri, simpanan/tabungan masyarakat maupun melalui penciptaan uang bank.

5

(6)

Menurut Thomas Suyatno, tugas pokok bank adalah membantu pemerintah dalam mengatur, menjaga dan memelihara kestabilan nilai rupiah, serta mendorong kelancaran produksi dan pembangunan dalam memperluas kesempatan kerja, guna

meningkatkan taraf hidup rakyat.6 Jika melihat dari uraian diatas, bank sangat erat

kaitannya dengan kegiatan peredaran uang, dalam rangka melancarkan seluruh

aktivitas keuangan masyarakat. Dengan demikian, bank berfungsi sebagai:7

a. Pedagang dana, yaitu wahana yang dapat menghimpun dan menyalurkan dana masyarakat secara efektif dan efesien. Bank menjadi tempat untuk penitipan dan penyimpanan uang yang dalam praktiknya sebagai tanda penitipan dan penyimpan uang tersebut, maka kepada penitip dan penyimpan diberikan selembar kertas tanda bukti. Sedangkan dalam fungsinya sebagai penyalur dana, maka bank memberikan kredit atau membelikannya ke dalam bentuk surat-surat berharga.

b. Lembaga yang melancarkan transakasi perdagangan dan pembayaran uang. Bank bertindak sebagai penghubung antara nasabah yang satu dan nasabah yang lainnya jika keduanya melakukan transaksi. Dalam hal ini kedua pihak tersebut tidak secara langsung melakukan pembayaran, tetapi cukup memerintahkan kepada bank untuk menyelesaikannya.

6 Ibid. Hal. 207.

7

(7)

2.1.2 Nasabah

Pengertian nasabah diatur dalam Pasal 1 Undang-Undang No. 7 Tahun 1992 sebagaimana diubah dengan Undang-Undang No. 10 Tahun 1998 tentang Perbankan

diatur perihal nasabah yang terdiri dari dua pengertian yaitu:8

1. Nasabah penyimpan adalah nasabah yang menempatkan dananya di bank dalam bentuk simpanan berdasarkan perjanjian bank dengan nasabah yang bersangkutan.

2. Nasabah debitur adalah nasabah yang memperoleh fasilitas kredit atau pembiayaan berdasarkan prinsip syariah atau yang dipersamakan dengan itu berdasarkan perjanjian bank dengan nasabah yang bersangkutan.

Sementara itu dalam Pasal 1 Undang-Undang No. 24 Tahun 2004 tentang Lembaga Penjamin Simpanan mengenal pengertian nasabah sebagaimana dijelaskan dalam Undang-Undang No. 10 Tahun 1998 tentang Perubahan Atas Undang-Undang

No. 7 Tahun 1992 tentang Perbankan, yaitu :9

1. Pengertian Nasabah penyimpan, yaitu nasabah yang menempatkan dananya di bank dalam bentuk simpanan berdasarkan perjanjian bank dengan nasabah yang bersangkutan.

2. Pengertian Nasabah debitur adalah nasabah yang memperoleh fasilitas kredit atau pembiayaan berdasarkan prinsip syariah atau yang dipersamakan dengan itu berdasarkan perjanjian bank dengan nasabah yang bersangkutan.

Menurut PBI No. 7/6/PBI/2005, pengertian nasabah adalah pihak yang menggunakan jasa bank, termasuk pihak yang tidak memiliki rekening namun memanfaatkan jasa bank untuk melakukan transaksi keuangan (walk-in customer).

8

Yusuf Shofie, Perlindungan Konsumen dan Instrumen-Instrumen Hukumnya, (Citra Aditya BaktiBandung, 2003), hlm. 40 - 41.

(8)

Menurut Muhammad Djumhana, Pengertian nasabah juga diatur dalam pasal 1 ayat 16 UU Perbankan menyebutkan rumusan nasabah yaitu, sebagai pihak yang menggunakan jasa bank. Rumusan ini kemudian diperinci pada butir berikutnya, yaitu sebagai berikut:

a. Nasabah penyimpan adalah nasabah yang menempatkan dananya di bank dalam bentuk simpanan berdasarkan perjanjian bank dengan nasabah yang bersangkutan.

b. Nasabah peminjam (debitur) Adalah nasabah yang memperoleh fasilitas kredit atau pembiayaan berdasarkan Prinsip Syariah atau yang dipersamakan dengan itu berdasarkan perjanjian bank dengan nasabah yang bersangkutan.

Berlakunya UU Perlindungan Konsumen memberikan konsekuensi logis terhadap pelayanan jasa perbankan. Pelaku usaha jasa perbankan oleh karenanya dituntut antara lain :10

1. Beritikad baik dalam melakukan kegiatan usahanya.

2. Memberikan informasi yang benar, jelas, dan jujur mengenai kondisi dan jaminan jasa yang diberikan.

3. Memperlakukan atau melayani konsumen secara benar dan jujur serta tidak diskriminatif.

4. Menjamin kegiatan usaha perbankannya berdasakan ketentuan standar perbankan yang berlaku. Tuntutan di atas merupakan hal yang wajar dalam rangka menjalankan kehati-hatian di bidang jasa perbankan. Para pelaku usaha perbankan memang harus mempunyai integritas moral yang tinggi.

10

(9)

Demikian juga halnya dalam dunia perbankan dikenal ada tiga macam nasabah yaitu :11

1. Nasabah deposan yaitu nasabah yang menyimpan dananya pada suatu bank. 2. Nasabah yang memanfaatkan fasilitas kredit perbankan.

3. Nasabah yang melakukan transaksi dengan pihak lain melalui bank.

Berdasarkan ketentuan Pasal 1 angka 5 UU No. 10 Tahun 1998 hubungan antara

bank dengan nasabah penyimpan dana terdapat dua hubungan, yaitu:12

1. Hubungan yang didasarkan atas kepercayaan, dan

2. Hubungan yang didasarkan perjanjian penyimpanan.

Hubungan hukum antara bank dengan nasabah penyimpan dana maupun nasabah debitur berdasarkan atas suatu perjanjian. Dengan demikian hubungan antara bank dengan nasabah didasarkan pada hubungan kepercayaan dan hubungan hukum. Hubungan atas dasar kepercayaan maksudnya nasabah menyimpan uangnya pada bank didasarkan atas kepercayaan bahwa bank mampu mengelola sejumlah uang yang disimpan tersebut. Sedangkan hubungan hukum, yaitu hubungan yang menimbulkan akibat hukum yang mengikat antara pihak bank dengan pihak nasabah pengguna jasa bank yang bersangkutan.

11Ibid

12Makalah-perlindungan-nasabah.html (Online), (http://indahaquilla.blogspot.co.id/2015/03, diakses

(10)

Kewajiban bank terhadap nasabah di antaranya sebagai berikut:13

1) Kewajiban bank untuk tetap menjaga rahasia keuangan nasabah, yaitu “segala

sesuatu yang berhubungan dengan keterangan mengenai nasabah penyimpan dan simpanannya (Pasal 1 angka 28 UU No. 10 Tahun 1998);

2) Kewajiban bank untuk mengamankan dana nasabah, yang dalam kaitannya

dengan tanggung jawab mengamankan uang nasabah perlu mengadakan suatu jaminan simpanan uang pada bank.

3) Kewajiban untuk menerima sejumlah uang dari nasabah, dengan mengingat

fungsi utama perbankan sebagai penghimpun dana masyarakat, maka bank berkewajiban untuk menerima sejumlah uang dari nasabah atas produk perbankan yang dipilih, seperti tabungan dan deposito.

4) Kewajiban untuk melaporkan kegiatan perbankan secara transparan kepada

masyarakat. Adapun kewajiban yang dimaksud adalah bank wajib melaporkan kegiatan banknya kepada masyarakat secara transparan, artinya selama kurun waktu tertentu.

5) Kewajiban bank untuk mengetahui secara mendalam tentang nasabah-nya.

Adapun yang dimaksud dengan kewajiban ini adalah bank wajib meminta keterangan bukti diri dari nasabah, dengan maksud mencegah hak-hal yang tidak diinginkan di kemudian hari apabila seseorang akan mengambil atau menarik uangnya dari bank yang bersangkutan.

Sedangkan yang berkaitan dengan hak-hak nasabah di antaranya:14

1. Nasabah berhak untuk mengetahui secara terinci tentang produk-produk perbankan yang ditawarkan. Hak ini merupakan hak utama nasabah, karena tanpa penjelasan secara terinci dari bank melalui customer

servicenya, maka sangat sulit nasabah untuk memilih produk perbankan

yang sesuai dengan kehendak nasabah, hak-hak yang akan diterima oleh nasabah apabila nasabah akan menyerahkan dananya kepada bank untuk dikelola;

2. Nasabah berhak untuk mendapatkan bunga atas produk tabungan dan

deposito yang telah diperjanjikan terlebih dahulu.

13Ibid 14

(11)

2.2 Tinjauan Umum tentang Kartu Kredit 2.2.1 Pengertian Kartu Kredit

Kartu kredit merupakan alat pembayaran dengan menggunakan kartu yang dapat digunakan untuk melakukan pembayaran atas kewajiban yang timbul dari suatu kegiatan ekonomi, termasuk transaksi pembelanjaan atau untuk melakukan penarikan tunai dimana kewajiban pembayaran pemegang kartu dipenuhi terlebih dahulu oleh

acquirer atau penerbit, dan pemegang kartu berkewajiban melakukan pelunasan

kewajiban pembayaran pada waktu yang disepakati baik secara sekaligus ataupun secara angsuran. Hal ini biasanya dituangkan dalam bentuk perjanjian antara nasabah

dan pihak bank.15

Menurut Fuady dalam bukunya berjudul Hukum tentang Pembiayaan dalam Teori dan Praktik, mengatakan bahwa kartu kredit adalah sebuah kartu yang pada dasarnya sengaja dibuat dari plastic dengan sebelumnya diberikan identitas dari pemegang dan penerbit, dan dapat memberikan hak kepada siapa kartu tersebut diberikan oleh perusahaan. Dan kemudian menandatangi pelunasan pembayaran nilai sebuah barang ataupun jasa yang dibeli di tempat-tempat, toko, restorant, hotel,

penjual tiket, dan lain-lain.16

Kartu kredit merupakan suatu kartu yang umumnya terbuat dari bahan plastik yang terdapat identitas dari pemegang dan penerbitnya, yang memberikan hak

15 Subagyo, Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya,ed.2,cet.2,(Yogyakarta:Bagian Penerbitan Sekolah

Tinggi Ilmu Ekonomi YKPN, 2005), hlm 130.

16

Munir Fuady, Hukum Tentang Pembiayaan Dalam Teori dan Praktek, (Jakarta : PT. Citra Aditya Bakti, 2002 ) hlm 89.

(12)

terhadap siapa kartu kredit diisukan untuk menandatangani tanda pelunasan pembayaran harga dari jasa atau barang yang dibeli di tempat-tempat tertentu seperti toko, hotel, restoran, penjualan tingket pengangkutan dan lain-lain. Kemudian, pihak penerbit kartu kredit dibebani kewajiban untuk melunasi harga barang atau jasa tersebut ketika ditagih oleh pihak penjual barang atau jasa. Selanjutnya pihak penerbit kartu kredit diberikan hak untuk menagih kembali pelunasan hak tersebut kepada pihak pemegang kartu kredit ditambah dengan biaya-biaya lainnya seperti bunga,

biaya tahunan, uang pangkal, denda dan sebagainya.17

Menurut Emmy P. Simanjuntak kartu kredit adalah merupakan suatu kartu yang memberikan hak kepada penggunanya atau pemiliknya dengan menunjukan kartu tersebut. Dimana dengan menandatangi beberapa persyaratan dalam formulir yang telah diterbitkan oleh perusahaan perbankan terentu guna mendapatkan barang

atau jasa. Sehingga pemilik kartu tidak perlu membayar secara langsung atau tunai.18

Penerbitan kartu kredit merupakan satu pemberian fasilitas kredit oleh suatu bank penerbit kepada pemegang kartu yang tidak berdasarkan akte-akte otentik melainkan hanya dengan akte-akte di bawah tangan dan tidak mutlak harus ada jaminan kredit, namun harus memenuhi persyaratan-persyaratan yang sangat selektif

yang ditentukan oleh penerbit.19

17

Munir Fuady, Hukum Tentang Pembiayaan Dalam Teori dan Praktek, (Jakarta : PT. Citra Aditya Bakti, 2002 ) hlm 174.

18

Pengertian Kartu Kredit, (Online), (http://plapon.com/pengertian-kartu-kredit), diakses 08 Juli 2018.

19 Richard Burton Simatupang, Aspek Hukum Dalam Bisnis, (Jakarta : PT Rineka Cipta, 2007)

(13)

Berdasarkan sistem pembayarannya, kartu kredit dibagi menjadi dua yaitu kartu kredit (dalam arti sempit) dan kartu pembayaran lunas. Kartu kredit dalam arti sempit disebut dengan credit card. Pembayaran credit card dapat dilakukan secara bertahap atau cicilan maupun secara lunas. Sedangkan kartu pembayaran lunas disebut dengan charge card. Persamaan credit card dengan charge card adalah pemegang kartu kredit akan melakukan pembayaran seluruh transaksi yang dibuatnya

pada saat ditagih oleh penerbit kartu kredit.20

2.2.2 Kartu Kredit sebagai alat pembayaran

Pembayaran dalam suatu transaksi jual beli barang dan/atau jasa dapat menggunakan beberapa metode pembayaran yang sudah dikenal dan dilakukan oleh

masyarakat. Metode pembayaran tersebut yaitu :21

1. Metode Pembayaran Tunai Seketika metode pembayaran ini berupa

penyerahan harga barang seluruhnya sekaligus pada saat diserahkannya barang objek jual beli kepada pembeli.

2. Metode Pembayaran dengan Cicilan/Kredit metode pembayaran dengan

cicilan berarti pembayaran dilakukan dalam beberapa termin, sementara penyerahan barang kepada pembeli dilakukan sekaligus di muka meskipun pada saat itu pembayaran belum dilunasi.

3. Metode Pembayaran dengan Memakai Kartu Kredit, dalam hal ini,

ketika barang diterima oleh pihak pembeli, pembeli cukup menandatangani suatu resi dan menunjuk kartu kredit kepada penjual.

4. Metode Pembayaran dengan Memakai Kartu Debit dengan memakai

kartu debit, pihak penjual menyediakan alat untuk menekan atau memasukkan kode rahasia katu debit oleh pembeli.

5. Metode Pembayaran dengan Memakai Cek, pihak pembayar cukup

memberikan sepucuk cek kepada pembeli, cek dikeluarkan oleh bank yang terdapat rekening dari pihak pembayar. Kemudian cek tersebut diserahkan kepada penerimanya yang dapat menguangkan cek tersebut ke bank.

20 Munir Fuady II, op. cit., halaman 177-178. 21

(14)

6. Metode Pembayaran Terlebih Dahulu dengan metode ini, pihak penjual baru mengirim barangnya jika dia telah menerima seluruh pembayaran terhadap harga barang tersebut.

7. Metode Pembayaran Secara open account, dengan metode ini, pihak

pembeli baru membayar atau mengirim pembayaran uang harga pembelian setelah dia menerima barangnya secara utuh.

8. Metode Pembayaran atas Dasar Konsinyasi, dalam metode pembayaran

atas konsinyasi, harga baru dibayar setelah pihak pembeli menjual lagi barang tersebut kepada pihak ketiga dan setelah pembayaran oleh pihak ketiga tersebut dilakukan.

9. Metode Pembayaran secara Documentary Collection.

Metode pembayaran secara documentary collection merupakan cara pembayaran dengan menggunakan bills of exchange.

10. Metode Pembayaran secara Documentary Credit.

2.2.3 Keuntungan Pengguna Kartu Kredit

Menurut Dahlan Siamat, keuntungan dari penggunaan kartu kredit bagi

pemegang kartu yaitu:22

a. Lebih aman dan praktis, karena tidak perlu membawa uang tunai dalam jumlah besar;

b. Leluasa, karena kartu kredit telah diterima sebagai alat pembayaran hampir di seluruh kota di seluruh dunia (contohnya visa dan master card);

c. Sistem pembayaran yang fleksibel. Pembayaran atas tagihan dapat diangsur

(credit card) atau beberapa waktu (charge card)

d. Program merchandising, yaitu kesempatan membeli barang-barang dengan mengangsur tanpa bunga;

e. Bantuan-bantuan perjalanan, terutama ke luar negeri, misalnya referensi, dokter, rumah sakit dan bantuan hukum;

f. Purchase protection plan, yaitu asuransi perlindungan pembelian barang yang diberikan secara otomatis.

Selain itu secara umum dengan adanya kartu kredit memberikan keuntungan, Adapun keuntungan yang diperolehnya antara lain sebagai

berikut:23

22Ibid, halaman 122-123

23Makalah-tentang-kartu-kredit-kartu.(http://martamall.blogspot.co.id/2014/04), diakses pada tanggal

(15)

1. Keuntungan bagi bank atau lembaga pembiayaan

a. Iuran tahunan yang dikenakan kepada setiap pemegang

kartu

b. Bunga yang dikenakan pada saat berbelanja.

c. Biaya administrasi yaitu biaya yang dibebankan kepada setiap pemegang kartu yang akan menarik uang tunai di ATM.

d. Biaya denda terhadap keterlambatan pembayaran di samping bunga.

2. Keuntungan bagi pemegang kartu

a. Kemudahan berbelanja dengan cara kredit, jadi nasabah

tidak perlu membawa uang tunai untuk melakukan transaksi.

b. Kemudahan memperoleh uang tunai selama 24 jam dan 7 hari dalam seminggu di berbagai tempat-tempat strategis sehingga memudahkan untuk memenuhi keperluan uang tunai yang mendadak.

c. Bagi sebagian kalangan memegang kartu kredit

memberikan kesan bonafiditas sehingga memberikan kebanggaan tersendiri.

Disamping keuntungan, bank card juga mengandung beberapa kerugian jika tidak dilakukan secara hati-hati. Kerugian yang dimaksud antara lain:

a. Kerugian bagi bank dan lembaga pembiayaan

Jika terjadi kemacetan pembayaran oleh nasabah yang berbelanja atau mengambil uang tunai sulit untuk ditagih mengingat persetujuan penerbitan kartu kredit biasanya tanpa jaminan benda-benda berharga sebagaimana layaknya kredit.

b. Kerugian bagi nasabah pemegang kartu

Biasanya nasabah agak boros dalam berbelanja, hal ini karena nasabah tidak merasa tidak mengeleluarkan uang tunai untuk berbelanja sehingga kadang-kadang ada hal-hal yang sebetulnya tidak perlu, dibelikan juga. Kemudian kerugian nasabah disebabkan karena sebagian merchant membebankan biaya tambahan untuk setiap kali melakukan transaksi. Kerugian lainnya adalah adanya limit yang diberikan terkadang terlalu kecil.

(16)

2.3 Tinjauan Umum tentang Debt Colector 2.3.1 Pengertian Debt Colector

Agency Penagih pada umumnya dikenal dengan sebutan “Debt Collector”

yang berasal dari bahasa Inggris yaitu “debt” dan “collector”. “Debt” berarti hutang dan “collector” berarti pengumpul, sehingga Debt Collector dapat dikatakan sebagai pengumpul hutang atau penagih hutang. Namun istilah Debt Collector dianggap mencerminkan kriteria penagihan yang mengutamakan tindakan kekerasan dan dianggap tidak pantas digunakan pada bank-bank besar di Indonesia. Pihak BNI sendiri menyebutnya dengan sebutan “Agency Penagihan”. Agency Penagih adalah pihak ketiga yang menghubungkan antara kreditur dengan debitur dalam hal penagihan hutang kartu kredit. Penagihan tersebut hanya dilakukan apabila kualitas tagihan kredit yang dimaksud telah termasuk dalam kategori kolektibilitas diragukan,

macet, dan bermasalah.24

Prinsip kerja Agency Penagih adalah bekerja berdasarkan kuasa dari kreditur dalam penagihan hutang. Pasal 1792 KUHPerdata menyebutkan bahwa: “Pemberian kuasa adalah suatu perjanjian dengan mana seseorang memberikan memberikan kekuasaan kepada seorang lain, yang menerimanya utnuk atas namanya menyelenggarakan suatu urusan”. Hal tersebut mengartikan bahwa Agency Penagih sebagai pihak ketiga bekerja atas kuasa dari bank yang bersangkutan dalam hal penagihan hutang. Sehingga pekerjaan Agency Penagih dianggap sah selama dalam

24 Masrudi Muchtar, Debt Collector Dalam Optik Kebijakan Hukum Pidana, (Yogyakarta : Aswaja

(17)

proses penagihannya dilakukan dengan tata cara yang tidak melawan hukum.Ada beberapa tipe dan tingkatan profesi debt collector, yakni:

1. Desk Collector tugasnya adalah mengingatkan tanggal jatuh tempo dan jumlah cicilan yang harus dibayar debitur. Mereka tidak melakukan kontak tatap muka dan hanya menghubungi debitur melalui telepon, surat atau email. 2. Field Collector fungsi utamanya adalah menagih hutang setelah debitur

terlambat melunasi atau membayar hutangnya dan komunikasi melalui Desk

Collector bila tidak membuahkan hasil. Field Collector akan mengunjungi

debitur dan melakukan komunikasi langsung untuk mengetahui secara langsung kondisi keuangan debitur. Tidak jarang pula, Field Collector diberi wewenang untuk melakukan negosiasi tenggang waktu pembayaran hutang atau menerima pembayaran ditempat.

3. Remedial Collector adalah juru sita apabila sampai tingkat yang disepakati, pelunasan atau pembayaran hutang belum terjadi dan jenis dari pinjaman tersebut memiliki jaminan. Namun tidak semua jenis hutang disertai dengan jaminan. Hutang kartu kredit atau KTA bukanlah termasuk jenis hutang dimana aset debitur dapat disita untuk melunasi hutangnya.

Debt collector setidaknya mempunyai 3 (tiga) payung hukum berdasarkan

perspektif hukum di Indonesia dalam menjalankan profesinya. Adapun uraian lebih

lanjut mengenai payung hukum tersebut adalah sebagai berikut:25

1) Kedudukan dan Pengaturan Hukum Debt collector Pasal 13 Peraturan Bank Indonesia Nomor 11/11/PBI/2009

25

(18)

Berdasarkan Pasal tersebut dapat diketahui bahwa dalam hubungan kerjasama antara pihak bank dengan nasabah, debt collector bertindak sebagai pihak ketiga. Debt collector merupakan pihak ketiga yang direkrut bank untuk menjalankan pekerjaan penagihan kewajiban nasabah kepada bank. Perikatan debt collector dengan bank bukan hanya berdasarkan peraturan perjanjian dalam hukum perdata, namun juga terdapat berbagai kewajiban. Kewajiban tersebut diantaranya, pihak ketiga harus: melaporkan rencana dan realisasi kerjasama dengan pihak lain kepada Bank yang merekrut, yang selanjutnya oleh pihak bank akan dilaporkan kepada pihak Bank Indonesia; memiliki bukti mengenai keandalan dan keamanan sistem yang digunakan; menjaga kerahasiaan data.

2) Kedudukan dan Pengaturan Hukum Debt collector Pasal 17 ayat (5) Peraturan Bank Indonesia Nomor 11/11/PBI/2009

Mencermati bunyi Pasal 17 ayat (5) dapat diketahui bahwa debt

collector berfungsi sebagai pihak ketiga. Ditegaskan pula bahwa mengenai

kartu kredit, debt collector dilibatkan oleh pihak bank guna melakukan tugas penagihan terhadap nasabah.

3) Kedudukan dan Pengaturan Hukum Debt collector Pasal 1320 Kitab Undang-Undang Hukum Acara Perdata.

Hubungan kerjasama antara pihak bank dengan debt collector dilakukan berdasarkan perjanjian tertentu dengan kesepakatan kedua belah pihak sebagaimana diatur dalam Pasal 1320 Kitab Undang-Undang Hukum Acara Perdata. Dalam Pasal 1320 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata diatur mengenai syarat sahnya suatu perjanjian. Dalam kaitan ketika kemudian bank meminta bantuan debt collector, sepenuhnya nasabah harus mengetahui, karena pada akhirnya akan berkaitan dengan kepentingan nasabah.

2.3.2 Tugas dan Wewenang Debt Colector

Peran debt collector dalam melakukan penagihan hutang kartu kredit memang dianggap dapat menyelesaikan permasalahan hutang dengan cepat dan efisien. Dan pada praktiknya, tidak sedikit bank yang menggunakan jasa ini dalam penagihan hutangnya. Agency penagih merupakan pihak ke tiga yang diberikan kuasa oleh

(19)

sebuah bank dalam hal penagihan hutang debitur. Sehingga, wewenang dari Agency Penagih hanyalah sebatas apa yang telah dilimpahkan dari bank seperti menagih

hutang, melacak keberadaan debitur, sampai dengan tindakan penyitaan barang – barang debiturhal tersebut tentunya sangat membantu pihak bank dalam

melakukan penagihan kepada nasabahnya.

Sedangkan, tugas dari Agency Penagih itu sendiri adalah:26

1. Menangani penunggakan hutang kartu kredit nasabah bank yang bersangkutan;

2. Bekerja secara efektif, cepat, tidak mengulur-ulur waktu dalam penagihan hutang kartu kredit.

3. Menagih sesuai dengan batasan-batasan yang sudah ditetapkan.

Di dalam BAB IV angka 4 Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 14/20/DPNP, disebutkan beberapa kewajiban bank dalam menerapkan kebijakan dan prosedur mengenai penagihan kredit:

a) Menginformasikan kepada debitur apabila penagihan atas kewajiban debitur telah diserahkan kepada Perusahaan Penyedia Jasa (PPJ).

b) Memastikan bahwa penagihan kredit oleh Perusahaan Penyedia Jasa (PPJ) dilakukan dengan cara-cara yang tidak melanggar hukum.

c) Menyusun etika penagihan kredit yang harus dituangkan dalam perjanjian alih daya.

26 Kredit-macet, (Online), (http://ahliperbankan.com/peran-debt-collector-dalam-penagihan),

(20)

d) Memastikan bahwa tenaga penagihan telah memperoleh pelatihan yang memadai terkait dengan tugas penagihan dan etika penagihan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

e) Menatausahakan identitas setiap tenaga penagih.

f) Memastikan bahwa dalam melakukan penagihan Perusahaan Penyedia Jasa (PPJ) mematuhi pokok-pokok etika penagihan kredit yang dimuat dalam perjanjian Alih Daya, antara lain:

1) Penagihan dilarang dilakukan dengan menggunakan ancaman, kekerasan, dan/atau tindakan yang mempermalukan debitur.

2) Penagihan dilarang dilakukan dengan menggunakan tekanan secara fisik maupun verbal.

3) Penagihan dilarang dilakukan pada pihak selain debitur.

4) Penagihan menggunakan sarana komunikasi dilarang dilakukan secara terus menerus yang bersifat mengganggu.

5) Penagihan hanya dapat dilakukan pada pukul 08.00 sampai dengan pukul 20.00 walayah waktu debitur.

6) Penagihan diluar waktu sebagaimana dimaksud pada angka 5) hanya dapat dilakukan atas dasar persetujuan dan/atau perjanjian dengan debitur.

7) Petugas penagih wajib menggunakan kartu identitas resmi yang dikeluarkan oleh Bank, yang dilengkapi dengan foto diri yang bersangkutan.

(21)

8) Penagihan hanya dapat dilakukan ditempat alamat penagihan atau domisili debitur.

g) Bank wajib memastikan bahwa Perusahaan Penyedia Jasa (PPJ) juga mematuhi etika penagihan yang ditetapkan oleh asosiasi.

Referensi

Dokumen terkait

“Kami merendahkan diri di hadapamMu ya Tuhan, dan mengaku, bahwa dalam hidup kami pada waktu yang lalu, kami tidak melakukan kehendakMu, dan kami telah melakukan

Reputasi underwriter adalah skala kualitas underwriter dalam penawaran saham perusahaan. Untuk mengukur reputasi underwriter dengan menggunakan peringkat

Sutabri (2012:116-120), mengatakan “Secara umum Data Flow Diagram adalah suatu network yang menggambarkan suatu sistem automat/komputerisasi, manualisasi, atau gabungan

Hasil analisis n-gain pada nilai kompetensi keterampilan menunjukkan bahwa terdapat peningkatan nilai kompetensi keterampilan siswa dengan me- nerapkan model

Menurut Gagne (dalam Nyimas Aisyah, 2007) objek belajar matematika terdiri dari objek langsung dan objek tak langsung. Objek langsung adalah transfer belajar,

b bahwa dalam rangka mendorong peningkatan kinerja Dewan Perwakilan Rakyat Daerah sesuai ketentuan Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh dari kandungan karbon dan nitrogen dalam paduan Co-28Cr-6Mo-0,4Fe-0,2Ni terhadap nilai kekerasan dan struktur mikro

Menurut artikel dalam (Menelusuri Akar Kekerasan Manusia, 2006,-.. Electronic References, para.3) pada dasarnya agresi sama sekali bukan satu- satunya bentuk reaksi